tugas gigi dan mulut_laisa azka_04054811416001

25
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT Oleh : Laisa Azka, S.Ked 04054811416001 Tutor : dr. Billy Sujatmiko, Sp.KG DEPARTEMEN/BAGIAN GIGI DAN MULUT

Upload: juliansyah-efriko

Post on 15-Dec-2015

274 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

ed

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Oleh :

Laisa Azka, S.Ked

04054811416001

Tutor : dr. Billy Sujatmiko, Sp.KG

DEPARTEMEN/BAGIAN GIGI DAN MULUT

RUMAH SAKIT MOHAMMAD HUSEIN PALEMBANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 2: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

SOAL

1. Jelaskan mengenai kedalaman karies gigi D1-D6?

2. Progresivitas karies dari gigi utuh sampai harus dicabut?

3. Inervasi saraf gigi atas dan bawah?

4. Apa pengertian dari ?

- White spot/ lesi putih

- Iritasi pulpa

- Karies email

- Karies dentin

- Hiperemi pulpa

- Pulpitis reversible

- Pulpitis Irreversibel

- Nekrosis Pulpa

- Periodontitis

5. Pengertian dari trepanasi?

6. Pemberian antibiotik yang aman untuk ibu hamil. Contoh kasus ada ibu hamil

butuh pemberian antibiotic, tetapi ibu alergi penisilin, golongan antibiotik apa yang

diberikan?

7. Anatomi gigi?

JAWABAN

1. Karies gigi diklasifikasikan oleh ICDAS berdasarkan kedalamannya,

pembagiannya adalah sebagai berikut:

b. D1 : white spot yang terlihat jika gigi dikeringkan

c. D2 : white spot yang terlihat tanpa gigi dikeringkan

d. D3 : karies email (terdapat lesi minimal pada permukaan email

gigi)

e. D4 : karies dentin terbatas (Lesi email lebih dalam, tampak

bayangan

Page 3: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

gelap dentin atau lesi sudah mencapai bagian dentino enamel

junction/DEJ)

f. D5 : karies dentin luas (Lesi telah mencapai dentin)

g. D6 : karies mencapai pulpa (Lesi telah mencapai pulpa)

2. Tahapan progesivitas karies pada gigi.

a. Karies Superfisialis

di mana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena.

Gambar Karies Superfisialis

b. Karies Media

di mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.

Page 4: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

Gambar Karies Media

c. Karies Profunda

di mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah

mengenai pulpa.

Gambar Karies Profunda

3. Inervasi saraf pada gigi.

Saraf trigeminus adalah saraf yang berperan dalam mengirimkan sensasi dari kulit

bagian anterior kepala, rongga mulut dan hidung, gigi dan meninges (Lapisan otak). Saraf

Trigeminus memiliki tiga divisi (mata/oftalmik, rahang atas/maksilaris dan rahang

bawah/mandibula) yang selanjutnya diperlakukan sebagai saraf-saraf terpisah. Pada divisi

Page 5: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

mandibula terdapat juga serabut saraf motorik yang mensarafi otot-otot yang digunakan

dalam mengunyah. Saraf Trigeminus merupakan saraf campuran dimana sebagian besar

merupakan serat saraf sensoris wajah, dan sebagian yang lain merupakan serat saraf

motoris dari otot mastikasi.

Anatomi Nervus Trigeminus

Nervus Trigeminus merupakan nervus cranialis yang terbesar dan melayani arcus

branchialis pertama. Nervus ini mengandung serat-serat branchiomotorik dan aferen

somatik umum (yang terdiri atas komponen ekteroseptif dan komponen proprioseptif),

dengan nuclei sebagai berikut :

a. Nucleus Motorius Nervus Trigemini

Dari Nucleus ini keluar serat-serat branchiomotorik yang berjalan langsung ke arah

ventrolateral menyilang serat-serat pedunculus cerebellaris medius (fibrae

pontocerebellares) dan pada akhirnya akan melayani m. Masticatores melalui rami motori

nervi mandibularis dan m. Tensor Veli Palatini serta m. Mylohyoideus.

b. Nucleus Pontius, Nervi Trigemini dan Nucleus Spinalis Nervi Trigemini

Kedua Nucleus ini menerima impuls-impuls eksteroseptif dari daerah muka dan daerah

calvaria bagian ventral sampai vertex.Di antara kedua nucleus di atas terdapat perbedaan

fungsional yang penting : di dalam nucleus Pontius berakhir serat-serat aferan N. V yang

relatif kasar, yang mengantarkan impuls-impuls rasa raba, sedangkan nucleus spinalis N.

V terdiri atas sel-sel neuron kecil dan menerima serat-serat N. V yang halus yang

mengantarkan impuls-impuls eksteroseptif nyeri dan suhu.

Page 6: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

Gambar. Persarafan pada gigi dan rongga mulut.

Saraf trigeminal atau saraf kranial ke 5 terutama memberi persarafan pada kulit

muka, konjungtiva dan kornea, mukosa dari hidung , sinus-sinus dan bagian frontal dari

rongga mulut , juga sebagian besar dari duramater. Saraf ini keluar dari bagian lateral

pons berupa akar saraf motoris dan saraf sensoris. Akar saraf yang lebih kecil, yang

disebut juga portio minor nervi trigemini, merupakan akar saraf motoris.

Berasal dari nukleus motoris dari saraf trigeminal dibatang otak terdiri dari

serabut-serabut motoris, terutama mensarafi otot-otot pengunyah. Dalam perjalanannya

akar saraf ini melalui ganglion disebelah medial dari akar sensoris yang jauh lebih besar,

sebelum bergabung dengan saraf mandibularis pada saat melalui foramen ovale dari os.

Sphenoid. Akar sensoris saraf trigeminal yang lebih besar disebut dengan portio major

nervi trigemini yang memberi penyebaran serupa dengan akar-akar saraf dorsalis dari

saraf spinal. Akar-akar saraf sensoris ini akan melalui ganglion trigeminal ( ganglion

gasseri ) dan dari sini keluar tiga cabang saraf tepi yaitu cabang optalmikus, cabang

maksilaris dan cabang mandibularis. Cabang pertama yaitu saraf optalmikus berjalan

melewati fissura orbitalis superior dan memberi persarafan sensorik pada kulit kepala

mulai dari fissura palpebralis sampai bregma ( terutama dari saraf frontalis ) dan suatu

cabang yang lebih kecil ke bagian atas dan medial dari dorsum nasi. Konjungtiva, kornea

dan iris, mukosa dari sinus frontalis dan sebagian dari hidung, juga sebagian dari

duramater dan pia-arakhnoid juga disarafi oleh serabut, saraf sensoris dari saraf

ophtalmikus. Cabang kedua, yaitu saraf maksilaris memasuki fossa pterygopalatina

melalui foramen maksilaris superior memberikan cabang saraf zygomatikus yang menuju

ke orbita melewati fissura orbitalis inferior. Batang utamanya yaitu saraf infra orbitalis

menuju ke dasar orbita melewati fissura yang sama.

Page 7: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

Sewaktu keluar dari foramen infra orbitalis, saraf ini terbagi menjadi beberapa cabang

yang menyebar di permukaan maksila bagian atas dari wajah bagian lateral dari hidung

dan bibir sebelah atas. Sebelum keluar dari foramen infra orbitalis, didapat beberapa

cabang yang mensarafi sinus maksilaris dan gigi-gigi molar dari rahang atas, ginggiva

dan mukosa mulut yang bersebelahan. Cabang yang ketiga, merupakan cabang yang

terbesar yaitu saraf mandibularis. Saraf ini keluar dari rongga kepala melalui foramen

ovale dari os sphenoid, selain terdiri dari akar-akar saraf motoris dari saraf trigeminal,

juga membawa serabut-serabut sensoris untuk daerah buccal, ke rahang bawah dan

bagian depan dari lidah, gigi mandibularis, ginggiva.

Cabang aurikulo temporalis yang memisahkan diri sejak awal, mensarafi daearah didepan

dan diatas daun telinga maupun meatus akustikus eksternus dan membrana tympani.

Serabut – serabut sensoris untuk duramater yang merupakan cabang – cabang dari ketiga

bagian saraf trigeminal berperan dalam proyeksi rasa nyeri yang berasal dari intrakranial.

Terdapat hubungan yang erat dari saraf trigeminal dengan saraf otonomik/simpatis,

dimana ganglia siliaris berhubungan dengan saraf ophtalmikus , ganglion pterygopalatina

dengan saraf maksilaris sedangkan ganglion otikus dan submaksilaris berhubungan

dengan cabang mandibularis. Nervus sensori yang terdapat pada bagian rahang dan gigi

dalam tubuh kita berasal dari suatu cabang nervus cranial yang ke-V atau dikenal juga

sebagai nervus trigeminal. 

N. trigeminus berasal dari permukaan anterolateral pertengahan pons varoli

sebagai 2 akar (radices) yaitu: Portio major: radix sensorial yang terdiri atas komponen-

komponen sensorik dan portio minor: radix motorik yang terdiri atas komponen motorik.

Serabut portio major n. trigeminus muncul dari sisi lateral permukaan ventral pons varoli

sedangkan portio minor dari permukaan pons kira-kira 2mm- 5mm disebelah

medioanterior portio major. Radik ini kemudian akan berjalan ke anterior didalam fossa

crania anterior dimana berkas-berkas tersebut akan bergabung didalam ganglion

semilunare gasseri (ganglion trigeminal), ganglion ini terdapat di suatu lekukan pada

duramater yang dinamakan cavum trigeminus (cavum meckeli). Nervus trigeminus di

lepaskan dari ganglion semilunaris dan memiliki 3 cabang nervus yaitu N.

ophtalmicus,N. maxillaris dan N. mandibularis.

Page 8: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

N. ophtalmicus terletak disebelah kaudal, N. mandibularis terletak rostral dan N.

maxillaries diantara keduanya. N. ophtalmicus dan N. maxillaries bersifat sensorik,

sedangkan N. mandibularis bersifat sensorik dan motorik. Kemudian meninggalkan

cavum cranii melalui foramen ovale bersama-sama dengan N. mandibularis

Nervus Maksilaris

Cabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi pada maksila, palatum, dan

gingiva di maksila. Selanjutnya cabang maksila nervus trigeminus ini akan bercabang

lagi menjadi nervus alveolaris superior. Nervus alveolaris superior ini kemudian akan

bercabang lagi menjadi tiga, yaitu nervus alveolaris superior anterior, nervus alveolaris

superior medii, dan nervus alveolaris superior posterior. Nervus alveolaris superior

anterior mempersarafi gingiva dan gigi anterior, nervus alveolaris superior medii

mempersarafi gingiva dan gigi premolar serta gigi molar I bagian mesial, nervus

alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian distal serta

molar II dan molar III.

Nervus Mandibularis

Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus

alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi molar

sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan sebuah

cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih besar yang membentuk

plexus dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi.

Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan

mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada mukosa pipi, saraf ini

juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di

area molar pertama. Namun, dalam beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus

sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan memiliki

cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus mylohyoid,

terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot mylohyoid dan

memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline. Pada beberapa

Page 9: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral dan ligament

periodontal.

4. Pengertian dari:

a) White spot/ lesi putih: Proses awal terjadinya lubang gigi yang

timbul akibat pelepasan ion kalsium dan fosfat dari email gigi yang

disebut dengan demineralisasi namun pada fase ini permukaan gigi

masih utuh. Bercak putih (White spot) timbul akibat pelepasan ion

kalsium dan fosfat dari email gigi yang disebut dengan

demineralisasi.

b) Iritasi pulpa: Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan

enamel gigi mengalami kerusakan sampai batas dentino enamel

junction.

c) Karies email: Karies email merupakan karies yang terjadi pada

permukaan email gigi (lapisan terluar dan terkaras dari gigi), dan

belum terasa sakit hanya ada pewarnaan hitam atau cokelat pada

email. Apabila keseimbangan antara laju proses demineralisasi

dengan remineralisasi berlanjut maka permukaan lesi awal akan

runtuh akibat dari pelarutan apatie yang sudah melemah sehingga

menghasilkan kavitas.

d) Karies dentin: Merupakan karies yang sudah mencapai bagian

dentin (tulang gigi) atau bagian pertengahan antara permukaan

gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa sakit bila terkena

rangsangan dingin, makanan asam dan manis.

e) Hiperemi pulpa: Hiperemi pulpa merupakan lanjutan dari iritasi

pulpa. Hyperemi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan

dentin mengalami kerusakan , terjadi sirkulasi darah bertambah

karena terjadi pelebaran pembuluh darah halus di dalam pulpa.

Pulpa terdiri dari saluran pembuluh darah halus, urat-urat

syaraf,dan saluran lympe.

Page 10: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

f) Pulpitis reversible: Inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika

penyebabnya dilenyapkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa

akan kembali normal. Stimulus ringan atau sebentar seperti karies

insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur

operatif, kuretase periodonsium yang dalam, dan fraktur email yang

menyebabkan tubulus dentin terbuka adalah faktor-faktor yang

dapat menyebabkan pulpitis reversibel.

g) Pulpitis Irreversibel: Inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih

walaupun penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa

akan menjadi nekrosis. Pulpa irreversible ini seringkali merupakan

akibat atau perkembangan dari pulpa reversible. Dapat pula

disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan

dentin yang luas selama prosedur operatif, trauma atau pergerakan

gigi dalam perawatan ortodontic yang menyebabkan terganggunya

aliran darah pulpa.

h) Nekrosis Pulpa: Suatu perubahan morfologis yang menunjukkan

kematian sel pada jaringan pulpa.

i) Periodontitis: Peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi

(= jaringan periodontium). Yang termasuk jaringan penyangga gigi

adalah gusi, tulang yang membentuk kantong tempat gigi berada,

dan ligamen periodontal (selapis tipis jaringan ikat yang memegang

gigi dalam kantongnya dan juga berfungsi sebagai media peredam

antara gigi dan tulang).

5. Trepanasi adalah?

Tujuan trepanasi adalah menciptakan drainase melalui saluran akar atau melalui tulang

untuk mengalirkan sekret Iuka serta untuk mengurangi rasa sakit, Iika rimbul abses alveolar akut,

berarti infeksi telah meluas dari saluxan aka: melalui pexiodontal apikalis sampai ke dalam

rulang periapels. Nanah dikelilingi oleh tulang pads apeks gigi dan ridak dapat mengalir ke luar.

Page 11: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

Pada stadium ini belum tampak suatu pembengkakan. Perasaan sangat nyeri terutama bila

ditekan sehingga unluk menghilangkannya perlu segera dilakukan drainage.

Untuk itu dapat dipakai dua cara:

- Trepanasi melalui saluran akar.

- Trepanasi di daerah apeks akar.

Trepanasi melalui saluran akar

Usaha awal untuk memperoleh drainase adalah membuka saluran akar lebar-lebar sampai

melewati foramen apikalis dan saluran akar dibiarkan terbuka beberapa hari supaya

sekret dapat mengalir ke luan Ke dalam kavum pulpa dimasukkan kapas yang longgar

agar sisa makanan Lidak menutup jalan drainase. Setiap hzui kapas diganti dan saluran

dibersihkan dengan larutan garam fisiologis utau NaCl 5% bila sekret pus tidak ada lagi.

Dalam hal ini, Schroeder (1981) menganjurkan terapi altematif, yaitu pemberian preparat

antibiotik dan kortikosteroid (pasta Ledermix), dan menutup saluran dengan oksida seng

engenol. Setelah rasa sakit berkurang dan drainase telah berhenti, saluran akar dipreparasi

dengan sempuma dan diisi dengan bahan pengisi saluran akar.

Trepanasi Melalui Tulang

Trepanasi ini dikenal dengan nama fistulasi apikal.

6. Antibiotik dalam kehamilan.

Kehamilan akan mempengaruhi pemilihan antibiotik. Umumnya penisilin dan

sefalosporin dianggap sebagai preparat pilihan pertama pada kehamilan, karena

pemberian sebagian besar antibiotik lainnya berkaitan dengan peningkatan risiko

malformasi pada janin. Bagi beberapa obat antibiotik, seperti eritromisin, risiko tersebut

rendah dan kadang-kadang setiap risiko pada janin harus dipertimbangkan terhadap

keseriusan infeksi pada ibu.

Beberapa jenis antibiotika dapat menyebabkan kelainan pada janin. Hal ini terjadi karena

antibiotika yang diberikan kepada wanita hamil dapat mempengaruhi janin yang

dikandungnya melalui plasenta. Antibiotika yang demikian itu disebut teratogen.

Page 12: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

Besarnya reaksi toksik atau kelainan yang ditimbulkan oleh antibiotika dipengaruhi oleh

besarnya dosis yang diberikan, lama dan saat pemberian serta sifat genetik ibu dan janin.

Pada manusia, periode terjadinya teratogenesis adalah mulai hari ke 17 sampai hari ke 54

post konsepsi. Perlu diingat bahwa hanya sekitar 2%-3% kejadian teratogenik

berhubungan dengan pajanan obat-obatan, sekitar 70% lainnya tidak diketahui. Sisanya

kemungkinan berhubungan dengan kelainan genetik atau pajanan lainnya. Antibiotik

yang bisa membahayakan tumbuh kembang janin. Masa paling krusial yang perlu

diwaspadai adalah pada trisemester pertama kehamilan.

Obat antibiotik golongan kuinolon harus dihindari ibu hamil karena berpotensi

menyebabkan kecacatan. Bila dikonsumsi saat hamil bisa menyebabkan gangguan

pertumbuhan tulang pada janin. Gangguan tulang yang sering dialami bayi akibat

antibiotik ini adalah terganggunya pertumbuhan tulang sehingga anak beresiko pendek.

Risiko lainnya adalah tidak menutupnya tulah belakang (spina bifida).

Sebuah penelitian yang telah dilaporkan di Archives of Pediatrics & Adolescent

Medicine menemukan, penisilin dan beberapa obat antibakteri lain yang umum

digunakan oleh perempuan hamil tidak memicu cacat lahir. Akan tetapi, beberapa

antibiotik lain, sepetrti sulfonamides dan nitrofurantoins dikaitkan dengan cacat lahir kronis

dan memerlukan perhatian ekstra.

Page 13: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001
Page 14: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

Klasifkasi FDA tentang obat yang mempunyai efek terhadap janin.

Pada tahun 1979, FDA merekomendasikan 5 kategori obat yang

memerlukan perhatian khusus terhadap kemungkinan efek terhadap

janin.

A. Obat yang sudah pernah diujikan pada manusia hamil dan terbukti

tidak ada risiko terhadap janin dalam rahim. Obat golongan ini aman

untuk dikonsumsi oleh ibu hamil (vitamin)

B. Obat yang sudah diujikan pada binatang dan terbukti ada atau tidak

ada efek terhadap janin dalam rahim akan tetapi belum pernah

Page 15: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

terbukti pada manusia. Obat golongan ini bila diperlukan dapat

diberikan pada ibu hamil (Penicillin).

C. Obat yang pernah diujikan pada binatang atau manusia akan tetapi

dengan hasil yang kurang memadai. Meskipun sudah dujikan pada

binatang terbukti ada efek terhadap janin akan tetapi pada manusia

belum ada bukti yang kuat. Obat golongan ini boleh diberikan pada ibu

hamil apabila keuntungannya lebih besar disbanding efeknya terhadap

janin (Kloramfenicol, Rifampisin, PAS, INH).

D. Obat yang sudah dibuktikan mempunyai risiko terhadap janin

manusia. Obat golongan ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi ibu

hamil. Terpaksa diberikan apabila dipertimbangkan untuk

menyelamatkan jiwa ibu (Streptomisin, Tetrasiklin, Kanamisin).

X. Obat yang sudah jelas terbukti ada risiko pada janin manusia dan

kerugian dari obat ini jauh lebih besar daripada manfaatnya bila

diberikan pada ibu hamil, sehingga tidak dibenarkan untuk diberikan

pada ibu hamil atau yang tersangka hamil.

Klasifikasi (FDA) untuk antibiotika dan risikonya terhadap janin

Page 16: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

7. Anatomi Gigi.

Gigi mempunyai beberapa bagian, yaitu:

a. Bagian akar gigi, adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang rahang dikelilingi

(dilindungi) oleh jaringan periodontal.

b. Mahkota gigi adalah bagian dari gigi yang dapat dilihat.

c. Cusp adalah tonjolan runcing atau tumpul yang terdapat pada mahkota.

Page 17: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

Gambar 1. Anatomi Gigi

Bentuk-bentuk Gigi Permanen

Orang dewasa biasanya mempunyai 32 gigi permanen, 16 di tiap rahang. Di tiap rahang

terdapat:

a. Empat gigi depan (gigi insisivus). Bentuknya seperti sekop dengan tepi yang lebar untuk

menggigit, hanya mempunyai satu akar. Gigi insisivus atas lebih besar daripada gigi yang bawah.

b. Dua gigi kaninus yang serupa di rahang atas dan rahang bawah. Gigi ini kuat dan menonjol di

“sudut mulut”. Hanya mempunyai satu akar.

c. Empat gigi pre-molar/gigi molar kecil. Mahkotanya bulat hampir seperti bentuk kaleng tipis,

mempunyai dua tonjolan, satu di sebelah pipi dan satu di sebelah lidah. Kebanyakan gigi pre-

molar mempunyai satu akar, bebrapa mempunyai dua akar.

d. Enam gigi molar. Merupakan gigi-gigi besar di sebelah belakang di dalam mulut digunakan

untuk menggiling makanan. Semua gigi molar mempunyai mahkota persegi, seperti blok-blok

bangunan. Ada yang mempunyai tiga, empat, atau lima tonjolan. Gigi molar di rahang atas

mempunyai tiga akar dan gigi molar di rahang bawah mempunyai dua akar.

Page 18: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

Gambar 2. Bentuk-bentuk Gigi

Permukaan-permukaan Gigi

Nama-nama yang dipakai untuk menunjukkan permukaan gigi adalah:

a. Permukaan oklusal: permukaan pengunyahan gigi molar dan gigi pre-molar.

b. Permukaan mesial: permukaan paling dekat garis tengah tubuh.

c. Permukaan lingual: permukaan paling dekat lidah di rahang bawah, dirahang atas disebut

permukaan palatal.

d. Permukaan distal: permukaan paling jauh dari garis tengah.

e. Permukaan bukal: permukaan paling dekat bibir dan pipi.

f. Tepi insisal: gigi-gigi insisivus dan gigi-gigi kaninus mempunyai tepi potong sebagai

pengganti permukaan oklusal.

Page 19: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

g. Permukaan proksimal: permukaan-permukaan yang berdekatan letaknya, misalnya:

permukaan mesial gigi tertentu dapat menyentuh permukaan distal gigi sampingnya. Kedua

permukaan itu disebut permukaan proksimal.

Jaringan Gigi

Gigi terdiri dari beberapa jaringan, yaitu:

a. Enamel

Enamel merupakan bahan yang tidak ada selnya dan juga merupakan satu-satunya komponen

dalam tubuh manusia yang tidak mempunyai kekuatan reparatif karena itu regenerasi enamel

tidak mungkin terjadi.

Struktur enamel gigi merupakan susunan kimia kompleks, sebagian besar terdiri dari 97%

mineral (kalsium, fosfat, karbonat, dan fluor), air 1% dan bahan organik 2%, yang terletak dalam

suatu pola kristalin. Karena susunan enamel yang demikian maka ion-ion dalam cairan rongga

mulut dapat masuk ke enamel bagian dalam dan hal ini memungkinkan terjadinya transport ion-

ion melalui permukaan dalam enamel ke permukaan luar sehingga akan terjadi perubahan

enamel.

b. Dentin

Seperti halnya enamel, dentin terdiri dari kalsium dan fospor tetapi dengan proporsi protein yang

lebih tinggi (terutama collagen). Dentin adalah suatu jaringan vital yang tubulus dentinnya berisi

perpanjangan sitoplasma odontoblas. Sel-sel odontoblas mengelilingi ruang pulpa dan

kelangsungan hidupnya bergantung kepada penyediaan darah dan drainase limfatik jaringan

pulpa. Oleh karena itu dentin peka terhadap berbagai macam rangsangan, misal: panas dan

dingin serta kerusakan fisik termasuk kerusakan yang disebabkan oleh bor gigi.

c. Cementum

Cementum adalah penutup luar tipis pada akar yang mirip strukturnya dengan tulang.

d. Pulpa

Pulpa terdapat dalam gigi dan terbentuk dari jaringan ikat yang berisikan urat-urat syaraf dan

pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai dentin. Urat-urat syaraf ini mengirimkan rangsangan,

seperti panas dan dingin dari gigi ke otak, di mana hal ini dialami sebagai rasa sakit.

Rangsangan yang membangkitkan reaksi pertahanan adalah rangsangan dari bakteri (pada

karies), rangsangan mekanis (pada trauma, faktur gigi, preparasi kavitas, dan keausan gigi), serta

Page 20: Tugas Gigi Dan Mulut_laisa Azka_04054811416001

bisa juga disebabkan oleh rangsangan khemis misalnya asam dari makanan, bahan kedokteran

gigi yang toksik, atau dehidrasi dentin yang mungkin terjadi pada saat preparasi

kavitas/pengeboran gigi.