skrining fitokimia kuliah
DESCRIPTION
skriningTRANSCRIPT
SKRINING FITOKIMIA TUMBUHAN Oleh:
Vriezka Mierza, S.Farm., M.Si., Apt.
Kuliah Fitokimia
Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa akan dapat mengidentifikasi golongan senyawa metabolit sekunder tumbuhan.
• Skrining berarti testing (menguji), berarti dalam hal ini dipakai untuk menguji sejumlah besar sampel (tumbuhan).
• Pekerjaan skrining/penapisan fitokimia merupakan bagian dari tahapan pengembangan obat tradisional dan diharapkan ditemukannya obat tradisional baru yg berasal dari tumbuhan.
• Kedudukan senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan sangat penting dan dalam pengobatan modern sering diremehkan, padahal sejarah ditemukannya obat modern yang memiliki khasiat tertentu ternyata merupakan turunan atau memetik pola yang dimiliki oleh senyawa yang berasal dari tumbuhan.
• Skrining fitokimia merupakan suatu cara untuk mendapatkan gambaran mengenai golongan senyawa metabolit sekunder apa saja yang terdapat dalam tumbuhan, umumnya secara kualitatif.
• Metode skrining fitokimia :
a. sederhana
b. cepat
c. memerlukan sedikit peralatan
d. bersifat selektif terhadap golongan senyawa
yang diuji
e. bersifat semi kuantitatif dan diketahui batas
kepekaannya
f. Memberikan petunjuk apakah senyawa
tertentu ada atau tidak dalam golongan
senyawa yang di evaluasi
• Hasil publikasi ternyata persyaratan a s/d d terpenuhi, sedangkan untuk e dan f jarang terpenuhi.Prosedur yang di laporkan tidak lengkap, sukar untuk diulang kembali. Hal ini akan menimbulkan kesulitan untuk penelitian berikut.
• Pekerjaan skrining fitokimia tidak selalu mudah untuk dilaksanakan, contoh untuk mengetahui adanya senyawa/golongan senyawa, pengujian dengan cara pengendapan digunakan tanda (+) sampai (++++) tergantung dari keadaan dan banyaknya endapan yg terjadi dan untuk menjelaskan tanda tersebut perlu dipaparkan perbandingan yang digunakan.
Tes dilakukan terhadap golongan-golongan senyawa kimia tumbuhan (metabolit sekunder)
• Golongan alkaloid • Golongan glikosida • Golongan triterpenoid/steroid • Golongan saponin • Golongan sianogenik glikosida • Golongan atrakinon glikosida • Golongan tanin • Golongan flavonoid • Golongan minyak atsiri
alkaloid
dihaluskan
ditambahkan 10 ml HCl 0,2 N
dipanaskan selama 10 menit pada suhu 100 C
didinginkan
disaring
ditambahkan 2 tetes ditambahkan 2 tetes
larutan iodida pereaksi Meyer
1 gr bhn tumbuhan
residu filtrat
0,5 ml 0,5 ml
hasil hasil
Jika hanya terdapat kekeruhan, maka dilanjutkan pemeriksaan
ditambahkan 2 ml larutan amoniak pekat
dikocok dengan campuran 20 ml eter-klorofrom dng perbandingan(3:1)
dibiarkan hingga kedua lapisan memisah
dipisahkan kedua lapisan tersebut
diuapkan dng meneteskan ke gelas arloji
ditambahkan 2 tetes HCl 2 N ditambahkan 2 tetes HCl 2 N
ditambahkan reagen Meyer ditambahkan reagen Bouchardat
8 ml filtrat
residu Lapisan eter-kloroform
kekeruhan kekeruhan
residu
Residu 2 residu 2
Glikosida
• Test terhadap glikosida dilakukan dng 2 cara, yaitu test terhadap gula dan tes terhadap aglikonnya
Larutan percobaan
ditambahkan 30 ml camp etanol 95%:air perb. (7:3) di dlm alat pendingin air balik
direfluks selama 10 menit
didinginkan
disaring
ditambahkan 25 ml air dan 25 ml timbal (II) asetat 0,4 M
dikocok, diamkan selama 5 menit
disaring
disari dng 20 ml campuran kloroform : isopropanol
(3:2) sebanyak 3 kali
10 g sampel
residu Filtrat ( diambil 20 ml)
filtrat residu
Hasil sarian
ditambah Na2SO4 anhidrat
disaring
diuapkan pada suhu tidak lebih dari 50 C
dilarutkan dalam 2 ml metanol
Hasil sarian
Larutan percobaan
residu filtrat
hasil
Percobaan umum terhadap glikosida
Reaksi liebermann-bouchard (test terhadap aglikon)
diuapkan diatas penangas air
dilarutkan sisa dalam 5 ml asam asetat anhidrida
ditambahkan 10 tetes H2SO4 pekat
Reaksi Molisch (test terhadap gula)
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
diuapkan diatas penangas air
ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes Molisch pada sisanya
ditambahkan 2 N H2SO4 pekat dng hati-hati
0,1 ml lar. percobaan
0,1 ml sari air
Biru/hjiau
Cincin ungu pada batas cairan
Percobaan gula pereduksi
disari dengan cara merebus dlm air
didinginkan
disaring
ditambahkan larutan Fehling A dan Fehling B sama banyak
dipanaskan
Percobaan terhadap glikosida jantung
diencerkan dengan 2,9 ml metanol
ditambahkan Baljet LP
ditambahkan 2 ml kedde LP
ditambahkan 2 ml KOH 1 N
Bahan tumbuhan
endapan merah bata
0,1 lar. percobaan
jingga
0,1 ml lar. percobaan
Merah ungu sampai biru ungu
diuapkan diatas penangas air
ditambahkan 3 ml lar. xantridol 0,01% b/v dlm asam asetatdan 1 tts HCL pekat
diuapkan diatas penangas air
dilarutkan sisa dng 3 ml asam asetat dng sedikit pemanasan
dinginkan
diteteskan larutan FeCl3 0,3 M
ditambahkan 3 ml asam sulfat pekat dan I tetes larutan FeCl3 0,3 M
0,1 ml lar. percobaan
Larutan kuning intensif
0,1 ml lar. percobaan
Cincin merah bata pd batas cairan (stlh beberapa menit diatas cincin berwarna Biru hijau)
Steroid dan triterpenoid
dimaserasi dng 20 ml eter atau n-heksana selama 2 jam
disaring
diuapkan 5 ml larutan dalam cawan penguap
ditambahkan 2 tts CH3COOH anhidrida ke dlm sisa penguapan
ditambahkan 1 tetes H2SO4 pekat
1 g sampel
residu filtrat
Merah ungu / hijau
saponin
dimasukkan ke dlm tabung reaksi
ditambahkan 10 ml air panas
dinginkan
dikocok kuat selama 10 detik
ditambah 1 tetes HCL 2 N
0,5 g bahan tumbuhan
Buih setinggi 1-10 cm selama 10 menit
Buih tidak hilang
dimasukkan kedalam tabung reaksi
dicampurkan dng 50 ml larutan dapar pospat PH 7,4
dinginkan
disaring
diambil 1 ml filtrat
dicampur dng 1 ml suspensi darah
didiamkan selama 30 detik
diletakkan pd plat tetes
ditambahkan 0,5 ml asam asetat anhidrida
ditambahkan H2SO4 pekat
0,5 gram bahan tumbuhan
residu filtrat
Hemolisis total
1 tetes sampel
Merah(triterpenoid) Biru(steroidal)
Cyanogenik glikosida
dihaluskan
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
dilembabkan dengan air tapi jangan berlebihan
diselipkan kertas saring telah yg telah dibasahi dng larutan natrium pikrat dng
bantuan gabus pada mulut tabung
dibiarkan terkena sinar matahari
Bahan tumbuhan
Kertas saring berwarna merah
Antrakinon glikosida
dihaluskan dan disari dng 10 ml air dn pemanasan
disaring dan dinginkan
dimasukkan 5 ml sari kedalam tabung reaksi
ditambahkan 1 ml HCl pekat
dipanaskan dng mencelupkannya dlm pemanasan air selama 15 menit
dinginkan
dikocok dng CCl4 sebanyak 2 kali
dipisahkan lapisan CCl4 dng kertas saring
dikocok dng 3 ml larutan amonia encer
residu Bagian CCl4
Larutan amoniak berwarna pink
ditambahkan 2 ml larutan FeCl3 + 8 ml air + 5 ml HCl pekat
didihkan 5 menit
dinginkan
ditambah 5 ml benzen
di kocok
dibiarkan lapisan benzen memisah
dicuci 2 kali masing2 2 ml air sampai lapisan benzen kuning
ditambah 2 ml NaOH dan dikocok
Bahan tumbuhan
Lap benzen tdk berwarna dan lap air berwarna merah
tanin
disari dengan 10 ml air
disaring
diencerken sampai hampir tidak berwarna
diambil 2 ml larutan (sari) dan tambahkan 1-2 tetes lar. FeCl3 10 %
Bahan tumbuhan
hijau biru
Flavonoida
disari dengan 10 ml metanol
direfluks dng pendingin balik selama 10 menit
disaring panas melalui kertas saring
dincerkan dng 10 ml air
ditambahkan 5 ml eter minyak tanah dikocok hati hati
didiamkan
diambil lapisan metanol
diuapkan pd suhu 40 C dibawah tekanan
dilarutkan sisa dalam 5 ml etil asetat
disaring
Bahan tumbuhan
residu filtrat
Larutan percobaan
di uapkan hingga kering
dilarutkan sisa dlm 1-2 ml etanol 95%
ditambahkan 0,5 serbuk Zn dan 2 ml HCl pekat
didiamkan 10 menit
ditambahkan 10 HCl pekat
ditunggu 2-5 menit
diuapkan hingga kering
dilarutkan sisa dalam etanol 95%
ditambahkan 0,1 serbuk Mg
ditambahkan 10 ml HCl pekat
1 ml lar. percobaan
Merah intensif
1 ml lar. percobaan
Merah jingga/ungu Kuning jingga
diuapkan hingga kering
dilarutkan sisa dalam aseton
tambahkan 0,1 serbuk asam borat dan asam oksalat
dipanaskan di atas penangas air
dicampur sisa dengan 10 ml eter
diamati dengan sinar UV 366 nm
1 ml lar. percobaan
Lar. Berfluoresensi kuning intensif