tugas 2 - resume the role of auditing in peblic sector gov

11
8 Tugas Resume The Rule of Auditing in Public Sector Governance A. Pendahuluan 1. Konteks Audit Internal dan Eksternal pada Sektor Publik The Rule of Auditing in Public Sector Governance berisi pedoman yang ditujukan terhadap peran audit pada sektor publik. Poin kunci dari audit sektor publik adalah pelaksanaan yang harus dikonfigurasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan entitas sektor publik untuk menyelesaikan tugas mereka secara akuntabel dan transparan bagi masyarakat disertai pencapaian target secara efektif, efisien, ekonomis, dan etis. 2. Public Sector Governance Governance atau tata kelola didefinisikan sebagai kombinasi antara proses dan struktur yang diimplementasikan oleh board (dewan) untuk menginformasikan, mengarahkan, dan memonitor aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan. 3. Peran Audit Sektor Publik Dengan menyediakan penilaian yang objektif dan tidak bias terkait apakah sumber daya publik dikelola secara bertanggung jawab dan efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan, auditor membantu organisasi sektor publik mencapai akuntabilitas dan integritas, meningkatkan operasional, dan menjaga kepercayaan masyarakat dan stakeholders. Peran auditor sektor publik adalah mendukung tanggungjawab pengelolaan berupa oversight (pengawasan), insight (pemahaman), dan foresight (perkiraan). Oversight melihat apakah entitas sektor publik melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan dimaksudkan untuk mendeteksi dan menghalangi terjadinya korupsi. Insight membantu pangambil keputusan dengan menyediakan penilaian yang independen atas program, kebijakan, operasi, dan hasil suatu sektor publik. Foresight mengidentifikasi tren dan tantangan yang muncul. Auditor menggunakan alat seperti audit keuangan, audit kinerja, investigasi, dan pelayanan konsultasi untuk memenuhi peran tersebut. Tugas Audit Internal Nama : Andito Nindyo Nurharyanto NPM : 144060005867 Kelas : 9E D-IV Akuntansi

Upload: anditonindyo

Post on 10-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Audit Internal

TRANSCRIPT

Tugas ResumeTugas Audit InternalNama: Andito Nindyo NurharyantoNPM: 144060005867Kelas: 9E D-IV Akuntansi KhususNo.Absen: 07

The Rule of Auditing in Public Sector Governance

A. Pendahuluan1. Konteks Audit Internal dan Eksternal pada Sektor PublikThe Rule of Auditing in Public Sector Governance berisi pedoman yang ditujukan terhadap peran audit pada sektor publik. Poin kunci dari audit sektor publik adalah pelaksanaan yang harus dikonfigurasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan entitas sektor publik untuk menyelesaikan tugas mereka secara akuntabel dan transparan bagi masyarakat disertai pencapaian target secara efektif, efisien, ekonomis, dan etis.

2. Public Sector GovernanceGovernance atau tata kelola didefinisikan sebagai kombinasi antara proses dan struktur yang diimplementasikan oleh board (dewan) untuk menginformasikan, mengarahkan, dan memonitor aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan.

3. Peran Audit Sektor PublikDengan menyediakan penilaian yang objektif dan tidak bias terkait apakah sumber daya publik dikelola secara bertanggung jawab dan efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan, auditor membantu organisasi sektor publik mencapai akuntabilitas dan integritas, meningkatkan operasional, dan menjaga kepercayaan masyarakat dan stakeholders. Peran auditor sektor publik adalah mendukung tanggungjawab pengelolaan berupa oversight (pengawasan), insight (pemahaman), dan foresight (perkiraan).Oversight melihat apakah entitas sektor publik melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan dimaksudkan untuk mendeteksi dan menghalangi terjadinya korupsi. Insight membantu pangambil keputusan dengan menyediakan penilaian yang independen atas program, kebijakan, operasi, dan hasil suatu sektor publik. Foresight mengidentifikasi tren dan tantangan yang muncul. Auditor menggunakan alat seperti audit keuangan, audit kinerja, investigasi, dan pelayanan konsultasi untuk memenuhi peran tersebut.

4. Key Elements Kegiatan Audit Sektor Publik yang EfektifPelaksanaan audit harus dibekali untuk bertindak dengan integritas dan menghasilkan pelayanan yang handal. Setidaknya pelaksanaan audit sekor publik memerlukan:a. Organizational IndependenceOrganisasi yang independen akan memungkinkan pelaksanaan audit bebas dari intervensi entitas yang diaudit. Independensi tergantung dari bagaimana chief audit executive (CAE) ditunjuk dan diberhentikan. Dalam IPPF Practice Adversory 1110-1 menyebutkan bahwa CAE melaporkan fungsinya kepada dewan dan administrasinya kepada CEO organisasi. Sehingga CAE terlindung dari intervensi manajemen dan politik.b. A formal MandateWewenang pelaksanaan audit harus ditetapkan dengan konstitusi sektor publik, peraturan, atau dokumen legal lainnya. Dokumen ini berisi prosedur dan keperluan pelaporan serta kewajiban pihak yang diaudit untuk bekerjasama dengan auditor.c. Unrestricted AccessAudit harus dilakukan dengan akses yang lengkap dan tanpa batas terhadap pegawai, properti, dan catatan-catatan terkait dengan audit yang dilakukan.d. Sufficient FundingPelaksanaan audit harus mempunyai pendanaan yang cukup sebanding dengan ukuran tanggung jawab audit tersebut.e. Competent LeadershipPimpinan pelaksanaan audit harus bisa secara independen dan efektif merekrut, mempertahankan, dan mengelola staf yang berkemampuan tinggi tanpa pengaruh manajerial maupun politik. Pimpinan harus mengetahui standar audit yang berlaku, berkualifikasi profesional (bersertifikat) dan kompeten untuk melihat dan mengelola fungsi audit.f. Objective StaffStaf audit harus bersikap tidak memihak dan menghindari segala benturan kepentingan. Benturan kepentingan adalah situasi dimana auditor internal yang diberi kepercayaan, mempunyai kepentingan pribadi.g. Competent StaffKegiatan audit memerlukan staf profesional yang secara keseluruhan memiliki kualifikasi yang dibutuhkan dan kompetensi untuk melaksanakan keseluruhan audit yang diperlukan dalam penugasan.h. Stakeholder SupportKeabsahan kegiatan audit dan tujuan pelaksanaannya harus dipahami dan didukung oleh berbagai pejabat sektor publik yang telah dipilih atau diangkat, juga termasuk media dan melibatkan masyarakat.i. Professional Audit StandardsStandar audit profesional seperti International Professional Practices Framework (IPPF) yang dibuat The Institute of Internal Auditor, mendukung implementasi elemen sebelumnya dan menyediakan framework untuk meningkatkan kualitas audit yang sistematis, objektif, dan berdasarkan pada bukti.

B. Public Sector Governance1. Prinsip Tata KelolaPrinsip tata kelola dasar berikut ini dijelaskan menurut berlakunya di sektor publika. Setting DirectionTata kelola yang baik membuat kebijakan untuk memandu kegiatan organisasi. Pada sektor publik, kebijakan dibuat melalui tujuan nasiional yang luas, rencana strtegis, tujuan kinerja, petunjuk legislatif, pengawas yang ditunjuk organisasi, atau komite pengawas legislatif.b. Instilling EthicsTata kelola yang baik mencakup nilai etika, tujuan, dan strategi yang diungkapkan dengan jelas; penyampaian yang tepat di tingkat atas; dan pengendalian internal. Elemen penting yang diperlukan untuk mencapai perilaku yang konsisten dengan etika adalah pengaturan dan penegakan akuntabilitas yang jelas yang menahan orang-orang untuk bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan yang benar.c. Overseeing ResultTata kelola yang baik membutuhkan pemantauan yang berkelanjutan untuk memastikan kebijakan diterapkan sesuai yang diinginkan, strategi terpenuhi, dan kinerja secara keseluruhan pada sektor publik sesuai dengan harapan sejalan dengan kebijakan, hukum, dan peraturan.d. Accountability ReportingKarena sektor publik berperan sebagai agent, untuk menggunakan sumber daya dan wewenang untuk mencapai tujuan yang diharapkan, entitas sektor publik harus melakukan perhitungan bagaimana mereka menggunakan sumber daya dan hasil yang dicapai. Sehingga, tata kelola yang baik memerlukan pelaporan keuangan dan kinerja secara reguler yang divalidasi untuk memastikan keakuratannya oleh auditor independen.e. Correcting CoursePada saat organisasi tidak mencapai target keuangan atau target kinerja operasional, atau ketika masalah ditemukan pada kegiatan operasi atau penggunaan dana, sistem tata kelola yang baik akan mengidentifikasi akar penyebab permasalahan, menentukan tindakan koreksi yang diperlukan, dan menindaklanjuti untuk menentukan apakah tindakan tersebut sudah diterapkan dengan efektif.

2. Prinsip Tata Kelola yang Penting bagi Sektor PublikKeunikan prinsip tata kelola muncul dari keunikan sifat pada sektor publik. Sebagai tambahan dari prinsip tata kelola yang telah dijelaskan sebelumnya, menegakkan prinsip akuntabilitas, transparansi, integritas, dan ekuitas penting bagi sektor publik.a. AccountabilityAkuntabilitas adalah proses dimana entitas sektor publik, dan individu di dalamnya bertanggungjawab atas pilihan dan kegiatan, termasuk pengelolaan dana publik dan seluruh aspek kinerja dan menyerahkannya kepada pengawas eksternal yang tepat. Hal ini dapat dicapai apabila semua pihak memahami tanggungjawabnya secara jelas dan mempunyai tugas yang jelas melalui struktur yang kuat. Sebagai dampaknya, akuntabilitas adalah kewajiban untuk menjawab tanggungjawab yang diberikan.b. TransparencyPrinsip transparansi berkaitan dengan keterbukaan sektor publik terhadap unsur-unsurnya. Tata kelola yang baik memasukkan pengungkapan yang cukup atas informasi-informasi utama kepada stakeholder sehingga mereka mempunyai fakta yang relevan terkait kinerja dan operasi entitas sektor publik yang diperlukan untuk memahami dengan jelas motif dan menyimpulkan dengan tepat dampak dari kegiatan yang dilakukan.c. IntegrityPrinsip integritas mengharuskan pejabat publik untuk bertindak secara konsisten terhadap prinsip etika dan nilai-nilai, ekspektasi, kebijakan, dan hasil akhir dari entitas sektor publik.d. EquityPrinsip ekuitas berkaitan dengan bagaimana pejabat sektor publik secara adil menggunakan wewenang yang diberikan kepada mereka.

Ekuitas sektor publik dapat diukur dan dievaluasi melalui 4 dimensi:1) Service costs, yaitu biaya pelayanan yang dibayar menggunakan pajak dan pungutan dari entitas sektor publik dan dana pinjaman yang akan dibayar melalui pajak di masa yang akan datang. Biaya pelayanan termasuk biaya tidak langsung atau biaya masa depan yang diakibatkan tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh sektor publik.2) Service delivery, penyampaian layanan meliputi pelayanan langsung, seperti infrastruktur transportasi, pendidikan publik, dan kesehatan, termasuk pelayanan tidak langsung seperti financial stewardship dan manajemen sumber daya manusia.3) Police and regulatory power, menyangkut penggunaan kekuasaan yang memaksa dari entitas sektor publik seperti penangkapan, penyitaan properti, wilayah utama, dan proses regulasi seperti pemberian izin atas minuman keras atau perizinan pembangunan.4) Exchange of Information, berkaitan dengan pembuatan keputusan yang transparan, termasuk akses ke pejabat dan catatan sektor publik, dan hak untuk menyampaikan pendapat.

C. Public Sector Auditing1. Definisi dan Latar BelakangDibutuhkannya pihak ketiga untuk manguji kredibilitas laporan keuangan, kinerja, kepatuhan dan pengukuran lainnya muncul dari beberapa faktor yang melekat pada hubungan prinipal dan agent:a. Conflicts of interestAgent mungkin menggunakan sumber daya dan wewenangnya untuk keuntungan pribadai daripada kepetingan principal.b. RemotenessKegiatan mungkin dapat dihilangkan secara fisik dari pengawasn langsung principalc. ComplexityPrincippal mungkin tidak memiliki kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk mengawasi kegiatand. Consequence of errorKesalahan dapat menimbulkan biaya ketika agent adalah penanggungjawab sumber daya berjumlah besar dan bertanggungjawab atas program yang mempengaruhi kehidupan dan kesehatan masyarakat.Meskipun audit telah memperluas fokusnya dari transaksi individu menjadi pengendalian sistem dan operasi program, audit sektor publik harus mempertahankan karakteristik yang menjadi dasar atas kredibilitasnya yaitu nilai yang disediakan untuk proses pengelolaan, termasuk: Independensi dari pihak yang diaudit dan objektifitas Menggunakan proses sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti yang penting dan relevan Membandingkan kriteria-kriteria untuk mengambil kesimpulan Menggunakan standar audit yang berlaku umum

2. Peran AuditAudit berperan sebagai elemen yang esensial bagi struktur pengelolaan sektor publik yang kuat, audit mendukung peran pengawasan, pemahaman, dan foresight. Audit sektor publik harus memiliki wewenang dan kompetensi untuk mengevaluasi ketaatan program dan keuangan, efektifitas, ekonomis dan efisiensi. Terlebih lagi auditor harus menjaga nilai dasar dari sektor publik yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat.a. Oversight (Pengawasan)Auditor membantu pengambil keputusan dalam hal pengawasan dengan mengevaluasi apakah entitas sektor publik melakukan hal yang seharusnya dilakukan, menggunakan dana sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dan mematuhi hukun dan peraturan. Pengawasan juga menjelaskan peran auditor sektor publik dalam mendeteksi dan mencegah terjadinya korupsi, termasuk fraud, pemborosan, atau penyalahgunaan wewenang dan sumber daya yang diberikan kepada pejabat publik. b. Detection (Deteksi)Deteksi bertujuan untuk mengidentifikasi ketidakwajaran, ketidakefisienan, tindakan ilegal, kecurangan, atau penyalahgunaan wewenang yang telah terjadi dan untuk mengumpulkan bukti untuk mendukung kebijakan terkait penuntutan atas tinadak kriminal, tindakan disiplin, atau solusi lainnya. Upaya deteksi dapat dilakukan dengan cara antara lain:1) Audit atau investigasi berdasarkan kondisi yang mencurigakan atau komplain termasuk prosedur spesifik dan pengujian untuk mengidentifikasi kecurangan, pemborosan, atau penyalahgunaan wewenang.2) Audit terkait penggajian, hutang usaha, atau audit sistem keamanan informasi, yang menguji pengeluaran dan pengendalian internal organisasi.3) Audit atas permintaan aparat penegak hukum untuk menganalisis dan menginterpretasikan laporan keuangan dan transaksi yang kompleks untuk digunakan dalam investigasi dan menyelidiki pembuktian kasus.4) Review atas poensi benturan kepentingan saat pengembangan dan implementasi hukum, peraturan, dan prosedur.c. DeterrencePencegahan bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengurangi kondisi yang memberi kesempatan untuk korupsi. Dapat dilakukan dengan cara:1) Menilai pengendalian atas fungsi yang ada atau sedang diusulkan.2) Menilai risiko organisasi atau audit khusus.3) Meninjau perubahan usulan terhadap hukum, peraturan, dan prosedur implementasi.4) Meninjau kontrak untuk menemukan potensi benturan kepentingan.d. InsightAuditor memberikan masukan untuk mendukung pembuat keputusan dengan menilai program atau kebijakan mana yang akan berjalan dan tidak, membagi tolok ukur informasi dan praktik terbaik, dan melihat secara horisontal antar entitas sektor publik dan secara vertikal atas tingkatan yanng ada pada sektor publik untuk menemukan kesempatan untuk meminjam, mengadaptasi, atau menyusun ulang praktik manajemen.

e. ForesightAuditor juga membantu organisasinya melihat kedepan dengan menngidentifikasi tren dan memberikan perhatian untuk menghadapi tantangan sebelum menjadi krisis. Audit yang berfokus pada pendangan kedepan akan membantu untuk menjawab pertanyaan Revisi atau implementasi kebijakan apakah yang akan memenuhi resiko atau kebutuhan dimasa depan? Ketika auditor sektor publik fokus pada tren dan melihat kedepan, mereka akan mendukung pengambilan keputusan.

Melalui peran-peran tersebut, auditor melindungi nilai pokok dari sektor publik. Dengan menyediakan pelayanan oversight, insight, dan foresight auditor sektor publik membantu meyakinkan bahwa manajer dan pejabat melakukan kegiatan publik secara transparan, adil, dan jujur, dengan ekuitas dan integritas, bersamaan dengan menjalan tugasnya menggunakan standar integritas tertinggi.Auditor dapat berperan untuk mengetahui terjadinya penyalahgunaan wewenang. Auditor sektor publik harus dipersiapkan untuk mengenali dan melaporkan korupsi, penyalahgunaan wewenang, atau kegagalan menyediakan ekuitas dalam kegiatan regulasi atau kebijakan pemerintah.

3. Jalur Pelaporan Auditor Sektor PublikHubungan pelaporan mempengaruhi independensi kegiatan dan lingkup pekerjaan audit. Jalur pelaporan menunjuk pada struktur organisasi dibawah penunjukan CAE dan dikendalikan berdasarkan kegiatan subyek yang diaudit.Meskipun kegiatan audit internal dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi organisasi karena keterbiasaan dan pemahaman yang detil atas kondisi operasional dapat menghambat penegakan kepercayaan publik jika pengamanan atas independensi tidak dijalankan. Untuk menjaga independensi auditor dapat dilakukan antara lain dengan: Mencegah organisasi yang diaudit menginterfensi pelaksanaan audit, pemilihan staf, dan publikasi laporan audit. Meyakinkan CAE melaporkan ke level eksekutif tertinggi pada entitas sektor publik dan pendistribusian laporan tersebut mensyaratkan keyakinan transparansi hasil audit. Memerlukan pemberitahuan ke entitas pengawas eksternal dalam hal rencana pemberhentian CAE. Memerlukan laporan hasil audit yang tersedia untuk publik.

4. Jenis Audit dan Layanan LainnyaJenis audit tergantung pada pelayanan yang akan diaksanakan berdasarkan wewenang dan tujuan kegiatan, termasuk kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi. a. Risk Management systems and controlsAuditor memeriksa kecukupan tata kelola perusahaan dan lingkungan pengendalian; keefektifan proses untuk mengidentifikasi, menilai dan mengatur risiko; jaminan yang disediakan melalui kebijakan pengendalian, prosedur, dan aktivitas; kelengkapan dan keakurasian sistem dan praktek komunikasi dan informasi; dan efektivitas monitoring dan evaluasi aktivitas manajemen. b. PerformanceAuditor secara sistematis mengumpulkan bukti untuk menilai aspek dari kinerja program diluar laporan keuangan. Dengan tergantung pada wilayah hukumnya, jangkauan dan fokus dari audit kinerja dapat bervariasi. Dalam konteks luas, audit kinerja dapat menilai:1) Effectiveness mengevaluasi keberhasilan program.2) Efficiency memeriksa produktivitas, biaya per unit, atau indikator seperti utilization rates, backlogs, atau lamanya menunggu layanan.3) Economy memeriksa sejauh apa operasi sektor publik meminimalkan penggunaan input konsisten dengan kualitas yang dibutuhkan program.4) Compliance menguji kesesuaian organisasi dengan tujuan, standar, atau kriteria yang diinginkan.5) Data Reliability memeriksa pengendalian internal dan pelaporan untuk kegiatan nonfinansial seperti pengukuran kinerja6) Policy and other prospective evaluation memeriksa alternatif program atau kebijakan, memperkirakan potensi hasil program dibawah berbagai asumsi, atau mengevaluasi keuntungan dan kerugian dari berbagai proposal legislatif.7) Risk AssessmentMengidentifikasi resiko yang dapat mempengaruhi keberhasilan tujuan strategis dan finansial organisasi dan menilai respon organisasi atas resiko tersebut.c. Financial/RegularityAuditor menyampaikan opini terkait penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sebagai tambahan dari opini atas laporan keuangan, audit keuangan juga memeriksa informasi keuangan spesifik, kepatuhan dengan prosedur dan aturan atau pengamanan aset.d. Advisory, assistance, or investigative servicesAuditor dapat memberikan saran yang objektif pada lingkup pemahaman yang dikuasainya. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, auditor dapat menyediakan saran teknis terkait tata kelola yang baik, akuntabilitas, praktik etis, dan program anti-korupsi; operasi dan pengembangan sistem teknologi informasi; manajemen proyek; evaluasi program; dan area lain yang mempengaruhi efektivitas, efisiensi, dan keekonomisan suatu kegiatan.

D. Komite Audit dan Pengawas lainnya pada Sektor PublikPraktek Tata kelola perusahaan yang umum dilakukan pada sektor swasta adalah penggunaan komite audit untuk menyediakan pemantauan yang kuat atas integritas keuangan dan etika pada perusahaan tersebut. Karena pentingnya pemantauan ini, sektor publik juga dapat memanfaatkan komite ini untuk menjalankan peran yang sama.1. Peran Komite AuditKomite audit dapat memperkuat independensi, integritas, dan efektifitas pelaksanaan audit sektor dengan menyediakan pemantauan yang independen atas perencanaan dan hasil dari audit internal dan eksternal, menilai kebutuhan sumberdaya audit, dan menjadi perantara hubungan auditor dengan organisasi.Kebutuhan dan komposisi dari komite audit tergantung pada kondisi individu, jenis audit yang dilakukan, serta kebijakan dari pihak legislatif atau pihak pengelola.

2. Praktek terbaik Komite AuditKomite audit yang telah dibentuk sesuai dengan karakteristiknya masing-masing harus dapat melakukan:a. Beroperasi atas dasar penugasan formal, diutamakan dari undang-undang, dengan wewenang yang cukup untuk menyelesaikan penugasan tersebut.b. Terdiri atas anggota Independen yang secara kolektif memiliki pengetahuan yang cukup mengenai audit, keuangan, resiko, dan pengendalian.c. Dipimpin oleh anggota yang bukan merupakan penerima laporan secara administratif dari CAE.d. Menilai efektifitas tata kelola organisasi, manajemen resiko, dan kerangka dasar pengendalian, serta ketaatan akan peraturan dan perundang-undangan.e. Menyediakan pemantauan terkait audit internal dan organisasi, termasuk memastikan kecukupan ruang lingkup dan sumber daya, menyetujui proposal dan perencanaan audit, mereview kinerja pelaksanaan audit, dan menyetujui penunjukan maupun pemberhentian audit internal dan eksternal.f. Memantau laporan keuangan organisasi dan standar akuntansi yang digunakan.g. Menyediakan sambungan langsung dan pelaporan secara reguler kepada pemilik organisasi, dewan, atau pihak berwenang lainnya.