tugas drg, galuh

3
Nama : Filissa Thilfani Haryono NIM : 04101001087 FOKAL INFEKSI Definisi : Fokal infeksi adalah suatu infeksi lokal yang biasanya dalam jangka waktu cukup lama (kronis), dimana hanya melibatkan bagian kecil dari tubuh, yang kemudian dapat menyebabkan suatu infeksi atau kumpulan gejala klinis pada bagian tubuh yang lain. Pada mulut terdapat beberapa keadaan yang bisa menjadi fokal infeksi pada tubuh misalnya pada plak, abses, kalkulus, nekrosis pulpa, pulpitis, periodonitis, dan karies. Sedangkan menurut W.D Miller (1890), bahwa seluruh bagian dari sistem tubuh yang utama telah menjadi target utama dari infeksi yang berasal dari mulut, terutama bagian pulpa dan periodontal. Transmisi : Penyebaran infeksi dari fokus primer ke tempat lain dapat berlangsung melalui beberapa cara, yaitu : transmisi melalui sirkulasi darah (hematogen), transmisi melalui aliran limfatik (limfogen), perluasan infeksi dalam jaringan, penyebaran dari traktus gastrointestinal dan pernapasan akibat tertelannya atau teraspirasinya materi infektif.

Upload: filissa-thilfani

Post on 19-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas gilut

TRANSCRIPT

Nama : Filissa Thilfani HaryonoNIM : 04101001087

FOKAL INFEKSI

Definisi :Fokal infeksi adalah suatu infeksi lokal yang biasanya dalam jangka waktu cukup lama (kronis), dimana hanya melibatkan bagian kecil dari tubuh, yang kemudian dapat menyebabkan suatu infeksi atau kumpulan gejala klinis pada bagian tubuh yang lain.Pada mulut terdapat beberapa keadaan yang bisa menjadi fokal infeksi pada tubuh misalnya pada plak, abses, kalkulus, nekrosis pulpa, pulpitis, periodonitis, dan karies. Sedangkan menurut W.D Miller (1890), bahwa seluruh bagian dari sistem tubuh yang utama telah menjadi target utama dari infeksi yang berasal dari mulut, terutama bagian pulpa dan periodontal.

Transmisi :Penyebaran infeksi dari fokus primer ke tempat lain dapat berlangsung melalui beberapa cara, yaitu : transmisi melalui sirkulasi darah (hematogen), transmisi melalui aliran limfatik (limfogen), perluasan infeksi dalam jaringan, penyebaran dari traktus gastrointestinal dan pernapasan akibat tertelannya atau teraspirasinya materi infektif.

Fokal Infeksi : Periodontal : periodontitis, abses periodontal, ginggivitis Periapikal : abses, kista, granuloma Intrakorona : pulpitis, nekrosis, gangren

Mekanisme terjadinya penyakit periodontal pada penderita diabetes melitusSetelah etiologi penyakit periodontal pada penderita dengan penyakit diabetes melitus dievaluasi,ternyata penyakit diabetes melitus berpengaruh aktif terhadap kerusakan jaringan. Oleh karena itu perlu diketahui sifat penyakit diabetes tersebut terhadap struktur periodontal dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencegah berbagai perubahan yang merugikan. Pada penderita diabetes melitus dengan kelainan periodontal swelau diikuti dengan factor iritasi lokal. Disebutkan bahwa diabetes melitus merupakan factor predisposisi yang dapat mempercepat kerusakan jaringan periodontal yang dimulai oleh agen microbial, perubahan vaskuler pada penderita diabetes dapat mengenai pembuluh darah besar dan kecil. Perubahan pada pembuluh darah kecil dapat dijumpai pada arteriol, kapiler dan venula pada bermacam macam organ serta jaringan. Akibat adanya angiopati pada penderita diabetes melitus, pada jaringan periodontal akan mengalami kekurangan suplai darah dan terjadi kekurangan oksigen, akibatnya akan terjadi kerusakan jaringan periodontal. Selanjutnya akibat kekeurangan oksigen pertumbuhanbakteri anaerob akan meningkat. Dengan adanya infeksi bakteri anaerob pada diabetes melitus akan menyebabkan pertahanan dan perfusi jaringan menurun dan mengakibatkan hipoksia jaringan sehingga bakteri anaerob yang terdapat pada plak subgingiva menjadi berkembang dan lebih pathogen serta menimbulkan infeksi pada jaringan periodontal. Pada neuropati diabetes melitus yang mengenai syaraf otonom yang menginervasi kelenjar saliva, akan mengakibatkan produksi saliva berkurang dan terjadi xerostomia. Menurunnya kepadatan tulang seringkali mempunyai kaitan dengan diabetes melitus. Sehubungan dengan kejadian ini, perlu diketahui bahwa insulin dan regulasi diabetes melitus mempunyai pengaruh pada metabolisme tulang, antara lain insulin meningkatkan uptake asam amino dan sintesis kolagen oleh sel tulang, yang penting untuk formasi tulang oleh osteoblast. Regulasi jelek diabetes melitus menyebabkan hipokalsemia yang akan menimbulkan peningkatan hormon paratiroid (resorbsi tulang akan meningkat). Regulasi jelek diabetes melitus juga mengganggu metabolisme vitamin D3 dengan kemungkinan menurunnya absorbsi kalsium di usus. Selain itu juga akan merangsang makrofag untuk sintesis beberapa sitokin yang akan meningkatkanresorbsi tulang. Semua pengaruh diabetes melitus pada tulang inilah yang menyebabkan adanya hubungan antara diabetes melitus dengan penurunan kepadatan tulang.