tugas fitokimia
TRANSCRIPT
TUGAS KULTUR JARINGAN TUMBUHAN
HORMON TUMBUH
OLEH :
KELOMPOK 2
KELAS KJT B (SELASA, 15.00-16.40)
DOSEN : Prof.DR.GEMINI ALAM, M.Si, Apt.
MAKASSAR
2011
Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks. Secara
sederhana pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai ” suatu
proses vital yang menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap
tanaman atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan
volumenya”. Pertumbuhan tanaman setidaknya menyangkut beberapa
fase/proses diantaranya :
1. Fase pembentukan sel
2. Fase perpanjangan dan pembesaran sel
3. Fase diferensiasi sel
Semua fase atau proses pertumbuhan tanaman tentu akan
dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor pertumbuhan, salah satunya
yang terpenting adalah hormon tumbuh. Jika boleh
dianalogikan/dipersamakan secara sederhana adalah ibarat proses
pembuatan roti. Dan hormon pertumbuhan ibaratnya adalah juru
masak/koki yang mengatur semua proses pembuatan roti tadi.
Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi
hormon pada hewan. Namun demikian, berbeda dari hewan, hormon
tumbuhan dapat bersifat endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang
bersangkutan, maupun eksogen, diberikan dari luar sistem individu.
Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak
dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi
perbedaan ini dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris:
plant growth regulator/substances).
Pengatur pertumbuhan tanaman memiliki karakteristik yang sama
sebagaimana hormon dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan.
Bedanya adalah bahwa pengatur pertumbuhan tanaman tidak disintesis di
dalam tanaman itu sendiri dan tidak memiliki semua kriteria yang ada
pada hormon tanaman. Berbagai pengatur pertumbuhan tanaman adalah
buatan (sintetis), misalnya herbisida, perontok daun, senyawa perangsang
pengakaran, dan beberapa senyawa yang digunakan dalam kultur
jaringan. Dua pengatur pertumbuhan tanaman yang penting adalah yang
seperti auksin dan yang memiliki aktivitas anti-giberelin.
Sejarah Penemuan Hormon
Terdapatnya atau peran Zat pengatur tumbuh di tumbuhan pertama
kali dikemukan oleh Charles Darwin dalam bukunya “The Power of
movement in plants.” Beliau melakukan percobaan dengan rumput Canari
(Phalaris canariensis) dengan memberinya sinar dari samping dan
ternyata terjadi pembengkokan ke arah datangnya sinar . Bagian yang
tidak mendapat sinar terjadi pertumbuhan yang lebih cepat daripada yang
mendapat sinar sehingga terjadi pembengkokkan. Tetapi jika ujung
kecambah dari rumput Canari dipotong akan tidak terjadi pembengkokan.
Sehingga dianalisa bahwa jika ujung kecambah mendapat cahaya dari
samping akan menyebabkan terjadi pemindahan “pengaruh atau sesuatu
zat” dari atas ke bawah yang menyebabkan terjadinya pembengkokkan.
Boysen-jemsen (1913) melakukan penelitian dengan koleoptil Avena
(kecambah dari biji rumput-rumputan) menyatakan “pemindahan pengaruh
adalah pemindahan zat alami yang dihasilkan dalam koleoptil Avena. Paal
(1919) menguatkan pendapat dengan menyatakan bahwa “ujung batang
adalah merupakan pusat pertumbuhan.
Pengatur Pertumbuhan Tanaman (Plant growth regulators atau
“PGR”) terbagi atas :
• Diproduksi secara buatan (sintetik)
• Diproduksi secara organik (fitohormon)
Ada lima kelompok utama PGR:
• Auksin (Auxins)
• Sitokinin (Cytokinins)
• Giberelin (Gibberellins, GA)
• Etilen (Ethylene)
• Asam Absisat (Abscisic Acid, ABA)
Auksin
Auxin adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari
proses pertumbuhan dan perkembangan (growth and development) suatu
tanaman. Hasil penemuan Kogl dan Konstermans (1934) dan Thymann
(1935) mengemukakan bahwa Indole Acetic Acid (IAA) adalah suatu
auxin. Auksin biasanya mempengaruhi proses-proses lain selain
pemanjangan sel batang, namun karakter ini dianggap sebagai prasyarat
utama bagi “semua” auksin.
Sejarah penemuan auksin
Auksin merupakan hormon tanaman yang pertama kali ditemukan
Charles Darwin merupakan pioner dalam penelitian hormon tanaman.
Dalam bukunya "The Power of Movement in Plants" thn 1880, beliau
menjelaskan pengaruh cahaya dalam pergerakan koleoptil rumput kanari
(Phalaris canariensis). Koleoptil adalah daun khusus yang muncul dari
buku pertama yang melindungi epikotil pada biji yang sedang
berkecambah sampai muncul ke permukaan tanah.
Jika cahaya dari samping menyinari koleoptil, maka koleoptil akan
membengkok ke arah datangnya cahaya. Jika ujung koleoptil ditutup
dengan aluminium foil, maka tidak terjadi pembengkokan (koleoptil
tumbuh lurus ke atas). Namun demikian, jika ujung koleoptil dibiarkan
terbuka dan bagian tepat di bawah ujung ditutupi, maka koleoptil akan
membengkok ke arah datangnya cahaya. Charles Darwin menyimpulkan
bahwa ujung koleoptil adalah jaringan yang berperan untuk merespons
cahaya dan memproduksi sinyal yang ditranslokasikan menuju ke bagian
bawah koleoptil dimana terjadi tanggapan fisiologis (terjadi
pembengkokan). Dia kemudian memotong ujung koleoptil dan
memaparkan sisa koleoptil ke arah cahaya untuk melihat apakah terjadi
respon. Ternyata tidak terjadi pembengkokan koleoptil.
Kaleidoskop penemuan auksin:
Th 1885, Salkowski menemukan senyawa indole-3-acetic acid (IAA)
dalam media fermentasi.
Th 1907, Fitting mempelajari pergerakan sinyal pada sisi terang & sisi
gelap koleoptil, namun hasilnya belum maksimal.
Th 1913, Boysen-Jensen memodifikasi percobaan Fitting dengan
menyisipkan mika untuk menghambat transport sinyal dan
menyimpulkan bahwa translokasi auskin ke arah bawah terjadi pada
sisi gelap.
Th 1918, Paal meyakinkan penemuan Boysen-Jensen dengan
memotong ujung koleoptil dalam gelap, menyinari ujung koleoptil,
mengganti ujung koleoptil tanaman dengan ujung koleoptil yang telah
disinari namun meletakkannya hanya pada satu sisi. Hasilnya, di sisi
manapun ujung koleoptil ditetakkan, pembengkokan mengarah ke sisi
lainnya.
Th 1925, Soding melanjutkan ide Paal. Jika ujung koleoptil dipotong
pertumbuhan lambat, jika ujung dibuang dan diganti baru maka
pertumbuhan berlanjut.
Th 1926, mahasiswa pasca dari Belanda bernama Fritz Went
mempublikasikan hasil penelitian tentang bagaimana dia mengisolasi
suatu senyawa perangsang tumbuh dengan meletakkan balok-agar di
bawah ujung koleoptil beberapa lama dan kemudian memindahkan
balok-agar tersebut ke koleoptil Avena yang telah dibuang pucuknya.
Setelah ditempeli agar, pertumbuhan berlanjut.
Th 1928, Went mengembangkan metode untuk mengkuantifikasi
fitohormon ini. Hasil penelitiannya menujukkan bahwa pembengkokan
batang adalah proporsional dengan jumlah fitohormon dalam balok-
agar.
Kemudian Kogl berhasil mengisolasi senyawa lain dari urine yang
memiliki struktur dan fungsi seperti auxin A, salah satunya adalah
indole-3 acetic acid (IAA) yang awalnya ditemukan oleh Salkowski pd th
1885.
Th 1954, para ahli fisiologi tanaman menyusun karakteristik kelompok
auksin. Istilah ini berasal dari auxein (Yunani) yang artinya untuk
tumbuh.
Secara umum, suatu senyawa dianggap sebagai auksin adalah jika
disintesis oleh tanaman dan memiliki aktivitas yang mirip dengan IAA.
Menurut Koeffli, Thimann dan went (1966), aktivitas auxsin ditentukan
oleh :
a. adanya struktur cincin yang tidak jenuh,
b. adanya rantai keasaman (acid chain)
c. pemisahan karboksil grup (-COOH) dari struktur cincin.
d. Adanya pengaturan ruangan antara struktur cincin dengan rantai
keasaman.
Beberapa proses bekerjanya auxin pada tumbuhan adalah sebagai
berikut :
1. Auxin turut serta dalam reaksi molekuler. Auxin bekerja sepertinya
bekerjanya koenzim dalam pertumbuhan tanaman
2. Auxin mempengaruhi enzim. Auxin bekerja sebagai zat pelindung bagi
enzim dari inaktivasi. Auxin mempengaruhi DNA sehingga aktif dalam
sintesis protein.
3. Auxin mempengaruhi tekanan osmotic tumbuhan. Auxin akan
menaikkan tekanan osmotic tumbuhan sehingga akan menaikkan. Proses
penyerapan air oleh tumbuhan.
4. Auxin akan memperpanjang/mengembangkan ukuran sel. Penjelasan
secara Secara sederhana adalah bahwa auxin akan melunakkan dinding
sel sehingga terjadi kenaikkan penyerapan air oleh sel yang akan
berakibat sel mengembang.
5. Auxin menaikkan penyerapan H20.
Cytokinin
Cytokinin adalah salah satu zat pengatur tumbuh yang ditemukan
pada tanaman. Zat pengatur tumbuh ini mempunyai peranan dalam
proses pembelahan sel (cell division). Cytokinin pertama kali ditemukan
dalam kultur jaringan di Laboratories of Skoog and Strong University of
Wisconsin. Material yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah batang
tembakau yang ditumbuhkan pada medium sintesis. Menurut Miller et al
(1955, 1956), senyawa yang aktif adalah kinetin (6-furfuryl amino purine).
Hasil penelitian menunjukan bahwa purine adenin sangat efektif.
1. Struktur kimia Cytokinin . Bentuk dasar dari cytokinin adalah adenin
(6-amino purine). Adenin merupakan bentuk dasar yang menentukan
terhadap aktifitas cytokinin. Di dalam senyawa cytokinin, panjang
rantai dan hadirnya suatu double bond dalam rantai tersebut akan
meningkatkan aktifitas zat pengatur tumbuh ini.
2. Arti Cytokinin bagi fisiologi tanaman . Penelitian pertumbuhan pith
tissue culture dengan menggunakan cytokinin dan auxin dalam
berbagai perbandingan telah dilakukan oleh Weier et al (1974).
Dihasilkan bahwa apabila dalam perbandingan cytokinin lebih besar
dari auxin, maka hal ini akan memperlihatkan stimulasi pertumbuhan
tunas dan daun. Sebaliknya apabila cytokinin lebih rendah dari auxin,
maka ini akan mengakibatkan stimulasi pada pertumbuhan akar.
Sedangkan apabila perbandingan cytokinin dan auxin berimbang,
maka pertumbuhan tunas, daun dan akar akan berimbang pula.
Tetapi apabila konsentrasi cytokinin itu sedang dan konsentrasi
auxin rendah, maka keadaan pertumbuhan tobacco pith culture
tersebut akan berbentuk callus. Sedangkan dalam pembelahan sel,
dikemukakan bahwa IAA dan kinetin, apabila digunakan secara
tersendiri akan menstimulasi sintesis DNA dalam tobacco pith
culture. Dan menurut ahli tsb, kehadiran IAA dan kinetin ini
diperlukan dalam proses mitosis walaupun IAA lebih dominan pada
fase tersebut.
3. Interaksi Cytokinin, Gibberellin dan Auxin dalam perkembangan
tanaman. Di dalam alam tidak satu unsurpun yang berdiri sendiri.
Kesemuanya berinteraksi antara satu sama lainnya, sehingga
merupakan suatu sistem. Begitu pula dengan zat pengatur tumbuh.
Pada tanaman, zat pengatur tumbuh auxin, gibberellin dan cytokinin
bekerja tidak sendiri-sendiri, tetapi ketiga hormon tersebut bekerja
secara berinteraksi yang dicirikan dalam perkembangan tanaman.
Gibberellin
Gibberellin adalah jenis hormon tumbuh yang mula-mula
diketemukan di Jepang oleh Kurosawa pada tahun 1926. Penelitian
lanjutan dilakukan oleh Yabuta dan Hayashi (1939). Ia dapat mengisolasi
crystalline material yang dapat menstimulasi pertumbuhan pada akar
kecambah. Dalam tahun 1951, Stodola dkk melakukan penelitian terhadap
substansi ini dan menghasilkan "Gibberelline A" dan "Gibberelline X".
adapun hasil penelitian lanjutannya menghasilkan GA1, GA2, dan GA3.
Pada saat yang sama dilakukan pula penelitian di Laboratory of the
Imperial Chemical Industries di Inggris sehingga menghasilkan GA3
(Cross, 1954 dalam Weaver 1972). Nama Gibberellin acid untuk zat
tersebut telah disepakati oleh kelompok peneliti itu sehingga populer
sampai sekarang. Di dalam alam telah ditemukan lebih dari sepuluh buah
jenis gibberellin. Menurut Mac Millan dan Takashashi (1968), Kang (1970)
dan Weaver (1972), gibberellin ada yang diketemukan dalam jamur
Gibberella Fujikuroi, ada yang diketemukan pada tanaman tinggi dan ada
juga yang diketemukan pada keduanya. Jenis gibberellin yang
diketemukan pada jamur yaitu ; GA1, GA2, GA3, GA4, GA7, GA9, s.d
GA16, GA24, GA25, GA36. Sedangkan jenis gibberellin yang
diketemukan pada tanaman derajat tinggi yaitu ; GA1, s.d GA9, GA13,
GA17, s.d GA23, GA26, s.d GA35. Dan yang terakhir yaitu gibberellin
yang diketemukan pada jamur dan tanaman derajat tinggi yaitu ; GA1, s.d
GA4, GA7, GA9, dan GA13. Gibberellin ; GA1 s.d GA5, GA7 s.d GA9,
GA19, GA20, GA26, GA27, dan GA29 diketemukan pada Pharbitis nil,
GA1, GA5, GA8, GA9, GA13, diketemukan pada umbi tulip, kemudian
GA3, GA4, GA7, diketemukan pada anggur, GA18, GA19, GA20,
diketemukan pada pucuk bambu, GA3, GA4, GA7, dijumpai pada biji apel,
selanjutnya GA21, dan GA22, dijumpai pada sword bean. Pada tanaman
lain yaitu : Lipinus lutens (GA18, GA23, GA28), pada pucuk tanaman jeruk
dan biji mentimun diketemukan GA1, tebu (GA5), pisang (GA7), kacang,
jagung, barley wheat diketemukan GA1. Adapun pada tanaman
Phaseolus coclirecus diketemukan ; GA1, GA3 s.d GA6, GA8, GA13,
GA17, dan GA20. Kemudian pada Rudbeckia bicolor diketemukan ; GA1,
GA4, GA7, s.d GA9. Dan yang terakhir yaitu pada Calonyction aculeatum
diketemukan : GA30, GA31, GA33, dan GA34. Hasil penelitian Meizger
dan Zeivaart (1980) menunjukan bahwa pada pucuk bayam (spinach)
didapatkan gibberellin ; GA53, GA44, GA19, GA17, GA20, dan GA29,.
Metabolisme gibberelline
Gibberellin adalah zat kimia yang dikelompokan kedalam terpinoid.
Semua kelompok terpinoid terbentuk dari unit isoprene yang terdiri dari 5
atom karbon.
Unit-unit isoprene ini dapat bergabung sehingga menghasilkan
monoterpene (C-10), Sesqueterpene (C-15), diterpene (C-20) dan
triterpene (C-30). Biosintesis gibberelline yang terdapat dalam jamur
Gibberella Fujikuroi berproses dari Mevalonic acid sampai menjadi
gibberellin. Di dalam proses biosintesis telah diketemukan zat
penghambat (growth retardant) di dalam aktivitas ini. Beberapa contoh
growth retardant yang menghambat biosintesis gibberelline pada tanaman
antara lain Amo-1618 (2-isopropil-4-dimetil-kamine-5 metil phenil-
4pipendine karboksilatmetil klorida) menghambat biosintesis gibberelline
pada tanaman mentimun liar (Exhmocytis macrocarpa). Amo-1618
menghambat dalam proses perubahan dari Geranylgeranyl pyrophosphat
ke Kaurene. Begitu pula growth retardant CCC (2-chloroethyl) trimethyl (-
amonium chloride) memperlihatkan aktivitas yang sama dengan Amo-
1618.
Arti gibberellin bagi fisiologi tanaman
Gibberellin sebagai hormon tumbuh pada tanaman sangat
berpengaruh pada sifat genetik (genetic dwarfism), pembuangan,
penyinaran, partohenocarpy, mobilisasi karbohidrat selama
perkecambahan (germination) dan aspek fisiologi kainnya. Gibberelline
mempunyai peranan dalam mendukung perpanjangan sel (cell
elongation), aktivitas kambium dan mendukung pembentukan RNA baru
serta sintesa protein.
a. Genetic dwarfism adalah suatu gejala kerdil yang disebabkan oleh
adanya mutasi. Gejala ini terlihat dari memendeknya internode. Terhadap
Genetic dwarfism ini, gibberelline mampu merubah tanaman yang kerdil
menjadi tinggi.
b. Pembungaan (flowering). Gibbereline sebagai salah satu hormon
tumbuh pada tanaman, mempunyai peranan dalam pembungaan.
c. Parthenocarpy dan fruit set Seperti auxin, gibberelline pun berpengaruh
terhadap Parthenocarpy. Hasil penelitian menunjukan bahwa gibberellic
acid (GA3) lebih efektif dalam terjadinya Parthenocarpy dibanding dengan
auxin yang dilakukan pada blueberry.
d. Peranan Gibberellin dalam pematangan buah (fruit ripening).
Dalam proses pematangan ini, gibberelline mempunyai peran penting
yaitu mampu mengundurkan pematangan (repening) dan pemasakan
(maturing) suatu jenis buah.
e. Stimulasi aktivitas cambium dan perkembangn xylem
Gibberelline mempunyai peranan dalam aktivitas kambium dan
perkembangn xylem.
Ethylene
Ethylene adalah hormon tumbuh yang secara umum berlainan
dengan Auxin, Gibberellin, dan Cytokinin. Dalam keadaan normal ethylene
akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana sekali. Di
alam ethilene akan berperan apabila terjadi perubahan secara fisiologis
pada suatu tanaman. hormon ini akan berperan pada proses pematangan
buah dalam fase climacteric.
Penelitian terhadap ethylene, pertama kali dilakukan oleh Neljubow
(1901) dan Kriedermann (1975), hasilnya menunjukan gas ethylene dapat
membuat perubahan pada akar tanaman. Hasil penelitian Zimmerman et
al (1931) menunjukan bahwa ethylene dapat mendukung terjadinya
abscission pada daun, namun menurut Rodriquez (1932), zat tersebut
dapat mendukung proses pembungaan pada tanaman nanas.
Penelitian lain telah membuktikan tentang adanya kerja sama antara
auxin dan ethylene dalam pembengkakan (swelling) dan perakaran
dengan cara mengaplikasikan auxin pada jaringan setelah ethylene
berperan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kehadiran auxin dapat
menstimulasi produksi ethylene.
Peranan ethylene dalam fisiologi tanaman. Di dalam proses
fisiologis, ethylene mempunyai peranan penting. Wereing dan Phillips
(1970) telah mengelompokan pengaruh ethylene dalam fisiologi tanaman
sbb:
a. Mendukung respirasi climacteric dan pematangan buah
b. Mendukung epinasti
c. Menghambat perpanjangan batang (elengation growth) dan akar pada
beberapa species tanaman
d. Dihasilkan oleh buah yang matang.
e. Berperanan dalam proses pematangan buah pada saat diperam.
f. Kombinasi dengan auksin atau giberelin dapat mempengaruhhi proses
pembentukan bunga.
ABA (Asam absisat)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat
dipisahkan secara kromatografi Rf 0.9. Senyawa tersebut merupakan
inhibitor B –kompleks. Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan,
dormansi dan absisi. Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa
yang sama yaitu asam absisat (ABA).
Peneliti tersebut yaitu Addicott et al dari California USA pada tahun
1967 pada tanaman kapas dan Rothwell serta Wain pada tahun 1964
pada tanaman lupin (Wattimena 1992). Menurut Salisbury dan Ross
(1995) zat pengatur tumbuhan yang diproduksi di dalam tanaman disebut
juga hormon tanaman. Hormon tanaman yang dianggap sebagai hormon
stress diproduksi dalam jumlah besar ketika tanaman mengalami berbagai
keadaan rawan diantaranya yaitu ABA.
Keadaan rawan tersebut antara lain kurang air, tanah bergaram, dan
suhu dingin atau panas. ABA membantu tanaman mengatasi dari
keadaan rawan tersebut. ABA adalah seskuiterpenoid berkarbon 15, yang
disintesis sebagian di kloroplas dan plastid melalui lintasan asam
mevalonat (Salisbury dan Ross 1995). Reaksi awal sintesis ABA sama
dengan reaksi sintesis isoprenoid seperti gibberelin sterol dan
karotenoid. Menurut Crellman (1989) biosintesis ABA pada sebagian
besar tumbuhan terjadi secara tak langsung melalui peruraian karotenoid
tertentu (40 karbon) yang ada di plastid. ABA pergerakannya dalam
tumbuhan sama dengan pergerakan gibberelin yaitu dapat diangkut
secara mudah melalui xilem floem dan juga sel-sel parenkim di luar
berkas pembuluh.
Hormon yang lain :
Asam Traumalin, fungsinya merangsang pembelahan sel di daerah
luka.
Kalin, fungsinya merangsang pembentukan organ tumbuhan :
Kaulokalin untuk pertumbuhan batang
Filokalin untuk pertumbuhan daun
Rhizokalin untuk pertumbuhan akar
Antokalin atau florigen untuk pembentukan bunga
Soal-soal
1. Perhatikah tabel di bawah ini !
No Hormon Kode Fungsi
1 Kalin P Mempercepat pemasakan buah
2 Asam absisat Q Menunda pengguguran daun
3 Giberelin R Menghambat pembentukan biji
4 Etilen S Mempercepat pembuahan
5 sitokinin T Mengatur pembentukan bunga
Pasangan yang sesuai antara hormon dengan fungsinya adalah ....
a. 1 dan T d. 2 dan R
b. 3 dan Q e. 4 dan P
c. 5 dan S
2. Pengaruh sitokinin pada pertumbuhan adalah ..
a. Mempercepat pertumbuhan tunas
b. Menghambat aktivitas kambium
c. Merangsang berbunga lebih awal
d. Merangsang pembelahan sel
e. Menghambat pembelahan sel
3. Hormon yang dapat memacu pertumbuhan dapat mengakibatkan
pertumbuhan raksasa pada tumbuhan adalah ...
a. Sitokinin d. Giberelin
b. Kalin e. Traumalin
c. Auksin
4. Fungsi asam traumalin adalah.
a. Menumbuhkan bunga d. Menyembuhkan luka
b. Mempercepat pertumbuhan e. Mempercepat perkecambahan
c. Mempercepat pertumbuhan akar
5. Tunas yang tumbuh membelok ke arah datangnya cahaya karena
pengaruh kerja dari hormon .....
a. Auksin d. Gibereli
b. Sitokinin e. Etilen
c. Absisat
6. Selama musim kemarau panjang pohon jati dan pohon kedongdong
menggugurkan daunnya hal ini disebabkan terkonsentrasinya hormon
pada bagian uncup untuk menghambat pembelahan sel. Hormon yang
dimaksud adalah
a. Auksin d. Giberelin
b. Sitokinin e. asam Absisat
c. Etilen
7. Pernyataan yang tidak tepat mengenai gas etilen adalah...
a. Berfungsi merusak klorofil sehingga buah menjadi masak
b. Aktivitasnya menjadi cepat bila ada oksigen
c. Bersama auksin dapat mengatur bunga jantan dan betina pada
nanas dan mangga
d. Dapat bekerja pada kolenkin dan skerenkim untuk memperkokoh
batang
e. Dihasilkan pada pangkal tangkai buah yang sudah tua
8. Kerjasama antara hormone sitokinin, giberelin, dan auksin berfungsi
untuk
a. memperkecil dominasi apical
b. membantu mengatur pembelahan di daerah meristem
c. menunda pengguguran daun, bunga, dan buah
d. mengatur pembentukan bunga dan buah
e. membantu proses pertumbuhan dan tunas pada kultur jaringan
9. Auxin dapat bekerja sebagai zat yang dapat mempercepat
pertumbuhan apabila ia berada dalam keadaan
a. tidak dipengaruhi sinar
b. sinar yang cukup terang
c. udara lembab
d. suhu udara tinggi
e. tidak terkena sinar yang terang
10. yang tidak termasuk sifat hormon tanaman atau fitohormon adalah..
a. Senyawa organik yang diproduksi tanaman
b. Disintesis dan ditranslokasikan menuju tempat beraktivitas
c. Aktif dalam konsentrasi rendah ( mol, ppm)
d. Suatu molekul yang berperan sebagai sinyal untuk mengatur
pertumbuhan & perkembangan tanaman
e. sebagai nutrisi dalam tanaman
Jawaban :
1. e
2. a
3. d
4. d
5. a
6. e
7. a
8. e
9. a
10. e