tugas farmakologi sublingual

13
Sublingual Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari. Makalah Pemberian Obat secara Sublingual BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu tugas terpenting seorang Bidan adalah memberi obat yang aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya. Seorang Bidan juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas salah satu rute pemberian obat, yaitu rute pemberian obat secara Sublingual, memberikan obat pada pasien dengan meletakkan obat pada bagian bawah lidah.

Upload: amir-ekha

Post on 02-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pemberian obat sublingual

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Farmakologi Sublingual

Sublingual

Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.

Makalah Pemberian Obat secara Sublingual

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu tugas terpenting seorang Bidan adalah memberi obat yang aman dan akurat kepada

klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Obat bekerja

menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak

hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek

yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.

Seorang Bidan juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping

yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon

klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.

Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas salah satu rute pemberian obat, yaitu rute

pemberian obat secara Sublingual, memberikan obat pada pasien dengan meletakkan obat pada bagian

bawah lidah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pemberian obat secara sublingual

2. Apa tujuan pemberian obat secara sublingual

3. Apa yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat

Page 2: Tugas Farmakologi Sublingual

4. Apa saja komplikasi dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemberian obat

5. Bagaimana rute pemberian obat

6. Apa efek samping dari pemberian obat

7. Bagaimana prosedur pemberian obat

8. Bagaimana teknik pemberian obat sublingual

9. Apa saja faktor yang mempengaruhi dosis obat

C. TUJUAN

1. Mengetahui yang dimaksud dengan pemberian obat secara sublingual

2. Memahami tujuan pemberian obat secara sublingual

3. Mengetahui yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat

4. Mengetahui komplikasi dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemberian obat

5. Memahami rute pemberian obat

6. Memahami efek samping dari pemberian obat

7. Mengetahui prosedur pemberian obat

8. Memahami teknik pemberian obat sublingual

9. Mengetahui faktor yang mempengaruhi dosis obat

D. MANFAAT

Agar pembaca terutama tenaga kesehatan mampu memahami bagaimana memberikan obat

dengan rute yang tepat sehingga tidak terjadi suatu kesalahan atau kelalaian yang dapat merugikan

pasien maupun tenaga kesehatan itu sendiri.

Page 3: Tugas Farmakologi Sublingual

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Obat (Sublingual)

Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam

takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit

atau gejala – gejalanya.

Obat sublingual adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Ini berarti bahwa

pil diletakkan di bawah lidah di mana ia akan larut dan diserap ke aliran darah. Orang tersebut tidak

boleh minum atau makan apapun sampai obat itu hilang.

Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun perawat harus mampu melakukannya. Dengan cara

ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi

ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Pasien

diberitahu untuk tidak menelan obat karena bila ditelan, obat menjadi tidak aktif oleh adanya proses

kimiawi dengan cairan lambung. Untuk mencegah obat tidak di telan, maka pasien diberitahu untuk

membiarkan obat tetap di bawah lidah sampai obat menjadi hancur dan terserap. Obat yang sering

diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu obat vasodilator yang mempunyai efek vasodilatasi

pembuluh darah. Obat ini banyak diberikan pada pada pasien yang mengalami nyeri dada akibat angina

pectoris. Dengan cara sublingual, obat bereaksi dalam satu menit dan pasien dapat merasakan efeknya

dalam waktu tiga menit (Rodman dan Smith, 1979).

Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat

dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari. Obat

sublingual dirancang supaya, setelah diletakkan di bawah lidah dan kemudian larut, mudah diabsorpsi.

Obat yang diberikan di bawah lidah tidak boleh ditelan. Bila ditelan, efek yang diharapkan tidak akan

dicapai. Contoh obat yang biasa diberikan secara sublingual : Gliserin

B. Tujuan Pemberian Obat

Page 4: Tugas Farmakologi Sublingual

Tujuan pembeian obat secara umum yaitu untuk menghilangkan rasa nyeri dan menyembuhkan

penyakit yang diderita oleh klien.

Tujuan pemberian obat secara sublingual sendirin adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih

cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Dengan cara ini, aksi kerja

obat lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke dalam

pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Selain itu,

tujuannya untuk memperoleh efek local dan sistemik, memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat

dibandingkan secara oral dan menghidari kerusakan obat oleh hepar.

C. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Obat

1. Benar Pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang

identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon

secara verbal, respon non-verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak

sanghgup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau gangguan kesadaran, harus dicari cara

identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi

dari gelang identitasnya.

2. Benar Obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing

(baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk

menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada

botol atau kemasannya harus diperiksa 3 kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya

diambil dari rak obat. Kedua, label botol dibandingkan dengan obat yang diminta. Ketiga, saat

dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan

ke bagian farmasi.

Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat

harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.

Page 5: Tugas Farmakologi Sublingual

3. Benar Dosis

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi

dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan kepada pasien. Jika pasien

meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul atau tablet

memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.

4. Benar Cara/Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute

terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik

obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal,

rektal dan inhalasi.

5. Benar Waktu

Ini sangat penting khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau untuk

mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk

memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat, dalam pemberian

antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu

sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang

berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

6. Benar Dokumentasi

Setelah obat diberikan, harus didokumentasikan tentang dosisnya, rutenya, waktu pemberian dan

oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat

diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.

D. Komplikasi dan Kesalahan dalam Pemberian Obat

Page 6: Tugas Farmakologi Sublingual

Obat memiliki 2 efek yakni terapeutik dan efek samping. Efek terapeutik obat memiliki

kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan obatnya seperti paliatif (berefek untuk

mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek pengobatan), suportif (berefek untuk menaikkan fungsiatau

respons tubuh), substitutif (berefek sebagai pengganti), efek kemoterapi (berefek untuk mematikan

atau menghambat) dan restorative (berefek pada memulihkan fungsi tubuh yang sehat). Efek samping

merupakan dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal, dan memungkinkan dapat

membahayakan seperti adanya alergi, toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam

pengobatan, dan lain – lain.

Alergi kulit : apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada klien, keluarkan sebanyak

mungkin pengobatan yang telah diberikan, beritahu dokter, dan catat dalam pelaporan.

Resiko kesalahan pengobatan injeksi meningkat secara bermakna dengan semkin meningginya

keparahan sakit pasien, semakin tinggi pelayanan dan semakin banyaknya penyuntikan obat. Resiko

lebih rendah ketika ada sistem pelaporan kejadian kritia dan ketika pengecekan rutin pada perubahan

shift perawat.

E. Rute Pemberian Obat

Pada pemilihan rute pemberian obat, bergantung pada kandungan obat dan efek yang

diinginkan serta kondisi dan mental pasien. Perawat sering terlibat dalam pemilihan rute pemberian

obat. Hal itu terjadi karena perawat terlibat dalam perawatan klien secara konsisten.

Ada beberapa rute pemberian obat, disini kami akan membahas pemberian obat sublingual.

Pemberian obat secara sublingual dilakukan dengan cara diletakkan di bawah lidah, kemudian larut

sehingga mudah diabsorbsi. Obat yang diberikan secara sublingual tidak boleh ditelan, jika obat ditelan

maka efek yang diinginkan tidak akan tercapai. Contoh obat yang biasa diberikan secara sublingual yaitu

Gliserin.

F. Prosedur Pemberian Obat Sublingual

Page 7: Tugas Farmakologi Sublingual

1. Persiapan Klien

a. Cek perencanaan Keperawatan klien

b. Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

2. Persiapan Alat

a. Obat yang sudah ditentukan

b. Tongspatel (bila perlu)

c. Kasa untuk membungkus tongspatel

G. Teknik Pemberian Obat Sublingual

1. Pelaksanaan

a. Cuci tangan tujuh langkah

b. Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ), kalau sadar anjurkan klien untuk mengangkat lidahnya.

c. Meletakan obat dibawah lidah

d. Memberitahu klien supaya tidak menelan obat

e. Cuci tangan kembali setelah melakukan rute tersebut pada pasien

f. Perhatikan dan catat reaksi klien setelah pemberian obat

2. Evaluasi

Perhatikan respon klien dan hasil tindakan. Apakah klien tidak menelan obat dan apakah obat dapat

diabsorpsi seluruhnya.

3. Dokumentasi

Page 8: Tugas Farmakologi Sublingual

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan,nama obat dan

dosis, perrawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara sublingual adalah:

a. Pemberian obat dengan cara ditaruh di bawah lidah.

b. Tidak melalui hati sehingga tidak diinaktif.

c. Dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek yang dicapai lebih cepat

misalnya : pada pasien serangan jantung dan juga penyakit asma.

d. Kekurangannya kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir

mulut.

e. Hanya untuk obat yang bersifat lipofil.

f. Bentuknya tablet kecil atau spray,contohnya adalah isosorbid tablet (ISDN)

H. Faktor yang Mempengaruhi Dosis Obat

Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor obat, cara

pemberian obat tersebut dan penderita. Terutama faktor – faktor penderita sering kali kompleks karena

perbedaan individual terhadap respon obat tidak selalu dapat diperkirakan. Ada kemungkinan ketiga

faktor tersebut dibawah ini didapati sekaligus.

1. Faktor Obat

Sifat Fisika : daya larut obat dalam air/lemak.

Sifat Kimiawi : asam, basa, garam, ester, garam kompleks, pH, pKa.

Toksisitas : dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya.

2. Cara Pemberian Obat Kepada Penderita

Oral : dimakan atau diminum

Page 9: Tugas Farmakologi Sublingual

Parenteral : subcutan, intramuskular, intravena.

Rektal, vaginal, uretral.

Lokal, topical.

Lain – lain : implantasi, sublingual, intrabukal.

3. Faktor Penderita

Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa.

Berat badan : biarpun sama – sama dewasa berat badan bisa berbeda besar.

Jenis kelamin : terutama untuk obat golongan hormone.

Ras : “slow and fast acetylators”

Toleransi

Obesitas : untuk obat – obat tertentu faktor ini harus diperhitungkan.

Sensitivitas individual.

Keadaan pato-fisiologi : kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorbsi obat, penyakit hati

mempengaruhi metabolisme obat, kelainan pada ginjal mempengaruhi ekskresi obat.

I. Efek Samping Obat

Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping, oleh karena seperti

halnya efek farmakologik, efek samping obat juga merupakan hasil interaksi yang kompleks antara

molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam sistem biologik tubuh. Kalau suatu efek farmakologik

terjadi secara ekstrim inipun akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem biologik tubuh.

Pengertian efek samping dalam pembahasan ini adalah setiap efek yang tidak dikehendaki yang

merugikan atau membahayakan pasien (adverse reactions) dari suatu pengobatan. Efek samping tidak

mungkin dihindari atau dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal mungkin

dengan menghindari faktor – faktor resiko yang sebagian besar sudah diketahui. Beberapa contoh efek

samping misalnya :

Page 10: Tugas Farmakologi Sublingual

a. Reaksi alergi akut karena Penisilin (reaksi imunologik)

b. Hipoglikemia berat karena pemberian Insulin (efek farmakologik yang berlebihan)

c. Osteoporosis karena pengobatan Kortikosteroid jangka lama (efek samping karena penggunaan jangka

lama)

d. Hipertensi karena penghentian pemberian Klonidin (gejala penghentian obat)

e. Fokomelia pada anak karena Ibunya menggunakan Talidomid pada awal masa kehamilan (efek

teratogenik)

Masalah efek samping obat dalam klinik tidak dapat dikesampingkan begitu saja oleh karena

kemungkinan dampak negatif yang terjadi misalnya :

a. Kegagalan pengobatan

b. Timbulnya keluhan penderitaan atau penyakit baru karena obat (drug-induced disease atau iatrogenic

disease) yang semula tidak diderita oleh pasien

c. Pembiayaan yang harus ditanggung sehubungan dengan kegagalan terapi, memberatnya penyakit atau

timbulnya penyakit yang baru tadi (dampak ekonomik)

d. Efek psikologik terhadap penderita yang akan mempengaruhi keberhasilan terapi lebih lanjut misalnya

menurunnya kepatuhan berobat.

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Obat merupakan terapi yang digunakan untuk mengobati klien dalam masalah dan setiap obat

dapat menimbulkan efek dan reaksi yang tidak diinginkan apabila tidak diberikan sesuai aturan.

Pemberian obat yang baik meliputi benar obat, benar dosis, benar klien, benar rute pemberian dan

Page 11: Tugas Farmakologi Sublingual

benar waktu. Kelima hal tersebut berpengaruh pada manfaat obat yang akan dirasakan oleh klien

sehingga kelima hal tersebut harus diperhatikan dalam setiap pemberian obat kepada klien.

Obat sublingual adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.

Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera

mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak

mengalami kesakitan. Persiapan pemberian obat sublingual meliputi persiapan klien dan persiapan alat.

Teknik pemberian obat sublingual meliputi pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.

DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati,Yuni(2007).Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya

Potter,Patricia A.(2005).Fundamental of Nursing:Concepts,Proses adn Practice 1st Edition.Jakarta:EGC

Katzung,Bertram G.1986.Farmakologi Dasar dan Klinik.Salemba Medika:Jakarta

Ansel,Howard C.1986.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.UI Press:Jakarta

Janoes z.n.2002.Arsprescribendijilid 3. Airlangga University Press:Surabaya

Siswandono dan Bambang Soekardjo.2000.Kimia Medicinal.Airlangga University Press:Surabaya

Hidayat,AAA dan Uliyah,M.(2006),Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika

Priharjo,Robert.1995.Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat.Jakarta:EGC

L.Kee Joyce & R.Hayesevelyn.1996.FarmakologiPendekatan Proses Keperawatan.Jakarta:EGC