uji fitokimia

21
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam percobaan kali ini kita menggunakan metode uji fitokimia. Dalam uji fitokimia ini kita menggunakan Alkaloid, Flavanoid, Kuinon, Tannin dan Polifenol, Saponin, Steroid dan Triterpenoid. Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang

Upload: fadhli

Post on 11-Jun-2015

20.526 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

uji ini menganalisis zat aktif yang terkandung dari tumbuhan..sesuai dengan namanya "uji fitokimia", dengan car ekstraksi yaitu secara maserasi dan perkolasi

TRANSCRIPT

Page 1: Uji fitokimia

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dalam percobaan kali ini kita menggunakan metode uji fitokimia. Dalam uji

fitokimia ini kita menggunakan Alkaloid, Flavanoid, Kuinon, Tannin dan

Polifenol, Saponin, Steroid dan Triterpenoid.

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala

jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk

sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki

definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada

senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi

normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau

memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda

dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional,

yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan

ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling

tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut.

Fitokimia, senyawa yang begitu bermanfaat sebagai antioksidan dan

mencegah kanker juga penyakit jantung.

Beberapa studi pada manusia dan hewan membuktikan zat – zat

kombinasi fitokimia ini didalam tubuk memilikmi fungsi tertentu yang berguna

bagi kesehatan. Kombinasi itu antara lain menghasilkan enzim – enzim

sebagai penangkal racun, merangsang system pertahanan tubuh, mencegah

penggupalan keeping – keeping darah, menghambat sintesa kolesterol dihati,

Page 2: Uji fitokimia

meningkatkan metabolism hormone, meningkatkan oengenceran dan

p[engikatan zat karsionogen dalam liang usus, menimbulkan efek anti bakteri,

anti virus dan anti oksidan dan mengatur gula darah serta dapat menimbulkan

efek anti kanker.

1.2 Tujuan

Untuk menguji sampel hasil simplisia apakah sampel itu mengandung

Alkaloid, Flafanoid, Kuinon, Tanin dan Polifenol, saponin, steroid dan

triterpenoid.

Page 3: Uji fitokimia

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Tinjauan umum komponen farmaka bahan alam

Alkaloid

Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang

kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak

mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida,

protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak

digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa

netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk

digolongan ini. Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari

bakteria, fungi (jamur), tumbuhan, dan hewan. Ekstraksi secara kasar

biasanya dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik ekstraksi asam-

basa. Rasa pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh

alkaloid. Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat

basa) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819),

seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa

yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu

sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina). Hingga

sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan

struktur sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan

yang jelas untuknya. Alkaloid bersifat basa yang tergantung pada

pasangan electron pada nitrogen. Kebasaan alkaloid menyebabkan

sentawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi terutama oleh

panas dan sinar dengan adanya oksigen. Dekomposisi alkaloid selama

atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika

Page 4: Uji fitokimia

penyimpanan dalam waktu lama. Pembentukan garam dengan senyawa

organic atau anorganik sering mencegah dekomposisi.

Flavonoid

Flavonoid merupakan anti oksidan yang menetralisir radikal bebas

yang menyerang sel-sel tubuh kita. Radikal bebas dapat menyebabkan

kanker, penyakit jantung dan penuaan dini. Flavonoid dapat ditemukan

pada jeruk, kiwi, apel, anggur merah, brokoli dan the hijau. Flavonoid

adalah bagian dari senyawa fenolik yang terdapat pada pigmen tumbuh-

tumbuhan. Kesehatan manusia sangat mengandalkan flavonoid sebagai

antioksidan untuk mencegah kanker. Manfaat utama flavonoid adalah

untuk melindungi struktur sel, membantu memaksimalkan manfaat vitamin

C, mencegah keropos tulang, sebagai antibiotik dan antiinflamasi.  Pada

banyak mikro organisme seperti virus dan bakteri, kehidupan dan fungsi

selnya terancam karena keberadaan flavonoid yang bertindak langsung

sebagai antibiotik. Kasus ini sering terjadi. Bahkan keefektivan flavonoid

juga dapat melemahkan keperkasaan virus HIV penyebab penyakit

mematikan AIDS. Virus herpes pun bisa lumpuh dengan flavonoid. Bahkan

lebih jauh, flavonoid juga dapat berperan dalam pencegahan dan

pengobatan penyakit umum lainnya seperti periodontitis, wasir (ambeien),

migrain, encok, rematik, diabetes mellitus, katarak dan asma.

Istilah flavanoida diberikan untuk senyawa – senyawa fenol yang berasal

dari kata flavon yaitu nama dari salah satu flavonoida yang terbesar

jumlahnya dalam tumbuhan.

Kuinon

Page 5: Uji fitokimia

Terjadinya reaksi pencoklatan menurut Winarno (1984) diperkirakan

melibatkan perubahan senyawa dalam jaringan dari bentuk kuinol menjadi

kuinon melalui oksidasi. Asam kuinon adalah merupakan racun jaringan

yang dapat mematikan jaringan eksplan sehingga mengakibatkan tujuan

suatu kultur tidak tercapai .

Tanin dan Polifenol

Tanin adalah polifenol tanaman yang berfungsi mengikat dan

mengendapkan protein. Tanin juga dipakai untuk menyamak kulit. Dalam

dunia pengobatan, tanin berfungsi untuk mengobati diare, menghentikan

pendarahan, dan mengobati ambeien. Polifenol alami merupakan metabolit

sekunder tanaman tertentu, termasuk dalam atau menyusun golongan

tanin. Tanin adalah senyawa fenolik kompleks yang memiliki berat molekul

500-3000. Tanin dibagi menjadi duakelompok atas dasar tipe struktur dan

aktivitasnya terhadap senyawa hidrolitik terutama asam, tanin

terkondensasi (condensed tannin) dan tanin yang dapat dihidrolisis

(hyrolyzable tannin).Polifenol memiliki spektrum luas dengan sifat

kelarutan pada suatu pelarut yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh

gugus hidroksil pada senyawa tersebut yang dimiliki berbeda jumlah dan

posisinya. Dengan demikian, ekstraksi menggunakan berbagai pelarut

akan menghasilkan komponen polifenol yang berbeda pula. Sifat

antibakteri yang dimiliki oleh setiap senyawa yang diperoleh dari ekstraksi

tersebut juga berbeda. Fitokimia polifenol banyak terdapat pada buah –

buahan dan sayur – sayuran hijau, penelitian pada hewan dan manusia

menunjukan bahwa polifenol dapat mengatur kadar gula darah seperti anti

kanker, anti oksidan dan anti mikroba.

Saponin

Page 6: Uji fitokimia

Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak

macam tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi

tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman

dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui,

mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste

product dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Ke-mungkinan lain adalah

sebagai pelindung terhadap serangan serangga.

Sifat-sifat Saponin adalah :

1. Mempunyai rasa pahit

2. Dalam larutan air membentuk busa yang stabil

3. Menghemolisa eritrosit

4. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi

5. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksisteroid

lainnya

6. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi

7. Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula

empiris yang mendekati

Berdasarkan atas sifat kimiawinya, saponin dapat dibagi dalam dua

kelompok :

Steroids dengan 27 C atom.

Triterpenoids, dengan 30 C atom.

Macam-macam saponin berbeda sekali komposisi kimiawinya, yaitu

berbeda pada aglikon (sapogenin) dan juga karbohidratnya, sehingga

tumbuh-tumbuhan tertentu dapat mempunyai macam-macam saponin

yang berlainan, seperti:

Quillage saponin : campuran dari 3 atau 4 saponin

Page 7: Uji fitokimia

Alfalfa saponin : campuran dari paling sedikit 5 saponin

Soy bean saponin : terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dalam sapogenin,

atau karbohidratnya, atau dalam kedua-duanya

Steroid dan Triterpenoid

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari

enam satuan isoprena dan secara biosintesis dirumuskan dari hidrokarbon

C30 asiklin, yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklin dan nisbi rumit,

kebanyakan berupa alcohol, aldehida atau asam karbohidrat. Senyawa ini

tidak berwarna, berbentuk kristal, sering bertitik leleh tinggi dan aktif optik

pada umumnya sukar dicirikan karena tak ada kereaktifan kimianya. Uji

yang banyak digunakan adalah reaksi Lieberman-Burchard yang dengan

kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau-biru. Triterpena

dapat dipilih menjadi sekurang-kurangnya empat golongan senyawa:

triterpena sebenarnya, steroid, saiconon dan glikosida jantung. Kedua

golongan terakhir sebenarnya triterpena atau seteroid yang terdapat

sebagai glikosida.

2.2 Teknik Pengujian Komponen farmaka Bahan Alam

Teknik yang digunakan dalam percobaan pengujian komponen

farmaka bahan alam yaitu dengan cara mencampurkan sampel dengan

larutan bahan – bahan kimia yang terdapat pada senyawa fitokimia yang akan

kita lakukan, yaitu jika alkaloid, sampel kita campurkan dengan larutan

ammonia 10 %, CHCL3, HCL 1N, dan di tambahkan preaksi dragendrof,

preaksi meyer, dan preaksi bouchardat, lalu jika flavanoid, sampel kita

campurkan dengan larutan campuran logam magnesium dan asam klorida 2

%, lalu jika kuinin, sampel kita campurkan dengan larutan NaOH 1%, lalu jika

tannin dan polifenol, sampel kita campurkan dengan larutan FeCL3 1% dan

Page 8: Uji fitokimia

gelantion 10 %, jika saponin, sampel hanya kita tambahkan air panas dan

didihkan selama 5 menit, lalu fitratnya diambil dan dikocok 10 menit, jika

steroid dan triterpenoid, sampel kita campurkan dengan larutan pereaksi

Lieberman burchard.

BAB III

Page 9: Uji fitokimia

Metodologi Pratikum

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pratikum

Praktikum dilaksanakan pada hari rabu tanggal 22 Mei 2009 bertempat

di laboratorium mikrobiologi jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Jatinangor.

3.2. Alat-Alat dan Bahan-bahan

1. Alat-alat :

Tabung reaksi

Penangas air

Pipet tetes

2. Bahan-bahan :

Sampel

Ammonia 10 %

CHCL3

HCL 1N

Pereaksi Dragendrof

Pereaksi meyer

Pereaksi Bouchardat

Campuran logam magnesium

Klorida 2 %

Air panas

NaOH 1%

FeCL3 1%

Glatin 10 %

Pereaksi Lieberman burchard

Page 10: Uji fitokimia

3.3. Prosedur Kerja

a) Alkaloid

Sampel dibasakan denagn Ammonia 10 % ditambahkan CHCL3 lalu

digerus dan dikocok. Lapisan CHCL3 diambil lalu ditambahkan HCL

1N dan di kocok. Diambil fasa airnya lalu dibagi 3 pada masing –

masing bgian ditambahkan :

Pereaksi Dragendrof

Pereaksi meyer

Pereaksi Bouchardat

b) Flavonoid

Sampel dipanaskan dengan campuran logam magnesium dan asam

klorida 2 %, kemudian disaring.

c) Kuinon

Sampel dikocok dengan air panas lalu dididihkan selama 5 menit, lalu

disaring kedalam filtrat dan ditambahkan NaOH 1 %.

d) Tanin dan Polifenol

Sampel ditambahkan air panas dan dididihkan selam 5 menit, setelah

dingin disaring, fitratnya di bagi 2 masing – masing :

Ditambahkan FeCL3 1%

Ditambahkan Glatin 10 %

e) Saponin

Page 11: Uji fitokimia

Sampel ditambah air panas dan dididihkan selama 5 menit, setelah

dingin disaring. Fitratnya diambil sebanyak 10 ml lalu dikocok selama

10 detik.

f) Steroid dan Triterpenoid

Sampel digerus dengan eter, fase eter dipepet lalu diuapkan pada

cawan penguap sampai kering. Pada residunya ditambahkan pereaksi

Lieberman burchard.

BAB IV

Page 12: Uji fitokimia

Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil

a) Alkaloid, hasilnya

Pereaksi Dragendrof, negative (-) karena tidak terbentuk endapan jingga.

Pereaksi meyer, positif (+) karena terbentuk endapan putuh.

Pereaksi Bouchardat, positif (+) karena terbentuk endapan coklat merah.

b) Flavonoid, hasilnya negative ( - ) karena tidak menimbulkan warna merah

c) Kuinon, hasilnya positif ( + ) karena berwarna merah

d) Tannin dan Polifenol, hasilnya

Ditambahkan FeCL3 1%, negative ( - )

Ditambahkan Glatin 10 %, negative ( - )

e) Saponin, hasilnya negative ( - )

f) Steroid dan triterpenoid, hasilnya steroid.

4.2. Pembahasan

Utuk mengetahui apakah sempel dari hasil simplisia mengandung 6

senyawa fitokimia kita harus melakukan percobaan dulu, yang pertama

alkaloid pertama Sampel dibasakan denagn Ammonia 10 % ditambahkan

CHCL3 lalu digerus dan dikocok. Lapisan CHCL3 diambil lalu ditambahkan

HCL 1N dan di kocok. Diambil fasa airnya lalu dibagi 3 pada masing – masing

bgian ditambahkan Pereaksi Dragendrof, Pereaksi meyer dan Pereaksi

Bouchardat, dari situ kita akan mengetahui apakah sampel mengandung

alkaloid dengan cara jika pereaksi Dragendrof terbentuk endapan jingga maka

perekasi itu mengandung alkaloid, tetapi kalo tidak memiliki maka hasilnya

adalah negative, lalu Pereaksi meyer jika terbentuk endapan putih maka

Page 13: Uji fitokimia

perekasi hasilnya positive tetapi kalo tidak hasilnya negative, lalu Pereaksi

Bouchardat jika terbentuk endapan coklat merah maka hasilnya positive tetapi

jika tidak hasilnya negative.

Lalu yang selanjutnya flavanoid pertama Sampel dipanaskan dengan

campuran logam magnesium dan asam klorida 2 %, kemudian disaring. Jika

menimbulkan warna merah maka hasilnya positif tetap jika tidak maka

hasilnya negative.

Lalu kuinon pertama Sampel dikocok dengan air panas lalu dididihkan

selama 5 menit, lalu disaring kedalam filtrat dan ditambahkan NaOH 1 %. Jika

berwarna merah maka hasilnya positive tapi jika tidak maka hasilnya negative.

Lalu tannin dan polifenol pertama Sampel ditambahkan air panas dan

dididihkan selam 5 menit, setelah dingin disaring, fitratnya di bagi 2 masing –

masing Ditambahkan FeCL3 1% dan Ditambahkan Glatin 10 %.

Lalu saponin pertama Sampel ditambah air panas dan dididihkan

selama 5 menit, setelah dingin disaring. Fitratnya diambil sebanyak 10 ml lalu

dikocok selama 10 detik.

Lalu steroid dan triterpenoid pertama Sampel digerus dengan eter, fase

eter dipepet lalu diuapkan pada cawan penguap sampai kering. Pada

residunya ditambahkan pereaksi Lieberman burchard.

BAB V

Page 14: Uji fitokimia

Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

Hasil yang didapat dari hasil pengujian komponen farmaka dalam

simplisia dengan 6 senyawa fitokimia yaitu :

a) Alkaloid, hasilnya

Pereaksi Dragendrof, negative (-) karena tidak terbentuk endapan jingga.

Pereaksi meyer, positif (+) karena terbentuk endapan putuh.

Pereaksi Bouchardat, positif (+) karena terbentuk endapan coklat merah.

b) Flavonoid, hasilnya negative ( - ) karena tidak menimbulkan warna merah

c) Kuinon, hasilnya positif ( + ) karena berwarna merah

d) Tannin dan Polifenol, hasilnya

Ditambahkan FeCL3 1%, negative ( - )

Ditambahkan Glatin 10 %, negative ( - )

e) Saponin, hasilnya negative ( - )

f) Steroid dan triterpenoid, hasilnya steroid.

5.2. Saran

Dalam melakukan percobaan uji fitokimia ini kita harus

mengerjakannya dengan baik dan teliti, karena jika kita melakukan prosedur

dengan baik maka kita dapat mengetahui kandungan zat aktif pada bahan

percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Uji fitokimia

[email protected]

Anonim. Alkaloid. Situs Web Wikipedia

Sovia Lenny. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida, Alkaloida. USU

Repository

Amrun Hidayat, M. Alkaloid Turunan Triptofan. Makalah Ilmiah. In Internet.