tugas akhir · xx kata pengantar puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang...
TRANSCRIPT
I
PROGRAM NON DRAMA TELEVISI KULINER
KEJUTAN MASAK
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma Tiga (D.III)
Herlangga Muhamad Afsah 42151004 Produser
Abdul Chodir 42150947 Sutradara
Shahebha Chamellya 42150293 Penulis Naskah
Dinda Laras Sekarpati 42150579 Penata Kamera
Rendhy 42151024 Penata Suara
Felix Reynaldo 42151023 Penata Cahaya
Nur Aisyah Noviafitri 42150689 Penyunting Gambar
Lika Euginia Apriliani 42150444 Penata Artistik
JURUSAN BROADCASTING
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
JAKARTA
2018
II
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
III
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
IV
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
V
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
VI
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
VII
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
VIII
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
IX
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
X
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
XI
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
XII
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
XIII
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
XIV
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
XV
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
XVI
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
XVII
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
XVIII
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
XIX
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
XX
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik. Dalam penulisan ini, penulis memberikan judul: Kejutan Masak.
Tugas akhir ini disusun sebagai syarat kelulusan Program Diploma Tiga (D.III)
Jurusan Penyiaran, AKOM BSI. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil
Produksi Nondrama Televisi Kuliner dan beberapa buku yang mendukung hasil
penulisan ini. Selama proses penyusunan, penulis mendapat banyak bantuan dan
dukungan, baik moral maupun material dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang tulus kepada:
1. Direktur Akademi Bina Sarana Informatika
2. Ketua Jurusan Penyiaran Akademi Bina Sarana Informatika
3. Ibu Liliyana, S.Sos M.IKom selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, terima
kasih untuk setiap waktu yang diluangkan bagi penulis dan teman-teman
disaat pengarahan dan bimbingan serta kesabaran, dukungan, maupun
motivasi yang selalu diberikan kepada penulis;
4. Segenap dosen Bina Sarana Indormatika, yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan
tugas akhir ini.
5. Terima kasih ditujukan kepada keluarga penulis, terutama kedua orangtua,
serta saudara-saudara yang telah memberikan doa yang tak pernah putus,
nasehat yang tiada henti, semangat dan dukungan sehingga penulis mampu
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Sahabat-sahabat yang selalu senantiasa membantu memberikan motivasi,
semangat dan ide serta referensi kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
Terima kasih untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu,
yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung sehingga terselesainya
penyusunan tugas akhir ini. Semoga segala bantuan yang diberikan mendapat berkat
yang terbaik dari Tuhan.
XXI
Dalam tugas akhir ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Untuk
itu saran dan kritik yang membangun, sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan
selanjutnya.
Penulis berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai bahan
referensi bacaan bagi sesama mahasiswa, masyarakat dan semua pihak yang ingin
mengetahui lebih lanjut pembahasan dalam tugas akhir ini.
Jakarta, 8 Juli 2018
Penulis
Herlangga Muhamad Afsah
XXII
ABSTRAK
Herlangga Muhamad Afsah (42151004) Produser, Abdul Chodir (42150947)
Sutradara, Shahebha Chamellya (42150293) Penulis Naskah, Dinda Laras
Sekarpati (42150579) Penata Kamera, Rendhy (42151024) Penata Suara, Felix
Reynaldo (42151023) Penata Cahaya, Nur Aisyah Noviafitri (42150689)
Penyunting Gambar, Lika Euginia Apriliani (42150444) Penata Artistik, Kejutan
Masak, Program Nondrama Televisi Kuliner.
Di era teknologi sekarang ini yang sangat canggih masyarakat dipermudah untuk
mendapatkan informasi baik media cetak ataupun media elektronik. Memasuki tahun
2018 acara masak-memasak kian bervariasi namun tidak terlalu mendominasi stasiun
televisi tanah air, oleh karena itu penulis membuat sebuah program kuliner berjudul
“Kejutan Masak” yang mengutamakan keseruan konsep cerita yang tentu berbeda dari
program-program yang sudah ada namun tidak mengesampingkan sisi informatif dari
setiap resep makanan yang akan disampaikan kepada khalayak banyak pada program
ini. Program kuliner ini berisikan tentang seseorang yang ingin belajar masak sekaligus
memberikan hasil masakan tersebut sebagai sebuah kejutan untuk salah seorang
keluarganya, dan hal itu dapat terwujud dengan dibantu seorang chef yang
berpengalaman di industri kuliner Indonesia. Dalam suatu Produksi melakukan riset
adalah hal yang paling penting dilakukan ketika meciptakan konsep yang diinginkan.
Dalam hal ini keberhasilan sebuah produksi ditentukan oleh konsep yang sudah matang.
Dengan kerjasama tim yang baik. Program acara televisi kuliner “Kejutan Masak”
berisikan berbagai tips dan informasi masak memasak yang dikemas secara menarik.
Dari program ini penulis mendapatkan hasil konsep yang sesuai dengan acara program
kuliner dan didukung pelaksanaan tim yang baik.
Kata Kunci: Kuliner, Televisi.
XXIII
ABSTRAK
Herlangga Muhamad Afsah (42151004) Produser, Abdul Chodir (42150947)
Sutradara, Shahebha Chamellya (42150293) Penulis Naskah, Dinda Laras
Sekarpati (42150579) Penata Kamera, Rendhy (42151024) Penata Suara, Felix
Reynaldo (42151023) Penata Cahaya, Nur Aisyah Noviafitri (42150689)
Penyunting Gambar, Lika Euginia Apriliani (42150444) Penata Artistik, Kejutan
Masak, Program Nondrama Televisi Kuliner.
In the current technology era of highly advanced society it easy to get information
either print media or electronic media. Entering 2018 cooking programs increasingly
varied but did not dominate the homeland television station, therefore the author made
a culinary program entitled "Surprise Cook" which prioritizes the excitement of the
concept of a story that is certainly different from existing programs but does not rule
out the side informative of every food recipe that will be delivered to many people in
this program. This culinary program contains a person who wants to learn to cook
while providing the results of the cooking as a surprise to one of his family, and it can
be realized with the help of a chef who is experienced in the Indonesian culinary
industry. In a production of conducting research is the most important thing to do when
meciptakan desired concept. In this case determined by the success of a production
concept that has been cooked. With good teamwork. Culinary television program
“Kejutan Masak” contains the tips and recipe information about cooking. Of course,
the writer of culinary to get the concept according to the event program and the
implementation of the culinary good team.
Key Words: Culinary, Television.
XXIV
DAFTAR ISI
Lembar Judul Tugas Akhir……….....................................................................................i
Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir……………...................................................ii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi……………...................................................x
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir.......................................................xvii
Lembar Konsultasi Tugas Akhir...................................................................................xxvi
Kata Pengantar............................................................................................................xxxiv
Abstrak........................................................................................................................xxxvi
Daftar Isi........................................................................................................................xxv
Daftar Gambar...............................................................................................................xliii
Daftar Tabel…...............................................................................................................xliv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Program..............................................................................................1
1.2 Kegunaan Program......................................................................................................3
1.2.1 Kegunaan Khalayak..........................................................................................3
1.2.2 Kegunaan Praktisi.....................................................................................................4
1.2.3 Kegunaan Akademis.................................................................................................4
1.3 Referensi Audio Visual................................................................................................4
BAB II KAJIAN PROGRAM
2.1 Kategori Program.........................................................................................................7
2.2 Format Program...........................................................................................................8
2.3 Judul Program............................................................................................................10
2.4 Target Audience.........................................................................................................10
2.5 Karateristik Produksi.................................................................................................13
BAB III LAPORAN PRODUKSI
3.1 Proses Kerja Produser................................................................................................16
3.1.1 Pra Produksi……........................................................................................17
3.1.2 Produksi......................................................................................................21
3.1.3 Pasca Produksi............................................................................................23
3.1.4 Peran Dan Tanggung Jawab Produser .......................................................23
3.1.5 Proses Penciptaan Karya ............................................................................24
a. Konsep Kreatif ....................................................................................24
b. Konsep Produksi………......................................................................25
XXV
c. Konsep Teknis.....................................................................................25
3.1.6 Kendala Produksi Dan Solusinya……………………...............................26
3.1.7 Lembar Kerja Produser…………………………………………………..27
. 1. Deskripsi Program………………………………………………...…29
2. Call Sheet…………………………………………………………….30
3. Working Schedule……………………........................……………...31
4. Equipment List……………………………………………………….33
5. Breakdown Budget………………………………………………......34
3.2 Proses Kerja Sutradara...............................................................................................37
3.2.1 Pra Produksi................................................................................................38
3.2.2 Produksi......................................................................................................40
3.2.3 Pasca Produksi`...........................................................................................41
3.2.4 Peran Dan Tanggung Jawab Sutradara ......................................................42
3.2.5 Proses Penciptaan Karya ............................................................................43
a. Konsep Kreatif.....................................................................................43
b. Konsep Produksi..................................................................................44
c. Konsep Teknis.……………................................................................44
3.2.6 Kendala Produksi Dan Solusinya ..............................................................45
3.2.7 Lembar Kerja Sutradara..............................................................................46
1. Casting List..........................................................................................47
2. Script Breakdown Sheet……………………………………………..48
3. Director Treatment………..………………………………….............51
3.3 Proses Kerja Penulis Naskah.....................................................................................57
3.3.1 Pra Produksi............................................................................................................57
3.3.2 Produksi..................................................................................................................60
3.3.3 Pasca Produksi`.......................................................................................................60
3.3.4 Peran Dan Tanggung Jawab Penulis Naskah .........................................................61
3.3.5Proses Penciptaan Karya .........................................................................................62
a. Konsep Kreatif.................................................................................................62
b. Konsep Produksi..............................................................................................62
c. Konsep Teknis.……………............................................................................63
3.3.6 Kendala Produksi Dan Solusinya ..........................................................................63
3.3.7 Lembar Kerja Penulis Naskah ………...................................................................64
1. Konsep Penulis................................................................................................65
2. Sinopsis………………………………………………………………………65
3. Naskah………..…………………………………………...............................66
XXVI
4. Treatment……………………………………………………………............88
5. Profil Chef dan Client………………………………………………………..90
3.4 Proses Kerja Penata Kamera .....................................................................................91
3.4.1 Pra Produksi ...........................................................................................................92
3.4.2 Produksi .................................................................................................................93
3.4.3 Pasca Produksi`.......................................................................................................94
3.4.4 Peran Dan Tanggung Jawab Penata Kamera .........................................................95
3.4.5 Proses Penciptaan Karya ........................................................................................96
a. Konsep Kreatif.................................................................................................98
b. Konsep Produksi…………………………………………..…………………98
c. Konsep Teknis…………………………………………….…………………99
3.4.6 Kendala Produksi Dan Solusinya ........................................................................100
3.4.7 Lembar Kerja Penata Kamera...............................................................................101
1. Konsep Penata Kamera..................................................................................102
2. Camera Report……………………………………………………………...103
3. Floor Plan Penata Kamera……………………………….............................121
3.5 Proses Kerja Penata suara…………………………………………………………124
3.5.1 Pra Produksi..........................................................................................................126
3.5.2 Produksi................................................................................................................128
3.5.3 Pasca Produksi`.....................................................................................................129
3.5.4 Peran Dan Tanggung Jawab Penata Suara ...........................................................130
3.5.5 Proses Penciptaan Karya ......................................................................................131
a. Konsep Kreatif…...........................................................................................131
b. Konsep Produksi............................................................................................132
c. Konsep Teknis................................................................…………………...132
3.5.6 Kendala Produksi Dan Solusinya.........................................................................133
3.5.7 Lembar Kerja Penata Suara..................................................................................134
1. Konsep Penata Suara....................................................................................135
2. Spesifikasi Kebutuhan Audio…………………………………..….……….136
3. Laporan Penata Suara….………………………………...............................139
3.6 Proses Kerja Penata Cahaya ...................................................................................166
3.6.1 Pra Produksi..........................................................................................................167
3.6.2 Produksi................................................................................................................170
3.6.3 Pasca Produksi`.....................................................................................................172
3.6.4 Peran Dan Tanggung Jawab Penata Cahaya.........................................................172
3.6.5 Proses Penciptaan Karya ......................................................................................173
a. Konsep Kreatif…...........................................................................................174
b. Konsep Produksi…..………………..............................................................174
XXVII
c. Konsep Teknis...............................................................................................174
3.6.6 Kendala Produksi Dan Solusinya ........................................................................175
3.6.7 Lembar Kerja Penata Cahaya...............................................................................176
1. Konsep Penata Suara....................................................................................177
2. Laporan Penata Cahaya……….………………………………..………..…178
3. Floor Plan Penata Cahaya……..………………………................................179
4. Spesifikasi Lampu………………………………………………………….182
3.7 Proses Kerja Penyunting Gambar ...........................................................................183
3.7.1 Pra Produksi..........................................................................................................184
3.7.2 Produksi................................................................................................................185
3.7.3 Pasca Produksi`.....................................................................................................185
3.7.4 Peran Dan Tanggung Jawab Penyunting Gambar ...............................................186
3.7.5 Proses Penciptaan Karya ......................................................................................187
a. Konsep Kreatif...............................................................................................187
b. Konsep Produksi............................................................................................188
c. Konsep Editing...............................................................................................188
3.7.6 Kendala Produksi Dan Solusinya ........................................................................189
3.7.7 Lembar Kerja Penyunting Gambar.......................................................................190
1. Konsep Editing..............................................................................................191
2. Laporan Penyuntingan Gambar.………………………………..….………192
3. Logging Picture……..………………………...............................................224
4. Proses Pembuatan ID Program……………………………………………..239
5. Spesifikasi Alat Editing………………………………………………….…242
3.8 Proses Kerja Penata Artistik ...................................................................................243
3.8.1 Pra Produksi..........................................................................................................245
3.8.2 Produksi................................................................................................................247
38.3 Pasca Produksi.......................................................................................................248
3.8.4 Peran Dan Tanggung Jawab Penata Artistik........................................................249
3.8.5 Proses Penciptaan Karya ......................................................................................250
a. Konsep Kreatif...............................................................................................250
b. Konsep Produksi............................................................................................251
c. Konsep Teknis...............................................................................................251
3.8.6 Kendala Produksi Dan Solusinya ........................................................................252
3.8.7 Lembar Kerja Penata Artistik...............................................................................253
XXVIII
1. Konsep Penata Artistik.................................................................................254
2. Break Down Tata Artistik.………………………………..……….…..........255
3. Floor Plan…………………………………………………………………...257
4. Set Design/Foto Lokasi…………………………………………………..…259
5. Wardrobe………. ………………………………………………………….260
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................261
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................317
4.2 Saran .......................................................................................................................317
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................319
XXIX
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1 Chef’s Table NET TV……………………………………………………4
2. Gambar 1.2 Foody With Rudy………………………………………………………...5
3. Gambar III.1 Chef Lucky……………………………………………………………90
4. Gambar III.2 Client Eka……………………………………………………………..90
5. Gambar III.3 Jalan raya…………………………………………………………….121
6. Gambar III.4 Teras 1………………………………………………………………..121
7. Gambar III.5 Dapur………………………………………………………………...122
8. Gambar III.6 Teras 2………………………………………………………………..123
9. Gambar III.7 BoomMic Sennheiser MKH-416……………………………………136
10. Gambar III.8 Zoom H6N………………………………………………………….137
11. Gambar III.9 Sennheiser G3………………………………………………………138
12. Gambar III.10 Jalan Raya ………………………………………………………...179
13. Gambar III.11 Dapur……………………………………………………………...180
13. Gambar III.12 Meja Makan……………………………………………………….181
14. Gambar III.13 LED Video Light 15inch Bi-color (Felloni)………………………182
15. Gambar III.14 Bars and Tone……………………………………………………..239
16. Gambar III.15 ID Program………………………………………………………..239
17. Gambar III.16 Logo BSI…………………………………………………………..239
18. Gambar III.17 Counting Leader…………………………………………………..240
19. Gambar III.18 Bumper…………………………………………………………….240
20. Gambar III.19 Isi Konten………………………………………………………….240
21. Gambar III.20 Credit Title………………………………………………………...241
22. Gambar III.21 Copy Right………………………………………………………...241
23. Gambar III.22 Set Rumah Floor Plan……………………………………………..257
24. Gambar III.23 Set Dapur Floor Plan………………………………………………258
25. Gambar III.24 Dapur Set Desain 1………………………………………………..259
26. Gambar III.25 Dapur Set Desain 2………………………………………………..259
27. Gambar III.26 Eka Wardrobe 1…………………………………………………...260
28. Gambar III.27 Chef Lucky Wardrobe……………………………………………..260
1
1
DAFTAR TABEL
1. Tabel III.1 Call Sheet……… ...................................................................................30
2. Tabel III.2 Working Schedule..................................................................................31
3. Tabel III.3 Equipment List………......................................................................…..33
4. Tabel III.4 Breakdown Budgeting.........................................................................…34
5. Tabel III.5 Casting List..............................................................................................47
6. Tabel III.6 Script Breakdown Sheet………………………………………………..48
7. Tabel III.7 Director Treatment..................................................................................51
8. Tabel III.8 Naskah....................................................................................................66
9. Tabel III.9 Camera Report.....................................................................................103
10. Tabel III.10 Laporan Penata Suara.....................................................................139
11. Tabel III.11 Laporan Penata Cahaya..................................................................178
12. Tabel III.12 Spesifikasi lampu............................................................................182
13. Tabel III.13 Laporan Penyuntingan Gambar......................................................192
14. Tabel III.14 Logging Picture...............................................................................224
15. Tabel III.15 Spesifikasi Alat Editing..................................................................242
16. Tabel III.16 Breakdown Tata Artistik................................................................255
17. Tabel III.17 Floor Plan Penata Artistik...............................................................257
18. Tabel III.18 Set Desain Tata Artistik..................................................................259
2
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Program
Televisi adalah alat komunikasi bentuk audio visual untuk menyampaikan
pernyataan umum information, edukasi serta hiburan yang variatif yang bekerja hingga
sekarang. Berbagai program di televisi khususnya yang mengenai informasi sudah
menjadi kebutuhan berbagai kalangan masyarakat.
Menurut Brillianto (2016:7) menyimpulkan bahwa:
Jika dibandingkan dengan surat kabar maupun radio, usia broadcasting
belumlah terlalu lama, khususnya dalam penyiaran televisi. Keberadaan siaran
televisi yang pertama ditandai dengan siaran Percobaan Televisi Republik
Indonesia (TVRI) pada 17 Agustus 1962 dari halaman Istana Merdeka, Jakarta,
dalam rangka HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17. Lalu
pada 24 Agustus 1962, TVRI untuk pertama kalinya mengadakan siaran
langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari Stadion Utama Gelora
Bung Karno. Baru pada 24 Agustus 1990, Rajawali Citra Televisi (RCTI)
menjadi stasiun televisi swasta pertama yang bersiaran secara bebas di
Indonesia. Setelah kemunculan RCTI, muncul stasiun televisi swasta lainnya
yaitu Surya Citra Televisi (SCTV). Selanjutnya di tanggal 1 Januari 1991,
Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) mulai bersiaran, selanjutnya Andalas
Televisi (ANTV) mulai bersiaran di tanggal 18 Januari 1993, Indosiar mulai
mengudara di tanggal 1 Januari 1995, Trans TV di tanggal 15 Desember 2001,
dan dilanjutkan dengan stasiun-stasiun televisi lainnya.
Munculnya Rajawali Citra Televisi Indonesia atau RCTI pada tahun 1990 yang
mendapat sambutan dari masyarakat tanah air berdampak pada munculnya SK Menteri
Penerangan RI Nomor: 190A/Kep/Menpen/1987 tentang siaran saluran terbatas, yang
membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi. Hal ini menjadi tonggak
3
3
perkembangan penyiaran di Indonesia setelah hampir 37 tahun TVRI menjadi single
fighter dalam berkiprah di dunia pertelevisian Indonesia.
Demo masak populer disebut program kuliner, yaitu program yang menyajikan
cara memasak, menyajikan, atau menikmati berbagai jenis masakan baik
nasional maupun internasional. Hampir seluruh stasiun televisi swasta nasional
dan lokal memproduksi jenis program ini, dengan konsep dan penyajian yang
berbeda, namun titik perhatiannya tetap pada mendemonstrasikan cara atau
teknik memasak hingga kegunaan dan fungsinya untuk kesehatan. (Latief &
Utud, 2015:20).
Akhir tahun 1990-an, Rudi Haerudin dan Sisca Soewitomo, dua master koki
yang sangat terkenal. Rudi Haerudin di RCTI dan Sisca Soewitomo di Indosiar. Cukup
lama program tersebut tayang, hingga belakangan ini muncul koki-koki cantik dan
modis di antaranya Farah Quinn dan Rahmi presenter Fish & Chef di Trans 7. Program
masak-memasak juga diproduksi dalam format kompetisi (competition reality program),
di antaranya Iron chef dan master chef. Format ini mempertunjukan keahlian
menciptakan, mengolah dan menyajikan masakan dari orang-orang yang tidak terkenal
dan bukan ahli masak untuk menang kompetisi tersebut.
Fungsi televisi saat ini adalah sebagai sarana hiburan bagi masyarakat, karena
dengan adanya televisi masyarakat dapat terhibur dengan program-program yang
ditayangkan oleh masing-masing stasiun televisi.
Peran televisi saat ini sangat berpengaruh untuk masyarakat, contohnya sebagai
inspirasi gaya hidup yang dicontoh dari suatu program. Sebuah program sangat
berpengaruh dalam memberikan dampak positif dan dampak negatif untuk masyarakat,
oleh karena itu para broadcaster masing-masing stasiun televisi berlomba untuk
menghadirkan program acara yang mengibur, kreatif, dan menarik untuk ditonton oleh
masyarakat.
4
4
Sebagai media yang menjadi salah satu sumber informasi terbesar untuk
masyarakat, televisi juga membuat sebuah program non drama kuliner dengan berbagai
keseruan dan informasi yang nyata, salah satunya dapat di visualisasikan dengan
menarik hingga program acara ini sampai sekarang dapat dinikmati masyarakat. Maka
dari itu penulis membuat program acara kuliner televisi agar mudah diterima oleh
masyarakat.
Memasuki tahun 2018 acara masak-memasak kian bervariasi namun tidak terlalu
mendominasi stasiun televisi tanah air, oleh karena itu penulis membuat sebuah
program kuliner berjudul “Kejutan Masak” yang mengutamakan keseruan konsep
cerita yang tentu berbeda dari program-program yang sudah ada, namun juga tidak
mengesampingkan sisi informatif dari setiap resep makanan yang akan disampaikan
kepada khalayak banyak. Program ini berisi tentang seseorang yang ingin belajar masak
sekaligus memberi kejutan untuk keluarganya, dan hal itu dapat terwujud dengan
dibantu seorang chef.
1.2 Kegunaan Program
Penulis ingin memberikan suatu program yang terdapat pesan positif
didalamnya, berupa karya bentuk audio visual kepada khalayak banyak. Dalam
program non drama kuliner yang berjudul “Kejutan Masak”, penulis ingin
menyajikan suatu tontonan yang inspiratif dan menghibur sehingga bisa menambah
wawasan penonton khususnya dalam pengetahuan masak-memasak.
1.2.1 Kegunaan Khalayak
Melalui media massa dengan menggunakan sarana televisi yang bersifat audio
visual, penulis ingin menampilkan suatu program yang tidak hanya sekedar menghibur
dan menghiasi layar televisi saja, namun juga terdapat pesan moral serta mampu
5
5
berperan penting bagi mereka yang membutuhkan informasi seputar masak-memasak.
Dengan program “Kejutan Masak” semoga menjadi sesuatu yang baru dalam
perkembangan program kuliner di tanah air.
1.2.2 Kegunaan Praktisi
Program non drama kuliner “Kejutan Masak” ini dibuat untuk
mengaplikasikan ilmu broadcasting yang didapat selama perkuliahan. Serta untuk
memberikan sumbangsih hasil pemikiran maupun karya yang bisa dinikmati atau
dipelajari semua kalangan, tidak hanya bersifat kategori internal kampus saja tapi bisa
juga untuk profesional.
1.2.3 Kegunaan Akademis
Program non drama kuliner “Kejutan Masak” dibuat oleh penulis untuk Tugas
Akhir perkuliahan. Dan merupakan syarat untuk kelulusan program Diploma III Jurusan
Penyiaran. Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika, Jakarta.
1.3 Referensi Audio Visual
Dalam pembuatan program non drama kuliner “Kejutan Masak” ini penulis
terinspirasi dari beberapa program-program televisi kuliner yang sudah ada, antara lain:
1. Acara masak Chef’s Table NET TV
6
6
Gambar 1.1 Chef’s Table NET TV
Chef's Table merupakan program acara memasak oleh Chef Chandra yang
dikenal dengan tampilan Fancy Food, di mana Chef Chandra akan mengundang
langsung tamu (Artis dan Figur Publik) untuk hadir di Chef's Table, kemudian
memasak hidangan di dapur Chef Chandra sebagai bintang tamu.
2. Foody With Rudy
Gambar 1.2 Foody With Rudy
Dipresentasikan oleh Rudy Choirudin. Tentunya Om Rudy sudah
menyederhanakan metode memasaknya sehingga bisa diikuti oleh ibu-ibu di rumah.
Beliau akan mempraktekkan secara langsung cara pengolahan bahan mentah dari
awal. Selama proses tersebut, kita bisa belajar bagaimana membuat bumbu yang
pas, memperhitungkan tingkat kematangan yang tepat dan cara membuat hiasan
yang menggugah selera. Acara yang sempat tayang di ANTV ini berisi mengenai
tutorial membuat masakan istimewa.
7
7
3. Aroma
Gambar 1.3 Aroma
Acara ini dibawakan oleh Ibu Sisca Soewitomo, salah satu chef terkenal di
Indonesia. Acara ini tayang sejak akhir tahun 1996. Pada awalnya acara ini ditayangkan
pada hari Senin, kemudian berpindah hari menjadi hari Sabtu. Secara umum dalam
acara ini ada tiga hingga empat jenis hidangan yang dibuat. Biasanya, pada awal acara
akan disajikan berbagai hidangan utama (main course) yang selanjutnya diikuti dengan
hidangan lain atau pelengkap. Dan pada akhir acara disajikan berbagai hidangan ringan
lainnya seperti aneka kue hingga hidangan dalam bentuk dessert. Setiap sajian yang
dihidangkan, biasanya akan disebutkan berbagai bahan yang diperlukan untuk membuat
suatu hidangan saat sajian tersebut telah selesai dibuat. Setiap resep masakan dalam
acara ini nantinya juga bisa dibaca di salah satu majalah mingguan. Acara memasak
yang satu ini bisa dibilang sebagai acara memasak yang legendaris dimasanya.
8
8
9
9
BAB II
KAJIAN PROGRAM
2.1. Kategori Program
Televisi merupakan media yang menggunakan indera penglihatan dan indera
pendengaran sehingga memudahkan masyarakat untuk menerima pesan yang
disampaikan secara mudah dan dapat dinikmati di mana pun. Televisi merupakan sarana
hiburan bagi masyarakat, karena melalui televisi masyarakat akan mendapatkan
informasi serta hiburan yang diperoleh dari program acara yang disajikan oleh stasiun
televisi.
Kita mengenal dua jenis program televisi, yaitu program hiburan dan informasi
yang memiliki karakteristik berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan kaidah yang
berlaku pada bentuk program tersebut. Program hiburan yang berpegang pada
kemampuan imajinasi untuk mendesain program tersebut dan program informasi adalah
yang berpedoman pada fakta-fakta yang diolah menjadi satu program.
Latief & Utud (2017:216) “pengertian bagi media televisi adalah memberikan
keterangan, penerangan sejumlah pesan yang disampaikan kepada seseorang atau
sejumlah orang yang baginya merupakan hal baru untuk diketahui”.
10
10
Dari kutipan di atas penulis menyimpulkan bahwa kategori informasi berarti
memberikan keterangan dari sejumlah pesan yang bisa disampaikan kepada khalayak
banyak dan penting untuk diketahui.
Latief dan Utud (2017:214) “siaran televisi dirancang sebagai salah satu media
hiburan yang efisien, praktis dan murah, dapat disaksikan dimana saja, di ruang tamu, di
kamar tidur atau di tempat-tempat umum yang saat ini dilengkapi pesawat televisi”.
Penulis menyimpulkan program hiburan ialah memberikan suatu tontonan yang
bersifat menghibur dan mudah disaksikan dimana saja, kategori hiburan merupakan
kategori penting yang harus ada dalam menentukan program televisi pada umumnya.
Informasi dan hiburan sebagai kategori program kuliner “Kejutan Masak”
dengan tujuan selain memberikan informasi kepada audience melalui menu masakan
yang diberikan, program ini juga dapat membuat audience terhibur dengan berbagai
keseruan yang terdapat di setiap ide ceritanya. Alasan memilih program “Kejutan
Masak” adalah, di program ini penulis menyajikan tentang kegiatan masak-memasak
yang menarik tentunya, selain itu penulis juga memberikan informasi tentang banyak
menu masakan rumahan yang mudah dan sekaligus memberikan inspirasi untuk para
audience yang menonton.
2.2 Format Program
Menurut Naratama (2013:68) mengatakan “format acara televisi adalah sebuah
perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan
kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang
disesuaikan dengan tujuan dan target acara tersebut”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan format acara merupakan salah satu
bagian terpenting dalam suatu program televisi. Dalam suatu program televisi, format
11
11
acara harus dibuat dengan mengikuti apa yang diinginkan penonton. Format acara
televisi adalah suatu konsep acara yang dibuat sesuai dengan keinginan penulis dan
menyesuaikan dengan target audience itu sendiri. Format acara televisi dibuat oleh
penulis sesuai kreativitas dan imajinasi yang mengutamakan hiburan dan informasi
yang akurat serta berguna.
Secara umum program siaran televisi terbagi menjadi dua bagian, yaitu program
hiburan dan informasi atau berita. Program informasi yaitu program yang sangat terikat
dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya, pendekatan produksinya menekankan pada
kaidah jurnalistik. Adapun program hiburan yaitu program yang berorientasi
memberikan hiburan kepada penonton, pada program hiburan nilai jurnalistik tidak
diperlukan, tetapi jika ada unsur jurnalistik hanya sebagai pendukung.
Menurut Latief dan Utud (2017:236) mengatakan bahwa:
Program hiburan dibagi kembali menjadi (dua) bagian yaitu progam drama dan nondrama. Drama merupakan suatu format program acara televisi yang di
produksi dan diciptakan melalui proses imajinasi kreatif dari kisah - kisah
drama atau fiksi yang di rekayasa dan dikreasikan ulang. Program drama terdiri
dari sinetron, film dan kartun. Sedangkan nondrama merupakan runtutan
pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi aksi,
gaya, dan musik. Program nondrama terdiri dari program musik, komedi, kuis,
game show, reality show, variety show, magazine show, repackaging dan talk
show.
Format acara televisi adalah suatu konsep acara yang dibuat sesuai dengan
keinginan penulis dan menyesuaikan dengan target audience itu sendiri. Format acara
televisi dibuat oleh penulis sesuai kreativitas dan imajinasi yang mengutamakan hiburan
dan informasi yang akurat.
Latief dan Utud (2015:20) mengemukakan bahwa:
Demo masak populer disebut program kuliner, yaitu program yang menyajikan
cara memasak, menyajikan, atau menikmati berbagai jenis masakan baik
nasional maupun internasional. Hampir seluruh stasiun televisi swasta nasional
dan lokal memproduksi jenis program ini, dengan konsep dan penyajian yang
berbeda, namun titik perhatiannya tetap pada mendemonstrasikan cara atau
teknik memasak hingga kegunaan dan fungsinya untuk kesehatan.
12
12
Sesuai pendapat di atas, kuliner merupakan program acara yang memberikan
informasi dan hiburan yang dikemas secara ringan serta memperhatikan fokus pada
minat pemirsanya. Karena itu, penulis mengambil format program kuliner supaya dapat
memberikan informasi seputar masak-memasak dengan konsep yang belum pernah ada
sehingga menjadi perhatian dan mampu diterima masyarakat. Dalam format program
kuliner, penulis memilih program yang terdiri dari tiga (3) segmen.
2.3 Judul Program
Dalam tugas akhir ini, penulis memberikan judul program televisi non drama
kuliner yaitu “Kejutan Masak”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata
kejutan berasal dari kata kejut, yang memiliki arti segala yang menimbulkan kaget, atau
munculnya secara tiba-tiba dan tidak terduga. Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) kata masak memiliki arti sudah tua, dan sudah saatnya dipetik,
dimakan, dan sebagainya. Kejutan Masak dapat diartikan sebagai memberi yang baik
dan menarik. Suatu kegiatan yang dapat memberi rasa pada suatu bahan makanan
dengan dipadu kejutan dari setiap masakan, sehingga memberi sebuah hiburan sekaligus
informasi yang baik bagi audience. KBBI Online. Retrieved July 3, 2018, from
https://googleweblight.com/i?u=https://kbbi.kata.web.id/kejutan/&hl=id-ID.
2.4 Target Audience
Target audience merupakan salah satu yang terpenting dalam suksesnya suatu
program acara. Karena dari target audience para pembuat program acara bisa
mengetahui atau menentukan keinginan, dan kebutuhan masyarakat dalam suatu
program acara. Program acara bisa dikatakan sukses bilamana program tersebut ditonton
oleh banyak orang dan sesuai dengan keinginan masyarakat itu sendiri.
13
13
Menurut Latief dan Utud (2017:42) “produser harus mengetahui target dan
karakter penontonnya, karena sukses atau tidaknya suatu program ditentukan oleh
penonton. Program tanpa penonton ibarat penyanyi di kamar mandi yang menikmati
suaranya hanya seorang diri”.
Dalam menentukan target audience dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, dan
status ekonomi sendiri. Penonton (audience) dibedakan menurut usia anak-anak, remaja,
dewasa dan orang tua. Program sering kali menggunakan segmentasi usia ini dalam
menjangkau audience yang diinginkan sehingga kita mengetahui program untuk
penonton anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Pada umumnya kebanyakan wanita
lebih banyak menonton televisi daripada pria. Saat ini jumlah penduduk pria dan wanita
di Indonesia tidak jauh berbeda.
Dengan berdasarkan uraian di atas, program kuliner ditujukan untuk pria dan
wanita usia 15 sampai 35 tahun baik kalangan wanita maupun pria, karena program
acara ini berisikan tentang seseorang yang ingin belajar masak sekaligus memberi
kejutan kepada keluarganya yang dibantu seorang chef. Alasannya, untuk program ini
sangatlah dikemas secara ringan dan menarik hingga mudah diterima penonton
dikalangan tersebut. Sementara di aspek ekonomi target audience pada program ini
cenderung pada golongan menengah.
2.5 Karakteristik Produksi
Televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat audio
visual. Dalam karakteristik produksi ada dua metode, yakni siaran langsung (live) dan
rekaman (tapping).
Menurut Latief dan Utud (2017:258) “dimaksud siaran langsung adalah segala
bentuk program siaran yang ditayangkan tanpa penundaan dengan peristiwanya.
14
14
Adapun siaran rekaman adalah program siaran yang ditayangkan pada waktu berbeda
dengan peristiwanya”.
Dari kutipan di atas, penulis memilih produksi secara rekaman (taping)
dikarenakan dalam pengambilan gambar membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk
melakukan persiapan dan setiap perpindahan lokasi yang dibutuhkan untuk pengambilan
gambar. Lokasi shooting yang membutuhkan persiapan sangat matang juga
membutuhkan waktu lama dalam proses pengambilan gambar, Selain itu penulis akan
melalui proses editing untuk menggabungkan hasil rekaman dan memilih gambar yang
bagus untuk menarik minat audience.
.
15
15
16
16
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1. Proses Kerja Produser
Produser adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam mengelola jalannya
sebuah produksi mulai dari persiapan tahap pra produksi, produksi, hingga pasca
produksi.
Menurut Latief & Utud (2017:7) “produser penanggung jawab atas seluruh
pelaksanaan kegiatan produksi. Melakukan koordinasi pelaksanaan pra produksi,
produksi, dan pasca produksi. Dalam menjalankan tugasnya, produser diawasi oleh
produser eksekutif”.
Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian yaitu, pra produksi, produksi, pasca
produksi. Oleh karena itu, seorang produser harus memiliki kemampuan berpikir dan
menuangkan ide/pemikiran dalam satu tulisan (proposal) untuk suatu program acara
secara baik dan sistematis serta mempunyai kemampuan untuk memimpin dan bekerja
sama dengan seluruh kerabat kerja dan unsur-unsur produksi yang terkait.
Produser terkadang ikut terlibat secara langsung dalam proses pengambilan
keputusan setiap harinya (producer executive), produser harus mampu menerjemahkan
keinginan dan pandangan para seluruh kerabat kerja dan unsur-unsur produksi yang
17
17
terkait. Sebuah produksi program televisi, seorang produser akan dihadapkan pada (5)
lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, yaitu materi produksi,
sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksanaan
produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.
3.1.1. Pra Produksi
Tahap pra produksi adalah semua kegiatan mulai dari pembahasan ide atau
gagasan awal, sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar yang biasa disebut
syuting. Proses pra produksi yang penulis lakukan sebagai seorang produser sebelum
memasuki tahap produksi syuting.
Pra Produksi. Merupakan kegiatan; penemuan ide dan tahap perencanaan.
Tahapan ini dimulai dengan mencari ide yang dikembangkan menjadi konsep.
Melakukan riset, survei dan membuat rundown program, membuat jadwal kerja
(time schedule), rundown, kalkulasi biaya, rencana lokasi, peralatan dan kru
yang terlibat. (Latief dan Utud, 2017:147).
Sebelum menjalani sebuah produksi, tahap awal yang harus dilalui adalah
penemuan ide atau gagasan yang dilakukan oleh semua tim untuk memberikan usulan
mengenai produksi yang akan dijalani. Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa
seorang produser sangat berperan penting, dapat mengatur keuangan dan betanggung
jawab atas pelaksanaan produksi sebuah program. Produser juga harus memimpin,
mengenal karakter timnya dengan baik dan dapat menjadi penengah yang bijak ketika
terjadi suatu masalah pada tim. Keberhasilan program dapat terwujud jika dikelola
degan baik oleh produser mulai dari pra produksi hingga pasca produksi dan juga
kerjasama tim yang baik.
Latief dan Utud (2017:16) menyimpulkan bahwa:
pada pra produksi, produser melalui pencarian, pengembangan, dan perumusan
konsep, produser non drama dibantu kreatif (creative) atau penulis naskah,
prosesnya, melakukan sumbang saran (brainstorming) yang dapat memakan
waktu berhari-hari, tetapi juga dapat hanya dalam sekejap sudah menghasilkan
ide terbaik.
18
18
Ide pembuatan kuliner ini berdasarkan kemampuan tim kami untuk
memproduksi sebuah tayangan yang berformat kuliner. Semua tim sudah memahami
pengemasan program tersebut dan telah mempunyai ide atau masukan-masukan untuk
program itu sendiri nantinya.
Dari situlah kami mulai menentukan konsep-konsep yang berbeda dari teman-
teman lain yang sama-sama sedang menyusun tugas akhir. Setelah ide muncul, penulis
dan tim mengadakan rapat untuk membahas ide tersebut. Setelah ide itu diceritakan,
maka penulis dan tim menyepakati ide untuk membuat sebuah program masak-
memasak yang menghibur juga informatif dari segi resep masakan yang disajikan
dengan format kuliner.
Tahap pra produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut ini:
1. Penemuan Ide
Tahap ini dimulai dengan produser menemukan ide gagasan atau konsep yang
akan dibuat dan meminta penulis naskah untuk menulis kembali ide gagasan atau
konsep untuk dibuat sebuah riset.
2. Perencanaan
Menyiapkan waktu produksi (time schedule), pematangan naskah, pemilihan
tempat, menyiapkan narasumber, penetapan lokasi dan biaya produksi. Lokasi dan biaya
dalam perancang produksi harus dilakukan secara hati-hati dan teliti
3. Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat–menyurat.
Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang
diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja
(time schedule) yang sudah ditetapkan.
19
19
Dalam proses perencanaan menyiapkan waktu produksi (time schedule),
pematangan naskah, pemilihan tempat, menyiapkan artis, penetapan lokasi dan biaya
produksi, produksi dan biaya dalam perancangan produksi harus di lakukan secara hati-
hati dan teliti. Dalam proses persiapan tahap ini meliputi pemberesan semua detail kerja
sama dengan para artis atau pun pihak terlibat, perizinan yang mungkin saja dibutuhkan
dan surat-menyurat. Latihan para artis dan persiapan setting, meneliti dan melengkapi
semua peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini lebih baik dilakukan menurut
waktu kerja (time shcedule) yang sudah di tetapkan..
Penulis membuat anggaran biaya produksi dalam hal ini produser dapat
memikirkan sampai sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan
finansial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Biaya sewa atau penggunaan
peralatan, pembayaran (berdasarkan kontrak) pada para artis, sewa lokasi dan pembelian
material produksi (cd,film), termasuk biaya tetap (fixed cost). Sementara transportasi,
akomodasi, dan konsumsi termasuk biaya tak tetap (variable cost). Biaya tak terduga
harus diperhitungakan minimal seperempat dari seluruh biaya produksi.
Penulis selaku produser setelah membuat Shooting Schedule dan equipment
list, barulah bisa dirincikan berapa biaya yang akan dikeluarkan atau dibutuhkan mulai
dari pra produksi sampai pasca produksi berlangsung.
Biaya keseluruhan pada produksi sebesar Rp 12.000.000,-.Kemudian atas
persetujuan tim, maka kami sepakat masing-masing personil akan dipungut biaya Rp
1.500.000,- per orang. Mulai dari tahap pra-produksi, penyewaan alat-alat produksi,
akomodasi, anggaran talent, transportasi, konsumsi, sampai pada keperluan tahap pasca
produksi.
3.1.2 Produksi
20
20
Menurut Supriyadi, dkk (2014:91) mengatakan, “Di dalam produksi tugas
seorang produser adalah memastikan jalannya produksi dan mengontrol agar berjalan
sesuai dengan rencana, selalu berkoordinasi dengan semua departemen atau anggota
tim.”
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa produksi merupakan rencana
matang dari pra produksi yang siap untuk disiarkan, jika disiarkan secara langsung (live)
atau yang siap untuk melakukan shooting terlebih dahulu jika produksinya siaran tunda
(tapping). Komitmen dalam menjaga kekompakan dalam kerja tim sudah penulis
tekankan dari awal proses produksi kuliner ini. Penulis sebagai produser harus tetap
menjaga solidaritas dalam tim.
Pada saat syuting, kerja produser adalah memastikan syuting berjalan dengan
lancar, sesuai rundown, tanpa kendala teknis. Namun pada kenyataannya tidak
semua proses syuting berjalan dengan mulus, dan sering kali terjadi banyak
kendala. Lagi-lagi tugas produser mencari solusi agar berbagai kendala tersebut
dapat teratasi. (Brillianto, 2016:92).
Produser memiliki peran sebagai penanggung jawab pada teknis produksi agar
memastikan semuanya berjalan lancar. Dalam hal ini produser adalah kepala pada saat
produksi yang harus menjamin kelancaran pada proses tersebut.
Menurut Latief dan Utud (2017:17) pada tahap produksi, produser non drama
tetap terlibat sebagai leader. Meskipun ada pengarah acara-program director
(PD) yang bertugas menerjemahkan naskah dalam perspektif pemikirannya,
namun lebih bertanggung jawab pada penyajian visual saja dengan sentuhan
artistic. Kadang PD pada saat rekaman gambar hanya fungsi sebatas
menerjemahkan konsep menjadi AV atau sebagai switcherman saja. Pra
produksi dan pasca-produksi dikerjakan produser dan tim lainnya.
Menurut penulis sendiri, dalam proses produksi yang harus diperhatikan seorang
produser adalah konsumsi, tranportasi akomodasi, dan komunikasi dengan kru agar
tidak terjadi kesalahan pada saat jalannya produksi.
1. Konsumsi
21
21
Memberikan konsumsi ketika produksi sesuai jadwal yang telah ditetapkan adalah
hal yang tidak boleh di lupakan karena aktivitas produksi yang banyak mengharuskan
adanya konsumsi baik berupa makanan atau minuman agar seluruh tim yang sedang
melaksanakan proses syuting atau pengambilan gambar mendapatkan energi yang cukup
untuk melanjutkan syuting yang dalam hal ini penulis sangat amat perhatikan. Makanan
yang berkualitas dengan jumlah yang cukup dan pada waktu yang tetap dijamin dapat
menyuntik energi tambahan dalam waktu kami memproduksi tugas akhir program non
drama kuliner “Kejutan Masak” yang cukup melelahkan.
2. Menyiapkan transportasi
Transportasi berperan penting dalam jalannya sebuah produksi. Termasuk lingkup
kerjanya yaitu menjemput artis atau pemeran produksi, membawa peralatan produksi,
serta keperluan lain yang perlu dilakukan cepat dalam jarak yang dapat dijangkau oleh
alat transportasi. Tentu saja produser harus mengusahakan keperluan transportasi ini,
dengan pertimbangan kendaraan, kesesuaian kondisi di lapangan dan pastinya sesuai
dengan anggaran biaya yang telah ditetapkan.
3. Transportasi dan akomodasi
Masalah tepat waktu sangat menentukan target produksi program non drama
kuliner “Kejutan Masak”. Disini tim menggunakan motor dan mobil, karena
mempunyai kegunaan masing-masing. Mobil digunakan untuk tim produksi. Motor
digunakan untuk mendukung jalannya produksi yang memilki fungsi lebih efektif jika
ada kebutuhan yang mendadak.
4. Memfasilitasi properti dan alat produksi
22
22
Kelengkapan produksi seperti perangkat kerjanya menjadi tanggung jawab tim
artistik dan tim divisi lainnya yang difasilitasi oleh produser, baik sewa maupun
pembelian barang yang memang dibutuhkan pada saat syuting.
3.1.3 Pasca Produksi
Tahap pasca produksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan gambar
sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Saat proses
pasca produksi penulis sebagai produser hanya monitoring atau pemantauan proses
editing agar tidak keluar dari desain produksi yang telah ditetapkan.
Menurut Latief dan Utud (2017:263) pasca produksi (post-production) tahapan
terakhir dari produksi program siaran. Pada tahap ini rekaman materi shooting
(master shooting) yang didapatkan dari lokasi (venue) akan dilakukan proses
editing. Tujuan dari edting untuk menyempurnakan materi program agar dapat
memiliki makna dan menyesuaikan dengan durasi untuk slot time on air yang
tersedia.
Pada saat proses pasca produksi ini produser, penulis naskah, sutradara harus
memantau proses editing agar tidak keluar dari jalur konflik yang telah dibuat oleh
penulis naskah dan persetujuan anggota, produser juga dapat membantu apabila terjadi
suatu masalah terhadap proses editing. Pasca produksi merupakan tahap akhir dari suatu
proses penciptaan karya tim, sebagai seorang produser selain memantau kerja editor
yang didampingi oleh sutradara, penulis menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan saat proses editing.
Selama proses kerja penyutingan gambar penulis selaku produser juga bekerja
keras menyusun proposal dalam bentuk laporan yang dilakukan dan merevisi kembali.
Untuk hasil akhir penulis sebagai produser tidak menyewa tempat untuk editing.
23
23
Dikarenakan penyunting gambar sudah mempunyai seperangkat alat editing. Lalu
penulis menyediakan DVD, untuk laporan akhir, dan pembuatan hard cover.
3.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Produser
Produser sangat berperan dan bertanggung jawab terhadap jalannya produksi
mulai dari pra produksi hingga pasca produksi.
Menurut Latief dan Utud (2017:7) “penanggung jawab atas seluruh pelaksanaan
kegiatan produksi. Melakukan koordinasi pelaksanaan pra produksi, produksi dan pasca
produksi”.
Dalam hal ini peran dan tanggung jawab seorang produser adalah memimpin
keseluruhan produksi dari mulai pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Maka
penulis harus benar-benar memperhitungkan semua perencanaan kegiatan, dan anggaran
saat produksi berlangsung, maka penulis membentuk kru untuk membantu berjalannya
produksi.
3.1.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Pada tahap ini semua tim terlibat dalam menciptakan ide dan konsep program acara
televisi non drama apa yang akan di ambil, pada tahap ini juga seorang produser sebagai
pemimpin brainstorming untuk mengambil keputusan akhir. Setelah menerima dan
mengevaluasi banyak ide akhirnya tim memutuskan untuk mengangkat “Kejutan
Masak” dengan format program kuliner.
Ide atau gagasan dalam program ini tidaklah murni dari seorang produser, namun
untuk membahas suatu ide yang telah tercipta dan dikaji bersama tentang apa yang
menarik dan dapat ditonjolkan dari program kuliner yang kami buat ini penulis telah
24
24
melihat beberapa tontonan lain yang sudah pernah disiarkan dan menjadi bahan acuan
dan analisa kami sebagai tim.
Pada pembuatan karya tugas akhir produksi televisi non drama ini, penulis
menciptakan sebuah karya televisi dengan format program kuliner yang dalam hal ini
penulis menampilkan ide cerita yang tentunya berbeda dari program kuliner yang sudah
pernah ada, penulis menayangkan tiga segmen yang menarik diawali dengan opening
program yang dilanjutkan masak-memasak hingga segmen penutup yang menjadi tahap
puncak dari program yang penulis buat..
b. Konsep Produksi
Selama jalannya proses produksi produser mengontrol jalannya produksi,
mengontrol jadwal yang sudah ditetapkan dan mengkoordinasikan setiap hal yang
terjadi dilapangan dengan tim inti, menyiapkan segala keperluan saat produksi. Karena
kami bukan berdiri dari suatu industri atau production house (PH), selama proses yang
dijalankan mulai dari pra produksi hingga pasca produksi penulis berusaha untuk
membuat perincian dana yang akan terpakai sehingga dapat memanfaatkan dana yang
terkumpul dengan sebaik–baiknya. Pada tahapan ini penulis lebih banyak menggunakan
konsep dalam ruangan, di acara ini menggunakan satu orang chef sebagai pemandu
program yang kemudian datang kerumah client.
c. Konsep Teknis
Penulis berusaha memanfaatkan dana yang ada supaya tidak terjadi kekurangan
hingga akhir atau pasca produksi, seperti mempersiapkan peralatan yang akan
digunakan, memantau dan menjaga barang-barang baik melalui penyewaan,
peminjaman, maupun milik pribadi, agar keutuhan barang tetap terkontrol dengan
Equipment List (laporan peralatan harian) selama syuting. Penulis juga memberikan
25
25
jadwal atau target-target yang harus dicapai disetiap diskusi maupun bimbingan. Agar
semua terstruktur dan sesuai jadwal. Konsep teknis dalam produksi di antaranya
menggunakan 3 unit kamera, 3 unit LED, 1 unit zoom, 2 unit clip on untuk Chef dan
artis, untuk tata artistik dilakukan sesuai naskah yang telah dibuat.
3.1.6. Kendala produksi dan solusinya
1. Penulis mengalami kendala saat produksi, yakni cuaca hujan yang menyebabkan
noise dan tidak lancarnya produksi, yang menyebabkan waktu produksi kami selesai
hingga larut malam karena tidak bisa menghindari suara hujan yang sangat jelas di
audio apabila kami tidak berhenti sementara. Akhirnya tim sepakat untuk menunggu
hujan reda kemudian kembali take, dan fase ini terjadi beberapa kali.
2. Penulis mengalami kendala saat pengambilan alat dirental penyewaan alat ada salah
satu alat yang mengalami masalah, sehingga saat hari produksi alat tersebut tidak dapat
di gunakan saat produksi jadi penata suara hanya bisa menggunakan dua clip on saja
dari yang awalnya kami sewa ada tiga buah. Solusinya kami memakai clip on itu secara
bergantian.
3. Penulis mengalami kendala di rental alat pada saat pengembalian, pihak rental tidak
menginformasikan batas waktu pengembalian pada awalnya lalu membuat tim ingin di
denda pada saat itu jika tidak mengembalikan sesuai waktu yang diminta, kondisi ialah
hujan besar dan kami meminta kompensasi waktu terkait ini. Namun pihak rental justru
tidak memaklumi kami dan menelepon dengan tidak sopan, solusinya kami membeli
plastik sampah berukuran besar warna hitam dan membungkus alat-alat sewaan dengan
itu kemudian dipindahkan ke mobil yang telah kami siapkan.
26
26
4. Kendala saat pengambilan gambar di segmen terakhir, mengalami masalah dalam
pencahayaan, sehingga banyak menghabiskan waktu untuk mengatur pencahayaan,
sehingga mengalami pemunduran waktu pengambilan gambar yang sudah di tentukan
oleh produser. Maka solusinya penulis dan kru yang lain membantu dalam mengatur
pencahayaan untuk menghindari pengunduran waktu lebih lama lagi dan dapat tetap
melakukan pengambilan.
3.1.7 Lembar Kerja Produser
1. Deskripsi Program
2. Call Sheet
3. Working Scheduke
4. Equipment List
5. Break Down Budget
27
27
3.1.7. Lembar Kerja Produser
Proses awal dalam pembuatan program acara televisi non drama ini adalah
memilih tim produksi dan menyepakati ketentuan-ketentuan yang ditetapkan untuk
mengerjakan program televisi non drama ini sebagai karya tugas akhir yang akan dibuat
dengan skill atau kemampuan masing-masing untuk dituangkan kedalam sebuah karya
secara baik dan profesional. Penulis membuat program acara televisi dengan format
kuliner, penulis membuat konsep mencari client untuk dibantu masak sekaligus
bertujuan memberi kejutan kepada salah seorang keluarganya. Selain itu program ini
juga menghadirkan infomasi berupa resep memasak kepada penonton dirumah, maka
penulis dan tim memutuskan untuk membuat sebuah program kuliner bernama
“Kejutan Masak”.
Penulis membuat program acara televisi dengan format kuliner, penulis
membuat konsep yang menyuguhkan sesuatu yang berbeda dalam program yang akan
penulis buat bersama tim, penulis memberikan inspirasi untuk penonton memahami
informasi dari tayangan kuliner yang disertai ide cerita yang menghibur. Tugas penulis
sebagai produser selain mengatur budget, penulis juga yang bertugas mengatur jadwal
shooting, agar produksi sesuai dengan apa yang sudah dijadwalkan, dan menyediakan
semua kebutuhan selama proses produksi berjalan sampai nanti proses pasca produksi.
28
28
1. Deskripsi Program
Kategori program : Non drama
Media : Televisi
Format program : Informasi dan hiburan
Judul program : Kejutan Masak
Durasi program : 24 menit
Target audience : Semua umur
Remaja : (15-17 tahun)
Dewasa : (18-35 tahun)
Orang tua : (36 tahun ke atas)
Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
SES (Status Ekonomi Sosial) :
1. Kelas atas-atas (A+)
2. Kelas atas bagian bawah (A)
3. Kelas menengah atas (B+)
4. Kelas menengah bawah (B)
5. Kelas bawah bagian atas (C+)
6. Kelas bawah bagian bawah (C)
29
29
Penulis menentukan penonton dengan status sosial B+ dan B yaitu kelas
menengah atas sampai kelas menengah bawah.
Karakteristik produksi : taping/record
Waktu jam siaran dan alasan : Sabtu, 13.00-13.24 WIB
Hari dan jam tersebut dinilai tepat untuk penonton dari kalangan ibu rumah
tangga maupun remaja menikmati sebuah acara yang menginformasi dan menghibur.
2. Call Sheet
Tabel III.1 CALL SHEET
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Duration : 24 Menit
Day: 23 Mei 2018
Berangkat: 06.30
Crew call: 08.30
Camera roll: 13.00
Location:
Rumah chef
Rabu, 23 mei 2018
No
1
Segment
1
Description
Pengambilan
gambar,stock shoot
dan pengambilan VT
prf (video tape)
Setting
DAY-INT
Time
13.00
Talent
Prepare reading,
take VT dan masuk
segmen
30
30
2 2 Pengambilan gambar DAY-INT 16.00 Pembawaan segmen
memasak
3 3 Pengambilan gambar DAY-INT 23.00 Pembawaan segmen
dan closing
3. Working Schedule
Tabel III.2 WORKING SCHEDULE
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
No.
Hari & waktu
Waktu
pelaksanaan
Kegiatan
1 Rabu 23 mei 2018 05.30 Tim berangkat menuju lokasi
penyewaan alat
06.30
Memeriksa persiapan alat dan
berangkat ke lokasi syuting
08.00
Tiba di lokasi syuting
Set art,
31
31
08.00 - 10.00 Setting alat dan memastikan bahan
masakan
10.00 - 12.00
Pengambilan gambar dan stock shoot
12.00 – 13.00
Break dzuhur
13.00 -17.30
Take produksi
17.30-18.30
Break maghrib dan buka puasa tim
bersama talent
18.30-23.00
Take produksi kembali
23.00-24.00
Membereskan alat dan property
24.00
Syuting selesai
32
32
4. Equipment List
Tabel III.3 Equipment List
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Duration : 24 Menit Penulis Naskah: Shahebha
No
Nama Alat
Qty /
JumlahBarang
Cek List
keterangan
1 Sony NX5r 3 Ada Sewa
2 Tripod Video Bowl 50mm 3 Ada Sewa
3 SD Card Memory 64gb 3 Ada Sewa
4 Battery NP –F970 6 Ada Sewa
5 Battery Charger 3 Ada Sewa
6 LED Video Light 15inch Bi-color
(Felloni)
3 Ada Sewa
7 V-Mount Battery 3 Ada Sewa
33
33
8 Battery Charger 3 Ada Sewa
9 AC Adaptor 3 Ada Sewa
10 Statip 3 Ada Sewa
11 Kabel Overlength 10-15m 3 Ada Sewa
12 Audio Recorder Zoom H6N 1 Ada Sewa
13 Boom Mic Set Sennheiser MKH-
416
1 Ada Sewa
14 Wireless Clip On Sennheiser G3 3 Ada Sewa
15 Audio Cable XLR to XLR 15m 3 Ada Sewa
5. Breakdown Budget
Tabel III.4 Breakdown Budget
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Duration : 24 Menit
No Item Unit Rate Amount Notes
Pra Produksi
1 Print Desain
Produksi dan
Naskah
Rp.150.000
2 Surat
menyurat
Rp.50.000
3 Sewa lokasi
dan
Rp.2.250.000
34
34
perizinan
4 Briefing
Produksi
Rp.100.000
Jumlah Rp.2.550.000
Produksi (Teknik)
6 Sewa
Kamera
3 Rp.500.000x3=1.500.000 Sony NX5r
3 Rp.50.000x3=150.000 V-Mount
Battery
Jumlah Rp.1.650.000
7 Sewa
Lighting
3
3
Rp.250.000x3=750.000
Rp.50.000x3=150.000
LED Video
Light 15inch
Bi-color
(Felloni)
V-Mount
Battery
Jumlah Rp.900.000
8 Sewa Audio 1
3
1
5
Rp. 200.000x1=200.000
Rp.100.000x3=300.000
Rp.200.000x1=200.000
Rp.150.000
Zoom H6N
CLIP on
Boom Mic
Battery
Jumlah Rp.850.000
Produksi (Artistik)
9 Properti Rp.400.000
35
35
10 Make Up Rp.100.000
11 Wardrobe Rp.150.000
Jumlah Rp.650.000
Produksi (Unit)
13 Konsumsi Rp.500.000
14 Mobil Rp.1.000.000
15 Chef dan
Talent
Rp.2.500.000
Jumlah Rp.4.000.000
Pasca Produksi
16 Hard Disk 1 Rp.800.000
17 Soft Cover 3 Rp.50.000x3=150.000
18 Hard Cover 1 Rp.100.000
19 DVD RW 2 Rp.10.000x2=20.000
20 Tempat
DVD
2 Rp.5000x2=10.000
21 Poster 2 Rp.5000x2=10.000
22 Cetak Cover 2 Rp.5000x2=10.000
23 Biaya tak
terduga
Rp.300.000
Total Rp.1.400.000
TOTAL KESELURUHAN:Rp 12.000.000
Biaya Patungan Perorang @1.500.000x8= Rp.12.000.000
36
36
3.2 Proses Kerja Sutradara
Sutradara televisi dua kata ini memang tidak sepopuler sutradara film atau
sutradara sinetron, seorang sutradara televisi adalah sutradara yang all in dalam artian
harus dapat menguasai berbagai persoalaan luar dalam, baik teknis maupun non teknis.
Sutradara televisi adalah sebutan bagi seseorang yang mempunyai profesi
menyutradarai program acara televisi baik untuk drama maupun non drama. Dalam
menentukan arah produksi yang sedang ditangani sutradara telivisi mempertanggung
jawabkan hasil karyannya dari segi artistik maupun dari segi produksinya kepada
seorang produser.
Menurut Naratama (2013:16) Sutradara Televisi adalah seseorang yang
menyutradarai Program Acara Televisi yang terlibat dalam proses kreatif dari Pra
hingga Pascaproduksi, baik untuk Drama maupun Nondrama dengan lokasi di
studio (indoor) maupun alam (outdoor), dan sistem produksi single dan/atau multi-
camera.
Penulis selaku sutradara juga mempunyai tanggung jawab untuk memberikan
arahan kepada semua tim baik pada saat pra maupun hingga pasca produksi agar
menghasilkan suatu program yang bagus. Memberikan arahan kepada semua tim yang
37
37
bertugas merupakan suatu komunikasi paling penting pada pembuatan suatu program,
karena dengan komunikasi yang baik dan berjalan lancar, suatu program dapat
membuahkan hasil yang maksimal dan menciptakan sebuah karya yang berkualitas.
Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan tugas seorang sutradara televisi selain
bertanggung jawab terhadap kualitas gambar yang tampak di layar, juga mengamati
teknik sinematik, pembawaan host, kredibilitas dan kontinuitas gambar. Selain membuat
tontonan menjadi menarik penulis juga bertugas membuat program acara ini sebagai
suatu langkah menuntun penonton agar bisa membuat masakan yang akan ditayangkan.
3.2.1. Pra Produksi
Pada periode pra produksi, sutradara wajib hadir pada setiap diskusi kreatif
acara, pembuataan rundown, analisis naskah, dan penentuan pemain (casting). Dalam
hal ini penulis selaku sutradara sering melakukan diskusi kreatif bersama seluru tim
untuk mengembangkan ide cerita yang penulis dan penulis naskah buat agar nanti nya
acara yang penulis buat tidak monoton.
Menurut Naratama (2013:23) “Sutradara Televisi terlibat seluruh proses
kreatif,teknis dan produksi serta bertanggung jawab terhadap blockingan pemain dan
kamera”.
Format acara yang penulis buat yaitu program televisi non drama kuliner yang
berjudul “Kejutan Masak”. Dalam acara yang penulis buat, penulis menayangkan
bagaimana cara pembuatan masakan dan minuman serta pengolahan yang benar dan
nantinya masakan dan minuman tersebut akan diberikan oleh salah satu keluarga
sebagai kejutan. Ide kreatif dan konsep adalah hal yang terpenting dalam tahap pra
produksi ini, penulis harus bisa menuangkan ide kreatifnya untuk membuat program
38
38
kuliner yang menarik untuk ditonton. Program “Kejutan Masak” merupakan suatu
program televisi yang menghadirkan kegiatan masak-memasak dengan ide cerita yang
menarik, dengan sebuah konsep yang sudah matang kemudian penulis meminta penulis
naskah untuk menuangkannya kedalam sebuah naskah atau script. selain itu dalam
menentukan pemain (casting) serta acara yang penulis dan tim buat merupakan program
masak maka penulis menginginkan host yang bisa menjelaskan konten program serta
bisa memasak dan memahami cita rasa masakan.
Dalam pra produksi penulis selaku sutrada beserta tim mempersiapkan banyak
hal, antara lain:
a. Mencari chef yang bisa menjelaskan konten program, memahami cita rasa masakan
serta terbiasa tampil depan kamera. Proses pencarian ini dimulai dari chef restoran,
hotel, hingga salah satu juara memasak di acara televisi.
b. Melakukan pencarian lokasi yang bisa digunakan untuk pengambilan gambar dalam
proses masak berlangsung serta lokasi yang bisa dijadikan tempat untuk membuat
kejutan tersebut.
3.2.2. Produksi
Produksi adalah proses yang paling menentukan keberhasilan penciptaan sebuah karya
film tahapan ini dimana semua tim berkerja sesuai dengan jobdes masing masing penulis sangat
berperan penting dalam mengatur jalan nya proses produksi ini agar proses syuting berjalan
lancar. Pada tahap ini penulis melakukan pengarahan atau briefing kepada crew yang bertujuan
untuk mengingatkan kembali tugas apa yang harus mereka lakukan. Mulai dari memberikan
arahan kepada penata kamera dan blocking untuk pembawa acara.
Penulis berhak mengambil keputusan untuk merubah atau menggantikan konsep saat
produksi nanti tergantung situasi dan kondisi saat di lapangan. Penulis juga menggunakan
39
39
naskah untuk pembawa acara yang lebih simple untuk diingat oleh penonton dengan
menyajikan menu masakan yang mudah dibuat serta rasa yang enak dan dari bahan yang
mudah didapat agar penonton bisa mencoba membuat masakan tersebut dirumah. Untuk
lokasi pada saat produksi penulis beserta kru memilih tempat di komplek yang tidak
jauh dari rumah client (outdoor) untuk menjelaskan konten program. penulis juga
menggunakan lokasi di dalaam ruangan (indoor) yaitu dapur milik client di episode kali
ini.
Director treatment yang penulis buat memakai konsep pengambilan gambar
yang ber alur atau bercerita serta detail terhadap pergerakan tangan dan bahan-bahan
masakan hal ini dibuat untuk menuntun penonton agar mengerti proses pembuatan
kejutan dan proses pembuatan masakan agar bisa lebih mudah dalam proses pembuatan
menu masakan serta minuman di setiap episodenya .
Penulis selaku seorang sutradara televisi pada tahap ini juga bertugas mengawasi
dan mengarahkan crew agar mengambil shoot sesuai dengan direct treatment yang
sudah di briefing dan di buat sebelumnya, agar produksi program berjalan dengan
lancar. Untuk mendukung lancarnya sebuah produksi program peran penulis dalam
mengarahkan pembawa acara juga sangat penting, dari mulai mengarahkan pembawa
acara dalam pembuatan gimmick, artikulasi nada bicara, karakter seperti apa yang di
inginkan dan membangun kepercayaan diri dari seorang pembawa acara. Selain
pembawa acara penulis juga mengarahkan client untuk lebih santai dalam bicara
didepan kamera dan memberikan pertanyaan pertanyaan untuk mewakili rasa ingin tahu
permirsa dirumah dalam proses memasak yang akan penulis sutradarai.
3.2.3. Pasca Produksi
40
40
Pada tahap pasca produksi seorang sutradara televisi bertanggung jawab pada
hasil akhir proses editing. Penulis bertugas mendampingi editor untuk menentukan hasil
akhir sebuah tayangan dari proses pemilihan gambar sampai proses editing rampung.
Menurut Naratama (2013:262) “Pasca produksi adalah proses penyelesaian akhir
dari produksi. Biasanya istilah ini digunakan pada proses editing”.
Ini merupakan tahap terakhir dalam pembuatan sebuah program acara dimana
tahap ini penulis bekerjasama dengan penyunting gambar (editor), memilih hasil
pengambilan gambar yang dilakukan saat produksi untuk membuatnya menjadi sebuah
karya audio visual yang menarik untuk ditonton dan sesuai dengan konsep. Tidak
memilih gambar saja tapi penempatan audio, transisi gambar, dan voice over juga harus
dilakukan penulis didampingi oleh editor.
Dalam tahap terakhir ini penulis memakai konsep penyatuan gambar secara
beralur dan tentu saja memberikan batasan-batasan untuk membatasi tiap rubrikasi
sehingga membuat karya audio visual menjadi menarik untuk ditonton. Penulis
mengambil shoot shoot yang detail agar penonton lebih mudah dalam proses pembuatan
masakan sendiri dirumah, serta menambahkan beberapa visual graphic untuk FYI (For
Your Info) guna memperkaya informasi dari sebuah program acara yang tentunya sesuai
dengan tema dan konsep yang sudah dibuat agar program acara terlihat lebih menarik
dan tidak membosankan.
Dengan kata lain dalam tahap ini penulis selaku sutradara televisi memiliki
peran dan tanggung jawab sampai akhir program selesai, yaitu dalam tahap pasca
produksi penulis diwajibkan menemani serta memantau seorang penyunting gambar
dalam proses penyuntingan gambar hingga menjadi sebuah program yang utuh dan siap
di tayangkan kepada para audience.
41
41
3.2.4. Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
Seorang sutradara televisi memiliki peran dan tanggung jawab beberapa hal
dalam sebuah produksi program televisi, di antaranya adalah sutradara sebagai
pemimpin, sutradara sebagai seniman, sutradara sebagai penasehat teknik, sutradara
sebagai pengamat program dan pemasaran televisi.
Peran seorang sutradara dalam pembuatan sebuah program acara ialah menjadi
pemimpin pada saat produksi. Sutradara memiliki peran menjadi seorang pemimpin
yang bertanggung jawab memimpin suatu program acara dengan baik mulai dari pra
hingga pasca produksi, melakukan koordinasi dengan semua tim produksi serta
mengarahkan tim produksi tentunya dengan cara yang baik dan benar agar tim mau
menjalakan apa yang penulis inginkan dengan sukarela dan penuh keyakinan. Penulis
memiliki hak untuk mengubah keadaan pada saat produksi jika tidak sesuai dengan
konsep yang sudah dibuat. Seorang sutradara televisi dituntut untuk menjadi seorang
seniman yang mempunyai cita rasa tinggi tentang suatu nilai kesenian dan budaya.
Disinilah penulis dituntut untuk menciptakan karya kreatif visual yang sesuai dengan
target pemirsa yang diinginkan dan dengan ide–ide kreatif menggunakan imajinasi
seorang seniman.
Seorang sutradara juga memiliki tanggung jawab pada hasil dari karya audio
visual yang dibuat. Sutradara juga harus mampu mengetahui apa yang diinginkan oleh
masyarakat untuk menampilkan suatu program acara yang diminati maka dari itu
sutradara selain sebagai pemimpin juga berperan menjadi seorang pengamat.
Kemampuan seorang sutradara ditempuh pada pembuatan suatu program acara, maka
dari itu sutradara harus mampu menggarap dengan memakai single camera ataupun
multi camera dan seorang sutradara juga harus siap berperan sebagai penasihat teknik
42
42
produksi. Tanggung jawab penulis adalah menjadikan program yang dibuat menjadi
suatu karya audio visual yang menarik untuk ditonton sehingga pesannya tersampaikan
dengan baik ke audience.
3.2.5. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Konsep kreatif merupakan suatu hal penting yang menciptakan kesuksesan sebuah
progam televisi. Dalam produksi program televisi yang kami buat setiap minggunya
kami memberikan tema yang berbeda, seputar kegiatan masak memasak yang berbeda,
dan pemberian kejutan kepada orang tercinta dari masing masing client yang berbeda
juga.
Penulis ingin memberikan suatu informasi yang menarik untuk ditonton dengan
pengemasan gambar yang menarik juga. Untuk kali ini kami menampilkan tema kejutan
untuk seorang ibu berupa masakan dengan bahan yang disukai ibu tersebut dan di tata
dengan nuansa seperti direstoran dengan proses pembuataan oleh anaknya sendiri yang
dikenal tidak bisa masak namun mengundang acara kejutan masak agar bisa belajar
memasak dan memberikan kejutan berupa masakan untuk ibu tersebut. Setiap
segmentnya berbeda diantaranya profile singkat client, proses pembuatan menu
pembuka, menu utama, pembuataan minuman, tips and trick dalam pengolahan bahan
masakan manfaat dari salah satu bahan tersebut setelah memberikan masakan tersebut
kepada orang tercinta sebagai kejutan.
Format program yang kami buat menampilkan suatu yang berbeda dari program
acara yang sudah ada ditelevisi. Ada beberapa referensi yang penulis ambil salah
satunya Chef Table NET TV, serta menambahkan beberapa visual graphic untuk FYI
(For Your Info) guna memperkaya informasi dari sebuah program acara yang tentunya
43
43
sesuai dengan tema dan konsep yang sudah dibuat agar program acara terlihat lebih
menarik dan tidak membosankan. Program acara ini juga dipandu oleh salah satu
pembawa acara yang memang mempunyai wawasan luas seputar masak-memasak.
b. Konsep Produksi
Konsep ini sangatlah penting karena pada tahap ini konsep yang sudah dibuat
akan dijalankan pada saat produksi. Suatu konsep sangatlah berfungsi untuk menjadi
suatu patokan pada saat melakukan produksi, jadi pada saat melakukan produksi
berlangsung lancar namun sedikit terhalang dengan turunnya hujan karena
menghasilkan suara yang noise dan tidak jelas dalam proses penyampaian masak
berlangsung. Dalam membuat suatu program penulis selalu bekerja sama dengan tim
pada saat pra produksi hingga pasca produksi. Pada konsep produksi ini penulis
mengarahkan kepada kru yang bertugas seperti penata kamera, penulis mengarahkan
untuk cara pengambilan gambar yang sudah dibuat dalam director treatment. Penulis
juga mengarahkan host pada saat produksi sesuai dengan konsep yang sudah dibuat.
Penulis sebagai seorang sutradara televisi juga membantu penulis naskah dalam
mengembangkan naskah yang sudah penulis naskah buat sebelumnya mulai dari
penambahan dialog sampai improvisasi pembawa acara dan client dalam berdialog.
Penulis juga menambahkan dan memilih informasi-informasi yang akan disampaikan
pembawa acara dalam setiap rubrik program acara.
Konsep produksi yang penulis buat menggunakan lokasi yang didominasi lokasi
indoor atau dalam ruangan kerena bertemakan cooking dan banyak membahas tentang
pembutaan masakan serta cara pengolahannya. Contoh lokasi indoor yang penulis
gunakan adalah dapur rumahaan pada umumnya.
c. Konsep Teknis
44
44
Konsep teknis sangat berpengaruh dalam jalannya produksi, karena dalam masa
produksi perlengkapan sangatlah dibutuhkan. Penulis menggunakan beberapa media
seperti buku–buku penyutradaraan televisi sebagai referensi pembuatan director
treatment dan script breakdown sheet yang dimana penulis menggunakan laptop sebagai
media pembuatan dan microsoft word untuk media penulisan.
Selain itu penulis juga membutuhkan perlengkapan untuk mendukung
berjalannya proses syuting. Penulis menggunakan H6N Audio Recorder Zoom, Boom
Mic Set Sennheiser MKH-416, Wireless Clip On Sennheiser G3, Sony NX5r, LED Video
Light 15inch Bi-color (Felloni).
3.2.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Setiap produksi pasti memiliki kendala dalam proses pembuatannya begitu juga
dengan program yang penulis buat. Beberapa kendala yang penulis temui selama
berlangsungnya syuting, seperti:
Setiap program pasti memiliki kendala dalam produksinya begitu juga dengan
program yang penulis buat pun memiliki kendala. Kendala yang penulis dapati selama
berlangsungnya produksi, seperti:
1. Kendala pertama yang penulis dapati adalah lokasi. Lokasi yang penulis ambil
lebih banyak di dalam (indoor) Solusinya, penulis meminta kepada penata cahaya
untuk mengatur intensitas cahaya agar bayangan client dan chef tidak terlalu terlihat
di kamera.
2. Kendala kedua yang penulis dapati adalah audio. Selama produksi berlangsung
penulis memakai indoor dan tempatnya memiliki kebisingan yang cukup kencang
dikarenakan dekat kolam ikan dengan sebagian atap berbahan alumunium. Karena
kondisi cuaca hujan deras sehingga sangat jelas turunnya air dan gemuruh petir.
45
45
Penulis berkoordinasi dengan penata suara dalam mengambil audio dan
mengarahkan penata suara untuk mengatur level ketajaman suara pada alat perekam
yang dipakai namun suara hujan terlalu deras dan sebagian audio yang digunakan
adalah boommic dan wireless yang sangat tajam dalam merekam suara kecil dan
besar dengan berat hati proses dihentikan sampai hujan reda. Untuk pada saat
pengeditan, penulis meminta kepada penata suara untuk merendahkan suara
noisenya dengan mengedit audio dan dibantu oleh penyunting gambar (editor).
3.2.7 Lembar Kerja Sutradara
1. Casting List
2. Script Breakdown Sheet
3. Director Treatment
46
46
1. Casting List
Table III.5 CASTING LIST
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul chodir
Durasi : 24 Menit Script : Shaebha Chamellya
No
Tokoh Karakter Talent
Nama di
naskah Sifat Fisik
Calon
pemeran
Contact
person
1 Chef Lucky Mudah
akrab,terampil
dalam masak
memamasak,
Tinggi dan berat
badan seimbang.
Tinggi badan min
170cm, kulit sawo
matang, good looking.
Chef lucky 0821-2272-
7078
47
47
2 Eka Memiliki rasa
ingin tahu
Tinggi dan berat
badan seimbang.
Tinggi badan min
169cm, kulit sawo
matang, good looking.
Eka
1. Script Breakdown Sheet
Table III.6 SCRIPT BREAKDOWN SHEET
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Durasi : 24 Menit Waktu Siar : 13.00-13.24
No Segment Cast Wardrobe Make up Setting Properti
1 1 Chef
Lucky
Baju Chef
berwana
putih, ikat
kepala
berwarna
putih dan
celana
Make-up
Minimalis
Jalanan
didalam
komplek
kacamata
48
48
panjang
jeans
2 1 Eka Kemeja
levis,celana
panjang
jeans
Make-up
Minimalis
Depan pintu
rumah
Gelang, kuncir
rambut
3 1 Chef
Lucky
Baju Chef
berwana
putih, ikat
kepala
berwarna
putih dan
celana
panjang
jeans
Make-up
Minimalis
Depan pintu
rumah client
kacamata
4 2 Eka Kemeja
levis,celana
panjang
jeans
Make-up
Minimalis
Depan pintu
rumah
Gelang,kuncir
rambut,celemek
5 2 Chef
Lucky
Baju Chef
berwana
putih, ikat
kepala
berwarna
putih dan
celana
panjang
jeans
Make-up
Minimalis
Didalam
dapur client
kacamata
6 2 Eka Kemeja
levis,celana
Make-up
Minimalis
Didalam
dapur
Gelang,kuncir,
rambut,celemek
49
49
panjang
jeans
7 2 Chef
Luky
Baju Chef
berwana
putih, ikat
kepala
berwarna
putih dan
celana
panjang
jeans
Make-up
Minimalis
Didalam
dapur client
Kacamata
8 3 Eka Jaket Levis,
kupluk
hitam celana
panjang
jeans
Make-up
minim alis
Didepan pintu
rumah
Gelang, kuncir
rambut
50
50
2. Director Treatment
Table III.7 DIRECTOR TREATMENT
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Durasi : 24 menit Script : Shaebha Chamellya
No Shot
Visual
Direction Audio Remark Shot
size Move Angle
Segment 1
1 1 MCU STILL EYE
LEVE
L
HOST DI
PINGGIR
JALAN
HOST
SELAMAT SIANG
PERMIRSA KEJUTAN
MASAK/HARI INI
KITA AKAN
OPENING
PENGENA
LAN
PROGRAM
(JUDUL
51
51
MENDATANGI
SALAH SATU RUMAH
CLIENT KITA/YAITU
NAMA NYA EKA DIA
ADALAH SALAH
SATU MAHASISWA DI
SALAH SATU
UNIVERSITAS
DIJAKARTA DIA
PENGEN
MEMBERIKAN
KEJUTAN UNTUK IBU
TERCINTA//YUK KITA
MULAI MASAK YUK
ACARA,
NAMA
HOST)
2 1 MCU STILL
L
EYE
LEVE
L
Didepan
teras
client
CLIENT
HALO NAMA SAYA
EKA/ SAYA SENGAJA
MENGUNDANG TIM
KEJUTAN MASAK
DAN CHEF LUCKY
UNTUK KERUMAH
KARENA SAYA INGIN
MEMBERIKAN
KEJUTAN MASAK
KEPADA IBU SAYA
//IBU SAYA SOSOK
YANG SANGAT BAIK
DAN LUAR BIASA
MAKA DARI ITU
SAYA INGIN
MEMBALAS
KEBAIKAN IBU SAYA
DENGAN
CLIENT
MENJELA
SKAN
MAKSUD
DAN
TUJUAN
MENGUN
DANG
ACARA
Kejutan
Masak
52
52
MEMBERIKAN
KEJUTAN MASAK
YANG ISTIMEWAH
YANG DIBANTU
OLEH CHEF LUCKY
//JADI CHEF LUCKY
SALAH SATU CHEF
VAFORIT IBU SAYA
/JADI IBU SAYA
SUKA BANGET SAMA
YANG NAMA NYA
NASI GORENG DAN
BERBAGAI OLAHAN
DAGING
AYAM/DIMANAPUN
SAYA DAN IBU SAYA
MAKANA IBU SAYA
GA PERNAH
LEWATIN SALAH
SATU MAKAN AN
FAVORIT NYA /OH
IYA KENAPA CHEF
LUCKY KARNA
SAYA SENDIRI GA
PAHAM SAMA NAMA
NYA MASAK
MEMASAK JADI
DISINI SAYA ITU
BUKAN CUMA
MEMBERIKAN
KEJUTAN AJA TAPI
SAYA JUGA BELAJAR
MEMASAK
53
53
3 1 MS STILL EYE
LEVE
L
DIDALA
M
DAPUR
CLIENT
MAKANAN
PEMBUKA AKU MAU
BIKIN SESUATU
YANG SPESIAL
EKA:SPESIAL?
CHEF:JADIADA
KURMA KAN ?
EKA:KURMA?ADA
CHEF:UDAH DI SEDIA
IN SOALNYA KURMA
NYAJADIPASTI UDAH
ADA KURMA KAN
EKA: SAYASELALU
NYETOK DIRUMAH
SOALNYA.
CHEF:OKE/NAH AKU
MAU BIKIN BAKWAN
KURMA
EKA:BAKWAN
KURMA?
CHEF:IYA/BAKWAN
KAN BIASA NYA APA
NAMA NYA
SAYURAN ATAU
UDANG NAH
SEKARANG KITA
GANTI SEMUA ITU
KITA KELUARIN
KITA KASIH KURMA
EKA:KURMA ? KAYA
NYA ENAK DEH
CHEF:MAUCOBA
KAN?OKEKITA
MENJELA
SKAN
MENU
MASAKKA
N
PEMBUKA
54
54
MULAI AJA YAA
EKA: LANGSUNG AJA
DEH CHEF
CHEF:OKE
SIP//DISINI/NAH INI
TEPUNG BAKWAN
YA/TEPUNG
BAKWAN KITA
KASIH AIR DIKIT
DULU //
EKA: GA FULL CHEF
AIRNYA ?
CHEF:ENGGA
USAH/GAUSAH FULL
KITA ADUK DULU/
KAMU ADUK DULU
NHI BUAT BIKIN
RATA/AKU POTONG
POTONG SI KURMA
NYA
EKA:INI ADUK NYA
ADA CARA KHUSUS
ATAU GIMANA GITU?
CHEF: ENGGA ADUK
AJA ADUK NYA
RATA JADI ADONAN
AJA DIA POKOK NYA
EKA: OH IYA CHEF
UNTUK KURMA NYA
CARA POTONG NYA
GIMANA YAA?
CHEF: NAH
SEBERNYA KURMA
HOST DAN
CLIENT
MEMBUA
T DAN
MENGGOR
55
55
ITU CARA MOTONG
NYA GAMPANG
JUGA/BIJINYA
AJAYANG PENTING
DIKELUARIN DULU
EKA:BIJINYA
CHEF:IYA KURMA
KAN ADA
BIJINNYA/JADI BIJI
KURMANYA
DIKELUARIN DULU
BARU KITA POTONG
POTONG DALEM
KURMANNYA/UDAH
PERNAH BIKIN
BAKWAN BELUM?//
E:BELOM SAMA
SEKALI//
CHEF:BELOM SAMA
SEKALI/TAPI UDAH
PERNAH LIAT
ADONANAN NYA
BELOM?
EKA:PERNAH//PERNA
H SEDIKIT NAH ITU
JADI ADONAN NYA
SEPERTI
ITU// TERUS INI PAKE
KURMA AJA GAK
PAKE SAYURAN NYA
LAGI?
CHEF:GAK PAKE
/KAN KITA
ENG
BAKWAN
56
56
BIKINNYA MANIS
BAKWANNYA GAK
PERNAH KAN
MAKAN BAKWAN
MANIS KAN
3.3. Proses kerja penulis naskah
Penulis naskah merupakan orang yang membuat dan menciptakan ide cerita
hingga menjadi sebuah naskah yang siap memproduksi. Kualitas sebuah naskah sangat
menentukan hasil akhir dari sebuah program, sebuah naskah pada umumnya berisi
gambaran atau deskripsi tentang pesan atau informasi yang disampaikan seperti alur
cerita, karakter tokoh utama, peran, setting, property atau segala hal yang berkaitan
dengan pembuatan sebuah program video dan televisi. Sebuah naskah pada umumnya
digunakan sebagai dokumen yang dapat mengarahkan sutradara dan kerabat kerja
(crew) dalam bekerja menyelesaikan produksi program video.
Menurut Lutters (2010a:xiv) “Penulis naskah/skenario adalah seorang pekerja
kreatif yang menulis cerita dan skenario, atau skenario saja, untuk sebuah tayangan
sinetron atau film, yang dalam istilah asingnya disebut script writer”.
57
57
Pekerjaan Penulis naskah adalah seseorang yang menciptakan sebuah cerita secara
utuh, rangkap dengan dialog dan deskripsi visualnya. Namun pekerjaan penulis naskah
tidak hanya berhenti sampai dikertas, karena selain harus memikirkan agar cerita enak
dibaca secara tulisan, yang lebih penting lagi penulis naskah juga harus ikut
membayangkan bagaimana visualisasi tulisan tersebut bila menjadi program tv.
Penulis naskah harus memiliki beberapa unsur yang dimiliki dan ditanamkan
untuk menjadi seorang penulis naskah:
a. Motivasi
Motivasi dalam arti harus mempunyai motivasi yang kuat, untuk itu kita akan terus
berjuang lebih keras dan pantang menyerah menjalani apa yang sedang kita kerjakan,
motivasi biasanya datang dari kebutuhan eksistensi diri, lebih disebabkan oleh perasaan
kurang dilihat dan kurang dihargai. Ada pula motivasi yang menyangkut kebutuhan
pengalaman hidup yaitu dengan menjadi penulis naskah berharap mendapat pengalaman
baru.
b. Disiplin
Sebagai seorang penulis naskah menanamkan sikap disiplin itu sangat penting
terhadap beberapa hal yang berkaitan dengan urusan pekerjaan terutama dalam disiplin
waktu kerja, disiplin yang lain juga harus ditanamkan salah satunya adalah dalam hal
menyetorkan naskah.
c. Pengetahuan
Sebagai penulis naskah, pengetahuan luas juga sangat dibutuhkan agar konsep yang
kita buat dapat bervariasi. Pahami segala macam bacaan, baik fiksi maupun non fiksi.
Mulai dari menyangkut problem anak-anak hingga problem orang dewasa dan manula.
58
58
Baik dari kisah dalam negeri maupun luar negeri, guna menambah wawasan dan
pengetahuan sehingga naskah kita tetap up to date dan tidak ketinggalan zaman. Kita
juga perlu menonton segala macam program tv sekaligus belajar menjadi kritikus
terhadap tayangan tersebut.
d. Belajar
Seorang penulis naskah juga harus terus belajar guna menambah pengetahuan
dan kecakapan dalam segala hal, salah satunya dengan membaca buku.
3.2. Pra Produksi
Pra produksi merupakan tahap awal penciptaan suatu karya baik itu karya drama
maupun non drama. Dalam tahap ini penulis menentukan ide dan tema bersama poduser
dan sutradara, dalam persiapan awal penulis memiliki jangka waktu yang relatif
sebentar. Penulis sudah memiliki sebuah konsep yang kemudian diberikan kepada
produser dan sutradara namun tak jarang konsep tersebut harus melewati tahap revisi
sesuai permintaan produser dan sutradara.
Penulis naskah mempersiapkan beberapa hal :
a. Menentukan konsep, mulai dari segi cerita, segmentasi, tema acara.
b. Pembedahan naskah, bersama semua crew.
c. Mengarahkan talent.
Pada tahap ini penulis juga bekerja sama dengan tim kreatif dalam menciptakan
konsep program “Kejutan Masak” terutama dalam pemilihan segmentasi yang akan
disajikan pada program ini, yang juga disesuaikan dengan lokasi yang telah ditentukan.
Pemilihan lokasi pun mengalami beberapa kali perubahan, berawal dari keinginan
produser dan sutradara yang memilih rumah berlokasi di cibinong sebagai lokasi
59
59
ternyata rumah tersebut tidak memenuhi standar produksi kami hingga akhirnya semua
tim sepakat mencari lokasi lain. Setelah pematangan konsep dan treatment, penulis
mencari dua orang talent serta satu orang chef untuk terciptanya program ini. Pemandu
acara program yang penulis buat adalah seorang chef dan talent seorang mahasiswa
beserta ibu rumah tangga, kemudian penulis bertemu dengan para talent dan melakukan
reading naskah, penulis yang juga sebagai penulis naskah beserta semua crew ikut serta
dalam proses ini.
Penulis naskah menemukan ide dari berbagai data yang dikumpulkan agar ide yang
dibuat lebih menarik dan harus dapat menuliskannya dalam bentuk naskah. Terkait
dalam masa pra produksi penulis naskah melalukan hal-hal berikut ini:
a. Ide cerita
“Ide cerita adalah gagasan sebuah cerita yang nantinya akan dituankan menjadi sebuah
cerita dalam skenario. (Lutters, 2010a:46)”.
Setiap program televisi dimulai dari ide. Ide cerita bisa datang sekilas, tetapi bisa
juga sekejap hilang. Ini lah persoalan terpenting dalam setiap produksi televisi.
Ibaratnya, iya merupakan roh bagi jasmani atau fondasi bagi sebuah bangunan. Ide
menjadi dasar pinjakan untuk pekerjaan berikutnya.
Menurut kutipan di atas, ide cerita adalah rancangan konsep yang muncul di dalam
pikiran atau suatu gambaran yang akan dikemas menjadi suatu ide sebagai tahap
penting pada tahap pra produksi penulis naskah.
b. Tema
60
60
“Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan. Atau dapat diartikan
pula sebagai dasar cerita yang ingn disampaikan penulisnya”. (Lutters, 2010b:41).
Tema cerita adalah gagasan pokok dalam membuat sebuah cerita. Tema
berhubungan erat dengan ide pokok, karena tema merupakan dasar cerita penulis
skenario.
c. Riset
“Riset adalah penelitian yang sifatnya mencari data kebenaran tentang suatu hal.
Sifat riset disini lebih pada penelitian terhadap sesuatu hal untuk mendapatkan
pembenaran, yang selanjutnya menjadi data untuk skenario kita (Lutters, 2010c:61)”.
Ide yang didapat artinya cerita mulai terbentuk, untuk mengembangkannya lakukan
riset terkait ide yang dipilih. Selanjutnya ide tersebut harus dirumuskan dengan strategi
yang tepat dengan melakukan penelitian. Ada beberapa fokus riset yang harus dilakukan
saat memproduksi program :
1. Aspek-aspek visual harus selalu dipikirkan dan diperhatikan.
2. Kerjasama dan komunikasi dengan penulis atau produser, sutradara, dan juru kamera.
3. Riset pendahuluan dengan melakukan analisis visi visual.
Menurut kutipan diatas, riset adalah mencari atau melihat suatu lokasi untuk
dijadikan tempat shooting. Mencari tempat untuk shooting tidak mudah karena harus
sesuai dengan konsep yang ada.
d. Sinopsis
61
61
“Sinopsis adalah ringkasan cerita. Namun dalam sebuah cerita film atau sinetron,
sinopsis bukan sekedar ringkasan cerita, melainkan sebuah ikhtisar yang membuat
semua data dan informasi dalam skenario”. (Lutters, 2010d:61).
Sinopsis ini harus singkat, padat, dan dimengerti oleh siapapun juga, kerangka
sinopsis terdiri dari latar belakang, pokok permasalahannya, serta kesimpulan dari
program yang dimaksud. Membuat sinopsis sebaiknya didahului oleh riset atau analisis
terhadap permasalahan yang akan dibahas, mengetahui latar belakangnya atau lebih baik
lagi kalo produser tersebut pernah ke lokasi tempat utama kegiatan program atau
melakukan hunting atau mengecek ke lapangan.
Menurut kutipan diatas, Sinopsis merupakan inti atau kesimpulan suatu cerita.
Sinopsis dibuat untuk menjelaskan secara singkat isi dari sebuah film, agar dapat
membantu jika kita lupa akan pesan yang ingin kita sampaikan.
e. Treatment
“Penulisan treatment dalam praktiknya di Indonesia sudah berkembang,
bertumpang tindih dengan istilah scene plot. Pasalnya, perkembangan praktis penulisan
treatment bukan lagi dipisahkan per sequence/babak, melainkan sudah per scene/adegan
(Lutters, 2010e:86)”.
Semua ide yang telah diputuskan harus segera ditulis untuk membuat diri kita fokus
dan otak kita terkunci menatap kedepan cerita seperti apa yang akan kita buat agar
menarik. Ide harus di realisasikan dengan mencapai makna dari isi cerita yang menjadi
sasaran tembak. Maka mulailah menuangkan ide dalam suatu kalimat terdahulu,
dilanjutkan dengan beberapa kalimat lagi atau satu paragraf yang pengertiannya lebih
luas tentang pokok perumusan masalah yang ingin dipecahkan.
62
62
Treatment adalah pengembangan jalan cerita dari sebuah sinopsis, yang didalamnya
berisi plot secara detil, namun cukup padat. Pembuatan treatment awalnya terdiri dari
beberapa sequence/babak. Masing-masing sequence membuat satu kesatuan peristiwa.
Bentuknya bisa masih dalam beberapa setting dan dalam bentuk deskipsi yang belum
ada dialog-dialognya.
Pra produksi merupakan tahap awal dalam menciptakan suatu ide, dalam tahap ini
produser dan sutradara ikut serta untuk menentukan hasil ide bersama penulis dengan
waktu yang dimiliki penulis tidak panjang dan konsep harus melewati tahap previsi.
Dalam menciptakan konsep penulis bekerja sama dengan tim kreatif untuk memilih
lokasi dan memilih rencana-rencana yang akan disajikan dalam setiap episode program
tersebut.
Dalam konsep yang telah disiapkan, penulis mengarahkan host dan juga talent, agar
mengikuti konsep yang telah dibuat. Setelah pengarahan, penulis beserta crew ikut serta
menjadi mata penonton saat program berjalan.
3.3.2. Produksi
Menurut Supriyadi dkk (2014:92) “penulis naskah relatif tidak bertanggung jawab
pada fase ini namun tetap menjaga komunikasi dengan sutradara terkait dengan
konsistensi ide dan naskah yang telah dibuatnya”.
Pada saat produksi penulis naskah memperhatikan jalannya acara untuk
mencocokan naskah yang di buat pada saat pengambilan gambar. Dalam hal ini penulis
sebagai penulis naskah melakukan hal-hal berikut:
a. Sebelum pengambilan gambar penulis naskah melakukan brefing ulang untuk
mengingatkan narasumber dan host.
63
63
b. Untuk proses shooting kepada narasumber, penulis naskah menayakan kembali
pertanyaan yang dibuat agar narasumber bisa menyiapkan apa yang dia akan sampaikan.
Tahap produksi penulis naskah ikut serta membantu kru untuk melaksanakan
kegiatan syuting dan ikut membantu artistik dalam setting lokasi dan mengarahkan
talent agar sesuai dengan konsep yang telah direncanakan.
Tahap produksi berlangsung penulis bersama sutradara bertugas untuk
memastikan cerita dapat bergerak dengan baik, penulis berperan juga sebagai
koordinator talent dan mengarahkan ulang bagaimana bahasa yang mereka gunakan
dan ucapkan. Penulis mengingatkan bagaimana gestur dan gerak gerik yang harus
dilakukan. Sutradara serta penulis naska memperhatikan setiap adegan yang
berlangsung, dan melihat ulang gambaran yang telah diambil saat berlangsung,
melakukan tag ulang jika ada kekurangan dalam adegan tersebut.
3.3.3. PascaProduksi
Menurut Supriyadi dkk (2014:92) menyimpulkan bahwa: Bahasa yang digunakan
cenderung bahasa percakapan. Hindari penggunaan istilah-istilah teknis yang sekiranya
sulit dipahami oleh pemirsa. Menggunakan kalimat tanya yang agak klise
diperkenankan untuk program ini. setelah naskah jadi, produser akan melakukan review
terhadap naskah tersebut.
Penulis menyimpulkan bahwa peran penulis naskah pada pasca produksi ialah harus
memperhatikan dan menjaga alur cerita yang telah dirancang, bekerjasama dengan kru
yang lain jika ada perubahan naskah pada saat editing.
Setelah naskah jadi, produser akan melakukan review terhadap naskah tersebut.
Pada kesempatan yang sama juru kamera memberikan catatan penting terkait gambar
yang diambil untuk keperluan editing.
Ribuan pengambilan gambar yang tercerai berai harus diurai menjadi satu kesatuan
cerita dalam program oleh editor. Penulis naskah serta kru melihat kembali hasil dari
64
64
rekaman yang telah diambil oleh kamera. Penulis dan sutradara membantu editor dalam
memilih tiap gambar dengan panduan naskah yang telah disesuaikan. Proses editing
adalah tahap akhir dalam setiap pembuatan program.
3.3.4. Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Peran penulis naskah adalah menerjemahkan ide ke dalam bentuk naskah. Biasanya
pada stasiun televisi yang lebih kecil penulis naskah bisa merangkap reporter, atau
sutradara atau produser atau disewa secara freelance.
Selain penulis naskah skenario, penulis naskah mempunyai peran untuk membantu
sutradara dilapangan saat proses shooting dan mendampingi editor bersama sutradara
dan produser pada saat proses editing.
Adapun tanggung jawab seorang penulis naskah menurut FFTV IKJ (2012:57),
yaitu:
a. Menciptakan dan menulis dasar acuan dalam membentuk penulisan naskah atau
skenario atas dasar ide cerita sendiri atau ide dari pihak lain.
b. Bagi penulis, dasar acuan itu bisa dilakukan secara bertahap mulai dari ide cerita,
sinopsis, treatment dan skenario. Atau bisa juga langsung menjadi skenario.
c. Bekerja dari tahap pengembangan ide sampai jangka waktu terakhir.
Penulis juga bekerja sama dengan tim kreatif dalam menciptakan konsep
program ”Kejutan Masak”. Konsep memasak dalam program yang penulis buat adalah
masakan rumahan, disini penulis membantu client yang ingin belajar masak sekaligus
memberi kejutan kepada salah seorang keluarganya.
3.3.5. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
65
65
Ide yang penulis dapatkan berawal dari brainstorming bersama tim produksi tugas
akhir. Penulis ingin membuat sebuah program televisi dengan konsep kuliner yang
menarik dan mudah sehingga orang-orang yang menonton pun bisa mencoba membuat
kuliner tersebut. Dengan kesepakatan kru, ide tersebut dikembangkan menjadi sebuah
naskah. Program bernama “Kejutan Masak” merupakan hasil revisi dari ide-ide yang
tim dan penulis tuangkan. Penulis dan tim merasa termotivasi dengan nama program
tersebut karena bisa diartikan sebagai program kuliner yang tidak biasa, memiliki ide
cerita menarik, juga tantangan yang bersifat memberi kejutan kepada salah seorang
keluarga.
Sebelum naskah dibuat, penulis melakukan pengamatan terlebih dahulu. Penulis
mencari referensi dari program televisi kuliner yang sudah ada seperti “Chef Table”
NET TV, penulis juga mencoba mengeluarkan ide dari tim untuk membuat sebuah
program dengan konsep yang belum pernah ada.
b. Konsep Produksi
Dengan pematangan naskah yang sudah ada, kru mempercayakan jalannya
produksi kepada sutradara. Penulis sebagai seorang penulis naskah ikut serta dalam
tahap produksi guna mendampingi sutradara saat bertugas di lokasi syuting. Penulis
juga diperlukan hadir untuk merevisi naskah apabila diperlukan karena perubahan cuaca
ataupun hal lainnya.
Penulis juga kembali berkoordinasi dengan talent untuk memahami naskah serta
tutur bahasa yang harus dan tidak harus diucapkan. Adanya koordinasi antara penulis
dan talent bias memperkecil kemungkinan adanya kesalahan adegan pada saat syuting.
Lantaran minimnya kru pada tim artistik, penulis yang berperan sebagai penulis naskah
ikut membantu mempersiapkan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan syuting.
66
66
c. Konsep Teknis
Disesuaikan dengan aturan yang telah ditetapkan oleh kampus, standar penulisan
yang digunakan dengan jenis times new roman, ukuran 12pt dan paragraf 2,0 spasi.
Ketentuan lain yang juga ditetapkan oleh kampus adalah durasi. Untuk sebuaah karya
program non drama, kampus menetapkan 24 menit untuk durasi.
3.3.6. Kendala Produksi dan Solusi
1. Sulit mencari ide dan menyatukan pikiran dari setiap tim produksi yang biasa disebut
kru dalam memantapkan konsep. Solusinya, saling mencari jalan keluar dengan cara
voting terbanyak untuk memilih salah satu konsep.
2. Sulit mendapatkan lokasi syuting yang sesuai dengan konsep. Solusinya, mencari
bersama-sama dengan kru ketempat-tempat lain dan sampai akhirnya chef pun
menawarkan rumah pribadinya untuk dijadikan lokasi syuting.
3. Sulit menyatukan waktu syuting dengan chef. Solusinya mengevaluasi waktu antara
tim dan chef sehingga menemu hari sebagai waktu produksi.
4. Pada saat syuting banyak waktu yang terjeda seperti hujan, dan banyak suara-suara
bising. Solusinya menunggu redanya hujan dan melanjutkan syuting.
67
67
3.3.7 Lembar Kerja Penulis Naskah
1. Konsep Penulis
2. Sinopsis
68
68
3. Naskah
4. Treatment
5. Profil Chef dan Client
3.3.7 Lembar Kerja Penulis Naskah
1. Konsep Penulis Naskah
Dalam konsep penulisan naskah, penulis mengembangkan ide dari beberapa
program kuliner yang sudah ada di antaranya seperti “Chef Table” NET TV. Pada tahap
ini penulis mengembangkan ide bersama kru untuk menyusun dan mengembangkan
konsep program dengan ide dan inspirasi yang mereka miliki. Penulis mendapatkan ide
membuat program yang menarik untuk disaksikan dengan menghadirkan client yang
ingin dibantu masak sekaligus bertujuan memberi kejutan kepada salah seorang
keluarganya. Pada segmen pertama penulis memberikan informasi bahwa ada seorang
client yang ingin dibantu untuk memberikan kejutan masak dengan menu masakan
spesial, penulis memberi destinasi kepada chef untuk mendatangi rumah client tersebut.
Segmen kedua, penulis memberikan tips dan juga trik tentang manfaat dan cara
mengolah salah satu bahan masakan. Segmen tiga, penulis dalan program ini
69
69
memberikan trik cara menyajikan masakan agar terlihat menarik dan menjadi titik
puncak program ini.
2. Sinopsis Program
Kejutan masak merupakan program televisi non drama yang berformat kuliner
berdurasi 24 menit terdiri dari 3 segmen yang masing-masing segmen berdurasi 8 menit.
Program ini berisi tayangan tentang menu masakan rumahan sekaligus cara
pembuatannya, program yang penulis buat dapat menjadi referensi para keluarga yang
ingin membuat masakan sederhana dengan rasa yang luar biasa berbeda dari biasanya.
Program ini menampilkan seorang chef yang membantu seseorang yang ingin belajar
masak sekaligus memberi suatu kejutan berupa masakan untuk keluarga dengan chef
datang ke tempat client tersebut.
3. Naskah
Table III.8 NASKAH
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Durasi : 24 menit Script : Shaebha Chamellya
Seg no Video Audio Durasi Remarks
1 1 Chef
membuka
acara
sambil
CHEF : Selamat siang
pemirsa kejutan masak
hari ini kita akan
mendatangi salah satu
00:00:38:02
70
70
berdiri rumah client kita yaitu
namanya eka, dia adalah
salah satu mahasiswa
universitas di jakarta. dia
pengen bikin kejutan
untuk ibunya yang
tercinta.
2 Chef
berjalan
masuk ke
teras
rumah
client dan
menggetu
k pintu
Chef : “apa kabar ni Eka
?”
Eka : “baik chef baik,
gimana perjalanan
kemari ?”
Chef : “perjalanannya
tadi sempat nyasar kita
dikit aja hehe”
Eka : “nyasar ?”
Chef : “iya hehhe”
Eka : “ohya bagaimana
kalo kita langsung ke
dapur aja”
Chef : “ayo kita kedapur”
00:00:55:16
3 Chef
menampil
an VT
client
“Hallo nama saya eka,
saya sengaja
mengundang tim kejutan
masak dan chef lucky
untuk datang kerumah,
karena saya ingin
memberikan kejutan
untuk ibu saya. ibu saya
adalah sosok yang sangat
baik dan luar biasa. maka
dari itu saya ingin
00:01:25:03
71
71
membalas kebaikan ibu
saya dengan memberikan
kejutan masak yang
istimewa dan dibantu
oleh chef Lucky. jadi
chef lucky itu adalah
salah satu chef favorit ibu
saya saya. emm.. jadi ibu
saya itu suka banget
sama yang namanya nasi
goreng dan berbagai
olahan, daging ayam.
emm dimana pun saya
dan ibu saya makan, ibu
saya ga pernah
ngelewatin salah satu
makanan favoritnya.
ohya kenapa chef Lucky
? karena saya sendiri ga
paham sama namanya
masak memasak jadi
disini saya bukan
memberi kejutan aja tapi
saya juga nginin belajar
memasak.”
4 Chef
mengajak
pemirsa
dirumah
untuk
mengikuti
kegiatan
“Chef Lucky nah pemirsa
kita udah sampe ni di
dapurnya, mas Eka.
Sekarang kita mau
masak, aku ada satu
pertannyaan nih, rumah
lu ko sepi banget gitu loh
72
72
memasak
didapur
?”
Eka : “iya nih chef
kebetulan lagi pada pergi,
ibu lagi pergi dari pagi si
chef”
Chef : “berarti lagi keluar
ya, jadi pas banget ni kita
waktunya buat bikin
kejutan buat ibu. Ok,
sekarang aku mau Tanya
ibu tu suka makanan apa
?”
Eka : “ibu tu suka paling
suka nasi goreng olah-
olahan daging ayam si
chef.”
Chef : “oke oke olahan
daging ayam. Bahan-
bahannya udah disiapin
ya, daging ayam terus
buat nasi goreng udah
ada ya, nasi beras udah
ada ya. Nah pembukan
aku mau buat sesuatu
yang special.” Eka :
“special ?”
Chef : “iya, jadi ada
kurma kan ? aku liat
udah di sediain soalnya
kurmanya jadi udah ada
kurma kan heheh”
Eka : “iya chef saya
selalu stok dirumah.”
73
73
Chef : “oke, nah aku mau
bikin bakwan kurma.”
Eka : “bakwan kurma ?”
Chef : “bakwan biasanya
kan sayuran atau udang”
Eka : “wortel iya
sayuran”
Chef : “iya, nah sekarang
kita ganti semua kita
keluarin kita kasih
kurma”
Eka : “kayanya enak”
Chef : “nah kita langsung
aja”
Eka : “iya chef langsung
aja chef”
Chef : “nah ini tepung
bakwan ya, tepung
bakwan kita kasih air,
nah cukup”
Eka : “ga full chef airnya
?”
Chef : “ga usah full,
kamu aduk dulu, aku
mau potong-potong
kurmanya”
Eka : “oke, ini aduknya
ada cara khusus atau
gimana chef ?”
Chef : “ga, aduk aja
pokoknya rata aja”
Eka : “ohya chef untuk
kurmanya cara
74
74
potongnya gimana ?”
Chef : “kurmanya
potongnya gampang
juga, bijinya di keluarin
dulu”
Eka : “bijinya?”
Chef : “iya kan kurma
ada biji nya. Bijinya kita
potong dulu baru kita
potong-potong
kurmanya. Udah pernah
masak bakwan belom ?”
Eka : “belom belom sama
sekali, ini baru pertama
kali”
Chef : “tapi udah pernah
liat adonannya belom ?”
Eka : “pernah, agak
sedikit encer”
Chef : “iya sedikit encer,
nah adonannya seperti
itu”
Eka : “terus ini pake
kurma aja ga pake yang
lain ?”
Chef : “ga pake, kita kan
manis bakwannya. Ga
pernah kan makan
bakwan manis kan”
Eka : “terus kalo manis
pake apa ?”
Chef : “ga usah pake apa-
apa, pake teh pake kopi
75
75
itu juga enak.”
Eka : “berarti ini
adonannya manis juga ya
chef ?”
Chef : “manis juga pake
kurma”
Eka : “bakwan kurma ini
chef dapet ide dari mana
?”
Chef : “bakwan kurma
ini sebenernya aku
pernah bikin waktu ada
di acara buka puasa juga,
terus dia minta dibikiinin
makanan pembuka tapi
pake bahannya tepung
bakwan”
Eka : “tepung bakwan ?”
Chef : “iya tepung
bakwan, karna bingung
bingungkan mau bikin
apaan akhirnya bikin
bakwan manis bakwan
manis pake kurma. Nah
ini kan udah diaduk ya,
adonannya kurmanya
juga udah masuk, terus
abis ini kita goreng.”
Eka : “langsung goreng”
Chef : “nah sebelum
goreng kita pake dulu
nih.”
Eka : sip udah nih ?
76
76
Chef : “udah goreng.
Siap ya. Meledak ga ?
gak kan ?”
Eka : “eggak”
Chef : “yaudah hehe.
Udah balik”
Eka : “ini aduk aja ?”
Chef : “balik. Liat dong
kan warnanya udah
coklat, warnanya udah
coklat. Nah ini balik, Nah
kan gak kebalik. Tuh
balik”
Eka : “ini juga ?”
Chef : “iya dong semua”
Eka : “ini buat
matengnya ngetarainnya
gimana chef ?”
Chef : “ngetarainnya dari
warna”
Eka : “warna ?”
Chef : “iya. Jadi kalo
warnanya udah kuning
kecoklatan gitu berarti
udah mateng, langsung di
angkat aja.”
Eka : “ini udah mateng
berarti ini ?”
Chef : “Udah mateng,
nah sip taro sini. Nah
untuk makanan pertama,
Langsung aja kita sajiin
dipiring saji ya.”
77
77
Eka : “piring saji ?”
Chef : “iya langsung,
nah.”
Eka : “oke udah ketara ni
aromanya ya chef.”
Chef : “manis-manis gitu
kan ? nah sip. Menu
pertama udah selesai kita
langsung ke menu ke
dua.”
5 Bumper
out
Playback 00:00:00:02
Total
Durasi
Segmen 1
00:00:08:00
Comersial
break
00:00:00:02
Bumper
in
Playback 00:00:00:02
2 1 Chef
membuka
dengan
menjelask
an menu
berikutny
a yang
akan
dimasak
Chef : “nih buat yang
masakan kedua nih, kan
tadi mintanya suka ayam
sama nasi goreng oke”
Eka : “iya”
Chef : “oke, jadi
sekarang, nasi gorengnya
gua masukin kedalam
ayam, hehehe jadi kita
bikin nasi gorengnya
dulu terus kita masukan
ke ayamnya, terus
ayamnya kita masak”
Eka : “oh gitu, namanya
78
78
apa chef ?”
Chef : “namanya itu
adalah chicken wings
whit fried rice”
“Sayap ayam kita ambil
dan kita keluarin tulang
yang belakangnya. Jadi
tulang yang panjangnya
ini kita keluarin jadi
caranya, kita potong aja,
jadi kulitnya ini ga boleh
sobek, tarik kebawah kita
copot tulangnya. Udah
jadi ada kantongnya ya”
Eka : “ohya”
Chef : “udah ada
kantongnya tuh ya. Nanti
bisa diisi sama nasi
goreng terus kita tutup.
Kita akan bikin nasi
gorengnya dulu. Nih
siapin oke. Ibu kamu
suka pedes ga ?”
Eka : “kebetulan ibu saya
suka banget sama pedes”
Chef : “oke bawang
bombai”
Eka : “buat bawang satu
porsi nasi goreng berapa
chef ?”
Chef : “ya ga usah terlalu
banyak, yang ini kita
pake seperempatnya aja.
79
79
Nyalain kompornya”
Eka : “oke sip”
Chef : “secukup nya”
Eka : “ini langsung tumis
semua ?”
Chef : “iya tumis semua.
Kamu tumis saya akan
siapin semua bumbu-
bumbu nya, nah ini dia
temennya nasi goreng”
Eka : “itu di tumis juga
chef ? “
Chef : “iya ditumis juga.
Kamu tumis itu aja dulu,
baru tumis yang ini”
Eka : “oh oke. Untuk
tumis kita ga perlu
bumbu-bumbu lagi ya
chef ini cuma nasi aja ya
yang di goreng”
Chef : “iya ga perlu”
Eka : “oke”
Chef : “bikin lobang
besar”
Eka : “lobang?”
Chef : “nah kaya gini,
karna mau kasi telor”
Eka : “oh”
Chef : “nah pegang, kita
masukin telor. Langsung
aduk di jadiin cincang
semua”
Eka : “cincang udah ?”
80
80
Chef : “udah cincang,
nah telornya dulu di
ancurin. paprikanya kita
masukin, oke ini aduk
terus sampe dia rata
bener-bener bumbunya
masuk, baru tar di
pinggirin. sekarang aku
bikin bumbu untuk
ayam”
Eka : “untuk apa chef ?”
Chef : “bikin saosnya”
Eka : “saosnya ?”
Chef : “saos ayam.
masukan saos tomat.
Diaduk-aduk”
Eka : “emang beda ya
sama saos tomat ?”
Chef : “beda saos, karna
saos tomat beda dengan
saos ini. Ini kan tomato
pure, jadi ini cuma tomat
aja”
Eka : “murni ya chef ?”
Chef : “iya. Nah itu
kayanya udah. Matiin api
nya pinggirin sebelah
sana dulu”
Eka : “oke”
Chef : “terus kita tumis
dulu”
Eka : “itu apa, itu apa
chef ?”
81
81
Chef : “ini adalah wijen”
Eka : “wijen ? ohya
wijen”
Chef : “ini di tumis
dikeluarin, rasanya jadi
lebih aromanya,
minyaknya di keluarin
dulu”
Eka : “oh”
Chef : “iya gitu. Udah
taro situ
Eka : “oh udah”
Chef : “dipinggirin. Nah
sekarang kita bikin
ayamnya”
Eka : “oke”
Chef : “oke ini ayam.
Nasi goreng taro sini”
Eka : “oh oke”
Chef : “nah ini ayamnya”
Eka : “yang tadi di
keluarin ?”
Chef : “nah ini ada
lobang ini”
Eka : “iya kantong”
Chef : “kita ambil nasi
gorengnya, kita masukin
kedalam”
Eka : “oh gitu”
Chef : “masukin pake
tangan juga, Kita tutup”
Eka : “pake ?”
Chef : “tusuk gigi”
82
82
Eka : “oh”
Chef : “nah, ini udah
seperti ini, nah kamu
tolong bikinin lagi dulu.
Oke ini yang terakhir ni
kayanya ni. Disini kita
panasin juga”
Eka : “oke sip”
Chef : “kita masukan
sayap ayamnya”
Eka : “ayam”
Chef : “jadi dinyalain
dulu kompornya”
Eka : “oke”
Chef : “tunggu dia bener-
bener panas. Abis itu
masukin sayapnya.
Pertama kita masukan
yang kulitnya banyak
dulu. Oke cukup pas
semuanya ini boleh
dipegang. Nah saya kasih
saosnya”
Eka : “oh langsung”
Chef : “iya langsung”
Eka : “oh”
Chef : “balik”
Eka : “oh langsung balik”
Chef : “kita kasih bumbu
lagi”
Eka : “jadi caranya kaya
ayam bakar ya chef ?”
Chef : “bener”
83
83
Eka : “dari wijen ini ya
chef muncrat-muncratnya
?”
Chef : muncrat-
muncratnya minyak”
Eka : “minyak ?”
Chef : “iya minyak”
Eka : “kira-kira berapa
menit untuk matengnya
?”
Chef : “kurang lebih 5
sampai 8 menit. Oke,
abis ini kita tambahin air
sedikit”
Eka : “oh air. Jadi ini
berapa banyak chef untuk
airnya ?”
Chef : “dikit aja ga usah
banyak-banyak karena
kita cuma mau buat dia
bener-bener mateng. Oke
di tutup sebentar. Nah
udah mateng”
Eka : “oh udah”
Chef : “nah udah. Tuh
baunya keciumkan.
Langsung kita platting
aja”
Eka : “oh langsung di
sajiin”
Chef : “iya langsung di
sajikan aja. Langsung
makan nih. Ini adalah apa
84
84
? apa namanya tadi ? “
Eka : “fried ?”
Chef : “chicken wings
whit fired rice. Oke nah
pemirsa, kalo misalnya
bisa, tadikan masakannya
agak sedikit rumit tapi
sebenernya simple banget
nah ini bisa di coba dan
dirasain dirumah ya. Abis
ini kita mau ada satu
masakan lagi”
Eka : “satu lagi ya”
2 Bumper
out
Playback 00:00:00:02
Total
Durasi
Segmen 2
00:00:00:00
Comersial
break
00:00:00:02
3 1 Bumper
in
Playback 00:00:00:02
2 Chef
berbincan
g dengan
client
untuk
masakan
pasta dan
hidangan
penutup
Chef : “masih ada satu
lagi kita akan masak
pasta. yang terakhir ni ya
kita bakal masak
makanan pasta”
Eka : “pasta”
Chef : “iya, pertama cara
masak pasta, tips masak
pasta adalah airnya harus
mendidih. Setelah airnya
mendidih kita kasih
85
85
garem”
Eka : “garemin dulu ya
chef ?”
Chef : “iya di garemin
dulu. Nah, lalu kita
masukin pastanya”
Eka : “pasta ? oke”
Chef : “banyak banget
yang bilang kalo masak
pasta itu dikasih minyak,
itu bakalan ga nempel,
sebenarnya ada caranya
biar ga nempel itu adalah
di aduk. Jadi abis masuk
di aduk, biar dia ga
nempel Sekarang kita
mulai masak pastanya
disini”
Eka : “disini pake apa aja
chef ?”
Chef : “kita pake,
pertama bawang bombai
kita potong lagi”
Eka : “oh bawang
bombai nya lebih banyak
ya chef dibanding yang
tadi ?”
Chef : “iya lebih
banyak.Untuk pasta yang
kita pakai adalah bawang
bombai dan bawang
putih. Nah kita pake olif
oil”
86
86
Eka : “olif oil ? kenapa
ga pake minyak biasa aja
chef ?”
Chef : “karena pake olif
oil itu lebih sehat”
Eka : “oh oke. Selain
enak pasti sehat ya chef”
Chef : “bener, dan
aromanya emang beda,
boleh di aduk. Jadi aku
potong bawang putih ya.
Masukin. Sama seperti
nasi goreng tadi”
Eka : “paprika”
Chef : “kita tambahin
lagi sama daging ayam”
Eka : “ayam ?”
Chef : “iya, jadi kita
tambahin lagi, tadi si aku
liat ada”
Eka : “oke”
Chef : “ini ayam nya kita
pake yang paha atas”
Eka : “ini pastanya chef
sampe berapa menit ?”
Chef : “kalo yang kerang
ini, 11 menit. Aduk
sampe rata. Setelah itu
kita masukin lagi”
Eka : “apa itu chef ?”
Chef : “ini keju, tapi
kejunya itu yang, lebih
melt jadi gampang cair”
87
87
Eka : “teksturnya kaya
mentega ya chef ?”
Chef : “iya hamper
sama”
Eka : “namanya kejunya
sendiri apa chef ?”
Chef : “ini sebenernya
kaya cream cheess”
Eka : “cream cheess ?”
Chef : “iya. Kita
tambahin tomat”
Eka : “tomat”
Chef : “kita tambahkan
susu”
Eka : “oh susu”
Chef : “iya kita
tambahkan susu”
Eka : “berapa banyak
chef ?”
Chef : “ga usah banya-
banyak tergantung
tempatnya aja. Oke coba
di aduk. Nah kalo diliat
itu pastanya udah
mateng”
Eka : “ohh iya”
Chef : “kita ambil dulu,
ini apinya bisa kita
matiin dulu, pastanya di
ambil, terus langsung di
masukan kesini. Tirisin
bener-bener karena kalo
misalnya pasta pake
88
88
model kerang gini dia
nyimpen air”
Eka : “dicangkangnya ya
?”
Chef : “iya. Ditirisin,
oke”
Eka : “ini udah chef ?”
Chef : “udah. Kita
tambahin kejunya. Ini
kita kasih mozarela”
Eka : “kalo keju biasa
bisa chef ?”
Chef : “keju biasa bisa
tapi itu tadi yang
gampang leleh. Udah
sip”
Eka : “di aduk ?”
Chef : “jangan di aduk
lagi. Udah selesai, jadi
pertama itu buat
ngeratain abis itu udah
langsung ditutup. Nah
bisa di liat”
Eka : “woow”
Chef : “dia udah
mealteed kan”
Eka : “iya”
Chef : “nah kan itu
berarti udah siap.
Sekarang kita kasih
tampilan biar menarik”
Eka : “buat tampilan ya
chef”
89
89
Chef : dah abis itu. Kasih
tomat juga.”
Eka : “jadi penyajiannya
langsung disini ?”
Chef : “iya langsung aja,
jadi ga usah dipiring lagi
langsung aja. Udah kita
matiin. Terakhir, ya
masakan terakhir udah
selesai pertama ada ?”
Eka : “bakwan kurma”
Chef : “terus kedua ada
chicken wings sama”
Eka : “with fried rice”
Chef : “terus yang ketiga
adalah chicken pasta.
Abis ini kita ada satu
lagi.”
Eka : “satu lagi ?”
Chef : “masih satu lagi,
jadi kita ada es buah”
Eka : “oh minumannya
ya chef.”
Chef : “iya buat
minumannya. Oke buat
yang terakhir kita buat
minumannya. Kita buat
es buah”
Eka : “segernya pas”
Chef : nah iya dong biar
pas. Oke ini kita ada
mangga. Nah udah
selesai tinggal tambahin
90
90
sirupnya. Nah ini udah
jadi, sirup buahnya boleh
taro di depan biar
langsung bisa di makan,
oke sip”
Eka : “siap”
3 Chef
menutup
acara
Kejutan
Masak
Chef : “nah pemirsa udah
liat kan kejutan episode
kali ini, nah jangan lupa
nonton kita terus dan
siapa tau di episode ke
depan kita yang akan
datang kerumah anda”
4 Bumper
out
playback 00:00:00:02
Total
Durasi
Segmen 3
00:00:00:00
Comersial
break
00:00:00:02
91
91
4. Treatment
Segmen 1:
Bumper in.
Pembawa acara sekaligus chef membuka program kuliner kejutan masak dengan
mengenalkan profil singkat client. Kemudian chef memasuki halaman rumah dan
mengetuk pintu rumah client, client pun membuka pintu dan menyambut kedatangan
chef. Setelah masuk akhirnya client dan chef mulai berbincang sambil berjalan menuju
dapur. Sebelum chef dan client memulai masak-memasak, client terlebih dahulu
menceritakan maksud dari tujuan mengundang tim kejutan masak sekaligus
menceritakan masakan kesukaan salah seorang keluarga.
Chef dan client berbincang dalam dapur ruangan sambil merencanakan apa yang
akan dibuat sebagai menu pembuka terlebih dahulu, client sudah menyiapkan beberapa
bahan dasar masakan yang akan dibuat, lalu chef menjelaskan bahan-bahan masakan
92
92
satu persatu serta cara pengolahannya. Client membantu chef membuat masakan sampai
makanan siap untuk disajikan dengan arahan dari chef. Chef dan client menyusun
masakan (plate ting) lalu diberi hiasan (garnies).
Bumper out.
Segmen 2:
Bumper in.
Chef dan client memulai kembali untuk masak menu masakan ke dua. Chef
meminta client untuk mempersiapkan bahan masakan, chef menjelaskan bahan-bahan
masakan satu persatu serta cara pengolahannya. Client membantu chef membuat
masakan sampai makanan siap untuk disajikan dengan arahan dari chef. Chef dan client
menyusun masakan (platting) lalu diberi hiasan (garnies).
Bumper out.
Segmen 3:
Bumper in.
Chef dan client memulai kembali untuk memasak masakan ke (3) tiga, chef
meminta client untuk mempersiapkan bahan masakan, chef menjelaskan bahan-bahan
masakan satu persatu serta cara pengolahannya. Client membantu chef membuat
masakan sampai makanan siap untuk disajikan dengan arahan dari chef. Chef dan client
menyusun masakan lalu di beri hiasan (garnies) kemudian chef dan client membuat
minuman dengan bahan dasar buah-buahan, chef memotong buahan yang sudah
disediakan client lalu buah-buahan yang sudah dipotong dimasukan kedalam dua gelas
lalu ditumpahkan sirup dan es batu.
Kemudian client menyusun makanan dan minuman yang berada di meja teras
depan sambil menunggu kedatangan ibu client, lalu ibu client dan client duduk dan
93
93
memulai menyantap makanan. Kemudian chef menghampiri ibu dan client setelah itu
host (chef) mempersilahkan keduanya untuk melanjutkan memakan hidangan tersebut.
Chef menutup acara di “Kejutan Masak” dan mengajak permirsa dirumah untuk
senantiasa menyaksikan acara kejutan masak di cerita-cerita selanjutnya.
Bumper out.
5. Profil Chef dan Client
1. Chef Lucky
Gambar III.1 Chef Lucky
Usia : 38 tahun Tinggi : 180 cm
Berat : 95 kg Postur : Tegap
Rambut : Cepak Sifat : Ramah dan murah senyum
Penampilan : Selalu memakai ikat kepala berwarna putih
94
94
2. Eka
Gambar III.2 Client Eka
Usia : 21 tahun Tinggi : 170 cm
Berat : 50 kg Postur : Tegap
Rambut : Panjang Sifat : Ramah dan lugu
Penampilan : Selalu memakai ikat rambut di kepalanya.
3.4 Proses Kerja Penata Kamera
Menurut Kusumawati dkk (2017:68) “Penata Kamera adalah seorang yang
bertugas merekam gambar dengan menggunakan perangkat keras kamera video yang
direkam melalui pita video, memory, hardisk atau media penyimpanan lainnya sesuai
dengan arahan sutradara atau pengarah acara”.
Penata kamera yang hanya mengoperasikan kamera saja belum dapat dikatakan
sebagai penata kamera profesional. Penata kamera dapat dikatakan penata kamera
profesional jika telah mempelajari dan memahami teori dasar penata kamera serta
memiliki jam terbang atau pengalaman produksi yang cukup serta mempunyai
kemampuan komunikasi yang baik dan mudah beradaptasi dengan orang-orang.
Menurut Rahmawati dkk (2011:94) “Penata Kamera adalah orang yang
mengoperasikan video kamera untuk recording film atau video. Dan Cameraman berhak
mengambil gambar secara pribadi sebagai stok gambar.
95
95
Dari kedua kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang penata kamera
harus bisa dan familiar dengan komposisi serta semua aspek teknik, berikut dari segi
sudut pengambilan gambar, ukuran gambar hingga pergerakan gambar. Begitu juga
dengan pengendalian kamera untuk menyelesaikan permasalahan teknis dan
berkoordinasi dengan sutradara yang muncul selama perekaman gambar. Gambar yang
dihasilkan oleh seorang penata kamera harus mampu menyampaikan pesan kepada
audience. Seorang penata kamera harus bertanggung jawab penuh pada sebuah karya
visual yang dikerjakan. Untuk menghasilkan gambar tidak hanya dapat dilihat dari
aspek teknis saja, tapi aspek non teknis juga harus diperhatikan oleh seorang penata
kamera agar menghasilkan kualitas gambar yang baik serta pesan yang disampaikan
dapat diterima oleh audience.
3.4.1. Pra Produksi
Tahap pra produksi merupakan tahap yang paling menentukan hasil gambar
yang baik. Pada tahap ini, penata kamera akan melakukan beberapa pekerjaan yang
bersifat teknis maupun non teknis.
Menurut Kusumawati dkk (2017:69) “Tahap pra produksi merupakan tahap yang
paling menentukan hasil gambar yang baik”.
Pada tahap ini seorang penata kamera melakukan proses perencanaan dan
persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju.
Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain
kreatif seperti riset, penulisan outline, scenario, storyboard, dan sebagainya.
Penata kamera mempelajari semua naskah dan direct treatment yang sudah
disetujui serta mengimplementasikan naskah kedalam sebuah bentuk dan gerak serta
tata letak kamera melalui floorplan kamera. Seorang penata kamera juga harus
96
96
menguasai macam–macam jenis kamera agar sesuai dengan kualitas gambar yang akan
dipakai untuk proses produksi. Seorang penata kamera juga harus memahami betul
teknik dan segi pengambilan gambar baik shot size, angle, dan movement kamera.
Penata kamera juga akan melakukan diskusi tentang ilustrasi pengambilan gambar yang
akan diambil dalam segi floorplan dengan sutradara televisi. Dalam tahap ini penata
kamera juga harus memperhitungkan perlengkapan apa saja yang diperlukan dalam
pembuatan program televisi non drama ini agar tidak ada kesalah pahaman antara
naskah cerita dan pengambilan gambar yang sudah ditentukan oleh pihak sutradara
televisi, penulis naskah dan penata kamera.
3.4.2. Produksi
Segala perencanaan yang telah dipersiapkan dalam tahap pra produksi, akan
direalisasikan pada tahap produksi. Seorang penata kamera akan membantu sutradara
televisi untuk menerjemahkan bahasa tulisan kedalam bahasa visual.
Menurut Kusumawati dkk (2017:75) “Peran penata kamera dalam tahap
produksi biasanya dibantu dengan asisten kamera”.
Dalam tahap ini seorang penata kamera biasanya memiliki asisten kamera untuk
menjaga kondisi kamera agar tetap bisa digunakan selama berlangsungnya proses
produksi, tapi tidak semua penata kamera memiliki asisten pada saat produksi.
Contohnya pada tahap produksi kali ini penulis sebagai penata kamera tidak memiliki
seorang asisten, walaupun tidak memiliki seorang asisten kamera tetap harus ada yang
membantu penata kamera dalam hal menjaga kondisi kamera dan membantu dalam
97
97
proses merekam gambar. Adapun pada tahap ini posisi asisten kamera diisi oleh seorang
penata artistik untuk membantu kerja dari penata kamera.
Setiap gambar yang dihasilkan sangat penting terhadap pesan dan informasi apa
yang akan disampaikan kepada penonton. Penentuan jenis shot size, angle, dan
movement pada tahap pra produksi tentunya juga akan mempengaruhi pesan dan
informasi yang akan diberikan nantinya pada saat produksi.
Proses pengambilan gambar di lapangan atau shooting, pada tahap ini penata
kamera menghasilkan sebuah gambar sesuai dengan permintaan sutradara televisi
dengan menggabungkan antara skill yang dimiliki dengan teknologi. Tentunya dengan
arahan dari seorang sutradara televisi tentang rencana visual yang akan dibuat. Secara
sistematis rencana ini dibuat kedalam direct treatment. Dengan direct treatment
memudahkan semua elemen kru dalam bekerja nantinya.
Sutradara televisi mendiskusikan shot–shot seperti apakah yang harus dibuat.
Penata kamera dalam hal ini harus mengoperasikan kamera untuk Shooting live atau
taping program, baik indoor maupun outdoor. Penata kamera juga memberikan saran ke
sutradara televisi untuk pengambilan gambar terbaik serta bertanggung jawab untuk
pemeliharaan kamera.
Penata kamera juga harus selalu menggunakan istilah teknis dalam operasional
produksi, bekerja sama dengan baik bersama semua kru produksi serta mengikuti
instruksi sutradara televisi atau pengarah acara untuk memperoleh gambar sesuai
dengan naskah yang sudah ditentukan.
Pada tahap ini penulis sebagai penata kamera bertanggung jawab penuh pada
saat pengambilan gambar. Penulis dituntut untuk menghasilkan gambar yang baik sesuai
dengan shot list yang sudah penulis buat. Penulis juga berhak memberikan saran kepada
sutradara televisi dalam penentuan shot size saat pembuatan direct treatment.
98
98
3.4.3. Pasca Produksi
Seorang penata kamera pada tahap ini bertugas membantu editor untuk
menjelaskan hal–hal tertentu yang bisa jadi tidak dimengerti oleh editor dalam hal stock
shot dan hasil gambar selama produksi, namun biasanya hal ini bisa di tangani oleh
sutradara televisi atau produser.
Menurut Kusumawati dkk (2017:77) “Pada tahap pasca produksi tidak banyak
hal yang dilakukan oleh penata kamera”.
Walaupun tidak banyak hal yang di lakukan oleh penata kamera dalam tahap ini,
seorang penata kamera juga melakukan beberapa hal penting. Setelah pengambilan
gambar penata kamera membuat camera report yang berisi tentang semua keterangan
camera report lengkap dengan time code atau keterangan waktu. Camera report adalah
catatan yang disalin ke dalam kertas kerja penata kamera yang biasanya berbentuk
kolom atau tabel dan berisikan adegan, ukuran gambar, perintah untuk gambar yang
baik atau tidak.
Penata kamera juga melakukan pengepakan kamera set kembali untuk
transportasi bila syuting sudah selesai. Penulis selaku penata kamera bertanggung jawab
untuk pemeliharaan kamera agar tetap dalam kondisi prima. Pada tahap ini penulis
memberikan semua hasil yang di catat saat produksi kepada editor yaitu berupa Camera
report yang nantinya akan diberikan kepada editor, sutradara dan tim produksi untuk
mempermudah proses pasca produksi.
Camera report dapat mempermudah tim produksi khusunya penata kamera
untuk mengingat kembali gambar-gambar yang telah direkam, selain itu juga bisa untuk
mengetahui gambar-gambar mana saja yang dapat digunakan untuk proses editing
karena Camera report sebagai pedoman editor dalam melaksanakan proses editing.
Camera report berfungsi untuk mempermudah tim produksi khususnya penata kamera
99
99
untuk mengingat kembali gambar-gambar yang telah di rekam, selain itu Camera report
berfungsi untuk mengetahui gambar gambar mana saja yang dapat digunakan untuk
proses editing dan sebagai pedoman editor dalam melakukan proses editing. Penata
kamera juga mengepakan kamera set untuk transportasi bila selesai syuting, serta
memberikan semua hasil yang di catat saat produksi kepada editor.
Penata kamera masih mempunyai tugas dan kewajiban dalam produksi
dikarenakan masih harus bekerja sama dengan editor guna melengkapi program dengan
stock shot yang ada kemudian akan di proses oleh editor dengan arahan sutradara
televisi sehingga di dapat sebuah program yang telah di sepakati bersama.
3.4.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Kamera
a. Gambar-gambar yang ada didalam sebuah tayangan visual seperti program acara
merupakan hasil kinerja penata kamera yang bekerja sama dengan tim produksi.
b. Berbicara mengenai suatu profesi, berarti akan membahas tentang tugas dan
tanggung jawab yang spesifik.
c. Penata kamera bertanggung jawab dalam berbagai aspek, diantaranya menyiapkan
peralatan kamera, menentukan teknik pengambilan gambar mulai dari shot list angle
movement, serta menghasilkan gambar yang baik sesuai dengan shot list dan direct
treatment yang sudah di buat.
Seorang penata kamera berkewajiban untuk melaksanakan perekaman visual
secara teknis sesuai arahan dari sutradara televisi baik dalam hal komposisi, sudut
pengambilan, gerak kamera dengan segala perubahannya. Seorang penata kamera harus
memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang penulis lakukan saat mengambil gambar.
Penulis sebagai penata kamera harus memastikan bahwa penulis mengambil gambar
100
100
tajam, komposisi gambar yang tepat, pengaturan level yang sesuai, dan penulis harus
mendapatkan gambar yang terbaik.
Pada umumnya seorang penata kamera tidak bekerja sendiri (kecuali untuk hal
tertentu), dan secara umum tugas dan tanggung jawab penata kamera adalah berdiskusi
dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana produksi serta mempelajari
naskah dan juga berdiskusi tentang bagaimana agar mendapatkan gambar yang baik.
Penata kamera juga memilih peralatan kamera serta penunjangnya, bekerja sama dengan
sutradara televisi saat sedang melakukan pengambilan gambar atau syuting.
3.4.5. Proses Penciptaan Karya
Penulis dalam produksi non drama televisi kuliner yang berjudul “Kejutan
Masak” bertugas menjadi penata kamera dalam produksi non drama ini dikarenakan
penulis tertarik untuk menjalani tugas tersebut, hal ini menjadi tantangan bagi penulis
untuk menghasilkan sebuah karya non drama kuliner yang menarik untuk dlihat bagi
penonton non drama televisi yang dibuat. Penulis harus mengeluarkan semua ilmu yang
didapat selama perkuliahan di bidang penata kamera saat produksi non drama
berlangsung karena sudah ditentukan tugas masing-masing saat penentuan jobdesk
masing-masing individu, selain itu penulis juga harus sering menonton acara tv non
drama kuliner ditelevisi dan melalui media online sebagai inspirasi.
Dalam proses penciptaan suatu karya, seorang seniman atau kreator dalam
menuangkan ide-idenya dapat melalui beberapa tahapan, diantaranya membuat desain
untuk menemukan suatu bentuk yang optimal. Penyelesaian bentuk karya dengan media
yang disesuaikan begitu juga dengan penulis. Kesuksesan dalam menghasilkan suatu
karya ditentukan oleh pengaturan atau penyusunan unsur - unsur berdasarkan kaidah-
101
101
kaidah komposisi, seperti gelap terang, tekstur dan warna dalam karya tersebut.
Sedangkan komposisi adalah kesatuan, keseimbangan dan irama.
Kesatuan dapat digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu statis, dinamis, dan
metastatis. Statis memiliki sifat tenang dan stabil, dinamis memiliki sifat fleksibel dan
mudah menyesuaikan, dan metastatis memiliki sifat campuran antara statis dan dinamis.
Keseimbangan artinya tidak berat sebelah, , dalam hal ini seimbang berdasarkan nilai
rasa. Keseimbangan dalam komposisi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu Simetris,
Asimetris dan Memusat. Keseimbangan simetris, unsur bagian kiri dan kanan sama
persis. Keseimbangan asimetris, unsur bagian kiri dan kanan tidak sama, namun
memiliki kesan rasa seimbang.
Sedangkan keseimbangan memusat, penyusunan unsur - unsur rupa secara
terpusat atau fokus pada tengah - tengah bidang. Irama merupakan penyusunan unsur-
unsur rupa secara teratur dari pengulangan suatu unsur rupa. Ini maksudnya untuk
menimbulkan kesan gerak pada suatu bentuk. Macam-macam tipe dalam irama, yaitu
type repetitive (pengulangan unsur-unsur yang sama), type alternative (pengulangan
unsur-unsur secara selang-seling antara unsur- unsur yang berbeda), type progresif
(pengulangan dengan perubahan ukuran atau perubahan bentuk dari suatu unsur, dan
sebagainya).
a. Konsep Kreatif
Penulis sebagai penata kamera berperan juga dalam memberi konsep kreatif,
terutama dalam pengambilan gambar. Hal yang harus penata kamera lakukan adalah
memberi ide tentang angle yang menarik agar penonton tidak merasa jenuh, dan seorang
penata kamera juga mempunyai rasa (sense of art) kreatifitas dalam menciptakan sebuah
gambar serta juga membangun (mood) suatu visual dan keseimbangan gambar.
102
102
Penulis juga harus berdiskusi serta memberi saran kepada sutradara televisi
tentang pengambilan gambar dalam pengembangan direct treatment yang sudah
ditentukan sehingga memiliki pilihan gambar saat produksi nondrama berlangsung.
Dengan begitu shot–shot yang di hasilkan pun akan menjadi lebih hidup dan bervariasi.
Kerja sama antara penata kamera dan sutradara televisi dalam pengembangan
konsep kreatif sangat di butuhkan agar program televisi yang di hasilkan menjadi
menarik. Semakin banyak ide–ide kreatif di satukan, program yang di hasilkan akan
semakin menarik dan memiliki ke unikan tersendiri berbeda dari program–program
yang ada terutama dari segi pengambilan gambar oleh penulis.
b. Konsep Produksi
Sebagai penata kamera dalam proses produksi mempunyai tanggung jawab
menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan saat produksi. Seperti kamera dan tripod, konsep
pada saat produksi sebagai penata kamera sudah seharusnya mengikuti sutradara dalam
pengambilan gambar yang sutradara televisi inginkan, penata kamera juga harus
menyiapkan stockshot sebanyak mungkin agar mempermudah dan memberikan banyak
pilihan bagi editor saat penyuntingan gambar.
Penata kamera juga bertanggung jawab dalam keselarasan warna dari shot yang
di hasilkan pada saat produksi, serta kesesuaian shot yang di ambil seperti yang sudah di
rencanakan dalam direct treatment sebelumnya. Faktor lokasi yang berbeda–beda
didalam ruangan indoor serta di luar ruangan outdoor yang harus di perhatikan oleh
penulis selaku penata kamera, agar menjaga warna pada gambarnya tetap konstan dan
selaras.
Penulis bekerja sama dengan kru lighting dalam hal ini untuk menjaga
keselarasan warna pada gambar yang penulis ambil, agar tidak menyulitkan dalam
103
103
proses penyuntingan gambar nantinya serta membuat hasil gambar yang akan di
tayangkan nanti menjadi menarik untuk para audience.
c. Konsep Teknis
Dalam sebuah konsep teknis penulis sebagai penata kamera melakukan beberapa
persiapan peralatan. Beberapa peralatan yang di butuhkan oleh penata kamera dalam
produksi non drama “Kejutan Masak” adalah kamera jenis Sony HXR-NX5r sebanyak
TIGA unit, Memory Card SD 32 gigabyte sebanyak tiga unit, baterai Sony NP-F970
sebanyak enam unit, Tripod video bowl sebanyak tiga unit, Kamera Dslr Canon 1500D
sebanyak satu unit untuk behind the scene. Dalam konsep teknis penulis juga
menggunakan macam–macam teknik pengambilan gambar diantaranya adalah jenis
pengambilan angle kamera seperti High angle, Low angle, Normal angle (eye level),
Bird Eye, Frog Eye. Pengambilan gambar dalam produksi non drama ini juga
menggunakan pergerakan kamera, diantara jenis pengambilan pergerakan kamera
seperti Panning (Pan Right dan Pan Left), Tracking, Tilting (Tilt up dan Tilt down),
Follow, Zoom in dan Zoom out, Crab right dan Crab left. Diantara jenis pengambilan
shot seperti ECU (Extreme Close Up) , BCU (Big Close Up) , CU (Close Up), MLS
(Medium Long Shot), MS (Medium Shot), LS (Long Shot), ELS (Extreme Long Shot),
FS (Full Shot), GS (Group Shot), ES (Establishing Shot).
Garis imajiner diperlukan dalam sebuah konsep teknis yang penulis buat. Garis
imajiner digunakan untuk memberi batas posisi kamera dalam mengambil gambar agar
tidak terjadi jumping saat pengambilan gambar dan dalam proses pengeditan serta
menjaga kontinuitas gambar.
3.4.6. Kendala Produksi dan Solusinya
104
104
Setiap program pasti memiliki kendala dalam produksinya begitu juga dengan
program yang penulis buat pun memiliki kendala. Kendala yang penulis dapati selama
berlangsungnya produksi, seperti:
1. Kendala dan kesalahan bisa terjadi pada siapapun demikian juga bisa terjadi pada
seorang penata kamera. Kesalahan bisa diminimalisasi bahkan seharusnya bisa dihindari
jika kita dapat melewati semua prosedur dengan baik. Beberapa kendala yang terjadi
saat produksi program televisi non drama ini seperti Penulis dalam menjalankan
produksi mengalami kendala di saat hujan dan solusinya berhenti sejenak menunggu
hujan.
3.4.7 Lembar Kerja Penata Kamera
105
105
1. Konsep Penata Kamera
2. Camera Report
3. Floor Plan Penata Kamera
3.4.7. Lembar Kerja Penata Kamera
1. Konsep Penata Kamera
106
106
Penulis sebagai penata kamera pada proses pra produksi, produksi, dan paska
produksi tentunya mempunyai ide dan konsep-konsep yang tentunya telah di laluinya
dalam ketiga proses tersebut diatas. Adapun tiap-tiap proses baik pra produksi,
produksi, dan pasca produksi telah mempunyai kesulitan sendiri-sendiri akan tetapi
penulis selaku penata kamera tentunya telah mengkoordinasikan segala sesuatunya
bersama tim sehingga proses kesulitan tersebut dapat dilalui.
Adapun hambatan-hambatan yang terjadi pada proses pra produksi, produksi dan
paska produksi diantaranya telah menjadikan penulis sebuah pengalaman kerja yang
nantinya akan dijadikan motivasi untuk proses kerja selanjutnya. Adapun penulis
menggunakan sebagai sumber ide, baik yang berasal dari proses pribadi maupun dari
pengalaman orang lain yang sekiranya dapat di terapkan dalam proses produksi program
ini.
Penulis sebagai penata kamera akhirnya tahu benar bahwa konsep dan ide serta
pemikiran-pemikiran yang jernih mampu membuat proses produksi menjadi lebih
mudah yang tentunya dengan hasil yang memuaskan. Dalam hal ini penata kamera juga
sangat bergantung dengan beberapa divisi untuk menunjang pengambilan gambar yang
baik dan benar, sehingga gambar yang dihasilkan sesuai dengan apa yang telah
disepakati bersama dari segi naskah dan pengambilan gambar. Penata kamera juga harus
mengeluarkan ide–ide tentang pengambilan gambar bersama sutradara televisi, agar
sutradara televisi mempunyai pilihan tentang bagaimana gambar yang akan dipilih.
2. Camera Report
107
107
Table III.9 CAMERA REPORT
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD PRODUCTION Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Durasi : 24 Menit Kameraman : Dinda Laras
NO SEG
MEN CAM
VISUAL
VIDEO NOTES SHOT
SIZE MOVING ANGLE
1 1 1 Mcu Stilll Eye level Host opening
2 1 3 Ms Still Eye level Host menjelaskan vt client
3 1 1 Ms Still Eye level Host menjelaskan vt client
4 1 3 Ms Following High
angle
Host memarkirkan motor
5 1 1 Mls Following Eye level Host berjalan memasuki
rumah client
6 1 1 Cu Following High
angel
Host berjalan memasuki
rumah client
7 1 1 Ms Still Eye level Host mengetuk pintu
rumah client
8 1 3 Ms Still Eye level Client membukakan pintu
9 1 1 Ms Still Eye level Host bersalaman dengan
client
10 1 1 Ms Still Eye level Client menjelaskan profil
11 1 2 Ms Still Eye level Host dan client masak
bareng
12 1 1 Mcu Still Eye level Host dan client ngombrol-
ngobrol
13 1 3 Excu Still Eye level Menjelaskan bahan
masakkan
14 1 1 Mcu Still Eye level Menjelaskan menu
108
108
masakkan
15 1 2 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakan
16 1 3 Excu Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
17 1 2 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
18 1 1 Mcu Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
19 1 2 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
20 1 3 Excu Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
21 1 2 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
22 1 1 Mcu Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
23 1 2 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
24 1 1 Mcu Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
25 1 2 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
26 1 1 Mcu Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
27 1 2 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
28 1 1 Mcu Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
29 1 2 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
30 1 1 Mcu Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
109
109
31 1 2 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
32 1 1 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
33 1 2 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
34 1 1 Mcu Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
35 1 2 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
36 1 1 Mcu Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
37 1 2 Ms Still Eye level Menjelaskan menu
masakkan
38 1 1 Mcu Still Eye level Host mengambil apron
untuk client
39 1 2 Ms Still Eye level Host memakaikan apron
ke client
40 1 3 Excu Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
41 1 2 Ms Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
42 1 1 Mcu Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
43 1 2 Ms Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
44 1 3 Excu Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
110
110
45 1 1 Mcu Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
46 1 3 Excu Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
47 1 1 Mcu Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
48 1 3 Excu Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
49 1 2 Ms Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
50 1 3 Excu Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
51 1 2 Ms Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
52 1 1 Mcu Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
53 1 2 Ms Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
54 1 1 Mcu Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
55 1 2 Ms Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
111
111
56 1 3 Excu Still Eye level Host dan client
menggoreng bakwan
kurma
57 1 2 Ms Still Eye level Host platting makanan
58 1 3 Excu Still Eye level Host platting masakan
59 1 2 Ms Still Eye level Host platting masakan
60 1 3 Excu Still Eye level Masakan siap disajikan
61 2 2 Ms Still Eye level Host dan client
menjelaskan masakan
kedua
62 2 1 Mcu Still Eye level Host dan client
menjelaskan masakan
kedua
63 2 2 Ms Still Eye level Host dan client
menjelaskan masakan
kedua
64 2 1 Mcu Still Eye level Host dan client
menjelaskan masakan
kedua
65 2 2 Ms Still Eye level Host dan client
menjelaskan masakan
kedua
66 2 1 Mcu Still Eye level Host dan client
menjelaskan masakan
kedua
67 2 2 Ms Still
following
Eye level Host dan client
menjelaskan masakan
kedua
68 2 3 Excu Still Eye level Host menjelaskan menu
masakkan
69 2 2 Ms
Still Eye level Host dan client
menjelaskan masakan
kedua
112
112
70 2 3 Extu Still Eye level Host menyayat daging
ayam untuk diambil
tulangnya
71 2 2 Ms Still Eye level Host menyayat daging
ayam untuk diambil
tulangnya
72 2 1 Cu Still Eye level Host menjelaskan menu
masakkan
73 2 2 Ms Still Eye level Host menjelaskan menu
masakkan
74 2 1 Mcu Still Eye level Host menjelaskan menu
masakkan
75 2 2 Ms Still Eye level Host menjelaskan menu
masakkan
76 2 1 Ms Still Eye level Host menjelaskan menu
masakkan
77 2 2 Ms Still Eye level Host dan client mulai
memasak
78 2 3 Extu Still Eye level Host memotong bahan
masakkan
79 2 1 Mcu Still Eye level Host memotong bahan
masakkan dan client
bertanya-tanya kepada
host
80 2 2 Ms Still Eye level Host memotong bahan
masakkan dan client
bertanya-tanya kepada
host
81 2 3 Extu Still Eye level Host memotong bahan
masakkan dan client
bertanya-tanya kepada
host
82 2 2 Ms Still Eye level Host memotong bahan
113
113
masakkan dan client
bertanya-tanya kepada
host
83 2 1 Ms Still Eye level Host memotong bahan
masakkan dan client
bertanya-tanya kepada
host
84 2 3 Excu Still Eye level Host menaruh minyak ke
wajan
85 2 2 Ms Still Eye level Host memotong cabai
86 2 3 Excu Still Eye level Host memotong cabai
87 2 2 Ms Still
Eye level Host memotong bahan
masakkan dan client
bertanya-tanya kepada
host
88 2 3 Excu Still Eye level Host memasukn bahan
masakan kedalam wajan
89 2 2 Ms Still Eye level Host memotong bahan
masakkan dan client
bertanya-tanya kepada
host
90 2 3 Excu Still Eye level Host memotong bahan
masakkan dan client
bertanya-tanya kepada
host
91 2 1 Ms Still Eye level Host memotong bahan
masakkan dan client
bertanya-tanya kepada
host
92 2 2 Ms Still Eye level Host memotong bahan
masakkan dan client
menumis bahan masakkan
93 2 3 Ms Still Eye level Host memotong bahan
114
114
masakkan dan client
menumis bahan masakkan
94 2 2 Ms Still Eye level Host memotong bahan
masakkan dan client
menumis bahan masakkan
sambil bertanya kepada
host
95 2 2 Ms Still Eye level Host memotong bahan
masakkan dan client
menumis bahan masakkan
sambil bertanya kepada
host
96 2 1 Ms Still Eye level Host memotong bahan
masakkan dan client
menumis bahan masakkan
sambil bertanya kepada
host
97 2 2 Ms Still Eye
angle
Host memotong bahan
masakkan dan client
menumis bahan masakkan
sambil bertanya kepada
host
98 2 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan telur
kedalam wajan
99 2 2 Ms Still Eye
angle
Client mengoseng-
ngoseng bahan masakan
100 2 3 Excu Still Eye
angle
Client mengoseng-
ngoseng bahan masakan
101 2 1 Ms Still Eye
angle
Host memasukan bahan
masakan kedalam wajan
102 2 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukan bahan
masakan kedalam wajan
115
115
103 2 1 Ms Still Eye
angle
Host memasukan bahan
masakan kedalam wajan
104 2 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukan bahan
masakan kedalam wajan
105 2 1 Ms Still Eye
angle
Host memasukan bahan
masakan kedalam wajan
106 2 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukan bahan
masakan kedalam wajan
107 2 1 Ms Still Eye
angle
Client mengaduk bahan
masakkan
108 2 2 Ms Still Eye
angle
Client mengaduk bahan
masakkan
109 2 3 Excu Still Eye
angle
Host saus tomat kedalam
mangkok dan client
mengaduk bahan
masakkan
110 2 2 Ms Still Eye
angle
Host saus tomat kedalam
mangkok dan client
mengaduk bahan
masakkan
111 2 2 Ms Still Eye
angle
Host saus tomat kedalam
mangkok dan client
mengaduk bahan
masakkan
112 2 3 Excu Still Eye
angle
Host saus tomat kedalam
mangkok dan client
mengaduk bahan
masakkan
113 2 2 Ms Still Eye
angle
Host saus tomat kedalam
mangkok dan client
mengaduk bahan
masakkan
114 2 3 Excu Still Eye Host saus tomat kedalam
116
116
angle mangkok dan client
mengaduk bahan
masakkan
115 2 2 Ms Still Eye
angle
Host mengaduk saus
tomat kedalam mangkok
dan client mengaduk
bahan masakkan
116 2 1 Ms Still Eye
angle
Host mengaduk saus
tomat kedalam mangkok
dan client mengaduk
bahan masakkan
117 2 2 Ms Still Eye
angle
Client mengingkirkan
menggorengan
118 2 1 Ms Still Eye
angle
Host mengambil wijen
kedalam wajan
119 2 3 Excu Still Eye
angle
Host mengambil wijen
untuk taruh diwajan
120 2 2 Ms Still Eye
angle
Host mengambil wijen
untuk taruh diwajan
121 2 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukan saus
kedalam wajan
122 2 2 Ms Still Eye
angle
Host masukan saus
kedelam wajan
123 2 3 Excu Still Eye
angle
Host mesukan saus
kedalam wajan
124 2 2 Ms Still Eye
angle
Client mengaduk bahan
masakan
125 2 3 Ks Still Eye
angle
Client mengaduk bahan
masakan
126 2 2 Ms Still Eye
angle
Host menyediakam ayam
127 2 3 Excu Still Eye
angle
Host menyediakam ayam
117
117
128 2 1 Ms Still Eye
angle
Client mengambil nasi
goreng
129 2 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan nasi
goreng kedalam ayam
130 2 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan nasi
goreng kedalam ayam
131 2 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan nasi
goreng kedalam ayam
132 2 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan nasi
goreng kedalam ayam
133 2 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan nasi
goreng kedalam ayam
134 2 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan nasi
goreng kedalam ayam
135 2 1 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan nasi
goreng kedalam ayam
136 2 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan nasi
goreng kedalam ayam
137 2 1 Ms Still Eye
angle
Host menyuruh client
yang mengerjakan
138 2 3 Excu Still Eye
angle
Client memasukan nasi
goreng kedalam ayam
139 2 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukan minyak
kedalam wajan
140 2 1 Ms Still Eye
angle
Host menyuruh client
menyalakan kompor
untuk memanggang
ayamnya
141 2 2 Ms Still Eye
angle
Host menyuruh client
menyalakan kompor
untuk memanggang
ayamnya
142 2 1 Ms Still Eye Host menjelaskan cara
118
118
angle memasaknya
143 2 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan ayam
kedalam wajan
144 2 3 Excu Still Eye
angle
Host memaskukkan ayam
kedalam wajan
145 2 1 Ms Still Eye
angle
Host memaskukkan saus
kedalam wajan
146 2 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukan saus
kedalam wajan
147 2 2 Ms Still Eye
angle
Client membalik ayam
148 2 3 Excu Still Eye
angle
Client membalik ayam
149 2 2 Ms Still Eye
angle
Host memerikan saus
150 2 3 Excu Still Eye
angle
Host memberikan aus
151 2 2 Ms Still Eye
angle
Host memberikan saus
152 2 1 Ms Still Eye
angle
Host menjelaskan tingkat
kematangan
153 2 2 Ms Still Eye
angle
Host menambahkan air
kewajan
154 2 3 Excu Still Eye
angle
Host menambahkan air
kewajan
155 2 2 Ms Still Eye
angle
Host menjelaskan cara
memasak
156 2 1 Ms Still Eye
angle
Host menutup
penggoregan
157 2 3 Excu Still Eye
angle
Host membuka tutup
penggorengan
158 2 1 Ms Still Eye
angle
Platting
119
119
159 2 2 Ms Still Eye
angle
Platting
160 2 3 Excu Still Eye
angle
Platting
161 2 2 Ms Still Eye
angle
Platting
162 2 3 Excu Still Eye
angle
Plitting
163 2 2 Ms Still Eye
angle
Platting
164 2 1 Mcu Still Eye
angle
Platting
165 2 2 Ms Still Eye
angle
Host menjelaskan nama
masakkan
166 2 1 Mcu Still Eye
angle
Sost menjelaskan nama
masakkan
167 2 2 Ms Still Eye
angle
Host mengajak penonton
tuh menyobanya dirumah
168 2 3 Excu Still Eye
angle
Masakkan yang sudah jadi
169 3 2 Ms Still Eye
angle
Host menjelaskan
masakkan selanjutnya
170 3 1 Ms Still Eye
angle
Host menjelaskan
masakkan selanjutnya
171 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memberikan tips
memasak pasta
172 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasikkan garam
kepanci
173 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan pasta
kedalam panci
174 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan pasta
kedalam panci
175 3 2 Ms Still Eye Host memberikkan tips
120
120
angle
176 3 1 Ms Still Eye
angle
Host memberikkan tips
177 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memberikkan tips
178 3 1 Ms Still Eye
angle
Host memberikkan tips
179 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memberikkan tips
180 3 3 Ks Still Eye
angle
Host mengaduk pasta
181 3 2 Ms Still Eye
angle
Membuka tutup panci
182 3 1 Ms Still Eye
angle
Memberikkan bahan-
bahan
183 3 2 Ms Still Eye
angle
Memotong bahan
masakkan
184 3 3 Excu Still Eye
angle
Memotong bahan
masakkan
185 3 1 Mcu Still Eye
angle
Memotong bahan
masakkan
186 3 3 Excu Still Eye
angle
Memotong bahan
masakkan
187 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan
minyak kewajan
188 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan
minyak kewajan
189 3 1 Mcu Still Eye
angle
Host memasukkan
bawang bombay
199 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan
bawang bombay
200 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memotong bawang
putih
121
121
201 3 3 Excu Still Eye
angle
Client menumis bawang
bombay
202 3 1 Mcu Still Eye
angle
Host memasukkan
bawang putih
203 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan
bawang putih
204 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memotong paprika
205 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan
pamprika kedalam wajan
206 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memotong paprika
207 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan
pamprika kedalam wajan
208 3 1 Ms Still Eye
angle
Host dan client ngobrol
209 3 2 Ms Still Eye
angle
Host mengambil ayam
dikulkas
210 3 1 Ms Still Eye
angle
Host mengambil ayam
dikulkas
211 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memberikan tips
untuk ayam
212 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memotong ayam
213 3 1 Ms Still Eye
angle
Host memotong ayam
214 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan ayam
kewajan
215 3 2 Ms Still Eye
angle
Client mengaduk tumisan
216 3 3 Excu Still Eye
angle
Client mengaduk tumisan
217 3 2 Ms Still Eye Host memasukkan keju
122
122
angle kedalam wajan
217 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan keju
kedalam wajan
218 3 1 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan keju
kedalam wajan
219 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan keju
kedalam wajan
230 3 1 Mcu Still Eye
angle
Host memasukkan saus
kedalam wajan
231 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan saus
kedalam wajan
232 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan susu
kedalam wajan
233 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan susu
kedalam wajan
234 3 2 Ms Still Ee angle Client mengambil pasta
dari panci
235 3 3 Excu Still Eye
angle
Client mengambil pasta
dari panci
236 3 1 Ms Still Eye
angle
Host mengaduk masakkan
237 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memberikan keju
238 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memberikan keju
239 3 2 Ms Still Eye
angle
Host membberikan keju
240 3 3 Excu Still Eye
angle
Menjelaskan cara
penyajian
241 3 2 Ms Still Eye
angle
Menjelakan cara peajian
242 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memotong daun
sledri
123
123
243 3 2 Ms Still Eye
angle
Buka tutup panci
244 3 3 Excu Still Eye
angle
Buka tutup panci
245 3 2 Ms Still Eye
angle
Platting
246 3 3 Excu Still Eye
angle
Platting
247 3 2 Ms Still Eye
angle
Host mengambil tomat
248 3 1 Ms Still Eye
angle
Host mengambil tomat
249 3 2 Ms Still Eye
angle
Platting
250 3 3 Excu Still Eye
angle
Platting
251 3 2 Ms Still Eye
angle
Memberi tahu masakan
yang sudah jadi
252 3 1 Ms Still Eye
angle
Memberi tahu masakkan
yang sudah jadi
253 3 2 Ms Still Eye
angle
Memberi tahu masakkan
yang sudah jadi
254 3 1 Ms Still Eye
angle
Memberi tahu masakkan
yang sudah jadi
255 3 2 Ms Still Eye
angle
Memberi tahu menu
selanjutnya
256 3 3 Excu Still Eye
angle
Hasil masakkan seleseai
257 3 1 Ms Still Eye
angle
Memberi tahu menu
selanjutnya
258 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memotong mangga
259 3 3 Excu Still Eye Host memotong mangga
124
124
angle
260 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan
mangga kedalam gelas
261 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memotong kiwi
262 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan kiwi
kedalam gelas
263 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan es batu
kedalam gelas
264 3 2 Ms Still Eye
angle
Host menuang air
kedalam gelas
265 3 3 Excu Still Eye
angle
Host menuang air
kedalam gelas
266 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memasukkan sirup
kedalam gelas
267 3 3 Excu Still Eye
angle
Host memasukkan sirup
kedalam gelas
268 3 2 Ms Still Eye
angle
Host memberikan gelas
kepada client
269 3 3 Excu Still Eye
angle
Hasil minuman terkahir
270 3 1 Ks Still Eye
angle
Host mengamperin client
271 3 1 Ks Still Eye
angle
Host penutupan
3. Floor Plan Penata Kamera
125
125
Gambar III.3 Jalan raya
Keterangan :
1. Kamera
2. Chef
3. Cahaya Matahari
Gambar III.4 Teras 1
Keterangan:
1. Talent
3
1
1
2
1
2
126
126
2. Kamera
Gambar III.5 Dapur
Keterangan :
1. Kamera
2. Chef
3. Talent
4. meja
4
2 3
1
1 1
4
127
127
ss
Gambar III.6 Teras 2
Keterangan:
1. Meja
2. Talent
3. Pintu
4. Chef
5. Kamera
3.5 Proses Kerja Penata Suara
1 2 2
4
3
5
128
128
Dalam program televisi dan film mengandung dua unsur yang penting yaitu
gambar dan suara. Kedua komponen ini harus seimbang dan menjadi satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan. Maka dari itu, keberadaan seorang penata suara sangatlah penting
dalam keberhasilan sebuah produksi non drama televisi disamping aspek-aspek lainnya.
Pengaturan suara dalam sebuah program acara ditentukan oleh seorang penata suara.
Penata suara adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas audio secara
keseluruhan selama proses produksi berlangsung.
Menurut Supriyadi, dkk (2014:13) menyatakan bahwa “seorang yang memiliki
kemampuan dan kopetensi dibidang perancangan dan disain suara dan bunyi agar
menghasilkan standar kualitas yang jernih, jelas, seimbang, dan harmoni untuk
kepentingan produksi film dan program”.
Dalam kutipan diatas, penulis menyimpulkan seorang penata suara harus
memahami karakteristik dasar suara seperti frekuensi, amplitudo. Frekuensi adalah
banyaknya geteran perdetik dalam arus listrik yang terus berubah dan Amplitudo
merupakan maksimum dari sebuah gelombong. Selain itu, penata suara juga harus peka
terhadap penyimpangan audio yaitu, distosi dan noise. Distorsi adalah adanya
perubahan yang tidak diinginkan dalam sinyal audio, pada umumnya disebabkan oleh
usaha untuk mendapatkan perekaman tingkat sinyal audio yang terlalu tinggi untuk
peralatan. Sedangkan noise adalah suara yang tidak dikehendaki yang masuk kedalam
audio.
Menurut Latief dan Utud, dkk (2015:132) mengemukakan bahwa “Audioman
atau penata suara adalah petugas yang mengoperasikan peralatan di studio ataupun
diluar studio. Bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh pengoperasian peralatan
audio, baik sifatnya analog maupun digital yang digunakan di lokasi shooting.
129
129
Berdasarkan kutipan ditas, penulis menyimpulkan bahwa penata suara harus
memiliki pengetahuan tentang berbagai karakteristik jenis-jenis fasilitas audio dan
kemampuan dalam mengoperasikan setiap alat yang digunakan, agar penulis dapat
mengatasi permasalahan yang terjadi disetiap lokasi shooting.
Dalam program non drama kuliner “Kejutan Masak” penulis sebagai penata suara
juga mempunyai kewajiban yaitu dalam tahap pra produksi, harus merencanakan dan
menyiapkan sound effect dan instrument yang akan digunakan untuk menekankan
sebuah adegan atau peristiwa tertentu dalam sebuah adegan, baik melalui efek suara
atau alunan music yang dibuat untuk menggambarkan suasana atau atmosfir suatu
tempat kejadian.
3.5.1. Pra Produksi
Dalam proses pra produksi ini penulis sebagai penata suara berdiskusi bersama
dengan tim untuk melakukan penentuan tema dan judul yang akan dijadikan sebagai
karya non drama televisi tugas akhir, setelah berdikusi penulis bersama dengan tim
menyatukan ide-ide cerita yang telah didapatkan pada tahap pra produksi. Dengan
kesepakatan bersama dengan tim, sepakat untuk membuat program non drama kuliner
berjudul “Kejutan Masak”. Dengan kategori program yang diberikan berupa informasi
dan hiburan yang ditujukan untuk usia remaja hingga dewasa. Penulis sebagai penata
suara harus memahami segala bentuk suara yang akan digunakan sesuai dengan scenario
yang telah dibuat.
Menurut Kusumawati, dkk (2017:127) menyatakan bahwa “pra produksi adalah
memahami dan mendalami naskah yang akan diproduksi. Pemahaman ini dimaksudkan
untuk mengetahui dan mencari apa yang harus direkam dan apa yang harus dibuat sound
effect nya pada saat produksi.
130
130
Dari kutipan di atas, penulis menyimpulkan penata suara berdiskusi bersama tim
untuk melakukan bedah naskah atau berdiskusi agar mengetahui kebutuhan suara dalam
setiap segment. Kemudian penulis sebagai penata suara memaparkan secara teknis dan
non teknis dari apa yang ada dalam naskah, melakukan hunting lokasi untuk
mendapatkan gambar, suasana hunting ini di maksud untuk perencanaan blocking audio
sound effect serta atmosfir lokasi, mendata peralatan teknis dan kelengkapannya yang
dibutuhkan untuk perekaman suara di lokasi.
Menurut Latief dan utud (2015:132) menyatakan bahwa “seorang penata suara
menyiapkan, menempatkan, dan menginstalasi sistem audio”.
Penulis selaku penata suara dalam tahap pra produksi atau perencanaan adalah
semua kegiatan di mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan
pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra
produksi antara lain penuangan ide (gagasan) ke dalam outline, penulisan script atau
skenario, storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar,
production meeting, technical meeting, pembuatan dekor dan perencanaan lain yang
mendukung proses produksi dan pasca produksi.
Dalam tahap ini penulis sebagai penata suara bekerja sama dengan tim dari tahap
pra-produksi. Dimulai dengan berdiskusi dengan tim untuk membuat konsep dan desain
suara dari naskah. Penulis membantu editor untuk menentukan konsep backsound,
musik, serta ilustrasi yang akan dipakai di program acara.
Penulis membuat dan mempunyai bayangan konsep musik seperti apa yang ingin
digunakan. Penulis juga membuat daftar peralatan-peralatan yang akan digunakan saat
produksi. Kemudian ikut serta dalam kegiatan hunting lokasi, bertujuan mendapatkan
gambaran tentang suasana, hunting ini dimaksudkan untuk melihat perencanaan
blocking audio, perekaman sound effect dan atmosphere suasana di sekitar lokasi yang
131
131
akan di gunakan serta untuk mengetahui gangguan-gangguan suara yang tidak di
inginkan yang ada di lokasi tersebut. Setelah itu penata suara menetukan konsep teknik
perekaman suara di lapangan, lalu menentukan kebutuhan alat perekaman dan
keamanan alat yang akan digunakan di lapangan.
3.5.2. Produksi
Dalam tahap produksi, penulis sebagai penata suara sebelumnya telah
melakukan tahap pra produksi bersama tim untuk memikirkan konsep secara matang.
Agar pada saat produksi dapat berjalan dengan matang sesuai dengan konsep yang telah
dibuat pada saat pra produksi. Dan dalam tahap produksi, penulis sebagai penata suara
memiliki peran yang sangat penting dalam segala aspek yang berhubungan dengan
perekaman suara dan bertanggung jawab atas hasil rekaman suara yang dihasilkan.
Menurut Kusumawati (2017:128) hal-hal yang harus dilakukan seorang penata
suara dalam produksi yaitu:
a. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk perekam suara dan
sound effect sesuai dengan script dan scene yang akan diproduksi,
b. Mengoperasikan perlengakapan peralatan audio dengan baik dan benar agar didapat
hasil yang memuaskan,
c. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan sutradara dan kru teknis yang lain agar
tidak terjadi kesalah pahaman,
d. Menguasai secara teknis setiap peralatan audio yang dipakai dan selalu bersiap jika
terjadi gangguan teknis,
e. Melakukan perekaman di lokasi (real sound), Melakukan perekaman dam pembuatan
sound effect,
132
132
f. Menyeleksi lokasi berdasarkan faktor akustik,
g. Mengurangi dan menghapus sound yang tidak diperlukan,
h. Mengatur tinggi rendahnya level audio yang terekam.
Berdasarkan kutipan diatas seorang penata suara harus menyiapkan bahan-bahan
tersebut agar dapat berjalan dengan baik.
Pada saat produksi, penulis sebagai penata suara melakukan perekaman suara
yang baik, agar menghindari suara yang tidak diinginkan atau noise ikut terekam pada
saat produksi. Serta menjaga suara yang terekam sesuai dengan moodface host pada saat
digambar. Jarak mic atau clip-on dengan host tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat,
agar suara yang dihasilkan tetap stabil dan sesuai dengan yang diinginkan. Penulis juga
selalu melihat kondisi lokasi shooting pada saat perekaman suara, untuk meminimalisir
terjadinya noise atau suara host lebih kecil dibandingkan dengan suara dari luar atau
suara yang tidak diinginkan, mengingat lokasi shooting dilakukan di tempat terbuka
(outdoor). Seorang penata suara mulai mempersiapkan kembali alat-alat yang akan
digunakan pada saat produksi.
Peralatan yang digunakan oleh penulis saat produksi adalah clip on, headphone,
handrecorder. Saat dalam produksi ini clip on yang digunakan adalah Sennheiser G3,
clip on ini disiapkan dan digunakan untuk mengambil dialog antara host maupun saat
host sedang berbicara, clip on ini digunakan juga untuk mengambil atmosphere sekitar.
Handrecorder yang digunakan adalah Zoom H6n, ini di gunakan untuk merekam suara
yang di salurkan oleh clip on maupun mengatur suara agar tetap stabil. Penggunaan
headphone dalam produksi ini adalah sebagai media untuk mendengarkan hasil suara
yang di hasilkan. Seorang penata suara juga harus berkordinasi kepada seluruh bagian
dalam team agar mendapatkan hasil suara yang maksimal. Penata suara juga harus
133
133
bisa mengendalikan suara-suara yang tidak di inginkan pada saat dialog dalam
setiap segmentasi.
3.5.3. Pasca Produksi
Pada tahap pascaproduksi penulis sebagai penata suara bersama rekan lainnya
melihat hasil video yang sudah di capture dan akan masuk ke tahap edit, dan penulis
memberikan musik, dan ilustrasi musik kepada editor sesuai dengan yang diperlukan
untuk dimasukkan didalam video, dan mendampingi editor dan sutradara dalam proses
edit. Selain itu penulis juga membuat laporan kerja.
Menurut Kusumawati (2017;129) tugas dari seorang Penata Suara pada saat
Pascaproduksi adalah:
a. Mendampingi editor untuk memilih audio yang tepat,
b. Membantu editor untuk memilih dan menempatkan pemisahaan antara soundeffect
dan sumber suara asli,
c. Membantu editor untuk menempatkan backsound,theme song dan scoring music yang
tepat,
d. Menganalisa hasil akhir gambar,
e. Mengevaluasi hasil perekam suara.
Berdasarkan kutipan diatas, penulis menyimpulkan seorang penata suara
menuangkan konsep music scoring yang telah menjadi bayangan pada saat pra produksi
dan membuat efek yang akan di gunakan juga, serta bertanggung jawab atas
keseluruhan hasil suara.
134
134
3.5.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Suara
Dalam pembuatan program acara ini, seorang penata suara mempunyai peran
dan tanggung jawab pada saat praproduksi, produksi maupun pasca produksi. Penulis
bertanggung jawab untuk menyiapkan konsep maupun alat-alat audio yang akan
digunakan pada saat produksi dan bertanggung jawab juga terhadap seluruh peralatan
yang digunakannya pada saat produksi.
Penata suara bertanggung jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis
maupun non teknis, memahami instalasi jaringan distribusi audio secara teknis
dan dapat mengatasi apabila terjadi gangguan, mengatahui karakter mic dan
peralatan audio yang lainnya dan mempersiapkan peralatan audio sesuai dengan
yang dibutuhkan, berkordinasi dengan program director atau producer dan rekan
kerja yang lain selama proses produksi program televisi berlangsung,
mengoprasikan mixer audio dengan baik dan profesional. Penulis bertanggung
jawab untuk menyiapkan konsep maupun alat-alat audio yang akan digunakan
pada saat produksi dan bertanggung jawa juga terhadap seluruh peralatan yang
digunakannya pada saat produksi. Penulis sangat berusaha semaksimal mungkin
agar mendapatkan hasil suara rekaman yang baik dan jelas, meminimalisirkan
suara noise yang ada di sekitar. Pada saat produksi pun penulis bekerjasama
dengan penyunting gambar dan sutradara untuk mendengarkan hasil rekaman
yang dihasilkan, pada saat pasca produksi penulis pun membantu penyunting
gambar untuk memasukan backsound, music, dan music instrumen. (Kusumawati,
dkk 2017:126-127).
Dari kutipan di atas, penulis menyimpulkan seorang penata suara bertanggung
jawab terhadap kualitas suara yang di hasilkan serta bisa mengatasi masalah yang terjadi
pada suara yang ada. Seorang penata suara juga bertanggung jawab terhadap
keseluruhan peralatan audio yang digunakannya pada saat produksi, dan berusaha
semaksimal mungkin terhadap hasil rekaman agar terdengar jelas dan sangat baik.
Peran dan tanggung jawab penata suara secara garis besar. Membuat konsep
penata suara, berkonsultasi dengan sutradara tentang penataan suara yang baik untuk
diambil, survey lokasi bersama tim, menyiapkan alat – alat apa saja yang dibutuhkan
untuk proses produksi, memeriksa peralatan apakah dalam kondisi baik atau tidak
sebelum dan sesudah shooting, melakukan pengambilan suara sesuai konsep,
135
135
memperoleh suara dengan jelas baik itu suara host dan reporter, maupun pada saat
wawancara, yang sesuai dengan naskah, menjaga audio agar suara yang dihasilkan
layak dan tidak terjadi noise, menjaga keselamatan peralatan dan yang berhubungan
dengan pengambilan suara, mendampingi editor bersama sutradara untuk membuat
ilustrasi musik, back sound dan sound effect pada tahapan edit.
3.5.5. Proses Penciptaan Karya
Dalam proses produksi ini yang merupakan Tugas Akhir (TA), penulis berperan
sebagai penata suara. Dalam produksi yang berjudul “Kejutan Masak” ini, segala hal
yang berkaitan dengan suara merupakan tanggung jawab penulis. Dalam sebuah
program non-drama televisi , suara memiliki peranan penting yang dapat mendukung
gambar yang ditampilkan dan menyampaikan informasi yang tidak dapat disampaikan
melalui gambar saja serta memperkuat adegan dengan adanya suara seperti voice over,
backsound, sound effect dan volley. Oleh karena itu, keberadaan seorang penata suara
sangatlah dibutuhkan dalam sebuah produksi program non-drama televisi.
Penulis sebagai penata suara, berusaha mencoba dengan kemampuan yang penulis
miliki, dan segala keterbatasan baik teknik maupun non teknis. Penulis berusaha
semaksimal mungkin agar program don-drama televisi ini menjadi sesuai dengan apa
yang diharapkan. Penulis sebagai penata suara dalam program non-drama televise
kuliner “Kejutan Masak” berusaha agar suara yang dihasilkan pada saat rekaman
berlangsung mulai dari host, narasumber serta backsound yang diberikan dapat didengar
dan dinikmati serta diterima masyarakat dengan baik.
a. Konsep Kreatif
Penulis membayangkan Konsep Kreatif yang akan di gunakan pada pengisi suara
atau musik yang akan di gunakan dengan referensi dari youtube yang berkesan fun
dalam setiap segmennya, dalam konsep kreatif ini penulis membuat karya ini dengan
136
136
konsep suara music atau instrument yang dapat memanjakkan telinga penonton selain
itu ditambahkan dengan instrumen yang sedikit cepat untuk membuat penonton menjadi
semangat, dan juga membuat penonton tidak jenuh pada saat menonton.
Pada saat produksi dan sesudah produksi penulis membuat Voice Over (VO)
untuk mengisi alur cerita dan menjelaskan lokasi. Penulis juga menambahkan beberapa
backsound, ilustrasi musik dan sound effect. Memanjakan telinga penonton selain itu di
tambahkan dengan instrumen yang sedikit cepat untuk membuat penonton menjadi
semangat, dan juga membuat penonton tidak jenuh pada saat menonton.
b. Konsep Produksi
Pada tahap produksi di program kuliner “Kejutan Masak” ini, penulis sebagai
penata suara, bekerja sama dengan sutradara dan penulis naskah serta penata kamera
untuk membicarakan konsep yang akan digunakan, agar pada saat produksi tidak terjadi
kesalahan. Untuk konsep itu sendiri penata suara menambahakan back sound maupun
sound effect.
Dalam konsep produksi penulis membuat karya non drama televisi ini, penulis
hanya fokus kepada jobdesknya yaitu penata suara. Penulis mengikuti dalam hunting
lokasi untuk menentukan konsep teknis yang akan di gunakan pada saat produksi.
Setelah itu penulis merencanakan kebutuhan apa saja yang paling sesuai dan cocok
digunakan pada saat di lokasi. Konsep yang digunakan pada saat produksi penulis
menggunakan clip on dan zoom untuk perekaman suara dan membuat VO untuk
mengisi dan memperindah tampilan visual.
Saat shooting penata suara melakukan tugasnya sebagaimana yaitu melakukan
perekaman suara dari host maupun narasumber. Penulis sebagai penata suara bekerja
sama dengan editor untuk menentukan musik maupun instrument dan atmosphere yang
akan digunakan sehingga menghasilkan suara yang baik dan jelas sehingga sesuai
137
137
dengan program acara yang diinginkan oleh pengarah acara. Sebagai penata suara dalam
pemasangan clip on dan peralatan lainnya sebelumnya sudah diatur dengan tingkat
sensitifnya agar terdengar baik tanpa adanya noise.
c. Konsep Teknis
Konsep Teknis dalam penata suara menggunakan dua buah clip on Sennheiser
Ew 100-eng G3 yang dipasangkan untuk Host dan narasumber Penggunaan clip-on ini
bertujuan untuk merekam suara pada saat melakukan wawancara dengan narasumber,
clip on di gunakan sebagai media penyaluran suara. Untuk media perekaman dan untuk
narasumber penata suara menggunakan Hand portable recorder Zoom H6N dengan
kualitas cukup baik sehingga perekaman suara dapat menangkap suara semuanya
dengan kualitas baik.
Sehingga mendapatkan sumber suara yang diharapkan sehingga perekaman
suara dapat sempurna dan terhindar berbagai noise. sedangkan mic untuk merekam
atmosphere yang ada disekitar lokasi shooting menggunakan rode alasan pemilihan
rode dan clip- on, penulis melihat dari sisi teknisnya yaitu audio yang dihasilkan cukup
baik.
3.5.6. Kendala Produksi Dan Solusi
Kendala dalam proses produksi acara program kuliner “Kejutan Masak” tentu
saja penulis juga mendapatkan solusi dari kendala tersebut.
1. Pada saat tim akan melakukan produksi terjadi kendala yang cukup mengganggu
yaitu hujan yang mengakibatkan noise pada saat melakukan produksi, solusinya pada
saat proses akhirnya tim sepakat melakukan pemberhentian untuk sementara agar noise
tidak terlalu terdengar jelas dalam video.
138
138
2. Antena wireless clip on yang sudah mulai renggang dan sedikit terbuka menyebabkan
frekuensi yang kadang suka hilang dan sedikit merusak suara, solusinya penulis
mencoba menutupinya dengan solasi hitam agar menutupinya dan tetap kencang.
139
139
3.5.7 Lembar Kerja Penata Suara
1. Konsep Penata Suara
2. Spesifikasi kebutuhan Audio
3. Laporan Penata Suara
140
140
3.5.7 Lembar Kerja Penata Suara
1. Konsep Penata Suara
Dalam karya tugas akhir, penulis beserta tim membuat sebuah program acara
kuliner yang berjudul “Kejutan Masak”. Program televisi dan film mengandung dua
unsur yang penting yaitu gambar dan suara. Kedua komponen ini harus seimbang dan
menjadi satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan.
(Kusumawati dkk 2017:123). “Audio berarti "suara" atau "reproduksi suara".
Suara adalah bentuk energi akustik. Secara khusus, mengacu pada rentang frekuensi
yang dapat di deteksi oleh telinga manusia sekitar 20Hz sampai 20kHz".
Penata suara berusaha dengan maksimal untuk membuat karya non drama
televisi ini menjadi lebih menarik dan sesuai dengan apa yang di inginkan memberikan
sebuah karya non drama televisi dengan konsep audio yang fun di setiap segment untuk
menarik penonton dan penataan suara yang sangat baik. Perekaman suara menggunakan
cara direct sound yaitu perekaman suara langsung pada saat shooting sehingga suara
yang terekam akan mencerminkan mood host yang diperkuat oleh gambar dan suasana.
Suara-suara natural atau atmospher juga sangat memperkuat dan mempertegas suasana
serta setting waktu pada setiap segment.
Perekaman suara dilakukan dengan sebaik mungkin dan diusahakan agar
terhindar dari berbagai noise Untuk perekaman penulis memakai clip on Sennheiser G3
dan Zoom H6N. Penulis menggunakan clip on karena suara terfokus dan jelas terdengar
saat shoot host maupun narasumber yang sedang memberikan penjelasan. Penulis
memakai zoom H6N karena penulis ingin mengambil suara atmosphere di lingkungan
lokasi shooting dan untuk menyimpan data perekaman saat shooting. Dalam setiap
141
141
segmen penulis memberikan audio dengan musik dan instrumen yang berkonsep
moderen dan gembira dilihat dari segi alur cerita dan lokasi shooting yang digunakan.
2. Spesifikasi Kebutuhan Audio
Gambar III.7 BoomMic Sennheiser MKH-416
Boom Mic Sennheiser MKH-416
Penerima tekanan gradient dengan tabung interferensi pendek
Hypercardioid pada frekuensi rendah dan sedang
Diatas 2kHz mendekati pola.
142
142
Gambar III.8 Zoom H6N
Audio Recording : TASCAM DR680-MKII atau Zoom H6N
Miclnput gain (PAD ON) : -00 to 35.5 Db
MicInput Impedance : 1.8k or more
MicMax input level : +22 dBu (PAD ON)
MicPhantom power : +12V /+24V /+48V (Phantom power can be turned
on/off independently for Inputs 1-4)
143
143
Gambar III.9 Sennheiser G3
Wireless Clip On : Sennheiser G3
Pemancar dan penerima Transmit /menerima Frekuensi :1680
Switching bandwidth yang: 42MHz
Puncak Deviasi kHz : Up to 12
Compander : HDX Frekuensi Respon (Mikrofon) THD pada 1 kHz
Audio Cable : XLR to XLR 15
144
144
3. Laporan Penata Suara
TABEL III. 10 LAPORAN PENATA SUARA
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Durasi : 24 Menit Penata Suara : Rendhy
No Segmen Script Equipment Atmos
phere
Volley Music
1 1 Bumper Instrument
2 1 Host sedang berbicara
dan menuju rumah client
Clip on
Dan
Zoom h6n
3 1 Pemirsa kejutan masak/
hari ini kita akan
mendatangi salah satu
rumah client kita yaitu
namanya eka/ dia adalah
salah satu mahasiswa
universitas di jakarta//
dia pengen bikin kejutan
untuk ibunya yang
tercinta/ yuk kita mulai
masak yuk //
Clip on dan
zoom h6n
4 1 Host berjalan masuk
keteras rumah client dan
menggetuk pintu
Boom mic
Clip on
5 1 Chef
Nah/ apa kabar nih eka ?
Clip on zoom
h6n n
Instrument
145
145
//
6 1 Eka
Baik chef baik // gimana
perjalanan kemari ?//
Clip zoom
h6n on
Instrument
7 1 Chef
Perjalanannya tadi
sempet nyasar kita dikit
aja//
Clip on
Zoom h6n
Instrument
8 1 Eka
Oh iya/ gimana kalo kita
langsung ke dapur aja//
Clip on dan
zoom h6n
9 1 Chef
Ok siap/ langsung ke
dapur yuk//
Clip on dan
zoom h6n
10 1 Ext. Teras rumah – siang Clip on dan
zoom h6n
11 1 Vt eka
Halo nama saya eka/ saya
sengaja mengundang tim
kejutan masak dan chef
lucky untuk kerumah
karena saya ingin
memberikan kejutan
masak kepada ibu saya//
ibu saya sosok yang
sangat baik dan luar biasa
maka dari itu saya ingin
membalas kebaikan ibu
saya dengan memberikan
kejutan masak yang
istimewah yang di bantu
oleh chef lucky// jadi
Clip on dan
zoom h6n
146
146
chef lucky salah satu chef
favorit ibu saya/ jadi ibu
saya suka banget sama
yang nama nya nasi
goreng dan berbagai
olahan daging ayam/ di
manapun saya dan ibu
saya makana ibu saya ga
pernah lewatin salah satu
makan an favoritnya/ oh
iya kenapa chef lucky
karna saya sendiri ga
paham sama namanya
masak memasak jadi di
sini saya itu bukan cuma
memberikan kejutan aja
tapi saya juga belajar
memasak//
12 1 Int. Dapur - siang
Host
Nah pemirsa kita udah
sampe nih di dapurnya
mas eka/ sekarang kita
mau masak// tapi aku ada
pertanyaan dulu nih/
kenapa rumah loh kok
sepi banget ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
13 1 Eka
Iya nhi chef kebetulan
lagi pada pergi/ ibu pergi
dari pagi shi//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
14 1 Chef Boom mic
147
147
Dari pagi pergi jadi lagi
keluar yaa/ jadi pas
banget nih sebenarnya
waktunya buat kita bikin
kejutan buat ibu// oke nih
sekarang aku mau tanya
ibu itu suka masakan apa
?//
Clip on dan
zoom h6n
15 1 Eka
Ibu itu paling suka nasi
goreng sama olah olahan
daging ayam shi chef//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
16 1 Chef
Oh oke/ berarti udah di
siapin ya daging ayam
terus abis itu buat nasi
goreng udah ada yaa nasi
semua nya udah ada yaa//
makanan pembuka aku
mau bikin sesuatu yang
spesial//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
17 1 Eka
Spesial ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
18 1 Chef
Jadi ada kurma kan ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
19 1 Eka
Kurma? Ada//
Clip on dan
zoom h6n
20 1 Chef
Udah di sediain soalnya
Clip on dan
zoom h6n
148
148
kurma nya jadi pasti udah
ada kurmakan//
21 1 Eka
Saya selalu nyetok di
rumah soalnya//
Clip on dan
zoom h6n
22 1 Chef
Oke/ nah aku mau bikin
bakwan kurma//
Clip on dan
zoom h6n
23 1 Eka
Bakwan kurma ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
24 1 Chef
Iya/ bakwan kan biasa
nya apa nama nya
sayuran atau udang nah
sekarang kita ganti/
semua itu kita keluarin
kita kasih kurma//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
25 Eka
Kurma ? Kaya nya enak
deh
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
26 1 Chef
Mau coba kan ? Oke kita
mulai aja ya
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
27 1 Eka
Langsung aja deh chef
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
28 1 Chef Boom mic
149
149
Oke sip// disini/ nah ini
tepung bakwan ya/
tepung bakwan kita kasih
air dikit dulu //
Clip on dan
zoom h6n
29 1 Eka
Ga full chef air nya ?
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
30 1 Chef
Engga usah/ gausah full
kita aduk dulu/ kamu
aduk dulu nih buat bikin
rata/ aku potong potong
si kurma nya//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
31 1 Eka
Ini aduk nya ada cara
khusus atau gimana gitu
?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
32 1 Chef
Engga/ aduk aja aduk nya
rata jadi adonan aja dia
pokok nya//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
33 2 Eka
Oh iya chef untuk kurma
nya cara potong nya
gimana ya ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
34 2 Chef
Nah sebenernya kurma
itu cara motong nya
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
150
150
gampang juga/ bijinya
aja yang penting di
keluarin dulu//
35 2 Eka
Bijinya ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
36 2 Chef
Iya kurma kan ada bijin
nya/ jadi biji kurma nya
di keluarin dulu baru kita
potong potong dalem
kurman nya/ udah pernah
bikin bakwan belum?/
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
37 1 Eka
Belom sama sekali//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
38 1 Chef
Belom sama sekali/ tapi
udah pernah liat adonan
nya belom ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
39 1 Eka
Pernah/ pernah sedikit
nah itu jadi adonan nya
seperti itu terus ini pake
kurma aja gak pake
sayuran nya lagi ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
40 1 Chef
Gak pake/ kan kita
bikinnya manis
bakwannya// gak pernah
kan makan bakwan
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
151
151
manis kan ?//
41 1 Eka
Terus kalo manis pake
apa ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
42 1 Chef
Ga usah pake apa – apa/
pake teh pake kopi itu
juga enak//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
43 1 Eka
Berarti ini adonannya
manis juga ya chef ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Suara
motor
Instrument
44 1 Chef
Manis juga pake kurma//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Suara
motor
Instrument
45 1 Eka
Bakwan kurma ini chef
dapet ide dari mana ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
46 1 Chef
Bakwan kurma ini
sebenernya aku pernah
bikin waktu ada di acara
buka puasa juga/ terus
dia minta di bikinin
makanan pembuka tapi
pake bahannya tepung
bakwan//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
47 1 Eka
Tepung bakwan ?//
Boom mic
Clip on dan
Instrument
152
152
zoom h6n
48 1 Chef
Iyatepung bakwan/ karna
bingungkan mau bikin
apaan akhirnya bikin
bakwan manis/ bakwan
manis pake kurma// nah
ini kan udah di aduk ya/
adonannya kurmanya
juga udah masuk/ terus
abis ini kita goreng//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Suara
adonan
Instrument
49 1 Eka
Lagsung goreng//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
50 1 Chef
Nah sebelum goreng kita
pake dulu nih/ kita pake
apron dulu/ ya pake/ nah
balik kanan/ dah//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
51 1 Eka
Sip udah nih ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
52 1 Chef
Udah goreng/ siap ya//
meledak gak ? Gak kan
?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
53 1 Eka
Enggak
boom mic
Clip on dan
zoom h6n
54 1 Chef Boom mic
153
153
Yaudah hehe/ udah
balik//
Clip on dan
zoom h6n
55 1 Eka
Ini aduk aja ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
56 1 Chef
Balik// liat dong kan
warnanya udah coklat/
warnanya udah coklat//
nah ini balik/ nah kan
gak kebalik/ tuh balik//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
57 1 Eka
Ini juga ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
58 1 Chef
Iya dong semua//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
59 1 Eka
Ini buat matengnya
ngetarainnya gimana chef
?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
60 1 Chef
Ngetarainnya dari
warna//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
61 1 Eka
Warna ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
62 1 Chef Boom mic
154
154
Iya/ jadi kalo warnan nya
udah kuning ke coklatan
gitu berarti udah mateng/
langsung diangkat aja//
Clip on dan
zoom h6n
63 1 Eka
Ini udah mateng berarti
?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
64 1 Chef
Udah mateng/ nah sip
taro sini// nah untuk
makanan pertama
langsung aja kita sijiin
dipiring saji ya//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
65 1 Eka
Piring saji ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
66 1 Chef
Iya langsung//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
67 1 Eka
Ok udah ketara nih
aromanya ya chef//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Langka
h kaki
68 1 Chef
Manis-manis gitukan kan
?// menu pertama udah
selesai/ kita langsung ke
menu ke dua//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
69 Segment 2 : chef Boom mic Langka
155
155
memasak didapur
Clip on dan
zoom h6n
h kaki
70 2 Chef
Nih buat yang masakan
ke dua/ kan tadi minta
nya suka ayam sama nasi
goreng//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
71 2 Eka
Iya//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
72 2 Chef
Ok jadi sekarang/ nasi
goreng nya gua masukin
kedalam ayam/ hehe jadi
kita bikin nasi goreng
dulu terus kita masukkan
ke ayam nya/ terus
ayamnya kita masak//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
73 2 Eka
Oh gitu/ namanya apa
chef ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
74 2 Chef
Namanya itu adalah
chicken wings with fride
rice// sayap ayam kita
ambil dan kita keluarin
tulang yang
belakangnya// jadi tulang
yang panjangnya ini kita
keluarin jadi caranya,
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
156
156
kita potong aja/ jadi
kulitnya ini gak boleh
sobek// tarik kebawah
kita copot tulangnya//
udah jadi ada kantongnya
ya//
75 2 Eka
Oh iya//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
76 2 Chef
Udah ada kantongnya tuh
ya// nanti bisa di isi sama
nasi goreng terus kita
tutup// kita akan bikin
nasi gorengnya dulu// ok
siapin// ibu kamu suka
pedes ga ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
77 2 Eka
Kebetulan ibu saya suka
banget sama pedes//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
78 2 Chef
Ok bawang bombai//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
79 2 Eka
Buat bawang satu porsi
nasi goreng berapa chef
?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
80 2 Chef
Gausah terlalu banyak
Boom mic
Clip on dan
157
157
yang ini kita pake
seperempatnya aja//
nyalain kompornya//
zoom h6n
81 2 Eka
Ok sip// ini langsung
tumis semua ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
82 2 Chef
Iya tumis semua// kamu
tumis saya akan siapin
semua bumbu-
bumbunya//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
83 2 Eka
Di tumis juga chef ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
84 2 Chef
Iya di tumis juga// kamu
tumis itu aja dulu//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
85 2 Eka
Ok/ untuk tumis kita ga
perlu bumbu-bumbu lagi
ya chef// cuma nasi aja
yang digoreng//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
86 2 Chef
Iya gak perlu/ bikin
lubang yang besar//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
158
158
87 2 Eka
Lobang//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
88 2 Chef
Nah kaya gini/ karna mau
masuk telor// kita
masukin telor// langsung
diaduk jadiin cincang
semua//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
89 2 Eka
Cincang ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
90 2 Chef
Udah cincang/ nah
telornya dulu diancurin//
paprikannya kita masukin
ok/ ini aduk terus sampe
rata bener-bener
bumbunya masuk/ baru
kita pinggirin// sekarang
aku bukin bumbu untuk
ayam//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
91 2 Eka
Untuk apa chef ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
92 2 Chef
Bikin sausnya// saus
ayam// masukan saus
tomat diaduk-aduk//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
93 2 Eka Boom mic
159
159
Emang beda ya sam saus
tomat ?//
Clip on dan
zoom h6n
94 2 Chef
Beda saus/ karna saus
tomat beda dengan saus
ini// karna kan tomat
pure/ jadi ini cuman
tomat aja//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Instrument
95 2 Eka
Murni ya chef ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
96 2 Chef
Iya// nah itu kayanya
udah// matiin apinya
pinggirin sebelah sana
dulu// terus kita tumis
dulu//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
97 2 Eka
Itu apa, itu apa chef ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
98 2 Chef
Ini adalah wije//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
99 2 Eka
Wijen//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
10
0
2 Chef
Ini ditumis dikeluarin
rasanya jadi lebih
aromanya/ minyaknya di
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
160
160
keluarin dulu// iya gitu,
udah taro situ//
10
1
2 Eka
Oh udah//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
10
2
2 Chef
Di pinggirin/ nah
sekarang kita bikin
ayamnya// ok ini ayam/
nasi goreng taro sini//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
10
3
2 Eka
Ok chef//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
10
4
2 Chef
Nah ini ayamnya//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
10
5
2 Eka
Yang tadi di keluarin ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
10
6
2 Chef
Nah ini ada lobang nih//
kita ambil nasi
gorengnya kita masukin
ke dalam// masukin pake
tangan juga gapapa/ kita
tutup//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
10
7
2 Eka
Pake ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
10 2 Chef Boom mic
161
161
8 Tusuk gigi/ nah ini udah
seperti ini/ kamu tolong
bikinin lagi dulu// ok ini
yang terakhir nih
kayanya/ abis ini kita
panasin juga//
Eka
Ok sip
Clip on dan
zoom h6n
10
9
2 Chef
Kita masukan sayap
ayamnya// jadi di nyalain
dulu kompornya// tunggu
dia benar-benar panas//
abis itu masukin
sayapnya// pertama kita
masukkan yang kulitnya
banyak/ ok cukup pas
semuanya ini boleh
dipegang// nah saya kasih
sausnya//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
11
0
2 Eka
Oh langsung//
Chef
Iya langsung/ balik//
Eka
Oh langsung di balik ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
11
1
2 Chef
Kita kasih bumbu lagi
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
Eka
162
162
Ini dari wijen ini ya chef
muncrat-muncratnya//
11
2
2 Chef
Muncrat-muncratnya dari
minyak//
Eka
Minyak ? Kira-kira
berapa menit untuk
matengnya ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
11
3
2 Chef
Iya/ kurang lebih 5
sampai 8 menit// ok abis
ini kita tambahin air
sedikit//
Eka
Jadi ini berapa banyak
chef untuk airnya ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
11
4
2 Chef
Dikit aja gausah banyak-
banyak karna kita cuma
mau buat dia bener-bener
mateng// ok ditutup
sebentar// nah udah
mateng// tuh baunya
keciumkan// langsung
kita platting//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
11
5
2 Eka
Oh langsung disajiin chef
Abis ini tambahin air
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
163
163
sedikit// eka
Ini berapa banyak chef
untuk air?
11
6
2 Chef
Dikit aja /kita cuma buat
bantu dia jadi biar bener-
bener matang//kita
tunggu sebentar kecium
kan ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
11
7
2 Eka
Oh iya//
Chef
Langsung kita sajiin aja//
chef
Ini adalah apa tadi naman
ya? Chicken wings with
fride rice//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
11
8
2 Chef
Nah permirsa kalo
misalnya bisa/ tadikan
masakan nya agak sedikit
rumit tapi sebenernya
simple banget/ nah ini
bisa di coba dan di
rasakan di rumah abis ini
kita mau ada satu
masakan lagi//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
164
164
11
9
2 Eka
Masih ada ?//
Chef
Masih ada satu lagi/kita
akan masak pasta//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
12
0
3 Segment 3
Int. Dapur - sore chef
Yang terakhir ini yaa/
kita bakalan masak
pasta// nah pertama cara
masak pasta/ tips nya
buat masak pasta adalah
air nya harus mendidih
lalu kasih garam//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
12
1
3 Eka
Di kasih garem ?//
Eka
Eh garemin dulu yaa chef
?//
Chef
Iya di garemin dulu/ di
masukin pastanya//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
12
2
3 Chef
Nah banyak banget yang
bilang bahwa pasti
dikasih minyak biasanya
itu bakalan nempel/
sebenernya ada caranya
biar gak nempel itu
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
165
165
adalah di aduk/ jadi
sambil masak diaduk biar
gak nempel//
12
3
3 Eka
Abis ini pake apa aja
chef ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
12
4
3 Chef
Kita pake yang pertama
bawang bombay//
Eka
Oh ini bawang
bombaynya lebih banyak
ya chef ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
12
5
3 Chef
Lebih banyak/ masakan
pasta yang di utamakan
adalah bawang bombay
sama bawang putih/ nah
sekarang kita tuang
minyak olive oil//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
12
6
3 Eka
Kenapa gak minyak biasa
aja chef ?//
Eka
Olive oil itu jauh lebih
sehat lalu kita masukan
bawang bombai nya kita
potong bawang putih nya
kita masukan bawang
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
166
166
putih nya sambil diaduk//
12
7
3 Chef
Hampir sama kaya bikin
nasi goreng tadi//
Eka
Pake paprika ya chef ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
12
8
3 Chef
Iya/ kita tambahin lagi
daging/ jadi kita kasih
ayam// ini ayam nya kita
pake yang paha atas//
Eka
Ini pasta nya chef sampai
berapa menit ?//
Chef
Untuk pasta kerang ini
sebelas menit//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
12
9
3 Chef
Kita masukan ayam aduk
sampai rata/ setelah itu
kita masukan lagi//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
13
0
3 Eka
Apa itu chef ?//
Chef
Ini keju yang gampang
cair
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
13
1
3 Eka
Tekstur nya kaya
mentega ya chef/ nama
kejunya sendiri apa ini
chef ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
13 3 Chef Boom mic
167
167
2 Kaya cream cheese/ kita
tambahin tomat/ kita
tambahin susu//
Eka
Berapa banyak chef susu
nya ?//
Chef
Gausah banyak-banyak
tergantung tempatnya//
Clip on dan
zoom h6n
13
3
3 Chef
Tolong di lihat itu
pastanya udah mateng//
yang ini kita matiin dulu/
pastanya di ambil terus
langsung di masukin
kesini// tirisiin yang
bener-bener karna pasta
kerang ini nyimpen air//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
13
4
3 Eka
Semuanya nih chef ?//
Eka
Kalo keju biasa chef ?//
Chef
Keju biasa bisa tapi yaitu
yang gampang meleleh//
Eka
Di aduk ?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
13
5
3 Chef
Jangan di aduk lagi kalo
kaya gini udah selesai/
sekarang kita tutu chef
Nah di lihat udah meltet
kan/ udah siap berarti/
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
168
168
udah siap// lalu kita kasih
ijo-ijo//
P//
13
6
3 Eka
Buat tampilannya ya chef
chef
Abis itu di sini ada
tomat/ kita kasih tomat
juga//
//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
13
7
3 Eka
Jadi penyajiannya
langsung disini chef ?//
Chef
Udah langsung aja/
gausah di piring lagi gitu/
nah udah kita matikan//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
13
8
3 Chef
Udah kita matiin api nya/
terakhir masakan kita
terakhir selesai//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
13
9
3 Chef
Tadi pertama kita ada
bakwan kurma/ terus
yang kedua ada chicken
wings with fride rice
terus yang ke tiga ini
chicken pasta/ abis ini
kita masih ada satu lagi
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
169
169
jadi masih ada es buah//
Eka
Oh/ minumannya ya chef
?//
14
0
4 Chef
Ok/ buat yang terakhir ini
kita buat minumannya
kita buat es buah//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
14
1
4 Eka
Segerya biar pas//
Chef
Ok/ ini kita ada mangga/
buah kiwi
Eka
Sama di potong-potong
?//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
14
2
4 Chef
Kita kasih es batu/ kita
kasih air terus sirupnya//
Chef
Nah ini udah jadi sirup
buah nya kita taro di
depan/ abis itu kita
tunggu ibu dateng biar
bisa langsung makan/ ok
siap//
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
14
3
4 Ext. Teras rumah -
malam
Closing segment
Boom mic
Clip on dan
zoom h6n
170
170
Nah permirsa udah
liatkan tadi serunya/
gimana diacara kejutan
masak di episode kali ini/
nah jangan lupa tonton
kita terus dan pastikan
siapa tau di episode
kedepan kita akan
kerumah anda//
171
171
3.6. Proses Kerja Penata Cahaya
Dalam program non drama kuliner televisi “Kejutan Masak” untuk tugas akhir,
penulis sebagai penata cahaya sangat bertanggung jawab terhadap cahaya dan penataan
letak cahaya. Penulis harus mampu merekayasa suatu keadaan lokasi atau panggung
yang tadinya biasa menjadi luar biasa. penulis juga membayangkan sebuah konsep
pencahayaan yang sesuai dengan tema yang diusung yang dapat memikat mata
penonton. dan juga membuat tidak jenuh pada saat menonton. Penulis menggunakan
lampu LED (light emitting diode) sebagai lampu penambah penerangan saat produksi.
Alasan penulis menggunakan LED selain tidak berat LED juga mudah dibawa kemana
saja dan intensitas pencahayaannya dapat diatur selain itu pula penulis menggunakan
LED dikarenakan Watt dari lokasi yang tidak dapat ditambah dengan generator set.
“Penata cahaya dapat juga disebut sebagai Lighting designer (director), adalah
seseorang yang mengatur dan menerapkan kebutuhan desain pencahayaan kedalam
sebuah produksi dilokasi (Kusumawati 2017:37)”.
Menjadi seorang penata cahaya harus mengetahui sumber-sumber cahaya,
dengan kualitas dan ukuran cahaya yang dihasilkan serta mengetahui jenis-jenis lampu
serta fungsinya masing-masing. penata cahaya juga harus pandai menempatkan posisi
lampu agar menghasilkan kualitas yang baik. Fungsi penata cahaya sendiri yaitu supaya
program non drama televisi ini mudah dipahami dan menjadi sesuatu yang penting
untuk program dan penonton dimana ada sebuah penerangan yang tadinya biasa menjadi
luar biasa. Unsur cahaya sangat penting, bila tidak ada cahaya di saat malam hari maka
proses produksi tidak bakal berjalan.
Menurut Doddy Permadi (2011:44) dalam pengoperasian tata cahaya, tentunya
harus mengenal prinsip–prinsip dasar pencahayaan televisi, diantaranya sebagai berikut:
172
172
a. Key Light, yaitu sumber utama dari pencahayaan untuk sebuah adegan, disamping itu
pula key light menentukan tingkat kerja pada sebuah kamera.
b. Back Light, untuk memberikan sebuah pinggiran (rim) dari lampu disekitar kepala
dan bahu suatu subjek, guna memisahkan bagian depan dari subjek dan latar
belakangnya, serta untuk menambah ketajaman yang nyata dengan memberikan kontras,
seakan terkesan menjadi tiga dimensi.
c. Fill Light, digunakan untuk mengurangi atau menghapus sama sekali bayangan yang
dihasilkan oleh sumber lampu yang tajam (Key light).
Sebagai penata cahaya pun juga harus dapat membuat konsep pencahayaan dan
blocking pencahayaan yang tepat sesuai dengan yang tertera pada naskah yang sudah
ada, oleh karena itu penata cahaya harus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan
sutradara dan kru teknis yang lain agar tidak terjadi kesalah pahaman. Dalam tugas
karya non drama ini penulis memasang tiga lampu LED dengan tripod.
3.6.1. Pra Produksi
Penata Cahaya pun mempunyai tugas semasa pra produksi, hal ini karena penata
chaya memilliki peran besar untuk sebuah penerangan pada saat produksi, yakni
menurut Kusumawati (2017:38) di antaranya:
a. Memahami dan mendalami naskah yang akan diproduksi. Pemahaman ini untuk
mengetahui apa saja kebutuhan pencahayaan dalam scene yang akan diproduksi.
b. Mengadakan rapat dengan produser dan sutradara untuk menyatukan persepsi dan
mengetahui apa keinginan dari produser dan sutradara.
c. Membuat konsep pencahayaan dan blocking lighting yang tepat sesuai dengan yang
tertera pada naskah.
d. Mengadakan rapat koordinasi dengan Crew teknis yang lain.
173
173
e. Melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran penempatan pencahayaan
yang tepat.
f. Mendata keperluan peralatan teknis yang dibutuhkan pada saat produksi
Pada tahap pra produksi ini penata cahaya berdiskusi bersama tim untuk
melakukan pengembangan tema dan menentukan judul yang akan dijadikan karya
nondrama televisi tugas akhir Prosedur atau langkah kerja lighting dalam pra produksi
pada dasarnya dibuat untuk mempermudah kerja seseorang. Dapat diketahui bahwa
kerja penata cahaya tidak hanya sekedar menata lampu, menghidupkan, dan
mematikannya akan tetapi ada prosedur yang harus dilewati sebelumnya, yaitu:
a. Mempersiapkan semua kebutuhan dalam segi pencahayaan, baik dari spesifikasi
lighting hingga filter yang akan digunakan .
b. Memeriksa semua alat yang akan di pakai serta berkoordinasi dengan kru.
c. Mempelajari naskah, adalah bahan dasar ekspresi artistik suatu pementasan. Semua
kreativitas yang dihasilkan mengacu pada adegan yang dipilih. Tidak hanya sutradara
dan aktor yang perlu mempelajari naskah. Penata cahaya pun perlu mempelajari naskah.
Berbeda dengan aktor yang berkutat pada karakter tokoh peran, penata cahaya
mempelajari adegan/lakon untuk menangkap maksud lakon serta mempelajari detil latar
waktu, dan tempat kejadian peristiwa.
d. Diskusi dengan sutradara, setelah mempelajari naskah dan mendapatkan gambaran
keseluruhan kejadian peristiwa lakon, penata cahaya perlu mengetahui interpretasi dan
keinginan sutradara mengenai lakon yang hendak dimainkan tersebut. Mungkin
sutradara menghendaki penonjolan pada adegan tertentu atau bahkan menghendaki efek
khusus dalam persitiwa tertentu. Catatan penata cahaya yang didapatkan setelah
mempelajari naskah digabungkan dengan catatan dari sutradara sehingga gambaran
keseluruhan pencahayaan yang diperlukan didapatkan.
174
174
e. Mempelajari desain tata busana, lebih khusus adalah untuk menyesuaikan warna dan
bahan yang digunakan dalam tata busana. Seperti yang telah disebut di atas, bahan-
bahan tertentu dapat menghasilkan refleksi tertentu serta warna tertentu dapat
memantulkan warna cahaya atau menyerapnya. Untuk menghindari hal–hal yang tidak
dinginkan maka kerja sama antara penata cahaya dan penata busana perlu dijalin.
f. Membuat Konsep, setelah mendapatkan keseluruhan gambaran dan pemahaman
penata cahaya mulai membuat konsep pencahayaan. Konsep ini hanya berupa gambaran
dasar penata cahaya terhadap lakon dan pencahayaan yang akan diterapkan untuk
mendukung lakon tersebut. Warna, intensitas, dan makna cahaya dituangkan oleh penata
cahaya pada konsepnya. Tidak hanya penggambaran suasana yang dituangkan tetapi
bisa saja simbol–simbol tertentu yang hendak disampaikan untuk mendukung makna
adegan. Misalnya, dalam satu adegan di ruang tamu ada gambar besar seorang pejuang
yang dipasang di dinding. Untuk memberi kesan bahwa pemiliki rumah sangat
mengagumi tokoh tersebut maka gambar diberi pencahayaan khusus. Juga dalam setiap
perubahan dan perjalanan adegan konsep pencahayaan digambarkan. Konsep bisa
ditulis atau ditambahi dengan gambar rencana dasar. Intinya, konsep ini membicarakan
gagasan pencahayaan lakon yang akan dimainkan menurut penata cahaya. Selanjutnya
konsep didiskusikan dengan sutradara untuk mendapatkan kesesuaian dengan rencana
artistik secara keseluruhan.
g. Plot tata cahaya, konsep yang sudah jadi dan disepakati selanjutnya dijabarkan secara
teknis pertama kali dalam bentuk plot tata cahaya. Plot ini akan memberikan gambaran
laku tata cahaya mulai dari awal sampai akhir pertunjukan. Seperti halnya sebuah
sinopsis cerita, perjalanan tata cahaya ditgambarkan dengan jelas termasuk efek cahaya
yang akan ditampilkan dalam adegan demi adegan. Plot ini juga merupakan cue atau
penanda hidup matinya cahaya pada area tertentu dalam adegan tertentu. Dengan
175
175
membuat plot maka penata cahaya bisa memperhitungkan jenis lampu serta warna
cahaya yang dibutuhkan, memperkirakan lamanya waktu penyinaran area atau aksi
tertentu, merencanakan pemindahan aliran cahaya, dan suasana yang dikehendaki.
h. Menggambar Desain Tata Cahaya, Untuk memberikan gambaran teknis yang lebih
jelas, perlu digambarkan tata letak lampu. Berdasar pada plot tata cahaya yang dibuat
maka rencana penataan lampu bisa digambarkan. Semua jenis dan ukuran lampu yang
akan digunakan digambarkan tata letaknya. Sebelum menggambarkan tata letak lampu
perlu diketahui dulu simbol–simbol lampu. Simbol gambar lampu mengalami
perkembangan. Hal ini berkaitan dengan jenis lampu yang tersedia dan umum
digunakan. Gambar di bawah memperlihatkan simbol–simbol lampu yang biasa
digunakan.
Selanjutnya penata cahaya mencatat apa saja yang dibutuhkan memiilih jenis lampu,
yaitu:
Penulis memakai LED supaya mudah dibawa kemana-mana dan LED merupakan
jenis lampu spotlight sebagai lampu utama dikarenakan lokasi syuting tidak berada di
ruangan yang sepenuhnya tertutup.
3.7.2. Produksi
Proses pengambilan gambar dilapangan atau shooting, Tahap ini penata cahaya
diberikan pengarahan dari seorang sutradara tentang visual atau tata letak lighting. Saat
sampai tempat produksi penata cahaya melihat situasi dan disaat itu juga seorang penata
cahaya melakukan strategi, walaupun hal ini sudah diperhitungkan saat pra produksi
namun tetap bisa berubah kapan pun. Unsur cahaya sangat penting dalam pembuatan
film.
Dalam produksi program televisi non drama tugas akhir ini, kami menghabiskan
waktu (1) satu hari syuting. Tata letak pencahayaan sangatlah penting. Penulis selalu
176
176
bekerja sama dengan sutradara dan juru kamera. Penggunaan tripod dalam peletakan
lampu sangat penting bagi penata cahaya. Walaupun terkesan butuh tenaga, butuh
tempat, dan terkesan rumit. Penggunaan tripod memberikan dampak yang besar pada
kualitas cahaya. Agar dapat cahaya yang statis dan stabil.
Adapun tugas penata cahaya pada saat produksi menurut Kusumawati (2017:38)
yaitu:
a. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kelengkapan pencahayaan lokasi.
b. Mengoperasikan perlengkapan pencahayaan dengan baik dan benar sesuai dengan
baik dan benar sesuai dengan blocking lighting yang telah dibuat pada saat pra produksi
agar dapat hasil yang memuaskan.
c. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan sutradara dan kru teknis yang lain agar
tidak terjadi kesalah pahaman.
d. Menguasai secara teknis setiap peralatan lighting yang dipakai dan selalu bersiap jika
terjadi gangguan teknis.
f. Memberikan koreksi dan masukan kepada sutradara jika diperlukan.
g. Melakukan pengaturan pencahayaan pada setiap adegan sesuai tuntutan naskah.
h. Mengembalikan dan merawat peralatan lighting yang telah dipakai ke tepat semula.
Dalam program non drama tugas akhir televisi ini, penulis sudah bekerja dengan
maksimal, selalu menjaga alat yang dipakainya dan meletakan lampu dengan benar.
Agar cahaya yang dihasilkan tetap stabil dan sesuai yang diinginkan.
Cahaya selalu berurusan dengan lampu. Ada sumber cahaya lain selain dari
sumber lampu. Secara sederhana ada dua jenis sumber pencahayaan, yaitu alami dan
buatan. Penulis menyiapkan segala hal saat shooting, yaitu:
a. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk berjalannya shooting.
177
177
b. Menempatkan peralatan lighting dengan baik dan benar sesuai blockingan lighting
yang dibuat sebelum produksi agar dapat hasil yang memuaskan .
c. Menjaga peralatan yang berhubungan dengan cahaya .
d. Bekerja sama dan melakukan komunikasi dengan sutradara dan juga cameramen
dalam penempatan lighting dan segi penataan cahaya .
f. Merapihkan dan memeriksa kembali peralatan setelah shooting selesai .
3.6.3. Pasca Produksi
Pasca produksi adalah tahap akhir dari proses pembuatan program ini. pada
tahap ini tim yang bertugas melakukan evaluasi dari semua jobdesk mulai dari produser,
sutradara, penulis naskah, penata kamera, penata suara, penata cahaya. Kami berkumpul
untuk melihat hasil mentah dari proses produksi yang telah dilakukan. Pada tahap proses
pasca produksi ini, tidak banyak hal yang dilakukan oleh penata cahaya. Yang
dilakukan penata cahaya hanya sebatas:
a. Merawat semua equipment yang telah dipakai, agar dapat beroperasi dan digunakan
untuk pembuatan/tahap selanjutnya.
b..Mereview hasil tata cahaya yang telah di record saat produksi oleh editor
c. Presentasi dan evaluasi
3.6.4. Peran Dan Tanggung Jawab Penata Cahaya
Penata cahaya sebagai bagian dari kru produksi film dan televisi mempunyai
tugas serta tanggung jawab yang spesifik. Adapun peranan yang dilakukan penulis
adalah melakukan riset lokasi dan berdikusi dengan juru kamera. Penulis sangat
bertanggung jawab atas masalah pencahaayan. Pada umumnya seorang penata cahaya
tidak bekerja sendiri kecuali untuk hal tertentu.
178
178
Pada saat penata cahaya mencari tata letak yang terbaik dalam peletakan
cahayanya, penata cahaya dituntut untuk bekerja secara profesional pada saat
menentukan posisi cahaya yang pas dan tepat untuk mendapatkan nilai kreatifitas yang
tinggi dari komposisi warna dan angle cahaya. Mulai dari pra poduksi seorang penata
cahaya sudah menggambarkan tata letak cahaya yang akan penulis letakan. Peralatan
yang dibutuhkan, serta jenis alat-alat pembantu yang akan dipakai saat produksi.
Termasuk juga hunting lokasi dan membuat floorplan yang bekerja sama dengan juru
kamera. penulis sebagai seorang penata cahaya harus mempunyai bayangan saat hunting
lokasi yang bagaimana akan dijadikan sebagai acuan di lapangan dengan peletakan
cahaya yang diinginkan dan disetujui oleh sutradara. Peran seorang penata cahaya
sangat penting, dimana kalau tidak ada penerangan didalam sebuah film atau panggung
maka tidak akan bisa berjalan acara tersebut.
Penulis harus melakukan persiapan dengan matang, melakukan uji coba terhadap
alat pencahayaan. Disini penulis bertanggung jawab akan hal-hal yang berhubungan
dengan lighting seperti, warna, intensitas cahaya, penerangan dan lain-lain.
3.6.5 Proses Penciptaan Karya
Program non drama televisi kuiner merupakan tugas akhir (TA) yang menjadi
syarat kelulusan dari kampus Bina Sarana Informatika. Dalam tugas non drama ini,
penulis memegang jabatan sebagai penata cahaya. Segala hal yang berkaitan dengan
pencahayaan adalah tanggung jawab penulis. Penulis mencoba dengan kemampuan dan
pengalaman yang penulis miliki, Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin agar
program non drama televisi ini dapat tercipta sesuai dengan apa yang diinginkan tim
produksi.
179
179
a. Konsep Kreatif
Ketika membicarakan tentang konsep kreatif, penulis sebagai penata cahaya
bertugas menata cahaya dan seorang penata cahaya harus punya gambaran yang sesuai
dengan apa yang telah ada dalam naskah yang telah dibuat. Setelah penulis naskah
membuat dan disetujui oleh produser dan sutradara yang kemudian dibaca, dipelajari
dan dipahami oleh penulis. pada saat itu penulis membayangkan sebuah konsep
penataan cahaya yang baik.
Penulis juga membayangkan sebuah konsep lighting yang sesuai dengan tema
yang diusung yang dapat memikat mata penonton. Dan juga membuat tidak jenuh pada
saat menonton. Didalam pembuatan karya program televisi penata cahaya harus bisa
berusaha dengan maksimal untuk membuat program televisi ini menjadi lebih menarik
dan sesuai dengan apa yang diinginkan .
b. Konsep Produksi
Pada proses ini penulis menyiapkan peralatan cahaya yang dipakai untuk
shooting. Penulis fokus pada pencahayaan saat shooting berjalan. Pada konsep ini
penata cahaya berusaha menyesuaikan segala bentuk teknik penataan cahaya dengan
tetap mengacu kepada director treatment. Mulai dari peletakan lighting, sudut
peletakan lighting sesuai dengan treatment yang telah disepakati bersama sutradara.
c. Konsep teknis
Sebagai penata cahaya harus mengatur pencahayaan yang dipakai karena cahaya
sangat penting dan dapat memberikan efek penting dalam sebuah program acara.
Pentingnya cahaya, pada sebuah program non drama ini mempunyai peranan yang kuat
didalam mendukung unsur-unsur yang dapat mengimajinasikan sebuah karakter
program acara ini.
180
180
3.6.6. Kendala Produksi dan Solusi
Dalam produksi non drama program kuliner televisi, penulis mendapat beberapa
kendala yang ada pada saat produksi dilaksanakan, semua produksi memang selalu
mempunyai kendala, disisi kendala itu pasti selalu ada solusi. disini penulis mencari
berbagai solusi agar shooting bisa berjalan dengan lancar. ada beberapa kendala-kendala
baik itu dari segi teknis maupun non teknis, seperti:
1. Lokasi tempat syuting tidak bisa ditambahkan generator set sehingga penulis
menggunakan tiga lampu LED.
2. Lokasi tidak sepenuhnya indoor. karena itu tidak jarang penulis mengatur
tingkat intensitas pencahayaan pada LED.
181
181
3.6.7 Lembar Kerja Penata Cahaya
1. Konsep Penata Cahaya
2. Laporan Penata Cahaya
3. Floor Plan Penata Cahaya
4. Spesifikasi Lampu
182
182
3.6.7 Lembar Kerja Penata Cahaya
1. Konsep Penata Cahaya
Penulis biasanya mengembangkan konsep dengan pemikiran dan gambaran yang
sesuai dari naskah. Penata cahaya menentukan penempatan lighting untuk setiap
presenter dan narasumber. Penulis harus mampu melihat situasi dan membaca
kondisi agar cahaya bisa sesuai dengan naskah .
183
183
2. Laporan Penata Cahaya
TABEL III.11 LAPORAN PENATA CAHAYA
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Durasi : 24 Menit Penata Cahaya : Felix Reynaldo
NO
SEGMENT
KEY
LIGHT
FILL
LIGHT
BACK
LIGHT
DAY KETERANGAN
1 1 LED LED ----------- Siang
2 2 LED LED LED Sore
3 3 LED LED LED Malam
184
184
3. Floor Plan Penata Cahaya
Gambar III.10 Floor Plan Jalan Raya
Segmen 1: Jalan raya
Keterangan :
1. Kamera
2. Host
3. Cahaya matahari
3
1
1
2
185
185
Gambar III.11 Floor Plan Dapur
Segmen 2: Dapur
Keterangan :
1. Lighting
2. Chef
3. Client
4. Meja
1
1
2 34
4
1
4
6
186
186
Gambar III.12 Meja Makan
Segmen 3: Meja Makan
Keterangan :
1. Lighting
2. Client
3. Meja
4. Ibu Client
4. Spesifikasi lampu
1 1
3
1
2
4
4
187
187
TABEL III.12 SPESIFIKASI LAMPU
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Durasi : 24 Menit Penata Cahaya : Felix Reynaldo
Gambar III.13 LED Video Light 15inch Bi-color (Felloni)
Voltage: 5.5V-9V
Power: 70W
Average life span(H): >50000
Cooling mode: Natural ventilation
Center Luminous Flux (LX): 800
3.7 Proses Kerja Penyunting Gambar
188
188
Peran seorang editor atau penyunting gambar adalah cara mengemas atau
membungkus materi pengambilan gambar untuk kemudian disusun kembali menjadi
sebuah jalan cerita yang memiliki estetis. Penulis sebagai seorang penyunting gambar
dalam suatu penggarapan program acara televisi harus bertanggung jawab penuh pada
tahap pasca produksi.
Menurut Supriadi dkk (2014:10) “editor seorang yang bertanggung jawab dan
bertugas menyunting gambar bergerak melalui proses seleksi, memilih, memilah, untuk
dijadikan sebagai rangkaian kesatuan film yang utuh”.
Penulis sebagai seorang editor bertanggung jawab menyusun gambar menjadi
sebuah cerita secara estetis dari kumpulan gambar yang dibuat berdasarkan skenario dan
konsep penyutradaraan yang telah dilewati untuk kemudian menjadikannya karya yang
bisa disaksikan.
Menurut Rahmawati dan Rusnandi (2012:87) “editor adalah seorang yang
melakukan penyuntingan gambar pada saat pasca produksi.”
Dari kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa seorang penyunting gambar
atau editor harus mengerti keinginan sutradara dalam penyatuan gambar sebagai acuan
untuk yang akan penulis kerjakan pada tahap editing. Penulis juga memiliki tanggung
jawab yang besar saat pasca produksi.
Menurut Rahmawati dan Rusnandi (2012:93) “editing adalah proses penyambungan
gambar dari banyak shot tunggal hingga menjadi kesatuan cerita yang utuh”.
Konsep editing yang sudah dibuat oleh sutradara merupakan acuan dalam
penggabungan gambar. Kreativitas merupakan kunci untuk mendapatkan konsep editing
dengan baik. Penulis wajib mampu menerjemahkan setiap pola visual hingga tercipta
program yang sesuai dengan konsep yang diinginkan.
189
189
3.7.1 Pra Produksi
Tahapan pra produksi merupakan suatu tahapan yang penting dalam pembutan
sesuatu karya audio visual. Pada tahap ini dibuat pembentukan kru agar terciptanya
kerja sama yang maksimal, dan menentukan konsep yang ingin di buat. Kesamaan
pendapat merupakan hal yang paling utama. Dalam hal ini penulis dan kru
mengembangkan ide gagasan konsep yang sudah dibuat dalam bentuk naskah,
kemudian dari hasil pengembangan naskah tersebut diajukan kepada dosen
pembimbing. Setelah disetujui, naskah dibagikan ke masing-masing jobdesk.
Penulis melakukan proses editing dilakukan pada tahap pasca produksi, namun
keperluan harus dirancang dan dipersiapkan sejak tahap pra produksi. Pada tahap ini
penulis sebagai editor tidak hanya diam dan menunggu hasil gambar produksi
melainkan bersama kru melakukan kegiatan pra produksi, salah satunya melakukan
riset. Dan ditahap ini penulis harus menyiapkan beberapa audio visual tambahan seperti
ID Program, Opening bilboard, dan Bumper in dan out. Penulis sebagai editor harus
menganalisa naskah dengan melihat adegan yang ditulis dalam scenario, penulis juga
berdiskusi dengan kru yang lain untuk menganalisa naskah baik secara teknis, artistik,
dan dramatik serta penulis bersama produser dan sutradara akan menentukan proses
pasca produksi yang akan digunakan saat editing. Dalam tahap ini penulis membantu
kru yang lain mengembangkan konsep dan ide agar dalam setiap segmentnya tidak
monoton dan bagaimana pada audience bisa menerima dengan baik.
Dalam pra produksi penulis mempersiapkan hal-hal yang berkaitan deengan editing,
seperti menyiapkan software, mempersiapkan konsep editing yang akan digunakan.
Penulis juga membantu sutradara dan penulis naskah dalam mengembangkan direct
treatment serta memperkirakan shot-shot apa yang baik untuk nanti pada saat produksi
berlangsung dan merencanakan semua teknis-teknis untuk editing.
190
190
3.7.2. Produksi
Dalam tahap produksi penulis yang sebagai editor tidak memiliki tugas khusus.
Pada tahap ini penulis hanya membantu kru lain untuk membeli barang-barang yang
belum ada atau belum dibeli. Penulis berperan untuk memindahkan video yang sudah
diambil ke dalam laptop agar memori kamera tidak terlalu penuh dan meninjau kembali
gambar yang sudah diambil pada saat produksi dan membuat folder yang berbeda agar
memudahkan proses editing.
3.7.3 Pasca Produksi
Pada tahap pasca produksi tentunya seorang editor akan melakukan kewajiban dan
tugasnya, yaitu menyunting hasil gambar yang dihasilkan oleh penata kamera dalam
tahap produksi. Ada beberapa teknik penyuntingan gambar yang penulis gunakan dalam
tahap ini.
Menurut Fachruddin (2012:413) sebelum melakukan editing, seorang editor harus
melewati tahapan tertentu, yaitu:
a. Mempersiapkan dan mengecek peralatan editing yang akan digunakan.
b. Mempersiapkan materi syuting (master tape).
c. Melakukan offline, pengecekan kaset master tape yang akan diedit, dan mencatat
gambar mana saja yang akan dipilih dan disusun (menurut alur cerita naskah), juga
mencatat time code dari gambar-gambar tersebut. Kemudian disusun dalam satu table
editing list yang nantinya akan menjadi acuan bagi seorang editor dalam mengedit.
d. Mempelajari dan mendiskusikan naskah atau alur cerita dengan sutradara.
e. Mempersiapkan kaset kosong untuk hasil editing (slave tape).
191
191
f. Menghidupkan semua peralatan editing, termasuk sinyal sinkronisasi.
g. Menentukan proses editing, baik secara simple editing ataupun A/B roll editing.
Pada saat pasca produksi, penulis harus sudah mencatat kembali semua hasil
syuting berdasarkan catatan syuting dan gambar yang disebut sebagai logging. Setelah
proses pemilihan gambar langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh penulis adalah
memperhatikan potongan-potongan gambar agar tidak terjadi jumping dan memastikan
hasil gambar saling berkesinambungan pada konsep yang sudah dibuat. Penulis harus
mampu membaca setiap pergerakan yang dilakukan talent dan akan disesuaikan dengan
konsep yang sudah disepakati. Penulis harus mempunyai kreativitas tinggi karena
penulis harus melakukan proses perekaman sekaligus penyatuan gambar secara
bersamaan sehingga konsep bisa langsung dibuat sesuai kesepakatan yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh sutradara.
3.7.4. Peran dan Tanggung Jawab Editor
Salah satu peran penulis yaitu menentukan durasi dari suatu program, menentukan
titik pemotongan gambar, bisa menentukan jenis transisi yang sesuai dan menciptakan
kontinuitas yang baik. Seorang editor sangat berpengaruh atau berperan penting bagi
proses produksi.
Adapun peran dan tanggung jawab seorang editor erat hubungannya dengan pasca
produksi. Mulai dari memindahkan klip video, memilih gambar klip yang terbaik serta
menambahkan efek, grafis, musik, dan lain-lain. Selain itu editor harus bisa menentukan
masa putar atau durasi film, menentukan titik pemotongan gambar dan menentukan
jenis transisi yang sesuai dan menciptakan kontinuitas yang baik. Penulis sebagai editor
mempunyai peran yang sangat penting pada saat pasca produksi, oleh karena itu seorang
192
192
editor harus mampu menjawab setiap tantangan yang erat hubungannya dengan proses
editing dan berusaha menciptakan audio visual yang baik.
Peran dan tanggung jawab seorang editor pada tahap pasca produksi yaitu,
bertanggung jawab setiap keinginan sutradara dalam proses editing hingga jadi program
yang menarik. editor selalu mengatisipasi dengan kendala teknis seperti software yang
error, komputer yang tiba-tiba mati sendiri hingga editor harus mengedit ulang karena
sebelum komputer mati editor belum menyimpan hasil atau data yang sudah di edit.
Untuk meminimalisir masalah tersebut penulis harus mempersiapkan dengan baik dan
memperhatikan spesifikasi komputer.
Penulis sebagai editor bertanggung jawab penuh pada hasil sebuah program yang
sedang di kerjakannya. Kesinambungan gambar, kesinambungan audio serta kontrasnya
sebuah gambar harus diperhitungkan secara matang oleh seorang editor dan editor harus
membuat kesinambungan gambar secara baik.
3.7.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Penulis mendesain potongan-potongan gambar menjadi satu kesatuan cerita
sesuai dengan konsep yang ada dengan tujuan dapat dinikmati khalayak dalam hal
pengeditan menggunakan teknik editing continuity yang bertujuan agar memberikan
sebuah alur konsep yang jelas sesuai yang ada, serta metode penyambungan cut to cut.
Cut to cut dapat memberikan pergerakan yang dinamis. Pemunculan grafis berupa
nama host, judul program, dan credit title eksekusinya dengan sentuhan after effect
merupakan konsep kreatif penulis.
Penulis sebagai editor telah berusaha semaksimal mungkin demi tercapainya
sebuah program yang maksimal. Program non drama kuliner “Kejutan Masak” berisi
193
193
tentang seorang client yang ingin belajar masak dan memberi kejutan kepada salah
seorang keluarganya. Program ini lebih menonjolkan tips seputar memasak yang baik
dan benar untuk para pemula. Dalam program ini pembawa acara (host) bisa menjadi
juru masak (chef).
b. Konsep Produksi
Penulis sebagai editor selain mempunyai konsep dan pemikiran yang berbeda
dengan kru yang lain juga mempunyai strategi yang diciptakannya demi jalannya
sebuah program produksi yang sedang dikerjakannya. Adapun hal-hal yang berkaitan
dengan yang tersebut diatas adalah pemikiran ataupun ide-ide yang berkaitan dengan
peletakan gambar stock shoot, peletakan audio, peletakan cutting yang
berkesinambungan sehingga jalan cerita tidak membuat bosan audience tetapi audience
akan semakin penasaran dengan jalan cerita selanjutnya. Strategi yang dihasilkan oleh
seorang editor sebelumnya harus telah di koordinasikan terlebih dahulu kepada
sutradara, karena sutradara yang menentukan efek apa yang pantas atau tidak dimasukan
dalam alur cerita atau pemakaian transisi yang seperti apa yang akan digunakan.
c. Konsep Teknis
Dalam proses penyatuan gambar (editing) penulis menggunakan beberapa software
editing diantaranya untuk proses penyuntingan dan penggabungan gambar penulis
menggunakan software Adobe Premiere Pro Creative CC dan untuk animasi seperti
pembuatan bumper penulis menggunakan Adobe After Effects Creative CC.
194
194
3.7.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Setiap melakukan produksi program pasti mengalami kendala yang terkadang
membuat produksi terhambat, beberapa kendala yang penulis dapati selama produksi
antara lain:
1. Kendala disaat penyatuan gambar adalah disaat masuk wawancara bintang tamu
ternyata audio yang terekam sangat kecil sekali dan beda dengan audio pembukaan chef
di awal segmen. Sehingga solusinya menambah audio menjadi full agar audio menjadi
selaras atau stabil.
2. kendala saat produksi adalah hujan deras yang tiada berhenti mengakibatkan audio
terganggu karena suara hujan masuk kedalam audio. Solusinya, menunggu sampai hujan
reda agar audio tidak terganggu.
3. kendala saat praproduksi adalah sulit untuk mencari talent solusinya melakukan
audisi untuk mencari talent pada program kami.
4. Kendala saat pra produksi adalah sulit mencari lokasi yang pas dan sesuai dengan
konsep yang telah di buat. Solusinya adalah mencari terus menerus dan dapat lokasi
dirumah chef lucky yang kebetulan dapurnya pas untuk keperluan produksi.
195
195
3.7.7 Lembar Kerja Penyunting Gambar
1. Konsep Editing
2. Laporan Penyuntingan Gambar
3. Logging Picture
4. Proses pembuatan ID Program
5. Spesifikasi Alat Editing
196
196
3.7.7. Lembar Kerja Editor
1. Konsep Editing
Dalam pembuatan program kuliner yang berjudul “Kejutan Masak”, konsep
editing yang digunakan adalah cut to cut dan menggunakan efek-efek visual dan jenis-
jenis transisi seperti zoom atau slide agar menjadi program yang menarik untuk
audience. Penulis menggunakan teknik menyambungkan potongan gambar tanpa
terlihat potongannya, sehingga gambar tersebut berkelanjutan dan tidak terlihat
potongannya oleh audience. Tujuannya agar potongan gambar yang sudah disunting dan
disatukan menciptakan sebuah alur cerita agar dapat dinikmati oleh audience.
197
197
2. Laporan Penyuntingan Gambar
TABEL III.13 LAPORAN EDITING
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Editor : Nur Aisyah
Durasi : 24 Menit Time Broadcast : 13.00-13.24
No Scene Ext
/int
Keterangan
Visual Audio Sfx Transisi Video
efect
1 1 Ext Ms -
still
Chef
Selamat siang pemirsa
kejutan masak hari ini kita
akan
Natural
sound
Cutting -
2 1 Ext Ms -
still
Mendatangi salah satu/
rumah client kita
Natural
sound
Cutting
3 1 Ext Ms -
still
// yaitu itu adalah salah
satu mahasiswa
Natural
sound
Cutting
4 1 Ext Ms -
still
Universitas di jakarta/ Natural
sound
Cutting
5 1 Ext Ms –
still
Dia pengen bikin kejutan
untuk ibunya yang tercinta/
Natural
sound
Cutting
6 1 Ext Ms –
follow
ing
Instrument Natural
sound
Cutting
198
198
7 1 Ext Ms –
follow
ing
Instrument Natural
sound
Cutting
8 1 Ext Ws –
follow
ing
Instrument Natural
sound
Cutting
9 1 Ext Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
10 2 Int Ms –
still
Chef lucky
Nah,
Natural
sound
Cutting
11 2 Ext Ms –
still
Apa kabar ni eka ?
Eka baik chef baik gimana
perjalanan kemari ?
Natural
sound
Cutting
12 2 Int Ms –
still
Chef lucky perjalanannya
tadi sempat nyasar kita
dikit aja hehe
Eka nyasar ?
Chef lucky iya hehhe
Natural
sound
Cutting
13 2 Ext Ms –
still
Eka ohya bagaimana kalo
kita langsung ke dapur aja
Chef lucky ayo kita
kedapur
Natural
sound
Cutting
14 3 Ext Ms –
still
Eka
Hallo nama saya eka/ saya
sengaja mengundang tim
kejutan masak dan chef
lucky untuk datang
kerumah/karena saya ingin
Natural
sound
Cutting
199
199
memberikan kejutan untuk
ibu saya // ibu saya adalah
sosok yang sangat baik dan
luar biasa // maka dari itu
saya ingin membalas
kebaikan ibu saya dengan
memberikan kejutan masak
yang istimewa dan dibantu
oleh chef lucky// jadi chef
lucky itu adalah salah satu
chef favorit ibu
saya//emm.. Jadi ibu saya
itu suka banget sama yang
namanya nasi goreng dan
berbagai olahan// daging
ayam // emm dimana pun
saya dan ibu saya makan//
ibu saya ga pernah
ngelewatin salah satu
makanan favoritnya// ohya
kenapa chef lucky ?/
karena saya sendiri ga
paham sama namanya
masak memasak jadi disini
saya bukan memberi
kejutan aja tapi saya juga
nginin belajar memasak//
15 4 Int Ms –
still
Chef lucky nah pemirsa
kita udah sampe ni di
dapurnya, mas eka.
Sekarang kita mau masak,
Natural
sound
Cutting
200
200
aku ada satu pertannyaan
nih, rumah lu ko sepi
banget gitu loh
16 4 Int Ms –
still
Eka iya nih chef kebetulan
lagi pada pergi, ibu lagi
pergi dari pagi si chef
Natural
sound
Cutting
17 4 Int Ms –
still
Chef lucky berarti lagi
keluar ya, jadi pas banget
ni kita waktunya buat bikin
kejutan buat ibu.
Natural
sound
Cutting
18 4 Int Ms –
still
Oke,
Natural
sound
Cutting
19 4 Int Ms –
still
Sekarang aku mau tanya
ibu tu suka makanan apa ?
Eka ibu tu suka paling suka
nasi goreng olah-olahan
daging ayam si chef
Chef lucky oke oke olahan
daging ayam.
Natural
sound
Cutting
20 4 Int Ms –
still
Bahan-bahannya udah
disiapin ya, daging ayam
terus buat nasi goreng udah
ada ya, nasi beras udah ada
ya.
Natural
sound
Cutting
21 4 Int Ms –
still
Nah pembukan aku mau
buat sesuatu yang special
Eka special ?
Natural
sound
Cutting
201
201
Chef lucky iya, jadi ada
kurma kan ? Aku liat udah
di sediain soalnya
kurmanya jadi udah ada
kurma kan heheh
Eka iya chef saya selalu
stok dirumah
Chef lucky oke, nah aku
mau bikin bakwan kurma
22 4 Int Ms –
still
Eka bakwan kurma ?
Chef lucky bakwan
biasanya kan sayuran atau
udang
Natural
sound
Cutting
23 4 Int Ms –
still
Eka wortel iya sayuran
Chef lucky iya, nah
sekarang kita ganti semua
kita keluarin kita kasih
kurma
Natural
sound
Cutting
24 4 Int Ms –
still
Eka kayanya enak
Chef lucky nah kita
langsung aja
Eka iya chef langsung aja
chef
Natural
sound
Cutting
25 4 Int Ms –
still
Chef lucky nah ini Natural
sound
Cutting
26 4 Int Ms –
still
Tepung bakwan ya, tepung
bakwan kita kasih air, nah
cukup
Natural
sound
Cutting
202
202
27 4 Int Ms –
still
Eka ga full chef airnya ? Natural
sound
Cutting
28 4 Int Ms –
still
Chef lucky ga usah full,
kamu aduk dulu, aku mau
potong-potong kurmanya
Natural
sound
Cutting
29 4 Int Ms –
still
Eka oke, ini aduknya ada
cara khusus atau gimana
chef ?
Natural
sound
Cutting
30 4 Int Ms –
still
Chef lucky ga, aduk aja
pokoknya rata aja
Natural
sound
Cutting
31 4 Int Ms –
still
Eka ohya chef untuk
kurmanya cara potongnya
gimana ?
Chef lucky kurmanya
potongnya gampang juga,
bijinya di keluarin dulu
Eka bijinya?
Chef lucky iya kan kurma
ada biji nya.
Natural
sound
Cutting
32 4 Int Ms –
still
Bijinya kita potong dulu
baru kita potong-potong
kurmanya.
Natural
sound
Cutting
33 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
34 4 Int Ms –
still
Udah pernah masak
bakwan belom ?
Eka belom belom sama
sekali, ini baru pertama
Natural
sound
Cutting
203
203
kali
Chef lucky tapi udah
pernah liat adonannya
belom ?
Eka pernah,
35 Int Ms –
still
Agak sedikit encer
Chef lucky iya sedikit
encer, nah adonannya
seperti itu
Natural
sound
Cutting
36 4 Int Ws –
still
Eka terus ini pake kurma
aja ga pake yang lain ?
Natural
sound
Cutting
37 4 Int Ms –
still
Chef lucky ga pake, kita
kan manis bakwannya.
Natural
sound
Cutting
38 4 Int Ms –
still
Ga pernah kan makan
bakwan manis kan
Natural
sound
Cutting
39 4 Int Ms –
still
Eka terus kalo manis pake
apa ?
Natural
sound
Cutting
40 4 Int Ms –
still
Chef lucky ga usah pake
apa-apa, pake teh pake
kopi itu juga enak
Natural
sound
Cutting
41 4 Int Ms –
still
Eka berarti ini adonannya
manis juga ya chef
Chef lucky manis juga
pake kurma
Natural
sound
Cutting
42 4 Int Ms –
still
Eka bakwan kurma ini chef
dapet ide dari mana ?
Natural
sound
Cutting
43 4 Int Ms –
still
Chef lucky bakwan kurma
ini sebenernya aku pernah
Natural
sound
Cutting
204
204
bikin waktu ada di acara
buka puasa juga.
44 4 Int Ms –
still
Terus dia minta dibikiinin
makanan pembuka tapi
pake bahannya tepung
bakwan
Natural
sound
Cutting
45 4 Int Ms –
still
Eka tepung bakwan ? Natural
sound
Cutting
46 4 Int Ms –
still
Chef lucky iya tepung
bakwan, karna bingung
bingungkan mau bikin
apaan akhirnya bikin
bakwan manis.
Natural
sound
Cutting
47 4 Int Ms –
still
Bakwan manis pake
kurma.
Natural
sound
Cutting
48 4 Int Ms –
still
Nah Natural
sound
Cutting
49 4 Int Ms –
still
Nah ini kan udah diaduk
ya, adonannya kurmanya
juga udah masuk, terus abis
ini kita goreng.
Eka langsung goreng
Chef lucky nah sebelum
goreng
Natural
sound
Cutting
50 4 Int Mcu –
still
Kita pake dulu nih. Natural
sound
Cutting
51 4 Int Ms –
still
Kita pake apron dulu, ya
pake, nah balik kanan. Dah
Natural
sound
Cutting
205
205
52 4 Int Ms –
still
Eka sip udah nih ?
Chef lucky udah goreng.
Siap ya.
Natural
sound
Cutting
53 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
54 4 Int Ws –
still
Meledak ga ? Gak kan ?
Eka eggak
Chef lucky yaudah hehe.
Natural
sound
Cutting
55 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
56 4 Int Ws –
still
Udah balik
Eka ini aduk aja ?
Chef lucky balik.
Natural
sound
Cutting
57 4 Int Ms –
still
Liat dong kan warnanya
udah coklat, warnanya
udah coklat.
Natural
sound
Cutting
58 4 Int Mcu –
still
Nah ini balik. Natural
sound
Cutting
59 4 Int Ms –
still
Nah kan gak kebalik. Natural
sound
Cutting
60 4 Int Ws –
still
Tuh balik Natural
sound
Cutting
61 4 Int Mcu -
still
Eka ini juga ?
Chef lucky iya dong semua
Natural
sound
Cutting
206
206
62 4 Int Ms –
still
Eka ini buat matengnya
ngetarainnya gimana chef ?
Chef lucky ngetarainnya
dari warna
Eka warna ?
Chef lucky iya.
Natural
sound
Cutting
63 4 Int Ms –
still
Jadi Natural
sound
Cutting
64 4 Int Ms –
still
Kalo warnanya udah
kuning kecoklatan gitu
berarti udah mateng,
langsung di angkat aja
Natural
sound
Cutting
65 4 Int Ws –
still
Eka ini udah mateng
berarti ini ?
Natural
sound
Cutting
66 4 Int Ms –
still
Chef lucky udah mateng,
nah sip taro sini.
Natural
sound
Cutting
67 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
68 Int Ms –
still
Nah untuk makanan
pertama.
Natural
sound
Cutting
69 4 Int Ws –
still
Langsung aja kita sajiin
dipiring saji ya
Natural
sound
Cutting
70 4 Int Ms –
still
Eka piring saji ? Natural
sound
Cutting
71 Int Ws –
still
Chef lucky iya langsung,
nah
Natural
sound
Cutting
72 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
207
207
73 4 Int Ms –
still
Eka oke udah ketara ni
aromanya ya chef
Chef lucky manis-manis
gitu kan ? Nah sip.
Natural
sound
Cutting
74 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
75 4 Int Ms –
still
Menu pertama udah selesai
kita langsung ke menu ke
dua
Natural
sound
Cutting
76 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
77 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
78 4 Int Ms –
still
Chef lucky nih buat yang Natural
sound
Cutting
79 4 Int Ms –
still
Masakan kedua nih, Natural
sound
Cutting
80 4 Int Ws –
still
Kan tadi mintanya suka
ayam sama nasi goreng oke
Eka iya
Chef lucky oke, jadi
sekarang, nasi gorengnya
gua masukin kedalam
ayam, hehehe jadi kita
bikin nasi gorengnya dulu
Natural
sound
Cutting
81 4 Int Ws –
still
Terus kita masukan ke
ayamnya, terus ayamnya
kita masak
Natural
sound
Cutting
208
208
Eka oh gitu, namanya apa
chef ?
Chef lucky namanya itu
adalah chicken
82 4 Int Ms –
still
Wings whit fried rice. Natural
sound
Cutting
83 4 Int Ms –
still
Sayap ayam
84 4 Int Ms –
still
Kita Natural
sound
Cutting
85 4 Int Ws –
still
Ambil dan kita keluarin
tulang yang belakangnya.
Jadi tulang yang
panjangnya ini kita
keluarin jadi caranya.
Natural
sound
Cutting
86 4 Int Ms –
still
Kita potong aja, Natural
sound
Cutting
87 4 Int Ws –
still
Jadi kulitnya ini ga boleh
sobek.
Natural
sound
Cutting
88 4 Int Mcu –
still
Tarik kebawah Natural
sound
Cutting
89 4 Int Ms –
still
Kita copot tulangnya. Natural
sound
Cutting
90 4 Int Ms –
still
Udah jadi ada kantongnya
ya
Natural
sound
Cutting
91 4 Int Ms –
still
Eka ohya
Chef lucky udah ada
kantongnya tuh ya.
Natural
sound
Cutting
209
209
92 4 Int Ms –
still
Nanti bisa diisi sama nasi
goreng terus
Natural
sound
Cutting
93 4 Int Ws –
still
Kita tutup. Kita akan bikin
nasi gorengnya dulu.
Natural
sound
Cutting
94 4 Int Ms –
still
Nih siapin oke. Natural
sound
Cutting
95 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
96 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
97 4 Int Ms –
still
Ibu kamu suka pedes ga ? Natural
sound
Cutting
98 4 Int Ms –
still
Eka kebetulan ibu saya
suka banget sama pedes
Natural
sound
Cutting
99 4 Int Ws –
still
Chef lucky oke bawang
bombai
Natural
sound
Cutting
100 4 Int Ms –
still
Eka buat bawang satu porsi
nasi goreng
Natural
sound
Cutting
101 4 Int Ms –
still
Berapa chef ?
Chef lucky ya ga usah
terlalu banyak, yang ini kit
apake seperempatnya aja.
Natural
sound
Cutting
102 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
103 4 Int Ms –
still
Nyalain kompornya Natural
sound
Cutting
104 4 Int Ws – Eka oke sip Natural Cutting
210
210
still sound
105 4 Int Ms –
still
Chef lucky secukup nya Natural
sound
Cutting
106 4 Int Ws –
still
Natural
sound
Cutting
107 4 Int Ms –
still
Eka ini langsung tumis
semua ?
Natural
sound
Cutting
108 4 Int Ws –
still
Chef lucky iya tumis
semua.
Natural
sound
Cutting
109 4 Int Ms –
still
Kamu tumis saya akan
siapin semua bumbu-
bumbu nya,
Natural
sound
Cutting
110 4 Int Ws –
still
Nah ini dia temennya nasi
goreng
Natural
sound
Cutting
111 4 Int Ws –
still
Eka itu di tumis juga chef ?
Chef lucky iya ditumis
juga. Kamu tumis itu aja
dulu, baru tumis yang ini.
Natural
sound
Cutting
112 4 Int Ms –
still
Eka oh oke. Natural
sound
Cutting
113 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
114 4 Int Ms –
still
Untuk tumis kita ga perlu
bumbu-bumbu lagi ya chef
ini cuma nasi aja ya yang
di goreng
Natural
sound
Cutting
115 4 Int Ws –
still
Chef lucky iya ga perlu Natural
sound
Cutting
211
211
Eka oke
116 4 Int Ms –
still
Chef lucky bikin lobang
besar
Eka lobang ?
Chef lucky nah kaya gini,
karna mau kasi telor
Eka oh
Natural
sound
Cutting
117 4 Int Ws –
still
Chef lucky nah pegang,
kita masukin telor.
Natural
sound
Cutting
118 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
119 4 Int Ws –
still
Langsung aduk di jadiin
cincang semua
Eka cincang udah ?
Chef lucky udah cincang,
nah telornya dulu di
ancurin.
Natural
sound
Cutting
120 4 Int Ms –
still
Paprikanya kita masukin. Natural
sound
Cutting
121 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
122 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
123 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
124 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
212
212
125 4 Int Ms –
still
Oke ini aduk terus sampe
dia rata bener-bener
bumbunya masuk, baru tar
di pinggirin. Sekarang aku
bikin bumbu untuk ayam
Natural
sound
Cutting
126 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
127 4 Int Ms –
still
Eka untuk apa chef ?
Chef lucky bikin saosnya
Eka saosnya ?
Chef lucky saos ayam.
Natural
sound
Cutting
128 4 Int Ms –
still
Masukan saos tomat. Natural
sound
Cutting
129 4 Int Ws –
still
Diaduk-aduk Natural
sound
Cutting
130 4 Int Ms –
still
Eka emang beda ya sama
saos tomat ?
Chef lucky beda saos,
karna saos tomat beda
dengan saos ini.
Natural
sound
Cutting
131 4 Int Ws –
still
Ini kan tomato pure, jadi
ini cuma tomat aja
Eka murni ya chef ?
Chef lucky iya.
Natural
sound
Cutting
132 4 Int Ms –
still
Nah itu kayanya udah.
Matiin api nya pinggirin
sebelah sana dulu
Natural
sound
Cutting
213
213
Eka oke
133 4 Int Ms –
still
Chef lucky terus kita tumis
dulu
Natural
sound
Cutting
134 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
135 4 Int Ms –
still
Eka itu apa, itu apa chef ?
Chef lucky ini adalah wijen
Eka wijen ? Ohya wijen
Natural
sound
Cutting
136 4 Int Ws –
still
Chef lucky ini di tumis
dikeluarin rasanya jadi
lebih aromanya,
minyaknya di keluarin dulu
Eka oh
Chef lucky iya gitu.
Natural
sound
Cutting
137 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
138 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
139 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
140 4 Int Ws –
still
Udah taro situ
Eka oh udah
Natural
sound
Cutting
141 4 Int Ms –
still
Chef lucky dipinggirin. Natural
sound
Cutting
142 4 Int Ws –
still
Nah sekarang kita bikin
ayamnya
Natural
sound
Cutting
214
214
Eka oke
Chef lucky oke ini ayam.
143 4 Int Ms –
still
Nasi goreng taro sini Natural
sound
Cutting
144 4 Int Ws –
still
Eka oh oke Natural
sound
Cutting
145 4 Int Ms –
still
Chef lucky nah ini
ayamnya
Eka yang tadi di keluarin
Chef lucky nah ini ada
lobang ini
Eka iya kantong
Natural
sound
Cutting
146 4 Int Ms –
still
Chef lucky kita ambil nasi
gorengnya, kita masukin
kedalam
Eka oh gitu
Natural
sound
Cutting
147 4 Int Ws –
still
Chef lucky masukin pake
tangan juga gapapa.
Natural
sound
Cutting
148 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
natural
sound
Cutting
149 4 Int Ws –
still
Kita tutup Natural
sound
Cutting
150 4 Int Ms –
still
Eka pake ?
Chef lucky tusuk gigi
Eka oh
Natural
sound
Cutting
215
215
151 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
152 4 Int Ms –
still
Chef lucky nah, ini udah
seperti ini, nah kamu
tolong
Natural
sound
Cutting
153 4 Int Ms –
still
Bikinin lagi dulu. Natural
sound
Cutting
154 4 Int Ms –
still
Natural
sound
Cutting
155 4 Int Ws –
still
Oke ini yang terakhir ni
kayanya ni. Disini kita
panasin juga
Eka oke sip
Natural
sound
Cutting
156 4 Int Ms –
still
Chef lucky kita masukan
sayap ayamnya
Eka ayam
Chef lucky jadi dinyalain
dulu kompornya
Natural
sound
Cutting
157 4 Int Ms –
still
Eka oke Natural
sound
Cutting
158 4 Int Ms –
still
Chef lucky tunggu dia
bener-bener panas. Abis itu
masukin sayapnya.
Natural
sound
Cutting
159 4 Int Mcu –
still
Pertama kita masukan yang
kulitnya banyak dulu.
Natural
sound
Cutting
160 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
161 4 Int Ws – Oke cukup pas semuanya Natural Cutting
216
216
still ini boleh dipegang. Nah
saya kasih saosnya
sound
162 4 Int Ms –
still
Eka oh langsung
Chef lucky iya langsung
Eka oh
Natural
sound
Cutting
163 4 Int Ws –
still
Chef lucky balik
Eka oh langsung balik
Natural
sound
Cutting
164 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
165 4 Int Ws –
still
Chef lucky kita kasih
bumbu lagi
Natural
sound
Cutting
166 4 Int Ms –
still
Eka jadi caranya kaya
ayam bakar ya chef ?
Chef lucky bener
Natural
sound
Cutting
167 4 Int Ws –
still
Eka dari wijen ini ya chef
muncrat-muncratnya ?
Chef lucky muncrat-
muncratnya minyak
Eka minyak ?
Chef lucky iya minyak
Natural
sound
Cutting
168 Int Ms –
still
Eka kira-kira berapa menit
untuk matengnya ?
Chef lucky kurang lebih 5
sampai 8 menit.
Natural
sound
Cutting
169 4 Int Mcu –
still
Oke, abis ini kita tambahin
air sedikit
Natural
sound
Cutting
217
217
Eka oh air.
170 4 Int Ms –
still
Jadi ini berapa banyak chef
untuk airnya ?
Natural
sound
Cutting
171 4 Int Ws –
still
Chef lucky dikit aja ga
usah banyak-banyak
karena kita cuma mau buat
dia bener-bener mateng.
Natural
sound
Cutting
172 4 Int Ms –
still
Oke di tutup sebentar. Natural
sound
Cutting
173 4 Int Mcu –
still
Nah udah mateng
Eka oh udah
Chef lucky nah udah.
Natural
sound
Cutting
174 4 Int Ws –
still
Tuh baunya keciumkan. Natural
sound
Cutting
175 4 Int Mcu –
still
Langsung kita platting aja
Eka oh langsung di sajiin
Chef lucky iya langsung di
sajikan aja.
Natural
sound
Cutting
176 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
177 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
178 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
179 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
180 4 Int Ms – Instrument Natural Cutting
218
218
still sound
181 4 Int Mcu –
still
Langsung makan nih. Ini
adalah apa ? Apa namanya
tadi ?
Natural
sound
Cutting
182 4 Int Ms –
still
Eka fried
Chef lucky chiken wings
whit fired rice.
Natural
sound
Cutting
183 4 Int Mcu –
still
Oke nah pemirsa, kalo
misalnya bisa, tadikan
masakannya agak sedikit
rumit tapi sebenernya
simple banget nah ini bisa
di coba
Natural
sound
Cutting
184 4 Int Ms –
still
Dan dirasain dirumah ya. Natural
sound
Cutting
185 4 Int Ms –
still
Abis ini kita mau ada satu
masakan lagi
Natural
sound
Cutting
186 4 Int Ms –
still
Eka satu lagi ya
Chef lucky masih satu lagi
kita akan masak pasta
Natural
sound
Cutting
187 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
188 4 Int Ms –
still
Chef lucky yang terakhir ni
ya
Natural
sound
Cutting
189 4 Int Mcu –
still
Kita bakal masak makanan
pasta
Eka pasta
Natural
sound
Cutting
190 4 Int Ms – Chef lucky iya, pertama Natural Cutting
219
219
still cara masak pasta, tips
masak pasta adalah airnya
harus mendidih. Setelah
airnya mendidih kita kasih
garem
Eka garemin dulu ya chef ?
Chef lucky iya di garemin
dulu.
sound
191 4 Int Ws –
still
Nah, Natural
sound
Cutting
192 4 Int Ms –
still
Lalu kita masukin pastanya
Eka pasta ? Oke
Natural
sound
Cutting
193 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
194 4 Int Ms –
still
Chef lucky banyak banget
yang bilang kalo masak
pasta itu
Natural
sound
Cutting
195 4 Int Ms –
still
Dikasih minyak, Natural
sound
Cutting
196 4 Int Ms –
still
Itu bakalan ga nempel,
sebenarnya
Natural
sound
Cutting
197 4 Int Mcu –
still
Ada caranya biar ga
nempel itu adalah
Natural
sound
Cutting
198 4 Int Ws –
still
Di aduk. Natural
sound
Cutting
199 4 Int Ms –
still
Jadi abis masuk di aduk,
biar dia ga nempel
Natural
sound
Cutting
200 4 Int Mcu – Sekarang kita mulai masak Natural Cutting
220
220
still sound
201 4 Int Ws –
still
Pastanya disini
Eka disini pake apa aja
chef ?
Natural
sound
Cutting
202 4 Int Mcu –
still
Chef lucky kita pake
pertama bawang bombai
Natural
sound
Cutting
203 4 Int Ws –
still
Kita potong lagi Natural
sound
Cutting
204 4 Int Ms –
still
Eka oh bawang bombai
nya lebih banyak ya chef
disbanding yang tadi ?
Chef lucky iya lebih
banyak.
Natural
sound
Cutting
205 4 Int Ws –
still
Untuk pasta yang kita
pakai adalah bawang
bombai dan bawang putih.
Natural
sound
Cutting
206 4 Int Mcu –
still
Nah kita pake olif oil Natural
sound
Cutting
207 4 Int Ws –
still
Eka olif oil ? Kenapa ga
pake minyak biasa aja chef
?
Natural
sound
Cutting
208 4 Int Ms –
still
Chef lucky karena pake
olif oil itu lebih sehat
Eka oh oke.
Natural
sound
Cutting
209 4 Int Ws –
still
Selain enak pasti sehat ya
chef
Chef lucky bener, dan
aromanya emang beda,
Natural
sound
Cutting
221
221
boleh di aduk.
210 4 Int Ms –
still
Jadi aku potong bawang
putih ya.
Natural
sound
Cutting
211 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
212 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
213 4 Int Ws –
still
Masukin. Natural
sound
Cutting
214 4 Int Ms –
still
Sama seperti nasi goreng
tadi
Eka paprika
Natural
sound
Cutting
215 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
216 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
217 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
218 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
219 4 Int Ms –
still
Chef lucky kita tambahin
lagi sama daging ayam
Eka ayam ?
Natural
sound
Cutting
220 4 Int Ws –
still
Chef lucky iya, jadi kita
tambahin lagi, tadi si aku
liat ada
Natural
sound
Cutting
221 4 Int Mcu – Eka oke Natural Cutting
222
222
still sound
222 4 Int Ws –
still
Chef lucky ini ayam nya
kita pake yang paha atas
Natural
sound
Cutting
223 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
224 4 Int Ws –
still
Eka ini pastanya chef
sampe berapa menit ?
Chef lucky kalo yang
kerang ini, 11 menit.
Natural
sound
Cutting
225 4 Int Mcu –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
226 4 Int Ms –
still
Aduk sampe rata. Natural
sound
Cutting
227 4 Int Cu –
still
Setelah itu kita masukin
lagi
Eka apa itu chef ?
Chef lucky ini keju, tapi
kejunya itu yang,
Natural
sound
Cutting
228 4 Int Ws –
still
Lebih melt jadi gampang
cair
Eka teksturnya kaya
mentega ya chef ?
Natural
sound
Cutting
229 4 Int Ms –
still
Chef lucky iya hamper
sama
Eka namanya kejunya
sendiri apa chef ?
Natural
sound
Cutting
230 4 Int Ws – Chef lucky ini sebenernya Natural Cutting
223
223
still kaya cream cheess
Eka cream cheess ?
Chef lucky iya.
sound
231 4 Int Ms –
still
Kita tambahin tomat
Eka tomat
Natural
sound
Cutting
232 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
233 4 Int Ms –
still
Chef lucky kita tambahkan
susu
Natural
sound
Cutting
234 4 Int Ws –
still
Eka oh susu
Chef lucky iya kita
tambahkan susu
Eka berapa banyak chef ?
Chef lucky ga usah banya-
banyak tergantung
tempatnya aja. Oke coba di
aduk.
Natural
sound
Cutting
235 4 Int Ms –
still
Nah kalo diliat itu pastanya
udah mateng
Eka ohh iya
Chef lucky kita ambil dulu,
ini apinya bisa kita matiin
dulu, pastanya di ambil,
terus langsung dimasukan
kesini.
Natural
sound
Cutting
236 4 Int Ms –
still
Tirisin bener-bener karena
kalo misalnya pasta pake
model kerang gini dia
Natural
sound
Cutting
224
224
nyimpen air
Eka dicangkangnya ya
Chef lucky iya. Ditirisin
oke
Eka ini udah chef ?
Chef lucky udah.
237 4 Int Ms –
still
Kita tambahin kejunya. Ini
kita kasih mozarela
Natural
sound
Cutting
238 4 Int Ws –
still
Eka kalo keju biasa bisa
chef ?
Chef lucky keju biasa bisa
tapi itu tadi yang gampang
leleh.
Natural
sound
Cutting
239 4 Int Ws –
still
Udah sip Natural
sound
Cutting
240 4 Int Ws –
still
Eka di aduk ?
Chef lucky jangan di aduk
lagi.
Natural
sound
Cutting
241 4 Int Ms –
still
Udah selesai, jadi pertama
itu buat ngeratain abis itu
udah langsung ditutup.
Natural
sound
Cutting
242 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
243 4 Int Ws –
still
Nah bisa di liat
Eka woow
Chef lucky dia udah
mealteed kan
Natural
sound
Cutting
225
225
Eka iya
Chef lucky nah kan itu
berarti udah siap.
244 4 Int Ms –
still
Sekarang kita kasih
tampilan biar menarik
Eka buat tampilan ya chef
Natural
sound
Cutting
245 4 Int Mcu –
still
Chef lucky dah abis itu. Natural
sound
Cutting
246 4 Int Ms –
still
Kasih tomat juga. Natural
sound
Cutting
247 4 Int Mcu –
still
Eka jadi penyajiannya
langsung disini ?
Chef lucky iya langsung
aja, jadi ga usah dipiring
lagi langsung aja.
Natural
sound
Cutting
248 4 Int Ms –
still
Udah kita matiin. Natural
sound
Cutting
249 4 Int Ws –
still
Terakhir, ya masakan
terakhir udah selesai
pertama ada
Natural
sound
Cutting
250 4 Int Ms –
still
Eka bakwan kurma
Chef lucky terus kedua ada
chiken wings sama
Natural
sound
Cutting
251 4 Int Ws –
still
Eka with fried rice
Chef lucky terus yang
ketiga adalah chiken pasta.
Natural
sound
Cutting
252 4 Int Ms – Abis ini kita ada satu lagi Natural Cutting
226
226
still sound
253 4 Int Ws –
still
Eka satu lagi ?
Chef lucky masih satu lagi,
jadi kita ada es buah
Eka oh minumannya ya
chef
Chef lucky iya buat
minumannya.
Natural
sound
Cutting
254 4 Int Ms –
still
Oke buat yang terakhir kita
buat minumannya.
Natural
sound
Cutting
255 4 Int Ms –
still
Kita buat es buah
Eka segernya pas
Chef lucky iya dong biar
pas. Oke ini kita ada
manga.
Natural
sound
Cutting
256 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
257 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
258 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
259 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
260 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
261 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
227
227
262 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
263 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
264 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
265 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
266 4 Int Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
267 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
268 4 Int Ms –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
269 4 Int Ms –
still
Nah udah selesai tinggal
tambahin sirupnya.
Natural
sound
Cutting
270 4 Int Ms –
still
Nah ini udah jadi, sirup
buahnya boleh taro didepan
biar langsung bisa di
makan, oke sip
Eka siap
Natural
sound
Cutting
271 5 Ext Ws –
still
Instrument Natural
sound
Cutting
272 5 Ext Ws –
still
Chef lucky nah pemirsa
udah liat kan kejutan
episode kali ini, nah jangan
lupa nonton kita terus dan
siapa tau di episode
kedepan kita yang akan
Natural
sound
Cutting
228
228
datang kerumah anda
229
229
3. Logging picture
TABEL III.14 LOGGING PICTURE
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Editor : Nur Aisyah
Durasi : 24 Menit Time Broadcast : 13.00-13.24
No Logging Time Video Audio Remark
1 00:00:00:00-00:00:05:00 Bars and Tone Tone
2 00:00:05:00-00:00:10:00 Id program
3 00:00:10:00-00:00:15:00 Logo bsi
4 00:00:00:00-00:00:22:24 Universal counting leader
5 00:00:22:24-00:00:38:02 Bumper
6 00:00:38:02-00:00:40:24 Host membuka acara Dialog 1
7 00:00:40:24-00:00:43:23 Host membuka acara Dialog 1
8 00:00:43:23-00:00:46:18 Host membuka acara Dialog 1
9 00:00:46:18-00:00:49:06 Host membuka acara Dialog1
10 00:00:46:18-00:00:55:16 Host membuka acara Dialog 1
11 00:00:55:16-00:00:58:14 Langkah kaki host Instrument
12 00:00:58:14-00:01:00:16 Host jalan Instrument
13 00:01:00:16-00:01:03:23 Host jalan Instrument
14 00:01:03:23-00:01:05:23 Host ketuk pintu Instrument
230
230
15 00:01:05:23-00:01:08:21 Client membuka pintu Instrument
16 00:01:08:21-00:01:14:06 Host dan client bersalaman Dialog 2
17 00:01:14:06-00:01:18:23
Host menceritakan
perjalanannya Dialog 5
18 00:01:18:23-00:01:21:03
Client manawarkan langsung
ke dapur Dialog 6
19 00:01:21:03-00:01:25:03
Host dan client langsung
masuk ke rumah Instrument
20 00:01:25:03-00:02:26:09 VT client Dialog 8
21 00:02:26:09-00:02:37:15 Host dan client sampe dapur Dialog 9
22 00:02:37:15-00:02:43:01
Client menjelaskan keadaan
rumahnya Dialog 10
23 00:02:43:01-00:02:47:05
Chef dan client ngobrol-
ngobrol Dialog 11
24 00:02:47:05-00:02:50:12
Chef dan client ngobrol-
ngobrol Dialog 12
25 00:02:50:12-00:03:02:14 Chef bertanya kepada client Dialog 13
26 00:03:02:14-00:03:10:11
Chef bertanya bahan yang
sudah di siapkan Dialog 14
27 00:03:10:11-00:03:25:04 Chef memberikan menu special Dialog 15
28 00:03:25:04-00:03:30:13
Chef memberi informasi
tentang menu special Dialog 16
29 00:03:30:13-00:03:32:23
Chef memberi informasi
tentang menu special Dialog 17
30 00:03:32:23-00:03:39:05
Chef memberi informasi
tentang menu special Dialog 18
31 00:03:39:05-00:03:41:18
Chef mengambil tepung
bakwan Dialog 19
231
231
32 00:03:41:18-00:03:50:17
Chef memasukan bahan-bahan
bakwan Dialog 20
33 00:03:50:17-00:03:52:18 Chef menjelaskan makanan Dialog 21
34 00:03:52:18-00:03:58:09 Chef menjelaskan makanan Dialog 22
35 00:03:58:09-00:04:04:14 Chef memotong kurma Dialog 23
36 00:04:04:14-00:04:15:19 Chef memotong kurma Dialog 24
37 00:04:15:19-00:04:20:02 Chef memotong kurma Dialog 25
38 00:04:20:02-00:04:27:21 Chef memotong kurma Dialog 26
39 00:04:27:21-00:04:34:19 Chef menjelaskan makanan Dialog 27
40 00:04:34:19-00:04:39:14 Chef memotong kurma Dialog 28
41 00:04:39:14-00:04:41:07 Chef menjelaskan makanan Dialog 29
42 00:04:41:07-00:04:42:21 Chef menjelaskan makanan Dialog 30
43 00:04:42:21-00:04:45:10 Chef memotong kurma Dialog 31
44 00:04:45:10-00:04:48:20 Chef menjelaskan makanan Dialog 32
45 00:04:48:20-00:04:54:14 Chef memotong kurma Instrument
46 00:04:54:14-00:04:58:10 Chef menjelaskan makanan Dialog 33
47 00:04:58:10-00:05:06:13 Chef menjelaskan makanan Dialog 34
48 00:05:06:13-00:05:10:18 Chef menjelaskan makanan Dialog 35
49 00:05:10:18-00:05:18:18 Chef menjelaskan makanan Dialog 36
50 00:05:18:18-00:05:22:01 Chef menjelaskan makanan Dialog 37
51 00:05:22:01-00:05:24:11 Chef menjelaskan makanan Dialog 38
52 00:05:24:11-00:05:26:02 Chef menjelaskan makanan Dialog 39
53 00:05:26:02-00:05:32:20 Chef menjelaskan makanan Dialog 40
54 00:05:32:20-00:05:35:23 Chef ambil aprone Dialog 41
232
232
55 00:05:35:23-00:05:49:20 Chef memasang apron ke client Dialog 42
56 00:05:49:20-00:05:53:19 Chef memasang apron ke client Dialog 43
57 00:05:53:19-00:05:56:17 Chef menggoreng bakwan Dialog 44
58 00:05:56:17-00:05:59:14 Chef menggoreng bakwan Dialog 45
59 00:05:59:14-00:06:02:21 Chef menggoreng bakwan Instrument
60 00:06:02:21-00:06:18:07 Chef menggoreng bakwan Instrument
61 00:06:18:07-00:06:24:13 Client menggoreng bakwan Dialog 46
62 00:06:24:13-00:06:27:10 Chef menjelaskan makanan Dialog 47
63 00:06:27:10-00:06:29:15 Chef menjelaskan makanan Dialog 48
64 00:06:29:15-00:06:40:13 Chef menjelaskan makanan Dialog 49
65 00:06:40:13-00:06:47:09 Chef menjelaskan makanan Dialog 50
66 00:06:47:09-00:06:52:20 Chef menjelaskan makanan Dialog 51
67 00:06:52:20-00:06:54:05 Chef menjelaskan makanan Dialog 52
68 00:06:54:05-00:07:03:20 Chef menjelaskan makanan Dialog 53
69 00:07:03:20-00:07:05:09 Client mengangkat bakwan Dialog 54
70 00:07:05:09-00:07:10:21 Platting Instrument
71 00:07:10:21-00:07:12:22 Platting Instrument
72 00:07:12:22-00:07:24:16 Platting Dialog 55
73 00:07:24:16-00:07:28:23 Platting Dialog 56
74 00:07:28:23-00:07:39:10 Platting Dialog 57
75 00:07:39:10-00:07:41:09 Masakan selesai Dialog 58
76 00:07:41:09-00:07:44:11
Chef memberi tahu menu
pertama sudah selesai Dialog 59
77 00:07:44:11-00:07:46:09 Makanan jadi dan bahan-
Instrument
233
233
bahannya
78 00:07:46:09-00:07:50:18 Bumper out Instrument
79 00:07:50:18-00:07:52:20 Commercial break Instrument
80 00:07:52:20-00:07:57:10 Bumper in Instrument
81 00:07:57:10:-00:08:18:20 Pembuka segment 2 Dialog 60
82 00:08:18:20-00:08:20:14
Memberi tahu makanan
selanjutnya Dialog 61
83 00:08:20:14-00:08:21:20 Memberi tahu bahan-bahannya Dialog 62
84 00:08:21:20-00:08:22:10 Memberi tahu bahan-bahannya Dialog 63
85 00:08:22:10-00:08:30:14 Memberi tips masak Dialog 64
86 00:08:30:14-00:08:36:02 Memberi tips masak Dialog 65
87 00:08:36:02-00:08:38:23 Memberi tips masak Dialog 66
88 00:08:38:23-00:08:40:10 Memberi tips masak Dialog 67
89 00:08:40:10-00:08:41:15 Memberi tips masak Dialog 68
90 00:08:41:15-00:08:44:07 Memberi tips masak Dialog 69
91 00:08:44:07-00:08:46:19 Memberi tips masak Dialog 70
92 00:08:46:19-00:08:50:12 Memberi tips masak Dialog 71
93 00:08:50:12-00:08:53:02 Memberi tips masak Dialog 72
94 00:08:53:02-00:08:55:17 Memberi tips masak Dialog 73
95 00:08:55:17-00:09:00:05 Memberi tips masak Dialog 74
96 00:09:00:05-00:09:03:05 Chef memotong bawang putih Instrument
97 00:09:03:05-00:09:06:09 Chef memotong bawang putih Instrument
98 00:09:06:09-00:09:09:13 Chef memotong bawang putih Instrument
99 00:09:09:13-00:09:14:17 Hef memotong bawang bombai Instrument
234
234
100 00:09:14:17-00:09:18:08
Chef memotong bawang
bombai Instrument
101 00:09:18:08-00:09:24:14
Chef memotong bawang
bombai Instrument
102 00:09:24:14-00:09:32:22
Chef memotong bawang
bombai Instrument
103 00:09:32:22-00:09:35:20
Chef memasukan minyak
goreng Dialog 75
104 00:09:35:20-00:09:37:19 Client menyalakan kompor Dialog 76
105 00:09:37:19-00:09:41:10
Chef memasukan minyak
goreng Dialog 77
106 00:09:41:10-00:09:44:20 Chef memotong cabai Instrument
107 00:09:44:20-00:09:46:14 Chef memotong cabai Instrument
108 00:09:46:14-00:09:50:23
Chef memasukan cabai bawang
ke wajan Instrument
109 00:09:50:23-00:09:56:11
Chef memasukan cabai bawang
ke wajan Instrument
110 00:09:56:11-00:10:02:07 Chef memotong paprika Dialog 78
111 00:10:02:07-00:10:08:08 Chef memotong paprika Dialog 79
112 00:10:08:08-00:10:15:05 Chef memotong paprika Instrument
113 00:10:15:05-00:10:17:19 Chef memotong paprika Instrument
114 00:10:17:19-00:10:24:01 Chef memotong paprika Instrument
115 00:10:24:01-00:10:26:03 Chef memotong paprika Instrument
116 00:10:26:03-00:10:33:03 Chef memberi tips Dialog 78
117 00:10:33:03-00:10:35:13 Chef memasukan telur Instrument
118 00:10:35:13-00:10:43:03 Chef memasukan telur Instrument
235
235
119 00:10:43:03-00:10:48:14 Client mengoseng-oseng telur Dialog 79
120 00:10:48:14-00:10:51:15 Client mengoseng-oseng telur Dialog 80
121 00:10:51:15-00:10:53:19 Chef memasukan paprika Dialog 81
122 00:10:53:19-00:10:58:08 Chef memasukan paprika Dialog 82
123 00:10:58:08-00:11:01:02 Chef memasukan nasi Instrument
124 00:11:01:02-00:11:02:03 Chef memasukan nasi Instrument
125 00:11:02:03-00:11:04:05 Chef memasukan nasi Instrument
126 00:11:04:05-00:11:07:09 Client mengaduk nasi Instrument
127 00:11:07:09-00:11:13:14 Chef memberi tips Dialog 83
128 00:11:13:14-00:11:18:04 Chef memberi tips Dialog 84
129 00:11:18:04-00:11:20:23 Chef menuang saus Instrument
130 00:11:20:23-00:11:27:11 Chef menuang saus Instrument
131 00:11:27:11-00:11:30:13 Chef memasukan saus tomat Dialog 85
132 00:11:30:13-00:11:33:08 Chef memasukan saus tomat Dialog 86
133 00:11:33:08-00:11:35:01 Chef memberi tips masakan Dialog 87
134 00:11:35:01-00:11:37:22 Chef memberi tips masakan Dialog 88
135 00:11:37:22-00:11:43:15 Chef memberi tips masakan Dialog 89
136 00:11:43:15-00:11:47:13 Chef memberi tips masakan Dialog 90
137 00:11:47:13-00:11:54:04 Chef memberi tips masakan Dialog 91
138 00:11:54:04-00:12:01:23 Chef memasukan wijen Dialog 92
139 00:12:01:23-00:12:03:11 Chef memasukan wijen Instrument
140 00:12:03:11-00:12:10:04 Chef memberi tips masakan Dialog 93
141 00:12:10:04-00:12:14:20 Chef memasukan saus Dialog 94
236
236
142 00:12:14:20-00:12:17:08 Chef memasukan saus Dialog 95
143 00:12:17:08-00:12:17:22 Client mengoseng saus Dialog 96
144 00:12:17:22-00:12:20:13 Chef memberi tips masakan Dialog 97
145 00:12:20:13-00:12:22:00 Chef memberi tips masakan Dialog 98
146 00:12:22:00-00:12:27:04 Chef mengambil ayam Dialog 99
147 00:12:27:04-00:12:28:07 Chef memberi tips masakan Dialog 100
148 00:12:28:07-00:12:30:15 Chef memberi tips masakan Dialog 101
149 00:12:30:15-00:12:37:12 Chef memberi tips masakan Dialog 102
150 00:12:37:12-00:12:44:16 Chef memberi tips masakan Dialog 103
151 00:12:44:16-00:12:48:11 Chef memberi tips masakan Dialog 104
152 00:12:48:11-00:12:49:21 Chef memberi tips masakan Dialog 105
153 00:12:49:21-00:12:52:08 Chef memberi tips masakan Dialog 106
154 00:12:52:08-00:12:54:09 Chef memberi tips masakan Dialog 107
155 00:12:54:09-00:12:56:20 Chef memberi tips masakan Dialog 108
156 00:12:56:20-00:13:01:00 Chef memberi tips masakan Dialog 109
157 00:13:01:00-00:13:02:14 Chef memberi tips masakan Dialog 120
158 00:13:02:14-00:13:20:01 Chef memberi tips masakan Dialog 121
159 00:13:20:01-00:13:28:19
Chef memasukan minyak
goreng di wajan Dialog 122
160 00:13:28:19-00:13:33:18 Chef memberi tips masakan Dialog 123
161 00:13:33:18-00:13:35:04 Client menyalakan kompor Instrument
162 00:13:35:04-00:13:39:07 Chef memberi tips masakan Dialog 124
163 00:13:39:07-00:13:42:03 Chef memberi tips masakan Dialog 125
164 00:13:42:03-00:13:43:20 Chef memasukan ayam ke
Dialog 126
237
237
wajan
165 00:13:43:20-00:13:50:04
Chef memberikan saus di atas
ayam Dialog 127
166 00:13:50:04-00:13:58:10
Chef memberikan saus di atas
ayam Dialog 128
167 00:13:58:10-00:14:01:05 Client membalik ayam Dialog 129
168 00:14:01:05-00:14:05:23 Client membalik ayam Dialog 130
169 00:14:05:23-00:14:09:16
Chef memasukan ayam ke
wajan Dialog 131
170 00:14:09:16-00:14:14:09
Chef memasukan ayam ke
wajan Dialog 132
171 00:14:14:09-00:14:20:20
Chef memasukan ayam ke
wajan Dialog 133
172 00:14:20:20-00:14:27:24
Menjelaskan kematangan
masakan Dialog 134
173 00:14:27:24-00:14:35:00
Chef memasukan air ke dalam
wajan Dialog 135
174 00:14:35:00-00:14:38:02
Chef memasukan air ke dalam
wajan Dialog 136
175 00:14:38:02-00:14:42:09 Menjelaskan masakan Dialog 137
176 00:14:42:09-00:14:44:21 Chef tutup wajan Dialog 138
177 00:14:44:21-00:14:48:15 Chef membuka tutup wajan Dialog 139
178 00:14:48:15-00:14:52:20 Chef platting masakan ke dua Dialog 140
179 00:14:52:20-00:14:55:06 Platting Dialog 141
180 00:14:55:06-00:15:00:04 Platting Dialog 142
181 00:15:00:04-00:15:01:16 Platting Dialog 143
182 00:15:01:16-00:15:10:02 Platting Dialog 144
238
238
183 00:15:10:02-00:15:19:08 Platting Dialog 145
184 00:15:19:08-00:15:20:19 Platting Instrument
185 00:15:20:19-00:15:25:01
Chef menjelaskan nama
makanan Dialog 146
186 00:15:25:01-00:15:29:01
Chef menjelaskan nama
makanan Dialog 147
187 00:15:29:01-00:15:41:17
Chef memberi tahu ada satu
masakan ,lagi Dialog 148
188 00:15:41:17-00:15:43:13
Chef memberi tahu ada satu
masakan ,lagi Dialog 149
189 00:15:43:13-00:15:45:17
Masakan yang udah jadi dan
bahan-bahannya Instrument
190 00:15:45:17-00:15:50:00 Bumper out Instrument
191 00:15:50:00-00:15:52:07 Iklan Instrument
192 00:15:52:07-00:15:56:12 Bumper in Instrument
193 00:15:56:12-00:15:58:23
Chef menjelaskan masakan
selanjutnya Dialog 150
194 00:15:58:23-00:16:00:22
Chef menjelaskan masakan
selanjutnya Dialog 151
195 00:16:00:22-00:16:11:14
Chef memberikan tips
memasak Dialog 152
196 00:16:11:14-00:16:12:17 Chef memasukan garam Dialog 153
197 00:16:12:17-00:16:15:15 Chef memasukan pasta Dialog 154
198 00:16:15:15-00:16:15:17 Chef memasukan pasta Instrument
199 00:16:15:17-00:16:19:09
Chef memberikan tips
memasak Dialog 155
200 00:16:19:09-00:16:21:03 Chef memberikan tips
Dialog 156
239
239
memasak
201 00:16:21:03-00:16:23:24
Chef memberikan tips
memasak Dialog 157
202 00:16:23:24-00:16:26:00
Chef memberikan tips
memasak Dialog 158
203 00:16:26:00-00:16:32:11
Chef memberikan tips
memasak Dialog 159
204 00:16:32:11-00:16:36:17 Chef mulai masak Dialog 160
205 00:16:36:17-00:16:39:17
Chef memotong bawang
bombai Dialog 161
206 00:16:39:17-00:16:44:00
Chef memotong bawang
bombai Dialog 162
207 00:16:44:00-00:16:48:10
Chef memotong bawang
bombai Instrument
208 00:16:48:10-00:16:51:22
Chef memotong bawang
bombai Instrument
209 00:16:51:22-00:16:56:07 Chef memasukan olif oil Dialog 163
210 00:16:56:07-00:17:00:02 Chef memasukan olif oil Instrument
211 00:17:00:02-00:17:05:23 Menjelaskan manfaat olif oil Dialog 164
212 00:17:05:23-00:17:12:21
Chef memasukan bawang
bombai Dialog 165
213 00:17:12:21-00:17:15:07 Client menumis bawang Instrument
214 00:17:15:07-00:17:17:15 Client menumis bawang Instrument
215 00:17:17:15-00:17:19:09 Chef memasukan bawang Dialog 166
216 00:17:19:09-00:17:21:12 Chef memasukan bawang Dialog 167
217 00:17:21:12-00:17:25:21 Chef memotong paprika Dialog 168
240
240
218 00:17:25:21-00:17:31:12 Chef memasukan paprika Dialog 169
219 00:17:31:12-00:17:34:00 Chef memotong paprika Instrument
220 00:17:34:00-00:17:39:02 Chef memasukan paprika Instrument
221 00:17:39:02-00:17:42:20
Chef memberikan tips
memasak Dialog 170
222 00:17:42:20-00:17:46:15
Chef memberikan tips
memasak Dialog 171
223 00:17:46:15-00:17:49:19
Chef memberikan tips
memasak Dialog 172
224 00:17:49:19-00:17:53:09
Chef memberikan tips
memasak Dialog 173
225 00:17:53:09-00:17:57:20 Chef memotong ayam Instrument
226 00:17:57:20-00: 18:04:08
Chef memberikan tips
memasak Dialog 174
227 00: 18:04:08-00:18:09:07
Chef memasukan ayam ke
wajan Dialog 175
228 00:18:09:07-00:18:13:18 Client menumis masakan Dialog 176
229 00:18:13:18-00:18:21:00
Chef memasukan keju ke
wajan Dialog 177
230 00:18:21:00-00:18:27:04
Chef memasukan keju ke
wajan Dialog 178
231 00:18:27:04-00:18:31:07
Chef memasukan keju ke
wajan Dialog 179
232 00:18:31:07-00:18:33:19
Chef memasukan keju ke
wajan Dialog 180
233 00:18:33:19-00:18:27:06
Chef memasukan saus tomat ke
wajan Dialog 181
234 00:18:27:06-00:18:40:00 Chef memasukan saus tomat ke
Dialog 182
241
241
wajan
235 00:18:40:00-00:18:44:19
Chef memasukan susu ke
wajan Dialog 183
236 00:18:44:19-00:18:54:11
Chef memasukan susu ke
wajan Dialog 184
237 00:18:54:11-00:19:05:24 Client mengangkat pasta Dialog 185
238 00:19:05:24-00:19:26:08 Client mengangkat pasta Dialog 186
239 00:19:26:08-00:19:36:23 Chef menaburkan keju Dialog 187
240 00:19:36:23-00:19:40:12 Chef menaburkan keju Dialog 188
241 00:19:40:12-00:19:45:00 Chef menaburkan keju Dialog 189
242 00:19:45:00-00:19:48:04 Chef menjelaskan masakan Dialog 190
243 00:19:48:04-00:19:54:00 Chef menjelaskan masakan Dialog 191
244 00:19:54:00-00:19:57:09 Memotong bawang seledri Instrument
245 00:19:57:09-00:20:26:05 Membuka tutup wajan Dialog 192
246 00:20:26:05-00:20:12:02
Menaburkan daun seledri di
atas masakan Dialog 193
247 00:20:12:02-00:20:14:24 Mengambil tomat Dialog 194
248 00:20:14:24-00:20:26:03
Taro potongan tomat di atas
masakan Dialog 195
249 00:20:26:03-00:20:31:00 Matiin kompor Dialog 196
250 00:20:31:00-00:20:34:21
Menjelaskan makanan apa saja
yang sudah di masak Dialog 197
251 00:20:34:21-00:20:36:12
Menjelaskan makanan apa saja
yang sudah di masak Dialog 198
252 00:20:36:12-00:20:40:08
Menjelaskan makanan apa saja
yang sudah di masak Dialog 199
242
242
253 00:20:40:08-00:20:43:07
Menjelaskan makanan apa saja
yang sudah di masak Dialog 200
254 00:20:43:07-00:20:45:11
Menjelaskan makanan apa saja
yang sudah di masak Dialog 201
255 00:20:45:11-00:20:54:05
Masakan yang sudah jadi dan
bahan-bahannya Instrument
256 00:20:54:05-00:21:06:10
Menjelaskan akan membuat
masakan apa Dialog 202
257 00:21:06:10-00:21:10:11 Memotong mangga Instrument
258 00:21:10:11-00:21:17:03
Memasukan mangga kedalam
gelas Instrument
259 00:21:17:03-00:21:24:18 Memotong kiwi Instrument
260 00:21:24:18-00:21:30:00
Memasukan kiwi kedalam
gelas Instrument
261 00:21:30:00-00:21:32:14 Memasukan mangga Instrument
262 00:21:32:14-00:21:38:02 Memasukan es batu Instrument
263 00:21:38:02-00:21:41:00 Memasukan air putih Instrument
264 00:21:41:00-00:21:43:03 Memasukan air putih Instrument
265 00:21:43:03-00:21:47:24 Memasukan sirup Instrument
266 00:21:47:24-00:21:56:03 Memasukan sirup Instrument
267 00:21:56:03-00:22:09:00
Chef memberi gelas berisi es
buah kepada client Dialog 203
268 00:22:09:00-00:22:10:12
Minuman yang udah jadi dan
bahan-bahannya Dialog 204
269 00:22:10:12-00:22:43:20
Chef menyamperi client yang
sedang makan bersama ibunya Instrument
270 00:22:43:20-00:22:57:02 Chef penutup Dialog 205
243
243
271 00:22:57:02-00:22:59:17 Bumper out Instrument
4. Proses Pembuatan ID Program
1. Bars And Tone
244
244
Gambar III.14 Bars and Tone
2. ID Program
Gambar III.15 ID Program
3. Logo BSI
Gambar III.16 Logo BSI
4. Counting Leader
245
245
Gambar III.17 Counting Leader
5. Bumper
Gambar III.18 Bumper
6. Isi Konten
Gambar III.19 Isi Konten
7. Credit Title
246
246
Gambar III.20 Credit Title
8. Copy Right
Gambar III.21 Copy Right
5. Spesifikasi Alat Editing
TABEL III.15 SPESIFIKASI ALAT EDITING
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
247
247
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Editor : Nur Aisyah
Durasi : 24 Menit Time Broadcast : 13.00-13.24
Hardware:
1. Procesor : 2.3Ghz Dual-Core Intel Core i5.
2. Ram : 2.3Ghz 4Gb.
3. Hardisk : Hdd 640Gb.
Accessories:
1. Monitor : Lenovo g470.
2. Audio : Headphone Sony Extra Bass mdr-xb450ap+Mic.
3. Keyboard : Standard Lenovo g470.
Software:
1. Nama : Adobe Premiere Pro cc.
2. Animasi : Adobe After Effect.
3. Grafis : Coreldraw x6.
3.8. Proses Kerja Penata Artistik
Penata Artistik merupakan salah satu unit kerja pada stasiun penyiaran
televisi atau Tim produksi film yang berfungsi sebagai penunjang acara siaran
248
248
televisi maupun produksi film. Penataan artistik merupakan suatu hal yang
penting dalam menciptakan suasana dalam sebuah produksi acara drama televisi,
film, maupun program non drama. Penataan artistik ini juga dapat mendukung
suasana dan karakter pemain dalam layar dan termasuk juga sebagai daya tarik
sebuah acara.
Menurut Doeana dkk (2017:11) menyimpulkan bahwa:
Penata artistik adalah salah satu aspek kreatif sinematografi yang
mencangkup perencanaan, pelaksanaan atau pengadaan “lingkungan fisik”
sebuah cerita film yang terdiri dari setting (dekor), pelengkap dekor
(properties), kostum serta tata rias dan tata rambut sesuai dengan konsep
Sutradara tentang look dan mood sebuah cerita film. Orang yang
ditugaskan mengatur dan menatanya disebut sebagai Penata Artistik (Art
Director).
Menjadi penata artistik dibutuhkan keterampilan dan keuletan untuk
menjalankan tugasnya, karena peran dari penata artistik sangatlah besar dalam
pembuatan suatu karya berupa film atau serial televisi yang lainnya.
Menurut Pradekso dkk (2014:8.31) tidak banyak yang menggeluti bidang
artistik dalam produksi audio visual. Profesi art director mempersyaratkan
keahlian menciptakan, rekayasa bentuk, mengatur tata letak, memahami tat warna,
tata cahaya, komposisi framing dan pengadeganan. Bidang ini sesungguhnya
menantang kreativitas seni, simulasi ruang, estetika interior, dan tak jarang
menuntut penciptaan-penciptaan peranti yang dapat difungsikan secara kreatif
yang baru dan tak pernah terpikirkan.
Karena itu penulis sebagai penata artistik berpendapat bahwa:
a. Penata Artistik adalah penerjemah ide/konsep dari sutradara serta skenario
tentang wujud cerita film ke dalam bentuk-bentuk konkrit.
249
249
b. Penata Artistik merencanakan dan membangun lingkungan fisik sebuah film
cerita.
c. Penata Artistik bertanggung jawab atas “rupa” atau look sebuah film.
Menurut Doeana dkk (2017:11) menyimpulkan bahwa:
Pengertian lebih luas adalah bahwa Penata Artistik berurusan dengan
keseluruhan lingkungan fisik sebuah film, baik yang direncanakan dan
dibangun di studio, maupun dalam pemilihan penggunaan bangunan dan pemandangan alam yang ada. Sedangkan yang dimaksud dengan
lingkungan fisik atau setting sebuah film adalah tempat dan waku
berlangsungnya kejadian cerita pada sebuah film
Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan tugas seorang penata artistik
adalah bertanggung jawab dalam merancang keperluan properti, menentukan
warna panggung, perancangan kostum untuk kebutuhan produksi agar sesuai
dengan konsep yang sudah disepakati.
Latief dan Utud (2015:138) menyimpulkan bahwa:
Penata Artistik atau pengarah artistik, disebut juga art designer, kreatif,
inovatif, dan cerdas. Untuk menjadi penata artsitik dibutuhkan seseorang
yang berpendidikan di bidang seni artistik, rekayasa seni, commercial art,
atau berpengalaman yang cukup pada bagian penataan artistik sebelum
bertaanggung jawab penuh sebagai penata artistik program televisi Dari
kutipan diatas, menyimpulkan bahwa Penata Artistik adalah merancang
desain-desain sesuai skenario, menciptakan look dan style, serta
menghadirkan karakter melalui penciptaan lewat elemen artistik.
Sebagai Penata Artistik bertanggung jawab dalam menciptakan penataan
yang baik termasuk urusan property, make up, wardrobe dan set desain. Oleh
karena itu, sangat penting bagi seorang penata artistik untuk menciptakan
pandangan yang luas serta menciptakan kreatifitas yang lebih tinggi dan lebih jauh
lagi. Penulis sebagai penata artistik harus mengetahui secara keseluruhan
250
250
kebutuhan art dari program non drama kuliner “Kejutan Masak” yang akan
penulis buat sehingga menghasilkan konsep penata artistik yang menarik.
3.8.1. Pra Produksi
Pada saat pra produksi seorang Penata Artistik melakukan bedah naskah
bersama semua anggota kelompok, disini penulis bersama kelompok menentukan
pemain, lokasi, dan property yang akan dipakai dalam program yang penulis buat.
Penulis juga ikut meninjau lokasi yang dipakai sebagai set dalam program
kuliner ini. Yang pada akhirnya pembawa acara sekaligus chef menawarkan dapur
rumah miliknya untuk digunakan sebagai lokasi syuting. Berhubung dapur rumah
ini baru dibangun dan masih tahap renovasi, maka penulis harus mengisi dengan
property dan peralatan dapur lainnya.
Menurut Kusumawati dkk (2017:28) pada tahap pra produksi mencantum
seperti berikut:
a. Planning Meeting dalam pertemuan perencanaan program televisi/produksi film
ini produser didampingi oleh sutradara atau pengarah acara televisi.
b. Melakukan bedah naskah/skenario, ini untuk mengetahui semua set yang
diperlukan untuk semua adegan yang termasuk dalam sebuah film, jadi setiap
adegan, setiap percakapan yang mengaitkan pada sebuah keadaan, maka art
director harus mulai membuat daftar set/breakdown tata artistik apa saja yang
dibutuhkan.
Penulis berpendapat bahwa ada beberapa langkah yang harus dilakukan
oleh penata artistik pada tahap pra produksi, yaitu:
251
251
a. Melakukan planning meeting dalam pertemuan perencanaan program televisi.
menentukan konsep awal bersama seluruh anggota/crew terutama Produser,
Penulis Naskah, Sutradara.
b. Melakukan bedah naskah, untuk mengetahui semua set/peralatan yang
diperlukan untuk program acara dalam sebuah produksi televisi non drama,
kemudian membuat list/breakdown penata artistik apa saja yang di perlukan.
c. Mencatat apa saja yang dibutuhkan dalam program acara ini. Jika sudah
mengetahui barang apa saja yang dibutuhkan maka segera membuat checklist
benda-benda apa saja yang dibutuhkan. Terutama properti yang terkecil.
d. Melakukan riset lokasi untuk menentukan menyesuaikan lokasi dengan naskah
yang diinginkan produser. Kemudian setelah riset lokasi telah dilaksanakan lalu
meneliti tempat tersebut, lokasi yang digunakan harus sesuai konsep dan naskah
yang sudah direncanakan agar dapat direalisasikan kedalam perencanaan teknis
dan non teknis.
e. Dilakukan penjajakan lokasi harus benar-benar diteliti apakah aman dan
terlindungi dari hal-hal yang diinginkan.
f. Interior lokasi, bila dengan alasan pengehematan anggaran demi keaslian.
g. Penata artistik mengambil foto lokasi untuk di pergunakan sebagai gambaran,
kemudian uraian lokasi ini dipaparkan dalam bentuk floor plan.
3.8.2. Produksi
252
252
Setelah tahapan pra produksi dipersiapkan dengan konsep yang matang,
tahapan produksi pun dimulai. Pada tahapan produksi ini seorang Penata Artistik
terus mengikuti proses syuting untuk mempersiapkan semua kebutuhan dan
mempersiapkan kostum dan property yang akan dipakai saat produksi dan lokasi
yang ada kebanyakaan setiap segmen di indoor sehingga penata artistik harus
memperhatikan make up host dan penampilannya agar tidak terlihat berlebihan
saat dikamera. Tahapan ini juga dibutuhkan kedisiplinan yang tinggi agar semua
proses produksi sesuai dengan apa yang dijadwalkan, untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dengan konsep yang sudah dibuat setiap kru diharuskan bekerja
sama dalam tahapan produksi. Penulis selaku Penata Artistik bertanggung jawab
penuh atas kelengkapan keseluruhan gambar yang ditampilkan.
Menurut Kusumawati dkk (2017:33) pada saat produksi, maka tiap scene
pun art director perlu ada dan berada didekat sutradara untuk memastikan
gambar yang diambil sesuai dengan yang diharapkan, sesuai dengan
skenario dan dalam gambarnya pun tampak terlihat nyata. Bisa saja ia ikut
terlibat langsung, misalnya saja membetulkan letak set atau properti yang
dirasa tidak pas di adegan yang dimaksud. Kegiatan ini terus diikuti oleh
art director, mulai dari bongkar pasang set, sampai ke penataan set
sepanjang pengambilan gambar masih berlangsung.
Pada saat produksi penulis memiliki beberapa point yang penulis lakukan
sebagai tata artistik, sebagai berikut:
a. Membutuhkan peralatan masak dan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan
konsep program.
b. Mengatur semua letak peralatan masak sesuai dengan yang ada didalam naskah.
c. Membantu mencarikan chef yang komunikatif untuk membawakan program
yang penulis buat.
253
253
d. Selain menata set, disini penulis juga melakukan persiapan untuk wardrobe dan
make up untuk keperluan talent.
Dalam kutipan diatas, menyimpulkan bahwa tugas seorang penata artistik
pada saat produksi adalah mengawasi dalam pengambilan gambar agar set yang
sudah dibuat sesuai dengan yang diharapkan dan bertanggung jawab atas hasil dan
mutu tata artistik baik dari segi teknik maupun estetika secara utuh.
Pada saat produksi setting produksi kebanyakan memakai lokasi indoor,
maka dari itu penulis hanya menambahkan sedikit property. Penata Artistik harus
membuat ruangan menjadi lebih hidup, disinilah penulis juga banyak
menambahkan beberapa property dan beberapa barang untuk hiasan yang akan
dipakai.
3.8.3. Pasca Produksi
Pada tahap ini penulis melakukan evaluasi proses kerja mulai pra hingga
pasca produksi untuk memperoleh pembelajaran tentang bagaimana membuat
susunan tata artistik yang baik dan rapih. Hal ini perlu diperhatikan agar kesalahan
saat produksi tidak terjadi kembali pada saat yang akan datang.
Menurut Kusumawati dkk (2017:34) pada tahap ini dilakukan evaluasi
dari semua divisi yang terdapat di dalam art departemen, dilihat kekurangan-
kekurangan pada saat pengambilan gambar, kemudian juga mengembalikan dan
merapikan semua property”.
Tahap ini penulis merapikan dan mengembalikan semua property dan
peralatan art. Penulis juga melalukan pengecekan kembali alat-alat apa ada yang
254
254
rusak atau hilang pada saat produksi. Pada tahap ini juga dilakukan evaluasi
umtuk melihat kekurangan-kekurangan pengambilan gambar. Kemudian juga
mengembalikan dan merapihkan property dan peralatan art lainnya.
3.8.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Artistik
Dalam menjalankan tugasnya secara teknis, penata artistik mempunyai
tanggung jawab penuh dalam hal mempersiapkan segala macam property yang
akan digunakan pada saat produksi hingga pasca produksi.
Kusumawati dkk (2017:14) menyimpulkan bahwa:
Penata artistik merupakan salah satu unit kerja pada stasiun penyiaran televisi
atau tim produksi film yang berfungsi sebagai penunjang acara siaran tv atau
produksi film. Penata artistik merupakan suatu hal yangpenting dalam
menciptakan suasana dalam sebuah produksi acara drama tv, film maupun
program non drama.penataan artistik ini juga dapat mendukung suasana dan
karakter pemain dalam layar dan termasuk juga sebagai daya tarik sebuah
acara.
Seorang penata artistik atau Art director bertanggung jawab dalam
menciptakan penataan yang baik termasuk urusan property, kostum, make up, set
design dan sebagainya. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi penata artistik
untuk sesuatu yang baru dan secara konstan berusaha menciptakan kreativitas agar
lebih tinggi.
Secara teknis penata artistik atau art director bertanggung jawab atas seluruh
penyediaan kebutuhan artistik mulai dari pra produksi sampai dengan pasca
produksi. Tata artistik televisi adalah bagian dari kru telvisi, di beberapa stasiun
televisi, tata artistik masuk dalam departemen yang terbagi atas: unit dekorasi,
unit properti, unit grafika, serta unit tata rias dan busana. Namun di beberapa
stasiun televisi di indonesia tidak selamanya seperti ini, misalnya unit grafis di
beberapa stasiun televisi justru bertanggung jawab pada post production manager.
255
255
Peran penata artistik secara teknis adalah koordinator lapangan yang
melaksanakan eksekusi atas semua peralatan yang dibutuhkan dan menjadi
tanggung jawab untuk ketersediaan peralatan. Seluruh proses penyediaan
peralatan sejak persiapan hingga berlangsungnya rekaman saat produksi menjadi
tanggung jawab seorang penata artistik.
Tugas penata artistik pertama-tama adalah memvisualisasikan konsep yang
terdapat dalam naskah/skenario. Seorang penata artistik dituntut mampu
memahami dan menguasai setiap area yang berbeda dari produksi acara. Secara
mutlak harus menguasai bidang-bidang yang berkaitan dengan tata artistik, antara
lain adalah dekorasi, Property, Make up, Kostum, Grafis, Effect.
3.8.5. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep kreatif
Setelah penulis membaca naskah yang sudah dibuat penulis naskah dengan
judul program “Kejutan Masak”, penulis tertarik dengan setiap segmentasinya
dan dari segi kreatif penulis akan membuat set rumah dengan dapur minimalis
dengan jenis ukuran dapur berbentuk mode U atau `menyerupai huruf U, konsep
dengan kesan yang sederhana sesuai dengan kehidupan masa kini dan tetap
mengutamakan kualitas juga didukung dengan rumah dengan dapur yang
sederhana tapi terlihat mewah. Ketika mulai mengimajinasikan beberapa konsep
yang akan dibuat penulis kemudian melakukan riset beberapa rumah yang sesuai
dengan yang penulis buat. Untuk cara pengambilan gambarnya mereferensi
program acara kuliner seperti Chef Table di Net TV, untuk set dapur sendiri
penulis terinpirasi seperti acara disalah satu channel Youtube Kokiku TV karena
set dapurnya sesuai dengan ide penulis.
256
256
b. Konsep produksi
Ketika proses produksi seorang tata artistik harus cekatan dalam hal
menanggapi dan mempersiapkan kostum apa saja dan make up yang akan
digunakan pada setiap scene yang berbeda waktu dan tempat dengan adegan,
selain itu tata artistik juga harus melakukan penjagaan set yang baik dan terancang
dengan benar agar tetap continuity disetiap scene.
c. Konsep teknis
Konsep teknis disini sendiri membutuhkan beberapa properti. Yang
digunakan dalam program non drama kuliner “Kejutan Masak” adalah properti
asli, mungkin ada beberapa set yang akan ditambahkan sebagai pelengkap dapur
tapi tidak banyak yang akan penulis tambahkan untuk menjaga keasliannya.
3.8.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Mencari rumah dengan set dapur yang tidak terlalu mewah dan sederhana
sangat sulit, sekalipun ada biaya perharinya sangat mahal dan itu pun set dapurnya
belum tentu sesuai dengan kebutuhan penulis. Mencari artis seorang chef yang
komunikatif, good looking atau berpenampilan menarik tidak mudah dan
sekalipun ada mereka meminta budgeting yang sangat mahal. Solusinya mencari
rumah dengan biaya yang tidak terlalu mahal tetapi sesuai dengan konsep tidak
terlalu mewah dan sederhana. Untuk artis seorang chef yang komunikatif dan
good looking akhirnya penulis mencari seseorang yang bersedia membantu,
penulis dan kru mendapatkan seorang chef yang mempersilahkan rumahnya
beserta dapurnya penulis gunakan untuk keperluan syuting dengan budgeting yang
relatif rendah.
257
257
3.8.7 Lembar Kerja Penata Artistik
258
258
1. Konsep Penata Artistik
2. Break Down Tata Artistik
3. Floor Plan
4. Set Design/Foto Lokasi
5. Wardrobe
3.8.7. Lembar Kerja Penata Artistik
1. Konsep Kerja Penata Aristik
259
259
Penata artistik menggunakan konsep dapur rumah yang minimalis dan
tidak terlalu mewah sesuai dengan naskah yang dibuat penulis naskah dan
disetujui oleh produser. Tidak banyak property yang dibutuhkan, untuk set dapur
penulis hanya menambahkan beberapa property seperti lukisan dan beberapa
pajangan dapur berupa hiasan buah-buahan maupun sayur-sayuran, penulis juga
menyiapkan apron yang terdapat desain logo program kuliner yang penulis buat,
kemudian menata beberapa property yang sudah ada agar terlihat lebih rapih.
Seperti program kuliner pada umumnya, penata artistik juga menyediakan
bahan masakan dengan menu yang sudah ditentukan agar program acara bisa
berjalan sesuai konsep yang sudah ada. Pada segmen terakhir penata artistik harus
mengubah teras rumah menjadi tempat dinner sesuai naskah yang sudah dibuat,
pada segmen ini penulis benar-benar harus menyiapkan property yang sesuai
dengan tema dinner karena merupakan konsep yang sudah disepakati. Penulis
menyiapkan meja makan beserta kursi, satu buah vas bunga, dan taplak meja
makan.
Sedangkan untuk make up yang dipakai untuk chef dan talent hanyalah
bedak dan lipstik agar tidak terlalu pucat, dalam hal ini penulis hanya memakai
make up natural. Untuk wardrobe, penulis tidak menyediakan karena kelengkapan
kostum sudah dipersiapkan terlebih dahulu dari masing-masing talent. Penulis
hanya menyiapkan satu buah apron untuk digunakan karena sebagai salah satu
kebutuhan program acara.
2. Breakdown Tata Artistik
260
260
TABEL III.16 BREAKDOWN TATA ARTISTIK
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Durasi : 24 Menit Art Director : Lika Euginia
No
.
Lokasi Set Scene Int/
Ext
Waktu Cast Wardrobe Property Make
Up
1
.
1
Jalan
perumahan
Rumah 1 Ext Siang Chef
Lucky
Baju chef,
celana
jeans,
sepatu
sandal,
Ikat kepala,
Kacamata,
Natural
2
2
2
.
Depan
pintu
rumah
Rumah 2 Ext Siang Chef
Lucky
Baju chef,
celana
jeans,
sepatu
sandal,
Ikat kepala,
Kacamata.
Natural
3. Teras
Rumah
Rumah 3 Ext Siang Eka : Baju
kemeja
jeans,
celana
jeans
Kuncir
rambut,
Gelang
4. Dapur Rumah 5 Int Siang Chef
Lucky:
Baju chef
Ikat kepala,
Kacamata
Natural
261
261
Eka :
Kemeja
jeans,
celana
jeans
Celemek,
Kuncir
rambut,
Gelang
5 Teras
rumah
Rumah 6 Ext Malam Chef
Lucky:
Eka :
Ibu :
Baju chef
Jaket
hitam
lengan
jeans,
celana
jeans
Baju
tangan
panjang,
celana
bahan
panjang
Ikat kepala,
Kacamata
Gelang
Jilbab, tas
kecil,
cincin.
Natural
262
262
3. Floor Plan Penata Artistik
TABEL III.17 FLOOR PLAN TATA ARTISTIK
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Durasi : 24 Menit Art Director : Lika Euginia
1. Set Rumah
Gambar III.22 Set Rumah Floor Plan
P=12 L=9
A: Rumah D: Parkir Mobil
B: Pintu E: Pagar Rumah
C: Teras F: Halaman Rumah
Skala: 1: 1000
Rumah tipe: 36 (Luas Bangunan 36m2) Scene: 1-4
D
F
E
A
B
263
263
2. Set Dapur
Gambar III.23 Set Dapur Floor Plan
A1: Dapur
A: Kitchen Set 1
B: Kitchen set 2
C: Kitchen Set 3
D: Frezeer
Jarak sebenarnya: 4m x5m
Skala: 1: 500
A1
B
A
C E
D
264
264
4. Set Desain Tata Artistik
TABEL III.18 SET DESAIN TATA ARTISTIK
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : PMD Production Produser : Herlangga M.A
Project Title : Kejutan Masak Director : Abdul Chodir
Durasi : 24 Menit Art Director : Lika Euginia
Gambar III.24 Dapur Set Desain 1
Gambar III.25 Dapur Set Desain 2
265
265
5. Wardrobe
Gambar III.26 Eka Wardrobe 1
- Baju Kemeja
Jeans
- Celana Jeans
- Gelang
- Kuncir
Rambut
Gambar III.27 Chef Lucky Wardrobe
- Baju Chef
- Celana Jeans
- Ikat Kepala
- Kacamata
266
266
Gambar III.28 Talent Wardrobe
Wardobe Eka :
- Jaket Lengan
Jeans
- Celana Hitam
- Gelang
Wardrobe Ibu :
- Jilbab
- Cincin
- Baju Tangan
Panjang
- Tas Kecil
267
267
268
268
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan sebuah karya dibutuhkan kerjasama yang disiplin dari
seluruh tim. Program non drama kuliner adalah bentuk audio visual dari proses
masak-memasak dengan ide cerita penulis yang dimana isi konten dari sebuah
program non drama kuliner yang baik adalah tayangan yang mampu memberikan
informasi kepada khalayak yang dikemas dalam konsep semenarik mungkin.
Penulis merasa cukup puas dengan hasil yang telah dicapai dari proses pra
produksi hingga pasca produksi.
Persiapan konsep yang telah matang dan dengan adanya penulisan karya
Tugas Akhir ini, penulis menjadi lebih mengerti dan paham tentang penulisan
yang baik sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam
penyusunan karya tugas akhir ini. Namun dalam pembuataan program televisi non
drama kuliner “Kejutan Masak” ini pasti ada kekurangan didalamnya, maka dari
itu penulis sadar dalam penulisan karya ilmiah tugas akhir jauh dari kata
sempurna tetapi disini penulis mencoba berusaha semaksimal mungkin. Sebuah
kritik dan saran penulis harapkan untuk menjadi lebih baik dalam menciptakan
sebuah karya.
\
269
269
4.2 Saran
Dalam membuat sebuah karya diharapkan sistematika penulisan sehingga
sebuah karya tersebut dapat diterima oleh berbagai kalangan, dalam menulis
diharapkan penulis dapat mengkaji berbagai fenomena dan permasalahan yang
terjadi dalam sebuah karya yang dibuat dapat menjadi menarik dan bermanfat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan para pembaca dapat meningkatkan
kreativitasnya dalam berfikir cara membuat karya ilmiah.
270
270
DAFTAR PUSTAKA
1. Latief, rusman &Utud, Yusiatie. (2017) Menjadi Produser Televisi.
PRENADAMEDIA GROUP.
2. Naratama. (2013). Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta. Gramedia
3. Lutters, Elizabeth. (2010). Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta. PT
Grasindo.
4. Dkk, Supriyadi. (2014). Broadcasting Televisi, Teori dan Praktik.
Yogyakarta. Graha Cendekia.
5. Kusumawati, nina. Windratno, Haryo.Triartanto, yudo. (2015). Produksi
Program Televisi dan Film. Yogyakarta. Graha Cendekia.
6. Rahmawati, Indah. Kusnandi, Dodoy. (2011). Berkarir Di Dunia
Broadcasting, Televisi dan Radio. Jakarta. Gramedia.
7. Latief, rusman &Utud, Yusiatie. (2017) Siaran Televisi Non Drama.
PRENADAMEDIA GROUP.
8. Doeana, Bintang B, Han Revo Joang. (2017). Tata Artistik Film dan Tv.
Jakarta. Artistikfftv Institut Kesenian Jakarta.
9. Tandiyo, pradekso, M. Bayu Widagdo, Melani Hapsar. (2013). Buku
Materi Pokok Produksi Media. Jakarta. Universitas Terbuka.
271
271
272
272
273
273
274
274
275
275
276
276
277
277
278
278