tugas 1 hukum seng bener

13
  Berkaitan dengan Permasalahan Perencanaan Wilayah dan Pembangunan Kota 2010 Identifikasi Permasalahan Hukum dan Administrasi Pembangunan di Kota Surabaa TUGAS 1 HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN Disusun oleh: Nurida S. Feranti NRP. 3607100003 Anindita Ramadhani NRP. 3607100007 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Upload: aninditafrizz

Post on 12-Jul-2015

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 1/13

 

 

Berkaitan dengan Permasalahan Perencanaan Wilayah dan

Pembangunan Kota

2010

Identifikasi Permasalahan Hukum

dan Administrasi Pembangunan di

Kota Suraba a

TUGAS 1

HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

Disusun oleh:

Nurida S. Feranti NRP. 3607100003

Anindita Ramadhani NRP. 3607100007

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 2: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 2/13

 

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DI KOTA

SURABAYA

2

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Eksistensi dan peran fungsi hukum dalam kehidupan bernegara dan masyarakat kini

sedang digugat. Sampai sejauh ini, penegakan hukum di Indonesia tergolong masih sangat

lemah. Hukum seringkali dipermainkan dan dicari celah-celah kelemahannya serta dengan

mudahnya untuk merubah suatu tatanan yang sudah di atur oleh Pemerintah Pusat

sehingga Negara ini dianggap seperti main Ludruk/sandiwara.

Begitu juga di salah satu kota terbesarnya yaitu Surabaya, melihat pertumbuh-

kembangan pada pembangunan dan pembaruan hukum di negeri ini belum mengarah pada

terbentuknya satu sistem penegakan hukum yang terpadu. Sekedar menunjuk contoh

konkret, masalah penyerobotan tanah, perombakan bangunan cagar budaya, pengadaan

reklame yang tidak sesuai dengan regulasi, dan banyak lagi contoh lainnya yang dalam

pelaksanaannya terdapat kesalahan-kesalahan dan pelanggaran hukum yang tak jarang

dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat luas.

Dengan banyaknya masalah-masalah penegakan hukum seperti yang telah disebutkan di

atas, maka tak mustahil nanti akan terjadi tumpang-tindih dalam tahap penuntutan, ataubahkan tumpang-tindih dalam proses peradilannya. Jadi belum terdapat pelaksanaan tugas

secara berkesinambungan dan terpadu dalam satu sistem besar penegakan hukum. Oleh

sebab itu, kajian ini akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah-masalah regulasi yang

berkaitan dengan perencanaan wilayah dan pembangunan kota khususnya Surabaya.

1.2. Rumusan Masalah

Kajian ini berupaya untuk mengidentifikasi permasalahan regulasi yang terjadi di Kota

Surabaya, sehingga secara tidak langsung melahirkan masalah yang serius bagi

pembangunan Kota Surabaya tu sendiri. Berkaitan dengan masalah tersebut, terdapat

beberapa pertanyaan yang menjadi landasan pembahasan kajian ini antara lain:

a. Apa saja permasalahan regulasi yang berkaitan dengan perencanaan wilayah dan

pembangunan kota khususnya yang terjadi di Kota Surabaya?

b. Regulasi apa saja yang dilanggar dalam permasalahan regulasi yang berkaitan

dengan perencanaan wilayah dan pembangunan kota khususnya yang terjadi di Kota

Surabaya?

Page 3: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 3/13

 

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DI KOTA

SURABAYA

3

1.3. Tujuan dan Sasaran Penulisan

Kajian ini bertujuan mengidentifikasi masalah-masalah regulasi untuk mengungkap hal-

hal apa saja yang menjadi penyebab terjadinya permasalahan tersebut sebagai upaya agar

penegakan hukum di Indonesia khususnya Surabaya lebih kuat dan mampu melayani

masyarakat dengan sebaik-baiknya.

Adapun sasaran penulisan yang ingin dicapai, antara lain:

a. Mengidentifikasi masalah-masalah regulasi yang berkaitan dengan perencanaan

wilayah dan pembangunan kota khususnya yang terjadi di Kota Surabaya.

b. Mengidentifikasi pelanggaran regulasi yang berkaitan dengan perencanaan wilayah

dan pembangunan kota khususnya yang terjadi di Kota Surabaya.

1.4. Ruang Lingkup Pembahasan1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah

Kajian ini mengambil studi kasus Kota Surabaya sebagai salah satu kota besar di

Indonesia yang memiliki permasalahan regulasi dan penegakan hukum serupa dengan

kebanyakan kota-kota besar di negara maju dan negara berkembang di dunia.

1.4.2. Ruang Lingkup Pembahasan

Kajian ini menggambarkan masalah pelanggaran regulasi khususnya pada perencanaan

wilayah dan pembangunan Kota Surabaya, sehingga pada akhirnya timbul masalah semakin

lemahnya penegakan hukum di Surabaya akibat banyaknya pelanggaran-pelanggaran kecil

yang tidak doperhatikan namun memiliki dampak yang serius ketika terjadi permasalahan.

Selanjutnya dengan identifikasi permasalahan ini diharapkan mampu mengurangi

pelanggaran-pelanggaran hukum yang ada di Kota Surabaya.

1.5. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang penulisan, ruang lingkup pembahasan, tujuan penulisan dansistematika penulisan.

Bab II Pembahasan

Bab ini berisi tetang identifikasi masalah serta identifikasi pelanggaran hukum

disesuaikan dengan Perda Kota Surabaya.

Bab III Kesimpulan

Bab ini berisi simpulan yang dapat diambil dari keseluruhan penulisan serta beberapa

rekomendasi yang dapat ditawarkan dalam rencana tata ruang Kota Surabaya dalam

mengatasi masalah pelanggaran regulasi yang berkaitan dengan perencanaan dan

pembangunan kota.

Page 4: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 4/13

 

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DI KOTA

SURABAYA

4

Bab II

Pembahasan

2.1. Permasalahan Regulasi di Surabaya

2.1.1. Masalah Penyelenggaraan Reklame

Media informasi adalah merupakan salah satu kelengkapan lingkungan atau ”Street dan

Environmental Furnitur” yang dimana perencanaannya termasuk dalam detail kota. Namun  

aktual di lapangan khususnya kota Surabaya, kondisi dan penataan street furniture

(terutama reklame) masih dirasakan kurang memenuhi estetika dan keindahan lingkungan.

Dan terkadang keberadaannya yang melanggar regulasi tentang pemyelenggaraan reklame

bisa menjadi sebuah ancaman bagi keselamatan lingkungan sekitarnya.Sebagai contoh, masalah robohnya papan reklame yang pernah roboh di Jalan Manyar

pada akhir November 2008. Dampak yang ditimbulkan selain kerugian materiil akibat

rusaknya sejumlah kendaraan, kejadian itu juga menyebabkan kemacetan panjang di Jalan

Manyar Kertoarjo. Kendaraan di jalan tersebut dan dari arah Jalan Pucang Anom Timur tak

bisa lewat karena papan reklame itu menutupi separo jalan.

  Identifikasi permasalahan disesuaikan dengan Perda Kota Surabaya

Gambar Kondisi Faktual

Reklame

Pelanggaran Penjelasan

Luas bidang reklameini melebihiketentuan danketinggian papanrekalme melebihiatap persilbangunan.

Perda PenyelenggaraanReklame.Pasal 19 ayat 2,Penyelenggaraanreklame di median jalanatau jalur hijau ataupulau jalan, bidangreklame dilarangmelebihi median atau

pulau jalan yangbersangkutan 

Pelanggaran yangdilakukan adalahpeyelenggaraanreklame dilakukan ditrotoar atau di bahu

 jalan. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa :

Pengawasan pelaksanaan perda reklame bersifat law inforcement,pengawasan yang

lemah dan kurang tegas terhadap pelanggaran mengakibatkan pelaku pendirian

reklame berlaku seenaknya dan berusaha mencari celah dari setiap kelemahan

perda.

Page 5: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 5/13

 

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DI KOTA

SURABAYA

5

Untuk melakukan manajemen pengelolaan reklame, diperlukan regulasi yang tegas

dan pasti. Selain itu, juga diperlukan konsistensi antara pihak pemberi izin agar

reklame yang nantinya berdiri tidak menyalahi peraturan yang ada. Bila melihat

kondisi faktual saat ini, management pengelolaan reklame kota Surabaya dapat

dinilai sangat buruk. Hal ini terlihat dari adanya jenis-jenis reklame yang sangat jelas

menyalahi aturan namun masih dapat berdiri.

2.1.2. Masalah Persampahan/Kebersihan

Dalam pembangunan kota, pelaksanaan pemeliharaan kebersihan kota adalah hal

terpenting untuk tetap menjaga estetika kota itu sendiri agar terhindar dari pencemaran

lingkungan. Salah satu masalah pencemaran lingkungan yang sulit sikendalikan di Kota

Surabaya ini adalah masalah persampahan. Ada pandangan sangat menarik dari paraekolog yang menyatakan bahwa semua organisme dalam tata kehidupan ekosistem pasti

akan menghasilkan sampah. Konsekwensi dari kegiatan yang dilakukan oleh mahkluk hidup

ketika beraktivitas adalah bahwa setiap aktivitas akan menghasilkan sampah dengan ragam

bentuk, warna, ataupun baunya.

Salah satu contohnya adalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh timbunan

sampah pada fasilitas pelayanan publik seperti pasar Keputran Surabaya.

  Identifikasi permasalahan disesuaikan dengan Perda Kota Surabaya

Gambar Kondisi Faktual

Pencemaran Lingkungan

Pelanggaran Penjelasan

Tumpukan sampah beradadi lokasi pasar dan beradadi tepi jalan raya.

Perda RetribusiPelayananPersampahan/ Kebersihan. Pasal22,Setiap pemakaipersil bertanggung jawab atas

kebersihanbangunan, halaman,saluran pematusan,ikut bertanggung jawab ataskebersihan jalansetapak danlingkungan/tempat-tempat di sekitarnya.

Pelanggaran yangdilakukan adalahpedagang(pemakai persil)tidak menyediakantempatpenampungan

sampah.

Page 6: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 6/13

 

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DI KOTA

SURABAYA

6

2.1.3. Masalah Penyerobotan Tanah

Penyerobotan tanah negara, tanah milik perusahaan atau pribadi setahun terakhir

semakin menggejala di Surabaya. Tanpa dasar hukum jelas, warga nekat mematok tanah

yang sudah menjadi kawasan perumahan, atau bahkan tanah negara seperti pada

pelanggaran yang dilakukan manajemen PT Bayu Bangun Lestari pada awal April 2009 lalu

yang diduga menyerobot tanah milik Dinas Pengairan Jatim. Berdasarkan Perda Nomor

7/2002 tentang IMB, dijelaskan bahwa bangunan yang didirikan di Surabaya harus

mengantongi izin mendirikan bangunan yang dikeluarkan pemkot. Kalau pembangunannya

sendiri tidak sesuai dengan IMB, maka pemkot berhak mencabut izin pendirian bangunan

tersebut.

Artinya, ada beberapa unit usaha besar yang terancam tercabut izin bangunannya. Diantaranya Surabaya Plasa dan Surabaya Hotel serta beberapa unit usaha lainya yang

pengelolaannya di bawah kendali manajemen PT Bayu Bangun Lestari. Pemkot berhak

mencabut izin yang sudah dikeluarkan sebelumnya karena ditemukan pelanggaran perda di

lapangan. sanksi akibat pelanggaran IMB itu bisa jadi sangat serius, bisa berupa

penyegelan, pembongkaran dan pidana. Intinya, jika pelanggaran yang dilakukan

manajemen PT Bayu Bangun Lestari itu tidak segera diselesaikan, maka besar

kemungkinan nanti pemkot melakukan pembongkaran paksa bangunan yang dinilai

melanggar perda.

  Identifikasi permasalahan disesuaikan dengan Regulasi yang Berlaku 

Gambar Kondisi Faktual

Pencemaran Lingkungan

Pelanggaran Penjelasan

Tembok yang jaraknyahanya 12 - 15 meter daribibir sungai.

Izin mendirikanbangunan (IMB)yang dikeluarkan

pada 1986,seharusnyaperusahaan tersebutmendirikanbangunan dengan jarak 28 meter daribibir sungai.

Pelanggaran yangdilakukan adalahpendirian

bangunan yangmelanggar garissempadan sungai.

Page 7: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 7/13

 

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DI KOTA

SURABAYA

7

2.1.4. Masalah PKL

Bagi Kota Surabaya, keberadaan PKL ada di mana-mana. Hampir di seluruh jalur

 jalan dan tempat-tempat terbuka. Hampir tak ada lahan kosong di seantero kota ini yang

tidak ditempati PKL. Di kota ini, PKL dibagi adalah dua jenis: legal dan ilegal atau sah dan

liar. PKL yang dianggap sah, adalah PKL yang menempati lahan yang mendapat

persetujuan dari “yang berwenang”. Pengertian yang berwenang ini macam-macam, mulai

dari perorangan sebagai pemilik lahan, sampai tingkat pengurus RT, RW, aparat kelurahan,

kecamatan sampai tingkat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Para PKL yang dianggap

sah atau legal itu, disebut sebagai PKL “binaan”, sedangkan yang tidak termasuk katagori ini

adalah PKL ilegal atau liar.

Sebagai contoh keberadaan PKL liar dan kerap kali mengganggu aktifitas disekitarnya adalah Jalan Pahlawan Surabaya. Mereka ada hampir di seluruh jalur jalan dan

tempat-tempat terbuka. Dan secara tidak langsung para PKL ini melanggar regulasi

mengenai penggunaan jalan.

  Identifikasi permasalahan disesuaikan dengan Perda Kota Surabaya 

Gambar Kondisi Faktual

Pencemaran Lingkungan

Pelanggaran Penjelasan

PKL menempati badan jalan dan melebar sehinggasering menyebabkankemacetan dan merusakestetika kota.

Perda no 10 thun 2000,

Menggunakan bahu

 jalan, median jalan, jalur

pemisah jalan, trotoar

dan bangunan

perlengkapan lainnya

yang tidak sesuai dengan

fungsinya.

Pelanggaran yangdilakukan adalahpara PKLmenggelardagangan danstand-standnya di jalan sehinggamerubah fungsi jalan.

2.1.5 Penertiban Bangunan di Bantaran Sungai

Bantaran dan sempadan sungai sering kali menjadi tempat bermukim dan beraktivitas

warga baik dalam perdagangan atau sebagai tempat bermukim. Bangunan  –bangunan

tersebut dapat berupa bangunan permanen atau semi permanen. Salah satu sungai di

Surabaya yang bantarannya telah berubah menjadi permukiman adalah bantaran Sungai

Tebu. Terdapat 120 bangunan permanen dan semi permanen yang berdiri di bantaransungai sepanjang 1,5 km tersebut, salah satunya adalah bangunan musholla permanen.

Page 8: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 8/13

 

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DI KOTA

SURABAYA

8

Pada tanggal 5 Februari 2009 bangunan-bangunan tersebut dibongkar oleh Pemkot

Surabaya.

  Identifikasi Permasalahan Disesuaikan dengan Regulasi yang Berlaku

Gambar Kondisi Faktual di

bantaran Sungai

Tebu

Pelanggaran Penjelasan

bangunan.berdiri di

bantaran sungai

yang seharusnya

steril dari bangunan-

bangunan.

Keputusan Menteri

Pemukiman dan

Prasarana Wilayah

Nomor

380/KPTS/M/2004,

mengenai rekomendasi

klarifikasi perda tentang

batas garis sempadan

menjadi minimal 11

meter.

Meskipun sudah jelas

bahwa mendirikan

bangunan di bantaran

sungai itu illegal, akan

tetapi bangunan-

bangunan tersebut

telah dibiarkan berdiri

lama sehingga warga

yang tinggal disana

merasa aman dan

pada akhirnya banyak

warga yang berani

membangun

bangunan-bangunan

permanen.

2.1.6 Pembongkaran Cagar Budaya

Bangunan Cagar Budaya adalah bangunan buatan manusia, berupa kesatuan atau

kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisasisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50

(lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-

kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu

pengetahuan dan kebudayaan. Sedangkan, Lingkungan Cagar Budaya adalah kawasan di

sekitar atau di sekeliling bangunan cagar budaya yang diperlukan untuk pelestarian

bangunan cagar budaya dan/atau kawasan tertentu yang berumur sekurang-kurangnya 50(lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan

Berdasarkan SK 188.45/004/402/1.04/1998, Stasiun Semut di Kota Surabaya

merupakan salah satu cagar budaya yang ada di Surabaya. Akan tetapi, pada tahun 2002,

stasiun tersebut dibeli oleh pihak swasta (PT. Senopati Perkasa) untuk dibongkar dan

dijadikan mall. Akan tetapi, proyek tersebut terhenti karena belum diturunkannya izin oleh

Dinas Tata Kota dan Permukiman Surabaya. Sehingga, sampai kini status kepemilikan

Stasiun Semut masih belum jelas adanya.

Page 9: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 9/13

 

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DI KOTA

SURABAYA

9

  Identifikasi Permasalahan Disesuaikan dengan Perda Kota Surabaya

Gambar Kondisi Faktual di

Stasiun Semut

Pelanggaran Penjelasan

Kondisi stasiunsemut tidak terawat

dan sudah separuh

dibongkar

Pembongkaran stasiunsemut menjadi mall ini

belum mendapat izin

dari Dinas Tata Kota

dan Permukiman dan

melanggar perda Kota

Surabaya no 5 tahun

2005 mengenai

pelestarian bangunan

dan/atau lingkungan

cagar budaya. Akan

tetapi, karenapembongkaran telah

dilakukan sejak tahun

2002, maka perda

tersebut saat itu belum

berlaku.

akibat ketidakjelasanstatus kepemilikan

lahannya, hingga kini

stasiun semut menjadi

terlantar.

2.1.7 Permasalahan SPBU

Dengan semakin banyaknya masyarakat Surabaya yang mengendarai kendaraan

pribadi, kebutuhan akan bahan bakar fosil akan terus meningkat. Sehingga,SPBU-SPBU

terus menjamur di Kota Surabaya. Terdapat syarat-syarat pembangunan sebuah SPBU,

sebelum akhirnya mendapatkan IMB. Salah satu syarat yang penting adalah mengadakan

Ruang Terbuka Hijau (RTH) di SPBU.

Dalam rangka memastikan tidak ada SPBU yang melanggar ketentuan, Dinas Cipta

Karya melakukan evaluasi SPBU. SPBU yang dinilai bermasalah salah satunya adalah

SPBU di Jalan Ngagel No. 185. SPBU Ngagel dianggap melanggar IMB karena tidakmenyediakan ruang terbuka hijau.

Page 10: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 10/13

 

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DI KOTA

SURABAYA

10

  Identifikasi Permasalahan Disesuaikan dengan Regulasi yang Berlaku

Kondisi Faktual SPBU Pelanggaran Penjelasan

SPBU Ngagel tidak memilikiRTH dengan jumlah yangsesuai dengan IMB nya.

SPBU Ngagelmelanggarperaturan yangditetapkan olehDinas Cipta Karyaditilik daripelanggaran IMBnya. 

2.1.8 Masalah Perparkiran

Retribusi parkir merupakan salah satu pendapatan Pemerintah Kota Surabaya yang

potensial, mengingat aktivitas kota yang dinamis dan banyaknya pengguna kendaraan

pribadi di Kota Surabaya, dengan begitu seharusnya penghasilan dari perparkiran tidaklah

sedikit. Akan tetapi, yang terjadi adalah sebaliknya. retribusi parkir di Kota Surabaya tidak

mampu mencapai target yang diinginkan. Pada tahun 2008, retribusi parkir hanya mencapai

51,28 % dari target yang diharapkan. Padahal, tarif yang berlaku di Kota Surabaya, terutama

di tempat hiburan seperti KBS dan Taman Bungkul, jauh melebihi standar yang ditetapkan

oleh Pemkot. Misalnya, tarif parkir di Taman Bungkul dipungut Rp 1.000 hingga Rp 5.000

per motor. Padahal sesuai ketentuan tarifnya Rp 500. Salah satu penyebabnya adalah

kurangnya penegakan hukum parkir di Kota Surabaya, walaupun sebenarnya telah ada

perda yang mengatur tentang hal tersebut.

Page 11: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 11/13

 

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DI KOTA

SURABAYA

11

  Identifikasi Permasalahan Disesuaikan dengan Perda Kota Surabaya

Gambar Kondisi FaktualRetribusi Parkir

Pelanggaran Penjelasan

Tarif parkir bisamencapai dua kali

lipat harga yangditetapkan olehPemkot akantetapi hasil yangdicapai malahkurang dari targetpemasukan.

Terjadi pelanggaranPerda Kota Surabaya

no. 9 tahun 2007mengenai perubahankedua atas perda no19 tahun 2003 tentangretribusi tempatrekreasi dan olahragadan Perda no 1 tahun2009 mengenaipenyelenggaraanperparkiran danretribusi parkir. 

Pemerintah Kotagagal mengawasi

dan mengaturmengenai retribusiparkir, sehinggatidak ada lagipemahalan karcis.Yang merugikanwarga danpenyelewenganuang retribusisehingga dana dariretribusi parkir akanberhasil mencapaitarget.

2.1.9 Masalah Izin Membuka Usaha

Dalam membuka suatu usaha, diperlukan suatu surat izin usaha yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Kota. Akan tetapi, hingga kini masih banyak usaha-usaha yang tak berizin. Tak

terkecuali, usaha-usaha yang sudah “punya nama”. NAV, salah satu tempat hiburan karaoke

terkemuka di Indonesia, juga termasuk diantaranya. Cabang NAV di Jalan Bangka,

Surabaya diketahui telah membuka usahanya sebelum izinnya turun. Hal ini ditemukan oleh

tim pengawasan RHU Surabaya.

  Identifikasi Permasalahan Disesuaikan dengan Perda Kota Surabaya

Gambar Kondisi Faktual

RHU

Pelanggaran Penjelasan

RHU NAV telah

beroperasi sebelum

mendapatkan surat

izin usaha.

RHU NAV telah

melanggar peraturan

yang ditetapkan oleh

Disbudpar mengenai

surat izin usaha.

Sehingga, RHU NAV

telah melanggar perda

no 9 tahun 2006 tentang

biaya pemungutan pajak

daerah dengan tidak

mengurus surat izin

usaha sehingga tidak

perlu membayar pajak

sesuai ketentuan yang

berlaku.

NAV diancam ditutup

apabila belum juga

mengurus surat izin

usaha di Disbudpar.

Page 12: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 12/13

 

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DI KOTA

SURABAYA

12

2.1.10 Pembangunan BTS

Meningkatnya kualitas dan kuantitas telekomunikasi di Indonesia berakibat pada

meningkatnya kebutuhan akan tower pemancar bagi tiap-tiap penyedia layanan

telekomunikasi. Akibat sempitnya lahan perkotaan, dan semakin banyaknya kebutuhan akantower pemancar (BTS) tersebut, maka sejumlah penyedia layanan mulai membangun BTS

di sembarang tempat dan mengoperasikannya tanpa memiliki izin stasiun radio (ISR).

Di Kota Surabaya, provider telekomunikasi raksasa, Telkomsel, ditemukan telah

mengoperasikan 2 BTS tanpa memiliki ISR. BTS tersebut terletak di Pusat Grosir Surabaya

dan Surabaya Town Square .Sehingga, BTS tersebut disegel oleh Ditjen Postel. Penyegelan

ini mengacu kepada surat Direktur Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Ditjen postel

No. 838/O/DJPT.4/KOMINFO/6/2008 tertanggal 11 Juni 2008 perihal tindaklanjut hasil

pendataan dan pengukuran.

  Identifikasi Permasalahan Disesuaikan dengan Regulasi yang Berlaku

Gambar Kondisi

Faktual BTS

Pelanggaran Penjelasan

BTS di Pusat

Grosir

Surabaya dan

BTS di

Surabaya

Town Square

belum

memiliki izin

stasiun radio

(ISR)

BTS ini

melanggar

peraturan Ditjen

Postel dengan

mengoperasikan

BTS sebelum

memiliki ISR yang

diterbitkan oleh

DItjen Postel

, BTS disegel oleh Ditjen

Postel. Penyegelan ini mengacu

kepada surat Direktur Spektrum

Frekuensi Radio dan OrbitSatelit Ditjen postel No.

838/O/DJPT.4/KOMINFO/6/2008

tertanggal 11 Juni 2008 perihal

tindaklanjut hasil pendataan dan

pengukuran.

Page 13: Tugas 1 Hukum Seng Bener

5/11/2018 Tugas 1 Hukum Seng Bener - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-1-hukum-seng-bener 13/13

 

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DI KOTA

SURABAYA

13

BAB III

Kesimpulan

Dari serangkaian pembahasan mengenai pelanggaran-pelanggaran hukum di Kota

Surabaya tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Kurangnya konsistensi pemerintah dalam penegakan peraturan daerah. Melihat

penyebab inkonsistensi penegakan hukum di Indonesia, khususnya Kota Surabaya,

maka prioritas perbaikan harus dilakukan pada aparat, baik polisi, jaksa, hakim,

maupun pemerintah (eksekutif) yang ada dalam wilayah peradilan yang

bersangkutan.

2. Pemanfaatan inkonsistensi penegakan hukum oleh sekelompok orang demi

kepentingannya sendiri, selalu berakibat merugikan pihak yang tidak mempunyai

kemampuan yang setara. Akibatnya rasa ketidakadilan dan ketidakpuasan tumbuh

subur di masyarakat Indonesia. Penegakan hukum yang konsisten harus terus

diupayakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap hukum di

Indonesia.

3. Pengawasan pelaksanaan perda bersifat law inforcement, sehingga  pengawasan

yang lemah dan kurang tegas terhadap pelanggaran mengakibatkan pelaku

pelanggaran berlaku seenaknya dan berusaha mencari celah dari setiap kelemahan

perda.

4. Selain itu, peningkatan kesadaran hukum masyarakat juga menjadi faktor kunci

dalam penegakan hukum secara konsisten.