tugas 01 1206237914 juan carlos sihotang
DESCRIPTION
Tugas 01 Fracture Analysis FTUITRANSCRIPT
HOME WORK 1 FAILURE ANALYSIS
JUAN CARLOS SIHOTANG - 1206237914
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “kerusakan”! Sebutkan kondisi umum dari
kerusakan material
Kerusakan adalah kondisi ketidakmampuan suatu komponen untuk dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Kerusakan tidak harus melibatkan perpatahan (fracture) pada
sebuah komponen. Kondisi umum dari kerusakan material dikategorikan menjadi tiga,
yaitu:
1. Apabila tidak dapat dioperasikan (dijalankan).
2. Masih dapat beroperasi, namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Kerusakan serius atau tidak aman untuk digunakan.
2. Sebutkan beberapa penyebab kerusakan yang umum terjadi pada suatu material
teknik! Beri contoh masing-masing!
Berikut ini merupakan penyebab kerusakan yang umum terjadi pada suatu material
teknik beserta contoh-contohnya:
1. Salah desain. Contoh salah desain adalah apabila suatu komponen didesain
dengan dimensi yang tidak sesuai pada saat penggunaannya.
2. Salah memilih material. Memilih material harus mempertimbangkan sifat fisik,
kimia serta mekanik. Contoh salah memilih material adalah penggunaan keramik
pada pembebanan spontanitas. Pada pembebanan spontanitas dibutuhkan material
yang tangguh.
3. Ketidaksempurnaan material, yaitu berupa cacat (porositas, inklusi, laminasi,
segregasi) yang timbul pada saat proses pembuatan dilakukan seperti proses
forging, rolling, casting dan sebagainya. Contoh ketidaksempuranaan material
yaitu porositas yang dapat memberikan microsite sebagai tempat terjadinya
korosi serta menurunkan densitas komponen dan kekuatannya.
4. Salah dalam proses pembuatan. Salah dalam proses pembuatan dapat disebabkan
oleh karena rolling (laminasi dan inklusi), casting (pori, pengkerutan, segregasi
dan cold shut), heat treatment (dekarburisasi, scale, improper microstructure dan
over/under tempered),machining dan welding (pori, retak, lack of penetration
dan undercut).
5. Salah dalam penyatuan (assembly). Salah dalam penyatuan (assembly) dapat
disebabkan oleh operator error, improper rivet, inaccurate dan incomplete.
Contoh salah dalam penyatuan yaitu apabila rivet yang digunakan tidak layak
maka rivet tersebut tidak dapat menopang pembebanan bada saat suatu komponen
bekerja.
6. Kondisi operasi tidak sesuai. Kondisi operasi meliputi kecepatan, pembebanan,
temperatur, serta zat kimia pada lingkungan. Contoh penyebab kerusakan karena
kondisi operasi yang tidak sesuai adalah kondisi operasi kapal Titanic pada
daerah kutub yang bersuhu rendah sangat ekstrim. Kapal titanic yang dibuat
dengan material yang memiliki perilaku ductile-brittle transition berubah sifat
dari ductile menjadi brittle karena suhu operasi di daerah kutub sangat rendah.
7. Salah perawatan. Contoh dari salah perawatan yaitu pada komponen yang saling
bergesekan seperti rantai dan gerigi tidak diberi lubrikan secara berkala, maka
akibatnya adalah material rantai atau gerigi yang memiliki kekerasan lebih rendah
akan cepat mengalami penghilangan (pengikisan) material. Penghilangan
(pengikisan) material ini biasa disebut dengan keausan.
3. Buatlah analisis kerusakan pada “Jam Tangan” saudara yang biasa dipakai
sehari-hari.
Jam tangan pada keadaan digunakan secara normal mengalami pembebanan tarik pada
keseluruhan tali jam tangan.
Pada jam tangan dengan tali kulit atau karet, kondisi tersebut menyebabkan lubang-
lubang pengait pada tali jam tangan dapat memberikan konsentrasi tegangan yang
kemudian dapat berakibat pada kegagalan yang dimulai dari lubang-lubang tersebut.
Lubang-lubang tersebut dapat menginisiasi keretakan yang dapat menjalar selama jam
tangan tersebut digunakan. Saran yang dapat dilakukan adalah pemberian sedikit saja
lubang-lubang pengait pada jam tangan serta menghindari kontak langsung jam tangan
dengan cahaya matahari atau cairan yang dapat menyebabkan kerusakan pada tali jam
tangan.
Pada jam tangan dengan tali logam, kerusakan yang sering terjadi adalah karat atau
korosi pada celah-celah sambungan segmen tali jam tangan akibat air dan keringat yang
mengendap. Tingkat perkaratan yang parah pada celah sambungan ditambah
pembebanan tarik pada tali jam tangan dapat menyebabkan tali jam tangan menjadi
putus.
4. Pelajaran apa yang diperoleh dari teknik kerusakan (engineering failures)?
Pelajaran yang diperoleh dari teknik kerusakan (engineering failures) adalah
mengetahui teori-teori kegagalan yang mungkin terjadi dan dapat menganalisis
kegagalan pada suatu komponen berdasarkan teori-teori tersebut. Adapun aspek-aspek
yang dapat mengakibatkan suatu komponen mengalami kegagalan yaitu kondisi
operasi, perawatan, material yang digunakan, desain, serta proses fabrikasinya.
5. Di bidang material (manufaktur), ada istilah Failure Modes and Effects
Analysis (FMEA). Jelaskan menurut saudara konsep dan lingkup dari FMEA dan
kegunaannya, berilah contoh dilapangan berikut resikonya!
Failure Mode and Effects (FMEA) adalah salah satu tools dalam quality management.
FMEA adalah suatu metodologi dalam menganalisa masalah kualitas yang muncul
sejak di tahap pengembangan, sehingga tindakan koreksi dapat langsung dilakukan dan
desain juga dapat langsung diperbaiki. FMEA mengklasifikasikan jenis mode
kegagalan yang muncul, kemudian menentukan dampaknya terhadap produksi dan
menjalankan tindakan koreksinya.
FMEA terdiri dari beberapa jenis, antara lain:
1. Proses: berfokus pada analisa proses fabrikasi dan perakitan.
2. Desain: berfokus pada analisa produk sebelum proses produksi.
3. Konsep: berfokus pada analisa sistem atau subsistem dalam tahap awal desain
konsep.
4. Peralatan: berfokus pada analisa desain mesin dan perlangkapan sebelum
melakukan pembelian.
5. Service: berfokus pada analisa jasa dari proses industri jasa sebelum diluncurkan
ke pelanggan.
6. Sistem: berfokus pada analisa fungsi system secara global.
7. Software: berfokus pada analisa fungsi software.
Dalam menjalankan FMEA, ada 3 variabel utama, yaitu:
1. Severity, yakni rating yang mengacu pada besarnya dampak serius dari suatu
potential failure mode.
2. Occurrence, yakni rating yang mengacu pada berap abanyak frekuensi potential
failure terjadi.
3. Detection, yakni mengacu pada kemungkinan motode deteksi yang sekarang
dapat mendeteksi potential failure mode sebelum produk tersebut dirilis untuk
produksi, untuk desain hingga proses.
Metode FMEA menggunakan Risk Priority Number (RPN), yakni angka yang bakal
menggambarkan area mana yang perlu jadi prioritas perhatian. RPN diukur
berdasarkan severity,occurrence & detection.
RPN = rating severity x rating occurrence x rating detection
Suatu tindakan koreksi harus dilakukan, bila:
1. Severity menunjukkan angka 9 atau 10, karena dampaknya sangat serius dan
berpotensi menghasilkan kerugian yang sangat besar, atau
2. Severity rating x occurrence rating menghasilkan angka yang tinggi, atau
3. Tidak ada aturan khusus, lakukan judgment berdasarkan analisa RPN.
6. Di bidang korosi, ada istilah yang disebut dengan Risk Based Inspection (RBI).
Jelaskan konsep dan ruang lingkup dari RBI dan kegunaannya, berilah contoh di
lapangan berikut resikonya!
Risk Based Inspection adalah proses pengelolaan dan pengkajian resiko yang terfokus
pada kehilangan peralatan dalam fasilitas proses karena kerusakan material. Resiko
tersebut dikelola melalui inspeksi peralatan. Dengan RBI, dapat dibuat program
inspeksi berdasarkan resiko yang dapat terjadi. Sehingga RBI merupakan metode untuk
menentukan rencana inspeksi (equipment mana saja yang perlu diinspeksi, kapan, dan
metode inspeksi apa yang sesuai) berdasarkan resiko kegagalan suatu peralatan.
Risk = Probbility x Consequence
Probability adalah kemungkinan terjadinya kegagalan pada suatu periode tertentu.
Consequence adalah konsekuensi apabila suatu peralatan gagal, di mana terdiri dari
empat macam, yaitu safety (jumlah personil yang cedera/meninggal), ekonomi (jumlah
uang yang hilang akibat berhentinya produksi), lingkungan (polutan yang mencemari
lingkungan), dan hukum/politik.
Output dari RBI, selain remaining life adalah target reach date, sehingga dapat
diketahui kapan inspeksi berikutnya harus dilakukan sekaligus dengan metodenya. Ada
juga modul yang bisa memberi gambaran resiko peralatan pada waktu Turn Around
berikutnya dilakukan. Jadi pada saat Turn Around, kita tahu mana saja peralatan yang
resikonya tinggi, sehingga nantinya kita bisa fokus pada peralatan tersebut.
Umumnya dalam praktik, RBI dipakai untuk static equipment seperti pipa, vessel, dan
sebagainya yang berfungsi menampung (membawa) fluida bertekanan. Modus
kerusakan yang umum dianalisis adalah korosi, crack, dan fatigue. Aplikasi untuk oil
and gas production, refinery, petrochemical, dan power plant, peralatan yang dicakup
adalah pressure vessel, process piping, storage tanks, rotating equipment, boiler,
heater, heat exchanger, dan pressure relief devices.
Perusahaan yang telah menerapkan RBI di Indonesia antara lain adalah PT. Badak,
ConocoPhilips, BP West Java, EMP, Total, Vico, dan lain sebagainya.