penapisan fitokimia golongan alkaloid

48
PENAPISAN FITOKIMIA GOLONGAN ALKALOID, FLAVONOID, SAPONIN, QUINON, TRITERPENOID, MINYAK ATSIRI DAN KUMARIN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan · Melakukan uji identifikasi pendahuluan terhadap kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam simplisia tumbuhan. · Dapat mengenal golongan senyawa-senyawa metabolit sekunder yang biasa terdapat dalam tumbuhan 1.2 Dasar Teori Penapisan fitokimia dilakukan sebagai pemeriksaan kimia pendahuluan dari simplisia sebelum dilakukan tahap isolasi lebih lanjut. Pemeriksaan terhadap kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan tergantung kepada sensitivitas dari prosuder analisis dan banyaknya kandungan kimia senyawa yang diidentifikasi. Tahap-tahap kerja pada analisa fitokimia dari simplisia tumbuhan dapat dilalui dengan tahapan berikut ini, Penyiapan simplisia Panen, pengumpulan organ tumbuhan - teknik pengumpulan - jenis organ tumbuhan Pencucian dan sortasi basah Perajangan, untuk memperkecil ukuran simplisia terutama organ seperti: rhizoma, umbi/tuber, bulbus, dll.

Upload: muchammad-reza-ghozaly

Post on 17-Nov-2015

117 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Fitokimia

TRANSCRIPT

PENAPISAN FITOKIMIA GOLONGAN ALKALOID, FLAVONOID, SAPONIN, QUINON, TRITERPENOID, MINYAK ATSIRI DAN KUMARIN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Melakukan uji identifikasi pendahuluan terhadap kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam simplisia tumbuhan.

Dapat mengenal golongan senyawa-senyawa metabolit sekunder yang biasa terdapat dalam tumbuhan

1.2 Dasar Teori

Penapisan fitokimia dilakukan sebagai pemeriksaan kimia pendahuluan dari simplisia sebelum dilakukan tahap isolasi lebih lanjut. Pemeriksaan terhadap kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan tergantung kepada sensitivitas dari prosuder analisis dan banyaknya kandungan kimia senyawa yang diidentifikasi.

Tahap-tahap kerja pada analisa fitokimia dari simplisia tumbuhan dapat dilalui dengan tahapan berikut ini,

Penyiapan simplisia

Panen, pengumpulan organ tumbuhan

- teknik pengumpulan

- jenis organ tumbuhan

Pencucian dan sortasi basah

Perajangan, untuk memperkecil ukuran simplisia terutama organ seperti: rhizoma, umbi/tuber, bulbus, dll.

Pengeringan dengan cara:

- pengeringan alamiah

- pengeringan buatan

Sortasi kering

Pewadahan dan penyimpanan

Ekstraksi

Metode pemisahan/Isolasi

Uji kemurnian isolat (kristal)

Identifikasi dan penentuan struktur

Penggolongan komponen kimia dalam tumbuhan, ada beberapa macam antara lain:

A. Berdasarkan biosintesis

- Metabolit primer

- Metabolit sekunder

B. Berdasarkan Kepolaran

- Senyawa non polar: steroid, lemak, minyak atsiri

- Senyawa semi polar: kumarin, kuinon, alkaloid

- Senyawa polar: glikosida, saponin, dll.

C. Berdasarkan sifat asam-basa

- Senyawa basa: alkaloid, amina, dll.

- Senyawa asam: fenol, flavonoid

- Senyawa netral: kumarin, kuinon, dll.

1.2.1 Kumarin

Glikosida yang mengandung kumarin (glikosida lakton) sangat jarang ditemukan.

Senyawa golongan kumarin mempunyai aktivitas biologi yang sangat beragam diantaranya sebagai antikoagulan, estrogenik, fotosensitifitas pada kulit, antimikroba, vasodilator, moluskasidal, antelmintik, antimalaria, antitumor, anti- HIV, antivirus, Ca antagonis, sitostatik, inhibitor 5-lipooksigenase, inhibitor monoamin yang sangat potensial digunakan sebagai obat.

Kumarin

Simplisia yang mengandung kumarin antara lain adalah,

Kemuning

Tanaman asal : Murraya paniculata (L) Jack

Familia : Rutaceae

Bagian tanaman yang digunakan : Anak daun dari daun majemuk

Isi tanaman : minyak atsiri, damar, tanin, glikosida muayin, meransinhidrat murangatin, muralongin.

Penggunaan : Anti tiroid, kelebihan lemak

Data penelitian : kemuning mengandung alkaloid murayina yang berupa derivat karbazol, mungkin berasal dari asam antranilat, dalam buahnya mengandung senyawa kumarin: kumarayin, dan daunnya mengandung febalosin.

Pulasari

Tanaman Asal : Alyxia reinwardtii

Familia : Apocynaceae

Bagian tanaman yang digunakan : kulit batang dan kulit cabang

Isi tanaman : kumarin, minyak atsiri, asam organik

Penggunaan : demam, sariawan mulut, disentri, pewangi, karminativ, dan spasmolitik.

1.2.2 Triterpenoid Dan Steroid

Triterpenoid

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari 6 satuan isopren dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asilik, yaitu skualen. Senyawa ini berstruktur siklik yang nisbi rumit, kebanyakan berupa alkohol, aldehida, atau asam karboksilat. Mereka berupa senyawa tanwarna, berbentuk kristal, sering kali bertitik leleh tinggi dan aktif optik , yang umumnya sukar dicirikan karena tak ada kerektifan kimianya. Uji yang banyak digunakan ialah reaksi Lieberman-Burchard (anhidrida asetat + H2SO4 pekat) yang dengan kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau-biru. Tersebar luas dalam damar, gabus dan kutin tumbuhan.

Struktur: - Asiklik : misal : skualen.

- Siklik : - mono

- bi

- tri

- tetra

- penta

Triterpenoid yang paling penting dan tersebar luas ialah triterpenoid penta siklik.

Struktur kimia triterpenoid terdapat dalam bentuk bebas atau glikosida.

Bentuk bebas : kepolarannya menengah.

glikosida : kepolarannya polar.

Struktur beberapa senyawa triterpenoid

Steroid

Steroid adalah triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana perhidrofenantren dan merupakan senyawa organik yang berasal dari hewan dan tumbuhan dengan struktur inti molekulnya C-17, tetrasiklis dengan susunan 3 cincin segienam dan 1 cincin segi lima. Serupa dengan triterpen tetrasiklis, tetapi tidak mempunyai gugus metil pada C-4 dan C-14.

Ciri umum steroid nabati adalah:

1) Adanya gangguan OH pada C-3

2) Adanya ikatan rangkap antara C5 dan C6

Klasifikasi:

Didasarkan atas jumlah atom C atau sumber alamnya.

1) Berdasarkan struktur inti C-17 dengan jumlah atom C substitusi maka steroid dibagi dalam 5 kelompok sebagai berikut:

a. Kelompok estrogen (18 atom C) inti estron.

b. Kelompok androgen (19 atom C) inti androstan.

c. Kelompok gestogen dan Kortikosteroid (21atom C) inti pregnan.

d. Kelompok as. Empedu (24 atom C) inti kholan.

e. Kelompok sterol (27 atom C) inti kholestan.

2) Berdasarkan sumber alamnya dibagi dalam 4 kelompok:

a. Zoosterol: berasal dari hewan, terutama yang bertulang belakang.

b. Fitosterol : berasal dari tumbuhan berklorofil.

c. Mikosterol : berasal dari cendawan.

d. Sterol : berasal dari makhluk hidup laut yang tidak bertulang belakang, misal: spons.

Biosintesis Steroid:

Titik tolak biosintesis steroid adalah Ianosterol (pada hewan) dan siklo artenol (pada tumbuhan), keduanya adalah senyawa triterpen. Ianosterol dan sikloartenol dibiosintesis dari asam asetat melalui pembentukan asam mevalonat dan skualen. Jadi biosintesis adalah melalui jalur asetat-mevalonat.

Tahap I

2 Asetil COA Aseto asetil COA + Asetil COA

Zat seling + NADPH + H+ 3 Hidroksi-3 metil glutaril COA

+ NADPH + H+

MVA (asam mevalonat)

Tahap II

MVA + ATP MVA 5P + ATP MVA PP IPP DMAPP

Tahap III

1) DMAPP + IPP GPP

2) GPP + IPP FPP

Tahap IV

1) 2 FPP preskualen + NADPH skualen.

2) Skualen + O2 + NADPH Skualen epoksid (lurus)

Skualen epoksid (meliuk)

3) Skualen epoksid (meliuk) sikloartenol.

Tahap V:

Sikloartenol 24 metil sikloartenol

steroid C-29

steroid C-28

steroid C-18

Hormon kepompong kolesterol steroid C21

Serangga C-27 steroid C-19

Sapogenin Alkaloid alkaloid kardenolid bufadienolid

C-27 C-27 C-21 C-23 C-24

Identifikasi Steroid:

Reaksi Lieberman buchardat

KLT

fase diam : silika gel 60 F254

fase gerak : CHCl3 : Etil asetat (2:1)

deteksi :

UV 254 nm : fluorescensi lemah

UV 366 nm : tidak berfluorescensi

penampak bercak: anisaldehid sulfat

(panaskan 1050C 2-5 menit)

ungu s/d biru ungu

Isolasi Steroid:

Simplisia yang mengandung golongan steroid dan triterpenoid :

Brotowali

Tanaman asal : Tinospora crispa (L.)

Famili : Menispermaceae

Bagian tanaman yang digunakan : Batang

Isi tanaman : Pati, glikosida pikroretosid, alkaloid, berberin dan palmatin, zat pahit pikroretin, harsa, damar lunak. Akarnya mengandung berberin, dan kolumbin.

Penggunaan : Antipiretik, sakit perut, sakit kulit, tonikum, sakit kuning, pegal-pegal.

Jati Belanda

Tanaman asal : Guazuma ulmifolia Lamk

Famili : Sterculiaceae

Isi tanaman : Tanin, lendir, damar

Penggunaan : Astringen, obat pelangsing, diare, obat batuk

1.2.3 Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah zat berbau atau biasa disebut dengan minyak esential, minyak eteris karena pada suhu kamar mudah menguap di udara terbuka tanpa mengalami penguraian. Istilah esential atau minyak yang berbau wangi dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman penghasilnya. Dalam keadaan murni dan segar biasanya minyak atsiri umumnya tidak berwarna atau kekuning-kuningan dengan rasa dan bau yang khas. Namun dalam penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resi serta warnanya berubah menjadi lebih gelap.

Sumber minyak atsiri dapat diperoleh dari setiap bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, batang, akar, ataupun rimpang. Selain itu dapat larut baik dalam etanol dan pelarut organik, namun sukar larut dalam air dan kurang larut dalam etanol yang kadarnya kurang dari 70 %. Umumnya zat organik pada minyak atsiri tersusun dari unsur C, H, dan O, berupa senyawa alifatis atau aromatis meliputi kelompok hidrokarbon, ester, eter, aldehid, keton, alkohol dan asam.

Secara kimia minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propan. Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada awal terjadinya minyak atsiri di dalam tanaman.

Terpenoid berasal dari suatu unit sederhana yang disebut sebagai isoprena. Sehingga dapat dikatakan komponen minyak atsiri termasuk senyawa isoprenoid, karena molekul- molekulnya tersusun dari unit-unit isopren. Sementara fenil propan terdiri dari gabungan inti benzen dan propana. Penyusun minyak atsiri dari kelompok terpenoid dapat berupa monoterpen dan seskuiterpen yang merupakan komponen utama minyak atsiri. Minyak atsiri dapat digunakan sebagai:

1. Menarik serangga (penyerbukan)

2. Untuk kosmetik / parfum

3. Penolak serangga

4. Sebagai bumbu masak

5. Antiseptik (obat)

6. Karminativum

Sifat- Sifat Minyak Atsiri

Adapun sifat-sifat minyak atsiri adalah sebagai berikut:

1. Tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa

2. Bau khas

3. Rasa getir, tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas atau justru dingin bila terasa di kulit

4. Dalam keadaan murni mudah menguap pada suhu kamar

5. Tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak menjadi tengik

6. Tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik oleh oksigen, matahari atau panas

7. Indeks bias umumnya tinggi dan bersifat optis aktif (memiliki atom C asimetrik)

8. Kelarutannya sangat kecil di dalam air

9. Mudah larut dalam pelarut organik

Keberadaan Minyak Atsiri dalam Tanaman

Minyak atsiri terkandung dalam bernagai organ, seperti di dalam rambut kelenjar, dalam sel-sel parenkim, di dalam saluran minyak, di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen ataupun terkandung dalam semua jaringan.

Minyak atsiri dapat terbentuk langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel atau hidrolisis dari glikosida tertentu. Peranan utama minyak atsiri pada tumbuhan itu sendiri adalah sebagai pengusir serangga (mencegah bunga dan daun rusak), serta sebagai pengusir hewan pemakan daun lainnya. Namun sebaliknya minyak atsiri juga berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu penyerbukan silang dari bunga

Klasifikasi Minyak Atsiri:

A. Monoterpen

1. Monoterpen asiklik :

a. Hidrokarbon: mirsen, osimen

b. Aldehid : geranial, neral

c. Alkohol : geraniol, nerol, linalool

2. Monoterpen monosiklik :

a. Hidrokarbon : - d.limonen - -terpinen

- -terpinen - -felandren

- -terpinen - -felandren

b. Aldehid : felandral, peril aldehid

c. Keton : menton, pulegon, piperiton, karvon

d. Alkohol : mentol, piperitol, karveol, -terpineol

e. Oksida : 1,8-sineol (eugenol), askaridol

3. Monoterpen Bisiklik

a. Grup tuyan : -tuyen, sabinen, tuyon, sabinol

b. Grup karan : kar-3-en, kar-4-en, karon

c. Grup pinan : -pinen, -pinen, mirtenal, mirtenol

d. Grup kamfan : kamfer, borneol, kamfen

e. Grup fenkhan : fenkhon, -fenkhen

f. Monoterpen tidak beraturan : -tuyaplisin, nepetalakton

Beberapa senyawa minyak atsiri monoterpen

B. Seskuiterpen

1. Seskuiterpen asiklis : farnesol, nerolidol

2. Seskuiterpen monosiklis : -bisabolen, -bisabolen, zingiberen,

asam absisat

3. Seskuiterpen bisiklis : -kadinen, -selinen, azulen

4. Seskuiterpen trisiklis : santonin, aromadendren

Beberapa senyawa minyak atsiri seskuiterpen

Biosintesis Komponen Minyak Atsiri

Kerangka dasar komponen minyak atsiri adalah terpen yang terdiri dari satuan isoprena. Satuan isoprena yang berperan aktif secara biosintetik adalah isopentenil pirofosfat, dimetil alil pirofosfat serta senyawa yang terbentuk dari asam asetat lewat jalur biosintesis asam mevalonat. Geranil piropsfat adlah prekursor C10 dari terpen dan berperan penting dalam pembentukan monoterpen siklik serta dibentuk melalui kondensasi dari masing-masing satuan isopentenil.

Prekursor pertama untuk komponen fenil propanoid dalam minyak atsiri adalah asam siamat dan asam p-hidroksi sinamatyang juga dikenal sebagai asam p-kumarat. Dalam tanaman, senyawa ini dibentuk dari asam amino aromatik fenilalanin dan tirosin yang akhirnya disintesis lewat jalur asam sikimat yang dapat dibantu oleh Escherichia coli yang membutuhkan asam amino aromatik untuk pertumbuhannnya. Asam sikimat selanjutnya akan menghasilkan asam korismat yang bisa menghasilkan triptofan lewat jalur asam antranilat dan asam prefenat . asam prefanat mengalami dehidrasi dan dekarboksilasi sehingga menghasilkan asam fenilpiruvat (prekursor fenilalanin), atau justru mengalami dehidrogenasi dab dekarboksilasi menghasilkan asam p-hidroksifenil piruvat (prekursor tirosin).

Metode Isolasi Minyak Atsiri

Metode isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Penyulingan (destilasi)

Penyulingan adalah proses pemisahan komponen berdasarkan perbedaan titik didihnya. Prinsip dasar penyulingan adalah cairan dirubah menjadi uap pada titik didihnya, kemudian uap tersebut dikondensasikan lagi ke dalam bentuk cairan dengan proses pendinginan

Penyulingan dapat dilakukan dengan bebagai cara, yaitu :

a. Penyulingan dengan air

b. Penyulingan dengan air dan uap

c. Penyulingan dengan uap

2. Ekstraksi/ penyarian dengan pelarut organik (mudah menguap) yang sesuai

Prinsipnya adalah melarutkan minyak atsiri yang terdapat dalam simplisia dengan pelarut organik yang mudah menguap yang sesuai. Metode penyarian digunakan untuk minyak-minyak atsiri yang tidak tahan dengan pemanasan. Metode ini banyak digunakan karena rendahnya kadar minyak dalam tanaman, selain itu cara ini dianggap paling efektif karena sifat minyak atsiri yang larut sempurna di dalam bahan pelarut organik nonpolar.

3. Enflurage

Prinsipnya adalah metode perlekatan bau dengan menggunakan media lilin dan memanfaatkan aktivitas enzim yang diyakini masih aktif selama sekitar 15 hari sejak bahan minyak atsiri dipanen. Metode ini digunakan karena ada beberapa jenis bunga yang setelah dipetik enzimnya masih menunjukkan kegiatan dalam menghasilkan minyak atsiri sampai beberapa minggu, misalnya bunga melati. Diperlukan perlakuan khusus secara langsung agar tidak mengubah aktivitas enzim.

4. Penyarian dengan lemak padat

Biasanya untuk memperoleh minyak atsiri dari bunga-bungaan

a. tanpa pemanasan (enfleurage)

b. dengan lemak panas (maserasi)

5. Pemerasan

Umumnya dilakukan terhadap bahan berupa buah atau kulit buah dari tanaman yang termasuk keluarga Citrus karena minyak atsirinya rusak oleh penyulingan (tidak stabil dan idak tahan pemanasan). Karena tekanan pada pemerasan, sel-sel yang mengandung minyak lemak pecah dan minyak atsiri keluar dan mengalir ke permukaan. Metode ini hanya cocok untuk minyak atsiri yang rendamannya relatif besar.

6. Penyarian dengan gas CO2

Metode berdasarkan pada kelarutan minyak atsiri yang baik dalam CO2.

Cara Pengujian

Kimia :

a. 2 mg serbuk simplisia ditambah 5 tetes asam sulfat pekat coklat hitam

b. 2 mg serbuk simplisia ditambah 5 tetes asam encer kuning

c. 2 mg serbuk simplisia ditambah 5 tetes larutan NaOH 5 % coklat tua

d. 2 mg serbuk simplisia ditambah 5 tetes kalium iodida 6 % kuning

Pengujian Mutu

Setiap minyak atsiri mempunyai sifat khas dari senyawa kimia yang menyusunnya. Sifat ini dapat berubah karena proses pengolahan dan penyimpanan perlu dilakukan.

Pengujian mutu yang dilakukan adalah :

1. Uji organoleptik

2. Uji sifat fisika dan kimia

- warna, kejernihan dan bau - persentase alkohol

- bobot jenis - kadar aldehid dan keton

- putaran optik - kadar fenol

- indek bias - kadar sineol

- bil. Asam - logam berat

- bil. Ester dan bil. Penyabunan

Penentuan Minyak Atsiri

a. KLT

b. KGC

c. SM

Pereaksi Warna / Penampak bercak :

- Anisaldehid H2SO4

- Vanilin H2SO4

- H2SO4 pekat

- SbCl3 dalam CHCl3

- Larutan KMnO4 0,2 % dalam air

Tanaman Penghasil Minyak Atsiri

a. Minyak kapulaga

b. Minyak kenanga

c. Minyak kayu manis

d. Minyak ketumbar

e. Minyak sereh

f. Minyak melati

g. Minyak lavender

h. Minyak pala

i. Minyak lada

j. Minyak mawar

k. Minyak nilam

l. Minyak cendana

m. Minyak akar wangi

n. Minyak jahe

Contoh simplisia yang mengandung minyak atsiri:

Minyak Jahe/ Ginger Oil

Tanaman asal : Zingiber officinale

Famili : Zingiberaceae

Rendeman : 3,5 %

Sumber : rimpang

Komponen Penyusun : oleoresin, zingiberena, zingiberol, zingerol, zingerona, kamfena, felandren, sineol, geraniol, borneol, linalool

Kegunaan : bahan pewangi permen, parfum, korigen odoris, karminativum

Lengkuas

Tanaman asal : Languas Galanga (L.)

Famili : Zingiberaceae

Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang

Kandungan tanaman : minyak atsiri lebih kurang 1% mengandung kamfer, sineol, dan asam metilsinamat.

Penggunaan : Karminatif, antifungi, sakit perut, malaria.

1.2.4 Tanin

Tanin merupakan suatu senyawa golongan yang terbesar dari senyawa kompleks yang tersebar luas pada dunia tumbuhan. Tanin dianggap senyawa kompleks yang dibentuk dari campuran polifenol yang sangat sukar dipisahkan karena tidak dapat dikristalkan. Tanin umumnya terdapat dalam organ: daun, buah, kulit batang, dan kayu. Didalam tumbuhan letak tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma, tetapi bila jaringan rusak, misalnya bila hewan memakannya maka reaksi penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai oleh cairan pencernaan hewan.

Fungsi tanin dalam tumbuhan adalah untuk menghalau hewan pemakan tumbuhan karena berasa sepat.

Secara kimia tanin dapat dibedakan dalam 2 jenis:

Tanin terkondensasi, hampir terdapat didalam paku-pakuan dan Gymnospermae, serta tersebar luas dalam angiospermae, terutama pada jenis tumbuhan berkayu. Merupakan senyawa inti fenol dengan karbohidrat atau protein. Contohnya: proantosianidin (flavolan).

Tanin terkondensasi secara biosintetis dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal yang membentuk senyawa dimer dan kemudian oligodimer yang lebih tinggi. Nama lain untuk tanin terkondensasi ialah proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas, beberapa ikatan karbon-karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah monomer antosianidin. Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini berarti bila direaksikan dengan asam akan menghasilkan sianidin.

Proantosianidin dapat dideteksi langsung dalam jaringan tumbuhan hijau dengan mencelupkan kedalam HCl 2M mendidih selama setengah jam. Bila terbentuk warna merah yang dapat diekstraksi dengan amil atau butil alkohol, maka ini merupakan bukti adanya senyawa tersebut.

Tanin terhidrolisis/dapat dihidrolisis, penyebarannya terbatas pada tumbuhan Dicotyledonae. Contohnya: Galotanin dan Elagitanin. Yang merupakan senyawa ester dari asam galat (polihidrat) dengan glukosa.

Simplisia yang mengandung Tanin

Catechu (gambir, Pale catechu)

Adalah sari air kering yang diperoleh dari daun yang diperoleh dari daun dan ranting muda.

Tanaman asal : Uncaria gambier (Hunter) Roxb

Familia : Rubiaceae

Pemerian : tidak berbau, rasa mula-mula pahit dan sangat sepat, kemudian agak manis.

Tempat tumbuh : Indonesia dan Malaysia

Pemakaian : Astringen kuat

Kandungan : d-katekhin 7-33% dan Asam Katekutanat 22-50%

Jambu Biji

Tanaman Asal : Psidium Guajava L

Familia : Myrtaceae

Bagian yang digunakan : Daun

Isi tanaman : Tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak, lemak, asam malat.

Penggunaan : Antidiare, astringens, sariawan, menghentikan perdarahan.

Delima

Tanaman asal : Punica granatum L.

Familia : Punicaceae

Bagian yang digunakan : kulit buah

Isi tanaman : tanin 22-25%, alkaloid cair terutama peleterina dan isopeleterina, kalsium oksalat, pati

Penggunaan : buah; obat cacing, disentri, astringen

Bunga; radang selaput lendir gusi

1.2.5 Saponin

Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau waktu memekatkan ekstrak tumbuhan merupakan bukti akan adanya saponin. Bila didalam tumbuhan terdapat banyak saponin, sukar untuk memekatkan ekstrak alkohol-air dengan baik, walaupun dengan menggunakan penguap putar. Yang paling sederhana untuk membuktikan adanya unsur saponin dalam simplisia adalah dengan cara mengocok nya, dan perhatikan apakah akan terbentuk busa tahan lama pada permukaan cairan. Saponin dapat juga diperiksa dalam ekstrak kasar berdasarkan kemampuannya menghemolisis sel darah.

Saponin jauh lebih polar daripada sapogenin karena ikatan glikosidanya, dan lebih mudah dipisahkan dengan KLT pada selulosa.

Saponin memiliki berat molekul tinggi sehingga menjadikan upaya isolasi ntuk mendapatkan saponin yang murni menemui banyak kesulitan. Berdasarkan struktur aglikonnya (sapogeninnya), saponin dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid. Kedua senyawa ini memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal usul biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan isoprenoid.

Kegunaan

Semua saponin mengakibatkan hemolisis. Oleh karena itu, relatif berbahaya bagi semua organisme binatang bila saponin diberikan secara parenteral. Saponin memiliki kegunaan dalam pengobatan, terutama karena sifatnya yang mempengaruhi absorpsi zat aktif secara farmakologi.

Kumis kucing

Daun ungu

Tanaman asal : Graptophyllum pictum

Familia : Acanthaceae

Bagian yang digunakan : Daun

Isi tanaman : alkaloid, saponin, tanin, lendir

Penggunaan : Daun; wasir, diuretik, obat bisul

1.2.6 Kuinon

Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas 2 gugus karbonil yang berkonyugasi dengan 2 ikatan rangkap karbon karbon. Untuk tujuan identifikasi, kuinon dapat dipilah menjadi 4 kelompok: benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon, dan kuinon isoprenoid. Tiga kelompok pertama biasanya terhidroksilasi dan bersifat senyawa fenol serta mungkin terdapat in vivo dalam bentuk gabungan dengan gula sebagai glkosida atau kuinol tanwarna, kadang-kadang juga bentuk dimer. Dalam hal demikian, diperlukan hidrolisis asam untuk melepaskan kuinon bebas nya. Kuinon isoprenoid terlibat dalam respirasi sel dan fotosintesis dan dengan demikian kuinon tersebar secara merata dalam tumbuhan.

Warna pigmen kuinon alam beragam, mulai dari kuning pucat sampai ke hampir hitam. Walaupun kuinon tersebar secara luas, namun perannya terhadap warna tumbuhan sangat kecil. Jadi, pigmen ini sering terdapat dalam kulit, akar, atau jaringan lain, namun warna pigmen kuinon ini tidak mendominasi.

Deteksi pendahuluan kuinon,

Untuk memastikan suatu pigmen termasuk kuinon atau bukan, dapat dilakukan dengan reaksi warna. Reaksi yang khas adalah reduksi bolak-balik yang mengubah kuinon menjadi semyawa tanwarna, kemudian warna kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh udara. Reaksi dapat digunakan dengan menggunakan natrium borohidrida dan oksidasi ulang dapat dilakukan dengan mengocok larutan itu diudara. Untuk kebanyakan kuinon, hasil uji reduksi dalam larutan yang agak basa lebih mencolok dan oksidasi ulang di udara lebih cepat. Kuinon menuknjukan geseran batokrom yang kuat dalam basa, tetapi ini bukan ciri khasnya.

1.2.7 Flavonoid

Semua flavonoid, menurut strukturnya, merupakan senyawa induk flavon yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan Primula, dan semuanya mempunyai sejumlah sifat yang sama. Saat ini dikenal sekitar 20 jenis flavonoid.

Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air. Mereka dapat diekstraksi dengan alkohol 70% dan tetap ada pada lapisan air setelah ekstrak dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila di tambah basa atau amoniak, jadi flavonoid mudah dideteksi pada kromatogram atau dalam larutan.

Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonyugasi dan karena itu menunjukan pita serapan kuat pada spektrum UV dan spektrum tampak. Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid.

Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh tetapi beberapa kelas lebih tersebar daripada yang lainnya. Penyebaran flavonoid meliputi,

Golongan Tumbuhan

Flavonoid

Bakteri

Hampir tidak ada sama sekali

Fungi

Ganggang merah

Lumut hati

Sedikit tipe flavonoid, terutama 3-deoksiantosianin, glikoflavon

Equisetum

Flavonoid berstruktur sederhana, 3-deoksiantosian, flavon, flavonol, leukoantosianidin, kalkon dan flavanon.

Lycopodium

Paku-pakuan

Gymnospermae

Kebanyakan flavonoid, biasanya tipe sederhana, biflavonil

Angiospermae

Segala macam flavonoid, biflavonil jarang

Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran, jarang sekali dijumpai hanya flavonoid tunggal dalam jaringan tumbuhan. Disamping itu, sering terdapat campuran yang terdiri atas flavonoid yang berbeda kelas. Antosianin berwarna yang terdapat dalam daun bunga hampir selalu disertai oleh flavon dan flavonolol tanwarna.

Flavonoid mempunyai rumus umum, C6C3C6.

Aktivitas biologi flavonoid antara lain,

- anti kanker : kuersetin, mirisetin

- anti oksidant : kuersetin, antosianidin, dan prosianidin

- anti inflamasi : apigenin, taksifolin, luteolin, kuersetin

- anti alergi : nobeletin, tangeretin

- anti hipertensi : prosianidin

- anti virus : amentiflavum, skutellarein, kuersetin

Klasifikasi flavonoid umumnya didasarkan atas inti molekul,

*Harbone membagi flavonoid kedalam kelompok

- Antosianin

- Proantosianidin

- Flavonol

- Flavon

- Khalkon dan auron

- Flavanon

- Glikoflavon

- Isoflavon

- Biflavonil

*Berdasarkan warna flavonoid

*Berdasarkan flavonoid major dan flavonoid minor

- flavonoid major : flavon, flavonol, biflavonil

- flavonoid minor : khalkon, dihidrokhalkon, auron, flavanon, flavononol dan isoflavon.

Identifikasi flavonoid: reaksi warna,kromatografi,spektrofotometri

Perlu dipisahkan dari senyawa lain isolasi +.u. klorofil

Flavonoid: polaritas kurang, polaritas sedang, sangat polar

Cara-cara isolasi flavonoid:

1. Bahan segar

Bahan dilumatkan + aseton (jika perlu) digesti perkolasi, saring fitrat + EMT (40-60oC) 2 x vol

(jika perlu + sedikit air)

fase air : glikosid + aglikon polar

EMT : lemak, 2.w. lipofil

antosianin harus dalam suasana agak asam

2. Bahan kering

sari metanol uapkan kering residu

didigesti dengan air panas

fase air : glikosid

residu : lemak, klorofil, lipid

3. Isolasi untuk reaksi warna

500 mg bahan refluks 10 saring

sisa kering 10 ml sediaan cair 10 ml met OH

Panas filtrat + 10 ml H2O + 5 ml EMT kocok memisah

lap. air uapkan t: 40o sisa + 5 ml etil asetat

p: