tugas blok 29 (mata)
DESCRIPTION
Ni aku punya..TRANSCRIPT
TUGAS BLOK 29- EYE EMERGENCY
NAMA: NURHAFIZ BIN OMAR
NIM: 102012502
KELOMPOK: F1
1) Glaukoma Akut
Riwayat klinis:
Sangat nyeri Mual, muntah, lemas Penurunan penglihatan (penurunan visus secara cepat dan progresif) Fotofobia, hiperemis Mempunyai riwayat penyakit dahulu)
Pemeriksaan mata:
Pemeriksaan slit lampo Hiperemis siliaro Edema kornea, penebalan strumao COA dangkalo Dilatasi pembuluh darah iriso Tekanan intraocular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gonioskopio Pemeriksaan mata kontra-lateral (gambaran sudut tertutup laten, kontak perifer irido-
korneal komplit) Oftalmoskopi
o Optic disk edema dan hiperemis
Diagnosis: Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat klinis dan hasil pemeriksaan mata seperti yang
diatasDiagnosis banding:
Glaukoma sekunder sudut tertutup akut Galukoma neovaskular Glaukomatosiklik krisis Migrai, neuralgia migrain
Terapi umum: Agen osmotik (gliserin (OTC) 1-1,5 g/kg BB dalam 50% cairan) Asetazolamid, Diamox Sequels (2 x 250 mg oral atau IV 500 mg bolus) Miotik, IsoptoCarpine (pilokarpin 2%) Timolol (Timoptic) Observasi respon terapi dengan pemeriksaan visus dan tekanan intraocular serta pemeriksaan
sudut dengan gonioskopi Rujuk jika tidak berespon dengan terapi inisial.
2) Ulkus kornea
Riwayat klinis:
Penurunan berat badan Malaise, nyeri otot Lesu, lemah Terdapat gejala neurologi, respirasi dan masalah ginjal
Pemeriksaan mata:
Pemeriksaan visus Pemeriksaan slit lamp Funduskopi
Diagnosis:
Pemeriksaan laboratoriumo Kreatin, SGOT, SGPT, LDHo C-ANCAo HLA-DQo Rheumatoid factor
Pemeriksaan histologio Wegener Granulomatouso Necrotizing granulomatous vaskulitis dengan infiltrat neutrophil, limfosit, sel plasma,
histiosit dan giant sel.
Diagnosis banding:
Dermatitis atopic Episkleritis Keratitis Keratokonjungtivitis
Terapi umum:
Bukan merupakan terapi definitive Immunosupresif sistemik
o Methotrexate 7,5-10 mg/minggu PO + 1 mg/hari asam folato Azathioprine 2 mg/kg/hario Siklofosfamid 2mg/kg/hario Siklosporin A 3-5 mg/kg/hari
Obat topicalo Siklopegik (0,5% Skopolamin tid)o Immunosupressan topikal (0,5% siklosporin)o Antiniotik profilaksis (0,3% siprofloksasin qid)
Konsultasi ke pakar mata dan ahli reumatologis
3) Endoftalmitis
Riwayat klinis:
Masalah penglihatan pada pasien rawat inap atau pasien dengan pengobatan immunosupresan
Penurunan penglihatan Nyeri di mata dan iritasi, injeksi pada sclera dan konjungtiva, kelopak mata membengkak Pusing, demam Fotofobia, eritema Lakrimasi atau secret purulen Mata yang di injeksi
Pemeriksaan mata:
Pemeriksaan visus Pemeriksaan kelopak mata, konjungtiva dan sclera Slit lamp
Diagnosis:
Perwarnaan gram pada cairan mata Darah lengkap Kadar endap eritrosit (ESR) Kreatinin dan BUN Rontgen thoraks USG jantung CT scan dan USG mata
Diagnosis banding:
Endocarditis Abrasi dan laserasi kornea Ulkus kornea Herpes zoster mata Vitreous hemorrhage
Terapi umum:
Melakukan rawat inap Pemberian antibiotik spectrum luas IV (Klindamisin (Cleocin) 600 mg IV) Antibiotik salep (jika perlu) Antibiotik intravitreal, Vancomycin (1 mg/0.1 ml) Siklopegik (Homatropine 2% , 2 gtt) Steroid topical (jika perlu) Konsultasi ke pakar mata
4) Trauma tembus bola mata
Riwayat klinis:
Menanyakan keluhan Menanyakan riwayat trauma yang terjadi. Menanyakan kemungkinan gejala klinis berikut:
o Nyerio Penglihatan menurun
o Penglihatan berbayang
Pemeriksaan mata:
Ketajaman penglihatan Oftalmoskopi langsung (kehilangan reflex merah → trauma retina/ detachment retina) Slit lamp: distorsi kamera okuli anterior atau serpihan kornea/sklera
Diagnosis:
Melakukan CT scan mata untuk menyingkirkan kemungkinan benda asing yang tertinggal Trauma tembus bola mata
Diagnosis banding: Trauma tumpul bola mata, benda asing kornea
Terapi umum:
Istirahat total Suntikan analgesic (tramadol 25 mg) atau anti emetic (Zofran ODT 8mg per oral) jika perlu. Lindungi mata dari kontak dengan lingkungan untuk mengurangkan peningkatan tekanan
intraokuler. Memberikan anti tetanus jika perlu. Pemberian antibiotik iv (amoxicillin) jika perlu. Rujuk ke spesialis mata
5) Trauma kimia (asam dan basa)
Riwayat klinis:
Gejala klinis:o Penurunan penglihatan dan lakrimasio Nyeri, pusing (peningkatan IOP)o Mata meraho Limbus mata menjadi pucat (lanching)o Pandangan berkabut (ringan hingga berat, 0-5)o Fotofobia
Menanyakan riwayat trauma kimia yang terjadi (alkali/basa), alkali lebih berat Perawatan pertama yang terlah dilakukan
Pemeriksaan mata:
Pemeriksaan menggunakan pen lighto Inflamasi konjungtivao Iskemia perilimbalo Pemeriksaan korneao Scarring
Pemeriksaan ketajaman penglihatan Pemeriksaan tekanan intreokular
Diagnosis:
Pemeriksaan mata harus menggunakan obat anestesi local Pemeriksaan derajat “blanching” pada limbus. Pemeriksaan pH pada ocular.
Diagnosis banding:
Hemoragik konjungtivitis akut Alergi konjungtivitis Aberasi kornea Erosi kornea Benda asing Ulkus kornea
Terapi umum:
Pemberian anestesi local tetes Irigasi dengan 1 liter cairan netral (normosaline 0,9%) Melipat kelopak mata dan membersihkan sebarang benda asing di fornix dan konjungtiva
dengan kapas lembab Proses pembersihan diteruskan dan nyeri pasien dievaluasi setiap 10 menit Setelah selesai diirigasi, periksa pH (target 6,5-8,5) Konsultasi ke pakar mata Trauma kimia yang berat harus dilakukan irigasi berteusan sehingga minimal 30 menit * Semua trauma kimia memerlukan konsultasu oftalmologis segera melalui telefon.
6) Hifema
Riwayat klinis:
Gejala klinis seperti:o Penglihatan menuruno Nyeri di matao Okula distorsio Pusingo Fotofobia
Mungkin mempunyai riwayat trauma Riwayat peningkatan tekanan intraocular Riwayat penyakit kelainan darah
Pemeriksaan mata:
Pemeriksaan dengan “pen light”o Tinggi batas daraho Warna darah
Ketajaman penglihatan. Pemeriksaan pupil Pemeriksaan tekanan intraocular Pemeriksaan slit lamp (injeksi konjungtiva, edema kornea) Gonioskopi Grading hifema:
o Grade 0: No visible layering, but red blood cells within the anterior chamber (microhyphema)
o Grade I: Layered blood occupying less than one third of the anterior chamber
o Grade II: Blood filling one third to one half of the anterior chambero Grade III: Layered blood filling one half to less than total of the anterior chambero Grade IV: Total clotted blood, often referred to as blackball or 8-ball hyphema
Diagnosis:
Skrining kelainan darah (sickle cell anaemia, thalassemia) Hemoglobin elektroforesis Pemeriksaan darah lengkap PT dan PTT Sampling cairan aqueous CT scan
Diagnosis banding:
Hifema akibat trauma Hifema akibat pembedahan mata atau tindakan laser Neovaskularisasi Neoplastik Inflamasi atau infeksi Kelainan vaskuler
Terapi umum:
Beta bloker (timolol maleate 0.25% (betimolol, Timoptic) 1 gtt Diuretika (OSmitol 1.5-2g/kg, IV 30-60 menit) Siklopegik (Homatropine 2% , 2 gtt) Rujuk oftalmologis
7) Korpus Allienum Konjungtiva dan Kornea
Riwayat klinis:
Keluhan utama (kelihatan benda asing, penglihatan menurun) Riwayat penglihatan sebelum nya Riwayat kemungkinan trauma. (Pasien mungkin pernah mengalami trauma sebelum nya) Riwayat iritasi pada mata (pasien mungkin mengeluh merasa perih di mata) Keluhan diperberat saat pasien berkedip (benda asing kemungkinan berada di konjungtiva)
Pemeriksaan mata:
Ketajaman penglihatan Slit lamp – memeriksa ukuran, posisi serta sifat benda asing dan kedalaman penetrasi benda
asing tersebut. Pemeriksaan kornea, COA, iris, pupil dan lensa (menyingkir diagnosis banding trauma tembus)
Diagnosis:
Melakukan CT scan Korpus allienum konjungtiva dan kornea
Diagnosis banding:
Trauma tembus bola mata
Terapi umum:
Topikal anestesia (akten 3.5% gel S 2 gtt) Melakukan removal benda asing dibawah slit lamp
o Topikal anestesi (Amethocaine 1%0o Meletakkan pasien di posisi slit lampo Fiksasi kepala pasieno Fokuskan slit lampo Memposisikan pada sudut oblique
Topikal antibiotik (qid) dan agen siklopegik (Homatropine 2% bd) Pemeriksaan ketajaman penglihatan secara harian. Rujuk jika:
o Urgent (dalam 24 jam) – benda asing tidak dibersihkan totalo Urgent (rujuk segera) – jika permukaan dibawah benda asing menjadi opak dan
kemungkinan abses.o Non-urgent (dalam 3 hari) – jika defek epithelial bersifat persisten
Hentikan penggunan lensa kontak.
8) Trauma Radiasi Sinar Las
Riwayat klinis:
Nyeri hebat dan berterusan Mata merah Blefarospasm Lakrimasi
Pemeriksaan mata:
Pemeriksaan mata menggunakan anestesi Pemeriksaan visus Pemeriksaan slit lamp – injeksi konjungtiva, defek epitel superfisial
Diagnosis:
Diagnosis ditegakkan apabila pasien mempunyai riwayat kontak dengan intensitas cahaya yang berlebihan tanpa penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.
Diagnosis banding:
Trauma tumpul Benda asing pada mata
Terapi umum:
Antibiotik topical (Bacitracin Opht 3,5g (qid) Siklopegik (Homatropine 2% bd) Analgesik oral (Combunox 5mg/400mg PO q6 hr) Apabila gejala menetap, control kembali Rujuk apabila gejala masih menetap 3 hari
9) Ablatio Retina
Riwayat klinis:
Penglihatan kabur seperti ada tirai yang menutupi atau bergelombang
Terlihat kilat - kilatan Terlihat bintik - bintik hitam yang mengapung Terlihat seperti ada lapisan hitam yang menutupi penglihatan Kualitas penglihatan menurun
Pemeriksaan mata:
Pemeriksaan visus Pemeriksaan tekanan intra okular Funduskop: retina berwarna abu – abu, permukaan retina tidak rata Refraksi: Kelainan refraksi mata myopi. Flurensin anglografi: Kebocoran didaerah para papilaris dan daerah yang berdekatan dengan
ruptur serta terliha gangguan permebialitas koriokapilaris akibat rangsangan langsung badan kaca pada choroid.
USG: Terlihat lubang pada retina yang berbentuk ladam kuda. Lubang kecil atau bulan sabit.
Diagnosis:
Diagnosis penyakit ini dilakukan melalui wawancara yang mendalam tentang riwayat penyakit, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan mata lengkap dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan CT scan atau MRI untuk menyingkirkan diagnosis banding
Diagnosis banding:
Migraine Uveitis posterior Oklusi arteri retina Vitrous haemorrhage Retinal vein occlusion
Terapi umum:
Pasien diletakkan dalam kondisi NPO (tanpa makanan solid atau minuman absolut) Memberikan perlindungan kepada mata Istirahat total Elakkan tekanan pada bola mata Segera rujuk kepada oftalmologis.