jon hendri tugas ptk
TRANSCRIPT
1
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE
PROBLEM SOLVING DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KERINCI
Penelitian Tindakan Kelas
Disusun Oleh:JON HENDRI
NIP . 19760903 200604 1 011
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KERINCISMA NEGERI 8 KERINCI
2
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan yang serba maju, modern dan serba canggih seperti saat ini,
pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup.
Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Melalui penyelenggaraan pendidikan diharapkan
dapat mencetak manusia-manusia berkualitas yang akan mendukung tercapainya
sasaran pembangunan nasional. Dalam pasal 20 UU tahun 2003, pendidikan
nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki peserta didik agar menjadi manusia yang berkualitas dengan ciri-ciri
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, beriman,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab (UU no 20 tahun 2003).
Kini semakin disadari bahwa pendidikan memainkan peranan yang sangat
penting didalam kehidupan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan merupakan
suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang
mempengaruhi perkembangan fisiknya, daya, jiwa, sosial dan moralitasnya, atau
dengan perkataan lain, pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam
mempengaruhi kemampuan, kepribadian dan kehidupan individu dalam
pertemuan dan pergaulannya dengan sesama, serta hubungannya dengan Tuhan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan-
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang
akan datang.
Mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan mutu Siswa, karena
Siswa merupakan titik pusat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam
meningkatkan mutu pendidikan harus diikuti dengan peningkatan mutu Siswa.
Peningkatan mutu Siswa dapat dilihat pada tingginya tingkat prestasi belajar
3
Siswa, sedangkan tingginya tingkat prestasi belajar Siswa dipengaruhi oleh
besarnya minat belajar Siswa itu sendiri.
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum.
Kurikulum disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan ini dicoba diwujudkan dalam kurikulum tiap
tingkat dan jenis pendidikan, diuraikan dalam bidang studi dan akhirnya dalam
tiap pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas.
Dalam mencapai tujuan pendidikan ini, pemerintah menggagas
diberlakukannya kurikulum baru yaitu kurikulum Kurikulum 2013, Kurikulum
2013 merupakan kurikulum yang menekan karakter siaswa dalam proses
pembelajara. Kurikulum 2013 tersebut memberikan keleluasaan kepada sekolah
untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum
sekolah sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal yang bisa
dimunculkan oleh sekolah.
Upaya pemerintah dalam bentuk Kurikulum 2013 ini merupakan
pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Dengan menggunakan Kurikulum 2013 diharapkan peserta
didik bisa mencapai kompetensi-kompetensi dan karakter tertentu yang sudah
ditentukan sebagai kriteria keberhasilan.
Masih rendahnya hasil belajar Matematika di SMA Negeri 8 Kerinci yang
nilai rata pada kelas XI IPA adalah 60,5 sedangkan KKM yang diharapkan adalah
70 ini disebabkan oleh masih dominannya skill menghafal daripada skill
memproses sendiri pemahaman suatu materi. Selama ini, minat belajar Siswa
terhadap mata pelajaran Matematika masih tergolong sangat rendah. Hal ini dapat
dilihat pada sikap Siswa selama mengikuti proses pembelajaran tidak fokus dan
ramai sendiri. Bahkan ada sebagian Siswa yang menganggap mata pelajaran
Matematika tidak begitu penting dikarenakan walaupun masuk pada mata
pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN). Faktor minat itu juga
dipengaruhi oleh adanya metode mengajar yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi. Metode yang konvensional seperti menjelaskan materi
secara abstrak, hafalan materi dan ceramah dengan komunikasi satu arah, yang
4
aktif masih didominasi oleh pengajar, sedangkan Siswa biasanya hanya
memfokuskan penglihatan dan pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah
yang mengakibatkan Siswa kurang aktif dan pembelajaran yang dilakukan kurang
efektif. Disini guru dituntut untuk pandai menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan bagi Siswa sehingga Siswa kembali berminat mengikuti
kegiatan belajar.
Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur
antara lain tujuan, bahan, alat, dan metode, serta evaluasi. Unsur metode dan alat
merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi
sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada
tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, metode pembelajaran sangat penting
sebab dengan adanya metode pembelajaran, bahan dapat dengan mudah dipahami
oleh Siswa.
Selain itu penggunaan metode pembelajaran yang mengajarkan Siswa dalam
pemecahan masalah, terutama pemecahan masalah dalam kehidupan sehari- hari
masih kurang. Pengembangan metode pembelajaran tersebut sangat perlu
dilakukan untuk menjawab kebutuhan keterampilan pemecahan permasalahan
yang harus dimiliki oleh Siswa. Metode pembelajaran problem solving atau
pemecahan masalah kegunaannya adalah untuk merangsang berfikir dalam situasi
masalah yang komplek. Dalam hal ini akan menjawab permasalahan yang
menganggap sekolah kurang bisa bermakna dalam kehidupan nyata di
masyarakat.
Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna
menimbulkan gairah belajar, motivasi belajar, merangsang Siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Melalui metode problem solving diharapkan dapat
lebih mempermudah pemahaman materi pelajaran yang diberikan dan nantinya
dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat
meningkatkan hasil belajar Siswa.
SMA Negeri 8 Kerinci adalah salah satu sekolah yang terletak di Kecamata
Batang Merangin, kabupaten Kerinci, propinsi Jambi. Kegiatan pembelajaran di
SMA Negeri 8 Kerinci ini masih termasuk tradisional karena kebanyakan guru
5
hanya menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi, sehingga Siswa
merasa bosan dalam megikuti proses pembelajaran. Hal itu diketahui dari hasil
survei yang telah dilakukan. Dari hasil survei tersebut bahwa pembelajaran
Matematika kurang diminati oleh Siswa. Dalam proses pembelajaran terlihat
masih rendah perhatian Siswa, Siswa kurang berpartisipasi, sedangkan guru hanya
menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan mencoba melakukan
penelitisan dengan judul: Pengunaan Metode Problem Solving Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 8
Kerinci Tahun Pembelajaran 2016/2017
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah
Apakah melalui penggunaan metode Pembelajaran Problem Solving dalamn
meningkatan Hasil belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 8
Kerinci Tahun Pelajaran 2017/2018?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelian ini adalah untuk mengetahui Apakah melalui penggunaan
metode Pembelajaran Problem Solving dalamn meningkatan Hasil belajar
Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kerinci Tahun Pelajaran
2017/2018?
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Guru
1) Mampu menganalisa terjadinya permasalahan-permasalahan
pembelajaran dan mampu mengatasi permasalahan tersebut.
2) Mampu menumbuhkan suasana pembelajaran yang kondusif dan
meningkatkan kemandirian Siswa.
b. Bagi peneliti
6
Dapat menambah pengalaman peneliti untuk terjun ke bidang
pendidikan.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
menumbuhkan minat belajar Siswa sehingga prestasi belajar Siswa
meningkat.
7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hakekat Pembelajaran Matematika
Selama hidup di dunia, manusia tidak akan pernah berhenti belajar. Karena
dalam setiap aspek kehidupan pasti terdapat kejadian yang dapat dijadikan
pembelajaran. Selain itu, belajar dapat dilakukan dimana pun, kapan pun dan
dalam keadaan bagaimana pun. Menurut Gagne yang dikutip dalam Dimyati dan
Mudjiono (2002:10) “Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah
sifat stimulasi lingkungan melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas
baru”.
Definisi lain juga dikemukakan oleh Nana sudjana (2009:28) “Belajar
adalah Proses yang aktif, Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi
yang ada disekitar individu”. Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan
tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan, dan kemampuannya.
Sedangkan menurut Abu ahmadi dan Widodo supriyono (2004:128)
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan". Agus
Suprijono (2010:3) Mengemukakan bahwa “Belajar dalam idealisme berarti
kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan
tingkah lakunya, serta keterampilannya menuju perubahan yang lebih dan menuju
ke perkembangan pribadi seutuhnya.
8
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakekatnya adalah suatu
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik,
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses
belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana dalam Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain (1995:39) “ Mengajar adalah proses memberikan
bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar”.
Sedangkan Menurut Uzer Usman (2008:6) “Mengajar merupakan suatu usaha
mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran yang menimbulkan proses belajar”.
Kemudian Nana Sudjana (2009:43) mengungkapkan bahwa “Pengajaran
pada dasarnya adalah suatu proses, terjadinya interaksi guru-siswa melalui
kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan, yakni kegiatan belajar siswa dengan
kegiatan mengajar guru”. Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan pokok dalam
keseluruhan proses belajar mengajar di sekolah. Berhasil tidaknya tujuan
pendidikan tergantung bagaimana situasi dan kondisi proses belajar mengajar
yang dialami siswa.
Sedangkan Saiful Sagala (2010:61) mengemukakan bahwa “Pembelajaran
ialah Membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Pendapat serupa juga
diungkapkan Dimyati dan Mujiono dalam Syaiful Sagala (2010:62)
“Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar”. Selanjutnya Menurut Wahyudin Djumanta (2005:iv)
“Pembelajaran Matematika memiliki tujuan untuk melatih berfikir, bernalar,
memecahkan masalah, dan menyampaikan informasi atau gagasan yang dapat
diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu”.
Dari uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa pembelajaran
matematika dibutuhkan teori belajar untuk membuat siswa belajar secara aktif dan
untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan dan keuletan siswa, serta perlunya
penyediaan sumber belajar dengan tujuan untuk melatih berfikir dan bernalar
siswa, agar siswa bisa belajar secara aktif.
9
2.2. Metode Pembelajaran Matematika
Metoda mengajar pembelajaran adalah cara atau strategi yang digunakan
oleh guru dalam mengajar, tujuannya adalah agar anak didik dapat menerima
dan mengerti dengan materi yang sedanng diajarkan atau disampaikan.
Banyak metoda yang dapat dilakukan oleh guru tapi yang terpenting
adalah metoda tersebut harus sesuai dengan materi yang di ajarkan dan metoda
yang diggunakan harus menarik perhatian anak didik agar mereka menyukai
metoda tersebut, jika mereka menyukai metoda tersebut secara otomatis materi
yang kita ajarkan akan lebih mudah mereka pahami
Menurut Ahmad Sabri (2005:52) Syarat-syarat yang harus yang harus
diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah
sebagai berikut :
1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau
gairah belajar siswa.
2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar
lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan ekspotasi.
3. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa
untuk mewujudkan hasil karya
4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa.
5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar
sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan
nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas maka metode yang
baik bagi penulis itu adalah metode yang jika digunakan dalam mengajar suatu
materi pelajaran, dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang
menyenangkan serta dapat menimbulkan motivasi bagi peserta didik sehingga
tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai.
2.3. Metode Problem Solving
10
Metode problem solving atau sering juga disebut dengan nama Metode
Pemecahan Masalah merupakan suatu cara mengajar yang merangsang
seseorang untuk menganalisa dan melakukan sintesa dalam kesatuan struktur
atau situasi di mana masalah itu berada, atas inisiatif sendiri. Metode ini
menuntut kemampuan untuk dapat melihat sebab akibat atau relasi- relasi
diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya dapat menemukan kunci
pembuka masalahnya. Kegiatan semacam ini merupakan ciri yang khas
daripada suatu kegiatan intelegensi. Metode ini mengembangkan kemampuan
berfikir yang dipupuk dengan adanya kesempatan untuk mengobservasi
problema, mengumpulkan data, menganalisa data, menyusun suatu hipotesa,
mencari hubungan (data) yang hilang dari data yang telah terkumpul untuk
kemudian menarik kesimpulan yang merupakan hasil pemecahan masalah
tersebut. Cara berfikir semacam itu lazim disebut cara berfikir ilmiah. Cara
berfikir yang menghasilkan suatu kesimpulan atau keputusan yang diyakini
kebenarannya karena seluruh proses pemecahan masalah itu telah diikuti dan
dikontrol dari data yang pertama yang berhasil dikumpulkan dan dianalisa
sampai kepada kesimpulan yang ditarik atau ditetapkan.
Cara berfikir semacam itu benar- benar dapat dikembangkan dengan
menggunakan Metode Pemecahan Masalah,pemecahan masalah sangat penting
namun pemecahan masalah sering salah paham akan hal itu. Uraian ini
menunjukkan pengertian masalah, terminologi dari pemecahan masalah dan
bentuk- bentuk pemecahan masalah yang berguna. Kita sebaiknya
mendefinisikan apa permasalahannya sebagai langkah awal dari pemecahan
masalah. Namun, pemecahan masalah sering melupakan langkah awal ini.
Selanjutnya, kita sebaiknya mengakui terminologi umum seperti tujuan, situasi,
masalah, penyebab, penyebab yang bisa dipecahkan, persoalan, dan solusi.
Bahkan, konsultan- konsultan yang seharusnya menjadi pemecah permasalahan
yang mahir sering kebingungan dengan terminologi pemecahan masalah.
Misalnya, beberapa konsultan kemungkinan berpikiran mengenai persoalan
sebagai masalah atau sebagian dari mereka menganggap masalah- masalah
sebagai penyebab. Namun persoalan harusnya merupakan rujukan untuk
11
memecahkan masalah- masalah dan masalah- masalah seharusnya ekspresi
negatif sedangkan persoalan- persoalan seharusnya merupakan ekspresi positif
(Shibata, 1998: 1).
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya
sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab
dalam problem solving dapat menggunakan metode- metode lainnya dimulai
dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Langkah- langkah
metode ini antara lain:
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh
dari Siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku- buku, meneliti,
bertanya, berdiskusi, dan lain- lain.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini
tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua
diatas.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini Siswa
harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa
jawaban tersebut betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban
sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban
ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti, demonstrasi, tugas
diskusi, dan lain-lain.
e. Menarik kesimpulan. Artinya Siswa harus sampai kepada kesimpulan
terakhir tentang jawaban dari masalah yang ada (Nana Sudjana, 1989: 85-
86).
Penyelesaian masalah dalam metode problem solving ini dilakukan melalui
kelompok. Suatu isu yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran
diberikan kepada Siswa untuk diselesaikan secara kelompok. Masalah yang
dipilih hendaknya mempunyai sifat conflict issue atau kontroversial,
masalahnya dianggap penting (important), urgen dan dapat diselesaikan
(solutionable) oleh Siswa (Gulo, 2002: 116).
12
Tujuan utama dari penggunaan metode Pemecahan Masalah adalah:
a. Mengembangkan kemampuan berfikir, terutama didalam mencari sebab-
akibat dan tujuan suatu masalah. Metode ini melatih Siswa dalam cara-cara
mendekati dan cara-cara mengambil langkah-langkah apabila akan
memecahkan suatu masalah.
b. Memberikan kepada Siswa pengetahuan dan kecakapan praktis yang
bernilai/bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari. Metode ini
memberikan dasar-dasar pengalaman yang praktis mengenai bagaimana
cara-cara memecahkan masalah dan kecakapan ini dapat diterapkan bagi
keperluan menghadapi masalah-masalah lainnya didalam masyarakat.
Suatu masalah dapat dikatakan masalah yang baik bila memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
a. Jelas, dalam arti bersih dari pada kesalahan-kesalahan bahasa maupun isi
pengertian yang berbeda. Istilah yang dipergunakan tidak memiliki dua
pengertian yang dapat ditafsirkan berbeda-beda.
b. Kesulitannya dapat diatasi. Maksudnya ialah bahwa pokok persoalan yang
akan dipecahkan tidak merupakan pokok berganda/kompleks.
c. Bernilai bagi Siswa. Hasil ataupun proses yang diamati Siswa harus
bermanfaat dan menguntungkan pengalaman Siswa atau memperkaya
pengalaman Siswa.
d. Sesuai dengan taraf perkembangan psikologi Siswa. Masalah yang
dipecahkan tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sulit. Jadi harus
sesuai dengan kapasitas pola pikir Siswa.
e. Praktis, dalam arti mungkin dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Atau,
problema itu diambil dari praktek kehidupan sehari-hari, dari lingkungan
sekitar dimana Siswa itu berada (Jusuf Djajadisastra, 1982: 20-21).
Problem solving melatih Siswa terlatih mencari informasi dan mengecek
silang validitas informasi itu dengan sumber lainnya, juga problem solving
melatih Siswa berfikir kritis dan metode ini melatih Siswa memecahkan dilema
(Omi Kartawidjaya, 1988: 42). Sehingga dengan menerapkan metode problem
13
solving ini Siswa menjadi lebih dapat mengerti bagaimana cara memecahkan
masalah yang akan dihadapi pada kehidupan nyata/ di luar lingkungan sekolah.
Untuk mendukung strategi belajar mengajar dengan menggunakan metode
problem solving ini, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki
permasalahan. Materi pelajaran tidak terbatas hanya pada buku teks di sekolah,
tetapi juga di ambil dari sumber-sumber lingkungan seperti peristiwa-peristiwa
kemasyarakatan atau peristiwa dalam lingkungan sekolah (Gulo, 2002: 114).
Tujuannya agar memudahkan Siswa dalam menghadapi dan memecahkan
masalah yang terjadi di lingkungan sebenarnya dan Siswa memperoleh
pengalaman tentang penyelesaian masalah sehingga dapat diterapkan di
kehidupan nyata.
Kebaikan atau keuntungan dalam penerapan metode problem solving:
a. Mendidik Siswa untuk berfikir secara sistematis.
b. Mendidik berfikir untuk mencari sebab-akibat.
c. Menjadi terbuka untuk berbagai pendapat dan mampu membuat
pertimbangan untuk memilih satu ketetapan.
d. Mampu mencari berbagai cara jalan keluar dari suatu kesulitan atau masalah.
e. Tidak lekas putus asa jika menghadapi suatu masalah.
f. Belajar bertindak atas dasar suatu rencana yang matang.
g. Belajar bertanggung jawab atas keputusan yang telah ditetapkan dalam
memecahkan suatu masalah.
h. Tidak merasa hanya bergantung pada pendapat guru saja.
i. Belajar menganalisa suatu persoalan dari berbagai segi.
j. Mendidik suatu sikap-hidup, bahwa setiap kesulitan ada jalan
pemecahannya jika dihadapi dengan sungguh-sungguh.
Sedangkan kelemahan atau kekurangan metode problem solving
(pemecahan masalah):
a. Metode ini memerlukan waktu yang cukup jika diharapkan suatu hasil
keputusan yang tepat. Padahal kita ketahui bahwa jam-jam pelajaran selalu
terbatas.
14
b. Dalam satu jam atau dua jam pelajaran mungkin hanya satu atau dua
masalah saja yang dapat dipecahkan, sehingga mungkin sekali bahan
pelajaran akan tertinggal.
c.Metode ini baru akan berhasil bila digunakan pada kurikulum yang berpusat
pada anak dengan pembangunan semesta, dan bukan dari kurikulum yang
berpusat pada mata pelajaran seperti pada kurikulum
konvensional/tradisional.
d. Metode ini tidak dapat digunakan di kelas- kelas rendahan karena
memerlukan kecakapan bersoal-jawab dan memikirkan sebab akibat
sesuatu.
Beberapa saran dalam menggunakan metode ini sehingga kelemahan-
kelemahan di atas bisa diatasi:
a.Perkenalkan kepada Siswa beberapa masalah yang hampir sama.
b. Masalah yang diajukan harus cocok dengan tingkat kedewasaan serta
tingkat keterampilan Siswa.
c.Siswa harus melihat masalah itu sebagai sesuatu yang penting.
d. Bantulah Siswa dalam mendefinisikan dan membatasi masalah yang akan
dipelajari.
e.Teliti apakah bahan dari sumber cukup dan bisa didapatkan oleh Siswa.
f. Berilah petunjuk dan pengarahan jika perlu tetapi jangan berlebih.
g. Bantulah Siswa membuat kriteria sehingga evaluasi memadai (Omi
Kartawidjada, 1988: 57-58).
2.4. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar merupakan salah satu indikator dalam melihat sejauh mana
tujuan pengajaran matematika sekolah dapat dicapai. Hasil belajar pada
dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Ini menunjukkan bahwa
optimalnya hasil belajar tergantung pada proses belajar siswa dan proses
mengajar guru.
Menurut Sudjana (2002: 22) ”hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
15
Secara garis besar, hasil belajar ini diklasifikasikan oleh Benyamin Bloom
menjadi 3 ranah yaitu:
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotor, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Tercapainya atau tidaknya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil
belajar yang diperoleh oleh siswa. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik
diperlukan proses belajar yang efektif.
Proses belajar akan berhasil bila hasilnya mampu membawa perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap dari anak
(Djamarah, 2000:12). Hasil belajar dapat diketahui melalui penilaian terhadap
nilai hasil belajar yang akan menunjukkan sejauh mana pencapaian pemahaman
materi yang dikuasai oleh siswa. Hasil belajar siswa biasanya diberikan dalam
bentuk nilai. Siswa yang nilainya tinggi menunjukkan hasil belajar yang baik dn
siswa yang nilainya rendah berarti pemahaman masih kurang baik sehingga
hasil belajarnya pun kurang baik.
2.5. Penelitian yang relevan
Nutri Aryanti (2007) dalam penelitian yang berjudul: Peningkatan Hasil
Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Problem Solving di SMP
Negeri 2 Pakem Sleman Yogyakarta (skripsi). Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa penerapan metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar
Siswa.
2.6. Hipotesis Tindakan
16
Berdasarkan rumusan masalah pada bab 1 maka hipotesis tindakan pada
penelitian ini adalah: Metode pembelajaran Problem Solving dapat Meningkatkan
hasil belajar Matematika Siswa SMA Negeri 8 Kerinci tahun pelajaran 2017/2018
17
BAB IIIPROSEDUR PENELITIAN
3.1. Subjek Penelitian
Sebjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kerinci
yang berjumlah 20 orang dengan rincian laki-laki 8 Orang dan Perempuan 12
Orang, dimana Pada umumnyapekerjaan orang tua mereka tersebut adalah
Petani dan belum ada yang tamat SMA.
3.2. Setting Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Sekolah ini berada di tengah perkampungan dan letak yang
strategis, sehingga proses pembelajaran tidak terganggu, serta sebagian
dikelilingi areal perumahan penduduk sehingga membuat suasana
belajar Aman, nyaman dan tenang.
SMA ini berstatus Negeri, mempunyai 10 tingkat kelas yaitu
kelas Dengan rata-rata jumlah Siswa perkelas 30 Siswa. Pelajaran
Matematika di kelas XI IPA dipegang oleh Peneliti sendiri dan kelas ini
merupakan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian.
Sebelum dipaparkan hasil penelitian barikut ini adalah hasil
observasi sebelum diadakan penelitian. Guru sebagai pengelola
pembelajaran kurang bervariasi di dalam penggunaan metode
pembelajaran. Meskipun sudah ada penggabungan metode pembelajaran
tetapi metode ceramah masih mendominasi kegiatan pembelajaran. Hal
ini terjadi karena metode ceramah dianggap sebagai metode yang paling
mudah untuk mengatur kelas dan menyajikan informasi. Kelebihan ini
cenderung menjadikan ceramah sebagai metode andalan dalam proses
pembelajaran, sehingga komunikasi yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran adalah satu arah, yaitu dari guru ke Siswa.
Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran Matematika
menjadikan Siswa pasif sehingga pencapaian hasil belajar terlihat
kurang optimal. Pada saat pembelajaran berlangsung sebagian besar
peserta didik ramai sendiri, tidak ada Siswa yang mengajukan
18
pertanyaan atau memberikan tanggapan terhadap materi yang
disampaikan oleh guru, bahkan ketika guru memberi kesempatan untuk
bertanya, tidak ada yang bertanya. Sewaktu guru memberikan
pertanyaan, Siswa hanya diam, tidak memberi respon terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa kurang termotivasi dalam
mengikuti proses pembelajaran Matematika.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan januari Sampai April
2017dengan rincian sbb:
No Uraian Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan Siklus I V V
2 Pelaksanaan tidakan Sklus
I
V V
3 Observasi siklus I V V
4 Refleksi Siklus I V
5 Perencanaan Siklus II V V
6 Pelaksanaan tidakan Sklus
II
V V
7 Observasi siklus II V V
8 Refleksi Siklus II V
9 Penyusunan Lap. PTK V V
10 Seminar Hasil Penelitian V
11 Revisi lap. PTK V V
3.3. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
Untuk melaksanaan penelitian penulis menyiapkan beberapa
perencanaan diantaranya.Mengembang kan RPP, Membuat RPP,
Menyiapkan media, Menyiapkan Intrumen, Menyiapkan jadwal
2. Pelaksanaan
19
Penelitian ini direncanakan 2 siklus dengan setiap siklus 2 kali pertemuan
degan langkaqh pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1. Pelajaran diawali dengan salam dan presensi.
2. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.
3. Guru menjelaskan mengenai materi yang akan dipelajari dengan
menggunakan media yang disesuaikan dengan materi.
4. Guru membentuk kelompok untuk melaksanakan Problem Solving.
5. Guru memberikan permasalahan untuk dipecahkan semua kelompok.
6. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk memecahkan permasalahan.
7. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
8. Secara bersama-sama membuat kesimpulan dari hasil diskusi kelompok.
9. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam beberapa siklus, pada tiap
siklus guru menggunakan metode problem solving dan media yang
disesuaikan materi pelajaran. Selanjutnya diberikan evaluasi tiap siklus
yang hasilnya sebagai bahan perencanaan dan perbaikan untuk siklus
selanjutnya.
3. Observasi
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung diadakan observasi yang
dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas peserta didik. Dengan aspek yang
diamati adalah
Aspek yang diamati Banyak Siswa yang
diamati
%Tase
1. Mengajukan pertanyaan
2. Menanggapi respon Siswa
3. Menjawab pertanyaan guru
4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Diskusi kelompok
6. Diskusi kelas
4. Refleksi
20
Refleksi ini diadakan berdasarkan dari catatan dan pengamatan yang
telah dilakukan oleh guru dan peneliti. Peneliti bersama dengan guru
kemudian membahas dampak yang dihasilkan dan membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi tindakan
3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah dengan teknik observasi atau pengamatan secara
langsung untuk mengamati tindakan dengan menggunakan metode
problem solving. Selanjutnya pada tiap siklus dilaksanakan tes untuk
mengetahui hasil belajar Siswa.
Menurut Suharsimi Arikunto (2003: 136), instrumen penelitian
adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti
lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar observasi/pengamatan
Lembar observasi/pengamatan, yaitu lembar yang berisi
indikator-indikator proses pembelajaran dalam melaksanakan
pengamatan di kelas. Lembar observasi yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar observasi untuk memperoleh gambaran
tentang pembelajaran dengan menggunakan metode problem
solving. Terdiri dari sebagai berikut: Mengajukan pertanyaan,
Menanggapi respon Siswa lain, Menjawab pertanyaan guru,
Memperhatikan penjelasan guru, Diskusi kelompok dan Diskusi
kelas.
2. Tes akhir siklus
Berupa tes yang diberikan setiap akhir siklus yang akan
digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui perubahan yang
21
terjadi akibat metode problem solving terhadap hasil belajar
matematika Siswa.
3.4.2. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui
seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi
informasi bermakna.
2. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana
dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular termasuk dalam
format matriks, grafis, dan sebagainya.
3. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data
yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan
atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian
yang luas.
3.5. Kriteria Keberhasilan Penelitian
Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berhenti jika nilai rata-rata
Siswa pada indikator peningkatan hasil belajar matematika melaui penerapan
Metode Problem Solving telah mencapai nilai rata-rata hasil belajar adalah
mencapai Nilai KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 70 dan 85% Siswa tuntas
dalam belajar. Jika terjadi sebaliknya maka akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya sampai terpenuhi nilai KKM yang telah ditetapkan sebagai batas
keberhasilan dalam penelitian.
Dengan kriteria keberhasilan yang di tetapkan seperti yang tertera dalam
tabel berikut:
Kriteri keberhasilan Keterangan
85 – 100 Sangat Baik
70 – 84 Baik
55 – 69 Cukup
40 – 54 Kurang
22
<40 Sangat Kurang
23
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Gravindo Persada.
Anas Sudijono. (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Gravindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. (1990). Manajemen Penelitian. Jakarta : Proyek Pengembangan Tenaga Pendidikan.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Asri Budiningsih (2003), Belajar dan Pembelajaran Jakarta : Rineka Cipta
BSNP (2006). Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar
24
Dwi Hastuti (2008), Implementasi metode kooperatif teknik group investigation untuk meningkatkan kualitas pembelajaran MATEMATIKA di SMA N 1 Jatisrono Wonogiri (skrMatematikai). Sarjana Pendidikan: FKIP. Universitas Indonesia
Hartini (2003), Dasar-dasar Manajemen Jakarata : Bumi Aksara
Hartini (2003), Peningkatan Hasil Belajar MATEMATIKA Melalui Penggunaan Alat Peraga Visual di SMP N 1 Pajangan (skrMatematikai). Sarjana Pendidikan: FKIP. Universitas Muhammadiyah djogja
Mahardiyanto (2007), Penerapan Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar MATEMATIKA Siswa Kelas XI MATEMATIKA 3 SMA Negeri 2 Ngaglik (skrMatematikai) ,Sarjana Pendidikan: FKIP. Universitas Jakarta
Nana Sudjana . (2005). Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Nana Sudjana. (1996). Metoda Statistik. Bandung: Tarsito
Nana Sudjana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Nurdin Dian Kusuma (2008), Efektivitas Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah 2 Kalibawang (skripsi). Sarjana Pendidikan: FKIP. Universitas Muhammadiyah Yogyakarata
Nursid Sumaatmadja, (1984), Manusia dalam Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan Hidup Bandung : ISBN
Nursid Sumaatmadja, (2001), matematika Sebagai Ilmu-Ilmu Sosial dan Kajian Sosial Jakarta : Bumi Aksara
Nutri Aryanti (2007), Peningkatan Hasil Belajar matematika Melalui Penerapan Metode Problem Solving di SMP Negeri 2 Pakem Sleman Yogyakarta (skripsi). Sarjana Pendidikan: FKIP. Universitas Gajah Mada
Saidi Harjo, (2005), Cakrawala Pengetahuan Sosial Jakarta : Bumi Aksara
Sri Rumini, (1995), Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta : Rineka Cipta
Suwarsih Madya (1994), Pendoman Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta : Bina Aksara
25
W. Gulo, (2002), strategi Belajar Mengajar Jakarata : Grasindo
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Nama Sekolah : SMA NEGERI 8 KERINCIMata Pelajaran : MatematikaKelas / Program : XI (Sebelas) / IPASemester : Genap
Standar Kompetensi : 4. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah.
Kompetensi Dasar : 4.1. Menggunakan algoritma pembagian sukubanyak untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian.
Indikator : 1. Menentukan derajat dan koefisien-koefisien tiap suku dari sukubanyak serta mengidentifikasi bentuk matematika yang merupakan sukubanyak.
2. Menentukan nilai dari suatu sukubanyak dengan menggunakan cara substitusi langsung dan skema.
3. Menyelesaikan operasi antar sukubanyak yang meliputi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian sukubanyak.
4. Menentukan koefisien yang belum diketahui nilainya dari dua sukubanyak yang sama.
5. Menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear atau
26
kuadrat serta menentukan derajat hasil bagi dan sisa pembagiannya dengan menggunakan cara pembagian sukubanyak bentuk panjang dan sintetik (Horner).
Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran (3 pertemuan).
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menentukan derajat dan koefisien-koefisien tiap suku dari sukubanyak serta mengidentifikasi bentuk matematika yang merupakan sukubanyak serta menentukan bentuk matematika yang merupakan sukubanyak
b. Peserta didik dapat menentukan nilai dari suatu sukubanyak dengan menggunakan cara substitusi langsung dan skema.
c. Peserta didik dapat menyelesaikan operasi antar sukubanyak yang meliputi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian sukubanyak.
d. Peserta didik dapat koefisien yang belum diketahui nilainya dari dua sukubanyak yang sama.
d. Peserta didik dapat menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear atau kuadrat serta menentukan derajat hasil bagi dan sisa pembagiannya dengan menggunakan cara pembagian sukubanyak bentuk panjang dan sintetik (Horner).
B. Materi Ajar
a.Pengertian sukubanyak: Derajat dan koefisien-koefisien sukubanyak. Pengidentifikasian sukubanyak Penentuan nilai sukubanyak.
b.Operasi antar sukubanyak: Penjumlahan sukubanyak. Pengurangan sukubanyak. Perkalian sukubanyak. Kesamaan sukubanyak.
c.Pembagian sukubanyak: Bentuk panjang. Sintetik Horner (bentuk linear dan bentuk kuadrat).
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama (Siklus I )
PendahuluanApersepsi :Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat menentukan derajat dan koefisien-koefisien tiap
27
suku dari sukubanyak, mengidentifikasi bentuk matematika yang merupakan sukubanyak, dan menentukan nilai dari suatu sukubanyak dengan menggunakan cara substitusi langsung dan skema.
Kegiatan Intia. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu
misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb) mengenai cara menentukan derajat dan koefisien-koefisien tiap suku dari sukubanyak , mengidentifikasi bentuk matematika yang merupakan sukubanyak, dan cara menentukan nilai dari suatu sukubanyak dengan menggunakan cara substitusi langsung dan skema kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Genap Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 2-5 mengenai pengertian sukubanyak dan hal 6-11 mengenai cara menentukan nilai sukubanyak dengan cara substitusi langsung dan skema).
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara menentukan derajat dan koefisien-koefisien tiap suku dari sukubanyak, menentukan bentuk matematika yang merupakan sukubanyak, dan menentukan nilai sukubanyak dengan menggunakan cara substitusi langsung dan skema.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 3 mengenai cara menetukan derajat dari sukubanyak dan koefisien-koefisien tiap sukunya, hal. 6-7 mengenai cara menentukan nilai sukubanyak dengan substitusi langsung, dan hal. 8-9 mengenai cara menentukan nilai sukubanyak dengan cara skema.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai penentuan derajat sukubanyak dan koefisien-koefisien tiap suku suatu sukubanyak, mengenai penyusunan sukubanyak berdasarkan derajatnya, dan pengidentifikasian bentuk matematika yang merupakan sukubanyak dan cara menentukan nilai sukubanyak dengan substitusi langsung atau skema dari “Aktivitas Kelas“ dalam buku paket hal. 4 dan 10 sebagai tugas individu.
e. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal dari Aktivitas Kelas dalam buku paket pada hal. 4 dan 10.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal Latihan dalam buku paket hal. 4-5 dan hal. 10-11 sebagai tugas individu.
Penutupa. Peserta didik membuat rangkuman dari materi mengenai cara menentukan derajat
dan koefisien-koefisien tiap suku dari sukubanyak, mengidentifikasi bentuk matematika yang merupakan sukubanyak, dan menentukan nilai sukubanyak dengan substitusi langsung dan skema.
b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.c. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan pengertian
sukubanyak (derajat dan koefisien-koefisien tiap suku), pengidentifikasian bentuk matematika yang merupakan sukubanyak , dan penentuan nilai sukubanyak dengan substitusi langsung dan skema dari Aktivitas Kelas dan Latihan soal yang belum terselesaikan di kelas atau dari referensi lain.
Pertemuan Kedua (Siklus I)
28
PendahuluanApersepsi : - Mengingat kembali mengenai pengertian sukubanyak dan cara
menentukan nilai sukubanyak.- Membahas PR.
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menyelesaikan operasi antar sukubanyak yang meliputi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian sukubanyak dan menentukan koefisien yang belum diketahui nilainya dari dua sukubanyak yang sama.
Kegiatan Intia. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu
misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb) mengenai cara menyelesaikan operasi antar sukubanyak meliputi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian sukubanyak serta cara menentukan koefisien yang belum diketahui nilainya dari dua sukubanyak yang sama, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Genap Jilid 2B karangan Sri Kurnianingsih, dkk hal. 11-12 mengenai penjumlahan dan pengurangan sukubanyak, hal.12 mengenai perkalian sukubanyak, dan hal. 13 mengenai kesamaan sukubanyak).
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan cara menyelesaikan operasi antar sukubanyak meliputi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian sukubanyak serta cara menentukan koefisien yang belum diketahui nilainya dari dua sukubanyak yang sama.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal 11 mengenai operasi penjumlahan dan pengurangan sukubanyak, hal. 12 mengenai perkalian sukubanyak, dan hal. 13 mengenai penentuan koefisien yang belum diketahui nilainya dari dua sukubanyak yang sama.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai cara menyelesaikan operasi antar sukubanyak meliputi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian, serta kesamaan sukubanyak dari Aktivitas Kelas dalam buku paket hal. 12 dan 13 sebagai tugas individu.
e. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal dari Aktivitas Kelas dalam buku paket pada hal. 12 dan 13.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal Latihan dalam buku paket mengenai cara menyelesaikan operasi antar sukubanyak pada hal. 14 sebagai tugas individu.
Penutupa. Peserta didik membuat rangkuman dari materi cara menyelesaikan operasi antar
sukubanyak dan kesamaan sukubanyak.b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.c. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi cara
menyelesaikan operasi antar sukubanyak dan kesamaan sukubanyak dari soal-soal pada Aktivitas Kelas dan Latihan soal yang belum terselesaikan di kelas atau dari referensi lain.
29
Pertemuan Ketiga ( Siklus II )
PendahuluanApersepsi : - Mengingat kembali mengenai pengertian sukubanyak.
- Membahas PR.Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear atau kuadrat serta menentukan derajat hasil bagi dan sisa pembagiannya dengan menggunakan cara pembagian sukubanyak bentuk panjang dan sintetik (Horner).
Kegiatan Intia. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu
misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb) mengenai cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear atau kuadrat serta menentukan derajat hasil bagi dan sisa pembagiannya dengan menggunakan cara pembagian sukubanyak bentuk panjang dan sintetik (Horner), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan : buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Genap Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 15-18 mengenai cara pembagian sukubanyak bentuk panjang dengan pembaginya berbentuk linear dan kuadrat, hal. 19-22 mengenai pembagian sukubanyak cara sintetik (Horner) dengan pembaginya berbentuk linear, dan hal. 22-24 mengenai pembagian sukubanyak cara sintetik (Horner) dengan pembaginya berbentuk kuadrat).
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear atau kuadrat serta menentukan derajat hasil bagi dan sisa pembagiannya dengan menggunakan cara pembagian sukubanyak bentuk panjang dan sintetik (Horner).
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 16 mengenai cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear dengan menggunakan pembagian bentuk panjang, hal. 17 mengenai cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk kuadarat dengan menggunakan pembagian bentuk panjang, hal. 20 dan hal. 21 mengenai cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear menggunakan cara sintetik (Horner), dan hal. 23 mengenai cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk kuadrat menggunakan cara sintetik (Horner).
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear dan kuadarat dengan menggunakan cara pembagian sukubanyak bentuk panjang dan sintetik (Horner), dari Aktivitas Kelas dalam buku paket hal. 17, 20, 22, dan 24 sebagai tugas individu.
e. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal dari Aktivitas Kelas dalam buku paket pada hal. 17, 20, 22, dan 24.
30
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal Latihan dalam buku paket mengenai pembagian sukubanyak bentuk panjang pada hal. 18 dan mengenai pembagian sukubanyak cara sintetik (Horner) pada hal. 25 sebagai tugas individu.
Penutupa. Peserta didik membuat rangkuman dari materi mengenai cara menentukan hasil bagi
dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear atau kuadrat serta menentukan derajat hasil bagi dan sisa pembagiannya dengan menggunakan cara pembagian sukubanyak bentuk panjang dan sintetik (Horner).
b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.c. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi mengenai
cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear atau kuadrat serta menentukan derajat hasil bagi dan sisa pembagiannya dengan menggunakan cara pembagian sukubanyak bentuk panjang dan sintetik (Horner), dari soal-soal Aktivitas Kelas yang belum terselesaikan di kelas, Latihan soal, atau dari referensi lain.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :- Buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Genap
Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 2-5, 6-11, 11-14, dan 15-25). - Buku referensi lain.Alat :- Laptop- LCD- LKS
F. Penilaian
Teknik : tugas individu.Bentuk Instrumen : uraian singkat.Contoh Instrumen :
1. Tentukan derajat beserta dengan koefisien-koefisien dan konstanta yang ada pada sukubanyak berikut:
a. .
b. .
c. .
2. Tentukan bentuk matematika berikut merupakan sukubanyak atau bukan:
a. .
b. .
3. Diketahui sukubanyak dan . Tentukan:
a. dan derajatnya,
31
b. dan derajatnya,
c. dan derajatnya.
4. Tentukan nilai p dari kesamaan sukubanyak berikut.
5. Tentukan hasil bagi dan sisa pembagian serta derajatnya pada pembagian sukubanyak berikut dan nyatakan hasilnya dalam bentuk persamaan dasar pembagian:
a. dibagi oleh .
b. dibagi oleh .
c. dibagi oleh . Pualu Sangkar, 12 Januari 2016 Mengetahui , Guru Mata Pelajaran Matematika Kepala Sekolah
SUDIRMAN, S.Pd JON HENDRI, S.Pd.,M.Si.,M.Si NIP.19701071997021005 NIP. 19760903 200604 1 011
32
Kompetensi Dasar : 4.2. Menggunakan teorema sisa dan teorema faktor dalam pemecahan masalah.
Indikator : 1. Menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear dan kuadrat dengan menggunakan teorema sisa.
2. Membuktikan teorema sisa.3. Menentukan faktor linear dari sukubanyak dengan
menggunakan teorema faktor.4. Membuktikan teorema faktor.5. Menentukan akar-akar suatu persamaan suku
banyak.
Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran (3 pertemuan).
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear dan kuadarat dengan menggunakan teorema sisa.b. Peserta didik dapat membuktikan teorema sisa.c. Peserta didik dapat menentukan faktor linear dari sukubanyak dengan
menggunakan teorema faktor.d. Peserta didik dapat membuktikan torema faktor.e. Peserta didik dapat menentukan akar-akar suatu persamaan suku banyak.
B. Materi Ajar
a. Teorema sisa:
Pembagian dengan .
Pembagian dengan .
Pembagian dengan
Pembagian dengan b. Teorema faktor
Persamaan sukubanyak Akar-akar rasional persamaan sukubanyak:
Menentukan akar-akar rasional suatu persamaan sukubanyak Menentukan akar-akar mendekati akar nyata persamaan sukubanyak
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Keempat (Siklus II )
Pendahuluan
33
Apersepsi : - Mengingat kembali cara menentukan nilai sukubanyak dan pembagian sukubanyak bentuk panjang dan sintetik (Horner).
- Membahas PR.Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear dan kuadrat dengan menggunakan teorema sisa dan membuktikan teorema sisa.
Kegiatan Intia. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu
misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb) mengenai cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear dan kuadrat dengan menggunakan teorema sisa dan membuktikan teorema sisa, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Genap Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 26-28 mengenai pembagian sukubanyak oleh bentuk linear dan hal. 28-33 mengenai pembagian sukubanyak oleh bentuk kuadrat).
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear dan kuadrat dengan menggunakan teorema sisa dan membuktikan teorema sisa.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 26 dan hal. 28 mengenai pembagian sukubanyak oleh bentuk linear menggunakan teorema sisa, hal. 29 dan hal 30 mengenai pembagian sukubanyak oleh bentuk kuadrat menggunakan teorema sisa.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai pembagian sukubanyak oleh bentuk dan pembagian sukubanyak oleh bentuk kuadrat dari Aktivitas Kelas dalam buku paket hal. 27, 28, 29, dan 33 sebagai tugas individu.
e. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal dari Aktivitas Kelas dalam buku paket pada hal. 27, 28, 29, dan 33.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal Latihan dalam buku paket hal. 33-34 sebagai tugas individu.
g. Peserta didik diingatkan untuk mempelajari kembali materi mengenai cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear dan kuadarat dengan menggunakan teorema sisa.
Penutupa. Peserta didik membuat rangkuman dari materi mengenai cara menentukan hasil bagi
dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear dan kuadarat dengan menggunakan teorema sisa dan membuktikan teorema sisa.
b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.c. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan cara menentukan
hasil bagi dan sisa pembagian dari pembagian sukubanyak oleh bentuk linear dan kuadarat dengan menggunakan teorema sisa dari Aktivitas Kelas atau Latihan soal yang belum terselesaikan di kelas atau dari referensi lain.
34
Pertemuan Kelima (Siklus III )
PendahuluanApersepsi : Mengingat kembali cara menentukan nilai sukubanyak dan cara
menyelesaikan operasi antar sukubanyak yang meliputi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian sukubanyak.
Motivasi : Agar peserta didik dapat menentukan faktor linear dari suatu persamaan sukubanyak dengan menggunakan teorema faktor, membuktikan teorema faktor, dan menentukan akar-akar suatu persamaan sukubanyak.
Kegiatan inti:a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu
misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb) mengenai cara menentukan faktor linear dari suatu persamaan sukubanyak dengan menggunakan teorema faktor, membuktikan teorema faktor, dan menentukan akar-akar suatu persamaan sukubanyak, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Genap Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 34-37 mengenai cara menentukan faktor linear dari sukubanyak dengan menggunakan teorema faktor dan hal. 38-49 mengenai cara menentukan akar-akar suatu persamaan sukubanyak.
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara menentukan faktor linear dari suatu persamaan sukubanyak dengan menggunakan teorema faktor, membuktikan teorema faktor, dan menentukan akar-akar suatu persamaan sukubanyak.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 34 mengenai cara menentukan faktor linear dari suatu sukubanyak dengan menggunakan teorema faktor, hal. 39-40 mengenai cara menyelesaikan suatu persamaan sukubanyak dengan menentukan faktor linearnya, dan hal 44 mengenai cara menyelesaikan suatu persamaan sukubanyak dengan menggunakan grafik.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai cara menentukan faktor linear dari suatu sukubanyak dengan mengguankan teorema faktor dan menyelesaikan suatu persamaan sukubanyak dengan menentukan faktor linearnya dari Aktivitas Kelas dalam buku paket hal. 35, 37, 43, dan 49 sebagai tugas individu.
e. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal dari Aktivitas Kelas dalam buku paket pada hal. 35, 37, 43, dan 49.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal Latihan dalam buku paket hal. 37-38 dan hal 49-50 sebagai tugas individu.
g. Peserta didik diingatkan untuk mempelajari kembali materi mengenai pengertian sukubanyak, operasi antar sukubanyak, teorema sisa, teorema faktor, dan persamaan sukubanyak untuk menghadapi ulangan harian pada pertemuan berikutnya.
Penutupa. Peserta didik membuat rangkuman dari materi mengenai cara menentukan faktor
linear dari suatu persamaan sukubanyak dengan menggunakan teorema faktor, membuktikan teorema faktor, dan menentukan akar-akar suatu persamaan sukubanyak.
35
b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.c. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan cara menentukan
faktor linear dari suatu persamaan sukubanyak dengan menggunakan teorema faktor, membuktikan teorema faktor, dan menentukan akar-akar suatu persamaan sukubanyak dari Aktivitas Kelas atau Latihan soal yang belum terselesaikan di kelas atau dari referensi lain.
Pertemuan Keenam ( siklus III )
PendahuluanApersepsi : Mengingat kembali materi mengenai pengertian sukubanyak,
operasi antar sukubanyak, teorema sisa, teorema faktor, dan persamaan sukubanyak.
Motivasi : Agar peserta didik dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan pengertian sukubanyak, operasi antar sukubanyak, teorema sisa, teorema faktor, dan persamaan sukubanyak.
Kegiatan Inti a. Peserta didik diminta untuk menyiapkan kertas ulangan dan peralatan tulis
secukupnya di atas meja karena akan diadakan ulangan harian.b. Peserta didik diberikan lembar soal ulangan harian.c. Peserta didik diingatkan mengenai waktu pengerjaan soal ulangan harian, serta
diberi peringatan bahwa ada sanksi bila peserta didik mencontek.d. Guru mengumpulkan kertas ulangan jika waktu pengerjaan soal ulangan harian
telah selesai.PenutupPeserta didik diingatkan untuk mempelajari materi pada bab berikutnya, yaitu tentang komposisi fungsi dan fungsi invers.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :- Buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Genap
Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 26-34 dan hal. 34-50). - Buku referensi lain.Alat :- Laptop- LCD- LKS
F. Penilaian
Teknik : tugas individu, ulangan harian.Bentuk Instrumen : uraian singkat, pilihan ganda.Contoh Instrumen :
1. Tentukan hasil bagi dan sisa pada pembagian berikut serta derajatmya:
a. dibagi oleh
b. dibagi oleh
c. dibagi oleh
36
2. Faktorkanlah sukubanyak .
3. Tentukan akar-akar rasional dari persamaan
4. Tentukan hasil dan sisa pembagian dari pembagian oleh .5. Tentukan apakah bentuk matematika berikut merupakan sukubanyak atau bukan.
a. b.
6. Diketahui adalah faktor dari sukubanyak . Salah satu faktor lainnya adalah....
a. d.
b. e.
c.
Sangkar, 12 Januari 2016 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika Kepala Sekolah
SUDIRMAN, S.Pd JON HENDRI, S.Pd.,M.Si NIP.19701071997021005 NIP. 19760903 200604 1 011
37
AKHIR SIKLUS I
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Soal
1. Tentukan derajat beserta dengan koefisien-koefisien dan konstanta yang ada pada sukubanyak berikut:
a. .
b. .
c. .
2. Tentukan bentuk matematika berikut merupakan sukubanyak atau bukan:
a. .
b. .
3. Diketahui sukubanyak dan . Tentukan:
a. dan derajatnya,
b. dan derajatnya,
c. dan derajatnya
38
SOAL AKHIR SIKLUS II
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Soal
1. Tentukan nilai p dari kesamaan sukubanyak berikut.
2. Tentukan hasil bagi dan sisa pembagian serta derajatnya pada pembagian sukubanyak berikut dan nyatakan hasilnya dalam bentuk persamaan dasar pembagian:
a. dibagi oleh .
b. dibagi oleh .
c. dibagi oleh .
39
SOAL AKHIR SIKLUS III
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Soal
1. Tentukan hasil bagi dan sisa pada pembagian berikut serta derajatmya:
a. dibagi oleh
b. dibagi oleh
c. dibagi oleh
2. Faktorkanlah sukubanyak .
3. Tentukan akar-akar rasional dari persamaan
4. Tentukan hasil dan sisa pembagian dari pembagian oleh .5. Tentukan apakah bentuk matematika berikut merupakan sukubanyak atau bukan.
40