penapisan fitokimia

16
PENAPISAN FITOKIMIA (Glycyrrizae radix) I. TUJUAN Melakukan pengujian penapisan fitokimia terhadap beberapa simplisia sehingga diketahui golongan metabolit sekunder yang terkandung dalam simplisia tersebut. II. PRINSIP 1. Skrining alkaloid Ekstrak ditambah kloroform dan asam sulfat secara berurutan kemudian dikocok. Larutan didiamkan hingga kloroform dan asam sulfat memisah. Lapisan asam (bagian atas) diteteskan pada pelat tetes dan diuji dengan reagenWagner (kalium tetraidomerkurat) dan reagen Dragendorff (kalium tetraidobismutat). Hasil positif ditandai dengan terbentuknya endapan coklat kemerahan pada reagen Dragendorff dan warna coklat pada reagen Wagner. 2. Skrining flavonoid Ekstrak diuji dengan tiga jenis ereaksi yang berbeda yaitu NaOH, asam sulfat pekat dan Mg-HCL. Perubahan warna yang terjadi pada masing-masing pereaksi disesuaikan dengan tabel reaksi warna flavonoid . 3. Skrining tannin dan polifenol Ekstrak diteteskan di atas pelat tetes dan ditambah larutan FeCl3. Hasil positif ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru-hitam. 4. Skrining saponin

Upload: sange29

Post on 14-Aug-2015

572 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

fitokimia final

TRANSCRIPT

Page 1: PENAPISAN FITOKIMIA

PENAPISAN FITOKIMIA

(Glycyrrizae radix)

I. TUJUANMelakukan pengujian penapisan fitokimia terhadap beberapa simplisia sehingga diketahui golongan metabolit sekunder yang terkandung dalam simplisia tersebut.

II. PRINSIP

1. Skrining alkaloidEkstrak ditambah kloroform dan asam sulfat secara berurutan kemudian dikocok. Larutan didiamkan hingga kloroform dan asam sulfat memisah. Lapisan asam (bagian atas) diteteskan pada pelat tetes dan diuji dengan reagenWagner (kalium tetraidomerkurat) dan reagen Dragendorff (kalium tetraidobismutat). Hasil positif ditandai dengan terbentuknya endapan coklat kemerahan pada reagen Dragendorff dan warna coklat pada reagen Wagner.

2. Skrining flavonoidEkstrak diuji dengan tiga jenis ereaksi yang berbeda yaitu NaOH, asam sulfat pekat dan Mg-HCL. Perubahan warna yang terjadi pada masing-masing pereaksi disesuaikan dengan tabel reaksi warna flavonoid.

3. Skrining tannin dan polifenolEkstrak diteteskan di atas pelat tetes dan ditambah larutan FeCl3. Hasil positif ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru-hitam.

4. Skrining saponinEkstrak diuapkan, ditambah kloroform dan dikocok kuat-kuat. Terbentuknya busa yang stabil selama 30 menit menandakan adanya saponim dalam Ekstrak.

5. Skrining monoterpenoid dan sesquiterpenoidDidasarkan pada kemampuannya membentuk warna-warna dengan pereaksi anisaldehid-asam sulfat atau pereaksi vanilin-sulfat

6. Skrining steroid dan triterpenoidBerdasarkan kemampuan membentuk warna hijau biru hingga ungu bila diberikan pereaksi Carrprice dan LB Ungu-triterpenoid, hijau-biru- steroid.

7. Skrining kuinonEkstrak diteteskan di atas pelat tetes dan ditambah larutan NaOH 2N. Hasil positif ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi merah.

Page 2: PENAPISAN FITOKIMIA

8. Reaksi hidrolisisReaksi hilangnya gugus-OH pada senyawa karboksil membentuk suatu senyawa dan dihasilkan gliserida dan asam lemak bebasdengan rantai pendek

9. Reaksi saponifikasiSaponifikasi adalahreaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah (misalnya NaOH).

10. KepolaranSenyawa polar larut dalam pelarut yang polar sedangkan senyawa non polar larut dalam pelarut yang non polar.

III. TEORI

Secara umum, kandungan metabolit sekunder dalam bahanalam hayati dikelompokkan berdasarkan sifat dan reaksi khas tertentu suatu metabolit sekunder dengan pereaksi tertentu.Atas dasar ini, kandungan metabolit sekunder dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Alkaloid Triterpenoid/steroid Flavanoid Fenolik Saponin Kumarin Zat warna kuinon

(Tjitrosoepomo, 1989)

Alkaloid adalah kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk gugus fungsi amin. Pada umumnya, alkaloid mencakup senyawa bersifat basah yang mengandung 1/lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasanya beracun, jadi banyak digunakan dalam bidang pengobatan.Alkaloid biasanya tanwarna, sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tapi hanya sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar. Alkaloid yang paling umum adalah asam amino, alkaloid merupakan suatu golonganheterogen.Pada umumnya, alkaloid tidak sering terdapat dalam gymospermae, paku-pakuan,lumut dan tumbuhan rendah. Sebagai basa, alkaloid biasanya diekstrasi dari tumbuhandengan pe l a ru t a l koho l yang be r s i f a t a s am l emah (HCL/ H 2SO4) kemudian diendapkandengan amonia pekat.Suatu sampel yang mengandung alkaloid setelah drx akan berwarna merah(Nana, 2009).

Page 3: PENAPISAN FITOKIMIA

T r i t e r p e n o i d / S t e r o i d adalah kelompok senyawa turunan asam

nevalonat.Yang merupakan kerangka dasarnya adalah system cincin

siklopentana. Dahulu steroid terutama dianggap sebagai senyawa satwa (sebagai

hormon kelamin, asam empedu),tetapi sekarang banyak ditemukan dalam jaringan

tumbuhan.Steroid umumnya terdapat dalam bentuk bebas dan sebagai glukosa

sederhana.Steroid tersebar luas dalam biji-bijian. Manakala f l a v a n o i d

adalah kelompok senyawa fenil propanoid dengan kerangka karbon C6-C3-C6.

Fen i l   p ropan iod   ada l ah   s enyawa   f eno l   a l am  yang  mempunya i

c i nc in   a roma t ik  dengan rantai samping terdiri atas 3 atom karbon. Senyawa

i n i t u runan   a sam  amino  p ro t e in   a roma t ik ,   ya i t u   f en i l   p ropano id ,   ya

ng merupakan fenil propanoid adalah Hidrogsikumarin, fenil propena dan lignin

(Ikan, 1991).

F e n o l i k m e r u p a k a n k elompok senyawa aromatik

dengan gugs fungsi hidroksil.Fenol ini sangat peka terhadap oksidasi enzimdan hilang

pada proses isolasi akibatkerja enzim fenolase dalam tumbuh-tumbuhan.Semua

senyawa fenol merupakan senyawa aromatic sehingga semuanya

menunjukkan sarapan kuat didaerah spektrum UV. S a p o n i n ialah kelompok

senyawa dalam bentuk glikosida terpenoid/steroid. Pembentukkan busa yang mantap

s e w a k t u   m e n g e k s t r a s i   t u m b u h a n / w a k t u memekatnya ekstrak

tumbuhan merupakan bukti adanya saponin(Nana,2009).

BOTANI

Nama Daerah

Glycyrrhiza Radix, Liquiritae Radix; Akar Manis( Tjandra Jaya, 2011 ).

Page 4: PENAPISAN FITOKIMIA

Habitat

Akar manis tumbuh seperti rerumputan (semak) di sebagian wilayah Eropa bagian

selatan (Glycyrrhiza glabra). Spesies lainnya adalah Licorice Amerika disebut G.

lepidopta yang tumbuh di Amerika Utara dan Licorice Cina (G.uralensis) yang

banyak dipakai dalam bahan obat-obatan Cina( Tjandra Jaya, 2011 ).

Deskripsi :Akar manis atau ‘Licorice’ atau ‘Liquorice’ adalah akar Glycyrrhiza glabra. Tanaman akar manis ini merupakan tanaman sejenis polong-polongan yang berasal dari Eropa Selatan dan beberapa bagian wilayah Asia. Nama liquorice berasal dari bahasa Yunani kuno yang artinya “akar manis”. Akar manis termasuk tanaman tahunan berbentuk terna dan dapat tumbuh sampai satu meter dengan daun yang tumbuh seperti sayap (pinnate) yang panjangnya 7 sampai 15 cm. Daun-daunnya dapat berjumlah 9-17 helai dalam satu cabang(Tjandra Jaya, 2011 ).

Kandungan kimia Konstituen utama saponin triterpen. Glycyrrhizin (asam glycyrrhizic, asam glycyrrhizinic) merupakan komponen utama (2-9%), komponen minor terjadi pada proporsi yang berbeda-beda tergantung pada specides dan lokasi geografis. Glycyrrhizin terjadi sebagai campuran garam kalium dan kalsium. Ini adalah monodesmoside, yang pada hidrolisis rilis dua molekul asam D-glukuronat dan glycyrrhetic aglikon (glycyrrhetinic) asam (enoxolone). Glycyrrhizin umumnya dianggap sebagai prinsip aktif dari Radix Glycyrrhizae dan bertanggung jawab dengan rasa manis, yang 50 kali lipat dari sukrosa.konstituen flavonoid termasuk liquiritigenin dan isoliquiritigenin( Tjandra Jaya, 2011 ).

Kandungan Akar Manis Glisirhisin, saponin, glikosida likuiritin, asparagin, umbeliferona, glabrolida, glukosa, sukrosa, asam likuiritat, asam hidroksiglisirhitat, zat pahit, minyak atsiri, dan asparagin( Tjandra Jaya, 2011 ).

KhasiatKhasiat kayu manis adalah Anti kolestrol, Bronkhitis, Batuk, Mulas Tukak lambung( Tjandra Jaya, 2011 ).

Aplikasi Obat

Akar Manis merupakan bahan baku utama untuk OBH (Obat Batuk Hitam). Perkembangan Obat Batuk Hitam kini dikombinasi dengan obat konvensional. Kandungan utama Akar Manis adalah Glisirisin( Tjandra Jaya, 2011 ).

Page 5: PENAPISAN FITOKIMIA

IV. ALAT DAN BAHAN

Alat

- Batang pengaduk

- Botol semprot

- Cawan penguap

- Kapas

- Mortir dan Stamper

- Penjepit

- Pipet tetes

- Plat tetes

- Rak tabung reaksi

- Tabung reaksi

- Waterbath

Bahan

- Amil alkohol

- Ammonia encer

- Aquadest

- Asam klorida 2N, 5N

- Besi (III) Klorida

- Eter

- Kloroform

- Logam Magnesium

- Larutan gelatin 1%

- Pereaksi Dragendorff

- Pereaksi Liebermann-Burchardss

- Pereaksi Mayer

- Simplisia Glycyrrhizae radix

- Vanilin 10% dalam asam sulfat

Page 6: PENAPISAN FITOKIMIA

V. PROSEDUR

1. Alkaloid

Simplisia dibasakan dengan 10ml amonia 10%, digerus dalam mortir, kemudian

ditambahkan beberapa 5ml kloroform sambil terus digerus kuat. Larutan kloform

disaring menggunakan pipet yang disumbat dengan kapas dan dimasukkan ke dalam

tabung reaksi. Setelah disaring, filtrat dikocok dengan asam klorida 2N. Lapisan

atas dipisahkan kemudian dibagi menjadi tiga bagian dan diperlakukan sebagai

berikut :.

- Bagian pertama ditetesi dengan pereaksi Mayer, kemudian diamati ada atau

tidaknya endapan putih.

- Bagian kedua ditetesi dengan pereaksi Dragendorff, kemudian diamati ada atau

tidaknya endapan jingga coklat.

- Bagian ketiga digunakan blanko.

2. Senyawa Polifenolat

Serbuk simplisia dalam tabung reaksi dididihkan dalam 100ml air selama 15 menit,

kemudian didinginkan dan disaring (Filtrat A). Kemudian, larutan pereaksi FeCl3

1% ditambahkan kedalam filtrate dan diamati ada atau tidaknya warna biru-hitam.

3. Tanin

Larutan gelatin ditambahkan kedalam Filtrat A dan diamati ada atau tidaknya

endapan putih.

4. Flavonoid

50ml air dipanaskan dan ditambahkan simplisia dan dididihkan selama 5 menit,

lalu disaring. Filtrat yang dihasilkan dicampur dengan serbuk magnesium dan asam

klorida 2N.Kepada filtrat dalam tabung reaksi ditambahkan amil alkohol, lalu

dikocok kuat-kuat. Adanya flavonoid ditandai dengan terbentuknya warna merah

yang dapat ditarik oleh amil alkohol.

5. Monoterpenoid dan Sesquiterpenoid

Page 7: PENAPISAN FITOKIMIA

Serbuk simplisia digerus dengan eter, kemudian dipipet sambil disaring. Filtrat

ditempatkan dalam cawan penguap, kemudian dibiarkan menguap hingga kering.

Kepada hasil pengeringan filtrat ditambahkan larutan vanilin 10% dalam asam

sulfat. Terjadinya warna-warna menunjukkan adanya senyawa monoterpenoid dan

sesquiterpenoid.

6. Steroid dan Triterpenoid

Serbuk simplisia digerus dengan eter, kemudian dipipet sambil disaring. Filtrat

ditempatkan dalam cawan penguap, kemudian dibiarkan menguap hingga kering.

Kepada hasil pengeringan filtrat ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard.

Terjadinya warna ungu menunjukkan adanya senyawa triterpenoid sedangkan

adanya warna hijau-biru menunjukkan adanya senyawa steroid.

7. Kuinon

Filtrat ditambahkan larutan KOH 5%. Adanya senyawa kuinon ditandai dengan

terjadinya warna kuning hingga merah.

8. Saponin

Serbuk simplisia dalam tabung reaksi dipanaskan di atas penangas air, kemudian

disaring. Filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dikocok kuat secara

vertikal selama sekitar 10 detik. Terbentuknya busa yang mantap pada penambahan

asam dan setelah didiamkan selama lebih kurang 10 menit. menunjukkan adanya

saponin

Page 8: PENAPISAN FITOKIMIA

VI. DATA PENGAMATAN

GOLONGAN SENYAWA

Gambar Hasil Hasil(+/-)

Paraf Asisten

ALKALOID

-

SENYAWA POLIFENOLAT

-BERWARNA

KUNING

TANIN

-

Page 9: PENAPISAN FITOKIMIA

FLAVONOID

-TERBENTUK

DUA LAPISAN YANG JERNIH

MONOTERPENOID DAN SESQUITERPENOID

+SAMPEL

BERTUKAR MENJADI WARNA COKLAT

KEUNGUAN

STEROID DAN TRITERPENOID

-

Page 10: PENAPISAN FITOKIMIA

KUINON

-

SAPONIN

+TERBENTUK BUSA APABILA DITAMBAHKAN HCL

VII. PEMBAHASAN

Praktikum yang dilaksanakan yaitu penapisan fitokimia dilakukan bagi tujuan untuk

melakukan penapisan fitokimia terhadap simplisia Glycyrrizae radix sehingga diketahui

golongan metabolit sekunder yang terkandung dalam simplisia tersebut.Untuk mengetahui

sama ada senyawa itu terdiri daripada golongan metabolit apa, uji golongan

alkaloid,golongan senyawa polifenolat, tannin, golongan flavonoid, monoterpenoid dan

sesquiterpenoid, golongan steroid dan triterpenoid, kuinon dan saponin.

Golongan alkaloid 1g serbuk simplisia dibasakan dengan 10ml ammonia 40% dan

digerus dalam mortar. 5ml kloroform ditambahkan dan digerus kuat. Lapisan kloroform

disaring menggunakan pipet yang disumbat dengan kapas dan dimasukkan ke dalam tabung

Page 11: PENAPISAN FITOKIMIA

reaksi. HCL 2N dimasukkan ditambahkan ke dalamnya dan dikocok kuat hingga terbentuk 2

lapisan. Lapisan asam tersebut dipipet dan kemudian akan dibagi menjadi 3 bagian. Ketiga-

tiga bagian masing masing ditambahkan pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorff, dan yang

ketiga ialah filtrate blanko.

Bagi uji senyawa polifenolat, 1g serbuk simplisia dalam tabung reaksi didihkan dalam 100ml

air selama 15 menit, kemudian didinginkan dan disaring. Ke dalam filtrate terbentuknya

warna biru-hitam menunjukkan adanya senyawa polifenolat. Bagi uji tannin, 1g serbuk

simplisia dalam tabung reaksi didihkan dalam 100ml air selama 15 menit, kemudian

didinginkan dan disaring. Kemudian ditambahkan larutan gelatin 1%, sehingga terbentuk

endapan putih sekiranya adanya tannin. Bagi uji flavanoid pula 1g serbuk simplisia

ditambahkan 50ml air panas, didihkan selama 5 menit, lalu disaring. Filtrat yang dihasilkan

ditambahkan sedikit serbuk Mg dan 5ml HCl 2N. Kemudian tambahkan amilalkohol, lalu

dikocok kuat-kuat dan dibiarkan hingga memisah. Terbentuk warna kuning hingga merah

yang dapat ditarik dengan amilalkohol menunjukkan adanya flavanoid. Monoterpenoid dan

sesquinterpenoid diuji dengan 1g simplisia digerus dengan 5ml eter, kemudian dipipet sambil

disaring menggunakan pipet yang disumbat dengan kapas. Filtrat ditempatkan dalam cawan

penguap, kemudian dibiarkan menguap hingga kering. Ke dalam residu diteteskan larutan

vanilin10% dalam H2SO4 pekat melalui pinggir cawan, terbentuknya warna-warna

menunjukkan adanya mon dan sesquiterpenoid. Steroid dan Triterpenoid dilakukan dengan

1g simplisia digerus dengan 5ml eter,kemudian disaring menggunakan pipet yang disumbat

dengan kapas dan ditempatkan dalam cawan penguap, kemudian dibiarkan menguap

sehingga kering. Ke dalam residu diteteskan 2 hingga 3 tetes pereaksi Liebermann Burchard.

Terbentuknya warna ungu menunjukkan adanya golongan triterpenoid, sedangkan

terbentuknya warna biru hijau menunjukkan adanya golongan steroid. Uji bagi kuinon

dilakukan dengan 1g serbuk simplisia dalam tabung reaksi, didihkan didalam 100 ml air

selama 15 menit. Kemudian didinginkan dan disaring(filtrate A) serta ditambahkan larutan

KOH 5% sehingga terbentuknya warna kuning merah menunjukkan adanya golongan kuinon.

Uji bagi saponin dengan sejumlah 10ml filtrat A diambil dan dikocok vetikel dalam tabung

reaksi selama 10 detik.Busa yang persiten akan terbentuk pada penambahan asam klorida

atau pada pendiaman selama lebih kurang 10 menit, menunjukkan adanya golongan saponin.

Setelah melakukan kesemua uji ini, telah dapat dikenalpasti bahwa simplisia Glycyrrizae

Radix mengandungi senyawa metabolit sekunder golongan monoterpenoid dan

sesquinterpenoid dan golongan saponin. Perubahan warna sampel yang bertukar menjadi

warna coklat keunguan setelah diteteskan larutan vanillin 10% dalam H2SO4 pekat ke dalam

Page 12: PENAPISAN FITOKIMIA

residu sampel uji melalui pinggir cawan membuktikan adanya golongan senyawa metabolit

monoterpenoid dan sesquinterpenoid. Pembentukan busa yang persisten pada penambahan

asam klorida terhadap sampel yang dikocok vertikel dalam tabung reaksi selama 10 detik

membuktikan kehadiran golongan senyawa metabolit saponin dalam sampel simplisia

Glycyrrizae Radix.Melalui praktikum ini dapat kita simpulkan bahwa pengujian penapisan

fitokimia terhadap simplisia dapat membantu kita dalam mengindentifikasi golongan

metabolit sekunder yang terkandung dalam simplisia. Kami juga mampu menganalisis

kandungan metabolit sekunder suatu simplisia tumbuhan obat atas dasar pengujian penapisan

fitokimia.