tugas dm bener

22
MAKALAH FARMAKOLOGI “OBAT ANTIDIABETES” Disusun oleh : Atika Fadhillah Qanit Eltanisa Larasati Fery Abdillah Haris Ladini Risdiana Lilien Berliana Novita Wulandari Risdiani Sukmana Silfi Primata

Upload: eltanisa-larasati

Post on 07-Feb-2016

281 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

iseng aja

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas DM Bener

MAKALAH FARMAKOLOGI

“OBAT ANTIDIABETES”

Disusun oleh : Atika Fadhillah Qanit Eltanisa Larasati Fery Abdillah Haris Ladini Risdiana Lilien Berliana Novita Wulandari Risdiani Sukmana Silfi Primata

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III

PROGRAM STUDI D-IV FISIOTERAPI

2014

Page 2: Tugas DM Bener

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

2.1 Pengertian Diabetes.....................................................................................................2

2.2 Etiologi........................................................................................................................2

2.3 Klasifikasi....................................................................................................................2

2.4 Pengertian Obat Anti Diabetes....................................................................................4

2.5 Jenis Obat Antidiabetes...........................................................................................4

2.5.1 Insulin...................................................................................................................4

2.5.1.1 Farmakodinamika Insulin.................................................................................5

2.5.1.2 Farmakokinetika Insulin...................................................................................5

2.5.1.3 Cara Pemberian Insulin....................................................................................5

2.5.1.4 Interaksi Insulin................................................................................................6

2.5.2 Oral Antidiabetik..................................................................................................6

2.5.2.1 Farmakodinamika & Farmakokinetika OAD...................................................6

2.5.2.2 Efek Samping Antidiabetik..............................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................11

PENUTUP................................................................................................................................11

3.1 Simpulan....................................................................................................................11

3.2 Saran..........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

Page 3: Tugas DM Bener

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

rahmat-Nya kami diberi anugerah kesehatan, akal budi, dan pengetahuan yang baik sehingga

dapat menyusun makalah ini sesuai dengan tema yang diberikan yaitu obat antidiabetes.

Kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata

kuliah farmakologi Ibu Elly Wardani, M.Farm., Apt.. Pelaksanaan penyusunan makalah ini

dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber sebagai dasar dari analisis yang

kami lakukan, seperti informasi yang di unggah dari media elektronik, pengonsepan,

pemeriksaan atau penyuntingan, dan pengetikan. Kami mengucapkan terima kasih atas segala

arahan, bantuan serta dukungan yang telah diberikan sehingga dapat menyelesaikan makalah

ini sesuai dengan tema dan waktu yang telah ditentukan.

Bekasi, 19 November 2014

Tim Penulis

Page 4: Tugas DM Bener

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBerdasarkan data yang ada, diketahui bahwa penyakit Diabetes Mellitus

merupakan salah satu penyakit yang termasuk ke dalam 10 (sepuluh) besar penyakit di Indonesia. Tercatat pada tahun 1995 jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia mencapai 5 (lima) juta jiwa.

Pada tahun 2000 menurut WHO diperkirakan sedikitnya 171 juta orang di seluruh dunia menderita Diabetes Mellitus, atau sekitar 2,8% dari total populasi. Insidensnya terus meningkat dengan cepat, dan diperkirakan pada tahun 2030, angka ini akan bertambah menjadi 366 juta atau sekitar 4,4% dari populasi dunia. DM terdapat di seluruh dunia, namun lebih sering (terutama tipe 2) terjadi di negara berkembang. Peningkatan prevalens terbesar terjadi di Asia dan Afrika, sebagai akibat dari tren urbanisasi dan perubahan gaya hidup, seperti pola makan “Western-style” yang tidak sehat.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, dari 24417 responden berusia >15 tahun, 10,2% mengalami Toleransi Glukosa Terganggu (kadar glukosa 140-200 mg/dl setelah puasa selama 14 jam dan diberi glukosa oral 75 gram). Sebanyak 1,5% mengalami Diabetes Melitus yang terdiagnosis dan 4,2% mengalami Diabetes Melitus yang tidak terdiagnosis. Baik DM maupun TGT lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria, dan lebih sering pada golongan dengan tingkat pendidikan dan status sosial rendah. Daerah dengan angka penderita DM paling tinggi yaitu Kalimantan Barat dan Maluku Utara yaitu 11,1 %, sedangkan kelompok usia penderita DM terbanyak adalah 55-64 tahun yaitu 13,5%. Beberapa hal yang dihubungkan dengan risiko terkena DM adalah obesitas (sentral), hipertensi, kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi sayur-buah kurang dari 5 porsi perhari.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa itu diabetes melitus ?2. Apa yang menjadi etiologi dari diabetes melitus?3. Apa saja klasifikasi dari diabetes melitus?4. Apa saja gambaran klinis dari diabetes melitus?5. Apa itu obat antidiabetes?6. Apa saja yang termasuk obat antidiabetes?

Page 5: Tugas DM Bener

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian DiabetesDiabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan

metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia yang prevalensinya akan terus meningkat dari tahun ke tahun. DM merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan komplikasi (Dipiro, 2008).

2.2 EtiologiPenyebab utama diabetes di era globalisasi adalah adanya perubahan gaya

hidup (pola makan yang tidak seimbang, kurang aktivitas fisik). Selain itu,adanya stress, kelainan genetika, usia yang semakin lama semakin tua dapat pula menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit diabetes.

2.3 KlasifikasiMelihat etiologinya DM dapat dibedakan menjadi Menurut American Diabetes

Association (ADA) tahun 2009, klasifikasi Diabetes Melitus adalah sebagai berikut :

a) Diabetes Melitus tipe 1DM tipe 1 sering dikatakan sebagai diabetes “ Juvenile onset ” atau “ Insulin

dependent ” atau “ Ketosis prone”, karena tanpa insulin dapat terjadi kematian dalam beberapa hari yang disebabkan ketoasidosis. Istilah “juvenile onset” sendiri diberikan karena onset DM tipe 1 dapat terjadi mulai dari usia 4 tahun dan memuncak pada usia 11-13 tahun, selain itu dapat juga terjadi pada akhir usia 30 atau menjelang 40 tahun.

Karakteristik dari DM tipe 1 adalah insulin yang beredar di sirkulasi sangat rendah, kadar glukagon plasma yang meningkat, dan sel beta pankreas gagal

Page 6: Tugas DM Bener

berespon terhadap stimulus yang semestinya meningkatkan sekresi insulin. DM tipe 1 sekarang banyak dianggap sebagai penyakit autoimun. Kelainan autoimun ini diduga ada kaitannya dengan agen infeksius/lingkungan, dimana sistem imun pada orang dengan kecenderungan genetik tertentu, menyerang molekul sel beta pankreas yang menyerupai protein virus sehingga terjadi destruksi sel beta dan defisiensi insulin.

Faktor-faktor yang diduga berperan memicu serangan terhadap sel beta, antara lainvirus (mumps, rubella, coxsackie), toksin kimia, sitotoksin, dan konsumsi susu sapi padamasa bayi.Selain akibat autoimun, sebagaian kecil DM tipe 1 terjadi akibat proses yang idiopatik. Tidak ditemukan antibodi sel beta atau aktivitas HLA (Human Leukocyte Antigen). DM tipe 1 yang bersifat idiopatik ini, sering terjadi akibat faktor keturunan, misalnya pada ras tertentu Afrika dan Asia.

b) Diabetes Melitus tipe 2DM tipe 2 resistensi insulin terjadi pada otot, lemak dan hati serta terdapat

respons yang inadekuat pada sel beta pankreas. Terjadi peningkatan kadar asam lemak bebas di plasma, penurunan transpor glukosa di otot, peningkatan produksi glukosa hati dan peningkatan lipolisis.Defek yang terjadi pada DM tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup yang diabetogenik (asupankalori yang berlebihan, aktivitas fisik yang rendah, obesitas) ditambah kecenderungan secara genetik.

c) Diabetes Melitus tipe lain Defek genetik fungsi sel beta Beberapa bentuk diabetes dihubungkan dengan defek monogen pada fungsi

sel beta, dicirikan dengan onset hiperglikemia pada usia yang relatif muda (<25 tahun) atau disebut maturity-onset diabetes of the young (MODY). Terjadi gangguan sekresi insulin namun kerja insulin di jaringan tetap normal. Saat ini telah diketahui abnormalitas pada 6 lokus di beberapa kromosom, yang paling sering adalah mutasi kromosom 12, juga mutasi di kromosom 7p yang mengkode glukokinase. Selain itu juga telah diidentifikasi kelalaian genetik yangmengakibatkan ketidakmampuan mengubah proinsulin menjadi insulin.

Defek genetik kerja insulin Terdapat mutasi pada reseptor insulin, yang mengakibatkan hiperinsulinemia,

hiperglikemia dan diabetes. Penyakit eksokrin pankreas Meliputi pankreatitis, trauma, pankreatektomi, dan carcinoma pankreas. Endokrinopati Beberapa hormon seperti GH, kortisol, glukagon dan epinefrin bekerja

mengantagonis aktivitas insulin. Kelebihan hormon-hormon ini, seperti pada sindroma Cushing,glukagonoma, feokromositoma dapat menyebabkan diabetes.

Karena obat/zat kimia

Page 7: Tugas DM Bener

Beberapa obat dapat mengganggu sekresi dan kerja insulin. Vacor (racun tikus) danpentamidin dapat merusak sel beta.

Infeksi Imunologi Sindroma genetik lain

d) Diabetes Kehamilan/gestasionalDiabetes kehamilan didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan onset

pada waktu kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan komplikasi pada sekitar 1-14% kehamilan. Biasanya toleransi glukosa akan kembali normal pada trimester ketiga.

2.1 Pengertian Obat Anti DiabetesObat antidiabetes adalah obat yang digunakan untuk mengatur diabetes

mellitus. Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olah raga) belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya.

2.4 Jenis Obat Antidiabetes

2.5.1 InsulinInsulin adalah pengobatan penderita untuk pertama kali. Sebagian

besar pasien diabetes yang hamil mendapatkan suntikan preparat human insulin. Karena insulin akan dihancurkan bila diberikan per os, maka pemberiannya hanya per injeksi. Ada tiga tipe preparat lama menurut lama kerjanya yaitu: short acting, intermediate acting, dan long acting. Insulin intermediate dipilih untuk penderita yang cenderung menderita ketoasidodsis. Kemudian diperkenalkan preparat insulin yang baru yaitu: insulin lispro dan insulin aspart, yang dapat bekerja lebih cepat dibandingkan short acting preparat lama. Preparat ini memungkinkan pasien untuk menyuntik diri sendiri seesaat sebelum makan daripada menunggu 30 menit. Insulin yang sering digunakan selama kehamilan biasanya hanya 2 tipe, yaitu tipe short (actrapid) dan intermediate (monotartd).

Page 8: Tugas DM Bener

2.5.1.1 Farmakodinamika InsulinInsulin mempunyai efek penting yang memudahkan gerak glukosa

menembus membran sel. Insulin membantu meningkatkan penyimpanan lemak dan glukosa ke dalam sel-sel sasaran, mempengaruhi pertumbuhan sel serta fungsi metabolisme berbagai macam jaringan. Insulin bekerja pada hidrat arang, lemak serta protein, dan kerja insulin ini pada dasarnya bertujuan untuk mengubah arah lintasan metabolik sehingga gula, lemak dan asam amino dapat tersimpan dan tidak terbakar habis.

2.5.1.2 Farmakokinetika InsulinHati dan ginjal adalah organ yang membersihkan insulin dari sirkulasi.

Hati membersihkan darah kira-kira 60% dari insulin dan ginjal membersihkan 35-40%. Namun, pada pasien diabetes yang mendapatkan pengobatan insulin rasio tersebut menjadi terbalik, sebanyak 60% insulin eksogen yang dibersihkan oleh ginjal dan hati membersihkan tidak lebih dari 30-40%. Waktu paruh waktu insulin dalam sirkulasi adalah 3-5 menit.

2.5.1.3 Cara Pemberian InsulinSebagian ibu hamil dengan diabetes gestasional mungkin hanya

memerlukan 1x suntikan preparat insulin intermediate acting per hari, karena mereka masih memiliki cukup horman dari tubuhnya sendiri untuk mempertahankan keadaan normoglikemia sepanjang malam. Sebelum memberikan terapi, kenali jenis insulin yang ada, kandungan/ml (unit/ml). Kenali pula jenis spuit insulin yang tersedia: 40 u/ml, 100 u/ml, 50u/0,5 ml. Suntikan diberikan subkutan di deltoid, paha bagian luar, perut, sekitar pusat. Suntikan diberikan secara tegak lurus. Tempat suntikan sebaiknya diganti-ganti. Pasien segera diberi makan setelah suntikan diberikan. Paling lama setengah jam setelah suntikan diberikan. Kalau pasien suntik sendiri, harus dapat melihat dengan jelas angka pada alat suntik. Saat ini ada alat suntik

Page 9: Tugas DM Bener

bentuk pena dengan kontrol dosis yang lebih mudah dan lebih tepat,dan mudah dibawa-bawa.

2.5.1.4 Interaksi InsulinBeberapa hormon melawan efek hipoglikemia insulin misalnya

hormon pertumbuhan, kortikotropin, glukokortikoid, tiroid, estrogen, progestin dan glukagon. Adrenalin menghambat sekresi insulin dan merangsang glikogenolisis. Guanetidin menurunkan gula darah dan dosis insulin perlu disesuaikan bila obat ini ditambahkan/dihilangkan dalam pengobatan. Beberapa antibiotik (kloramfenikol, tetrasiklin, salisilat dan fenilbutason) meningatkan kadar insulin dalam plasma. Nikotin mengurangi absorpsi insulin dengan menyebabkan vasokonstriksi.

2.5.2 Oral AntidiabetikAntidiabetik oral mungkin berguna untuk yang alergi insulin atau

orang yang tidak mau menggunakan pemakaian suntik. Kemudian akhirnya ditemukan golongan obat OAD, yaitu Sulfonilurea dan Biguanid. Pemakaian klinis OAD harus didahului dengan pemeriksaan laboratorium dan penetapan diagnosis. Diabetes pada usia muda, kehamilan dan diabetes berat disertai komplikasi mutlak memerlukan insulin dan tidak dapat ditolong dengan OAD. Harus berhati-hati pula, bila penderita mempunyai fungsi hati yang menurun, infark jantung dan gangguan hormonal lainnya. Sebaiknya tidak diberikan pada pasien hamil.

2.5.2.1 Farmakodinamika & Farmakokinetika OADSulfonilurea bekerja dengan merangsang sel β pankreas agar

menghasilkan insulin, maka dari itu sangat bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang pankreasnya masih mampu memproduksi insulin (penderita NIDDM). Sulfonilurea diabsorpsi baik melalui usus, kemudian tersebar ke seluruh cairan ekstrasel. Dalam plasma sebagian terikat pada protein plasma terutama albumin (70-90%), dalam hati obat ini diubah menjadi karboksitolbutamid dan diekskresi melalui ginjal. Sediaannya adalah Glibenklamid, Klorpropamid, Tolbutamid dan Glikuidon. Sulfonilurea dapat memberikan gejala trombositopeni dan agranulositosis. Biguanid meningkatkan pemanfaatan glukosa yang tersedia dalam jaringan tapi tidak dapat menggantikan fungsi insulin endogen. Derivat Biguanid mempunyai mekanisme yang berlainan dengan derivat Sulfonilurea, kerjanya tidak melalui perangsangan sekresi insulin tapi langsung terhadap organ sasaran. Terdapat sediaan fenformin dan metformin. Dapat digunakan bersama insulin dan sulfonilurea. Sebagian pasien yang gagal dengan Sulfonilurea dapat ditolong

Page 10: Tugas DM Bener

dengan Biguanid. Biguanid sering menimbulkan Hipoglikemia dan asidosis. Pemberian Biguanid pada pasien nondiabetik tidak menurunkan kadar kadar glukosa darah, tetapi ternyata menunjukkan efek potensiasi dengan insulin.

Page 11: Tugas DM Bener
Page 12: Tugas DM Bener

2.5.2.2 Efek Samping AntidiabetikA. Hipoglikemia.

Hipoglikemia dapat terjadi pada penderita yang tidak mendapat dosis yang tepat, tidak makan cukup atau dengan gangguan fungsi hati dan ginjal. Pemberian insulin yang berlebihan akan menurunkan kadar gula darah dengan akibat syok. Periksa konsentrasi gula darah sebelum melakukan aktifitas penting seperti mengemudi dan setiap 2 jam sekali, dan selalu sediakan gula dalam bentuk permen. Pasien yang tidak sadarkan

Page 13: Tugas DM Bener

diri harus mendapat suntikan glukagon atau glukosa intravena. Serangan Hipoglikemia merupakan keadaan yang berbahaya dan jika terjadi berulang dapat menimbulkan kerusakan otak pada ibu atau neonatus. Pasien harus mengenali gejalanya yaitu, gemetar, berkeringat, mengantuk, ingatan menurun hingga hilang. Hipoglikemia neonatal, berikan ASI segera.

B. HiperglikemiaGejala Hipoglikemia hampir sama dengan Hiperglikemia, karena

keduanya berakhir dengan koma. Metabolisme yang berlebihan karena insulin ini menghasilkan zat-zat keton yang bersifat asam, sehingga pH darah menurun dan mengakibatkan asidosis. Peningkatan keton yang berlanjut mengakibatkan penderita jatuh dalam keadaan koma dan mengeluarkan bau keton.

C. Hipokalsemia / Hipomagnesemia neonatalLakukan pemantauan mengingat konsentrasi kedua nutrien ini lebih

rendah pada ibu hamil dengan diabetes dan bayinya, tersedia preparat suntikan kalsium dan magnesium.

D. Polisitemia neonatalLakukan pemantauan bilirubin, tersedia fasilitas untuk transfusi

pertukaran.E. Infeksi

Inflamasi lokal atau infeksi mudah terjadi bila pembersihan kulit kurang baik. Lakukan pemeriksaan urine, inspeksi kulit, pemberian antibiotik profilaktik, teknik pemberian ASI yang baik penting untuk mencegah abses payudara. Iritasi ditempat suntikan dapat diatasi dengan krim antihistamin. Insulin babi digunakan untuk desentisasi atau pengobatan sementara penderita insulin dependen dengan alergi sistemik atau alergi lokal persisten.

F. Lipodistrofi (atropi atau hipertropi)Merupakan penimbunan lemak akibat pajanan insulin berlebihan.

Jarang terjadi dan merupakan respon imun. Pada lipoatropi terjadi lekukan di bawah kulit tempat suntikan akibat atropi jaringan lemak. Lipohipertropi ialah pengumpulan jaringan lemak subkutan di tempat suntikan akibat efek lipogenik insulin.

G. Gejala saluran pencernaanAntara lain berupa mual, diare, sakit perut, hipersekresi asam lambung

yang kadang terasa seperti pirosis substernal di daerah jantung. Gejala ini dapat diatasi dengan mengurangi dosis, memberikannya bersama makanan atau membagi obat dalam beberapa dosis.

Page 14: Tugas DM Bener

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan

metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).

Melihat etiologinya DM dapat dibedakan menjadi Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2009, klasifikasi Diabetes Melitus adalah sebagai berikut :a) Diabetes Melitus tipe 1

DM tipe 1 sering dikatakan sebagai diabetes “ Juvenile onset ” b) Diabetes Melitus tipe 2

DM tipe 2 resistensi insulin terjadi pada otot, lemak dan hati serta terdapat respons yang inadekuat pada sel beta pankreas.

c) Diabetes Melitus tipe lainDefek genetik fungsi sel beta

d) Diabetes Kehamilan/gestasional• Obat antidiabetes adalah obat yang digunakan untuk mengatur diabetes mellitus.

• Insulin adalah pengobatan penderita untuk pertama kali. Ada tiga tipe preparat lama menurut lama kerjanya yaitu: short acting, intermediate acting, dan long acting.

• Insulin mempunyai efek penting yang memudahkan gerak glukosa menembus membran sel. Insulin membantu meningkatkan penyimpanan lemak dan glukosa ke dalam sel-sel sasaran, mempengaruhi pertumbuhan sel serta fungsi metabolisme berbagai macam jaringan.

• Hati dan ginjal adalah organ yang membersihkan insulin dari sirkulasi.

• Beberapa antibiotik (kloramfenikol, tetrasiklin, salisilat dan fenilbutason) meningatkan kadar insulin dalam plasma.

• Sulfonilurea dapat memberikan gejala trombositopeni dan agranulositosis.

• Biguanid meningkatkan pemanfaatan glukosa yang tersedia dalam jaringan tapi tidak dapat menggantikan fungsi insulin endogen.

• Efek Samping Antidiabetika. Hipoglikemia. b. Hiperglikemiac. Hipokalsemia / Hipomagnesemia neonatal

Page 15: Tugas DM Bener

d. Polisitemia neonatale. Infeksi f. Lipodistrofi (atropi atau hipertropi)g. Gejala saluran pencernaan

3.2 SaranSebagai masyarakat yang hidup di era globalisasi dengan kemajuan teknologi

yang sudah begitu canggih maka, sudah sepatutnya kita sadar akan pentingnya tindakan preventif agar tidak terserang berbagai penyakit dengan menerapkan pola hidup dan pikiran yang sehat.Seseorang yang memiliki potensi terserang penyakit diabetes mellitus baik diturunkan secara genetik ataupun sebelum seseorang tersebut terserang penyakit DM karena buruknya gaya hidup, sebaiknya dapat dicegah dengan menerapkan terapi tindakan non-obat seperti pola diet yang menjaga keseimbangan komposisi makanan dan olahraga dengan teratur.

Page 16: Tugas DM Bener

DAFTAR PUSTAKA

http://binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/PC_DM.pdf https://chvalsakura.files.wordpress.com/2012/04/diabetes.pdf https://id.scribd.com/doc/92460879/etiologi-DM http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32451/4/Chapter%20II.pdf http://www.slideshare.net/dwinsari940/ppt-farmakologi-diabetes