penagihan pajak by jon p sihotang

36
PENAGIHAN PAJAK JON PREDIANTO SIHOTANG 1201112401 ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Upload: johnfreddy75

Post on 12-Jun-2015

1.337 views

Category:

Education


5 download

DESCRIPTION

tugas mata kuliah administrasi perpajakan " penagihan pajak " oleh jon predianto sihotang

TRANSCRIPT

Page 1: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

PENAGIHAN PAJAK

JON PREDIANTO SIHOTANG

1201112401

ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2013

Page 2: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat dan ridhoNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah

ini dengan baik. Sembari kita bermohon kiranya Tuhan semakin memberikan

karunianNya kepada kita untuk selalu berbuat yang terbaik untuk negeri ini.

Pemerintah dewasa ini semakin menyemarakkan kepada para wajib pajak

untuk semakin menyadari tangging jawab akan pajak. Dalam hal ini pajak

merupakan baguan penting proses penyejahteraan masyarakat karena merupakan

salah satu sumber terbesar penerimaan Negara selain sector-sektor lain.

Atas dasai itulah kiranya penulis memilih topik tulisan mengenai Penagihan

Pajak untuk mengetahui dan memahami hal – hal apa saja yang perlu didalami dan

dibahas dalam Penagihan Pajak yang telah ditetapakan ole penyelenggara Negara

kita.

Begitu juga tulisan yang telah tersusun ini penulis menyadari bahwa tulisan

ini sangat jauh dari kata sempurna, dengan demikian penulis dengan tangan

terbuka menerima segala kritikan dan saran yang membangun utuk membantu

tulisan karya selanjutnya supaya lebih baik. Atas perhatiannya penulis ucapkan

terimakasih.

Pekanbaru, Oktober 2013

Penulis

Page 3: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu sector penerimaan pendapatan terbesar di Indonesia adalah sector

pajak. Pajak sangat mempengruhi tingkat perekonomian Indonesia sehingga

semakin hari pengawasan pajak semakin kian ketat dan semaki kompleks untuk

menghindari pelanggaran pembayaran yang melhirkan mafia – mafia pajak yang

sangat mempengaruhi pendapatan negara.

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung.

Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya

produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.

Selain pengertian diatas, ada beberapa pengertian pajak menurut para ahli yang

dapat di ungkapkan sebagai berikut.

Leroy Beaulieu 

Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan

oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup

belanja pemerintah.

P. J. A. Adriani 

Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan)

yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan

umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang

langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai

Page 4: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk

menyelenggarakan pemerintahan.

Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH 

Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra

prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.

Definisi diatas kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut:

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara

untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public

saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.'

Dari perspektif hokum, pemahaman pajak menurut Prof. Dr. H. Rochmat

Soemitro SH, merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-

undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan

sejumlah penghasilan tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk

memaksa dan uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk penyelenggaraan

pemerintahan. Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang

dipungut harus berdsarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian

hukum, baik bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai

pembayar pajak.

Sedangkan dari perspektif ekonomi, pajak dipahami sebagai beralihnya

sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan

Page 5: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah.

Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk

kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan

keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan

kebutuhan masyarakat.

Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R 

Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor

pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan,

berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat

imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat

melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.

Dari pengeertian diatas dapat kita tarik garis besar bahwa besarnya andil pajak

dalam mempengaruhi pemerintaahan suatu Negara khususnya di Indonesia

sehingga, hal ini Negara dapat memaksakan kepada anggota masyarakat yang

merupakan wajib pajak untuk sesegera mungkin membayarkan pajak dengan

kekuatan hukum, hal ini tidak karena pajak tidak lebih dari sebuah iuran Negara

yang harus dibayarkan secara berkala sebagai tanda Negara memiliki hak atas para

wajib pajak.

Page 6: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

B. PEMBEBERAN MASALAH

Sebagai sebuah Negara yang mempunyai hak atas warga negaranya, maka

negara berhak atas berbagai iuran – iuran yang dibebankan kepada warga

negaranya. Sehingga pembayaran pajak sudah merupakan hal yang wajib bagi

setiap wajib pajak yang sesuai dengan criteria yang ditentukan atas objek pajak

masing masing.

Selain itu slogan – slogan di media juga banyak meramaikan ajakan – ajakan

kepada masyarakat kita terutama para objek pajak untuk membayar pajak dengan

tepat waktu untuk menghindari beban – beban keterlambatan dan juga sanksi

lainnya.

C. PEMBATASAN MASALAH

Seiring dengan kompleksnya permasalahan pajak, penulis perlu membatasi

masalah yang akan dibahas agar tidak terjadi kesimpangsiuran terhadap

permasalah pajak. Hal yang perlu dibahas adalah pengihan pajak.

Dalam pembahasan pajak ada beberapa hal yang menjadi pokok pembahasan, yaitu

Pemahaman atas penagihan pajak

Prinsip – prinsip penagihan pajak

Page 7: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

BAB II

PEMBAHASAN PAJAK

A. PENGERTIAN PENAGIHAN PAJAK

Kewajiban-kewajihan yang timbul dalam pajak harus dipenuhi oleh keharusan

membayar pajak. tetapi sebaliknya pembuat undang-undang pajak harus

memperhatikan kemungkinan-kemungkinan bahwa tidak senantiasa kewajiban-

kewajiban itu, seperti; pembayaran pajak akan dipenuhi oleh yang bersangkutan

dengan sukarela. Agar dipatuhinya undang-undang yang telah ditetapkan, maka

perlunya tindakan penagihan.

Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak dapat

melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau

memperingatkan, melaksankan penagihan seketika dan sekaligus memberitahukan

Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksankan

penyanderaan, dan menjual barang – barang yang telah disita.

Penagihan pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penagihan pajak aktif

dan penagihan pajak asif. Penagihan pajak pasif dilakukan melalui surat tagihan

pajak atau surat ketetapan pajak. Penagihan pajak aktif atau penagihan pajak

dilakukan dengan surat aksab diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997

sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000.

Selain itu, ada beberapa defenisi penagihan pajak oleh para ahli yaitu,

Soemitro (1996:17), yaitu Penagihan pajak adalah perbuatan yang dilakukan

Direktorat Jendral Pajak karena Wajib Pajak tidak mematuhi ketentuan Undang-

undang pajak, khususnya mengenai pembayaran pajak yang terutang.

Page 8: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

Rusdji (2004:6), yaitu Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar

Wajib Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau

memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus memberitahukan

surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan

penyanderaan dan menjual barang yang telah disita.

Dari penertian diatas dapat kita lihat hal – hal penting yaitu ;

Fiskus ( penagih pajak ), orang yang berwenang mengangkat dan

memberhentikan Jurusita Pajak, menerbitkan Surat Perintah Penagihan Seketika

dan Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan, Surat Pencabutan

Sita, Pengumuman Lelang, dan surat lain yang diperlukan untuk penagihan pajak

sehubungan dengan Penanggung Pajak.

Jurusita adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan

seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan penyanderaan.

Tugas Jurusita Pajak:

Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus

Memberitahukan Surat Paksa

Melaksanakan penyitaan atas barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat

Perintah Melaksanakan Penyitaan

Melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan.

Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggungjawab atas

pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi

Page 9: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

kewajiban Wajib Pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

Biaya Penagihan Pajak adalah biaya pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah

Melaksanakan Penyitaan, Pengumuman Lelang, Pembatakan Lelang, Jasa Penilai,

dan biaya lainnya sehubungan dengan penagihan pajak.

Menurut pasal 18 ayat 1 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa:

Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan

Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan

Keberatan, Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pa/ak yang harus dibayar

bertambah, merupakan dasar penagihan.

(Undang-Undang Pajak Taliun 2000,2001:15)

Adapun penjelasan hal diatas yaitu:

Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau

sanksi administrasi berupa bunga dan! denda. (Pasal 1 point 19)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah

kekurangan pembayaran pokok pajak, besamva sanksi administrasi, dan

jumlah yang masih harus dibayar. (Pasal 1 point 15)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak

yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. (Pasal

1 point 16)

Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan

kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan

Page 10: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapat

dalam surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan

Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi

Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan

Pajak yang tidak benan, atau Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan

Kelebihan Pajak.(Pasal 1 point 29)

Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap

surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak

ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak. (Pasal 1 point 30)

Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding

terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleb Wajib Pajak. (Pasal

1 point 31)

Page 11: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

B. STANNDARD OPERATING PROCEDURE PENAGIHAN

PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK

INDONESIA

Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP)

a. Deskripsi,

merupakan pelayanan penyelesaian permintaan pendaftaran NPWP.

Pendaftaran NPWP merupakan permohonan untuk menjadi Wajib Pajak

sebagai identitas untuk melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.

b. Dasar Hukum:

b.1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/PJ/2008

tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak Dan/Atau

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Perubahan Data Dan Pemindahan

Wajib Pajak Dan/Atau Pengusaha Kena Pajak;

b.2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2009

tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak Dan/Atau

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Dan Perubahan Data Wajib Pajak

Dan/Atau Pengusaha Kena Pajak dengan Sistem E-Registration;

b.3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-51/PJ/2008

tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak Bagi Anggota

Keluarga.

c. Pihak yang Dilayani/Stakeholder:

Page 12: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

c.1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau

pekerjaan bebas dan Wajib Pajak Badan;

c.2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau

pekerjaan bebas, yang penghasilannya tiap bulan di atas Penghasilan Tidak

Kena Pajak (PTKP).

d. Janji Layanan:

d.1. Jangka waktu penyelesaian 1 (satu) hari kerja sejak permohonan

pendaftaran NPWP diterima secara lengkap atau 1(satu) hari kerja sejak

informasi pendaftaran melalui Sistem e-Registration diterima

Kantor Pelayanan Pajak (KPP), sepanjang permohonan pendaftaran NPWP diisi

secara lengkap.

d.2. Tidak ada biaya atas jasa pelayanan.

d.3. Persyaratan administrasi:

a. Persyaratan NPWP untuk Wajib Pajak Orang Pribadi:

mengisi, menandatangani, dan menyampaikan permohonan pendaftaran NPWP.

b. Persyaratan NPWP untuk Wajib Pajak Badan/Joint

Operation:

mengisi, menandatangani, dan menyampaikan permohonan

pendaftaran

NPWP.

c. Persyaratan NPWP untuk Bendaharawan sebagai

Pemungut/Pemotong:

mengisi, menandatangani, dan menyampaikan permohonan

pendaftaran NPWP.

Bentuk formulir pendaftaran NPWP Bendaharawan diatur di dalam

d. Persyaratan NPWP bagi anggota keluarga:

Page 13: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

Tata cara pendaftaran NPWP bagi anggota keluarga diatur di

dalam

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-51/PJ/2008 tentang

Tata

Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak Bagi Anggota

Keluarga.

Persyaratan administrasinya meliputi:

a. Fotokopi Kartu Keluarga;

b. Surat Pernyataan Susunan Anggota Keluarga.

Mengisi, menandatangani, dan menyampaikan permohonan

pendaftaran

NPWP bagi anggota keluarga.

Catatan :

- Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, harus

dilengkapi

dengan Surat Kuasa Khusus;

- Dalam hal formulir dan persyaratannya belum lengkap,

dikembalikan

kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi.

e. Proses

Awal : Wajib Pajak menyampaikan berkas permohonan

pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Page 14: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

Akhir : Pelaksana Seksi Pelayanan menyerahkan Surat

Keterangan Terdaftar (SKT) dan Kartu Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) kepada

Wajib Pajak

.

f. Keluaran/Hasil Akhir (output):

f.1. Surat Keterangan Terdaftar;

f.2. Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Pelayanan Pendaftaran Obyek Pajak Baru dengan Penelitian Kantor

a. Deskripsi:

merupakan pelayanan penyelesaian permohonan oleh Wajib Pajak yang

secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas

bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan

untuk mendaftarkan obyek pajaknya dengan Penelitian Kantor.

b. Dasar Hukum:

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi Dan

Bangunan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 1994;

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-533/PJ/2000 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan Dan Penilaian Obyek

Dan Subjek Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Dalam Rangka

Pembentukan Dan/Atau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen

Informasi Obyek Pajak (SISMIOP) sebagaimana telah diubah terakhir

Page 15: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-115/PJ/2002;

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-19/PJ.6/1994 tentang

Petunjuk Pelaksanan Satu Tempat dalam SISMIOP.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-40/PJ/2007 Tentang

Standar Waktu Pelayanan Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan

Bangunan Baru dan Mutasi Objek/Subjek Pajak Bumi dan Bangunan

c. Pihak yang Dilayani/Stakeholder:

Wajib Pajak.

d. Janji Layanan:

a. Jangka waktu penyelesaian 3 (tiga) hari kerja sejak surat permohonan

diterima lengkap.

b. Tidak ada biaya atas jasa pelayanan.

Persyaratan administrasi:

a) Wajib Pajak mengisi dan menandatangani SPOP dengan jelas, benar, dan

lengkap

b) Surat Kuasa dalam hal SPOP diisi dan ditandatangani oleh Kuasa Wajib

Pajak

c) Bukti Pendukung

1. Fotokopi KTP, kartu keluarga atau identitas lainnya dari WP;

2. Fotokopi SPPT dan tanda bukti pembayaran PBB tahun terakhir

3. Salah satu surat tanah:

o Sertifikat

o Surat Kapling

Page 16: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

o SIPPT (Surat Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah) SK Gubernur

o Akta Jual Beli

o Surat Tanah Garapan

o Surat Perjanjian Sewa Menyewa

o Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa

o Dokumen lainnya

4. Salah satu surat bangunan:

o IMB

o Ijin Penggunaan Bangunan (IPB) SK Gubernur

o Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa

o Dokumen Lainnya

5. Fotokopi NPWP (apabila punya NPWP)

e. Proses

Awal : Wajib Pajak mengajukan surat permohonan pendaftaran obyek pajak

baru;

Akhir : Kepala Subbagian Umum KPP Pratama menyampaikan Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), kepada Wajib Pajak (dalam hal

Wajib Pajak mengambil sendiri, disampaikan oleh Petugas TPT).

f. Keluaran/Hasil Akhir (output):

o Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT);

o Berita Acara Penelitian Kantor;

o Daftar Hasil Rekaman (DHR).

Page 17: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

C. PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

Ini merupakan cara penagihan yang terakhir dimana fiskus melalui juru sita

pajak Negara menyampaikan atau memberitahukan surat paksa, melakukan

penyitaan dan melakukan pelelangan melalui Kantor Lelang Negara terhadap

barang milik Wajib Pajak. Penagihan dengan surat paksa ini dikenal dengan

penagihan yang “keras” dalam rangka melakukan Law- Enforcement di bidang

perpajakan. Namun langkah ini merupakan langkah terakhir yang dilakukan oleh

fiskus apabila tidak ada jalan lain yang dapat dilakukan. Dalam pelaksanaan

penagihan tersebut dapat dilakukan dengan penyampaian:

a. Surat Teguran

Penyampaian surat teguran merupakan awal pelaksanaan tindakan penagihan

oleh fiskus untuk memperingatkan Wajib Pajak yang tidak melunasi utang

pajaknya sesuai dengan keputusan penetapan (STP, SKPKB, SKPKBT) sampai

dengan saat jatuh tempo. Surat teguran adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat

untuk menegur atau memperingatkan Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya.

Surat teguran dikeluarkan apabila utang pajak yang tercantum dalam SPT, SKPKB

atau SKPKBT tidak dilunasi sampai melewati waktu hari dari batas waktu jatuh

tempo 1 bulan sejak tanggal diterbitkannya.

Menurut keputusan Menteri Keuangan no. 561/KMK.04/2000 Pasal 5 ayat 2

menyatakan bahwa surat teguran tidak diterbitkan terhadap penanggungpajak yang

disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya.

b. Surat paksa

Page 18: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

Penagihan dengan surat paksa dilakukan apabila jumlah tagihan pajak tidak

atau kurang bayar sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran, atau sampai

dengan jatuh tempo penundaan pembayaran atau tidak memenuhi angsuran

pembayaran pajak. Apabila Wajib Pajak lalai melaksanakan kewajiban membayar

pajak dalam waktu sebagaimana ditentukan dalam surat teguran maka penagihan

selanjutnya dilakukan oleh juru sita pajak.

Pengertian surat paksa telah diatur dalam Pasal 1 angka 12 Undang-undang no.

19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa yang berbunyi: Surat

paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.

Sebagai surat yang mempunyai kuasa hukum yang pasif, tentu memiliki cirri-

ciri dan kriteria tersendiri. Dalam Undang-undang no. 19 tahun 2000 sebagai

perubahan atas Undang-undang no.19 tahun 1997 Pasal 7 ayat 1 menyebutkan

bahwa fisik dari surat paksa sendiri di bagian kepalanya bertuliskan “Demi

Keadilan dan Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Dalam Pasal 7 ayat 2 disebutkan bahwa surat paksa sekurang-kurangnyaharus

memuat:

1. Nama Wajib Pajak atau nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak

2. Dasar penagihan

3. Besarnya utang pajak

4. Perintah untuk membayar

Selain kriteria di atas, surat paksa juga mempunyai karakteristik sebagai berikut :

Page 19: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

Surat paksa langsung dapat digunakan tanpa bantuan putusan peradilan dan

tidak dapat digunakan untuk mengajukan banding

Mempunyai kedudukan hukum yangsama dengan grosse akte, yaitu putusan

peradilan perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

Mempunyai fungsi ganda yaitu menagih pajak dan biaya penagihannya

Dapat dilanjutkan dengan tindakan penagihan penyanderaan

c. surat penyitaan

Penyitaan merupakan tindakan penagihan lebit lanjut setelah Surat Paksa. Surat

Penyitaan diterbitkan apabila utang pajak belum dilunasidalam jangka waktu 2×24

jam setelah Surat Paksa diberitahukan, untuk itu maka dapat dilakukan tindakan

penyitaan atas barang-barang Wajib Pajak. Dalam penagihan pajak dengan surat

paksa, juru sita pajak berwenang melakukan penyitaan terhadap harta kekayaan

Wajib Pajak.

Untuk melaksanakan penyitaan barang milik Penanggung Pajak tersebut

diperlukan suatu prosedur yang mengatur secara rinci, jelas dan tegas yang

meliputi status, nilai serta tempat penyimpanan atau penitipan barang sitaan milik

Penanggung Pajak dengan tetap memberikan perlindungan kepentingan pihak

ketiga maupun masyarakat Wajib Pajak.

Undang-undang no.19 tahun 2000 Pasal 14 ayat 1 menjelaskan bahwa

penyitaan dapat dilaksanakan terhadap milik Wajib Pajak yang berada di tempat

tinggal, di tempat usaha, di tempat kedudukan atau di tempat lain termasuk

penguasaannya yang berada di tangan pihak lain yang dibebani dengan hak

tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, berupa:

Page 20: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

1. Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan dan kapal dengan isi

kotor tertentu

2. Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, deposito

berjangka, tabungan, saldo rekening koran ataupun bentuk lainnya.

d. Lelang

Apabila Wajib Pajak telah melunasi utang pajak tetapi belum melunasi biaya

penagihan pajak maka penjualan secara lelang terhadap barang yang telah disita

tetap dapat dilakukan.

Pengertian lelang menurut Keputusan Menteri Keuangan no.13/KMK.01/2002,

yaitu lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum baik secara

langsung maupun media elektronik dengan carapenawaran harga secara lisan dan

tertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli.

Apabila Wajib Pajak atau penanggung pajak tidak melunasi kewajiban

perpajakannya dan terhadap fiskus telah melakukan segala upaya hukum agar

Wajib Pajak atau penanggung pajak melunasi kewajiban perpajakannya dengan

jalan menyampaikan Surat Teguran, Surat Paksa dan melakukan penyitaan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, maka barang-barang milik Wajib Pajak atau

penanggung pajak dapat dilelang oleh Kantor Lelang Negara.

Berikut ini prosedur penagihan wajib pajak dengan penagihan paksa

a. Tindakan pelaksanaan penagihan pajak diawali dengan penerbitan suratteguran

setelah 7 hari jatuh tempo pembayaran. Surat Teguran tidak diterbitkan terhadap

Page 21: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

penanggung pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menunda

pembayaran pajaknya.

b. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi

olehpenanggung pajak setelah 21 hari sejak diterbitkannya surat teguran,

makaakan diterbitkan Surat paksa

c. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar dilunasi olehpenanggung

pajak seteelah lewat waktu 2×24 jam sejak Surat Paksadiberitahukan, maka segera

akan diterbitkan Surat Perintah MelaksanakanPenyitaan (SPMP)

d. Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak yang masih harus dilunasioleh

penanggung pajak setelah lewat dari jangka waktu 14 hari sejaktanggal

pelaksanaan penyitaan, maka akan dilaksanakan pengumumanlelang

e. Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak yang masih harus dilunasioleh

penanggung pajak setelah lewat dari jangka waktu 14 hari sejakpengumuman

lelang, akan segera dilakukan penjualan barang sitaan penanggung pajak melalui

kantor lelang.

Page 22: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pajak merupakan iuran yang wajib disetorkan oleh setiap warga Negara yang

memiliki tanggung jawab sebagai wajib pajak untuk membayarkan pajak. Dalam

hal ini wajib pajak tidak menerima imbalan secara langsung dan dipungut

berdasarkan norma norma hukum yang telah ditetapkan dan dapat dipaksakan

keada setiap wajib pajak.

Pada penagihan pajak, fiskus menggunakan prinsip – prinsip yang telah

ditetapkan prosedurnya oleh Kementerian Keuangan yang disebut dengan Standart

Operating Procedural.

Dalam hal ini, apabila penagihan pajak mengalami kemacetan maka fiskus

berhak menempuh jalan hukum yang telah ditetapkan dengan menggunakan

system penagihan paksaan yang juga telah terprosedur.

Surat teguran dilayangkan lebbih dulu untuk memperingatkan wajib pajak atas

keterlambatan utuk membayar pajak dalam tempo 1 bulan wajib pajak jatuh tempo

membayar. Surat paksa kemudian dilayangkan apabila jumlah pajak yang telah

ditetapkan tidak segera dibayarkan dalam ttempo 1 bulan. Kelalaian wajib pajak

untuk melunnasi kewajiban kemudian akan berurusan dengan fiskus atau juru sita.

Page 23: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

B. KRITIK DAN SARAN

Penagihan pajak merupakan suatu prosedur yang harus dilakikan oleh fiskus

untuk melakukan proses pengumpulan pajak dari wajib pajak. Maka dari itu pajak

sudah ketentuan bagi warga Negara sebagai iuran untuk berpatrisipaasi

membangun Negara Indonesia, karena pendapatan Negara terbesar adalah

sumbangan dari pajak. Sehingga sedikit saja pembayaran pajak tersendat akan

berpengaruh besar terhadap kelangsungan ekonomi Indonesia. Dan bila para para

wajib pajak sudah ditentukan maka kewajiban kewajiban terhadap Negara

selayaknya harus dilaksanakan untuk kelangsungan kehidupan dan kemakmuran

bersama.

Page 24: PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG

DAFTAR KEPUSTAKAAN

http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak

http://www.reform.depkeu.go.id/codes/lu/SOP_DJP

ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/216-penagihan-pajak

http://eprints.binus.ac.id/23832/1/2011-2-00728-AK%20Abstrak001

http://blog.ub.ac.id/lutfiara/2012/04/02/penagihan-pajak/

http://www.angelfire.com/clone2/ismail_fahmi2/Penagihan_dengan_surat_paksa.htm

http://www.siputro.com/2013/02/teknik-dan-system-pemungutan-pajak/