tugas akhir phb bagus.docx

48
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul………………………………………………….i Statement Authorships………………………………………….ii Daftar Isi……………………………………………………......iii BAB I Pendahuluan……………………………………………..1 1.1 Latar Belakang Masalah……………………………….1 1.2 Rumusan Masalah……………………………………..5 1.3 Tujuan Penulisan………………………………………6 1.4 Ruang Lingkup………………………………………...6 BAB II Pembahasan…………………………………………….7 2.1 Pengertian Pasar Monopoli……………………………7 2.2 Jenis-jenis Monopoli…………………………………..8 2.3 Ciri-ciri Pasar Monopoli………………………………9 2.4 Faktor-faktor penyebab Monopoli……………………11 1

Upload: anonymous-pwsf3lses

Post on 05-Feb-2016

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul………………………………………………….i

Statement Authorships………………………………………….ii

Daftar Isi……………………………………………………......iii

BAB I Pendahuluan……………………………………………..1

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………….1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………..5

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………6

1.4 Ruang Lingkup………………………………………...6

BAB II Pembahasan…………………………………………….7

2.1 Pengertian Pasar Monopoli……………………………7

2.2 Jenis-jenis Monopoli…………………………………..8

2.3 Ciri-ciri Pasar Monopoli………………………………9

2.4 Faktor-faktor penyebab Monopoli……………………11

2.5 Dampak terjadinya Monopoli………………………...12

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Monopoli…………………13

2.7 Undang-Undang yang mengatur Monopoli…………...15

2.8 Analisis Kasus…………………………………………16

2.8.1 Sejarah PT. PLN……………………………......16

2.8.2 Kasus Monopoli PLN…………………………..18

2.8.3 Analisis kasus berdasarkan UU………………...19

BAB III Kesimpulan dan Saran…………………………………25

Daftar Pustaka…………………………………………………...28

LAMPIRAN……………………………………………………..iv

1

Page 2: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Listrik telah menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh

masyarakat Indonesia, setiap warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama

untuk dapat memanfaatkan listrik bagi kehidupannya sehari-hari. Seluruh aktivitas

yang dijalankan oleh manusia hampir secara keseluruhan membutuhkan listrik

sebagai suatu sumber daya utama. Listrik yang awal mulanya hanya dapat

dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat yang berada atau tinggal dikota-kota

besar saja dimana jaringan listrik baru tersedia disana, namun kini listrik pun telah

dapat dirasakan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia secara merata seiring

dengan perkembangan penyediaan jaringan listrik hingga di desa terpencil

sekalipun. Dengan tersebarnya jaringan listrik yang semakin merata maka

masyarakat yang berada di daerah terpencil pun dapat memanfaatkannya untuk

memudahkan mereka dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Namun karena listrik bukan merupakan sumber daya alam yang jumlahnya

tidak terbatas, oleh karena itu semakin tersebarnya jaringan listrik hingga ke

seluruh penjuru nusantara pun berbanding lurus dengan besarnya pemanfaatan

yang dilakukan oleh seluruh masyarakat. Hal ini membuat polemik bahwa

semakin lama maka Indonesia akan mengalami krisis listrik, dimana jumlah

ketersediaan listrik yang dipasok untuk memenuhi kebutuhan masyarakat semakin

lama jumlahnya semakin sedikit dan akan terancam pada kondisi yang sangat

buruk yakni tidak tersedianya lagi listrik yang dapat digunakan oleh seluruh

masyarakat guna menjalankan aktivitasya sehari-hari. Akibat dari terjadinya krisis

listrik ini adalah semakin lama listrik menjadi sesuatu yang mahal dan juga langka

karena keterbatasan jumlah persediaannya. Selain karena jumlah pemanfaatannya

yang semakin besar, faktor lain yang menjadi pemicu kelangkaan listrik ini adalah

kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat tidak diimbangi oleh usaha

penyediaan tenaga listrik yang cukup memadai, dimana Indonesia hanya

1

Page 3: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

mempunyai satu perusahaan penyedia tenaga listrik yakni PT. Perusahaan Listrik

Negara Persero (PT. PLN).

PT. Perusahaan listrik Negara Persero (PT. PLN) adalah Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang memiliki kewajiban untuk menyediakan kebutuhan

listrik bagi seluruh masyarakat Indonesia. PT. PLN merupakan satu-satunya

perusahaan yang bertugas memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1972 tanggal 3 Juni 19721, dimana

status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum

Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK)

dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Kegiatan

Monopoli oleh PT. PLN sebagai penyedia tenaga listrik bagi seluruh warga negara

Indonesia ini dimaksudkan untuk memenuhi kepentingan mayoritas masyarakat

dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai UUD 1945 Pasal 33. Namun

faktanya, masih banyak kasus di mana mereka malah justru merugikan

masyarakat, tindakan PT. PLN ini justru belum atau bahkan tidak menunjukkan

kinerja yang baik dalam pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat.

2Wacana mengenai krisis listrik ini sebenarnya telah muncul sejak awal

tahun 2002 atau akhir tahun 2001. Pada waktu itu hingga sekarang muncul

pemikiran untuk keterlibatan pihak swasta terhadap pengelolaan ketenagalistrikan

di Indonesia yang selama ini dimonopoli oleh PLN. Keadaan krisis listrik yang

parah ditunjukkan oleh fenomena listrik padam serentak se-Jawa Bali pada Rabu,

20 Februari 2008 karena terjadi defisit pasokan listrik hingga 1.044 MW. Saat itu,

pemerintah bersiap untuk mengumumkan keadaan darurat jika defisit mencapai

1.500 MW. Krisis listrik di Indonesia bisa dikatakan sudah berada dalam tahap

yang mengkhawatirkan. Di beberapa wilayah, tiada hari tanpa pemadaman

berlgilir. Sistem Jawa-Bali yang paling maju dan terinterkoneksi juga masih

sering mengalami masalah.

Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN)

memberlakukan pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah termasuk

Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah oleh

1 PP Nomor 18 Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum “Listrik Negara”2 Bernadeta Anggreni Dian Kurniawati, Kasus Monopoli PT. PLN, https://nenygory.wordpress.com/2011/05/30/kasus-monopoli-yang-dilakukan-oleh-perusahaan-listrik-negara-pt-pln/, diakses 1 juni 2015.

2

Page 4: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali

sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi bakal dikenakan

bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN berdalih pemadaman

dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah karena adanya gangguan

pasokan batubara pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di

pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta Cilacap. Namun, di saat yang

bersamaan terjadi juga permasalahan serupa untuk pembangkit berbahan bakar

minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Muara Karang.

Minimnya pasokan listrik sebagian besar dipicu stagnasi produksi PLN.

PLN sebagai pemasok 90% kebutuhan listrik nasional sulit meningkatkan

produksi karena minimnya keuangan perusahaan sehingga sulit diharapkan dapat

melakukan ekspansi. Produksi PLN yang sudah ada juga tidak optimal dan mahal

karena sebagian besar pembangkit sudah tua, boros bahan bakar, kekurangan

pasokan energi primer, dan sering mengalami kerusakan. PLN juga dikenal tidak

efisien, seperti susut daya listrik yang besar, mahalnya harga pembelian listrik

swasta, tingginya kasus pencurian listrih hingga korupsi. Stagnasi ini juga dipicu

oleh pembangunan listrik yang tidak bervisi ke depan akibat subsidi BBM regresif

membuat sebagian besar pembangkit PLN adalah pembangkit termal yang kini

kian mahal. Selain mahal, konversi energi bahan bakar fosil menjadi listrik juga

sangat tidak efisien (hanya sekitar 30%) dan tidak ramah lingkungan.

Belum lama 3Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said

menyampaikan, Indonesia bisa mengalami krisis listrik dalam dua tahun jika

pemerintah tidak membuat terobosan dalam membangun pembangkit listrik.

Menurut Sudirman, setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, diperlukan

peningkatakan suplai listrik 1,5 persen. Untuk memenuhi kebutuan tersebut

pemerintah harus membangun 7.000 megawatt listrik setiap tahunnya. Saat ini,

kemampuan nasional baru sebatas membangun 2.000 megawatt per tahun. Ia juga

mengungkapkan bahwa PLN perlu melakukan terobosan-terobosan untuk

mengefisiensikan penyediaan listrik bagi masyarakat.

3 Ifang Wibowo, Indonesia terancam krisis listrik, http://tubanesian.blogspot.com/2014/11/indonesia-terancam-krisis-listrik.html, terakhir diakses 1 juni 2015

3

Page 5: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

Masalah yang ingin diangkat dalam makalah ini adalah masalah monopoli

PLN atas penyediaan listrik bagi masyarakat namun hal tersebut tidak terlaksana

dengan baik dan dirasa perlu adanya bantuan pihak swasta sebagai kompetitor

untuk mendorong agar PT. PLN dapat lebih meningkatkan kinerja perusahaan

yang semakin memburuk, dilain pihak juga kehadiran perusahaan swasta dapat

membantu PT. PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik seluruh warga Indonesia

sehingga memberi kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitasnya

sehari-hari. Hal lain yang diangkat dalam masalah monopoli PT. PLN ini adalah

melihat kesesuaian dengan Undang-Undang anti monopoli dan apakah terjadi

persaingan usaha yang tidak sehat didalamnya.

Keberadaan PLN saat ini sangat mendominasi dan memonopoli

ketenagalistrikan di Indonesia. Tetapi keberadaannya tersebut malah tidak mampu

melayani masyarakat pengguna listrik. Oleh karena itu beberapa dekade ini,

fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai

dipecah. Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik.

Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah

ada lebih dari 20 Independent Power Producer di Indonesia. Mereka diantaranya 4PT Cirebon electric power, PT Paiton Energi, PT Central Java Power, PT Jawa

Power, PT Sumber segara Primadaya, PT Bosowa Energi, PT Pusaka Jaya Pulau

Power, dan beberapa perusahaan swasta lainnya. Tetapi dalam menentukan harga

listrik yang harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri, jadi

PLN masih mempunyai kendali dalam penetapan kebijakan walaupun banyak

perusahaan swasta telah ikut ambil bagian dalam usaha penyediaan tenaga listrik

bagi masyarakat.

Dari informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa memang PT. PLN yang

awalnya sebagai perusahaan tunggal penyedia tenaga listrik untuk Negara, tidak

mampu melaksanakan fungsinya dengan baik dan benar sehingga perlu ada

keikutsertaan dari perusahaan swasta untuk menyediakan sumber tenaga listrik

demi pemenuhan kebutuhan masyarakat, Sementara untuk mewujudkan

keterlibatan swasta dalam bisnis listrik secara langsung (menjadi kompetitor PLN)

4 Daftar Pembangkit Listrik Swasta, oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jendral Listrik dan Pemanfaatan Energi, diunduh terakhir 1 Juni 2015

4

Page 6: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

sulit dilakukan karena terdapat preseden 5putusan Mahkamah Konstitusi (MK)

No. 001-021-022/PUU-I/2003 yang menyatakan bahwa UU No. 20 Tahun 2002

tentang Ketenagalistrikan tidak memiliki kekuatan mengikat. Dalam

UU No.20 Tahun 2002 dijelaskan bahwa semua pelaku usaha diberikan

kesempatan yang lebih luas untuk dapat masuk dalam usaha penyediaan tenaga

listrik, melalui UU No. 20 Tahun 2002 tersebut akan dimungkinkan keterlibatan

swasta menjadi pelaku usaha yang menyediakan listrik di Indonesia. Namun

adanya putusan MK tersebut seolah membatasi UU No. 20 tahun 2002 tersebut

dan lebih mendukung PLN dalam memonopoli penyediaan tenaga listrik di

Indonesia, padahal pada kenyataannya sesuai banyaknya kasus yang terjadi

dilapangan terbukti bahwa PLN gagal dalam memenuhi penyediaan tenaga listrik

demi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh. Oleh karena itu, makalah ini

bertujuan membahas persoalan monopoli yang dilakukan oleh PLN dalam kaitan

dan pandangan hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat agar kita

mengetahui segala hal terkait monopoli dan melihat contoh kasus terjadinya

monopoli dan persaingan tidak sehat yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas maka dapat

diambil beberapa rumusan masalah dalam makalah ini :

1. Apa itu pasar monopoli?

2. Apa saja jenis-jenis monopoli yang ada?

3. Bagaimana ciri-ciri pasar monopoli?

4. Apa saja factor penyebab timbulnya monopoli?

5. Apa Dampak terjadinya monopoli bagi masyarakat sebagai konsumen?

6. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Pasar Monopoli?

7. Apa Undang-undang yang mengatur praktik larangan Monopoli di

Indonesia?

8. Aapakah praktik monopoli yang dilakukan bertentangan dengan UU atau

tidak?

5 Putusan Perkara Mahkamah Konstitusi Nomor 001-021-022/PUU-I/2003 yang dimuat dalam berita Negara Republik Indonesia Nomor 102 tahun 2004, Terbit hari selasa tanggal 21 Desember 2004, Didalamnya tentang “UU Nomor 20 tahun 2002 tentang ketenagalistrikan tidak mempunyai kekuatan yang mengikat”, diunduh 1 Juni 2015

5

Page 7: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan

makalah terkait “Kasus Monopoli perusahaan listrik Negara” ini adalah untuk

menjawab segala masalah terkait praktik monopoli yang dilakukan. Selain itu juga

agar dapat diketahui apakah praktik monopoli yang dilakukan bertentangan

dengan Undang-undang yang berlaku atau tidak yakni UU Nomor 15 Tahun 1999.

Selain itu juga sebagai upaya dalam pemenuhan tugas kuliah dari sisi penulis.

1.4 Ruang Lingkup Penulisan

Ruang lingkup penulisan ini adalah seputar kasus mengenai monopoli yang

dilakukan oleh perusahaan listrik Negara, yang dikaitkan dengan Undang-undang

yang berlaku dan mengaturnya. Penulis juga mengambil beberapa contoh kasus

berkaitan dengan kinerja perusahaan listrik Negara (PT. PLN) yang berkaitan

dengan analisis atas kasus tersebut.

6

Page 8: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pasar Monopoli

6Secara etimologi, kata “monopoli” berasal dari kata Yunani ‘Monos’ yang

berarti sendiri dan ‘Polein’ yang berarti penjual. Dari akar kata tersebut secara

sederhana orang lantas memberi pengertian monopli sebagai suatu kondisi dimana

hanya ada satu penjual yang menawarkan (supply) suatu barang atau jasa tertentu.

Menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 7Monopoli adalah penguasaan atas

produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh

satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha. Dengan kata lain, pasar

dikuasai oleh satu atau segelintir perusahaan, sementara pihak lain sulit masuk

didalamnya. Karena itu, hampir tidak ada persaingan berarti.

Perusahaan monopoli dipandang negatif karena biasanya perusahaan

monopoli bertujuan untuk mendapatkan hasil yang sangat maksimal atas usaha

yang dijalankannya karena mereka mempunyai kendali untuk memanipulasi harga

sesuai keinginan mereka, hal ini jelas terjadi akibat tidak adanya pesaing dalam

pasar. Atas praktik tersebut maka konsumenlah yang paling dirugikan terhadap

adanya praktik monopoli. Terkadang produk maupun jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan monopoli tidak memiliki kualitas yang memuaskan namun para

konsumen akan tetap memperolehnya dari perusahaan tersebut dikarenakan tidak

ada pilihan untuk mendapatkannya dari perusahaan lain.

Namun tidak seluruhnya berpraktik secara demikian terkadang sisi positif

yang dapat kita ambil dari adanya perusahaan monopoli adalah bahwa akan

terlindunginya konsumen atas perusahaan-perusahaan yang beniat menawarkan

produk dan jasa yang tidak baik dan berusaha mempermainkan harga terhadap

konsumen, karena perusahaan monopoli tersebut bergerak demi kepentingan

masyarakat. Contohnya yakni PT. KAI sebagai penyelenggara tunggal jasa

transportasi darat (perkeretaapian) di Indonesia dan juga PT. PLN sebagai

penyedia tenaga listrik di Indonesia dimana, keduanya tidak menghadapi

6 Pengertian Monopoli, https://zonegirl.wordpress.com/2012/01/06/pengertian-monopoli-dan-oligopoli/, Terakhir diakses 1 Juni 20157 Undang-undang Nomor 5 tahun 1999, BAB I tentang Ketentuan Umum

7

Page 9: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

persaingan secara langsung dengan perusahaan lainnya yang bergerak dalam

bidang sejenis, dikarenakan memang tidak ada perusahaan lain yang bergerak

dibidang yang sama. Namun pada makalah ini akan membahas kenyataan

dilapangan bahwa PT. PLN kurang bisa menyelenggarakan fungsinya dengan baik

sehingga timbul isu akan krisis listrik yang dihadapi Indonesia kedepannya, oleh

karena itu dinilai apakah perlu pihak swasta yang turut serta dalam bisnis ini.

2.2 Jenis-Jenis Monopoli

Secara umum, monopoli dapat dibedakan menjadi dua macam sesuai

dengan cara dan tujuan terbentuknya pasar monopoli tersebut. Kita dapat

membedakannya menjadi dua jenis monopoli yakni monopoli yang tidak dilarang

dan monopoli yang dilarang. Monopoli yang tidak dilarang yakni dimana kondisi

monopoli ini lahir secara wajar dan alamiah karena kondisi objektif yang dimiliki

oleh suatu perusahaan sehingga memang tidak ada perusahaan lain yang dapat

memnandingi perusahaan tersebut secara memadai, dalam hal ini tentunya pasar

bersifat terbuka yang memungkinkan perusahaan lain dapat ikut bersaing dalam

bisnis yang sama. Alasan selanjutnya yakni terbentuknya monopoli tersebut

karena memang telah dikehendaki sesuai dengan aturan yang jelas untuk

penyelenggaraan monopoli karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan

demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 8Pasar monopoli yang tidak

dilarang ini dapat dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan proses terbentuknya,

yakni :

A. Monopoli karena Undang-undang (Monopoly by The Law)

Monopoli ini dapat terjadi karena dikehendaki oleh hokum. Seperti yang

tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 dimana disebutkan bahwa diberikan

kekuasaan monopoli bagi Negara untuk menguasai Sumber Daya yang

berasal dari bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya

serta cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak.

selain itu juga pemberian hak-hak istimewa dan ekslusif atas penemuan

baru, baik yang berasal dari hak cipta, hak paten, merek dagang dll, juga

merupakan bentuk monopoli yang diakui udang-undang.

8 Monopoli yang tidak dilarang, http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_monopoli, terakhir diakses 1 Juni 2015

8

Page 10: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

B. Monopoli Alamiah (Monopoli by Nature)

Monopoli ini terjadi secara alamiah karena kondisi alam dan lingkungan

yang mendukung sehingga suatu perusahaan secara sendirinya terbentuk

sebagai sebuah perusahaan monopoli yang dimana tidak terdapat

perusahaan kompetitor yang dapat bersaing dalam bisnis yang sama.

C. Monopoli karena Lisensi (Monopoli by Lisence)

Monopoli ini diperoleh karena adanya izin usaha dan kepemilikan lisensi

yang jelas untuk memiliki kekuasaan atas sesuatu. Namun terjadi polemik

atas monopoli jenis ini karena dianggap kadang berbenturan dengan

kepentingan publik karena terkadang lebih mengutamakan kepentingan

pribadi perusahaan.

Setelah penjelasan mengenai beberapa jenis monopoli yang tidak dilarang

tersebut, selanjutnya yang harus diperhatikan yakni monopoli yang dilarang

karena dapat merugikan masyarakat dan bertujuan hanya untuk memperoleh

keuntungan semata demi kepentingan sekelompok orang. Jenis monopoli yang

dilarang ini disebut sebagai monopoli artifisial, dimana monopoli semacam ini

lahir karena adanya persekongkolan sekelompok orang atau kolusi politis dan

ekonomi antara pengusaha dan penguasa demi melindungi kepentingan kelompok

pengusaha tersebut. Monopoli semacam ini juga dapat lahir karena beberapa

pemikiran mengenai tujuan awalnya, contohnya bertujuan untuk melindungi

industry dalam negeri agar tetap dapat bertahan dan tidak tergeser perusahaan

asing yang masuk, kemudian dari situlah muncul kesepakatan bersama untuk

menetapkan sebuah aturan monopoli pada sekelompok golongan. Namun

pemikiran buruk yang muncul sebagai awal terbentuknya monopoli semacam ini

yakni karena adanya kepentingan yang lebih bersifat pribadi untuk memperoleh

keuntungan.

2.3 Ciri-Ciri Pasar Monopoli

Pasar monopoli memiliki 5 ciri-ciri utama yang menandakan bahwa

praktek yang terjadi dalam bisnis tersebut bersifat monopolistik, yakni :

1. Hanya terdapat satu penjual yang mendominasi pasar, hal ini

menyebabkan ketika konsumen mencari suatu barang dan jasa maka

mereka hanya dapat menemukannya pada perusahaan tersebut dan secara

9

Page 11: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

tidak langsung akan memperolehnya bagaimanapun kondisi yang

ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Contohnya seperti PT. KAI, PT. PLN

dan PDAM sebagai penyedia jasa tunggal dalam sektor bisnis mereka

masing-masing.

2. Barang yang diperdagangkan tidak memiliki pengganti yang mirip/tidak

ada barang subtitusi, dalam pasar monopoli jenis barang yang

diperdagangkan tidak memiliki pengganti sehingga konsumen tidak

mempunyai pilihan dalam membeli suatu produk barang dan jasa dari

suatu perusahaan.

3. Sulitnya perusahaan lain masuk kedalam pasar monopoli karena terdapat

hambatan akibat keunggulan yang dimiliki suatu perusahaan monopoli.

hambatan ini menjadi facktor penting yang membentuk suatu kondisi

monopoli dikarenakan tidak terdapat perusahaan pesaing yang dapat

masuk. Hambatan ini dapat muncul karena memang ada aturan jelas yang

mengaturnya ataupun karena adanya persekongkolan beberapa pihak demi

mencapai suatu keuntungan, dimana sebenarnya banyak perusahaan

pesaing yang ingin memasuki pasar dan mereka menawarkan produk

barang dan jasa yang lebih baik dari perusahaan yang ada, namun karena

terhambat oleh aturan yang dibuat sekelompok orang berkepentingan

maka perusahaan pesaing tersebut tidak dapat menjalankan bisnisnya pada

pasar tersebut.

4. Konsumen tidak memiliki pengetahuan atau memiliki pengetahuan namun

terbatas terhadap kondisi pasar. Hal ini disebabkan karena perusahaan

monopoli bersifat tertutup atas informasi produk, mereka tidak

mengungkapkan informasi penting seperti sumber daya dan bahan baku

yang digunakan serta bagaimana kualitas produk tersebut apakah telah

sesuai dengan standar yang ditetapkan. Konsumen hanya menerima

produk jadi yang telah tersedia tanpa dapat bertanya lebih lanjut terkait

produk tersebut.

5. Harga yang berlaku dipasar telah ditentukan oleh perusahaan dominan.

Hal ini disebabkan karena perusahaan dalam pasar monopoli tersebut tidak

memiliki pesaing sehingga mereka dapat menetapkan harga sesuai

10

Page 12: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

keinginannya dan terkadang harga yang ditetapkan terlalu tinggi bila

dibandingkan dengan biaaya yang dikeluarkan dalam proses produksinya,

sehingga hal ini sangat merugikan masyarakat karena mereka mau tidak

mau harus mendapatkan barang tersebut untuk memenuhi kebutuhannya

sehari-hari.

2.4 Faktor-Faktor Penyebab Monopoli

Suatu pasar atau perusahaan dapat terbentuk sebagai perusahaan monopoli

karena terdapat beberapa faktor pendukung kuat yang menjamin berlangsungnya

suatu kegiatan transaksi jual beli secara ekonomis. Terdapat tiga faktor yang dapat

menyebabkan terwujudnya suatu kondisi pasar monopoli, ketiga faktor tersebut

yakni :

1. Terdapat sumber daya yang unik atau istimewa yang hanya dimiliki suatu

perusahaan sehingga memungkinkan mereka menjadi penyelenggara

tunggal dalam suatu bisnis tersebut. Sumber daya sendiri memiliki peranan

yang penting pada suatu perusahaan sebagai bagian awal untuk suatu

perusahaan melakukan proses produksi, sehingga Perusahaan yang

memiliki sumber daya yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain

dapat memproduksi barang atau jasa yang satu-satunya tersedia dipasar.

Oleh karena itu perusahaan ini secara langsung dapat menguasai seluruh

atau sebagian besar dari bahan baku yang tersedia sehingga menjadikan

mereka sebagai sebuah perusahaan monopoli. Namun terbentuknya suatu

perusahaan monopoli atas situasi seperti ini adalah bersifat alamiah dan

memang tanpa adanya persekongkolan untuk mencapai tujuan dari pihak-

pihak tertentu. Pada posisi ini sesungguhnya pasar bersifat terbuka, namun

dikarenakan tidak adanya perusahaan pesaing yang memadai maka

terjadilah suatu kondisi pasar monopoli.

2. Perusahaan monopoli umumnya dapat menikmati skala ekonomi hingga ke

tingkat produksi yang sangat tinggi. Pasar monopoli sendiri terjadi ketika

biaya investasi dan biaya produksi adalah sangat tinggi, sehingga jumlah

produksi harus besar.  Pada tingkat produksi yang sangat tinggi, harga

dapat ditekan, sehingga menyebabkan perusahaan baru akan menjadi sulit

untuk memproduksi barang sama dan masuk pasar. Beberapa contoh

11

Page 13: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

perusahaan yang dapat menikmati skala ekonomis dalam skala produksi

tinggi dan menjadi monopoli adalah perusahaan listrik, perusahaan jasa

angkutan, perusahaan jasa telekomunikasi.

3. Karena adanya aturan atau Undang-undang dari pemerintah yang

memberikan hak kepada suatu perusahaan untuk melakukan monopoli di

suatu sektor bisnis. Beberapa peraturan atau perundang-undangan secara

langsung menyebabkan terjadinya pasar monopoli untuk jenis barang atau

jasa tertentu. Peraturan hak paten dan hak cipta merupakan contoh

peraturan yang menyebabkan terjadinya perusahaan menjadi monopoli

atas produknya. Produk-produk teknologi baru yang dilindungi dengan

hak cipta dan paten akan menyebabkan produk-produk tersebut dihasilkan

oleh sebuah perusahaan saja. Dan ini menyebabkan produk dan

perusahaan menjadi monopoli di pasar. Beberapa Perusahaan dapat

menjadi monopoli ketika mendapatkan hak usaha eksklusif dari

pemerintahan. Hak ekslusif diberikan pada perusahaan yang secara

ekonomis baru tercapai pada skala produksi yang sangat tinggi. Skala

produksi tinggi akan menyebabkan investasi dan biaya produksi menjadi

sangat tinggi. Untuk menjamin usahanya menjadi ekonomis, maka

perusahaan tersebut mendapat hak eksklusif dari pemerintah.

2.5 Dampak Terjadinya Monopoli

Perusahaan monopoli seringkali mendapat kesan dan komentar negatif dari

masyarakat, hal ini karena pada praktiknya memang para perusahaan yang

menjalankan kegiatan monopoli banyak merugikan masyarakat sebagai

konsumen. Masyarakat merasa dirugikan dan dipermainkan oleh perusahaan

monopoli karena kebijakan memang sepenuhnya berada pada perusahaan tersebut

dalam menjual produknya baik itu mulai harga barang maupun bagaimana standar

kualitasnya, produsen tidak akan mendapatkan pengetahuan secara jelas dan

menyeluruh atas hal-hal tersebut. Contoh beberapa kerugian yang secara nyata

dialami masyarakat antara lain: produsen monopolis memperoleh keuntungan

lebih (excess profit) karena mereka mempunyai kekuasaan untuk mengatur harga

atas produk yang mereka jual, kemudian kerugian lain yang dirasakan masyarakat

12

Page 14: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

yakni seringkali produsen monopolis memberikan layanan yang buruk dan tidak

ada reaksi, mereka juga mengeksploitasi pembeli dan pemilik faktor produksi.

Dalam pasar monopoli yang hanya ada satu penjual dari suatu produk

(barang atau jasa) yang tidak mempunyai alternatif produk pengganti ataupun

perusahaan pesaing didalamnya, maka penjual dalam pasar monopoli dapat

menentukan tingkat harga jual yang dapat memaksimumkan keuntungan demi

mencapai tujuan pribadi perusahaan. Penentuan tingkat harga oleh produsen

monopolis akan mengakibatkan penerimaan keuntungan produsen yang lebih dari

keuntungan normal karena menerima keuntungan yang lebih besar daripada

produsen lainnya. Disamping itu, karena tidak ada produsen yang lain yang

menghasilkan produk substitusi maka produsen monopolis dapat saja dengan

mudah sesuai keinginannya untuk tidak memperhatikan saran maupun kritik dari

pembeli, mereka menganggap hal tersebut tidak penting bagi kelangsungan

perusahaan karena walau bagaimanapun merekalah yang memiliki kekuasaan

penuh terhadap pasar monopoli, jadi biarpun barang yang ditawarkan kualitasnya

tidak memenuhi standard dan pelayanan yang diberikan terhadap konsumen juga

buruk mereka seperti menutup mata akan hal tersebut. Sebagai contoh, kritik dan

saran yang berkaitan dengan penigkatan kualitas produk yang dihasilkan tidak

akan memperoleh reaksi produsen monopolis karena dengan kualitas yang seperti

itupun tetap ada yang membeli produknya.Sebagai produsen tunggal yang harus

menentukan harga produk yang dihasilkan (price maker), produsen monopolis

dapat menentukan harga yang mahal dan akan mengeksploitasi pembeli dan

pemilik faktor produksi.

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Monopoli

Pasar monopoli dimana hanya terdapat satu penjual yang dominan

didalamnya, terkadang tidak hanya menyebabkan kerugian saja bagi masyarakat.

Terkadang terjadinya sebuah kondisi pasar monopoli memang telah diatur sesuai

dengan kebijakan pemerintah yang terkadang memang berdasarkan tujuan

awalnya adalah untuk melindungi para produsen lokal dari besarnya pengaruh

produsen asing, apalagi pada zaman dimana perkembangan teknologi sedang

berlangsung secara pesat dan juga pada masa sekarang ini persingan usaha antar

13

Page 15: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

Negara pun sudah banyak yang dilakukan secara terbuka dan tanpa ada aturan

ketat yang membatasi, sehingga perusahaan asing dapat membuka usaha dan

menanamkan modalnya diberbagai Negara. Selain itu penetapan aturan monopoli

oleh pemerintah biasanya berkaitan karena perusahaan tersebut memang bergerak

demi kepentingan hajat hidup orang banyak sehingga perlu adanya aturan yang

jelas demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berikut ini beberapa

kelebihan dan juga kelemahan dari timbulnya praktik monopoli :

Kelebihan Pasar Monopoli :

1. Karena aturan monopoli maka keuntungan yang diterima perusahaan

akan semakin tinggi, dengan kata lain perusahaan akan memiliki

kelangsungan hidup yang lebih lama, lalu dengan semakinnya

keuntungan yang diterima maka perusahaan pun dapat membuat

lembaga research and development untuk mengembangkan produk

barang dan jasa yang ditawarkan agar semakin inovatif dan penuh

terobosan-terobosan yang membuatnya semakin efisien dan juga

memiliki manfaat yang lebih saat diperjualkan kepada konsumen.

Biasanya hal-hal seperti ini berlangsung pada perusahaan yang

menguasai hajat hidup orang banyak sehingga perlu adanya nilai

tambah pada setiap produknya yang dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

2. Terdapat efisiensi usaha dikarenakan produksi yang dijalankan oleh

perusahaan berlangsung pada skala yang sangat besar. Semakin

besarnya produksi maka akan semakin murah biaya yang dikeluarkan

dalam prosesnya, oleh karena itu perusahaan monopoli seharusnya

dapat mengefisiensikan pengeluarannya dan dapat mengalihkannya

pada hal-hal yang bermanfaat seperti pada program CSR mereka

ataupun demi mempertahankan kelangsungan usahanya.

Kelemahan pasar Monopoli :

1. Tidak adanya pemerataan distribusi pendapatan, karena pendapatan

besar yang diperoleh oleh satu perusahaan saja akibat adanya praktik

monopoli maka hal tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan

14

Page 16: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

tersebut saja ataupun daerah dimana perusahaan tersebut beroperasi,

sehingga tidak adanya pemerataan distribusi pendapatan.

2. Adanya permainan harga, praktik monopoli membuat terjadinya

permainan dalam penetapan harga oleh produsen monopolis dimana

harga yang ditetapkan tidak sesuai dengan produk barang dan jasa

yang ditawarkan. Untuk perusahaan yang berkaitan dengan hajat hidup

orange banyak, tentunya produk yang mereka jual sebaiknya dapat

dijangkau oleh seluruh masyarakat, namun terkadang harga yang

ditetapkan tidak berada pada harga minimal yang seharusnya sehingga

tidak semua elemen masyarakat dapat memperolehnya. Hal ini

disebabkan juga karena informasi tertutup yang memang sengaja

dilakukan oleh produsen monopolis.

3. Masyarakat tidak memiliki banyak pilihan dalam memproduksi barang

dan jasa. Akibat praktik monopoli yang dilakukan maka masyarakat

hanya dapat memperoleh barang dan jasa dari satu produsen

monopolis saja, hal ini terkadang merugikan karena barang dan jasa

yang ditawarkan tidak terjamin kualitasnya, namun masyarakat sebagai

konsumen mau tidak mau harus memperolehnya dari produsen

monopolis tersebut. Hal ini sangat merugikan masyarakat dimana

mereka taerkadang tidak mendapatkan nilai tambah atas barang dan

jasa yang di konsumsinya.

2.7 Undang-Undang Yang Mengatur Monopoli

Dalam situasi tertentu kita membutuhkan perusahaan besar dengan

kekuatan ekonomi yang besar dalam hal praktek monopoli, yang harus dibatasi

dan dikendalikan, karena apabila tidak dapat merugikan kepentingan masyarakat

pada umumnya dan kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat. Maka

Indonesia pun kemudian membuat sebuah peraturan antimonopoli yaitu Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Undang-undang ini menerjemahkan

monopoli sebagai suatu tindakan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran

barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu

kelompok pelaku usaha. Sedangkan praktik monopoli pada UU tersebut dijelaskan

15

Page 17: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

sebagai suatu pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha

yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan

atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat

merugikan kepentingan umum. UU ini dibagi menjadi 11 bab yang terdiri dari

beberapa pasal. Beberapa hal yang diatur dalam UU No.5 tahun 1999 tentang

arangan monopoli dan persaingan tidak sehat ini antara lain :

1. Perjanjian yang dilarang, misalnya praktek oligopoli, penetapan harga,

pembagian wilayah, pemboikotan, kartel, trust, oligopsoni, dan

sebagainya. (pasal 4 sampai pasal 16 UU No.5 Tahun 1999)

2. Kegiatan yang dilarang, misalnya praktek monopoli, praktek

monopsoni, persekongkolan, dan sebagainya. (pasal 17 sampai pasal

24 UU No 5 Tahun 1999)

3. Penyalahgunaan posisi dominan. Posisi dominan yang dimaksud

adalah keadaan di mana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang

berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa pasar yang

dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi di antara

pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan

keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta

kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau

jasa tertentu. Adapun penyalahgunaan posisi dominan misalnya

jabatan rangkap, pemilikan saham, dan lain-lain sebagaimana diatur

dalam pasal 25 sampai dengan pasal 27 UU No 5 Tahun 1999.

Untuk mencegah terjadinya suatu praktik monopoli dan persaingan tidak

sehat yang terjadi di kalangan para pelaku usaha, maka didalam UU No 5 tahun

1999 disebutkan bahwa pemerintah membentuk lembaga Komisi Pengawasan

Persaingan Usaha (KPPU). Tugas KPPU adalah untuk menilai dan megawasi

apakah terjadi suatu tindakan ataupun kegiatan yang bertentangan dengan UU No

5 tahun 1999 mengenai larangan praktik monopoli dan persaingan usaha ang tidak

sehat. KPPU ini merupakan sebuah lembaga Independen yang tidak ada pengaruh

pemerintah didalamnya, sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik tanpa

ada campur tangan untuk memenuhi kepentingan suatau pihak ataupun golongan.

Dalam sebuah kasus yang terkait pelanggaran atas UU No 5 tahun 1999, maka

16

Page 18: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

KPU mempunyai wewenang untuk memproses perusahaan yang menjalankan

praktik yang bertentangan tersebut dan memberikan sanksi atasnya.

2.8 Analisis Kasus (Kasus Monopoli PT. PLN Sebagai Penyedia Tenaga

Listrik di Indonesia)

2.8.1 Sejarah PT. PLN Indonesia9Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di

Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang

bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik

untuk keperluan sendiri.

Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan- perusahaan

Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara

Jepang di awal Perang Dunia II.

  Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada

Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini

dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai

Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif

menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan

tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden

Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan

Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5

MW.

Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi

BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di

bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada

saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)

sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)

sebagai pengelola gas diresmikan.

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status

Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik

9 Sejarah berdirinya Perusahaan PLN, http://www.pln.co.id/blog/profil-perusahaan/, diakses 1 Juni 2015

17

Page 19: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan

tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan

kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk

bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN

beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga

sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga

sekarang.

2.8.2 Kasus Monopoli Perusahaan Listrik Negara

10Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengakui adanya dugaan

pelanggaran UU No.5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat oleh PT PLN (Persero) apabila BUMN sektor listrik itu

meneruskan kebijakan capping untuk TDL sektor industri. KPPU akan mengkaji

sesuai dengan prosedur lewat pemeriksaan selanjutnya. Kemungkinan pasal yang

akan dikaji KPPU ialah pasal 19d di dalam Undang-Undang Nomor 5/1999 yang

mengatur masalah diskriminasi terkait penerapan tarif terhadap para

pelaku industri.Untuk itu, KPPU akan segera menelisik data-data PLN untuk

melihat siapa saja pelanggan industri yang menikmati capping dengan yang tidak.

Sementara ini, KPPU mengakui pada 2010 memang terdapat perbedaan tarif

untuk golongan-golongan industri. Untuk golongan industri kecil atau rumah

tangga yang dikenakan capping diganjar Rp803 per KWh. Sementara yang tidak

kena cappingdikenakan Rp916 per KWh. Sehingga ada disparitas harga sekitar

Rp113 per KWh. Sementara untuk golongan menengah berkapasitas tegangan

menengah berbeda Rp667 per KWh apabila dikenakan cappingdan Rp731 KWh

untuk yang tidak. Perbandingan bagi industri yang memakai capping dengan yang

tidak, untuk tegangan menengah sebesar 23%. Untuk golongan tarif untuk

keperluan industri besar, mereka yang dikenakan capping harus membayar

sebesar Rp594 per KWh sementara yang tidak menjadi Rp605 per KWh

(disparitas harga Rp11 per KWh). Berdasarkan indikasi-indikasi tersebut, KPPU

10 Bernadeta Anggreni Dian Kurniawati, Kasus Monopoli Perusahaan Listrik Negara, https://nenygory.wordpress.com/2011/05/30/kasus-monopoli-yang-dilakukan-oleh-perusahaan-listrik-negara-pt-pln/, terakhir diakses 1 juni 2015.

18

Page 20: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

akan segera melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada berdasarkan surat

yang masuk ke pihaknya pada 11 Januari silam.

KPPU juga akan panggil pihak yang selama ini diuntungkan dengan tarif

lebih rendah atau yang iri terhadap perbedaan harga karena mereka dikenakan

beban yang lebih tinggi dibanding yang lain. Selain itu, mereka juga akan

memanggil Pemerintah dan Kementerian Keuangan dan Dirjen Listrik

Kementerian ESDM untuk meminta pandangan dari mereka dan akan

membuktikan di lapangan misal cek kuitansi supaya ada fakta dan data hukum

tidak hanya data statistik.

Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik sebenarnya

sudah mulai dipecah. Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan

tenaga listrik. Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN.

Saat ini telah ada 27 Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk

Siemens, General Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison

Mission Energy, Mitsui & Co, Black & Veath Internasional, Duke Energy,

Hoppwell Holding, dan masih banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga listrik

yang harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.

Krisis listrik kemudian juga memuncak saat PT. Perusahaan Listrik

Negara (PT. PLN) memberlakukan pemadaman listrik secara bergiliran di

berbagai wilayah termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli

2008. Hal ini diperparah oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari

Sabtu dan Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati,

dan sanksi bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik,

PLN berdalih pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin

parah karena adanya gangguan pasokan batubara pembangkit utama di sistem

kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta

Cilacap. Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga permasalahan serupa untuk

pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU

Muara Karang.

Akibat dari PT. PLN yang memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan

listrik masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak

mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Banyak

19

Page 21: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

daerah-daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi

pemadaman listrik secara sepihak. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak

sedikit bagi masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi.

2.8.3 Analisis Kasus Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999

Kelistrikan di Indonesia adalah bentukan sejarah, keadaan geografis, dan

keteresediaan sumber daya alam dari zaman dahulu. Dalam perjalanannya,

pemerintah selalu mengambil peran yang sempurna dalam penyediaan listrik bagi

rakyat yang didasarkan pada Pasal 33 UUD 1945. Meskipun pada masa

pemerintahan Kolonial Belanda dan setelah kemerdekaan telah ada perusahaan

swasta komersial yang memproduksi listrik, namun pemerintah nasional

mengambil peranan dalam pembangunan sektor ini selama 50 tahun terakhir.

Perusahaan Umum Listrik Negara yang didirikan pada 1950 telah menjadi pemain

kunci dalam cepanya pembangunan sektor kelistrikan. Data statistik menunjukkan

bahwa PLN adalah salah satu perusahaan listrik terbesar di dunia dengan total

pelanggan 22 juta dan lebih dari 50.000 karyawan serta hampir seluruh bagian

masyarakat adalah stakeholders bagi PLN.

PLN berdiri dilandaskan pada UU No. 15 Tahun 1985 tentang

Ketenagalistrikan dan pada tahun 2002 UUNo.15 Tahun 1985 dinyatakan tidak

berlaku oleh UU No. 20 Tahun 2002. Namun kemudian melalui Putusan MK No

001-021-022/PUU-I/2003 yang dibacakan pada hari Rabu tanggal 15 Desember

2004 menyatakan bahwa UU No. 20 Tahun 2002 tidak mempunyai kekuatan

hukum mengikat. Permasalahan inti dari persoalan UU No. 20 Tahun 2002 adalah

pada Pasal 16, 17 dan 68 yang menjiwai dari UU ketenagalistrikan tersebut. Pasal

16 menyatakan bahwa usaha penyediaan tenaga listrik dilakukan secara terpisah

oleh Badan Usaha yang berbeda. Pasal 17 menyatakan bahwa usaha

pembangkitan listrik dilakukan berdasarkan kompetisi dan dilarang menguasai

pasar. Larangan penguasaan pasar ini meliputi segala tindakan yang dapat

mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat

antara lain:

1. menguasai kepemilikan;

2. menguasai sebagian besar kapasitas terpasang pembangkitan tenaga listrik

dalam satu wilayah kompetisi;

20

Page 22: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

3. menguasai sebagian besar kapasitas pembangkitan tenaga listrik pada posisi

beban puncak;

4. menciptakan hambatan masuk pasar bagi Badan Usaha lainnya;

5. membatasi produksi tenaga listrik dalam rangka mempengaruhi pasar;

6. melakukan praktik diskriminasi;

7. melakukan jual rugi dengan maksud menyingkirkan usaha pesaingnya;

8. melakukan kecurangan usaha; dan/atau

9. melakukan persekongkolan dengan pihak lain.

Sedangkan Pasal 68 menyatakan bahwa Pada saat Undang-undang ini

berlaku, terhadap Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK)

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang

Ketenagalistrikan dianggap telah memiliki izin yang terintegrasi secara vertikal

yang meliputi pembangkitan, transmisi, distribusi, dan penjualan tenaga listrik

dengan tetap melaksanakan tugas dan kewajiban penyediaan tenaga listrik untuk

kepentingan umum sampai dengan dikeluar-kannya Izin Usaha Penyediaan

Tenaga Listrik berdasarkan Undang-undang ini.

Keputusan MK dalam hal ini menyatakan bahwa Pasal 16, 17 ayat (3),

serta 68 UU No. 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan berlawanan dengan

UUD 1945 dan oleh karenanya harus dinyatakan tidak mempunyai kekuatan

hukum mengikat. Meskipun yang berlawanan hanya tiga pasal tersebut, akan

tetapi karena pasal-pasal tersebut merupakan jantung dari UU No.20 Tahun 2002

padahal seluruh paradigma yang mendasari UU Ketenagalistrikan adalah

kompetisi atau persaingan dalam pengelolaan dengan sistem unbundling dalam

ketenagalistrikan tidak sesuai dengan jiwa dan semangat Pasal 33 ayat (2) UUD

1945 yang merupakan norma dasar perekonomian nasional Indonesia. MK

berpendapat bahwa cabang produksi dalam Pasal 33 ayat (2) UUD 1945 di bidang

ketenagalisrikan harus ditafsirkan sebagai satu kesatuan antara pembangkit

transmisi dan distribusi sehingga dengan demikian meskipun hanya pasal, ayat,

atau bagian dari ayat tertentu saja dalam undang-undang a quo yang dinyatakan

tidak mempunyai kekuatan hukum mengkiat akan tetapi hal tersebut

mengakibatkan UU No.20 Tahun 2002 secara keseluruhan tidak dapat

21

Page 23: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

dipertahankan, karena akan menyebabkan kekacauan yang menimbulkan

ketidakpastian hukum dalam penerapannya.

Dalam siaran Pers Koalisi Masyarakat Anti Kenaikan Harga sebagai pihak

yang mengajukan Judicial Reviewatas UU No. 20 Tahun 2002 menyatakan bahwa

dalam UU No. 20 Tahun 2002 terlihat bahwa negara tidak lagi bertanggung jawab

terhadap penyelenggaraan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan

umum dan tidak ada lagi ketentuan yang menyebutkan agar harga listrik

terjangkau oleh masyarakat sebagaimana semula ditetapkan dalam UU No. 15

Tahun 1985 terlebih lagi harga listrik diserahkan kepada pasar sehingga tidak

mempertimbangkan daya beli atau kondisi sosial ekonomi masyarakat. Hal ini

sangat merugikan kepentingan bangsa, negara dan rakyat Indonesia (merugikan

kepentingan publik).

Akibat adanya pertentangan antara UU No.20 Tahun 2002 dengan UUD

Pasal 33, menimbulkan dampak yang merugikan kepentingan bangsa, Negara dan

masyarakat (publik) Indonesia, PLN juga terkena dampaknya. PLN yang selama

ini merupakan satu-satunya BUMN yang mengelola sektor ketenagalistrikan dan

telah memberikan sumbangsih bagi bangsa, Negara, dan masyarakat yang telah

menjalankan fungsi untuk menyediakan tenaga listrik bagi seluruh masyarakat

Indonesia dengan harga terjangkau dan juga telah memberikan peran yang besar

bagi perekenomian nasional, berdasarkan UU No. 20 tahun 2002 tidak lagi

merupakan cabang produksi yang penting yang menguasai hajat hidup orang

banyak. Akibatnya, tidak adanya jaminan dan kepastian bagi seluruh masyarakat

untuk memperoleh tenaga listrik dengan harga terjangkau dan justru akan

merugikan perekonomian Negara yang pada akhirnya akan mengurangi tingkat

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Bahkan dapat pula mengganggu

keamanan negara dan kedaulatan negara karena negara tidak lagi berkewajiban

mengelola cabang produksi terpenting untuk kepentingan dan kemakmuran

rakyat.

Putusan MK ini sejalan dengan pengalaman dunia akan tenaga kelistrikan

yang telah membuktikan bahwa keberhasilan restrukturisasi sektor tenaga listik

adalah mitos belaka. Sejumlah negara baik negara maju dan berkembang telah

menerapkan restrukturisasi namun memberikan hasil yang serupa yaitu kenaikan

22

Page 24: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

tarif listrik, terjadinya pemadaman, menurunnya tingkat kehandalan, penguasaan

sektor listrik oleh sebagian kecil perusahaan energi multinasional dan kegagalan

negara melindungi kepentingan ekonomi dan kepentingan masyarakat.

Secara ekonomi, iklim kompetensi dan persaingan yang sehat dapat

menghemat miliaran atau bahkan terilyunan rupiah uang konsumen yang harus

dibayarakan ke produsen karena harga yang tidak wajar (overcharge) sebagai

akibat kenaikan harga yang artifisial. Secara umum, terdapat beberapa manfaat

yang didapat perekonomian jika pada sektor ketenagalistrikan terjadi kompetisi

dan persaingan yang sehat, di antaranya adalah:

1. Harga yang wajar dilihat dari kualitas.

Dengan adanya rasa persaingan yang timbul dari dua perusahaan atau lebih, maka

produsen akan berlomba-lomba menarik konsumen dengan menurunkan harga

dan meningkatkan kualitas barang/jasa yang dijualnya. Hanya barang/jasa dengan

harga yang rendah dengan kualitas terbaik yang akan dibeli oleh konsumen.

2. Konsumen memiliki banyak pilihan dalam membeli barang/jasa.

Pasar yang kompetitif akan menghasilkan barang/jasa yang ditawarkan pelaku

usaha dengan pilihan harga dan kualitas yang bervariasi. Setiap konsumen pada

dasarnya memiliki daya beli dan selera yang berbeda-beda. Karakteristik

konsumen untuk memproduksi barang/jasa sesuai dengan kemampuan dan

keinginan konsumen. Produsen dituntut untuk sensitif terhadap daya beli dan

perubahan selera konsumen. Pelaku usaha yang tidak tanggap terhadap perubahan

daya beli dan perubahan selera konsumen semakin lama akan tersingkir di pasar.

3. Persaingan memungkinkan timbulnya inovasi.

Persaingan usaha akan merangsang pelaku usaha berlomba-lomba membuat

inovasi, baik inovasi produk untuk memenuhi selera konsumen, inovasi teknologi

maupun inovasi metode produksi yang lebih efisien. Inovasi akan terus

berkembang karena dalam pasar yang bersaing hanya pelaku usaha inovatif yang

dapat bertahan dan bersaing. Terkait dengan sektor ketenagalistrikan, jika ada

pesaing lain bagi PLN, tentunya akan mendorong PLN berpikir dan melakukan

yang terbaik dalam menentukan harga dan memberikan pelayanan. Hal ini secara

positif akan mendorong PLN pada efisiensi kinerja dan inovasi teknologi.

23

Page 25: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

Namun, kompetisi yang dikehendaki agar dapat tercapai suatu iklim usaha

yang sehat tidak dapat dilakukan dalam bidang ketenagalistrikan. Hal ini

dikarenakan segmen yang bersifat monopoli alamiah tidak dikompetisikan dan

diprioritaskan untuk dikelola oleh BUMN. Pada dasarnya usaha penyediaan

ketenagalistrikan dilakukan secara monopoli, harga jual juga tetap dilakukan oleh

Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah berdasarkan kewenangan dalam

memberi izin tersebut. Meskipun demikian usaha penyediaan ketenagalistrikan

juga dapat dilakukan secara terintegrasi atau satu jenis usaha saja. Namun karena

PLN adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maka diberi hak untuk

diprioritaskan dalam memenuhi ketenagalistrikan. Dengan demikian ketersediaan

listrik sesungguhnya merupakan tugas Pemerintah untuk menenuhinya.

Keterlibatan swasta dalam penguasaan listrik tidak dapat dilakukan melalui

mekanisme pasar dikarenakan ketenagalistrikan merupakan sektor yang unik dan

perlu penanganan khusus demi untuk tersedianya listrik yang relatif murah bagi

seluruh rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, secara hukum masih terdapat berbagai perdebatan, apakah

usaha yang dilakukan oleh PLN adalah tindakan monopoli yang diperbolehkan

atau tidak. Namun melihat dari kerugian yang diterima oleh masyarakat,

seharusnya tindakan monopoli ini tidak boleh dilakukan. Kerugian ini diduga

karena kurang optimalnya kinerja PLN dalam penyedia listrik masyarakat.

Sedangkan dari segi persaingan usaha, monopoli yang dilakukan PLN merupakan

persaingan usaha yang tidak sehat karena mulai adanya pihak swasta yang juga

menyediakan tenaga listrik di Indonesia. Persaingan ini dianggap sehat apabila

PLN tidak menghalangi usaha perusahaan listrik swasta lainnya untuk

menyediakan listrik bagi masyarakat, sedangkan dalam hal ini PLN malahan

menghalangi perusahaan lain untuk bersaing di bidang ketenagalistrikan ini.

24

Page 26: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah melakukan tindakan

monopoli, sehingga menimbulkan dampak negatif yang merugikan masyarakat.

Memang posisi PT. PLN disini sebagai sebuah perusahaan yang berada langsung

dibawah naungan Negara dimana tujuan utamanya adalah melakukan penyediaan

listrik sebagai bagian dari pemenuhan hajat hidup orang banyak. Namun yang

terjadi adalah PLN belum mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Lalu bila

ditinjau dengan kaitannya terhadap UU No 5 tahun 1999 maka dapat dikatakan

bahwa tindakan PT. PLN ini telah melanggar Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha

Tidak Sehat. Dimana bila dikaitkan maka terdapat praktik monopoli oleh PT. PLN

yang melakukan penguasaan atas sektor penyediaan tenaga listrik bagi warga

Negara Indonesia.

Namun bila ditinjau berdasarkan sejarah dan tujuan awalnya, sebenarnya

monopoli yang dilakukan oleh PLN dalam sektor ketenagalistrikan memiliki

landasan yuridis yang kuat yakni melalui konstruksi hukum Pasal 33 UUD 1945,

UU Ketenagalistrikan. Dimana memang awal dibentuknya PLN ini memang

bertujuan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik

yang tentu saja dapat dijangkau dan dinikmati oleh seluruh elemen masyarakat

secara meluas. Hanya saja dari fakta-fakta kasus yang terjadi dilapangan terlihat

bahwa PLN belum mampu menunjukkan kinerjanya secara optimal sehingga

belum dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi seluruh rakyat Indonesia secara

layak. PLN masih memiliki kekurangan dalam penyelenggaraan internal mereka,

dimana dalam internal PLN sendiri minim dengan terobosan-terobosan yang

harusnya dapat semakin membuat efisiensi dari penyediaan listrik itu semakin

baik, selain itu banyak kendala yang dihadapi oleh pembangkit-pembangkit listrik

yang dimiliki PLN sendiri sehingga terkadang supply atas ketersediaan listrik

menjadi terhambat dan berdampak merugikan masyarakat dalam memenuhi

aktivitas-aktivitasnya sehari-hari. Hal-hal tersebut dianggap merupakan suatu hal

yang dilematis bagi penyelenggaraan ketenagalistrikan di Indonesia mengingat

kedudukan PLN yang kuat secara yuridis tersebut, namun nyatanya apa yang

25

Page 27: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

diharapkan atas perusahaan penyedia tenaga listrik tersebut tidak sesuai harapan

masyarakat. Pada akhirnya isu mengenai krisis listrik yang akan dihadapi

Indonesia kedepannya menjadi sebuah masalah yang perlu dikaji untuk

melakukan pembenahan pada diri PLN sendiri.

Ketika PLN tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan baik

dan tidak memiliki nilai tambah atas produk yang dijualnya, maka dirasa perlu ada

bantuan yang datang dari pihak swasta demi memenuhi ketersediaan listrik bagi

seluruh rakyat Indonesia. Sayangnya lagi-lagi hal tersebut terhalang karena PLN

dalam sektor ketenagalistrikan memiliki landasan yuridis yang kuat yakni melalui

konstruksi hukum Pasal 33 UUD 1945. Ironis sekali disaat mereka tidak dapat

melakukan pemenuhan kebutuhan dan tidak terjadi pembenahan yang baik dalam

tubuh PLN sendiri agar lebih meningkatkan pelayanannya terhadap masyarakat

dan terhindar dari banyaknya masalah yang terjadi, namun disisi lain adanya

perusahaan swasta yang ingin masuk terhambat oleh aturan yang telah ada.

Sesungguhnya adanya perusahaan swasta yang masuk nantinya akan memberikan

sisi persingan bagi PLN dan tentunya dari situ mereka akan mencoba untuk

memperbaiki kualitasnya jika tidak mau kalah dengan perusahaan swasta tersebut.

Tidak adanya competitor selama ini juga mungkin merupakan salah satu penyebab

buruknya kinerja PT. PLN dalam sektor ketenagalistrikan di Indonesia.

Untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat secara adil dan

merata, sebaiknya pemerintah juga membuka kesempatan yang luas bagi penyedia

listrik lain baik investor swasta maupun internasional dalam persaingan usaha

ketenagalistrikan. Akan tetapi, Pemerintah harus tetap mengontrol dan

memberikan batasan bagi investor tersebut, sehingga tidak terjadi penyimpangan

yang merugikan masyarakat yang nantinya malah memperparah situasi

sebelumnya dimana banyak investor yang menetapkan kebijakan mereka tanpa

melihat kepada kemampuan masyarakat secara umum, karena listrik ini

merupakan sebuah sumber tenaga yang mana setiap orang pasti membutuhkannya

dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Selain itu, Pemerintah hendaknya

dapat memperbaiki kinerja PLN saat ini, saat ini dalam tubuh PLN masih

memiliki banyak kekurangan yang mengakibatkan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat pun menjadi buruk dan semakin lama banyak masyarakat yang

26

Page 28: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

berpandangan negative terhadap perusahaan Negara, karena dinilai tidak dapat

meningkatkan kualitas kinerja dan pelayannnya. Perbaikan dalam tubuh PLN

sendiri wajib dilakukan sehingga menjadi lebih baik dan terhindar dari berbagai

kendala yang sangat merugikan kepentingan orang banyak akibat buruknya

system kerja di dalam perusahaan, selai itu hal penting perubahan yang harus

dilakukan oleh PLN yakni demi tercapainya tujuan awal dari dibentuknya PT.

PLN persero yang telah tertanam kuat yakni bergerak demi memenuhi kebutuhan

dan kesejahteraan masyarakat banyak sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33.

27

Page 29: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Tentang larangan monopoli dan

persaingan usaha tidak sehat.

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2002 tentang

Ketenagalistrikan.

PP Nomor 18 Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum “Listrik Negara”

Putusan Perkara Mahkamah Konstitusi Nomor 001-021-022/PUU-I/2003 yang

dimuat dalam berita Negara Republik Indonesia Nomor 102 tahun 2004, Terbit

hari selasa tanggal 21 Desember 2004, Didalamnya tentang “UU Nomor 20 tahun

2002 tentang ketenagalistrikan tidak mempunyai kekuatan yang mengikat”.

Daftar Pembangkit Listrik Swasta, oleh Departemen Energi dan Sumber Daya

Mineral Direktorat Jendral Listrik dan Pemanfaatan Energi, diunduh 1 Juni 2015

Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada,

Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.

Bernadeta Anggreni Dian Kurniawati, Kasus Monopoli Perusahaan Listrik Negara, https://nenygory.wordpress.com/2011/05/30/kasus-monopoli-yang-dilakukan-oleh-perusahaan-listrik-negara-pt-pln/, diakses 1 juni 2015.

Ifang Wibowo, Indonesia terancam krisis listrik, http://tubanesian.blogspot.com/2014/11/indonesia-terancam-krisis-listrik.html, diakses 1 juni 2015

https://zonegirl.wordpress.com/2012/01/06/pengertian-monopoli-dan-oligopoli/, diakses 1 Juni 2015

http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_monopoli, diakses 1 Juni 2015

http://irmadevita.com/2013/praktik-monopoli-dan-persaingan-usaha-menurut-uu-no-5-tahun-1999/ , diakses 1 juni 2015

http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-mikro/pengertian-fungsi-jenis-pasar/faktor-yang-menimbulkan-pasar-monopoli/ , diakses 1 juni 2015

http://renawantana.blogspot.com/2013/09/bentuk-bentuk-monopoli.html, diakses 1 juni 2015

28

Page 30: TUGAS AKHIR PHB BAGUS.docx

http://www.pln.co.id/blog/profil-perusahaan/, diakses 1 Juni 2015

http://rifqin.blogspot.com/2008/04/monopoli-pln-dan-persaingan-usaha-

dalam.html, diakses tanggal 1 Juni 2015

http://hileud.com/hileudnews?

title=KPPU+Duga+PLN+Lakukan+Praktek+Monopoli&id=511698, diakses pada

1 Juni 2015

http://lppcommunity.wordpress.com/2009/01/08/etika-bisnis-monopoli-kasus-pt-

perusahaan-listrik-negara/, diakses tanggal 1 Juni 2015

29