tugas farmakologi
DESCRIPTION
farmakologiTRANSCRIPT
-
5/25/2018 tugas farmakologi
1/14
MAKALAH
PENYAKIT ASMA
OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS D
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
-
5/25/2018 tugas farmakologi
2/14
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah sebagai wujud kefitraan hati penyusun menghanturkan sembah
sujud, dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat yang telah
diberikan kepada kita sehingga penyusunan makalah ini yang berjudul Respon Tubuh
terhadap Tumor Jinak dapat terselesaikan dengan baik.
Sesuai dengan judul makalah ini yaitu PENYAKIT ASMA makalah ini
menjelaskan tentang defnisi asma, epidemiologi asma, penyebab, pengobatan yang dialkukan
secara famakologi dan non farmakologi. Interkasi antaraobat farmakologi yang dapat
menyebabkan pengaruh pada tubuh
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunannya baik konsepsi, subtansi dan referensinya. Olehnya itu,
penyusun berterima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
Penyusun menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kekeliruan yang disebabkan oleh keterbatasan dari segi
pengetahuan, tenaga, dan materi. Oleh karena itu, diharapkan saran maupun kritikan yangsifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kendari, 6 Desember 2013
Penyusun
-
5/25/2018 tugas farmakologi
3/14
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......i
KATA PENGANTAR....ii
DAFTAR ISI..iii
BAB I : PENDAHULUAN.1
A. LATAR BELAKANG.......1B. RUMUSAN MASALAH..2C. MANFAAT ....3
BAB II : PEMBAHASAN..4
A. DEFINISI .4B. EPIDEMIOLOGI ASMA ......5C. PENYEBAB TERJADINYA ASMA.9D. TERAPI YANG DILAKUKAN
( FARMAKOLOGI DAN NON FARMAKOLOGI) ..9
E. MASALAH YANG DI AKIBATKAN DARI TERAPI ..11BAB III : PENUTUP.21
A. KESIMPULAN.21B. SARAN.21
DAFTAR PUSTAKA...22
-
5/25/2018 tugas farmakologi
4/14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka penyakit alergi akhir akhir ini terus meningkat, sejalan dengan perubahan pola hidup
masyarakat modern atau polusi baik dari lingkungan maupun zat zat yang terdapat pada
makanan. Asma adalah salah satu penyakit yang susah disembuhkan secara total. Kesembuhan
dari suatu serangan asma tidak menjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari ancaman
serangan asma berikutnya tergantung dari si penderita mau menjahui dengan faktor alergen yang
menjadi penyebab serangan asma.
Asma merupakan penyakit kronik yang banyak diderita oleh anak dan dewasa baik di
negara maju maupun di negara berkembang. Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma
dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025.
Di Indonesia Penyakit asma ditemukan sebesar 3,5% di Indonesia dan prevalensi
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 1,9%. Data ini menunjukkan cakupan asma oleh
tenaga kesehatan sebesar 54,3%. Terdapat 17 provinsi dengan prevalensi asma lebih tinggi dari
angka nasional.
Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan
2-5 % penduduk Indonesia menderita asma.5 Hasilpenelitian International Study on Asthma and
Allergies in Childhood menunjukkan bahwa diIndonesia prevalensi penyakit asma meningkat dari
4,2% pada tahun 1995 menjadi 5,4% pada tahun 2003. DKI Jakarta memiliki prevalensi asma yang
lebih besar yaitu 7,5% pada tahun 2007. Penyakit asma berasal dari keturunan sebesar 30 % dan 70
% disebabkan oleh berbagai faktor lainnya.6'7 Departemen Kesehatan memperkirakan penyakit
asma termasuk 10 besar penyebab kesakitan dan kematian di RS dandiperkirakan 10% dari 25 juta
penduduk Indonesia menderita asma.8 Angka kejadian asma pada anak dan bayi sekitar 10-85% dan
lebih tinggi dibandingkan oleh orang dewasa(10-45%).9 Padaanak, penyakit asama dapat
mempengaruhi masapertumbuhan, karena anak yang menderita asmasering mengalami kambuh
sehingga dapat menurunkan prestasi belajar di sekolah. Prevalensi asma di perkotaan umumnya
lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan, karena pola hidup di kota besar meningkatkan risiko
terjadinya asma.
-
5/25/2018 tugas farmakologi
5/14
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui definisi penyakit Asma
2. Memjelaskan Epidemiologi Asma
3. Menjelaskan Penyebab terjadinya asma
4. Menjelaskan Terapi yang dialakukan ( Famakologi dan NonFarmakologi )
5. Menjelaskan maslah yang diakibatkan dari terapi obat
C. MANFAAT
-
5/25/2018 tugas farmakologi
6/14
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Asma adalah penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan penderita sulit bernapas.
Hal ini disebabkan karena pengencangan dari otot sekitar saluran pernafasan, peradangan,
rasa nyeri, pembengkakan, dan iritasi pada saluran nafas di paru-paru.
Menurut wikipedia asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyampitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan;
penyempitan ini bersifat sementara.
Secara global,pengertian penyakit asma adalah suatu jenis penyakit gangguan
pernapasan khususnya pada paru-paru. Asma merupakan suatu penyakit yang dikenal dengan
penyakit sesak napas yang dikarenakan adanya aktivitas berlebih yang mengakibatkan
terhadap suatu rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan dan penyempitan pada
pembuluh darah dan udara yang mengalirkan oksigen ke paru-paru dan rongga dada.
Menurut KEMENKES (2008), asma adalah inflamasi abnormal bersifat kronik pada
saluran nafas yang menyebabakan hipersensitif bronkus terhadap berbagai rangsangan yangditandai dengan gejala berulang seperti menggigil, batuk, sesak nafas dan berat di dada,
biasanya terjadi pada malam atau dini hari yang bersifat reversible baik
denganatautanpapengobatan.
Sebenarnya ada beberapa jenis asma. Beberapa jenis asma sebagai berikut :
a. Allergic asthmab. Exercise induced asthmac. Occupation asthmad. Cough variant asthmae. Nocturnal (nighttime) asthma
http://2.bp.blogspot.com/-5wgtv4qHa_k/UU7lOWPPtZI/AAAAAAAAALg/MjHY5B4D8jo/s1600/1111.jpg -
5/25/2018 tugas farmakologi
7/14
B. EPIDEMILOGI ASMA
Asma merupakan masalah kesehatan dunia, di mana diperkirakan 300 juta orang diduga
mengidap asma (GINA, 2008)
Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000 orang/tahun
Di Indonesia : prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 5 %penduduk Indonesia menderita asma
Asma merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkan pasien memerlukan
perawatan, baik di rumah sakit maupun di rumah.
Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanak, sedangkan
sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur 40 tahun.
dapat dimulai pada segala usia, mempengaruhi pria dan wanita tanpa kecuali, dan bisa
terjadi pada setiap orang pada segala etnis.
Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa letak pemukiman desa-kota tidak menunjukkan
pengaruh terhadap terjadinya asma. Hal initernyata berbeda dengan hasil penelitian
sebelumnya bahwa prevalensi asma di daerah perkotaan umumnya lebih tinggi dibandingkandengan daerah pedesaan, karena pola hidup diperkotaan meningkatkan risiko terjadinya asma.
Berdasarkan kelompok umur prevalensi asma pada anak < 14 tahun hasil Riskesdas
2007sebesar 2% jauh di bawah hasil temuan Depkespada tahun 1995 yang melaporkan asma
padaanak usia 13-14 tahun sebesar 5,2%. Supriyatno(2005) menyebutkan bahwa prevalensi
asma pada anak di Indonesia berkisar antara 2-30%, sekitar10 % pada pre asma, 3% anak
pada anak usia SD dan 6,5% pada anak usia SMP.27 Sedangkan Egloria mengemukakan
bahwa asma umumnya merupakan penyakit kronis pada anak-anak. Di masyarakat asma
menyerang pada anak-anaksekitar 11,8%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil
Riskesdas hampir sama dengantemuan sebelumya yaitu 2%. Tingkat pendidikan berpengaruh
terhadap terjadinya asma, kelompok yang tidak sekolahmemiliki risiko 2,1 kali dibandingkan
kelompok tamat perguruan tinggi. Menurut Kay dari Georgetown School of Medicine
pengaruh penyakit asma pada fungsi otak yang dapat menurunkan kualitas hidup,
mempengaruhi masa pertumbuhan dan pada anak yang menderita asma akan menyebabkan
penurunan prestasi belajar sehingga akan mengganggu pendidikannya. Menurut Heru
Sundaru salah satu faktor pencetusasma pada anak akibat banyaknya kegiatan yang
berlebihan atau karena kecapekan.6 Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa persentase tertinggi
penderita asma pada penduduk yang tidak bekerja (5,2%). Hasil Riskesdas menunjukkan
penggunaan bahan-bahan kimia tidak kuat pengaruhny terhu ap terjadinya asma, hasil ini
berbeda dengan pemyataan sebelumnya bahwa beberapa jenis bahan kimia seperti obat
nyamuk semprot, minyak wangi, asap obat nyamuk, bau cat yang tajam, parfum, hairspray,
dan Iain-lain dapat memicu terjanya asma. Memelihara unggas dan ternak lainnya sepertikucing, kelinci pada penelitian ini tidak menunjukkan hubungan bermakna dengan asma,
tetapi memelihara ternak sedang (kambing, babi, domba) yang menunjukkan hubungan
bermakna dengan asma. Faktor lingkungan seperti polusi udara menurut penelitian
sebelumnya mempengaruhi terjadinya asma. Namun hasil Riskesdas menunjukkan bahwa
semua variabelberkaitan dengan jarak rumah dengan sumber pencemaran tidak pengaruhnya
terhadapasma.
-
5/25/2018 tugas farmakologi
8/14
C. PENYEBAB TEERJADINYA ASMA
Asma telah meningkat secara drastis selama beberapa dekade. Dalam id.wikipedia.org
(indonesia) di ulas tentang penyebab asma. Berikut sedikit kutipannya "Pada penderita asma,
penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru
normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. asma adalah jenis reaksi alergi,kadang-kadang disebut penyakit saluran napas reaktif. Setiap orang dengan asma memiliki
faktor pemicu yang berbeda-beda. Sebagian besar pemicu serangan menyebabkan pada
beberapa orang dengan asma dan tidak pada orang lain. Faktor pemicu penyebab penyakit
asma antara lain asap tembakau, menghirup udara yang tercemar, menghirup iritasi
pernapasan lainnya seperti parfum atau produk pembersih, paparan iritasi saluran udara di
tempat kerja, menghirup zat penyebab alergi (alergen) seperti jamur, debu, atau bulu
binatang, infeksi saluran pernapasan atas (seperti flu, pilek, sinusitis, atau bronchitis),
paparan dingin, cuaca kering, emosional atau stres, beban fisik atau olahraga, refluks asam
lambung yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesophageal, sulfida, aditif untuk
beberapa makanan, dan haid (namun tidak semua wanita gejala asma terkait erat dengan
siklus menstruasi).
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang
melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan
lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut
bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga
supaya dapat bernafas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap
awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan
seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos -peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Sel mast
mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai
benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu
binatang. Beberapa penyebab penyakit asma diantara lain adalah sebagai berikut:
1. Bawaan atau TurunanSeperti yang sudah dijelaskan diatas kalau penyakit asma merupakan
penyakit turunan. Jika dikeluarga kita memiliki riwayat penyakit asma, maka tidak menutup
kemungkinan Anda atau anak anda juga akan mengidap penyakit tersebut. Jadi, perlu
diketahui kalau penyakit asma itu tidak menular melainkan penyakit turunan.
Oleh karena itu, jika Anda sudah mengetahui kalau diriwayat keluarga kita ada yangmengidap penyakit asma, maka segeralah untuk mengambil tindakan untuk mengobati
penyakit asma ini dengan cara berkonsultasi pada dokter spesialis.
2. Faktor Lingkungan Lingkungan yang kotor yang dipenuhi dengan debu dan asap
merupakan awal dari timbulnya penyakit asma. Debu yang terdapat dirumah maupun
ditempat umum lainnya adalah penyebab terjadinya penyakit asma, begitu halnya dengan
asap rokok, asap kendaraan dan asap-asap lainnya, kesemuanya itu merupakan faktor
terjadinya penyakit asma.
Oleh karena itu, dianjurkan untuk senangtiasa menjaga pola hidup yang sehat. Membersihkan
rumah dari debu sesering mungkin dan sebisa mungkin menghindarkan anak dari benda-
http://www.kesehatan123.com/1122/penyakit-asma/http://www.kesehatan123.com/1122/penyakit-asma/http://www.kesehatan123.com/2569/sekilas-tentang-sinusitis/http://www.kesehatan123.com/4/olahraga-sebelum-sarapan/http://www.kesehatan123.com/1136/gejala-asma/http://www.kesehatan123.com/1136/gejala-asma/http://www.kesehatan123.com/4/olahraga-sebelum-sarapan/http://www.kesehatan123.com/2569/sekilas-tentang-sinusitis/http://www.kesehatan123.com/1122/penyakit-asma/http://www.kesehatan123.com/1122/penyakit-asma/ -
5/25/2018 tugas farmakologi
9/14
benda yang mudah pencetus alergi seperti boneka yang berbulu halus maupun bantal atau
kasur dari kapok.
3. Faktor Makanan Makanan juga menyebabkan timbulnya penyakit asma. Beberapa
makanan yang dapat menyebabkan penyakit asma dan perlu untuk dihindari diantaranya
adalah makanan junk food yang memiliki kadar MSG dan pengawet yang tinggi, minuman esatau dingin, kacang dan coklat yang mengandung allergen begitu juga dengan kacang tanah.
4. Udara Dingin Cuaca suhu dingin juga merupakan faktor timbulnya penyakit asma.
Penggunaan AC dengan suhu dan serta cuaca dingin didaerah pegunungan bisa menyebabkan
terjadinya penyakit asma
D. TERAPI YANG DILAKUKAN
A. Terapi Farmakologi
PENGGUNAAN SALBUTAMOL (ALBUTEROL) DALAM TERAPI ASMA
Kata asma berasal dari bahasa Yunani asthma yang berarti sukar bernafas. Asma termasuk
salah satu penyakit yang memiliki angka kejadian yang relatif tinggi di Indonesia. Oleh
karena itu, kata asma tentu sudah tidak terdengar asing lagi bagi sebagian besar
masyarakat. Penyakit asma bisa bisa muncul kapan saja dan bisa diderita oleh siapa saja
tanpa pandang bulu, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, baik wanita maupun laki-
laki. Saat kambuh, panderita akan mengalami sesak nafas sehingga aktivitas sehari-hari,seperti sekolah maupun kerja, bisa terganggu. Selain mengganggu aktivitas, penyakit ini
bahkan bisa menyebabkan kematian bila tidak ditangani secara cepat dan tepat. Namun jika
penyakit ini dikendalikan, kematian dapat dicegah dan penderita asma tak perlu mengalami
serangan lagi atau gejalanya berkurang. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara
pencegahan dan pengobatan yang tepat untuk asma, maka penderita perlu mengenal lebih
jauh
Adapun untuk terapi farmakologis, ada dua jenis obat yang biasa digunakan yaitu quick-
relief dan long-term control. Kedua jenis obat tersebut memiliki cara kerja yang berbeda.
Obat-obat quick-relief, misal bronkodilator, bekerja dengan merelaksasi otot-otot di saluran
nafas sehingga saluran nafas yang semula menyempit akan melebar kembali dan penderita
mampu bernafas dengan lega. Dengan demikian, obat-obat ini lebih efektif digunakan saat
serangan asma terjadi. Adapun obat-obat long-term relievers digunakan untuk mencegah
timbulnya serangan asma dengan mengatasi peradangan di saluran pernafasan agar tidak
-
5/25/2018 tugas farmakologi
10/14
semakin memburuk, antara lain dengan mengurangi udem. Contoh obat yang termasuk
long-term relieversini adalah kortikosteroid.
Salbutamol merupakan salah satu bronkodilator yang paling aman dan paling efektif. Tidak
salah jika obat ini banyak digunakan untuk pengobatan asma. Selain untuk membuka
saluran pernafasan yang menyempit, obat ini juga efektif untuk mencegah timbulnya
exercise-induced broncospasm(penyempitan saluran pernafasan akibat olahraga). Saat ini,
salbutamol telah banyak beredar di pasaran dengan berbagai merk dagang, antara lain:
Asmacare, Bronchosal, Buventol Easyhaler, Glisend, Ventolin, Venasma, Volmax, dll. Selain
itu, salbutamol juga telah tersedia dalam berbagai bentuk sediaan mulai dari sediaan oral
(tablet, sirup, kapsul), inhalasi aerosol, inhalasi cair sampai injeksi. Adapun dosis yang
dianjurkan adalah sebagai berikut:
Sediaan oral
Anak < 2 tahun : 200 mcg/kg BB diminum 4 kali sehari
Anak 2-6 tahun : 1-2 mg 3-4 kali sehari
Anak 6-12 tahun : 2 mg diminum 3-4 kali sehari
Dewasa : 4 mg diminum 3-4 kali sehari, dosis maksimal 1 kali minum sebesar 8 mg
Catatan : dosis awal untuk usia lanjut dan penderita yang sensitif sebesar 2 mg
http://2.bp.blogspot.com/_cP9sJLahcxw/TNA8OeoxG7I/AAAAAAAAAAY/Vu971qkFY_Y/s1600/Salbutamol.jpg -
5/25/2018 tugas farmakologi
11/14
Inhalasi aerosol
Anak : 100 mcg (1 hisapan) dan dapat dinaikkan menjadi 200 mcg (2 hisapan) bila perlu.
Dewasa : 100-200 mcg (1-2 hisapan), 3-4 kali sehari
Inhalasi cair
Dewasa dan anak >18 bulan : 2,5 mg diberikan sampai 4 kali sehari atau 5 kalibila perlu.
Catatan : manfaat terapi ini pada anak < 18 bulan masih diragukan. Injeksi subkutan atau intramuscular
Dosis : 500 mcg diulang tiap 4 jam bila perlu
Injeksi intravena lambat
Dosis : 250 mcg, diulang bila perluSediaan inhalasi cair banyak digunakan di rumah sakit untuk mengatasi asma akut yang
berat, sedangkan injeksi digunakan untuk mengatasi penyempitan saluran nafas yang berat.
Bentuk sediaan lain, seperti tablet, sirup dan kapsul digunakan untuk penderita asma yang
tidak dapat menggunakan cara inhalasi. Dari berbagai bentuk sediaan yang ada, pemberian
http://2.bp.blogspot.com/_cP9sJLahcxw/TNA8gINjjFI/AAAAAAAAAAg/mzy5s1UAW7A/s1600/iv.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_cP9sJLahcxw/TNA8V0ssjwI/AAAAAAAAAAc/zvnA2MHFjMs/s1600/Salbutamol_Inhalation_Aerosol.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_cP9sJLahcxw/TNA8gINjjFI/AAAAAAAAAAg/mzy5s1UAW7A/s1600/iv.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_cP9sJLahcxw/TNA8V0ssjwI/AAAAAAAAAAc/zvnA2MHFjMs/s1600/Salbutamol_Inhalation_Aerosol.jpg -
5/25/2018 tugas farmakologi
12/14
salbutamol dalam bentuk inhalasi aerosol cenderung lebih disukai karena selain efeknya
yang cepat, efek samping yang ditimbulkan lebih kecil jika dibandingkan sediaan oral seperti
tablet. Bentuk sediaan ini cukup efektif untuk mengatasi serangan asma ringan sampai
sedang, dan pada dosis yang dianjurkan, efeknya mampu bertahan selama 3-5 jam.
Beberapa keuntungan penggunaan salbutamol dalam bentuk inhalasi aerosol, antara lain:
Efek obat akan lebih cepat terasa karena obat yang disemprotkan/dihisap langsung
masuk ke saluran nafas.
Karena langsung masuk ke saluran nafas, dosis obat yang dibutuhkan lebih kecil jika
dibandingkan dengan sediaan oral.
Efek samping yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan sediaan oral karena dosis yang
digunakan juga lebih kecil.
Namun demikian, penggunaan inhalasi aerosol ini juga memiliki kelemahan yaitu ada
kemungkinan obat tertinggal di mulut dan gigi sehingga dosis obat yang masuk ke saluran
nafas menjadi lebih sedikit dari dosis yang seharusnya. Untuk memperbaiki penyampaian
obat ke saluran nafas, maka bisa digunakan alat yang disebut spacer(penghubung ujung alatdengan mulut).
Sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan inhalasi aerosol yang
benar. Mengapa? Karena cara pakai yang salah bisa berakibat kegagalan terapi. Cara yang
benar adalah dengan menghisapnya secara perlahan dan menahan nafas selama 10 detik
sesudahnya.
B. Terapi Non-Farmakologi
Menurut Danu suanto (2010), pencegahan asma dapat dilakukan dengan tiga
langkah.[10]
1. Pencegahan Primer Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan meliputi penginformasian mengenai asma dengan gejala, pencegahandan juga penyebarannya,.
-
5/25/2018 tugas farmakologi
13/14
konsultasi genetikGenetic memudahkan seseorang untuk mendapatkan penyakit ini.
Sanitasi dan hygiene individuMembebaskan lingkungan dari debu, asap rokok, bulu hewan, dan serbuk sari. Menggunakan
masker, dan memasang filter rungan.
Olahraga teratur melatih tubuh menjadi sehat dan tidak rentan asma.2. Pencegahan Sekunder Check up rutin
Dapat dilakukan dengan melakukan check up pada dokter spesialis penyakit
dalam yang berfungsi untuk mengontrol terjadinya asma agar tidak terlalu sering
maupun fatal
Screening testpemeriksaan fisik yakni dengan melihat frekuensi pernafasan,spirometri,maupun foto rotgen,
pemeriksaan darah jika penyebabnya alergen dengan melihat peningkatan enofil
Pencarian kasus
melihat sebaran penyakit ini, sehingga akan mudah untuk melakukan penyuluhan maupunpengobatan pada wilayah yang spesifik
Pencegahan khususmenjaga dan menghindarkan diri dari factor-faktor resiko yang rentan serta sering terdapat
disekeliling penderita
MonitoringPenderita mampu mengontrol asma agar asma yang dideritatidak mengganggu aktivitas
sehari-hari dan mencegahdari kefatalan
Pemberian obat yang rasional dan efektif sesuai dengan serangan yang terjadi. Padaserangan astma tingkat sedang dapat diobati dengan salbutamol (3x2-4mg/oral) denan
inhaler, bisa juga dengan aminofilin 500-1200mg perhari secara oral.
3. Pencegahan Tersier
Rehabilitasi dan memperkerjakan orang yang asma selayaknya yang sehat. Pada pencegahan
ini orang dengan asma tetap diperlakukan layaknya orang normal dan juga perlu diadakan
motivasi untuk pra penderita astma agar tetap mampu memposisikan diri
mereka sebagai bagian dari masyarakat yang saling membutuhkan
-
5/25/2018 tugas farmakologi
14/14
Asma adalah penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul segala usia,
meskipun demikian, umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah lima
tahun dan orang dewasa pada usia sekitar tiga puluh tahunan.
Prof. Dr. dr Heru Sundaru, Sp.PD, KAI dari FKUI Universitas Indonesia mengatakan, kasus
asma pada anak di Indonesia lebih tinggi sedikit dibandingkan dewasa. Kemudian asma padaanak akan hilang sebagian, dan akan muncul lagi setelah dewasa karena perjalanan alamiah.
Para ahli asma mempercayai bahwa asma merupakan penyakit keturunan dan sebagian besar
orang yang menderita asma karena alergi terhadap sumber alergi tertentu (alergen). Alergen
merupakan faktor yang berasal dari lingkungan.
E. MASALAH YANG DI AKIBATKAN DARI TERAPI