alkaloid penting

40
share Selasa, 01 Mei 2012 Makalah alkaloid BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Dalam dunia medis dan kimia organik, istilah alkaloid telah lama menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam penelitian yang telah dilakukan selama ini, baik untuk mencari senyawa alkaloid baru ataupun untuk penelusuran bioaktifitas. Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu. Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan. Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida

Upload: aisarimulyani

Post on 23-Oct-2015

328 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alkaloid Penting

share

Selasa, 01 Mei 2012

Makalah alkaloid

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang

Dalam dunia medis dan kimia organik, istilah alkaloid telah lama menjadi bagian penting

dan tak terpisahkan dalam penelitian yang telah dilakukan selama ini, baik untuk mencari

senyawa alkaloid baru ataupun untuk penelusuran bioaktifitas. Senyawa alkaloid merupakan

senyawa organik terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan

dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa

sepat dan pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa

alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu.

Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat

basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam

struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek

farmakologis pada manusia dan hewan.

Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak ditemukan di alam.

Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam

berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen.

Hampir semua alkaloida yang ditemukan di alam mempunyai keaktifan biologis tertentu,

ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya

kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan

fisikologis. Alkaloida dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun,

ranting dan kulit batang. Alkaloida umunya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus

dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan.

Berdasarkan literatur, diketahui bahwa hampir semua alkaloid di alam mempunyai keaktifan

biologis dan memberikan efek fisiologis tertentu pada mahluk hidup. Sehingga tidaklah

Page 2: Alkaloid Penting

mengherankan jika manusia dari dulu sampai sekarang selalu mencari obat-obatan dari berbagai

ekstrak tumbuhan. Fungsi alkaloid sendiri dalam tumbuhan sejauh ini belum diketahui secara

pasti, beberapa ahli pernah mengungkapkan bahwa alkaloid diperkirakan sebagai pelindung

tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk

mempertahankan keseimbangan ion.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dapat dikaji antara lain :

1.      Apa yang dimaksud dengan alkaloid ?

2.      Bagaimana tata nama alkaloid?

3.      Bagaimana reaksi senyawa alkaloid dengan senyawa lain?

4.      Apa saja sifat-sifat alkaloid ?

5.      Apa saja pemanfaat alkaloid dalm kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan

1. Untuk memahami tentang senyawa-senyawa alkaloid.

2. Untuk memahami struktur dan tata nama dari senyawa alkaloid.

3. Untuk memahami sifat fisika dan kimia senyawa alkoid.

4. Memahami aplikasi alkaloid.

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa akan lebih memahami ruang lingkup dari alkaloid.

2. Bertambahnya pengetahuan mengenai struktur dan tata nama dari alkaloid.

3. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami sifat fisika dan kimia dari alkaloid sehingga

dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 3: Alkaloid Penting

BAB II

ISI

Pengertian Alkaloid

Alkaloid adalah Kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk gugus fungsi

amin. Pada umumnya, alkaloid mencakup senyawa bersifat basah yang mengandung 1/ lebih

atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasanya

beracun, jadi banyak digunakan dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tanwarna, sering

kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tapi hanya sedikit yang berupa cairan pada

suhu kamarPada umumnya, alkaloid tidak sering terdapat dalam gymospermae, paku-pakuan,

lumut dan tumbuhan rendah.Suatu

Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang bersifat basa

dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Kebanyakan alkaloid berbentuk padatan kristal

dengan titik lebur tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Alkaloid dapat juga berbentuk

amorf atau cairan. Dewasa ini telah ribuan senyawa alkaloid yang ditemukan dan dengan

berbagai variasi struktur yang unik, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling sulit.

Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu ornitin

dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin yang menurunkan alkaloid

jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan alkaloid indol. Reaksi utama yang mendasari

biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer

dan sekunder, dan suatu senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi

rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat juga ditemukan dalam

biosintesis alkaloid.

Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan obat-obatan

yang mengandung alkaloid dalam minuman, kedokteran, the, tuan atau tapal, dan racun selama

4000 tahun. Tidak ada usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga

permulaan abad ke sembilan belas. Obat-obatan pertama yang diketemukan secara kimia adalah

Page 4: Alkaloid Penting

opium, getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan dalam obat-obatan

selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai analgesik maupun narkotik telah diketahui.

Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama

narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat

berhasil mengisolasi morfin. tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di

Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian di bidang kimia alkaloid yang menakjubkan.

Diantara alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat tersebut adalah Stikhnin, Emetin, Brusin,

Piperin, kaffein, Quinin, Sinkhonin, dan Kolkhisin. tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga

memperoleh Koniin suatu alkaloid yang memiliki sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut tidak

hanya yang bertanggung jawab atas kematian Socrates akibat dari hisapan udara yang beracun,

tetapi karena struktur molekulnya yang sederhana. Koniin merupakan alkaloid pertama yang

ditentukan sifat-sifatnya (1870) dan yang pertama disintesis (1886). Selama tahun 1884 telah

ditemukan paling sedikit 25 alkaloid hanya dari Chinchona. Kompleksitas alkaloid merupakan

penghalang elusidasi struktur molekul selama abad ke sembilan belas bahkan pada awal abad ke

dua puluh. Sebagai contoh adalah Stikhnin yang ditemukan pertama kali oleh Pelletier dan

Caventon pada tahun 1819 dan struktur akhirnya dapat ditentukan oleh Robinson dan kawan-

kawan pada tahun 1946 setelah melakukan pekerjaan kimia yang ekstra sukar selama hampir 140

tahun.

Tahun 1939 hampir 300 alkaloida telah diisolasi dan ± 200 telah ditentukan struktur. Dalam

seri Alkaloida yang diterbitkan pertama oleh Manske pada 1950 memuat lebih 1000

alkaloida.Dikenalnya teknik sistem analisis kromatografi preparatif dan instrumen canggih maka

penemuan alkaloida meningkat cepat-nya. Buku terbitan 1973 mencatat 4959 alkaloida dapat

diisolasi dan 3293 ditentukan strukturnya. Perkembang Ilmu Pengetahuan dengan penemuan

berbagai macam kromatografi dan instrumen spektroskopii dengan sistem komputerisasi maka

isolasi dan penentuan struktur alkaloida sudah tidak terbilang lagi

Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur

sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya. Alkaloid

adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh

alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat

tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan

monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit.

Page 5: Alkaloid Penting

Dalam Meyer’s Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan bahwa alkaloid terjadi secara

karakteristik di dalam tumbuh- tumbuhan, dan sering dibedakan berdasarkan kereaktifan

fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas karbon, hidrogen, dan nitrogen, sebagian besar

diantaranya mengandung oksigen. Sesuai dengan namanya yang mirip dengan alkali (bersifat

basa) dikarenakan adanya sepasang elektron bebas yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat

mendonorkan sepasang elektronnya. Kesulitan mendefinisikan alkaloid sudah berjalan bertahun-

tahun. Definisi tunggal untuk alkaloid belum juga ditentukan. Trier menyatakan bahwa sebagai

hasil kemajuan ilmu pengetahuan, istilah yang beragam senyawa alkaloid akhirnya harus

ditinggalkan (Hesse, 1981).Garam alkaloid dan alkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat,

berbentuk kristal tidak berwarna (berberina dan serpentina berwarna kuning). Alkaloid sering

kali optik aktif, dan biasanya hanya satu dari isomer optik yang dijumpai di alam, meskipun

dalam beberapa kasus dikenal campuran rasemat, dan pada kasus lain satu tumbuhan

mengandung satu isomer sementara tumbuhan lain mengandung enantiomernya (Padmawinata,

1995). Ada juga alkaloid yang berbentuk cair, seperti konina, nikotina, dan higrina. Sebagian

besar alkaloid mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid juga mempunyai sifat farmakologi. Sebagai

contoh, morfina sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi

sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf (Ikan,

1969).

Alkaloid telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik perhatian terutama karena

pengaruh fisiologinya terhadap mamalia dan pemakaiannya di bidang farmasi, tetapi fungsinya

dalam tumbuhan hampir sama sekali kabur. Beberapa pendapat mengenai kemungkinan

perannya dalam tumbuhan sebagai berikut (Padmawinata, 1995):

1. Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat dalam hewan (salah

satu pendapat yang dikemukan pertama kali, sekarang tidak dianut lagi).

2. Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tandon penyimpanan nitrogen meskipun banyak

alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun sangat kekurangan

nitrogen.

3. Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan parasit atau pemangsa

tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti yang mendukung fungsi ini tidak

dikemukakan, mungkin merupakan konsep yang direka-reka dan bersifat ‘manusia sentris’.

Page 6: Alkaloid Penting

4. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi struktur, beberapa alkaloid

menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid merangasang perkecambahan yang lainnya

menghambat.

5. Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar bersifat basa, dapat

mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan.

Perlu dicatat bahwa selama kimia organik berkembang pesat selama periode tersebut,

menjadi ilmu pengetahuan yang rumit pada saat ini, usaha pengembangan dalam kimia bahan

alam tumbuh sejalan, banyak reaksi yang sekarang merupakan reaksi klasik dalam kimia organik

adalah hasil penemuan pertama dari studi yang cermat degradasi senyawa bahan alam.

Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari bakteria, fungi (jamur), tumbuhan,

dan hewan. Ekstraksi secara kasar biasanya dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik

ekstraksi asam-basa. Rasa pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh alkaloid.

Awal alkaloida diketahui hanya terdapat dalam tumbuhan, terutama tumbuhan berbunga,

Angiospermae. Selanjutnya ternyata terdapat dalam hewan, serangga, biota laut, mikroorganisme

dan tumbuhan rendah. Contoh : Sebangsa rusa (muskopiridina), sejenis musang Kanada

(kastoramina).

Alkaloida sebagian besar dalam tumbuhan ber-bunga. Kelompok alkaloida tertentu dapat

dihubungkan dengan Keluarga (Famili) atau Marga (Genus). Sistem Engeler tumbuhan tinggi

ada 60 Bangsa (Ordo) dan ± 34 mengandung alkaloida, 4% semua Keluarga mengandung

sedikitnya satu alkaloida, hanya 8,7% pada sekitar 10.000 Marga. Keluarga mengandung

alkaloida: Liliaceae, Solanaceae dan Rubiaceae. Satu Keluarga beberapa Marga mengandung

alkaloida dan lainnya tidak, ada Marga sama mengandung alkaloida sama juga dari Keluarga

lain. Contoh : hiosiamin terdapat dalam 7 Marga yang berbeda dari Keluarga Solanaceae, sedang

vindolin dan morfin terda-pat terbatas hanya beberapa jenis tumbuhan dari Marga yang sama.

Alkaloida adalah senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik yang mengandung atom N

didalam intinya dan bersifat basa, karena itu dapat larut dalam asam-asam serta membentuk

garamnya, dan umumnya mempunyai aktifitas fisiologis baik terhadap manusia ataupun hewan.

Alkaloid merupakan senyawa yang mengandung atom nitrogen yang tersebar secara terbatas

pada tumbuhan. Alkaloid kebanyakan ditemukan pada Angiospermae dan jarang pada

Gymnospermae dan Cryptogamae. Senyawa ini cukup banyak jenisnya dan terkadang memiliki

struktur kimia yang sangat berbeda satu sama lain, meskipun berada dalam satu kelompok.

Page 7: Alkaloid Penting

Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa) pertama kali dipakai

oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk

menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada

waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina).

Alkaloid adalah Kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk gugus fungsi

amin. Pada umumnya, alkaloid mencakup senyawa bersifat basah yang mengandung 1/ lebih

atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasanya

beracun, jadi banyak digunakan dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tanwarna, sering

kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tapi hanya sedikit yang berupa cairan pada

suhu kamarPada umumnya, alkaloid tidak sering terdapat dalam gymospermae, paku-pakuan,

lumut dan tumbuhan rendah.Suatu

Alkaloid merupakan senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi

jumlahnya maupun sebarannya.Berikut berbagai definisi menurut:

Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa senyawa yang

bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasal dari tumbuan dan hewan.

Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi alkaloid yang

memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat

basa, yan mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin heterosiklik,

dan bersifat aktif biologis menonjol.

Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek biologisnya

yang menyegarkan tubuh sampai toksik.Satu contoh yang sederhana adalah nikotina. Nikotin

dapat menyebabkan penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi, dan

gangguan terhadap kehamilan dan janin.

A.    Tata Nama Senyawa Alkaloid

Alkaloida tidak mempunyai tatanama sistematik. Oleh karena itu suatu alkaloida

dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin,morfin, dan stiknin. Hampir semua nama trivial

ini berakhiran –in yang mencirikan alkaloida.

Berikut ini beberapa contoh dari alkaloid:

  Contoh rumus bangun untuk golongan purin:

Page 8: Alkaloid Penting

  Rumus bangun untuk golongan pirolidin

  Rumus bangun untuk golongan pyridine

Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang bersifat

basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Sebagian besar alkaloida mempunyai

kerangka dasar polisiklik termasuk cincin heterosiklik nitrogen serta mengandung subtituen yang

tidak terlalu bervariasi. Atom nitrogen alkaloida hampir selalu berasal dalam bentuk gugus amin

Page 9: Alkaloid Penting

(-NR2) atau gugus amida (-CO-NR2) dan tidak pernah dalam bentuk gugus nitro (NO2) atau

gugus diazo. Sedang subtituen oksigen biasanya hanya ditemukan sebagai gugus fenol (-OH),

metoksi (-OCH3) atau gugus metilendioksi (-O-CH2-O). Subtituen-subtituen oksigen ini dan

gugus N-metil merupakan ciri sebagian besar alkaloida.

Pada alkaloida aromatik terdapat suatu pola oksigenasi tertentu. Pada senyawa –senyawa

ini gugus fungsi oksigen ditemukan dalam posisi para atau para dan meta dari cincin aromatic.

Penamaan Alkaloida

  Beberapa penamaan alkaloid berdasarkan family/keluarga/genus dimana mereka ditemukan.

Contoh Papavarine, Punarnavin,ephidrin

  Berdasarkan spesies tumbuh asal. Contoh kokain, beladonin

  Berdasarkan nama umum tumbuhan penghasil. Contohnya alkaloid ergot

  Berdasarkan aktivitas fisik contohnya morfin yang dikenal dengan tanaman Dewa dari Mimpi.

Emitin yang berarti muntahan menurut penemu.

  Peletierine yang merupakan gugus yang ditemukan oleh P.J Peletier

  Ada beberapa nama dengan penambahan prefiks pada penamaan alkanoid. Contohnya epi, iso,

neo, pseodo, nor, CH

B.     Sifat-Sifat Alkaloid

Beberapa sifat dari alkaloid yaitu :

1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino dan golongan heterogen.

2. Umumnya berupa Kristal atau serbuk amorf.

3. Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin dan spartein.

4. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau dalam bentuk

garamnya.

5. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.

6. sering beracun.

7. bersifat optis aktif dan berupa sistim siklik

8. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kloroform, eter dan

pelarut organik lainnya yang bersifat relative nonpolar.

9. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.

10. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada atom N-nya.

Page 10: Alkaloid Penting

11. biasanya banyak digunakan dibidang farmasi.

12. sampel yang mengandung alkaloid setelah drx akan berwarna merah.

1.      Sifat-Sifat Fisika

Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom

N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer,

sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari

struktur molekul dan gugus fungsionalnya) Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa

padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi.

Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan.

Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks, species aromatik

berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin berwarna merah). Pada umumnya, basa

bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan

protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut dalam air.

2.      Sifat-Sifat Kimia

Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elektron

pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan

elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan

senyawa lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan senyawa

dietilamin lebih basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan

bersifat menarik elektron (contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron

berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit

asam. Contoh ; senyawa yang mengandung gugus amida.

Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi,

terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini sering berupa N-

oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan

jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan senyawa

organik (tartarat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah

dekomposisi. Itulah sebabnya dalam perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya.

Page 11: Alkaloid Penting

C.    Penggolongan Alkaloid

Alkaloida tidak mempunyai tatanan sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloida dinyatakan

dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan strikhnin. Hampir semua nama trivial ini

berakhiran –in yang mencirikan alkaloida. Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan

beberapa cara, yaitu : (2,5)

1.      Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul.

Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis sperti alkaloida

pirolidin, alkaloida piperidin, alkaloida isokuinolin, alkaloida kuinolin, dan alkaloida indol.

2.      Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan. Cara ini digunakan untuk

menyatakan jenis alkaloida yang pertama-tama ditemukan pada suatu jenis tumbuhan.

Berdasarkan cara ini, alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu aklakoida tembakau,

alkaloida amaryllidaceae, alkaloida erythrine dan sebagainya. Cara ini mempunyai kelemahan,

yaitu : beberapa alkaloida yang berasal dari tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur yang

berbeda-beda.

Page 12: Alkaloid Penting

3.      Berdasarkan asal-usul biogenetik. Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan antara

berbagai alkaloida yang diklasifikasikan berdasarkan berbagai jenis cincin heterosiklik. Dari

biosintesa alkaloida, menunjukkan bahwa alkaloida berasal hanya dari beberapa asam amino

tertentu saja. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas tiga jenis utama,

yaitu :

a.              Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan lisin.

b.             Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenilalanin, tirosin dan 3,4-

dihidrofenilalanin.

c.              Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptofan.

4.      Sistem klasifikasi berdasarkan Hegnauer yang paling banyak diterima, dimana alkaloida

dikelompokkan atas :

a. Alkaloida sesungguhnya

Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas,

hamper tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik,

diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik.

Beberapa pengecualian terhadap aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang

bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloida quartener yang bersifat

agak asam daripada bersifat basa.

b. Protoalkaloida

Protoalkaloida merupakan amin yang relative sederhana dimana nitrogen asam amino tidak

terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloida diperoleh berdasarkan biosintesa dari asam

amino yang bersifat basa. Pengertian amin biologis sering digunakan untuk kelompok ini.

c. Pseudoalkaloida

Pseudoalkaloida tidak diturunkan dari prekusor asam amino. Senyawa ini biasanya bersifat basa.

Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok ini yaitu steroidal dan purin.

Berikut ini adalah pengelompokan alkaloid berdasarkan struktur cincin atau struktur

intinya yang khas, dimana pengelompokkan dengan cara ini juga secara luas digunakan :

1.      Inti Piridin-Piperidin, misalnya lobelin, nikotin, konini dan trigonelin

Page 13: Alkaloid Penting

2.      Inti Tropan, misalnya hiosiamin, atropine, kokain.

3.      Inti Kuinolin, misalnya kinin, kinidin

4.      Inti Isokuinolin, misalnya papaverin, narsein

5.      Inti Indol, misalnya ergometrin dan viblastin.

Page 14: Alkaloid Penting

6.      Inti Imidazol, misalnya pilokarpin.

7.      Inti Steroid, misalnya solanidin dan konesin.

8.      Inti Purin, misalnya kofein.

9.      Amin Alkaloid, misalnya efedrin dan kolsikin

Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal molekulnya

(precursors),didasari dengan metabolisme pathway (metabolic pathway) yang dipakai untuk

membentuk molekul itu. Kalau biosintesis dari sebuah alkaloid tidak diketahui, alkaloid

Page 15: Alkaloid Penting

digolongkan menurut nama senyawanya, termasuk nama senyawa yang tidak mengandung

nitrogen (karena struktur molekulnya terdapat dalam produk akhir. sebagai contoh: alkaloid

opium kadang disebut "phenanthrenes"), atau menurut nama tumbuhan atau binatang dimana

senyawa itu diisolasi. Jika setelah alkaloid itu dikaji, penggolongan sebuah alkaloid dirubah

menurut hasil pengkajian itu, biasanya mengambil nama amine penting secara biologi yang

mencolok dalam proses sintesisnya.

  Golongan Pyridine: piperine, coniine, trigonelline, arecoline, arecaidine, guvacine, cytisine,

lobeline, nikotina, anabasine, sparteine, pelletierine.

Pyridine adalah sederhana aromatik heterocyclic senyawa organik dengan rumus kimia

C5H5N digunakan sebagai pelopor ke Agrokimia dan obat-obatan, dan juga penting sebagai

larutan dan reagen. Hal ini terkait dengan struktur benzena, dimana CH diganti dengan atom

nitrogen.

Strukturnya:

  Golongan Pyrrolidine: hygrine, cuscohygrine, nikotina

Pirolidina, juga dikenal sebagai tetrahidropirola, merupakan senyawa organik dengan

rumus kimia C4H9N. Ia merupakan senyawa amina siklik dengan cincin beranggota lima yang

terdiri dari empat atom karbon dan satu atom nitrogen. Ia berupa cairan bening dengan aroma

tidak sedap seperti amonia.

Pirolidina ditemukan secara alami pada daun tembakau dan wortel. Struktur cincin pirolidina

dapat ditemukan pada banyak alkaloid alami, seperti nikotina dan higrina. Ia juga dapat

ditemukan pada banyak obat-obatan farmasi seperti prosiklidina dan bepridil. Ia juga menjadi

dasar senyawa rasetam (misalnya pirasetam dan anirasetam). Strukturnya:

Page 16: Alkaloid Penting

  Golongan Tropane: atropine, kokaina, ecgonine, scopolamine, catuabine

  Golongan Quinoline: kinina, quinidine, dihydroquinine, dihydroquinidine, strychnine, brucine,

veratrine, cevadine

  Golongan Isoquinoline: alkaloid-alkaloid opium (papaverine, narcotine, narceine), sanguinarine,

hydrastine, berberine, emetine, berbamine, oxyacanthine

  Alkaloid Phenanthrene: alkaloid-alkaloid opium (morfin, codeine, thebaine)

  Golongan Phenethylamine: mescaline, ephedrine, dopamine

  Golongan Indole:

       Tryptamines: serotonin, DMT, 5-MeO-DMT, bufotenine, psilocybin

       Ergolines (alkaloid-alkaloid dari ergot ): ergine, ergotamine, lysergic acid

       Beta-carboline: harmine, harmaline, tetrahydroharmine

       Yohimbans: reserpine, yohimbine

       Alkaloid Vinca: vinblastine, vincristine

       Alkaloid Kratom (Mitragyna speciosa): mitragynine, 7-hydroxymitragynine

       Alkaloid Tabernanthe iboga: ibogaine, voacangine, coronaridine

       Alkaloid Strychnos nux-vomica: strychnine, brucine

  Golongan Purine:

o Xantina : Kafein, theobromine, theophylline

Purine adalah senyawa organic kompleks aromatik heterocyclic , yang terdiri dari cincin

pyrimidine yang tergabung ke sebuah cincin imidazole.

Struktur Purine:

Page 17: Alkaloid Penting

Struktur Kafeine

  Golongan Terpenoid:

o Alkaloid Aconitum: aconitine

o Alkaloid Steroid (yang bertulang punggung steroid pada struktur yang

bernitrogen):

Solanum (contoh: kentang dan alkaloid tomat) (solanidine, solanine,

chaconine)

Alkaloid Veratrum (veratramine, cyclopamine, cycloposine, jervine,

muldamine)

Alkaloid Salamander berapi (samandarin)

lainnya: conessine

Struktur Terpenoida:

  Senyawa ammonium quaternary s: muscarine, choline, neurine

  Lain-lainnya: capsaicin, cynarin, phytolaccine, phytolaccotoxin

Hingga kini belum ada pendefinisian tunggal dan penggolongan yang jelas dari alkaloid.

Dalam bukunya, Matsjeh (2002) menerangkan beberapa klasifikasi alkaloid, diantaranya yaitu

Page 18: Alkaloid Penting

berdasarkan lokasi atom nitrogen di dalam struktur alkaloid dan berdasarkan asal mula

kejadiannya (biosintesis) dan hubungannya dengan asam amino. Berdasarkan lokasi atom

nitrogen di dalam struktur alkaloid, alkaloid dapat dibagi atas 5 golongan:

            Alkaloid heterosiklis

            Alkaloid dengan nitrogen eksosiklis dan amina alifatis

            Alkaloid putressina, spermidina, dan spermina

            Alkaloid peptida

            Alkaloid terpena

Dari lima golongan di atas, alkaloid heterosiklis adalah sangat terbesar dan yang terkecil adalah

alkaloid alkaloid putressina, spermidina, dan spermina. Ini dapat dilihat dari jumlah anggota dari

masing-masing golongan seperti diterangkan di bawah ini:

1. Alkaloid heterosiklis, merupakan alkaloid dengan atom nitrogennya terdapat

dalam cincin heterosiklis. Alkaloid heterosiklis dibagi menjadi:

a. Alkaloid pirolidin

b. Alkaloid indol

c. Alkaloid piperidin

d. Alkaloid piridin

e. Alkaloid tropan dan basa yang berhubungan

f. Alkaloid histamin, imidazol dan guanidine

g. Alkaloid isokuinolin

h. Alkaloid kuinolin

i. Alkaloid akridin

j. Alkaloid kuinazolin

k. Alkaloid izidin

l. Alkaloid dengan nitrogen eksosiklis dan amina alifatis

2. Alkaloid dengan nitrogen aksosiklis dan amina alifatis

a. Eritrofleum

b. Fenilalkilamina

c. Kapsaisin

Page 19: Alkaloid Penting

d. Alkaloid dari jenis kolkina

3. Alkaloid putressina, spermidina, dan spermina

4. Alkaloid peptida

5. Alkaloid terpena dan steroid

Sedangkan berdasarkan asal mulanya (biogenesis) dan hubungannya

dengan asam amino, alkaloid dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: (1) True

alkaloid, (2) Proto alkaloid, dan (3) Pseudo alkaloid(seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya).

Sedangkan beberapa ahli mengklasifikasikan alkaloid sebagai berikut

Klasifikasi alkaloid

1. Berdasarkan taksonomi

Berdasarkan taksonomi seperti Solanaceaos, papilionaceae tanpa keterangan dari sifat kimianya

2. Berdasarkan Biosintesis

Pengelompokan alkaloid berdasarkan biosintesis didasarkan oleh typeprekursor atau senyawa

pembangun yang digunaan tumbuh-tumbuhan untukmensintesis struktur kompleks. Contoh

Morphine, Papaverine, nicotine, tubocurarin dan calchicins dalam penilalanin dan basa tirosin

3. Berdasrkan klasifikasi kimia

Pengelompokakn ini didasari oleh struktur cincin

1.nonheterosiklik alkaloid

herodinine (Horedeum Vulgare) Ephedrine (Ephendragerardiana), gentaeceae

2.heterosiklik alkaloida

a. pyrole-pyrrolidin

hygrinesCoca sp

b.pyrrolizine

seneciphylline, Senecia sp

c. pyudrin dan piperidine

Lobaline,piperidine. Ricinine

d.                                          piperidine(triptofan)

hyoscyomine, Atropine Hyoscine-Solanceae Cocan sp

e. Quinoline

Page 20: Alkaloid Penting

Quinine, quinidine (Cinchona bark) Cinchonime. Cinchonidine dan Cusparin

f. Iso – quinolin

Papavarine, NArceine Emitine dan Cephalin

g.Reduce isoquinoline

Baldine (Peumus Baldus)

h.Nur lupinane

Spartine,luponine

i.  Indole alkaloida

Yohimbine, Vincristin dan lain-lain

D.    Isolasi Alkaloid

Satu-satunya sifat kimia alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. Metode

pemurnian dan pencirian ialah umumnya mengandalkan sifat ini, dan pendekatan khusus harus

dikembangkan untuk beberapa alkaloid misalnya rutaekarpina, kolkhisina, risinina) yang tidak

bersifat basa.

Umumnya isolasi bahan bakal sediaan galenik yang mengandung alkaloid dilakukan

dengan beberapa cara, yaitu :

1.      Dengan menarik menggunakan pelarut-pelarut organik berdasarkan azas Keller. Yaitu alkaloida

disekat pada pH tertentu dengan pelarut organik. Prinsip pengerjaan dengan azas Keller yaitu

alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal sebagai bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam

tersebut menjadi alkaloida yang bebas. Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat daripada

basa alkaloida tadi. Alkaloida yang bebas tadi diekstraksi dengan menggunakan pelarut –pelarut

organic misalnya Kloroform. Tidak dilakukan ekstraksi dengan air karena dengan air maka yang

masuk kedalam air yakni garamgaram alkaoida dan zat-zat pengotor yang larut dalam air,

misalnya glikosida-glikosida, zat warna, zat penyamak dan sebagainya. Yang masuk kedalam

kloroform disamping alkaloida juga lemaklemak, harsa dan minyak atsiri. Maka setelai alkaloida

diekstraksi dengan kloroform maka harus dimurnikan lagi dengan pereaksi tertentu. Diekstraksi

lagi dengan kloroform. Diuapkan, lalu didapatkan sisa alkaloid baik dalam bentuk hablur

maupun amorf. Ini tidak berate bahwa alkaloida yang diperoleh dalam bentuk murni, alkaloida

yang telah diekstaksi ditentukan legi lebih lanjut. Penentuan untuk tiap alkaloida berbeda untuk

tiap jenisnya. Hal-hal yang harus diperhatikan pada ekstraksi dengan azas Keller, adalah :

Page 21: Alkaloid Penting

a.       Basa yang ditambahkan harus lebih kuat daripada alkaloida yang akan dibebaskan dari ikatan

garamnya, berdasarkan reaksi pendesakan.

b.      Basa yang dipakai tidak boleh terlalu kuat karena alkaloida pada umumnya kurang stabil. Pada

pH tinggi ada kemungkinan akan terurai, terutama dalam keadaan bebas, terlebih bila alkaloida

tersebut dalam bentuk ester, misalnya : Alkaloid Secale, Hyoscyamin dan Atropin.

c.       Setelah bebas, alkaloida ditarik dengan pelarut organik tertentu, tergantung kelarutannya dalam

pelarut organik tersebut.

Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air

yang diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat dibasakan

dengan natrium karbonat dan sebagainya dan basa bebas diekstaksi dengan pelarut organik

seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinabung dan pemekatan khusunya

digunakan untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Beberapa alkaloid menguap seperti,nikotina

dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutanmyang diabasakan. Larutan dalam air

yang bersifat asam danmmengandung alkaloid dapat dibasakan dan alkaloid diekstaksim dengan

pelarut organik , sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam air tertinggal dalam

air. Cara lain yang berguna untuk memperoleh alkaloid dari larutan asam adalah dengan

penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd. Kemudian alkaloid dielusi dengan dammar XAD-2

lalu diendapkan dengan pereaksi Mayer atau Garam Reinecke dan kemudian endapan dapat

dipisahkan dengan cara kromatografi pertukaran ion. Masalah yang timbul pada beberapa kasus

adalah bahwa alkaloid berada dalam bentuk terikat yang tidak dapat dibebaskan pada kondisi

ekstraksi biasa. Senyawa pengkompleksnya barangkali polisakarida atau glikoprotein yang dapat

melepaskan alkaloid jika diperlakukan dengan asam.

2.      Pemurnian alkaloida dapat dilakukan dengan cara modern yaitu dengan pertukaran ion.

3.      Menyekat melalui kolom kromatografi dengan kromatografi partisi.

Cara kedua dan ketiga merupakan cara yang paling umum dan cocok untuk memisahkan

campuran alkaloid. Tata kerja untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid yang terdapat

dalam bahan tumbuhan yang jumlahnya dalam skala milligram menggunakan gabungan

kromatografi kolom memakai alumina dan kromatografi kertas.

Page 22: Alkaloid Penting

E.     Identifikasi Senyawa Alkaloid

1.      Berdasarkan sifat spesifik.

Alkaloid dalam larutan HCl dengan pereaksi Mayer dan Bouchardhat membentuk

endapan yang larut dalam alkohol berlebih. Protein juga memberikan endapan, tetapi tidak larut

dalam dalam alcohol berlebih.

2.      Berdasarkan bentuk basa dan garam-nya / Pengocokan

Alkaloid sebagai basanya tidak larut dalam air, sebagai garamnya larut baik dalam air.

Sebaiknya pelarut yang digunakan adalah pelarut organik : eter dan kloroform. Pengocokan

dilakukan pada pH : 2, 7, 10 dan 14.Sebelum pengocokan, larutan harus dibasakan dulu,

biasanya menggunakan natrium hidroksida, amonia pekat, kadang-kadang digunakan natrium

karbonat dan kalsium hidroksida.

3.      Reaksi Gugus Fungsionil

a.       Gugus Amin Sekunder

Reaksi SIMON : larutan alkaloida + 1% asetaldehid + larutan na.

nitroprussida = biru-ungu.

Hasil cepat ditunjukkan oleh Conilin, Pelletierin dan Cystisin.

Hasil lambat ditunjukkan oleh Efedrin, Beta eucain, Emetin, Colchisin dan Physostigmin.

b.      Gugus Metoksi

Larutan dalam Asam Sulfat + Kalium Permanganat = terjadi formaldehid, dinyatakan dengan

reaksi SCHIFF. Kelebihan Kalium Permanganat dihilangkan dengan Asam Oksalat.

Hasil positif untuk Brucin, Narkotin, koden, Chiksin, Kotarnin, Papaverin, Kinidin, Emetin,

Tebain, dan lain-lain

c.       Gugus Alkohol Sekunder

Reaksi SANCHES : Alkaloida + Larutan 0,3% Vanilin dalam HCl pekat, dipanaskan diatas

tangas air = merah-ungu.Hasil positif untuk Morfin, Heroin, Veratrin, Kodein, Pronin, Dionin,

dan Parakonidin.

d. Gugus Formilen

Reaksi WEBER & TOLLENS :

Alkaloida + larutan Floroglusin 1% dalam Asam Sulfat (1:1),

panaskan = merah.

Page 23: Alkaloid Penting

Reaksi LABAT :

Alkaloida + Asam Gallat + asam Sulfat pekat, dipanaskan diatas tangas air = hijau-biru.

Hasil positif untuk Berberin, Hidrastin, Kotarnin, Narsein, Hidrastinin, narkotin, dan Piperin.

e. Gugus Benzoil

Reaksi bau : Esterifikasi dengan alcohol + Asam Sulfat pekat = bau ester.

Hasil positif untuk Kokain, Tropakain, Alipin, Stivakain, Beta eukain, dan lain-lain.

f. Reaksi GUERRT

Alkaloida didiazotasikan lalu + Beta Naftol = merah-ungu.

Hasil positif untuk kokain, Atropin, Alipin, Efedrin, tropakain, Stovakain, Beta eukain, dan lain-

lain.

g. Reduksi Semu

Alkaloida klorida + kalomel + sedikit air = hitam Tereduksi menjadi logam raksa.

Raksa (II) klorida yang terbentuk terikat dengan alkaloid sebagai kompleks.

Hasil positif untuk kokain, Tropakain, Pilokarpin, Novokain, Pantokain, alipin, dan lain-lain.

h. Gugus Kromofor

· Reaksi KING :

Alkaloida + 4 volume Diazo A + 1 volume Diazo B + natrium Hidroksida = merah intensif.

Hasil positif untuk Morfin, Kodein, Tebain dan lain-lain.

· Reaksi SANCHEZ :

Alkaloida + p-nitrodiazobenzol (p-nitroanilin + Natrium Nitrit + Natrium Hidrolsida) = ungu

kemudian jingga. Hasil positif untuk alkaloida opium kecuali Tebain, Emetin, Kinin, kinidin

setelah dimasak dengan Asam Sulfat 75%.

4.      Pereaksi untuk analisa lainnya

a.       Iodium-asam hidroklorida

Merupakan pereaksi untuk golongan Xanthin. Digunakan untuk pereaksi penyemprot pada

lempeng KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dimana akan memberikan hasil dengan noda ungu-

biru sampai coklat merah.

b.      Iodoplatinat

Pereaksi untuk alkaloid, juga sebagai pereaksi penyemprot pada lempeng KLT dimana hasilnya

alkaloid akan tampak sebagai noda ungu sampai biru-kelabu.

c.       Pereaksi Meyer (Larutan kalium Tetraiodomerkurat)

Page 24: Alkaloid Penting

Merupakan pereaksi pengendap untuk alkaloid.

4.      Kegunaan Alkaloida

Alkaloida telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik perhatian terutama

karena pengaruh fisiologisnya terhadap binatangmenyusui dan pemakainnya di bidang farmasi,

tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir sama sekali kabur. Beberapa mendapat mengenai

kemungkinan perannya ialah sebagai berikut :

1. Salah satu pendapat yang dikemukakan pertama kali, sekarang tidak dianut lagi, ialah

bahwa alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat

hewan.

2. Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tendon penyimpanan nitrogen meskipun

banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun sangat

kekurangan nitrogen.

3. Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dariserangan parasit atau

pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti yang mendukung fungsi

ini tidak dikemukakan, ini barangkali merupakan konsep yang direka-reka dan bersifat

“manusia sentries”.

4. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh karena segi struktur, beberapa alkaloid

menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid merangsang perkecambahan, yang

lainnya menghambat.

5. Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian bersifat basa, dapat

mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan.

Sejalan dengan saran ini, pengamatan menunjukkan bahwa pelolohan nikotina ke dalam

biakan akar tembakau meningkatkan ambilan nitrat. Alkaloid dapat pula berfungsi

dengan cara pertukaran dengan kation tanah.

Berikut adalah beberapa contoh senyawa alkaloid yang telah umum dikenal dalam bidang

farmakologi :

Senyawa Alkaloid

(Nama Trivial)Aktivitas Biologi

Page 25: Alkaloid Penting

Nikotin Stimulan pada syaraf otonom

Morfin Analgesik

Kodein Analgesik, obat batuk

Atropin Obat tetes mata

Skopolamin Sedatif menjelang operasi

Kokain Analgesik

Piperin Antifeedant (bioinsektisida)

Quinin Obat malaria

Vinkristin Obat kanker

Ergotamin Analgesik pada migraine

Reserpin Pengobatan simptomatis disfungsi ereksi

Mitraginin Analgesik dan antitusif

Vinblastin Anti neoplastik, obat kanker

Saponin Antibakteri

BAB III

KESIMPULAN

Page 26: Alkaloid Penting

1.      Alkaloid adalah Kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk gugus fungsi

amin. Pada umumnya, alkaloid mencakup senyawa bersifat basah yang mengandung 1/ lebih

atom nitrogen,

2.      Alkaloida tidak mempunyai tatanama sistematik. Oleh karena itu suatu alkaloida dinyatakan

dengan nama trivial, misalnya kuinin,morfin, dan stiknin.

3.      Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom N

seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer,

sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari

struktur molekul dan gugus fungsionalnya)

4.      Klasifikasi alkaloid dapat berdasarkan taksonomi, berdasarkan Biosintesis dan berdasrkan

klasifikasi kimia (nonheterosiklik alkaloid, herodinine (Horedeum Vulgare) Ephedrine

(Ephendragerardiana), gentaecea, heterosiklik alkaloida).

DAFTAR PUSTAKA

Page 27: Alkaloid Penting

Anonym, http://www.membuatblog.web.id/2010/03/senyawa-alkaloid.html, diakses 30 April 2012.

anonym , http://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloid, diakses 30 April 2012.

Linda Sutriani, Wahyu, S.Ked, http://medicafarma.blogspot.com/2009/01/berawal-dari-persamaan-

tujuan-untuk.html, diakses 30 April 2012.

Anonim. Alkaloid : Senyawa Organik Terbanyak di Alam. www.chem-is-try.org. diakses 30 April

2012.

Sovia Lenny. 2006. Senyawa Flavonoid, Fenil Propanoida dan Alkaloida.

http://library.usu.ac.id/download/fmipa/06003489.pdf. diakses 30 April 2012.

Anonim. 1982. Card System dan Reaksi Warna. ARS-PRAEPARANDI Institut Teknologi Bandung.

Bandung.

Anonim. 2009. Alkaloid. www.dieno.wordpress.com diakses 30 April 2012.

Trevor Robinson. 2000. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung.

Anonim. 1970. Galenika I-II. HMF ARS-PRAEPARANDI. Bandung.

Egon Stahl. 1985. Analisis obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Penerbit ITB. Bandung.

Diposkan oleh qiqi marizha.chem di 03.24 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2013 (1)

2012 (3)

Page 28: Alkaloid Penting

o Mei (2) lembaran abu-abu Makalah alkaloid

o April (1)

Mengenai Saya

qiqi marizha.chemsemoga bermanfaat untuk share apapun yang bisa d share..hihiii

Lihat profil lengkapku

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.