modul b bener

Upload: diandianadiana

Post on 10-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

u

TRANSCRIPT

  • MODUL B

    TEORI LENTURAN BALOK STATIS TAK TENTU

    I. Tujuan 1. Memeriksa keakuratan dari teori sederhana lenturan sederhana dengan

    membandingkan nilai E (modulus elastisitas) yang didapat dari percobaan

    dengan ELiteratur yang ada untuk beban terpusat dan beban momen pada struktur

    statis tak tentu.

    2. Memeriksa keakuratan dalam penggunaan teorema momen dengan mencari

    nilai k (konstanta) untuk beban momen ditengah bentang pada strutur statis tak

    tentu.

    II. Teori Lendutan pada balok dan putaran sudut dari balok atau kantilever dapat di analisa

    dengan beberapa teori, sebagai contoh:

    - Metode Unit Load

    - Metode Momen Area/Metode Balok Konjugasi

    - Metode Integrasi

    III. Peralatan 1 HST. 601 Penyanggga ujung dengan penjepit tetap.

    1 HST. 602 Penyangga ujung dengan rol.

    1 HST. 603 Penggunaan momen lengkap.

    2 HST. 604 Katrol ganda.

    2 HST. 605 Kumpulan kawat.

    3 HST.606 Penjepit gantungan.

    2 HST. 607 Penghubung penggantung.

    2 HST. 608 Gantungan-gantungan besar.

    7 HST. 609 Gantungan-gantungan kecil.

    1 HST. 610 Pengimbang gantungan.

    1 HST. 611 kumpulan penyangga yang dapat disesuaikan.

    1 HST. 6m Arloji pengukur.

    1-HST. 6c Logam

  • 1-HST. 6d Balok uji perspektif

    Gambar B.1 menunjukkan aplikasi dari beban terpusat ke atas (upward load) dan

    beban momen pada struktur statis tak tentu. Banyak variasi yang dapat dilakukan

    seperti menunjukkan putaran sudut dan lendutan pada perletakan, beban menggantung

    atau beban terbagi rata, teori timbal balik, dan lain-lain.

    IV. Percobaan 1. Beban Terpusat Ditengah Bentang Dengan Perletakan Jepit-Sendi

    A. Cara Kerja 1. Menyiapkan dua penyangga pada bentang 0,9 m dan masukkan batang besi

    tebal pada ujung alat. Mengukur dimensi plat baja dan jarak x

    1/2L 1/2L

    HST. 610

    HST. 603

    HST. 607 HST. 608 Gambar B.1 Alat Peraga Struktur Dengan Upward Load Dan Beban Momen

    L/2 L/2

    P

    x

    C

    D

    Gambar B.2 Kondisi Percobaan 1

  • 2. Mengunci lengan penggerak pada titik C untuk menghasilkan kondisi

    perletakan jepit dan menarik kunci lengan penggerak pada titik D untuk

    menghasilkan kondisi perletakan sendi

    3. Meletakkan gantungan beban dan jepit pada tengah bentang dan siapkan arloji

    pengukur untuk mengukur lendutan pada beban terpusat. Periksa bahwa pada

    penyagga beban, bebas untuk berputar ke arah lendutan balok.

    4. Menambahkan beban satu persatu dari 5N sampai 25N (variasi beban dapat

    ditentukan). Mencatat pembacaan arloji pengukur (A dan B)

    B. Pengamatan dan Pengolahan Data Menentukan nilai Modulus Elastisitas/Modulus Young (E) dari hasil

    praktikum dari rumus lendutan secara teoritis dihitung berdasarkan persamaan

    (7PL3/768EI) dan dari rumus putaran sudut pada titik D dihitung menurut

    persamaan (0,03125PL2/EI), kemudian hasilnya dibandingkan dengan ELiteratur-

    Baja=200.000MPa. Putaran sudut di titik D pada percobaan yaitu (DGI

    pembacaan pada D)/x.

    C. Data Pengamatan L = 90 cm

    x = 10 cm

    bbatang = 24.4 mm

    hbatang = 3 mm

    Ibatang = 54.9 mm4

    No. P (N) Dial A (mm) Dial B (mm)

    1. 5 4.75 1.445

    2. 10 6.65 2.35

    3. 15 8.84 3.06

    4. 20 10.77 3.7

    5. 25 12.81 3.82

  • D. Pengolahan Data

    Perhitungan nilai E dari (Lendutan)

    = = No. P (N) Dial A (mm) E Akibat E rata-rata

    1 5 4.75 127399.698

    195144.2932 2 10 6.65 181999.5686

    3 15 8.84 205367.1603

    4 20 10.77 224753.4134

    5 25 12.81 236201.6259

    Standar Deviasi

    = (!!!!!"#)!!!! = = 43095.898 Sehingga,

    Emax = 238240.1912 dan Emin = 152048.3952

    Maka,

    = |!"#$%!!"#$%&|!"#$%& 100% = |!"#!$$.!"#!!!"""""|!""""" 100% = 2.43% Perhitungan nilai E dari (Putaran Sudut)

    = . = . No P(N) Dial B(mm) E akibat E rata-rata

    1 5 1.445 0.01445 159538.2608

    226543.6067 2 10 2.35 0.0235 196198.1165

    3 15 3.06 0.0306 226012.5362

    4 20 3.7 0.037 249224.6345

    5 25 3.82 0.0382 301744.4855

  • Standar Deviasi,

    = (! !"#)! 1 = = 53806.2459 Sehingga,

    Emax = 280349.8525 dan Emin = 172737.3608

    Maka,

    = |!"#$%!!"#$%&|!"#$%& 100% = |!!"#$%.!"!#!!"""""|!""""" 100% = 13.27% V. Percobaan 2. Beban Terpusat Ditengah Bentang Dengan Perletakan Jepit-Jepit

    A. Cara Kerja 1. Menyiapkan dua penyangga pada bentang 0,9 m dan masukkan batang besi

    tebal pada ujung alat. Mengukur dimensi plat baja

    2. Mengunci lengan penggerak pada titik D untuk menghasilkan kondisi

    perletakan jepit

    3. Meletakkan gantungan beban dan jepit pada tengah bentang dan siapkan arloji

    pengukur untuk mengukur lendutan pada beban terpusat. Periksa bahwa pada

    penyagga beban, bebas untuk berputar kea rah lendutan balok.

    4. Menambahkan beban satu persatu dari 5N sampai 25N (variasi beban dapat

    ditentukan). Catat pembacaan arloji pengukur (A)

    B. Pengamatan dan Pengolahan Data

    Gambar B.3 Kondisi Percobaan 2

    L/2 L/2 C D

    A

    P

  • Menentukan nilai Modulus Elastisitas/Modulus Young (E) dari hasil

    praktikum dari rumus lendutan secara teoritis dihitung berdasarkan persamaan

    (PL3/192EI) kemudian hasilnya dibandingkan dengan ELiteratur-Baja=200.000MPa.

    kemudian dilanjutkan dengan menentukan nilai modulus elastisitas rata-rata

    yang diperoleh dari pengolahan data percobaan 1 dan 2 dan menghitung

    kesalahan literaturnya.

    C. Data Pengamatan L = 90 cm

    bbatang = 24.4 mm

    hbatang = 3 mm

    Ibatang = 54.9 mm4

    No. P (N) Dial A (mm)

    1. 5 2.94

    2. 10 6.08

    3. 15 6.83

    4. 20 8.48

    5. 25 9.9

    D. Pengolahan Data

    Perhitungan nilai E dari (Lendutan)

    = = No. P (N) Dial A (mm) E Akibat E rata-rata

    1 5 2.94 117618.7688

    144203.1474 2 10 6.08 113749.7304

    3 15 6.83 151888.3662

    4 20 8.48 163112.8209

    5 25 9.9 174646.0507

  • Standar Deviasi:

    = (!!!!!"#)!!!! = = 27283.4588 Sehingga,

    Emax = 171486.6062 dan Emin = 116919.6886

    Maka,

    = |!"#$%!!"#$%&|!"#$%& 100% = |!"!#$%.!"!#!!"""""|!""""" 100% = 14.26% Pada percobaan 2 tidak ada nilai E akibat karena tidak terjadi putaran

    sudut pada struktur karena struktur jepit-jepit.

    VI. Percobaan 3. Beban Momen Ditengah Bentang Dengan Perletakan Jepit-Sendi

    A. Cara Kerja 1. Menyiapkan dua penyangga pada bentang 0,9 m dan masukkan batang besi

    tebal pada ujung alat. Mengukur dimensi plat baja

    2. Mengunci lengan penggerak pada titik C untuk menghasilkan kondisi

    perletakan jepit dan menarik kunci lengan penggerak pada titik D untuk

    menghasilkan kondisi perletakan sendi

    3. Meletakkan beban pada kedua gantungan beban (sehingga membentuk momen

    kopel).

    4. Menambahkan beban satu persatu dari 5N sampai 25N (variasi beban dapat

    ditentukan). Mencatat pembacaan arloji pengukur (A dan D)

    Gambar B.4 Kondisi Percobaan 3

    L/2 L/2

    M

    C

    D

    x

    A

  • B. Pengamatan danPengolahan Data Menentukan nilai konstanta kTengah dan kKanan dari hasil praktikum Tengah

    dan Kanan berdasarkan persamaan umum =ML/(kEI), kemudian dilanjutkan

    dengan perhitungan kesalahan relative percobaan. Putaran sudut di titik D pada

    percobaan yaitu (DGI pembacaan pada D)/x.

    C. Data Pengamatan L = 90 cm

    x = 10 cm

    bbatang = 24.4 mm

    hbatang = 3 mm

    Ibatang = 54.9 mm4

    No. P (N) Lengan Momen (mm)

    M (N.mm)

    Dial A (mm)

    Dial D (mm)

    1. 5 80 400 0.51 1.45

    2. 10 80 800 0.76 2.10

    3. 15 80 1200 1.08 2.93

    4. 20 80 1600 1.31 3.63

    5. 25 80 2000 1.475 4.08

    D. Pengolahan Data

    Perhitungan nilai k dari A (Putaran Sudut)

    = () =

  • No. P (N) Lengan Momen (mm)

    M (N.mm)

    Dial A (mm) A kA k average

    1 5 80 400 0.51 0.51 0.06428801029

    0.090579716 2 10 80 800 0.76 0.76 0.08628127696 3 15 80 1200 1.08 1.08 0.09107468124 4 20 80 1600 1.31 1.31 0.1001126267 5 25 80 2000 1.475 1.475 0.1111419839

    Standar Deviasi:

    = (!!!!!"#)!!!! = 0.01749041598 Sehingga,

    kmax = 0.108070132 dan kmin = 0.073089300

    Maka,

    = |!!"!#!!!"#"!|!!"#$!!" 100% = |!.!"!"#"$!!.!"!"#$!|!.!!!"#$#"%& 100% = 38.62% Perhitungan nilai k dari B (Putaran Sudut)

    = () = No. P (N)

    Lengan Momen (mm)

    M (N.mm)

    Dial D (mm) D k k average

    1 5 80 400 1.45 0.0145 2.2611645

    3.274324905 2 10 80 800 2.1 0.021 3.1225605 3 15 80 1200 2.93 0.0293 3.357018967 4 20 80 1600 3.63 0.0363 3.612879917 5 25 80 2000 4.08 0.0408 4.018000643

    Standar Deviasi:

    = (!!!!!"#)!!!! = 0.656513109

  • Sehingga,

    kmax = 3.9308380 dan kmin = 2.6178118

    Maka,

    = |!!"!#!!!"#"!|!!"#$!%# 100% = |!.!"#$"$#!!.!"#$""$|!.!"#$!#% 100% = 40.1%

    VII. Percobaan 4. Beban Momen Ditengah Bentang Dengan Perletakan Jepit-Jepit

    A. Cara Kerja 1. Menyiapkan dua penyangga pada bentang 0,9 m dan masukkan batang besi

    tebal pada ujung alat. Mengukur dimensi plat baja

    2. Mengunci lengan penggerak pada titik C untuk menghasilkan kondisi

    perletakan jepit

    3. Meletakkan beban pada kedua gantungan beban (sehingga membentuk momen

    kopel).

    4. Menambahkan beban satu persatu dari 5N sampai 25N (variasi beban dapat

    ditentukan). Mencatat pembacaan arloji pengukur (A)

    B. Pengamatan dan Pengolahan Data Menentukan nilai konstanta ktengah dari hasil praktikum tengah berdasarkan

    persamaan umum = ML/(kEI), kemudian dilanjutkan dengan perhitungan

    kesalahan relative percobaan.

    C. Data Pengamatan L = 90 cm

    bbatang = 24.4 mm

    Gambar B.5 Kondisi Percobaan 4

  • hbatang = 3 mm

    Ibatang = 54.9 mm4

    No. P (N) Lengan Momen (mm)

    M (N.mm)

    Dial A (mm)

    1. 5 80 400 0.07

    2. 10 80 800 0.18

    3. 15 80 1200 0.305

    4. 20 80 1600 0.425

    5. 25 80 2000 0.54

    D. Pengolahan Data

    Perhitungan nilai k dari A (Putaran Sudut)

    = () = No. P (N)

    Lengan Momen (mm)

    M (N.mm)

    Dial A (mm) A kA kA average

    1 5 80 400 0.07 0.07 0.4683840749

    0.3534682947 2 10 80 800 0.18 0.18 0.364298725 3 15 80 1200 0.305 0.305 0.3224939532 4 20 80 1600 0.425 0.425 0.3085824494 5 25 80 2000 0.54 0.54 0.3035822708

    Standar Deviasi:

    = (!!!!!"#)!!!! = 0.068530466 Sehingga,

    kmax = 0.421998761 dan kmin = 0.284937829

  • Maka,

    = |!!"!#!!!"#"!|!!"#$!%# 100% = |!.!"!""#!!.!"!"#$%|!.!"!"#$%&' 100% = 38.78%

    VIII. Analisa Praktikum A. Analisa Percobaan

    Praktikum berjudul teori lenturan balok statis tak tentu ini dilakukan dengan

    tujuan untuk memeriksa keakuratan teori lenturan sederhana dengan mencari

    nilai modulus elastisitas (E) dari percobaan dan membandingkannya dengan

    modulus elastistas yang diketahui berdasarkan data literatur. Selain itu,

    prektikum ini juga bertujuan untuk memeriksa keakuratan penggunaan teorema

    momen dengan mencari nilai konstanta (k) akibat beban momen ditengah

    bentang pada struktur statis tak tentu.

    Peraktikum ini dibagi kedalam 4 percobaan spesifik. Percobaan pertama

    adalah percobaan dengan beban terpusat di tengah bentang dengan jenis

    perletakan jepit-sendi. Pada percobaan ini, untuk mendapatkan perletakan sendi,

    pengunci pada perletakan harus dilepas agar perletakan dalam kondisi sendi.

    Setelah perletakkan dalam kondisi yang tepat, selanjutnya meletakkan beban

    pada penggantung ditengah bentang. Beban yang digunakan pada percobaan ini

    bervariasi mulai dari 5N, 10N, 15N, 20N, & 25N. Sebelum beban diletakkan

    perlu diperhatikan bahwa semua dial yang akan dibaca harus dalam kondisi nol

    (0). Setelah beban diletakkan, maka pembacaan dial ukur dilakukan untuk

    mengetahui besar deformasi yang terjadi pada struktur, deformasi yang

    dimaksud disini berupa lendutan pada dial A dan putaran sudut pada dial D.

    Setelah semua beban dibebankan dan dicatat deformasinya, maka percobaan

    berlanjut ke percobaan 2 dimana perletakan struktur diubah menjadi jepit-jepit

    dengan memberikan pengunci pada struktur. Selain berbeda pada jenis

    perletakkan yang ada, pada percobaan kedua ini, pembacaan hanya dilakukan

    pada dial A atau pembacaan lendutan dan tidak ada pembacaan pada dial D. Hal

    itu dikarenakan pada percobaan kedua ini perletakkan pada titik D adalah jepit,

    sehingga tidak ada putaran sudut yang terjadi.

  • Percobaan selanjutnya, yakni percobaan ketiga merupakan percobaan dengan

    beban momen yang diletakkan pada tengah bentang dengan perletakkan jepit-

    sendi. Pada percobaan ini, pengunci pada perletakkan D kembali dilepas agar

    membuat struktur memiliki perletakkan jepit-sendi. Dan karena pada percobaan

    ini beban yang diberikan berupa momen maka beban real yang diberikan berupa

    2 buah beban yang diletakkan terpisah sejauh 80mm sehingga menghasilkan

    momen kopel sebagai beban. Dan sebelum beban diletakkan, terlebih dahulu

    pastikan bahwa dial yang akan dibaca nantinya sudah dalam keadaan nol (0).

    Selanjutnya beban diletakkan di penggantung, dimana beban yang diletakkan

    sama seperti percobaan-percobaan sebelumnya yakni 5N hingga 25N (kelipatan

    5N). Setelah beban diletakkan, dilakukan pembacaan dial pada Setelah semua

    pembacaan dial pada setiap pembebanan dilakukan, percobaan selanjutnya

    adalah percobaan yang sama dengan kondisi struktur dengan perletakkan jepit-

    jepit, sehingga dilakukan kembali penguncian pada titik D. Langkah selanjutnya

    sama seperti percobaan ketiga dimana beban yang diberikan berupa beban

    momen yang didapat dari 2 beban terpisah. Tetapi perbedaannya adalah pada

    pembacaan dial, dimana pada percobaan ini pembacaan pada dial D tidak

    dilakukan. Hal tersebut terjadi karena tidak ada putaran sudut yang dihasilkan

    pada titik D akibat perletakkan jepit-jepit. Setelah semua pembacaan dan

    pencatatan dilakukan maka berakhirlah praktikum ini.

    B. ANALISA HASIL Untuk percobaan pertama dan kedua, besar nilai dial yang didapat (lendutan

    dan putaran sudut) digunakan untuk menghitung besar nilai E praktikum dan

    membandingkannya dengan E literatur. Dimana, pada percobaan pertama nilai

    E didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    = = , untuk data lendutan = . = . , untuk data putaran sudut

    Dan dari hasil perhitungan yang dilakukan, didapat besar nilai E sebagai

    berikut:

    E = 195144.2932 untuk lendutan, dengan KR sebesar 2.43%

    E = 226543.6067 untuk putaran sudut, dengan KR sebesar 13.27%

  • Sedangkan untuk percobaan kedua, rumus yang digunakan untuk menghitung

    besar nilai E praktikum adalah sebagai berikut:

    = = , dengan hasil E = 171486.6062 dengan KR sebesar 14.26%

    Untuk percobaan ketiga dan keempat, nilai dial yang terbaca, merupakan nilai

    yang akan digunakan untuk menghitung besar nilai k praktikum untuk

    dibandingkan dengan k literatur, tetapi karena tidak ada literatur yang pasti

    mengenai nilai k ini maka nilai k rata-rata yang menjadi nilai pembandingnya.

    Dimana rumus yang digunakan untuk menghitung niali k pada percobaan ke3

    dan ke 4 adalah sebagai berikut:

    = () = dengan hasil percobaan ke 3 sebagai berikut:

    kmax = 0.10807013 dan kmin = 0.073089300 dengan KR sebesar 38.62%

    kmax = 3.9308380 dan kmin = 2.6178118 dengan KR sebesar 40.1%

    dan hasil untuk percobaan keempat adalah sebagai berikut:

    kmax = 0.421998761 dan kmin = 0.284937829 dengan KR sebesar 38.78%

    C. Analisa Kesalahan Kesalahan relatif yang muncul pada perhitungan tentu didapat akibat ada

    beberapa kesalahan yang terjadi pada saat praktikum berlangsung, diantaranya

    adalah:

    Ketidakakuratan praktikan dalam mengukur dimensi baik dimensi pelat

    ataupun panjang lengan momen dsb.

    Kesalahan praktikan pada pengesetan dial dimana dial tidak tepat nol

    sebelum pembebanan diberikan, sehingga hasil yang diberikan tidak

    sesuai dengan kenyataan.

    Kesalahan pembacaan dial yang tidak tepat oleh praktikan atau

    kesalahan paralaks.

  • Kesalahan praktikan pada saat melangsungkan percobaan seperti

    menyentuh struktur pada saat pembacaan, sehingga pembacaan pada dial

    tidak tepat.

    IX. KESIMPULAN

    Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini, yakni

    sebagai berikut:

    Pembebanan pada balok dapat menghasilkan lendutan dan putaran sudut

    pada struktur tersebut.

    Besar lendutan yang terjadi pada struktur dengan perletakkanjepit-jepit

    lebih kecil dibandingkan dengan struktur dengan perletakkan jepit-sendi.

    Pada percobaan Beban Terpusat di Tengah Bentang dengan Perletakkan

    Jepit-Sendi didapat kesalahan relatif sebesar 19.12% untuk E dari

    lendutan dan 13.63% untuk E dari putaran sudut.

    Pada percobaan Beban Terpusat di Tengah Bentang dengan Perletakkan

    Jepit-Jepit didapat kesalahan relatif sebesar 14.26% untuk E dari

    lendutan.

    Pada percobaan Beban Momen di Tengah Bentang dengan Perletakkan

    Jepit-Sendi didapat kesalahan relatif sebesar 38.62% untuk k dari

    putaran sudut tengah dan 40.1% untuk k dari putaran sudut kanan.

    Pada percobaan Beban Momen di Tengah Bentang dengan Perletakkan

    Jepit-Jepit didapat kesalahan relatif sebesar 38.78% untuk k dari putaran

    sudut tengah.

    Kesalahan relatif yang dihasilkan sebagian besar ditimbulkan akibat

    kesalahan praktikan pada saat melaksanakan praktikum.

    X. REFERENSI

    Tim Penyusun Pedoman Praktikum Analisa Struktur, Pedoman praktikum

    Analisa Struktur, Jurusan Sipil FT UI Depok.

    Hibbeler, R.C. Mechanics Of Materials, Prentice-Hall, Inc. 2003

    Hibbeler, R.C. Structural Analysis, 6th Edition, Prentice-Hall, Inc. 2006

  • XI. LAMPIRAN

    Dial Pembacaan Tengah Bentang

    Beban untuk percobaan

    Alat Percobaan Modul B