tugas farmakologi sublingual
DESCRIPTION
pemberian obat sublingualTRANSCRIPT
![Page 1: Tugas Farmakologi Sublingual](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db786550346aa9a8bda7a/html5/thumbnails/1.jpg)
Sublingual
Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.
Makalah Pemberian Obat secara Sublingual
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu tugas terpenting seorang Bidan adalah memberi obat yang aman dan akurat kepada
klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Obat bekerja
menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak
hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek
yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.
Seorang Bidan juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping
yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon
klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas salah satu rute pemberian obat, yaitu rute
pemberian obat secara Sublingual, memberikan obat pada pasien dengan meletakkan obat pada bagian
bawah lidah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pemberian obat secara sublingual
2. Apa tujuan pemberian obat secara sublingual
3. Apa yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat
![Page 2: Tugas Farmakologi Sublingual](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db786550346aa9a8bda7a/html5/thumbnails/2.jpg)
4. Apa saja komplikasi dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemberian obat
5. Bagaimana rute pemberian obat
6. Apa efek samping dari pemberian obat
7. Bagaimana prosedur pemberian obat
8. Bagaimana teknik pemberian obat sublingual
9. Apa saja faktor yang mempengaruhi dosis obat
C. TUJUAN
1. Mengetahui yang dimaksud dengan pemberian obat secara sublingual
2. Memahami tujuan pemberian obat secara sublingual
3. Mengetahui yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat
4. Mengetahui komplikasi dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemberian obat
5. Memahami rute pemberian obat
6. Memahami efek samping dari pemberian obat
7. Mengetahui prosedur pemberian obat
8. Memahami teknik pemberian obat sublingual
9. Mengetahui faktor yang mempengaruhi dosis obat
D. MANFAAT
Agar pembaca terutama tenaga kesehatan mampu memahami bagaimana memberikan obat
dengan rute yang tepat sehingga tidak terjadi suatu kesalahan atau kelalaian yang dapat merugikan
pasien maupun tenaga kesehatan itu sendiri.
![Page 3: Tugas Farmakologi Sublingual](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db786550346aa9a8bda7a/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Obat (Sublingual)
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam
takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit
atau gejala – gejalanya.
Obat sublingual adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Ini berarti bahwa
pil diletakkan di bawah lidah di mana ia akan larut dan diserap ke aliran darah. Orang tersebut tidak
boleh minum atau makan apapun sampai obat itu hilang.
Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun perawat harus mampu melakukannya. Dengan cara
ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi
ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Pasien
diberitahu untuk tidak menelan obat karena bila ditelan, obat menjadi tidak aktif oleh adanya proses
kimiawi dengan cairan lambung. Untuk mencegah obat tidak di telan, maka pasien diberitahu untuk
membiarkan obat tetap di bawah lidah sampai obat menjadi hancur dan terserap. Obat yang sering
diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu obat vasodilator yang mempunyai efek vasodilatasi
pembuluh darah. Obat ini banyak diberikan pada pada pasien yang mengalami nyeri dada akibat angina
pectoris. Dengan cara sublingual, obat bereaksi dalam satu menit dan pasien dapat merasakan efeknya
dalam waktu tiga menit (Rodman dan Smith, 1979).
Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat
dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari. Obat
sublingual dirancang supaya, setelah diletakkan di bawah lidah dan kemudian larut, mudah diabsorpsi.
Obat yang diberikan di bawah lidah tidak boleh ditelan. Bila ditelan, efek yang diharapkan tidak akan
dicapai. Contoh obat yang biasa diberikan secara sublingual : Gliserin
B. Tujuan Pemberian Obat
![Page 4: Tugas Farmakologi Sublingual](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db786550346aa9a8bda7a/html5/thumbnails/4.jpg)
Tujuan pembeian obat secara umum yaitu untuk menghilangkan rasa nyeri dan menyembuhkan
penyakit yang diderita oleh klien.
Tujuan pemberian obat secara sublingual sendirin adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih
cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Dengan cara ini, aksi kerja
obat lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke dalam
pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Selain itu,
tujuannya untuk memperoleh efek local dan sistemik, memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat
dibandingkan secara oral dan menghidari kerusakan obat oleh hepar.
C. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Obat
1. Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang
identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon
secara verbal, respon non-verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak
sanghgup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau gangguan kesadaran, harus dicari cara
identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi
dari gelang identitasnya.
2. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing
(baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk
menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada
botol atau kemasannya harus diperiksa 3 kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya
diambil dari rak obat. Kedua, label botol dibandingkan dengan obat yang diminta. Ketiga, saat
dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan
ke bagian farmasi.
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat
harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
![Page 5: Tugas Farmakologi Sublingual](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db786550346aa9a8bda7a/html5/thumbnails/5.jpg)
3. Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi
dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan kepada pasien. Jika pasien
meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul atau tablet
memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
4. Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute
terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik
obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal,
rektal dan inhalasi.
5. Benar Waktu
Ini sangat penting khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau untuk
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat, dalam pemberian
antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu
sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang
berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat diberikan, harus didokumentasikan tentang dosisnya, rutenya, waktu pemberian dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat
diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
D. Komplikasi dan Kesalahan dalam Pemberian Obat
![Page 6: Tugas Farmakologi Sublingual](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db786550346aa9a8bda7a/html5/thumbnails/6.jpg)
Obat memiliki 2 efek yakni terapeutik dan efek samping. Efek terapeutik obat memiliki
kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan obatnya seperti paliatif (berefek untuk
mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek pengobatan), suportif (berefek untuk menaikkan fungsiatau
respons tubuh), substitutif (berefek sebagai pengganti), efek kemoterapi (berefek untuk mematikan
atau menghambat) dan restorative (berefek pada memulihkan fungsi tubuh yang sehat). Efek samping
merupakan dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal, dan memungkinkan dapat
membahayakan seperti adanya alergi, toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam
pengobatan, dan lain – lain.
Alergi kulit : apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada klien, keluarkan sebanyak
mungkin pengobatan yang telah diberikan, beritahu dokter, dan catat dalam pelaporan.
Resiko kesalahan pengobatan injeksi meningkat secara bermakna dengan semkin meningginya
keparahan sakit pasien, semakin tinggi pelayanan dan semakin banyaknya penyuntikan obat. Resiko
lebih rendah ketika ada sistem pelaporan kejadian kritia dan ketika pengecekan rutin pada perubahan
shift perawat.
E. Rute Pemberian Obat
Pada pemilihan rute pemberian obat, bergantung pada kandungan obat dan efek yang
diinginkan serta kondisi dan mental pasien. Perawat sering terlibat dalam pemilihan rute pemberian
obat. Hal itu terjadi karena perawat terlibat dalam perawatan klien secara konsisten.
Ada beberapa rute pemberian obat, disini kami akan membahas pemberian obat sublingual.
Pemberian obat secara sublingual dilakukan dengan cara diletakkan di bawah lidah, kemudian larut
sehingga mudah diabsorbsi. Obat yang diberikan secara sublingual tidak boleh ditelan, jika obat ditelan
maka efek yang diinginkan tidak akan tercapai. Contoh obat yang biasa diberikan secara sublingual yaitu
Gliserin.
F. Prosedur Pemberian Obat Sublingual
![Page 7: Tugas Farmakologi Sublingual](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db786550346aa9a8bda7a/html5/thumbnails/7.jpg)
1. Persiapan Klien
a. Cek perencanaan Keperawatan klien
b. Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
2. Persiapan Alat
a. Obat yang sudah ditentukan
b. Tongspatel (bila perlu)
c. Kasa untuk membungkus tongspatel
G. Teknik Pemberian Obat Sublingual
1. Pelaksanaan
a. Cuci tangan tujuh langkah
b. Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ), kalau sadar anjurkan klien untuk mengangkat lidahnya.
c. Meletakan obat dibawah lidah
d. Memberitahu klien supaya tidak menelan obat
e. Cuci tangan kembali setelah melakukan rute tersebut pada pasien
f. Perhatikan dan catat reaksi klien setelah pemberian obat
2. Evaluasi
Perhatikan respon klien dan hasil tindakan. Apakah klien tidak menelan obat dan apakah obat dapat
diabsorpsi seluruhnya.
3. Dokumentasi
![Page 8: Tugas Farmakologi Sublingual](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db786550346aa9a8bda7a/html5/thumbnails/8.jpg)
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan,nama obat dan
dosis, perrawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan
Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara sublingual adalah:
a. Pemberian obat dengan cara ditaruh di bawah lidah.
b. Tidak melalui hati sehingga tidak diinaktif.
c. Dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek yang dicapai lebih cepat
misalnya : pada pasien serangan jantung dan juga penyakit asma.
d. Kekurangannya kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir
mulut.
e. Hanya untuk obat yang bersifat lipofil.
f. Bentuknya tablet kecil atau spray,contohnya adalah isosorbid tablet (ISDN)
H. Faktor yang Mempengaruhi Dosis Obat
Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor obat, cara
pemberian obat tersebut dan penderita. Terutama faktor – faktor penderita sering kali kompleks karena
perbedaan individual terhadap respon obat tidak selalu dapat diperkirakan. Ada kemungkinan ketiga
faktor tersebut dibawah ini didapati sekaligus.
1. Faktor Obat
Sifat Fisika : daya larut obat dalam air/lemak.
Sifat Kimiawi : asam, basa, garam, ester, garam kompleks, pH, pKa.
Toksisitas : dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya.
2. Cara Pemberian Obat Kepada Penderita
Oral : dimakan atau diminum
![Page 9: Tugas Farmakologi Sublingual](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db786550346aa9a8bda7a/html5/thumbnails/9.jpg)
Parenteral : subcutan, intramuskular, intravena.
Rektal, vaginal, uretral.
Lokal, topical.
Lain – lain : implantasi, sublingual, intrabukal.
3. Faktor Penderita
Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa.
Berat badan : biarpun sama – sama dewasa berat badan bisa berbeda besar.
Jenis kelamin : terutama untuk obat golongan hormone.
Ras : “slow and fast acetylators”
Toleransi
Obesitas : untuk obat – obat tertentu faktor ini harus diperhitungkan.
Sensitivitas individual.
Keadaan pato-fisiologi : kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorbsi obat, penyakit hati
mempengaruhi metabolisme obat, kelainan pada ginjal mempengaruhi ekskresi obat.
I. Efek Samping Obat
Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping, oleh karena seperti
halnya efek farmakologik, efek samping obat juga merupakan hasil interaksi yang kompleks antara
molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam sistem biologik tubuh. Kalau suatu efek farmakologik
terjadi secara ekstrim inipun akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem biologik tubuh.
Pengertian efek samping dalam pembahasan ini adalah setiap efek yang tidak dikehendaki yang
merugikan atau membahayakan pasien (adverse reactions) dari suatu pengobatan. Efek samping tidak
mungkin dihindari atau dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal mungkin
dengan menghindari faktor – faktor resiko yang sebagian besar sudah diketahui. Beberapa contoh efek
samping misalnya :
![Page 10: Tugas Farmakologi Sublingual](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db786550346aa9a8bda7a/html5/thumbnails/10.jpg)
a. Reaksi alergi akut karena Penisilin (reaksi imunologik)
b. Hipoglikemia berat karena pemberian Insulin (efek farmakologik yang berlebihan)
c. Osteoporosis karena pengobatan Kortikosteroid jangka lama (efek samping karena penggunaan jangka
lama)
d. Hipertensi karena penghentian pemberian Klonidin (gejala penghentian obat)
e. Fokomelia pada anak karena Ibunya menggunakan Talidomid pada awal masa kehamilan (efek
teratogenik)
Masalah efek samping obat dalam klinik tidak dapat dikesampingkan begitu saja oleh karena
kemungkinan dampak negatif yang terjadi misalnya :
a. Kegagalan pengobatan
b. Timbulnya keluhan penderitaan atau penyakit baru karena obat (drug-induced disease atau iatrogenic
disease) yang semula tidak diderita oleh pasien
c. Pembiayaan yang harus ditanggung sehubungan dengan kegagalan terapi, memberatnya penyakit atau
timbulnya penyakit yang baru tadi (dampak ekonomik)
d. Efek psikologik terhadap penderita yang akan mempengaruhi keberhasilan terapi lebih lanjut misalnya
menurunnya kepatuhan berobat.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat merupakan terapi yang digunakan untuk mengobati klien dalam masalah dan setiap obat
dapat menimbulkan efek dan reaksi yang tidak diinginkan apabila tidak diberikan sesuai aturan.
Pemberian obat yang baik meliputi benar obat, benar dosis, benar klien, benar rute pemberian dan
![Page 11: Tugas Farmakologi Sublingual](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db786550346aa9a8bda7a/html5/thumbnails/11.jpg)
benar waktu. Kelima hal tersebut berpengaruh pada manfaat obat yang akan dirasakan oleh klien
sehingga kelima hal tersebut harus diperhatikan dalam setiap pemberian obat kepada klien.
Obat sublingual adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.
Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera
mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak
mengalami kesakitan. Persiapan pemberian obat sublingual meliputi persiapan klien dan persiapan alat.
Teknik pemberian obat sublingual meliputi pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiyati,Yuni(2007).Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya
Potter,Patricia A.(2005).Fundamental of Nursing:Concepts,Proses adn Practice 1st Edition.Jakarta:EGC
Katzung,Bertram G.1986.Farmakologi Dasar dan Klinik.Salemba Medika:Jakarta
Ansel,Howard C.1986.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.UI Press:Jakarta
Janoes z.n.2002.Arsprescribendijilid 3. Airlangga University Press:Surabaya
Siswandono dan Bambang Soekardjo.2000.Kimia Medicinal.Airlangga University Press:Surabaya
Hidayat,AAA dan Uliyah,M.(2006),Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika
Priharjo,Robert.1995.Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat.Jakarta:EGC
L.Kee Joyce & R.Hayesevelyn.1996.FarmakologiPendekatan Proses Keperawatan.Jakarta:EGC