jtr phb kelompok 1

25
TUGAS PANEL HUBUNG BAGI JARINGAN TEGANGAN RENDAH Oleh: I Nyoman Dipa Suwidya (1115333003) Kadek Ariadi Putra (1115333011) Putu Suwis Andhiyasa (1115333024)

Upload: sasmita-wiprayoga

Post on 08-Apr-2016

219 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

FREE

TRANSCRIPT

Page 1: JTR PHB Kelompok 1

TUGAS PANEL HUBUNG BAGIJARINGAN TEGANGAN RENDAH

Oleh:

I Nyoman Dipa Suwidya (1115333003)

Kadek Ariadi Putra (1115333011)

Putu Suwis Andhiyasa (1115333024)

JURUSAN TEKNIK ELEKTROPOLITEKNIK NEGERI BALI

Page 2: JTR PHB Kelompok 1

2013/2014BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penyaluran listrik merupakan hal yang terpenting dari system tenaga listrik karena

penyaluran listrik ke beban merupakan inti dari persoalan dimana bila listrik hanya dapat

dibangkitkan namun tidak dapat dipakai maka energy yang ada hanya akan terbuang sia-sia.

Selain itu juga energy tersebut apabila hanya digunakan secara sembarangan tanpa

mementingkan aspek lainnya juga dapat menimbulkan bahaya ataupun menurunya efisiensi

dari system itu sendiri.

Sistem penyaluran energy listrik yang baik akan memberikan keamanan, ketersediaan,

ketercapaian energy listrik yang semaksimal mungkin sehingga energy listrik akan dapat

dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Selain itu juga, dengan adanya system penyaluran

yang baik maka biaya yang diperlukan untuk pemakaian dan juga perawatan dapat ditekan

seminimal mungkin sehingga baik pengguna maupun penyedia tenaga listrik dapat

mengurangi pengeluaran biayanya.

Sistem penyaluran energy listrik ke pengguna di Indonesia yang dimulai dari gardu

distribusi (sisi sekunder trafo distribusi) sampai ke APP (alat pengukur dan pemutus) pada

pelanggan yang lebih dikenal dengan sebutan jaringan tegangan rendah (JTR) merupakan

salah satu system penyaluran energy listrik yang banyak dijumpai. Pada makalah ini akan

dibahas secara lengkap mengenai jaringan tegangan rendah di Indonesia.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang disebut dengan jaringan tegangan rendah?

2. Apa saja ketentuan-ketentuan yang terdapat pada jaringan tegangan rendah?

3. Apa peralatan yang terdapat pada jaringan tegangan rendah?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Manfaat untuk pembaca

Page 3: JTR PHB Kelompok 1

Dapat memberikan informasi mengenai jaringan tegangan rendah di Indonesia sehingga

dapat memperluas pengetahuan mengenai jaringan tegangan rendah itu sendiri.

2. Manfaat untuk penulis

Dapat menuangkan ilmu yang telah didapat dalam sebuah karya tulis sehingga ilmu

tersebut tidak mudah terlupakan.

Page 4: JTR PHB Kelompok 1

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH

Sistem Distribusi Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga

listrik pada tegangan distribusi dibawah 1 Kilo Volt langsung kepada para pelanggan

tegangan rendah. Radius operasi jaringan distribusi tegangan rendah dibatasi oleh :

1. Susut Tegangan yang disyaratkan.

2. Luas penghantar jaringan.

3. Distribusi pelanggan sepanjang jalur jaringan distribusi.

4. Sifat daerah pelayanan (desa, kota)

5. Kelas pelanggan ( pada beban rendah, pada beban tinggi)

Umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan

diizinkan  ± 5% - 10% dari tegangan operasi. Jaringan distribusi tegangan rendah dimulai

dari sumber yang disebut Gardu Distribusi mulai dari panel hubung bagi TR (Rak TR) keluar

didistribusikan. Untuk setiap sirkit keluar melalui pengaman arus disebut “penyulang/ feeder”

Struktur jaringan yang digunakan pada jaringan tegangan rendah yaitu radial murni atau

radial open loop (bentuk tertutup namun operasi radial). Jarang sekali pelanggan dipasok

dengan tingkat keandalan tinggi secara tertutup (loop) baik dari satu sumber ataupun dari

sumber berlainan.

Page 5: JTR PHB Kelompok 1

Gambar 2.1 Penyaluran Daya dari JTM Hingga ke Pelanggan

KETENTUAN PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

Ketentuan-ketentuan dalam jaringan tegangan rendah yaitu:

Sistem Tegangan

a. Sistem tegangan yang dianut ada 3 macam :

• Sistem 3 fasa (fasa tiga) : 380 Volt / 220 Volt

• Sistem 2 fasa (fasa dua) : 440 / 220

• Sistem 1 fasa ( fasa satu) : 110 Volt, 220 Volt, 250 Volt

b. Sistem tegangan dipilih mengikuti konsep teknis (Distribution System Engineering)

yang dianut satu sama lain dapat berbeda, misalnya:

• Sistem Kontinental : 3 fasa – 3 kawat

(Distribution Substation Concept) 3 fasa – 4 kawat

• Sistem Amerika : 2 fasa – 3 netral (Multi Grounded)

• Sistem Kanada : 1 kawat (Swer)

Pembumian Pada Jaringan Distribusi Jaringan Tegangan Rendaha. Ketentuan-ketentuan tentang Pembumian :

Menurut   PUIL, semua bagian  konduktif terbuka pada suatu instalasi harus dibumikan.

Menurut PUIL, apabila jalur yang  sama dipasang SUTM dan SUTR, maka pada setiap 3 tiang harus dipasang penghantar pembumian yang dihubungkan dengan penghantar netral.

Menurut PUIL, nilai resistansi pembumian setiap 200 meter lintasan ( 5 gawang) tidak boleh melebihi dari 10 Ohm.

Petunjuk praktis semua nilai resistansi pembumian maksimum sebesar 5 Ohm. Berdasarkan kekuatan mekanis luas penampang minimum penghantar pembumian

adalah sebesar 50 mm2 dan terbuat dari tembaga. Sambungan penghantar bumi dengan elektroda bumi harus kuat   secara mekanis/

elektris dan mudah dibuka untuk dilakukan pengujian resistansipembumian. Klem pada elektroda pipa harus memakai ukuran minimal  10 Ohm dan dilindungi dari kemungkinan korosi.

Penghantar bumi harus dilindungi secara mekanis  kimiawi.          Catatan : -Biasanya  dimasukkan dalam pipa ½  inchi, setinggi 2,5 mm2.

-Terminal klem ditanam 20 cm dibawah permukaan tanah. Elektroda batang dimasukkan  tegak lurus ke dalam tanah. Panjangnya disesuaikan

dengan kebutuhan dengan memperhatikan  resistansi tanah :Untuk resistansi tanah P1 = 100 Ω meter :Panjang :           1 m        2 m       3 m      5 m

Page 6: JTR PHB Kelompok 1

Nilai Ω :           70.       40.         30.        20.Untuk resistansi tanah  P tidak sama dengan P, nilai pentanahan dikalikan  P . P1Catatan : - Resistansi pembumian total dari suatu instalasi pembumian belum

dapat ditentukan  dari hasil pengukuran tiap elektroda secara matematis.- Untuk beberapa elektroda yang di paralel harus dihubung fisik/ paralel sebelum di test.

b. Pembumian  pada PHB - TR (Rak TR) Prosedur instalasi pembumia PHB –TR / Rak TR di gardu    distribusi harus

memperhatikan  jenis sistem  pembumian yang dianut (TT, TN, IT).1. Bila rel netral dipakai sebagai rel proteksi (sistem TNC) rel proteksi harus

dibumikan.2. Bila rel netral  terpisah dari rel proteksi, maka hanya rel          proteksi  yang harus

dibumikan.3. Bila saklar masuk dilengkapi dengan saklar arus sisa, maka rel netral tidak boleh

dibumikan.c. Penghantar Pembumian dan Elektroda bumi

Elektroda Bumi adalah penghantar yang ditanam dalam bumi dan membuat kontak langsung dengan bumi.

Penghantar Bumi yang tidak berisolasi ditanam dalam bumi   dianggap sebagai bagian elektroda bumi.

Umumnya elektroda  bumi yang dipakai pada jaringan saluran udara tegangan rendah / menengah memakai elektroda barang.

Sebelum dipasang harus diteliti dulu berapa resitance jenis tanah.

Jaringan Udara Tegangan Rendah (JTR)a. Jenis Penghantar Udara

Penghantak tidak berisolasi A3C, BCC, A2C , ACSR Pernghantar berisolasi (Jenis twisted cable yang umumnya dipakai NYM-T, NYMZ,

NFYM, NFY, NF2X, NFA2X, NFA2X, NFA2XSEY-T (TWISTED CABLE).b. Persilangan Dengan Kabel  Telekomunikasi

Kabel telekomunikasi  harus di bawah penghantar udara tegangan rendah1. TWISTED  CABLE           : Berjajar 1 meter, Mersilang 0,3 meter2. TAK BERISOLASI           : Berjajar/Berisolasi 1 meter

c. Jarak Antar Penghantar Telanjang Jarak antara ini bergantung atas jarak titik tumpu jaringan (jarak gawang) :

                        Jarak Gawang                         Jarak Antara                          6 S/D 10 meter                      20 CM                        10 S/D 40 meter                      25 CM

Jarak lendutan (SAG) dengan permukaan tanah diukur dari titik terendah sekurang-kurangnya:

                         Penghantar Tak Berisolasi                   Penghantar Berisolasi            Jalan Umum                5  Meter                       4  Meter            Halaman Rumah         5  Meter                       3 Meter

Page 7: JTR PHB Kelompok 1

d. Jarak  Bebas Jarak bebas (ruang bebas) penghantar tak berisolasi dengan benda lain (pohon,

bangunan)1. Pada dasarnya tidak boleh bersinggungan2. Jarak yang dipersyaratkan 0,5 meter.

Catatan :Pada konstruksi saluran udara baik tak berisolasi ataupun berisolasi (twisted cable). Umumnya mengikuti ketentuan Pemerintah Daerah  setempat atau ketentuan departemen yang memerlukan, Contoh :Sudut lintasan jalan raya maksimum 15º

SAG :        Jalan Umum                            6 meter

                                           Jalan Kecil                               5 meter                                           Pekarangan                              3 meter                                            Sungai                                     6 meter

Lihat standard konstruksi SUTR  PT. PLN (Persero)e. Penghantar Udara Tak Berisolasi Tegangan Rendah Diatas Atap Bangunan Instalasi

penghantar adalah sedemikian  sehingga tidak     menganggu perbaikan atap bangunan. Jarak dengan bagian bangunan

1. Minimal ( 1,5 meter dari bagian bangunan termasuk antena, cerobong ).2. Minimal 2,5 meter (dilura jangkauan tangan) dari balkon bordes, lorong,

panggung yang dalam keadaan biasa dikunjungi umum. Ketentuan tersebut diatas tidak berlaku

1. Boleh berjarak 1,25 meter dengan sudut atap 45º, diatas atap yang tidak umum dikunjungi  orang.

2. Konstruksi sambungan rumah dengan atap 15º.

Ketentuan  Saluran Kabel Tegangan Rendaha. Penanaman Kabel Tanah

Memperhatikan jenis dan macam isolasi dan isolasi pelindung kabel.Contoh :1. Kabel  tanpa pelindung  pipa baja harus dilindungi secara mekanis.2. Kabel dengan pelindung netral jacket dapat ditanam langsung.

Memperhatikan  kondisi   kimiawi  dan  pengaruh gangguan  mekanis, namun untuk perlindungan  mekanis dianggap cukup :1. Ditanam 0,8 meter dibawah jalan raya utama.2. Ditanam 0,6 meter dibawah jalan yang tidak dilalui kendaraan.

Catatan : Pemerintah Daerah kadang-kadang  mengeluarkan peraturan  sendiri misalnya di Jakarta.

b. Konstruksi susunan penanaman  kabel tanah : Ditanam diselimuti pasir dengan ketebalan 20 cm. Dipasang pelindung  mekanis :Beton, bata, atau batu pelindung. Kabel tanah TR dipasang  diatas kabel rumah TM dan dibawah kabel telekomunikasi/

lihat gambar.

Page 8: JTR PHB Kelompok 1

c. Persilangan antar kabel tanah : Harus dilakukan tindakan perlindungan, kecuali salah satu kabel telah dilindungi 

secara mekanis oleh sekat beto atau bahan semacam dengan tebal dinding minimum 6 cm.Tindakan Proteksi1. Kabel bagian bawah dipasang pelindung mekanis misalnya bata, pipa belah dari

beton, minimum 1 meter  panjangnya. 2. Lebar tutup pelindung  minimum 5 cm lebih lebar dari kabel yang dilindungi.3. Hal yang sama untuk kabel tanah dibagian atas (lihat gambar).

d. Persilangan dengan kabel telekomunikasi Bagian  atas kabel tanah   harus dilindungi dengan pipa beton belah atau plat beton

dari bahan  yang tidak mudah terbakar. Untuk jarak kabel TR dengan kabel telkom

d ≤ 0,3 meter diatas kabel tanah perlu ditambah plat beton minimum ukuran 1 x 1 meter dengan tebal 2 cm.Jika   kabel   tanah   TR   sejajar    dengan  kabel telekomunikasi, harus diselubungi dengan pipa plat atau    pipa   beton  belah  sekurang – kurangnya mempunyai panjang , minimum 1 meter.

e. Persilangan dengan utilitas lain Rel Kereta Api dan fasiltasnya. Tidak diperbolehkan  mendekati rel kereta api pada

jarak  2 meter kecuali persilangan. Contoh  konstruksi persilangan pada standard konstruksi PLN Distribusi Jakarta:

Ditanam dengan pipa gas 2 meter di bawah rel kereta dengan kedua ujung pipa menjorok 2 meter dari sisi rel terluar.

Jika menyilang  atau berdekatan dengan jarak lebih kecil dari 0,3 meter dengan kabel  instalasi listrik.

Perusahaan Kereta Api harus dilindungi dengan pipa yang tidak dapat terbakar atau PVC. Ujung pipa dipanjangkan 0,5 dari sisi  silang terujung.

f. Persilangan dengan jalan raya Kabel harus dilindungi dengan pipa atau selubung baja  dan  tahan getaran mekanis/

api serta dari bahan tahan api dan ditambah 0,5 meter pada kiri kanan batas bahu jalan.

Garis   tengah   pipa  dipilih  hingga kabel dapat dikeluarkan  tanpa membongkar jalan (biasanya pipa 4 meter atau diameter 10 cm) Contoh (lihat gambar), konstruksi perlintasan kabel pada standard PLN Distribusi Jakarta.

g. Di daerah bangunan atau pekarangan Kabel harus dilindungi dengan pipa atau pelindung mekanis. Pipa diberi tambahan 0.5 meter dari sisi terluar bangunan. Instalasi kabel pada dinding bangunan harus dilindungi dengan pelindung mekanis,

jika pelindung terbuat dari logam harus dibumikan.h. Persilangan  dan pendekatan dengan saluran air dan bangunan pengairan.

Kabel   tanah harus ditanam paling sedikit 1 meter dibawah saluran air dan ditanam dalam lapisan pasir.

Page 9: JTR PHB Kelompok 1

Pada   lintasan   dengan  air  laut  kabel  ditanam sedapat mungkin 2 meter dibawah dasar laut.

Pada lintasan dekat kabel listrik milik pengairan :1. Berjarak  0,3 meter diatas atau dibawah kabel listrik.2. Diberi perlindugan mekanis dengan tambahan 0,5 meter  dari sisi kabel yang

silang.3. Jika jarak lebih kecil dari 0,3 m harus dimasukkan dalam pipa/ bahan anti terbakar

Pada bangunan pengairan dibawah  tanah, jarak minimum adalah 0,3 meter  dan  harus dilindungi dengan pipa belah, plat atau pipa dan  ditambahka0,5 meter dari kedua tempat pendekatan.Catatan :    1. Kabel tanah yang dipakai adalah dari jenis kabel tanah dengan perisai dan

dilindungi dengan pipa belah.2. Kabel tanah tanpa perisai mekanis harus dimasukkan dalam pipa  atau  jalur 

kabel  khusus.3. Pada kedua ujung kabel masuk dan keluar jaur ait harus diberi   patok / tanda, agar

dapat   dilihat   pengemudi kendaraan air.i. Pendekatan kabel tanah dengan instalasi listrik diatas tanah

Kabel rumah tidak bole ditanam lebih dekat 0,3 meter dari instalasi listrik diatas tanah. Kurang dari o,8 meter kabel tersebut harus dilindungi dengan  pipa baja atau bahan kuta, tahan lama dan tahan api ditambah minimum 0,5 meter dari kedua             ujung tempat jaraknya kurang dari 0,8 meter.

Kabel tanah yang keluar dari tanah harus dilindungi dengan pipa baja. Galvanis atau bahan lain yang  cukup kuat sampai  diluar jangkauan tangan.

j. Perlengkapan Hubung Bagi Jaring Distribusi Tegangan Rendah PHB-TR Pada jaringan distribusi kabel tegangan rendah, PHB-TR berfungsi sebagai titik

pencabangan jaringan dan sambungan  pelayanan. Instalasi PHB – TR pasangan luar dan pasangan dalam  harus memnuhi persyaratan

keamanan dan keselematan lingkungan dan   persyaratan teknis baik elektris maupun mekanis.

Instalasi PHB – TR tersebut juga harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan mekanis.

Pada setiap  kotak  PHB-TR harus mempunyai setidak-tidaknya :1. Satu sakelar masuk sirkit masuk2. Satu proteksi arus pada sirkit keluar atau kombinasi proteksi dan sakelar

(misalnya  MCB/ MCCB). Arus minimum sakelar masuk minimal sama besar dengan arus nominal penghantar

masuk atau arus maksimum beban penuh. Jumlah maksimum pencabangan dari suatu PHB – TR adalah sirkit keluar. Besar arus yang mengalir pada rel harus diperhitungkan sesuai kemampuan rel

menurut temperatur ruang dan temperatur kerja tidak boleh melebihi 65º C. Pemasangan rel telanjang adalah sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan

jarak 5 cm + 2/3 kilo volt  sistem tegangan nominal. Sakelar, pemisah, pengaman lebur dan pemutus.

Page 10: JTR PHB Kelompok 1

1. Semua kutub saklar, pemisah, pemutus harus dapat dibuka secara serentak.2. Untuk jaringan tegangan rendah dengan Pembumian Netral Pengaman (TNC)

harus menggunakan 3 kutub, membuka kutub fasanya saja, kutub netral tidak boleh dibuka.

3. Untuk jaringan tegangan rendah dengan sistem penghantar pengaman harus menggunakan kutub jadi netral juga diputus.

4. Untuk jaringan tegangan rendah dengan sistem penghantar pengaman (IT) juga harus menggunakan 4 kutub, termasuk overswitch ke generator cadangan.

5. Bagian  bertegangan dari PHB tidak boleh sisi yang bergerak dan tidak dapat bergerak walau oleh sebab gaya mekanis/ gaya berat.

6. Pemisah tidak boleh dibuka dalam keadaan berbeban. Persyaratan konstruksi PHB

1. PHB harus dipasang ditempat yang cukup tinggi, bebas banjir dankokoh, terlindung secara fisik/ mekanis.

2. Badan PHB haus dibumikan secara sempurna  melalui penghantar fleksibel.3. Mempunyai ruang ventilasi yang cukup.4. Pintu  PHB  harus terkunci.

k. Instrumen Ukur Indikator Dan Terminasi Perlengkapan Hubung Bagi jaringan kabel tegangan rendah, harus dipasang paling

sedikit instrumen indikator berupa lampu indikator dengan warna yang sesuai. Untuk panel PHB – TR utama pada Gardu Distribusi harus dipasangan instrumen

ukur (Voltmeter, Amperemeter). Instrumen indikator harus disambung pada sirkit masuk sebelum saklar masuk. Sambungan sirkit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang sesuai dengan  jenis

metalnya dan ukuran penghantar serta harus dijepit/ dipress pada penghantar. KHA terminal sepatu kabel harus minimum sama dengan kemampuan  sakelar dari sirkit yang bersangkutan rangkaian.

Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan dan gaya tarik, sehingga gaya tersebut tidak akan langsung dipikul oleh gawai listrik lain.

l. Pemakaian Jenis Kabel Tanah Tegangan Rendah Tanda Pengenal Kabel Tegangan Rendah

230/400 (300) V, 300/500(400)V, 400/690 (600)V, 400/750 (690)V, 450/750 (690)V, 0,6/1 KV (1,2 KV)Nilai di dalam kurung adalah nilai tegangan kerja tertinggi untuk perlengkapan yang diperbolehkan untuk kabel.

Penggunaan kabel tanah  harus disesuaikan  dengan jenis penggunaan utamanya. Untuk kabel tanah jaringan  distribusi tegangan rendah dipakai kabel dengan pelindung  perisai baja.

m. Prosedur Penggelaran Dan Perletakan Instalasi Kabel Distribusi Tegangan Rendah Sebelum kabel digelar jalur kabel perlu dibersihkan atau diamankan dari benda asing. Proses penggelaran harus memperhatikan keamanan dan keselamatan lingkungan. Jalur kabel dicermati dan dilakukan penyuntikan padan setiap  5 meter untuk

mengetahui kemungkinan adanya utilitas lain. Kabel harus pada haspelnya yang bebas hambatan untuk berputar.

Page 11: JTR PHB Kelompok 1

Penarikan kabel harus pada rel tarik kabel yang dipasang  di tiap jarak 2 meter. Kabel tidak boleh tergilas kendaraan dan harus dilindungi  terhadap kemungkinan

tersebut. Petugas/ tukang  penarik harus pada maksimum 5 meter datu orang, penarikan harus

dilakukan satu komando. Rambu-rambu tanda peringatan harus dipasang  dan dilihat dengan mudah oleh

masyarakat pengguna jalan.

Pemilihan jenis hantaran.a. Jenis hantaran dapat di pilih antara.

Saluran udara, biasanya daerah pelayanan umum. Saluran kabel tanah, biasanya daerah real estate, perumahan mewah atau daerah

pertokoan atau mall / block pertokoan.b. Untuk saluran udara umumnya memakai :

Penghantar tak berisolasi /berisolasi ukuran 16 mm2, 25 mm2, 35 mm2, 50 mm2, 70 mm2.

Pada saat sekarang pemakaian penghantar pilin sangat banyak dipakai baik untuk perumahan sedang / sederhana atau daerah pelayanan publik.

c. Untuk saluran kabel tanah memakai kabel dengan perisai baja, contoh : NYFGBY

Perhitungan susut tegangana. Umumnya untuk mempercepat perhitungan, biasanya dipakai metode moment listrik yang

telah dijelaskan pada teori listrik terapan.b. Batas susut tegangan ditentukan oleh kebijaksanaan perusahaan.

contoh : pada titik alat meter pelanggansusut tegangan + 5 % s/d – 10 %. ± 5 %. 2,5 % - 6 %.

c. Penentuan batas susut tegangan dan besarnya susut energi menentukan besarnya luas penghantar yang dipilih.

PERLENGKAPAN PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

Komponen Perlengkapan Utama:

Gardu distribusi :

Bahan Penghantar memakai 2 jenis :1. Bare Conductor atau tak berisolasi (BCC, A2C, A3C).

2. Kabel baik kabel tunggal, jamak atau berpilin (twisted).

Tiang penyangga memakai :

1. Tiang besi panjang 7 meter, 9 meter atau dibawah saluran udara.

2. Tiang beton, dengan panjang yang sama.

Page 12: JTR PHB Kelompok 1

3. Tiang kayu (sudah jarang dipakai).

4. Pada daerah padat bangunan penghantar dengan konstruksi khusus.

Gardu Distribusi

Gardu Distribusi merupakan trafo dan peralatannya yang mengubah tegangan di

jaringan tegangan menengah 20 kV menjadi tegangan rendah yaitu 231 Volt (diukur phasa-

netral) dan 400 Volt (diukur phasa-phasa). Jenis Gardu distribusi terdiri dari gardu beton

yang didalamnya ada beberapa kubikel (lemari) pembagi beban, gardu tiang dobel dan gardu

tiang cantol. Adapun beberapa perlengkapan gardu distribusi yaitu:

1. Transformator Distribusi

Transformator adalah mesin statis yang mengkonfersi satu level tegangan menjadi

tegangan lain. Transformator distribusi merupakan sebuah transformator penurun tegangan

(Step Down) yang menurunkan tegangan distribusi 20kV menjadi 380V sebelum

disebarkan ke konsumen. Karena seringkali terjadi drop tegangan, maka, pada Rak Tegangan

Rendah, tegangan yang dihasilkan lebih dari 380 V, dikarenakan untuk menjaga tegangan

pada ujung beban tetap 380 V. Secara umum prinsip dasar kerja Transformator sehingga

dapat menkonfersi tegangan yaitu, pada kumparan primer akan mengalir arus saat terjadi

hubungan dengan sumber tegangan, dimana arus yang dihasilkan adalah arus bolak – balik,

sehingga pada inti transformator yang terbuat dari bahan ferromagnetic akan terbentuk

sejumlah garis – garis gaya magnet (Flux = Φ ) dengan arah dan jumlah yang berubah –

rubah pula.

2. Rak TR

Merupakan perangkat Panel Hubung Bagi (PHB) tegangan rendah gardu Distribusi, terpasang

pada sisi tegangan rendah/terhubung pada sisi sekunder trafo distribusi dari instalasi tenaga

listrik, berfungsi sebagai penghubung dan pembagi tenaga listrik ke setiap jurusan kelompok

pelanggan melalui penghantar. Karena kapasitas rak tegangan rendah yang digunakan harus

sesuai dengan besarnya kemampuan trafo distribusi, sehingga antara papan pembagi dengan

penghantar TR dipasang pembatas arus (NH fuse).

Tiang Penyangga Jaringan

a. Gaya-Gaya Mekanis Pada Tiang Penyangga/Penyangga

Tiang penyangga  mengalami gaya-gaya mekanis terutama adalah  gaya-gaya :

1. Beban penghantar yang dipikul.

2. Beban akibat tiupan angin pada penghantar dan pada tiang  itu sendiri.

3. Regangan (tensile stress) penghantar logam akibat perubahan suhu lingkungan

atau akibat adanya sambungan pelanggan).

Page 13: JTR PHB Kelompok 1

4. Beban akibat air hujan atau suhu didaerah dingin.

Beban-beban tersebut mempengaruhi keuatan tiang  penyangga. Kekuatan tiang

didimensikan dalam satuan  Newton  atau daN (0,98 kg)

Kekuatan tiang  dihitung  pada kondisi-kondisi yang minimum, sehingga didapatkan 

harga yang realistis. Contoh : kondisi tekanan angin maksimum.          

Material Perlengkapan Konstruksi Jaringan Distribusi Tegangan Rendah

a. Komponen dan perlengkapan konstruksi jaringan kabel udara (Twisted Cable)

Pole Bracket

Strain Clamp

Steelstrip Band

Link

Turn Buckle

Suspension Clamp

Kabel twisted

Cable Joint/ Joint Sleeve

Brach Connector

Isolating Tip

Plastic Strap

Mechanical Protection

Elektroda pentanahan

Penghantar pentanahan

Pipa Galvanis ½ inchies, 3 inchies, 4 inchies

b. Pemakaian Dan Konstruksi Jaringan Kabel Twisted

Pada tiap tiang memakai pole bracket yang diikat dengan stainless steel band sebagai

penggantung strain clamp dan suspension clamp.

Untuk tiang sudut lebih besar dari 25º memakai dua strainclamp, dibawah sudut 25º

memakai satu strainclamp.

Ujung kabel twisted ditutup dan dilindungi dengan insulating tip dan dilindungi

dengan pelindung mekanis dari tabung PVC 2 inci.

Sambungan kabel harus dilakukan pada tiang dengan dua strainclamp dan pada tiang

awal.

Sambungan pencabangan harus dengan konektor yang diberi grass / pelindung air.

Plastic strap untuk mengikat kabel agar tidak terurai.

Page 14: JTR PHB Kelompok 1

Semua komponen berwarna hitam kecuali tabung pelindung mekanis.

Lihat buku standard konstruksi TR PT. PLN (Persero)

c. Peralatan Konstruksi Jaringan Kabel Twisted

Peralatan Kerja utama yang dipakai pekerjaan konstruksi untuk satu tim adalah :

1. Trailer Rol Haspel

2. Ground Hoist

3. Kawat baja penarik kabel

4. Stringing blok, satu buah untuk satu tiang maksimum 10 tiang

5. Hydraulic Press

6. Dinamometer

7. Grid penarik ujung kawat penggantung (messenger)

8. Comcalong automatic

9. Tackle block

10. Grip penarik automatic

11. Tali

12. Aneka material

Komponen Dan Perlengkapan Saluran Udara Tanpa Isolasi

a. Komponen utama dan perlengkapan konstruksi saluran udara tanpa isolasi

Cross Arm/ Travers Type – L, Type U

Isolator Pin dan schakle

Bracket Pole

Bending Wire/ Preformer

Unimog clamp

Penghantar pentanahan.

Elektroda pentanahan

Steelwire

U Steel Clamp

Pipa galvanis 3 inchi, ½ inchi

Aneka teknik

Konstruksi Jaringan

a. Pada standard kosntruksi guna memudahkan perencanaan konstruksi, menghitung

kebutuhan material, alat komisioning, dan lain-lain dibuat bentuk-bentuk konstruksi

untuk kondisi-kondisi tertentu.

Konstruksi tiang awal dengan satu strain clamp/ dead end clamp.

Page 15: JTR PHB Kelompok 1

Konstruksi tiang akhir, dengan satu strain clamp/ dead end clamp

Konstruksi tiang sudut 0 - 25º

Konstruksi tiang tengah.

Konstruksi sudut 25º - 90º

Konstruksi pembumian

Konstruksi tiang T dan +

Konstruksi tiang dengan kawat tarik – Guy Wire.

Page 16: JTR PHB Kelompok 1

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem penyaluran energy listrik ke pengguna di Indonesia yang dimulai dari gardu

distribusi (sisi sekunder trafo distribusi) sampai ke APP (alat pengukur dan pemutus)

pada pelanggan yang lebih dikenal dengan sebutan jaringan tegangan rendah (JTR).

Ketentuan – ketentuan dalam perancangan jaringan tegangan rendah (JTR) meliputi :

1. Ketentuan mengenai system tegangan

2. Ketentuan mengenai system pembumian pada JTR

3. Ketentuan dalam perancangan saluran udara tegangan rendah (SUTR)

4. Ketentuan saluran kabel tanah tegangan rendah (SKTR)

5. Pemilihan jenis hantaran

6. Perhitungan kemungkinan susut tegangan

Perlengkapan yang digunakan dalam system jaringan tegangan rendah meliputi hal-hal

sebagai berikut :

1. Komponen perlengkapan utama

2. Tiang penyangga jaringan

3. Transformator distribusi

4. Material perlengkapan konstruksi jaringan distribusi tegangan rendah

5. Komponen dan perlengkapan saluran udara tanpa isolasi

Pertanyaan

1. Jelaskan yang dimaksud dengan jaringan distribusi serta gambarkan single line diagram

penyaluran dari gardu distribusi ke pelanggan!

2. Sebutkan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan pada jaringan udara tegangan rendah!

3. Sebutkan komponen perlengkapan utama dari jaringan tegangan rendah!

Jawaban:

1. Yang dimaksud dengan jarinagn distribusi yaitu bagian hilir dari suatu sistem tenaga

listrik pada tegangan distribusi dibawah 1 Kilo Volt langsung kepada para pelanggan

tegangan rendah. Jaringan distribusi tegangan rendah dimulai dari sumber yang disebut

Gardu Distribusi mulai dari panel hubung bagi TR (Rak TR) keluar didistribusikan.

Single line diagramnya sebagai berikut:

Page 17: JTR PHB Kelompok 1

2. Hal yang perlu diperhatikan dari jaringan tegangan rendah yaitu ketentuan-ketentuan

yang ada seperti:

1. Ketentuan mengenai system tegangan

2. Ketentuan mengenai system pembumian pada JTR

3. Ketentuan dalam perancangan saluran udara tegangan rendah (SUTR)

4. Ketentuan saluran kabel tanah tegangan rendah (SKTR)

5. Pemilihan jenis hantaran

6. Perhitungan kemungkinan susut tegangan

3. Komponen perlengkapan utama pada JTR yaitu:

1. Gardu distribusi

2. Bahan Penghantar memakai 2 jenis :

1. Bare Conductor atau tak berisolasi (BCC, A2C, A3C).

2. Kabel baik kabel tunggal, jamak atau berpilin (twisted).

3. Tiang penyangga memakai :

1. Tiang besi panjang 7 meter, 9 meter atau dibawah saluran udara.

2. Tiang beton, dengan panjang yang sama.

3. Tiang kayu (sudah jarang dipakai).

4. Pada daerah padat bangunan penghantar dengan konstruksi khusus.

Page 18: JTR PHB Kelompok 1

DAFTAR PUSTAKA

http://coesmaen-siller.blogspot.com/2010/12/jaringan-distribusi-tegangan-rendah.html

diakses tanggal 27-agustus-2013 pukul 20.00 Wita

http://Meirendyz.blogspot.com/2013/01/bagaimana-listrik-dapat-sampai-ke-rumah.html diakses tanggal 27-agustus-2013 pukul 20.00 Wita

http://www.scribd.com/doc/51702216/2/II-3Jaringan-Tegangan-Rendah diakses tanggal 27-agustus-2013 pukul 20.00 Wita