juan pelabuhan

67
Perencanaan Pelabuhan Pengajar : Ir. L. Undap, M.Si I. PENENTUAN LOKASI PELABUHAN Ditetapkan dengan memperhatikan : A. Arah Angin B. Keadaan Tinggi Gelombang C. Perbedaan Pasang Surut D. Kemungkinan Perluasan E. Luas Daerah Di Depannya Untuk Memutar Kapal F. Keamanan Terhadap Kebakaran G. Strategi A. Arah Angin Dalam perencanaan ini diasumsikan angin bersesuaian dengan Skala Banford tingkat 8 (“Pelabuhan”, hal 25 oleh Abdul Mutalib ) dengan : Arah angin Kecepatan B. Keadaan Tinggi Gelombang Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak melakukan bongkar muat. Gelombang dapat terjadi karena perimbangan air yang berubah disebabkan antara lain karena : Gerakan kapal Gempa bumi Letusan gunung berapi Tiupan angin JUAN LACANDO Page 1 090 211 031

Upload: juanlacando

Post on 16-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

juan

TRANSCRIPT

Perencanaan Pelabuhan

Perencanaan PelabuhanPengajar : Ir. L. Undap, M.Si

I. PENENTUAN LOKASI PELABUHAN

Ditetapkan dengan memperhatikan :

A. Arah Angin

B. Keadaan Tinggi Gelombang

C. Perbedaan Pasang Surut

D. Kemungkinan Perluasan

E. Luas Daerah Di Depannya Untuk Memutar Kapal

F. Keamanan Terhadap Kebakaran

G. Strategi

H. Arah AnginDalam perencanaan ini diasumsikan angin bersesuaian dengan Skala Banford tingkat 8 (Pelabuhan, hal 25 oleh Abdul Mutalib ) dengan :

Arah angin

Kecepatan

I. Keadaan Tinggi Gelombang

Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak melakukan bongkar muat. Gelombang dapat terjadi karena perimbangan air yang berubah disebabkan antara lain karena :

Gerakan kapal

Gempa bumi

Letusan gunung berapi

Tiupan angin

Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk diketahui agar dalam kolam pelabuhan dapat diusahakan air berada dalam kondisi tenang.Tinggi gelombang yang terjadi dalam kolam diisyaratkan melebihi 30 cm atau tergantung kapal yang berlabuh. Berikut ini adalah tabel kriteria besar gelombang yang cukup agar suatu jenis kapal dapat melakukan bongkar muat dengan aman.

Ukuran KapalUkuran Tinggi Gelombang

1000 DWTMaks 0,2 m

1000 3000 DWTMaks 0,6 m

3000 15000 DWTMaks 0,8 m

Kapal 120/120 (Roll On Roll Off)Maks 0,2 m

Kapal TankerMaks 1,2 m

(sumber: Pelabuhan Soedjono Kramadibrata Ed. I, Hal 144)

Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik K dalam kolam pelabuhan dapat juga dihitung dengan rumus (formula Stevenson).

Hp = H []

(Pers 2.1 Hal 41 Pelabuhan Ed. I, Dr. Ir. Bambang Triatmodjo)

Dimana :Hp = Tinggi Gelombang pada setiap titik P di dalam pelabuhan (m)

H = Tinggi gelombang di mulut pelabuhan (m)

b = Lebar mulut (m)

B =Lebar kolam pada titik P, yaitu panjang busur lingkaran dengan jari-jari D dan pusat pada titik tengah mulut (m)

D = Jarak dari mulut ke titik P (m)

Bila ternyata dalam perhitungan HP > Hijin = 0,2 m, maka perlu dipasang Break Water agar air dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Break Water dipengaruhi oleh ombak, berupa :

Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak.

Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.

J. Perbedaan Pasang Surut

Terjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan deklinasi dari benda-benda angkasa dari suatu sistem tata surya. Akibat terjadinya pasang surut ini, terjadi ketidak-tetapan ketinggian muka air terhadap suatu posisi di daratan. Dalam menentukan lokasi perlabuhan perlu diperhatikan pasang surutnya karena dapat merusak break water.

K. Kemungkinan Perluasan Pelabuhan

Dalam merencanakan suatu pelabuhan, maka kemungkinan perluasan pelabuhan perlu dipikirkan untuk rencana jangka panjang, apalagi kalau yang direncanakan adalah pelabuhan umum.

Perlu diperhatikan tersedianya ruang untuk : Perencanaan dermaga

Penambahan bangunan-bangunan kecil

Perluasan pelabuhan

Kemungkinan pembangunan dok untuk perbaikan, perawatan untuk pembuatan kapal, dll.L. Luas Daerah Perairan (di muka) untuk Memutar KapalDiperlukan areal dengan jari-jari minimum R = 0,75 L dimana L = panjang kapal. Misalnya dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal TANKER (kapal barang) yaitu 50.000 DWT, dimana Loa = 219 m (Tabel Karakteristik Kapal: Pelabuhan, Hal 22.Ir Bambang Triatmodjo).R = 0,75 L

D = 2.R

= 0,75 . (219)

= 2. (164,25)

= 164,25 m

= 328,5 mM. Keamanan Terhadap Kebakaran

Dalam perencanaan pelabuhan, kemungkinan kebakaran harus dihindari antara lain dengan menempatkan unit-unit kebakaran pada tempat tempat yang diperkirakan mudah terbakar.

N. Strategi

Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi, tapi perlu pula strategi pertahanan dan keamanan . Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat membuat beberapa sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan mendekati sempurna. Perlu pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak terganggu.

O. Pemeriksaan Keadaan Tanah

Pemeriksaan keadaan tanah sangat penting, terutama untuk keperluan :

oPerencanaan konstruksi pondasi

oPenentuan jenis kapal keruk yang dipakai

Cara-cara yang digunakan untuk pemeriksaan keadaan tanah antara lain dengan pengeboran (boring) atau pun sondir yang dilakukan pada tempat-tempat tertentu. Dengan demikian dapat diketahui keadaan tanah dasar, termasuk jenis tanah serta sifat tanah dan lapisan-lapisannya.II. PERHITUNGAN GELOMBANG

Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh. Untuk itu diperlukan menghitung fetch efektif guna memperoleh data tersebut. Fetch adalah jarak antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif, ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi gelombang pada lokasi pelabuhan, dengan menggunakan grafik (terlampir).

Cara perhitungan fetch efektif yaitu :

a) Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis lurus yang sejajar arah angin yang ada.

b) Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan :

Garis tersebut akan mengenai daratan

Garis tersebut tidak akan mengenai daratan

c) Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45 dengan garis sejajar arah angin tersebut, ke arah kiri dan kanan.

d) Sudut 45 tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5 sehingga terdapat beberapa garis lurus.

e) Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang berpotongan tegak lurus dari arah angin.

f) Hitung cosinus sudut tersebut.

g) Buat dalam bentuk tabel.

Catatan :

Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengenai daratan maka arah angin akan kembali.

Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak mengena daratan maka arah angin akan terus.Tabel Menghitung Fetch Efektif

NOSUDUTCOS Ri (km)Ri . Cos (cm)

1450.707112.111118.563766667

2400.76614.1111110.80911111

3350.819117.1111114.01571111

4300.86616.8888914.62577778

5250.906316.7777815.2057

6200.939720.8888919.62928889

7150.965921.3333320.60586667

8100.984820.6666720.35253333

950.996221.7777821.69502222

100125.7777825.77777778

1150.996220.4444420.36675556

12100.984820.5555620.24311111

13150.965917.8888917.27887778

14200.939721.4444420.15134444

15250.906324.8888922.5568

16300.86613.2222211.45044444

17350.819112.111119.920211111

18400.766118.426

19450.7071107.071

17308.7451

Fetch Effektif = = = 18.1615 km

Tinggi Gelombang (HO)

UL = Kecepatan Angin = 20 Mph = 20 X 1,852km/jam = 37,04km/jam / 3,6 = 10,289 m/s UA = Faktor Tegangan Angin = 0,71 UW1,23 (Pelabuhan Bambang Triatmodjo Hal. 99) RL = (Pelabuhan Bambang Triatmodjo Hal. 100) Dari Gambar 3.25 (Pelabuhan Bambang Triatmodjo, Hal. 100) dihitung kecepatan angin di laut, untuk nilai UL = 10,289 m/s didapat :

RL= = 1,2 Kecepatan Angin di Laut :UW= RL . UL = 1,2 x 10,289 = 12,3468 m/s

Faktor Tegangan Angin :UA = 0,71 UW1,23= 0,71 x (12,3468)1,23 = 15,6268 m/s

Dengan menggunakan grafik peramalan gelombang (Gambar 3.27 Pelabuhan Ir. Bambang Triatmodjo Hal. 102) untuk nilai UA = 15,6268 m/s dan fetchF = 18,1615 km, didapat :

Tinggi Gelombang, HO =1,02 m

Periode Gelombang, T = 4,1 detik

Selain berdasarkan UA dan F, perhitungan HO dan T dihitung juga berdasarkan data UA dan durasi angin dengan menggunakan grafik yang sama, untuk nilai UA= 18,5854 m/s dan durasi angin = 2,5 jam, didapat :Tinggi Gelombang, HO = 1,02 m

Periode Gelombang, T = 4,1 detik

Dari kedua nilai HO dan T tersebut di atas diambil nilai yang terkecil, sehingga tinggi dan periode gelombang adalah :

Tinggi Gelombang, HO=1,02 mPeriode Gelombang, T=4,1 detikDalam perencanaan pelabuhan, kapal rencana adalah Tanker, yaitu 50.000 DWT. Dari Tabel 5.9(Pelabuhan Soedjono Kramadibrata Ed. III, Hal 144), Untuk ukuran kapal tersebut maka tinggi gelombang yang dijinkan (Hijin) = 1,2 m

1,2 m > 1,02 m (H ijin> HO)?Jadi, berdasarkan hasil perhitungan tinggi gelombang lokasi pelabuhan tidak memerlukan Break Water karena tinggi gelombang pada pelabuhan lebih besar dari tinggi gelombang yang diijinkan.

1.) Tinggi Gelombang Pecah (Hb)

Dalam menghitung tinggi gelombang pecah, maka diperlukan data-data :

Panjang Gelombang (L0)

Periode (T ) = 4,1 detik

Tinggi Gelombang (H0) = 1,02

Kedalaman Laut Pada Kontur Pertama Dari Pantai

Kelandaian dasar laut (m ) =

Jarak Kontur Dari Darat

Menghitung Panjang Gelombang (L0)

L0 = 1,59 . T2 = 1,59 . (4,1)2 = 26,728 m

Menghitung Kemiringan Dasar LautDari Peta diperoleh data :

Kedalaman Laut = 10 m

Jarak kontur= 0,1cm x skala = 11.000 cm = 110 m

Kedalaman Laut Pada Kontur Pertama Dari Pantai

m =

Jarak Kontur Dari Darat

m = = 0,09 ( 0,1

Menghitung Koefisien Refraksi

C0 = = = 6,519 m/s

= = 0,374 Untuk nilai d/L0 di atas, dengan tabel A-1 (lampiran) didapat :

Nilai 0 diambil < 90o, diasumsikan 0 = 450

= 0,38034 L = = 26,292 m

C1 = = = 6,413 m/s

sin 1 = sin 0 = sin 45o = 0,6956

1 = 44,08o

Koefisien Refraksi

Kr == = 0,9921 Tinggi Koefisien Laut Dalam Ekivalen dihitung dengan persamaan berikut :

H'0 = KrH0 = 0,9921 x 1,02 = 1,011942 m

Dihitung nilai berikut :

= = 0,006136 Dari grafik 3.22 PELABUHAN, Bambang Triatmodjo, hal. 92, untuk nilai tersebut dan m = 0, 1, didapat :

= 1,25

Hb =H'0 . (1,25) = 1,011942. (1,25) = 1,2649 m

Jadi, Tinggi Gelombang Pecah (Hb) = 1,2649 m

Menghitung Kedalaman Gelombang Pecah :

= = 0,00767 Dari Grafik 3.23 (buku Pelabuhan, Bambang Triatmodjo) hal 93, untuk nilai tersebut dan m = 0,1 didapat :

= 0,9

db = Hb . (0,9) = 1,2649 . (0,9) = 1,1384 m

Jadi, Kedalaman Gelombang Pecah (db) = 1,1384 m Menghitung Energi Gelombang

E =

(buku Perencanaan Pelabuhan, Soedjono Karmadibrata)

dimana,

E = Energi rata-rata (kg/det2)

= Kerapatan massa air laut (1024 kg/m3)

g = Percepatan gravitasi (9,81 m/det2)

H0 = Tinggi Gelombang (m)

Maka didapat,

E =

E = 1306,4094 kg/det2III. PERLENGKAPAN DERMAGA

Untuk seluruh pelabuhan, baik pelabuhan umum, pelabuhan cargo, container maupun pelabuhan lainnya, diperlukan perlengkapan, baik untuk usaha pengawasan maupun pemeliharaan. Guna keperluan itu maka diperlukan adanya :

A. Kantor - kantor yang meliputi :

a. Kantor Syah bandar

b. Kantor Bea Cukai

c. Kantor Kesehatan

d. Kantor Imigrasi

e. Kantor Buruh Pelabuhan

f. Kantor Pelabuhan

B. Fasilitas fasilitas pendukung, yang meliputi

a. Suplai air bersih

b. Suplai Listrik

c. Jaringan Telekomunikasi

d. Suplai Bahan Bakar Minyak

e. Fasilitas Pemadam Kebakaran

f. Drainase dan Pembuangan Sampah

C. Prasarana pendukung lainnya :

a. Jaringan Jalan Raya dan Jalan Kereta Api

b. Kapal kapal Kerja

c. Fasilitas Perbaikan Kapal

d. dll

IV PERENCANAAN KONSTRUKSI PELABUHAN

A. Rencana Kedalaman Perairan

Disesuaikan dengan kapal yang akan menggunakan pelabuhan tersebut. Kedalaman pelabuhan ditetapkan berdasarkan full loaddraft (max. draft) dari kapal yang bertambat dengan jarak aman/ruang bebas sebesar 0,8 sampai 1m di bawah luas kapal. Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 1,5 diatas muka air pasang sesuai dengan besarnya kapal.1. TANKER / Liquid Carrier 50.000 DWTPanjang:219 m(buku Pelabuhan, Bambang Triadmodjo)

Lebar:33,1 m

Draft / sarat:12,7 m

Clearance:1 m

Kedalaman Perairan, h:

= Sarat kapal + beda pasang surut +clearance + 1/3 tinggi ombak

= {12,7 + 2,3 + 1 + (1/3 x 1,02) }m

= 16,34 mKedalaman alur pelayaran

Hal. 113 (Pelabuhan, Ir. Bambang Triatmodjo)

B. Rencana Tambatan / Panjang Dermaga

Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah :

Tanker : 50.000 DWT

Rumus untuk menghitung panjang dermaga adalah sbb :

Dimana : n= jumlah tambatan

L= panjang kapal

d= Panjang dermaga

(sumber : Pelabuhan Bambang Triadmojo, hal.166-167)

(Tambatan Tanker 50.000 DWT Tonnage yang diramalkan = 8.400.000 ton / tahun

Jumlah kapal yang berkunjung pertahun = = 168 kapal / tahunJumlah kapal perhari = = 0,5 1 kapal /hariDari hasil tersebut, diperlukan 1 buah tambatan. Uk Panjang Dermaga : d = n . L + ( n 1 ) . 15 + 2 . 25

d = 1 x 219 + ( 1 - 1 ) . 15 + 50 = 269 mKeterangan : 1 tahun = 365 hari

Asumsi bahwa jumlah hari kerja selama 1 tahun = 315 hariC. Lebar DermagaDalam merencanakan lebar dermaga ditentukan oleh kegunaan dari dermaga tersebut, ditinjau dari jenis volume barang yang mungkin ditangani dermaga tersebut.

Bp = 2a + b

Dimana:a = Lebar apron (min = 3m)

Diambil dengan memperhitungkan dua jalur kendaraan yaitu 20 m

b = Lebar gudang (min = 60 m)

diambil = 70 m

Bp = Lebar dermaga untuk 1 tambatan

Jadi, Bp = (2x20) + 70 = 110

D. Lebar Alur Pelayaran

Alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan dua jalur untuk melayani kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan.

Direncanakan kapal akan memutar dengan buritan menghadap laut lepas.

Untuk lebar arus pelayaran dipakai rumus :

L= 1,5 B + (1,21,5 ) B + 30,00 + (1,21,5 ) B + 1,2 B

(Perencanaan Pelabuhan S.Kramadibrata Hal 208)

Untuk memutar kapal dipakai rumus :

d= 1,5 L

R= 0,75 L

Buang Sauh (Waiting Cargo HeadLine)

Singgle = L + 6 Draft

Double = L + 4,5 Draft

Menghitung lebar alur untuk 2 jalur

SHAPE \* MERGEFORMAT

B = Lebar Kapal

L = Panjang KapalUntuk jenis kapal Tanker/Liquid Carrier dengan Draft = 12,7 B = 33,1` m & L = 219 m, perhitungannya adalah :

Untuk lebar arus pelayaran :

L= 1,5 B + (1,21,5 ) B + 30,00 + (1,21,5 ) B + 1,2 B

L= 1,5 (33,1) + 1,2 (33,1) + 30,00 + 1,2 (33,1) + 1,2 (33,1)

L= 198,81 m

Untuk memutar kapal dipakai rumus :

d= 1,5 L = 1,5 . (219) = 328,5 m

R= 0,75 L = 0,75 . (219) = 154,25 m

Buang Sauh (Waiting Cargo HeadLine)

Singgle = L + 6 Draft = 219 + 6 (12,7)= 295,2 m

Double = L + 4,5 Draft= 219 + 4,5 (12,7) = 276,15 m

Ware House / Transit Shed / Open StorageWare House :

Gudang yang digunakan untuk menyimpan barang dalam jangka waktu yang lama.

Transit Shed:

Gudang yang digunakan untuk manampung barang-barang yang sifatnya sementara, karena nantinya barang tersebut masih akan diteruskan ketempat yang lain.

Open Storage :

Gudang untuk menampung barang-barang yang dianggap tidak berbahaya dan cukup aman untuk hujan dan terik matahari.E. Pengerukan

Pengerukan diperlukan bila perairan di lokasi pelabuhan lebih kecil (dangkal) dari kedalaman perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang akan berlabuh.

Dari data, lokasi pelabuhan memiliki kedalaman 7 m, sedangkan untuk kedalaman perairan rencana jenis kapal terbesar adalah 13,71 m. Jadi kedalaman lokasi pelabuhan perlu di keruk.

F. Rencana Jalan

Pada perencanaan penempatan jalan, intersection dari setiap jalur jalan dibuat minimal, baik untuk jenis kendaraan yang sama maupun yang berbeda, misalnya untuk tipe II dan Forklit.

Jalan untuk masuk kepelabuhan dibuat 2 jalur agar arus lalu lintas tetap lancar dalam pengangkutan barang-barang yang keluar masuk pelabuhan. Apabila dalam pelabuhan terdapat rencana jalan kereta api, diusahakan tidak mengganggu jalur lalu-lintas yang lain.G. Perlengkapan Dermaga

Untuk seluruh pelabuhan, termasuk pelabuhan umum, pelabuhan tanker, dan pelabuhan ikan diperlukan perlengkapan, baik untuk usaha pengawasan maupun pemeliharaaan. Guna keperluan itu, maka perlu adanya :

A. Kantor- kantor yang meliputi :

a. Kantor Syahbandar

b. Kantor Bea Cukai

c. Kantor Kesehatan

d. Kantor Imigrasi

e. Kantor Buruh Pelabuhan

f. Kantor Pelabuhan

g. Kantor keamanan

B. Fasilitas-fasilitas pendukung, yang meliputi :

a. Suplai Air Bersih

b. Suplai Listrik

c. Jaringan Telekomunikasi

d. Suplai Bahan Bakar Minyak

e. Fasilitas Pemadam Kebakaran

f. Drainase dan Pembuangan SampahC. Prasarana pendukung lainnya :

a. Jaringan Jalan Raya dan Jalan Kereta Api

b. Kapal-kapal Kerja

c. Fasilitas Perbaikan KapalTUGAS B :

LANGKAH LANGKAH PERHITUNGAN :

1. Pemilihan Tipe atau Bentuk Struktur Tambatan

2. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada struktur :

a. Current Force (Akibat Arus)

b. Wind Pressure (Akibat Angin)

c. Berthing Force (Akibat Benturan /Getaran)

d. Wave Force (Akibat Gelombang)

3. Perencanaan Bolder dan Fender

4. Perhitungan Struktur

a. Tiang Pancang

b. Dermaga

5. Gambar Potongan dan Detail

I. Pemilihan Tipe / Bentuk Struktur Tambatan

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat dan menaik-turunkan penumpang.

Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dalam tugas ini dermaga yang melayani penumpang dan barang), ukuran kapal, arah gelombang, dan angin, kondisi topografi (kedalaman) yang paling penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis.

Pada tugas ini dipilih dermaga tipe memanjang sejajar pantai dengan menggunakan bangunan beton bertulang yang dihitung dengan pengaruh beban luar.

1. Gaya /Beban Horizontal, ini merupakan reaksi dari fender.

2. Gaya /Beban Vertikal, semua beban yang ada diatas dermaga.

Struktur penahan direncanakan terdiri atas konstruksi tiang panacang (pile group) dan tembok penahan tanah (retaining wall) dengan perencanaan poer dan pelat lantai ditahan oleh beberapa kelompok tiang pancang.

II. Perhitungan Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Struktur

1. Current Force (Akibat Arus)

Seperti halnya angin, arus yang berkerja pada bagian kapal yang terendam air juga menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada dermaga dan alat penambat. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh persamaan berikut a. Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah haluan (sejajar kapal)

Pelabuhan Hal 173; B. TriatmodjoDimana : s = luas kapal yang terendam air (m)

v=kecepatan arus (m/det)= 0,15 m/s..(pemisalan)

R=gaya akibat arus (tm)

Untuk gaya current diambil ukuran kapal , yaitu Tanker/Liquid Carrier 50.000 DWT, dimana:

Panjang kapal : 219 m

Lebar kapal : 33,1 m

Sarat

: 12,7 mMaka :

s=luas kapal yang terendam air = 219 x 12,7 = 2781,3 m

Rf=0,14 x 2781,3 x 0,15

=8,76 ton

b. Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah sisi kapal (tegak lurus kapal)

Dimana : = rapat massa air laut = 1024 kg/m = 1,024 t/m

c=koofisien tekanan arus = 1,11

v=kecepatan arus = 0,15 m/det

B=luas sisi kapal dibawah muka air = s = 2781,3 m

Jadi,

Rf= . 1,024 t/m x 1,11 x (0,15 m/det)2 x 2078,3 m

=26,57 ton

2. Wind Pressure (Akibat Angin)

Dimana : = sudut antara angin dan kapal = 60 (dari data)

c=koofisien tekanan arus = 1,11

A=luas proyeksi arah melintang

=(kedalaman-sarat) x lebar kapal terbesar

=(19,84 12,7) x 33,1= 236,334 m

B=luas proyeksi arah memanjang

=(kedalaman-sarat) x panjang kapal terbesar

=(19,84 12,7) x 219 = 1563,66 m

Jadi,

R= x 1,024 t/m x 1,11 x (0,15m/det)2 x (236,334 cos 60 + 1563,66 sin 60)

=15,75 ton3. Wave Force (Akibat Gelombang)

Dimana : cMx,cMy

=1,3 (koefisien energi arah

h (kedalaman)

=19,84 m

Wo (berat jenis air laut)=1,024 t/m

H (tinggi gelombang)=1,02 m

D (sarat kapal)

=12,7 m (sarat kapal)

L (panjang gelombang)=26,728 m

Fx adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah x terhadap dermaga

Fy adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah y terhadap dermaga

Maka :

Fx=..

(12,7). (1,024) . (1,02)

= 113,375 ton

Fy=..

(12,7). (1,024) . (1,02)

= 196,368 ton

4. Berthing Force (Akibat Benturan Kapal)

Kapal yang merapat ke dermaga akan membentur struktur dermaga sehingga menimbulkan getaran-getaran yang nantinya akan diserap oleh fender. Besar energi yang ditimbulkan dapat dihitung dengan rumus :

Dimana : E = energi kinetis

g=gravitasi (9,8 m/det)

W=berat kapal (berat sendiri + berat muatan)

V=kecepatan kapal menambat = 0,3 - 0,5 m/det

Wo=berat jenis air laut =1,024 t/m

D=sarat kapal =12,7 m

L=panjang kapal =219 m

=berat kapal/tonnage=50.000 DWT

Jadi,

Wa = . 12,7 . 219 . 1,024 = 28408,048 ton

W = 28408,048 + 50.000= 78408,048 ton

E = .

= 359,66 ton

Jadi, energi yang ditimbulkan dari benturan kapal adalah 359,66 ton.III. Perencanaan Fender dan BolderA. PERENCANAAN FENDER

Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan didepan dermaga. Fender digunakan untuk menyerap sebagian tenaga /energi sebagai akibat benturan kapal pada dermaga. Sebagian energi ini harus dapat diserap oleh system fender kapal maupun dermaga sehingga bebas dari kerusakan yang mungkin terjadi.

Gaya yang harus ditahan oleh dermaga tergantung pada tipe dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang diizinkan.

Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak kapal waktu merapat ke dermaga.

Fender harus dipasang sepanjang dermaga dan letaknya harus mengenai badan kapal. Karena ukuran kapal berlainan maka fender harus dibuat agak tinggi pada sisi dermaga.

Energi yang bekerja :

E =

Dimana :E = energi kinetis

g = gravitasi = 9,81 m/det

w = berat kapal (berat sendiri + muatan)

v = kecepatan kapal menambat = 0,3 sampai 0,5 m/det

= sudut antara kapal dan dermaga, diambil 10

Pada perencanaan ini digunakan fender yaitu dari type fender karet Bridgestone Super Arch Type V.

Tanker 50.000 DWTData kapal :

Panjang=219 m

Lebar =33,1 m

Sarat== 12,7 m

Wa = D. L . Wo

= . 12,7 . 219 . 1,024

= 28408,048 ton

W = Wa +

= 28408,048 + 50.000

= 78408,048 tm

E = = = 10,84 tm

Energi yang diserap oleh sistem fender dan dermaga biasanya ditetapkan 1/2E atau 50 % E. Setengah energi lain diserap oleh kapal dan air.

(sumber : Pelabuhan Bambang Triatmojo, hal 205)

Jadi, E fender = = 5,42 tm

Bidang kontak antara fender dan kapal = 0,08 L

= 0,08 x 219

= 17,52 m

Fender yang digunakan sebanyak 2 buah, dimana setiap fender menerima beban sebesar :

= 2,71 tm (digunakan fender FV 004-5-4)

E fender