trombilitik. mner john

16

Click here to load reader

Upload: margareth-datang

Post on 25-Jun-2015

528 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TROMBILITIK. MNER JOHN

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini penyakit jantung koroner /Coronnary Artery Disease (PJK/CAD)

merupaka salah satu penyakit jantung yang sangat penting karena penyakit ini diderita oleh

jutaan orang dan merupakan penyebab kematian utama dibeberapa Negara termasuk

Indonesia. Sebagai gambaran ,diamerika serikat dilaporkan jumlah penderita PJK (infark

miokard akut) baru adalah 1,5 juta per tahun (1 penderita dalam 20 detik).

PJK juga merupakan penyebab disabilitas dan kerugian ekonomi yang tertinggi

dibanding penyakit lain. Diperkirakan dana yang dibelanjakan tiap tahunnya untuk perawatan

PJK diamerika serikat adalah sebesar 14 miliyar US $ (sekitar 42 trilliun rupiah). Diindonesia

belum ada data-data yang jelas , tetapi menurut survey rumah tangga Dep.Kes. tahun 1992

dialaporkan bahwa PJK merupakan penyebab kematian nomor satu. Sampai saat ini penyebab

yang pasti dari PJK tidak jelas, beberapa factor resiko diduga sangat berpengaruh terhadap

timbulnya PJK. Timbulnya PJK didasari oleh proses arterosklerosis yang bersifat progresif

yang mana proses tersebut telah dimulai sejak masa kanak-kanak dan menjadi nyata dalam

decade 3-4.

B.TUJUAN

Mengidentifikasikan tentang Trombolitik.

Mempelajari tentang indikasi dan komplikasi dari pemberian terapi trombolitik.

C.MANFAAT

Hasil penulisan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi

perkembangan ilmu keperawatan untuk menjadikan perawat yang profesional.

Hasil penulisan ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan sebagai bahan

masukan bagi sekolah atau instansi kesehatan. .

Hasil penulisan ini diharapkan bisa menjadi referensi untuk penulisan selanjutnya.

BAB II

Page 2: TROMBILITIK. MNER JOHN

PEMBAHASAN

TINJAUAN MEDIS

A.PENGERTIAN

I. PJK

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan pembunuh utama di dunia dengan

16,7 juta kematian setiap tahunnya. PJK adalah keadaan dimana terdapat plak yang

menyumbat di dalam pembuluh darah arteri. Hal ini menyebabkan suplai darah ke

jantung berkurang. Plak adalah gabungan lemak, kolesterol, kalsium, dan bahan lain

di dalam darah. Walaupun laki-laki sering dikaitkan dengan PJK namun wanita

menopause juga berisiko terserang penyakit tersebut.

FAKTOR RISIKO

a. Tak dapat dimodifikasi

1) Umur > 40 th

2) Jenis kelamin

3) Genetika

b. Dapat dimodifikasi

1. Merokok

2. Hipertensi

3. Lipid

4. Kurang bergerak (Lack of Exercise)

5. Diabetes Mellitus

6. Stress mental & Kepribadian Tipe A ( Kompetitif, Ambisius,

Perfeksionis )

7. Obesitas

II. TROMBOLITIK ( FIBRINOLITIK )

Prinsip pengelolaan penderita infark miokard akut adalah melakukan

perbaikan aliran darah koroner secepat mungkin (revaskularisasi/reperfusi). Hal ini

didasari oleh proses patogenesanya ,dimana terjadi penyumbatan /thrombosis dari

arteri koroner. Revaskularisasi dapat dilakukan (pada umunya) dengan obat-obatan

trombolitik seperti streptokinase , r-TPA (recombinant tissue plasminogen activator

complex ) urokinase , APSAC(anisolated plasminogen streptokinase activator) atau

Scu-PA (single –chain urokinase –type plasminogen activator)

Page 3: TROMBILITIK. MNER JOHN

Pemberian trombolitik terapi sangat bermanfaat jika diberikan pada jam

pertama dari serangan infark. Dan terapi ini masih bermanfaat jika diberikan sampai

12 jam dari onset serangan infark.

Dewasa ini ,terapi revaskulerisasi /reperfusi dilakukan dengan PTCA

(emergensi PTCA) jika fasilitas tersedia dan dengan indikasi tertentu.

Trombolitik bekerja dengan merubah proenzim plasminogen menjadi enzim plasmin

aktif melalui pelepasan ikatan peptida arginin – valin. Plasmin dapat melisiskan

bekuan fibrin dan merupakan suatu serum protease non spesifik yang mampu merusak

plasminogen dari factor V dan VIII, juga dapat bertindak sebagai penghambat

agregasi trombosit pada stenosis arterial. Aksi plasmin dapat dinetralisir oleh

penghambat plasma dalam pembuluh.

B. INDIKASI PENATALAKSANAAN

Tatalaksana untuk penyakit jantung koroner bersifat umum dan khusus. Untuk

tatalaksana umum yang terpenting adalah perubahan gaya hidup yang dapat mengendalikan

faktor-faktor risiko yang dapat memperberat penyakit. Pemeriksaan jantung berkala sangat

penting dilakukan untuk pasien yang berisiko maupun tidak.

Tatalaksana khusus diberikan untuk pasien yang sudah mengalami gejala PJK.

Pemberian obat-obatan vasodilator dan trombolitik sangat penting dalam jangka waktu yang

cepat setelah mengalami serangan. Untuk mengatasi nyeri dapat diberikan obat-obatan seperti

nitrat sublingual (diberikan dibawah lidah), nitrogliserin atau morfin.

Secara umum tatalakasana nya adalah sebagai berikut;

a.  Medikamentosa

Nitrat

Beta blocker

Antagonis kalsium

b.  Revaskularisasi

Page 4: TROMBILITIK. MNER JOHN

Trombolitik. Efektif diberikan dalam waktu < 12 jam setelah keluhan nyeri dada dan

usia paien < 75 tahun.

Jenis obat trombolitik :

Streptokinase : 1,5 juta U / 100 cc NaCl 0,9 % atau Dextrose 5 %

Tissue Plasminogen Activator (tPA)

Prosedur invasif non operatif. Dapat dilakukan intervensi koroner perkutan primer

jika dilakukan < 6 jam setelah mengalami serangan. Selain itu PCI dilakukan bila

terapi trombolitik gagal.

Operasi (arteri koroner Bypass (CABG).

Terapi trombolitik:

1) RtPA atau alteplase harus mendapat heparin:

Bolus 75U/KgBB iv lalu dosis pemeliharaan 1000-1200 U/jam sampai 48 jam dengan

sasaran APTT 1,5 – 2x normal.

Pada kasus dengan resiko tinggi thrombus sistemik, dosis pemeliharaan diteruskan >

48 jam untuk selanjutnya dipertimbangkan antikoagulan oral jangka panjang

2) Streptokinase atau APSAC

Heparin IV hanya diberikan pada kasus dengan resiko tinggi terhadap thrombosis

vena atau sistemik seperti IMA anterior , CHF, riwayat emboli sebelumnya, dan AF.

Pemberian heparin bila APTT setelah < 2x control. Setelah lewat 48 jam diberikan

subkutan 2x sehari untuk sasaran APTT 1,5 – 2 x kontro dan dilanjutkan antikoagulan

oral.

Bila terdapat trombositopeni disebabkan heparin pada penerima streptokinase atau

alteplase , maka dapat diberikan hirudin IV (lepirudin 0.1 mg/kg bolus dilanjutkan

dengan 0,15 mg/jam infus)

Indikasi Terapi Trombolitik

Page 5: TROMBILITIK. MNER JOHN

1) Gejala-gejala yang sesuai dengan IMA

2) Perubahan EKG :

ST elevasi > 0,1 mm pada minimal 2 sandapan yg berdampingan (contiguous)

Gambaran “bundle branch block’’ yang baru atau diduga baru

3) Onset nyeri dada :

< 6 jam : sangat bermanfaat

6 – 12 jam : bermanfaat

> 12 jam : tidak bermanfaat, kecuali pada penderita iskemia berlanjut (nyeri dada +

elevasi segmen ST)

C.KOMPLIKASI

Terapi trombolitik : Kontra indikasi absolut

a) Stroke hemoragik yang terjadi dalam 1 tahun terakhir

b) Neoplasma intrakranial

c) Perdarahan internal aktif (tidak termasuk menstruasi)

d) Suspek diseksi aorta

Terapi trombolitik :Kontraindikasi relatif

a. Hipertensi berat (TD >180/110)

b. Riwayat CVA / kelainan intraserebral

c. Trauma yang baru terjadi (dalam 2-4 mgg), termasuk cedera kepala atau resusitasi

jantung > 10 menit atau operasi besar < 3mgg

d. Perdarahn internal dalam 2-4 mgg terakhir

e. Penggunaan streptokinase sebelumnya (5 hari sampai 2 tahun) atau riwayat alergi

terhadap streptoknase

f. Pengunaan antikoagulan

g. Kehamlan

h. Tukak lambung

i. Riwayat hipertensi kronik yang berat

TINJAUAN KEPERAWATAN

Page 6: TROMBILITIK. MNER JOHN

A.PENGKAJIAN

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut (nyeri dada), b/d iskemia otot jantung yang terjadi akibat oklusi

(MI)/penyempitan (angina pektoris) pada arteri koroner.

2. Penurunan perfusi jaringan b/d iskemia/kerusakan otot jantung yang menyebabkan

penurunan stroke volume dan menurunnya kontraksi otot jantung.

3. Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan otot

jantung/Terjadinya iskemia atau nekrotis jaringan otot jantung/pengaruh obat-obatan

yang bersifat depressan terhadap jantung (Beta blocker, antidisritmia).

C.INTERVENSI/RASIONAL

1. Nyeri akut (nyeri dada), b/d iskemia otot jantung yang terjadi akibat oklusi

(MI)/penyempitan (angina pektoris) pada arteri koroner.

Tujuan :

Klien akan menunjukkan/mengungkapkan nyeri terkontrol, dengan kriteria :

1. klien menyatakan berkurangnya perasaan nyeri.

2. Klien nampak tenang.

3. Tidur cukup.

4. Ekspresi wajah ceria.

5. Tekanan darah/denyut nadi dalam batas normal.

Tindakan

1. Kaji karakteristik nyeri dada (lokasi, durasi, kualitas, radiasi dan faktor pencetus).

Rasional : Sebagai indikasi iskemia otot jantung. Pengkaijian nyeri dapat mengidentifikasi adanya

komlikasi. Lamanya nyeri memberikan gambaran sehubungan dengan terapi

thrombolitik.

2. Kaji vital sign terutama saat serangan chest pain.

Rasional : Peningkatan frekuensi pernafasan, heart rate dan teknan darah menunjukkan

adanya peningkatan nyeri dan kecemasan.

3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.

Rasional : menurunkan stimulus eksternal akan menciptakan relaksasi dan menurunkan

kecemasan sehingga kebutuhan oksigen akan berkurang akhirnya nyeri

berkurang.

Page 7: TROMBILITIK. MNER JOHN

4. Batasi pengunjung .

Rasional : Mencegah overstimulus akan meningkatkan istirahat dan beban kerja otot jantung akan

berkurang.

5. Instruksikan klien untuk melaporkan nyeri bila terjadi.

Rasional : Informasi yang cepat, dapat cepat dikembangkan melalui pengkajian dan tindakan

kolaboratif pengobatan dapat segera diberikan.

6. Monitoring respon pengobatan terhadap nyeri

Rasional : Pengobatan morphin/narkotik dapat menyebabkan depresi pernafasan.

7. Catat tingkat kesadaran klien.

Rasional : Penurunan tingkat kesadaran sebagai akibat penurunan perfusi serebral atau side effect

pengobatan vasodilator.

8. Berikan oksigen terapi.

Rasional: Peningkatan oksigen akan meminimalisasi luasnya area kerusakan/infark.

2. Penurunan perfusi jaringan b/d iskemia/kerusakan otot jantung yang menyebabkan

penurunan stroke volume dan menurunnya kontraksi otot jantung.

Tujuan

Klien akan mendemonstrasikan Vs dalam batas normal/ouput urin adekuat, dengan kriteria :

1. HR, tekanan darah dan pernafasan dalam batas normal.

2. Output urin 24 jam minimal 1000 mL.

3. Tidak ditemukan disritmia.

Tindakan

1. Monitor EKG dan catat hasilnya 3 kali/hari.

Rasional : Penurunan CO dan iskemia otot jantung akan meningkatkan iritabilitas otot

jantung/disritmia.

2. Kaji Vs setiap 30 menit.

Rasional : Penurunan frekuensi HR/denyut nadi dan tekanan darah menunjukkan perfusi jaringan

tidak adekuat akibat penurunan kontraksi otot jantung.

3. Auskultasi bunyi jantung setiap jam.

Rasional : Bila ditemukan S3 dan atau S4, sebagai indikasi adanya congestive heart failure (gagal

jantung). Bila ditemukan friction rub (bunyi gesekan) menunjukkan indikasi wfusi

Page 8: TROMBILITIK. MNER JOHN

perikard. Bila ditemukan murmur, kemungkinan terjadinya kerussakan katup

jantung.

4. Pertahankan kebutuhan cairan via infus dengan intake cairan 2000 mL/24 jam.

Rasional : Memperthankan kebutuhan cairan normal dan mencegah terjadinya dehidrasi atau

overhidrasi.

5. Pertahankan infus/IV line.

Rasional : Senantiasa siap untuk pengobatan emergensi.

6. Pertahankan tirah baring dalam posisi semifowler.

Rasional : Istirahat akan mengurangi kebutuhan energi tubuh sehingga beban kerja jantung akan

berkurang.

7. Sarankan klien untuk tidak mengedan pada saat defekasi.

Rasional : Valsava maneuver akan meningkatkan tekanan intratorakal mengakibatkan kontraksi

jantung akan menurun (CO menurun) dan akan menyebabkan bradikardia.

8. Berikan makanan dalam porsi kecil, hangat, lunak, dan tinggi serat.

Rasional : Makanan dalam porsi besar akan meningkatkan beban kerja jantung yang dapat

menyebabkan penggunaan oksigen tubuh berlebihan. Makanan tinggi serat akan

meningkatkan zat sisa dan menstimulasi dinding usus.

9. Tindakan kolaboratif : Pengobatan digitalis.

Rasional : Digitalis sebagai inotropik agent yang dapat meningkatkan kekuatan kontraksi jantung

sehingga cardiac output adekuat.

3. Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan

otot jantung/Terjadinya iskemia atau nekrotis jaringan otot jantung/pengaruh obat-

obatan yang bersifat depressan terhadap jantung (Beta blocker, antidisritmia).

Tujuan

Klien akan menunjukkan peningkatan toleransi aktifitas dengan Vs dalam batas normal, kulit teraba

hangat dan kering, dengan kriteria :

1. Vs. dalam batas normal.

2. kulit teraba kering dan hangat.

3. klien melaporkan tidak sesak bila melakukan aktifitas.

4. klien melaksanakan program aktifitas dengan lancar.

Page 9: TROMBILITIK. MNER JOHN

Tindakan

1. Catat Vs sebelum, selama dan sesudah aktifitas (bila ada indikasi)

Rasional : Perubahan Vs menunjukkan menurunnya oksigen otot jantung yang dapat menurunkan

aktifitas.

2. Pertahankan tirah baring.

Rasional : menurunkan beban otot jantung/konsumsi oksigen otot jantung, mengurangi risiko

komplikasi.

3. Batasi pengunjung.

Rasional : mengajak klien berbicara yang lama akan banyak mengeluarkan energi, tetapi

kunjungan keluarga diperlukan sebagai upaya terapetik (pengunjung yang

tenang/tidak ribut dan tidak banyak mengajak klien berbicara).

4. Sarankan klien menghindari aktifitas yang dapat meningkatkan tekanan abdominal,

misalnya mengedan saat defekasi.

Rasional : Aktifitas yangmenyebabkan valsava maneuver dapat menyebabkan bradikardi

penurunan cardiac output.

5. Beri penjelasan sehubungan dengan program aktifitas misalnya : duduk di kursi bila tidak

merasa nyeri dada, ambulasi bertahap, istirahat 1 jam setelah makan.

Rasional : Aktifitas yang bertahap akan mengembalikan kecukupan oksigen pada jantung dan

meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung.

6. Rujuk untuk program rehabilitasi.

Rasional : recovery dan proses penyembuhan klien.

D.EVALUASI

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Page 10: TROMBILITIK. MNER JOHN

B.SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: TROMBILITIK. MNER JOHN

NAMA YANG ADA BT INI:

DEWI

NINA

Page 12: TROMBILITIK. MNER JOHN

LINCE

WIDYA

NANU

DONI

FRENKLIN

NGONI YANG BLM ADA BIKIN KSE LANJUT JO INI, DP DAFTAR PUSTAKA

ADA DARI BUKU TP QT LUPA SALIN NANTI QT LIA ULANG.