tugas fitokimia

8
KANDUNGAN ASAM LEMAK TAK-JENUH MINYAK HATI IKAN CUCUT BOTOL ( Cenctrophorus sp ) YANG DIEKSTRAKSI DENGAN CARA PEMANASAN Minyak hati ikan cucut botol ( Centrophorus sp ) sebagai sumber protein dan asam lemak tak-jenuh. Asam lemak tak-jenuh berperan dalam menurunkan kadar kolesterol darah manusia. Kandungan asam lemak tak-jenuh minyak hati ikan cucut y dengan pemanasan oven, lebihtinggi dibanding dengan pemanasan sinar matahari. Komposisi kandungan asam lemak tak-jenuh minyak hati ikan cucut botol, yaitu : o Oktadekanoat (18:2ω -3), Linolenat (18:3ω -3), Oktadekatetraenoat (18:4ω -3), Eikosatetraenoat (20:4ω -3), dan Eikosapentaenoat (EPA) (20:5ω -3). Berikut akan dibahas mengenai asam lemak jenuh yang terkandung da hati ikan cucut botol dan metode yang digunakan untuk mengekstraksi asam lemak t dari ikan cucut botol tersebut. I. PENDAHULUAN ASAM LEMAK Asam lemak adalah asam monokarboksilat berantai lurus yang terdapa sebagai ester di dalam molekul lemak atau trigliserida. Biasanya asam lemak meng 24 atom karbon, dan mempunyai satu gugus karboksil. Asam lemak tidak lain adalah asa alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Bagian alkil dari asam lemak bersifat nonpolar,sedangkan gugus kar polar. Hasil hidrolisis trigliserida akan menghasilkan asam lemak jenuh berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap rantai karbon di dalam molekulnya. Bila bagian alkil asam lemak mengandung ikatan rangkap, dinamakan asam lem jenuh. Contohnya asam oleat. Sebaliknya, bila tidak memiliki ikatan ra asam lemak jenuh seperti pada asam stearat dan palmitat. Ester gliserol yang ter asam lemak jenuh dinamakan lemak. Titik leleh lemak lebih tinggi darip sehingga minyak cenderung mencair pada suhu kamar.

Upload: juz-dev

Post on 21-Jul-2015

82 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KANDUNGAN ASAM LEMAK TAK-JENUH MINYAK HATI IKAN CUCUT BOTOL (Cenctrophorus sp) YANG DIEKSTRAKSI DENGAN CARA PEMANASAN

Minyak hati ikan cucut botol (Centrophorus sp) sebagai sumber protein dan asam lemak tak-jenuh. Asam lemak tak-jenuh berperan dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah manusia. Kandungan asam lemak tak-jenuh minyak hati ikan cucut yang diekstrak dengan pemanasan oven, lebih tinggi dibanding dengan pemanasan sinar matahari. Komposisi kandungan asam lemak tak-jenuh minyak hati ikan cucut botol, yaitu : omega-3 Oktadekanoat (18:2-3), Linolenat (18:3-3), Oktadekatetraenoat (18:4-3), Eikosatetraenoat (20:4-3), dan Eikosapentaenoat (EPA) (20:5-3). Berikut akan dibahas mengenai asam lemak jenuh yang terkandung dalam minyak hati ikan cucut botol dan metode yang digunakan untuk mengekstraksi asam lemak tak jenuh dari ikan cucut botol tersebut.

I. PENDAHULUAN ASAM LEMAK Asam lemak adalah asam monokarboksilat berantai lurus yang terdapat di alam sebagai ester di dalam molekul lemak atau trigliserida. Biasanya asam lemak mengandung 424 atom karbon, dan mempunyai satu gugus karboksil. Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Bagian alkil dari asam lemak bersifat nonpolar,sedangkan gugus karboksil bersifat polar. Hasil hidrolisis trigliserida akan menghasilkan asam lemak jenuh dan tak jenuh berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap rantai karbon di dalam molekulnya. Bila bagian alkil asam lemak mengandung ikatan rangkap, dinamakan asam lemak tak jenuh. Contohnya asam oleat. Sebaliknya, bila tidak memiliki ikatan rangkap dinamakan asam lemak jenuh seperti pada asam stearat dan palmitat. Ester gliserol yang terbentuk dari asam lemak jenuh dinamakan lemak. Titik leleh lemak lebih tinggi daripada minyak, sehingga minyak cenderung mencair pada suhu kamar.

Asam lemak terdiri dari rantai karbon dan gugus karboksilat. Asam lemak, bersamasama dengan gliserol merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami,asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida. Asam lemak tidak jenuh( memiliki ikatan rangkap) yang terdapat di dalam minyak dapat berada dalam dua bentuk yakni isomer cis dan trans. Asam lemak tak jenuh alami biasanya erada sebagai asam lemak cis, hanya sedikit dalam bentuk trans. Jumlah asam lemak trans (trans fatty acids=TFA) dapat meningkat, di dalam makanan berlemak terutama margarine akibat dari proses pengolahan yang diterapkan seperti hidrogenasi, pemanasan pada suhu tinggi. Perbandingan model asam stearat (C18:0), asam oleat (C18:1) danasam -linolenat (C18:3). Posisi cis pada ikatan rangkap dua mengakibatkan melengkungnya rantai dan mengubah peilaku fisik dan kimiawi ketiga asam lemak ini. Pelengkungan tidak terjadi secara nyata pada ikatan rangkap dengan posisi trans. Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (270C). Semakin panjang rantai C penyusunnya , semakin mudah membeku dan sukar larut. Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi dengan oksigen mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.

PENGELOMPOKAN ASAM LEMAK

Pembagian asam lemak berdasarkan struktur kimia: 1. Asam lemak jenuh 2. Asam lemak tak jenuh

Asam lemak jenuh Formula CH3(CH2)10CO2H CH3(CH2)12CO2H CH3(CH2)14CO2H CH3(CH2)16CO2H CH3(CH2)18CO2H Nama umum Asam laurat Asam miristat Asam palmitat Asam stearat Asam arakidat Titik leleh 450C 550C 630C 690C 760C

Asam lemak tak jenuh Formula Nama umum Titik leleh CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7CO2H CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7CO2H CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2CH=CH(CH2)7CO2H CH3(CH2)4(CH=CHCH2)4(CH2)2CO2H Asam palmitoleat Asam oleat Asam linoleat Asam linolenat Asam arakidonat 00C 140c -50c -110c -490c

Asam lemak di alam sebetulnya jarang berada dalam keadaan bebas. Kebanyakan asam lemak berada dalam bentuk ester/lipid. Kecenderungan asam lemak mempunyai atom C berjumlah genap, tetapi ada beberapa asam lemak yang beratom C ganjil dan sebagian besar berantai jenuh. Asam linoleat dan asam linolenat disebut sebagai asam esensial karena kedua asam amino tersebut hanya diperoleh dari makanan dan sangat berperan dalam kesehatan kulit, pertumbuhan, dan membantu problem kesehatan lainnya. Asam amino esensial ini merupakan prekusor prostaglandin.

II. ASAM LEMAK ESENSIAL Asam lemak esensial merupakan sebutan bagi asam lemak yang tidak dapat dibuat sendiri oleh atau tidak dapat mecukupi kebutuhan minimal dari suatu spesies (hewan atau manusia). Hal ini terjadi karena spesies yang bersangkutan tidak memiliki (atau memiliki tapi kurang fungsional) enzim yang bertanggung jawab dalam melakukan sintesis asam lemak tersebut. Bagi setiap spesies, asam lemak yang esensial berbeda-beda. Contoh: pada manusia asam lemak esensial mencakup golongan asam lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids, PUFA) tipe cis, khususnya dari kelompok asam lemak omega 3 (misalnya asam linolenat, EPA,dan DHA) dan asam lemak omega 6 (misalnya asam linoleat). Tubuh manusia tidak mampu menghasilkan enzim desaturase, tetapi mampu memanjangkan dan merombak PUFA. Kucing tidak mampu memanjangkan asam linoleat menjadi asam arakidonat (ARA) (suatu asam lemak omega 6) yang diperlukannya karena tidak mempunyai enzim untuk

keperluan itu. Tumbuhan tidak menghasilkan ARA, maka kucing menjadi karnivora obligat untuk memenuhi keperluan ini. ASAM LEMAK OMEGA-3 Pada minyak hati ikan cucut botol diperoleh kandungan asam lemak yaitu : omega-3 Oktadekanoat (18:2-3), Linolenat (18:3-3), Oktadekatetraenoat (18:4-3), Eikosatetraenoat (20:4-3), dan Eikosapentaenoat (EPA) (20:5-3). Asam-asam lemak tersebut merupakan asam lemak esensial khususnya asam lemak omega-3. Asam linolenat merupakan asam lemak tak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acid, PUFA) yang tersusun dari rantai 18 atom karbon. Salah satu isomer asam linolenat, asam -linolenat (ALA), adalah asam lemak Omega-3 yang dikenal memiliki khasiat lebih daripada asam-asam lemak lain, khususnya dalam mencegah rusaknya membran sel. Asam linolenat nabati dapat diperoleh misalnya dari minyak biji flax (Linum usitatissimum) (55%), biji ganja (Cannabis sativa) (20%), dan biji raps (Brassica napus) (9%). Asam lemak ini juga merupakan prekursor asam lemak Omega-3 lain yang dijumpai pada tubuh manusia: asam eikosapentaenoat (EPA), dan asam dokosaheksaenoat (DHA) yang berguna untuk mencegah Alzheimer

Asam lemak omega-3 merupakan jenis asam lemak tak jenuh yang banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam berbagai produk suplemen makanan. Ikatan rangkapnya yang pertama terdapat sesudah atom karbon nomor 3 dari ujung metil asam lemak tersebut sehingga digunakan nama omega-3. Asam lemak eikosapentanoat (EPA; eicosapentanoic acid) dan dokosaheksanoat (DHA;docosahexanoic acid) merupakan jenis asam lemak omega-3 yang terutama ditemukan dalam minyak ikan yang hidup di laut dingin seperti tuna, salmon, mackerel, dan sardin. Di dalam tubuh , EPA dan DHA dapat dibuat dari asam lemak alfalenolenat. Sedangkan dalam minyak nabati seperti minyak kedelai dan minyak jagung banyak terdapat asam lemak omega-6. Minyak nabati seperti minyak zaitun, kanola, dan kacang lebih banyak mengandung asam lemak omega-9 (asam oleat) sementara minyak kelapa dan sawit mengandung lebih banyak asam lemak jenuh (asam palmitat). SUMBER ASAM LEMAK ESENSIAL Sumber-sumber penting PUFA Omega 3 dan Omega 6 mencakup ikan laut (seperti tuna, kod,sardin), kerang,biji flax, minyak kedelai, minyak raps, minyak chia, biji blewah, sayuran berdaun, dan walnut. Minyak kelapa bukan sumber PUFA . Minyak inti sawit mengandung asam linoleat meskipun tidak banyak.

III. METODE EKSTRAKSI & PEMURNIAN ASAM LEMAK Metode ekstraksi yang digunakan pada ektraksi asam lemak tak jenuh dari minyak hati ikan cucut botol ialah dengan cara pemanasan dengan suhu dan waktu yang terkontrol. Metode pemanasan dilakukan dengan menggunakan oven yang menggunakan sistem listrik lewat elemen pengatur suhu. Hati ikan tersebut dipanaskan dengan suhu 50 C selama 3 jam, hal ini bertujuan untuk mendenaturasi protein.Kemudian minyak yang terbebas dari hati ikan, ditampung dalam wadah yang telah disediakan dan disaring dengan menggunakan saringan yang di atasnya telah dilapisi kain. Hasil saringan ditampung dalam wadah yang baru. Untuk memisahkan air dan minyak, dilakukan proses pembekuan dalam freezer box dengan suhu -5 C selama 12 jam, agar air membeku. Setelah air dan minyak terpisah, maka minyak disaring menggunakan saringan yang di atasnya telah dilapisi kain. Minyak yang dihasilkan ditampung dalam wadah yang baru.

Langkah selanjutnya yang dilakukan ialah pemurnian dari minyak hasil ekstraksi tersebut. Proses pemurnian dari asam lemak tersebut dilakukan dengan cara pemanasan dan penguapan. Proses pemurnian asam lemak ini menggunakan 2 macam cara yaitu ekstraksi pemanasan dengan menggunakan oven dan ekstraksi pemanasan dengan menggunakan sinar matahari. Dari hasil pemurnian tersebut diperoleh kandungan asam lemak tak-jenuh minyak hati ikan cucut yang diekstrak dengan pemanasan oven, lebih tinggi dibanding dengan pemanasan sinar matahari. Perbedaan kandungan asam lemak tak-jenuh untuk kedua perlakuan dipengaruhi oleh suhu, oksigen, dan cahaya pada waktu ekstraksi pemurnian ataupun penyimpanan minyak ekstrak hati ikan cucut. Pada perlakuan dengan menggunakan sinar matahari, proses oksidasi yang mengakibatkan kerusakan lemak, dapat terjadi karena minyak hati ikan dibiarkan berkontak langsung dengan udara. Maka kandungan asam lemak tak-jenuh minyak hati ikan cucut yang diekstrak dengan oven lebih tinggi dibandingkan dengan pemanasan oven. IV. ANALISIS ASAM LEMAK TAK JENUH Analisis asam lemak tak-jenuh dari minyak hati ikan cucut ini dilakukan melauli proses esterifikasi sebagai berikut: 300 L sampel ditambah 600 L BF3 dengan methanol 14 % (b/v), kemudian dipanaskan sambil diaduk pada suhu 60oC selama 2 jam, didinginkan sampai suhu kamar, selanjutnya tambahkan n-hexan sebanyak 500 L. Ambil 0.5 L dengan siringes dan diinjeksikan ke kromatografi gas Identifikasi Hasil Kromatogram dengan cara membandingkan dengan kromatogram standar yang tersedia

Analisis asam lemak tak-jenuh dari minyak hati ikan cucut botol tersebut menggunakan kromatografi gas. Berikut adalah uraian dari kromatografi gas: Kromatografi gas Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponenkomponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. Fase diam dapat berupa zat padat yang dikenal dengan kromatografi gas padat (GSC) dan zat cair sebagai kromatografi gas-cair (GLC). Keduanya hampir sama kecuali dibedakan dalam hal cara kerjanya. Pada GSC pemisahan

berdasarkan adsorpsi sedangkan GLC berdasarkan partisi. KG merupakan metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran yang sangat murni. Waktu yang digunakan beragam, mulai dari beberapa detik untuk campuran sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000 komponen. Komponen campuran dapat diidentifikasi dengan menggunakan waktu retensi yang khas pada kondisi yang tepat. Prinsip kerja kromatografi gas Gas pembawa (biasanya digunakan helium, argon atau nitrogen) dengan tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya sampel diinjeksikan ke dalam injektor (injection port) yang suhunya dapat diatur. Komponen-komponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom. Komponen-komponen akan teradsorpsi oleh fase diam pada kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing-masing komponen sehingga terjadi pemisahan. Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan terbakar menghasilkan sinyal listrik yng besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal lalu diperkuat oleh amplifier dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai kromatogram berupa puncak. Puncak konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus detektor terhadap waktu. Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi gas Kelebihan Kromatografi Gas 1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi 2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi 3. Gas mempunyai vikositas yang rendah 4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi 5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.

Kekurangan Kromatografi Gas 1. Teknik kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap 2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain. 3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut.