translate kelompok 3

60
1 BAB 13 NARRATIVE THERAPY Memulihkan Kehidupan Seperti yang kita ketahui, ilmu pengetahuan yang ada pada diri seseo dibentuk dari berbagai pengetahuan dan bukan ditemukan. Sehingga metode y tepat untuk pendekatan family terapi adalah pendekatan yang memfokuskan p bagaimanaseseorang membangun mencarimakna dibandingkan bagaimana mereka berprilaku. Asumsi umumnya adalah pengalaman seseorang pada dasarnya sang ambigu. Ini berarti bahwa pengalaman diartikan atau dimaknai tergantung k bagaimana orang yang mengalaminya melihat dan menganalisa pengalam tersebut. Sehingga akan menimbulkan banyak interpretasi tergantung orang mengalaminya. Sebagai contoh, ketika seseorang diminta tampil ke depan maka akan a dua perasaan yang muncul pada umumnya, yaitu takut dan gembira/kegirangan Pada orang yang takut, reaksi-reaksi bergetar atau berkeringat pada tubuh menjadi masalah dan membuatnya semakin takut namun ada orang yang gembira atau girang, reaksi-reaksi ini akan diangap sebagai bagian dari mereka. Ini membuktikan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada s tergantung bagaimana ia menginterpretasikan hal tersebut. Strategi terapi memberikan mereka susunanpemikiran yang baru terhadap masalahyang dihadapi. Terapis akan mengatakan, ”Lain waktu saatanda diminta untuk berbicara di depan, pikirkan bahwa anda sedang merasa girang dibandingkan sedang merasa takut.” Namun hal ini akan sia-sia jika orang tersebut sejak awa berpikir bahwa ia orang yang tidak mampu atau orang yang penaku hidupnya. Dalam hal ini pemikran yang harus diubah adalah pemiki dirinya yang penakut.

Upload: juzamalia-yotsubawannabe-wm

Post on 20-Jul-2015

91 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 13 NARRATIVE THERAPYMemulihkan KehidupanSeperti yang kita ketahui, ilmu pengetahuan yang ada pada diri seseorang dibentuk dari berbagai pengetahuan dan bukan ditemukan. Sehingga metode yang tepat untuk pendekatan family terapi adalah pendekatan yang memfokuskan pada bagaimana seseorang membangun mencari makna dibandingkan bagaimana mereka berprilaku. Asumsi umumnya adalah pengalaman seseorang pada dasarnya sangat ambigu. Ini berarti bahwa pengalaman diartikan atau dimaknai tergantung kepada bagaimana orang yang mengalaminya melihat dan menganalisa pengalaman tersebut. Sehingga akan menimbulkan banyak interpretasi tergantung orang yang mengalaminya. Sebagai contoh, ketika seseorang diminta tampil ke depan maka akan ada dua perasaan yang muncul pada umumnya, yaitu takut dan gembira/kegirangan. Pada orang yang takut, reaksi-reaksi bergetar atau berkeringat pada tubuhnya akan menjadi masalah dan membuatnya semakin takut namun ada orang yang gembira atau girang, reaksi-reaksi ini akan diangap sebagai bagian dari rasa bahagia mereka. Ini membuktikan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada seseorang tergantung bagaimana ia menginterpretasikan hal tersebut. Strategi terapis adalah memberikan mereka susunan pemikiran yang baru terhadap masalah yang dihadapi. Terapis akan mengatakan, Lain waktu saat anda diminta untuk berbicara di depan, pikirkan bahwa anda sedang merasa girang dibandingkan anda sedang merasa takut. Namun hal ini akan sia-sia jika orang tersebut sejak awal berpikir bahwa ia orang yang tidak mampu atau orang yang penakut dalam hidupnya. Dalam hal ini pemikran yang harus diubah adalah pemikiran dasar dirinya yang penakut.

1

Pada narrative therapy, terapis memfokuskan pada bagaimana seseorang berpikir tentang masalanya. Tugas terapis adalah membantu klien memperbaiki pemikiran yang maladaptive dan pemikiran yang salah. Terapis membantu klien untuk menemukan cara berfikir dan pemahman alternative terhadap masalah mereka. Narrative terapi bekerja dengan keseluruhan anggota keluarga dan jarang mengurusi masalah individual, terapis narrative lebih banyak menghabiskan waktu untuk membentuk pola piker baru dari anggota keluarga dibandingkan mendiskusikan masalah keluarga. Family terapis lebih tertarik dengan pengaruh keluarga terhadap masalah, sedangkan narrative terapis lebih tertarik pada pengaruh masalah terhadap suatu keluarga.

Sketsa Tokoh-Tokoh TerkemukaMichael White, tokoh yang mengembangkan narrative therapy. Tinggal di Adelaide. Dia dan istrinya sekarang memiliki Dulwich Center di Adelaide, yang merupakan pusat training, bidang klinis dan publikasi pendekatan yang dikenalkan White. Awalnya White adalah seorang ahli tehnik dan kimia. Kemudian ia tertarik untuk membantu manusia dibandingkan bekerja dengan mesin. Hingga khirnya ia bekerja sebagai sosial worker selama 30 tahun. Hingga akhirnya ia mengeluarkan ide terapi yang dipengaruhi oleh Bateson dan Foucault, yaitu tentang externalizing problem, yaitu berfikir bahwa sesuatu sedang terjadi pada kita bukan kita sedang mengerjakan sesuatu. David Epston, seorang terapis kelaurga dari Auckland, New Zealand. Merupakan tokoh kedua yang paling terkenal dalam perkembangan terapi narrative. Dia merupakan pioneer tebentuknya leagues yaitu kelompokkelompok dari klien yang mengalami masalah yang sama dan telah berhasil menyelesaikan maupun sedang berjuang dengan masalahnya. Misalnya: Anti Anorexia/Bulimia League of New Zealand. Dia juga merupakan pioneer penggunaan teknik menulis surat pada klien. Klien- klien yang telah berhasil sembuh membagi ceritanya melalui surat untuk membantu orang lain yang mengalami masalah yang sama.

2

Para tokoh lain yang juga berperan dalam pengembangan narrative terapi adalah Jill Freedman, Jeffrey Zimmerman, Stephan Madigan, Kathe Weingarten, dll.

Formulasi TeoritikalPertama-tama terapis akan menanyakan dan meminta klien untuk menceritakan masalah yang dihadapi. Kemudian terapis mengenali sejauh mana efek naratif mempengaruhi klien dalam menyikapi masalah. Narrative teori menganjurkan terapis untuk: 1. Bersama-sama dan menunjukkan perasaan empati dan menunjukkan ketertarikan pada cerita klien. 2. Mencari sumber kekuatan dalam cerita klien dan sumber-sumber yang mungkin dapat menguatkan klien. 3. Bertanya dengan tidak memaksa dan dengan pendekatan yang penuh penghargaan. 4. Tidak boleh melebel dan pelakukanlah klien sebagai individu yang unik dan memiliki karakteristik tersendiri. 5. Bantu klien untuk membuka pikiran dari alur yang telah ia ceritakan agar dapat menemukan alternative jawaban atapun pandangan tentang kehidupan yang lebih baik. Narrative terapi menekankan bahwa individu atau keluarga yang memiliki masalah bukan individu atau keluarga yang menjadi sumber masalah. Pemikiran ini membantu keluarga maupun individu melihat masalah menjadi lebih jernih.

Pengembangan Keluarga NormalNarrative terapis sangat menghindari pelebelan termasuk menyebut sebuah keluarga sebagai normal mapun abnormal. Narrative terapis sangat mengahargai keunikan individu maupun keluarga. Sehingga terapis modern tidak lagi menggunakan pelebelan dan pengolongan normal maupun abnormal. Yang ada

3

hanyalah mereka (individu maupun keluarga) yang perlu dibantu untuk melihat masalah secara berbeda dan masuk akal. Walaupun narrative terapis menghindari hal ini namun tetap ada beberapa asuimsi dasar yang dibuat untuk mendefinisikan keluarga normal: 1. Memiliki tujuan yang baik, tidak membutuhkan atau menginginkan masalah. 2. Peduli dengan apa yang terjadi di sekeliling mereka. 3. Masalah disekeliling mereka bukanlah masalah mereka. 4. Dapat mengembangkan dan memberdayakan alternative cerita atau alur pemikiran di luar masalah dan berbeda dari pola piker sebelumna.

Pengembangan Prilaku MenyimpangPada contoh seorang ibu dan anak perempuannya yang selalu bertengkar. Si ibu menganggap anaknya tidak mencintai ibunya karena ia selalu pulang terlambat, malas dan tidak patuh. Si anak menganggap ibunya tidak pernah mengerti dirinya, selalu memarahinya, sehingga ia akan terus membantah ibunya sebagai protes dan akan terus berpesta dan pulang terlambat. Pada narrative terapi tidak difokuskan pada terapi prilaku ibu dan anak, tetapi lebih kepada pemikiran ibu, bahwa anak tidak mencintai ibunya dan pemikiran anak, bahwa ibu yang tidak mengeti dirinya. Pemikiran ini yang dirubah sehingga mereka mendapatkan pencerahan apa sebenarnya yang terjadi dan pemikiran seperti apa yang benar dan membuat mereka mengerti satu sama lain.

Tujuan TerapiNarrative terapi bukanlah pemecah masalah. Tetapi menolong klien untuk memisahkan dirinya dari pemikiran yang salah dan merusak tentang dirinya terhadap masalah atau pemikiran yang salah yang dibentuk budaya pada dirinya, sehingga melihat masalah secara sempit. Narrative terapi membantu membuka pikiran klien terhadap hal ini. Didalam keluarga, keluarga dipisahkan dari masalah dan membentuk suatu kesatuan untuk melawan musuh, yaitu masalah keluarga.4

Sehingga didapatkan Unique outcomes, yaitu saat dimana keluarga mampu menghadapi masalah dan bertindak dengan cara yang berbeda dari biasana dalam menghadapi masalah.

Situasi Untuk Mengubah PrilakuDenga mengubah pemahaman yang salah dari klien maka akan terjadinya perubahan prilaku akibat tertanamnya pemahaman baru pada diri klien. Contohnya anak yang disebut tidak bertanggung jawab, diubah pola pikirnya dan keluarganya bahwa ia sebenarnya merupakan anak yang tidak terlalu peduli sehingga membuatnya menjadi terlihat seperti tidak bertanggung jawab. Kemudian dilihat atau digali kapan anak tersebut perduli terhadap suatu hal. Kemudian resource tersebut digali dan ditanamkan pada anak dan kelurga agar ia menjadi orang yang perduli terhadap segala sesuatu atau dilhat sebagai orang yang bertanggung jawab.

TherapyAssesment Narrative assessment berarti mendapatkan cerita keluarga, tidak hanya pengalaman mereka tentang masalah mereka tapi juga termasuk keyakinan dan anggapan terhadap masalah mereka. Juga menyelidiki secara mendala dan mengubah anggapan pesimis menjadi setidaknya harapan bahwa mereka mampu menyelesaikan masalahnya. Terapis menunjukan rasa menghormati dengan perkataan dan pertanyaan yang baik seperti: Silahkan ceritakan kepada saya dan kita akan lihat apa yang dapat kita lakukan bersama-sama. Apa yang ada harapkan? apakah ini yang anda harapkan sebagai masa depan anda?, dll. Setelah mendapatkan cerita secara lengkap kemudian terapis membuat pemetaan masalah. Terapis memetakan pengaruh masalah terhadap keluarga dan sebaliknya. Saat memetakan pengaruh masalah terhadap keluarga, terapis menggali kesedihan-kesedihan dan pengaruhnya dalam kehidupan keluarga. Biasanya keluarga merespon hal ini dengan perasaan ketidakmampuan dan putus5

asa. Saat memetakan engaruh keluarga terhadap kehidupan yg sedang bermasalah, terapis menggali sejauh mana mereka telah mampu bertahan dan bangkit terhadap tekanan masalah tersebut. Dalam tahap ini terapi membuka ingatan-ingatan yang berisi sisi lain dari cerita yang telah mereka sampaikan dan menggali kekuatan dan

mengembangkannya sebagai jalan keluar. Tehnik-Tehnik Terapi Externalizing: Individu Bukan Masalah Pada dasarnya tehnik ini membuka pikiran klien bahwa yang menjadi sumber masalah bukanlah dirinya maupun orang lain dan tidak disebabkan karena siapapun. Pada teknik ini klien diarahkan berfikir bahwa masalah adalah di luar dirinya. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada klien juga harus menjurus kepada pemahaman ini. Seperti: saat mendiskusikan tentang gangguan makan yang diderita seorang wanita, terapis menanyakan bagaimana anorexia mampu meyakinkan dia untuk menahan lapar. Atau pada anak yang mengalami fobia, ditanyakan seberapa sering rasa takut berhasil membuat anak tersebut melakukan yang ia (rasa takut) inginkan dan seberapa sering anak tersebut mampu mengahadapi hal itu. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini mungkin akan aneh jika ditanyakan pada klien secara langsung, maka tana dengan bahasa yang halus dan tidak langsung. Siapa yang Bertanggung Jawab, individu atau masalah? Pertanyaan-pertanyaan mengenai sejauh mana masalah mendominasi mereka dan pertanyaan sejauh mana mereka mampu mengontrolnya sisebut pertanyaan relative influence question. Dengan melibatkan seluruh anggota keluarga dalam diskusi, akan membuat semua anggota keluarga sadar bahwa mereka masalah tersebut telah berhasil mengganggu hubungan satu sama lain di antara mereka.

6

Memahami Hal Yang Tersirat Dari Cerita Permasalahan Terapis haru mendengarkan dengan seksama cerita klien dan melihat halhal positif yang telah ia lakukan untuk mengatasi masalahnya sekecil apapun usahanya. Hal ini dikembangkan dan di gunakan lebih jauh untuk membantunya mendapatkan pemahaman baru bahwa dia mampu menyelesaikan masalahnya. Membuat Cerita Baru Terapis harus membantu dan terus mengikuti perkembangan klien dalam membuat atau mengkontruksi cerita baru dalam hidupnya. Terkadang leagues diperlukan dan dibentuk. Grup ini dibentuk antar klien yang memiliki masalah yang sama untuk saling mendukung satu sama lain dalam mengatasi maupun menguatkan mereka dari masalah. Atau dapat juga diteruskan melalui surat dengan terapis maupun klien lain, tentunya untuk memperpanjang sesi terapi yang berkelanjutan. Hal ini barulah permulan, karena tujuan dari terapi ini tidak hanya menyelesaikan masalah, namun untuk mengubah pola piker dan pola hidup secara keseluruhan.

7

BAB 14 MODEL INTEGRATIFPendekatan Yang Lebih Fleksibel Untuk TreatmentBowen mencari alasan dengan sebuah keluarga untuk berbicara satu sama lain: karena menurut Minuchin, untuk bisa benar-benar masuk ke dalam sebuah hubungan adalah dengan cara berbicara langsung satu sama lain. Tidak ada satu sekolah baru pun yang terbebas dari perlawanan mentalitas mereka: fokus dari kedua solusi dan terapis adalah melakukan sedikit penolakan mendefinisikan fitur dari sekolah tradisional. Mereka antimekanistik, pastinya bukan behavioral, dan sangat menolak konflik sebagai sumber dari masalah keluarga. Dalam setiap usaha keras, sepertinya tampak integrasi adalah jalan satu-satunya yang memungkinkan setelah periode dari diferensiasi. Dalam tahun-tahun awal terapi keluarga, ide dari integrasi mempunyai konotasi negatif. Energi yang muncul dari sekolah dikhususkan untuk dibedakan, integrasi terlihat bagaikan air yang jatuh, lebih dari hal yang diperkaya dari model klasik. Tidak ada terapi yang akan berhasil tanpa adanya dampak dari dimensi berpikir, perasaan dan sebuah tindakan makhluk yang ada dalam sistem biologis yang kompleks.Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa terapi eklektik dapat digunakan, tetapi tetap harus fokus pada satu elemen khusus. Hanya saja tidak disarankan untuk mencoba semuanya sekaligus. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa macam perbedaan pendekatan. 1. Eklektik Yang digambarkan dalam berbagai macam model dan variasi. Integrasi yang efektif mencakup lebih dari sekedar mengambil sedikit dari sini dan sedikit dari sana dari berbagai macam model. Dalam menciptakan integrasi dalam pekerjaan, ada 2 hal yang perlu dihindari. Hal pertama adalah contoh teknik dari beragam pendekatan tanpa fokus konseptual. Masalah yang dihadapi disini bukanlah terlalu banyak teori intelegensi sebagai inkonsistensi klinis. Hal kedua yang perlu

8

dihindari adalah menukar kuda ditengah badai. Hampir semua treatment mengalami kesulitan, dan ketika hal ini terjadi, para pemula akan tergoda untuk menggeser dengan model yang berbeda secara keseluruhan. Masalah yang dihadapi disini, hampir semua strategi yang dibuat berhasil untuk sementara kemudian jatuh. Terjebak dalam streategi yang tidak berhasil bukanlah sebuah alasan untuk mengganti strategi, bisa saja klien sudah berharap lebih pada saat itu. Dan inilah saatnya untuk para therapist untuk mempertajam kemampuan, bukan untuk membuangnya.

2. Selective Borrowing Di dalam selective borrowing ini, apa yang hendak dipilih semuanya tergantung dalam bagian apa yang tersedia dari training program. Ini merupakan ide yang menarik karena terapis diperbolehkan untuk belajar sebanyak apapun dari siapa saja yang para therapist kehendaki. Bagaimanapun juga, apa yang dipelajari juga harus masuk akal bagi para therapist. Dan juga, therapist dibebaskan untuk mengintip training dan supervision, tentu saja pendekatanyang telah dipilih harus konsisten dengan bagaimana cara kita berpikir tentang orangorang dan bagaimana cara kita berinteraksi dengan mereka. Menggunakan teknik dari sini dan sana tanpa konsep menghasilkan bentuk kacau dari eclecticsm yang kemudian digeser maju-mundur oleh terapis tanpa konsistensi atau keyakinan. Borrowing technique Bukan berarti gado-gado teknik,dan ini juga bukan berarti menukar dari satu pendekatan ke yang lainnya kapan saja sesuai dengan keinginan therapist. Borrowing technique dari pendekatan lain lebih sebagai cara efektif apabila kita merasa hal itu cocok dan sesuai dengan paradigma yang kita gunakan.

Desain spesial model integratif Beberapa terapis membuat beberapa sintesis baru diluar konteks aspek komplementari model yang ada. Beberapa dari usaha integratif ini menghasilkan sistem komprehensif yang termasuk seluruh jarak pendekatannya dibawah satu payung. Ketika kombinasi elemen sederhana dari satu pendekatan dengan yang lainnya, membentuk sebuah model hibrid.

9

Komprehensif, Teoritikal, Termasuk ModelPendiri terapi keluarga mengembangkan model tertentu, yang masing-masing berkonsentrasi pada aspek tertentu dari pengalaman manusia. Meskipun selektivitas ini memungkinkan berbagai sekolah untuk mengkonsolidasikan pendekatan mereka, pada akhirnya menciptakan lingkungan yang kompetitif. Tidak membatasi praktek seseorang untuk setiap model satu tapi menggambar pada berbagai pendekatan yang ada adalah maksud dari pernyataan di atas. Kelemahan dari pendekatan komprehensif adalah bahwa mereka membutuhkan banyak terapis. Pertama, terapis tidak bisa hanya mengkhususkan diri dalam mengatakan untangling segitiga keluarga, tetapi juga harus menyadari berbagai macam isu lainnya, seperti intrafisik, transgenerasi, bahkan politik, dan juga rentang yang lebih besar dari intervensi. terapis yang mengadopsi kerangka yang lebih komprehensif harus waspada terhadap resiko kecenderungan disebutkan sebelumnya untuk menyerah terlalu cepat dan beralih sembarangan dari satu strategi yang lain. Kedua, masalah terapi integratif terpusat, link pendekatan yang berbeda secara berurutan dan menyediakan pohon keputusan untuk beralih dari satu ke yang lain ketika terapis terjebak.

Model metaframeworks Metaframeworks tumbuh dari kolaborasi antara tiga guru terapi keluarga yang bekerja di institut untuk Juveline Penelitian di Chicago: Douglas Breunlin, Richars Schwartz, dan Betty Mac Kune-Kareer.Pendekatan ini menawarkan kerangka teori pemersatu yang dioperasionalkan dengan enam domain inti dari fungsi manusia, atau metaframeworks: proses intraphysic, organisasi keluarga, urutan dari interaksi keluarga, perkembangan, budaya, dan gender (Breunlin, Schwartz. & Mac Kune-Kareer, 1992). Penerapan metaframeworks dipahami dalam hal melepaskan kendala, di tingkat apa pun menjaga keluarga dari memecahkan masalah apapun.

10

Integratif Masalah yang Berpusat pada Terapi Metaframeworks menyuling elemen kunci dari teori yang berbeda menjadi sebuah sintesis baru, masalah integratif masalah yang berpusat pada terapi

menggabungkan berbagai pendekatan keluarga seorang individu secara berurutan. Tanpa mencoba untuk menggabungkan mereka. Integratif masalah yang berpusat pada terapi telah dikembangkan selama dua puluh tahun terakhir oleh William Pinsof (1995, 1999) dan koleganya di Institut Keluarga di Northwestern University. Pinsof ingin membantu anggota keluarga mengeksplorasi dan mengekspresikan emosi mereka ala Virginia Satir atau Susan Johnson. Sequencing ini masuk akal untuk Pinsof (1999) partai karena itu mencerminkan perkembangan pribadinya. Beberapa keluarga akan menanggapi intervensi perilaku atau struktural sementara yang lain mungkin membutuhkan lebih banyak fokus mendalam. Terapi integratif sering melibatkan kerja sama tim di antara sejumlah ahli terapi, terutama ketika anggota keluarga kunci rentan dan perlu terapis mereka sendiri. Terapis terpisah dengan orientasi yang berbeda bisa menjadi mimpi buruk, kerangka integratif menyediakan landasan bersama untuk kolaborasi. Para metaframeworks dan pendekatan integratif mewakili dua kemungkinan reaksi ke terapis keluarga realisasi banyak bahwa model mereka telah diadopsi sebagai obat bagi semua yang memiliki keterbatasan. Salah satu solusi (metaframeworks) hampir alkimia adalah pengambilan potongan dari sana-sini untuk membentuk sebuah sintesis baru. Yang lainnya (integratif) sebagai aditiflinking model keseluruhan bersama tanpa mencoba untuk merevisinya atau menghubungkan mereka secara teoritis.

Model yang digabungkan dari dua pendekatan berbedaNarasi solusi pendekatan Salah satu hal yang mengganggu beberapa praktisi berpengalaman adalah kecenderungan untuk terapis berfokus pada solusi dan narasi untuk memalingkan wajah mereka pada elemen berharga dari model lama. Itu sebabnya Eron dan Lund, narasi solusi model (Eron & Lund, 1993 1996.). yang menggabungkan model MRI dengan teknik naratif, adalah tambahan yang diterima.

11

Terapi adalah ideologi dan karena itu sampai batas tertentu impersonal. Para meretriciousness dari pemikiran seperti ini, bagaimanapun, tidak penting untuk pemahaman bahwa keluarga sering terjebak dalam penerapan lebih sama solusi yang tidak bekerja. Eron dan Lund menghidupkan kembali bahwa wawasan dan dimasukkan ke campuran terapi strategis dan naratif. Joseph Eron dan Thomas Lund Institute Family Catskill di New York mulai berkolaborasi pada awal tahun 1980 sebagai terapis strategis singkat. Ada aspek pendekatan strategis mereka tidak mau menyerah. Jadi mereka menggabungkan dua. Pendekatan naratif solusi yang dihasilkan berkisar pada konsep tampilan: Pandangan yang lebih disukai mencakup kualitas orang ingin memiliki dan telah diperhatikan oleh orang lain: misalnya, "ditentukan", "peduli". "bertanggung jawab." Pandangan Pilihan membentuk atribusi satu membuat tentang perilaku. "Saya melakukannya (masuk ke pertarungan itu) karena saya keren, mandiri, mampu mengelola urusan sendiri." Pandangan yang lebih disukai juga termasuk harapan rakyat, mimpi, dan niat untuk hidup hidup mereka. "Saya ingin berbeda dari ibu saya yang egois dan kritis." Pandangan yang lebih disukai mungkin ada atau mungkin tidak ada hubungannya dengan perilaku aktual seseorang. "Saya mungkin tidak diperlakukan dengan baik di sekolah, tapi saya suka berpikir tentang diri saya sebagai pekerja keras dan disiplin pribadi. Aku berharap bisa pergi ke sekolah dan menjadi pascasarjana baik, meskipun saya diberi nilai, Tidak mungkin. "

Eron dan Lund (1996) berasumsi bahwa orang memiliki preferensi yang kuat untuk bagaimana mereka ingin melihat diri mereka dan untuk dilihat oleh orang lain. Masalah timbul ketika orang tidak hidup sesuai dengan pandangan mereka disukai. Untuk mengatasi perbedaan ini. Eron dan Lund menggunakan kombinasi reframing dari model MRI dan restroying dari pendekatan naratif. Eron dan Lund (1996) menawarkan beberapa panduan untuk membantu terapis mengelola percakapan.

12

Menjaga preferensi klien minat dan harapan. Terapis harus memperhatikan cerita yang mencerminkan bagaimana klien lebih memilih untuk melihat diri mereka, dan bagaimana mereka ingin dilihat oleh orang lain secara signifikan. Mengeksplorasi efek perilaku. Terapis membantu klien memeriksa efek dari perilaku pada diri mereka sendiri dan orang lain. Pertanyaan efek

"mengeksternalisasi" masalah: mereka memisahkan orang dari masalah. Hal ini memungkinkan klien untuk berbicara tentang perilaku bermasalah tanpa merasa malu atau dihakimi. Efek pertanyaan juga memegang orang bertanggung jawab untuk perbedaan antara apa yang mereka ingini dan dampak dari tindakan mereka pada diri mereka sendiri dan orang lain. Gunakan cerita dulu dan sekarang. Terapis membantu klien menemukan ceritacerita masa lalu dan sekarang yang sesuai dengan preferensi mereka dan bahwa masalah perilaku bertentangan mempertahankan. Diskusikan masa depan. Terapis meminta klien untuk membayangkan apa masa depan akan terlihat seperti ketika masalah teratasi. Pose pertanyaan misteri. Terapis mengajukan pertanyaan-pertanyaan klien misteri. Pertanyaan Misteri mengundang klien untuk mendamaikan perbedaan antara siapa yang mereka ingini dan fakta-fakta keras perilaku bermasalah mereka. Pertanyaan Misteri menginspirasi refleksi dengan cara yang tidak mengancam. Orang sering mulai memikirkan kembali predicaments mereka, bagaimana hal itu mereka datang untuk bertindak tidak sejalan dengan pandangan mereka sukai, dan apa yang bisa mereka lakukan. Eron dan Lund merekomendasikan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam kebingungan bukan cara konfrontasi. Alternatif penjelasan penulis co. Terapis bekerja dengan klien untuk mengembangkan penjelasan baru untuk evolusi dari masalah yang sesuai dengan bagaimana mereka lebih memilih untuk dilihat, dan menginspirasi tindakan baru.

13

Mendorong diskusi. Terapis meminta klien untuk berbicara dengan orang lain yang signifikan tentang preferensi mereka, harapan, dan niat. Integrasi Terapi Pasangan Neil Jacobson of the University of Washington, salah satu terapis keluarga perilaku terkemuka, bekerja sama dengan Andrew Christensen dari UCLA untuk mencari tahu bagaimana meningkatkan batas tingkat keberhasilan mereka menemukan pasangan dengan terapi tradisional perilaku. Hasilnya meningkat bahwa ketika mereka menambahkan unsur humanistik untuk campuran perilaku standar pelatihan komunikasi. Resolusi konflik, dan pemecahan masalah. Pendekatan mereka mengembangkan dijelaskan dalam beberapa terapi integratif (Jacobson & Christensen. 1996). Terapi tradisional perilaku pasangan didasarkan pada model pertukaran perilaku. Setelah "analisis fungsional" menunjukkan bagaimana mitra dalam pengaruh hubungan satu sama lain, mereka diajarkan untuk memperkuat perubahan yang ingin mereka bawa tentang satu sama lain. Terapi mungkin tentang perubahan, tetapi hubungan yang sukses juga melibatkan sejumlah penerimaan perbedaan dan kekecewaan. Beberapa hal dalam pernikahan yang tidak bahagia mungkin perlu mengubah untuk hubungan membaik. Tetapi, beberapa hal tentang pasangan adalah bagian dari paket. Dan pasangan yang bertahan dan istirahat di periode belajar menerima hal ini. Di elemen ini, penerimaan, Jacobson dan Christensen telah ditambahkan dalam pendekatan baru mereka terhadap terapi pasangan.Berbeda dengan karakteristik pengajaran dan pemberitaan terapi perilaku tradisional. Integratif pasangan terapi menekankan dukungan dan empati, kualitas yang sama bahwa terapis ingin pasangan belajar untuk menunjukkan satu sama lain.Tema umum dalam masalah pasangan termasuk konflik di seluruh kedekatan dan jarak, keinginan untuk kontrol tetapi keengganan untuk mengambil tanggung jawab, dan perbedaan pendapat tentang seks. Sedangkan mitra melihat perbedaan ini sebagai indikasi defisiensi pada orang lain dan sebagai masalah yang akan dipecahkan.

14

Strategi untuk menghasilkan perubahan mencakup dua bahan dasar terapi pasangan perilaku: perilaku pertukaran dan komunikasi pelatihan keterampilan. Perilaku intervensi pertukaran melibatkan quid pro quo dan itikad baik konstrak dimana pasangan belajar untuk bertukar nikmat atau memulai perilaku menyenangkan dengan harapan mendapatkan yang sama sebagai balasannya. Bahan kedua, pelatihan komunikasi melibatkan dan mengajarkan pasangan untuk mendengarkan dan mengekspresikan diri tetapi tidak dengan cara menyalahkan. Belajar menggunakan mendengarkan aktif dan membuat I-pernyataan yang diajarkan dengan cara ditugaskan membaca, pengajaran, dan praktek. Ketika mereka belajar berkomunikasi kurang defensif, pasangan tidak hanya lebih mampu menyelesaikan konflik, tetapi mereka juga menjadi lebih menerima satu sama lain. Model Integratif Lainnya Sebenarnya ada begitu banyak pendekatan integratif terhadap terapi keluarga yang tidak mungkin untuk semua mereka daftar. Sementara banyak dari model yang digambarkan sebagai integratif baru. Beberapa dari mereka ada yang telah begitu lama tetapi mereka tidak selalu mendapatkan perhatian yang layak. Salah satu model yang sangat elegan yang telah ada untuk sementara (pertama kali dijelaskan pada 1981) adalah terapi singkat perkawinan Alan Gurman yang integratif, yang menggabungkan teori pembelajaran sosial dan psikodinamika. Seperti pada terapi perilaku, masalah perkawinan dipandang sebagai akibat komunikasi yang buruk dan pemecahan masalah. Namun, seperti dalam teori hubungan objek, defisit ini dipahami sebagai memiliki akar dalam konflik bawah sadar dari mitra.Gurman juga terlihat pada konsekuensi dari interaksi pasangan bermasalah, mencatat apakah bala bantuan positif dan negatif atau hukuman dapat mempertahankan pola-pola ini.Selain menangani interaksi pasangan bermasalah dan konflik yang mendasarinya. Terapi singkat perkawinan Gurman yang integratif juga mencakup pemecahan masalah praktis, diskusi, saran, pengajaran, teknik kontrol diri, eksplorasi masa lalu, pemodelan, pelatihan, bibliotherapy-

15

singkatnya, dan berbagai macam intervensi fleksibel yang menjadi ciri jenis terbaik dari integrasi. Liddle mengembangkan pendekatan integratifnya saat bekerja dengan orang yang menyalahgunakan narkoba, remaja dalam kota dalam sebuah proyek yang didanai pemerintah federal. Terapi keluarga multidimensi Nya menyatukan model faktor risiko perilaku narkoba dan masalah, perkembangan psikopatologi, teori sistem keluarga, teori dukungan sosial, teori rekan cluster, dan teori pembelajaran sosial. Dalam prakteknya, model menerapkan kombinasi terapi keluarga struktural, pelatihan orang tua, pelatihan keterampilan bagi remaja, dan teknik perilaku kognitif. Scott Henggeler of the University of South California dan sejumlah penelitian yang berorientasi pada rekan-rekan yang bekerja dengan "sulit untuk diobati" anak-anak mencoba untuk memperbaiki sistem terapi yang berorientasi pada keluarga mereka, yaitu: Lebih aktif mempertimbangkan dan melakukan intervensi ke dalam sistem extrafamilial di mana keluarga yang tertanam, khususnya sekolah mereka dan konteks teman sebaya. Termasuk masalah perkembangan individu dalam ketetapan, Menggabungkan Intervensi Perilaku Kognitif (Henggeler & Borduin. 1990)

Model multisistemik telah menunjukkan hasil menjanjikan dalam beberapa hasil studi yang dirancang dengan baik dari para pelaku Juneville dan keluarga dirujuk karena melanggar atau mengabaikan. Untuk alasan itu, sangat dianggap di antara lembaga pendanaan pemerintah, dan Henggelee telah menerima sejumlah hibah besar.

16

Model yang dirancang untuk masalah klinis yang spesifik.Salah satu tanda bahwa terapi keluarga efektif ialah ketika terapis mulai fokus pada masalah klinis yang lebih spesifik, contohnya seperti terapi keluarga struktural yang digunakan pada kasus anoreksia nervosa dan diabetes (Minuchin, Rosman, & Baker, 1978). Bekerja dengan keluarga yang memiliki kasus kekerasan dalam rumah tangga. Dalam kasus kekerasan di rumah tangga, laki-laki bertanggung jawab atas perilaku kekerasan yang ia munculkan, apapun alasannya. Namun Goldner dan Walker percaya bahwa kedua pihak, yakni suami dan istri memiliki peran yang sama dalam menyelesaikan permasalahan ini. Kedua pihak untuk menyadari bahwa kek erasan harus segera dihentikan dan mereka berdualah yang bertanggung jawab untuk menghentikannya. Dalam memberikan bantuan, Goldner dan Walker memilih menggunakan istilah bagian daripada menggunakan istilah pelaku dan korban. Goldner dan Walker juga menggunakan model mendengar aktif, dimana dengan model ini kedua pihak dapat lebih memahami bagaimana pandangan pasangannya terhadap kasus yang tengah mereka alami. Terapi Komunitas Keluarga. Terapi Komunitas keluarga lebih berlandaskan pada integrasi, dimana terapi keluarga yang memfokuskan pada psikologis masyarakat dan pekerjaan sosial yang dimiliki oleh masyarakat. Dalam terapi komunitas keluarga, pendekatan yang akan dilakukan ialah lebih banyak mendorong sikap-sikap baru yang dimiliki klien dan juga membantu klien mencapai apa yang benar-benar mereka inginkan. harus bersikeras

17

BAB 15 EVALUASI DARI TERAPI KELUARGA

Formulasi TeoriStabilitas dan Perubahan Teori komunikasi menjelaskan keluarga sebagai suatu sistem yang

memiliki aturan tersendiri dengan kecenderungan ke arah stabilitas (Jackson. 1965). Namun, untuk menyesuaikan diri dengan perubahan keadaan, keluarga juga harus mampu merevisi aturan yang telah dibuat dan memodifikasi struktur keluarga yang telah mereka bangun. Proses dan Konten Sebagian besar sekolah terapi keluarga menekankan proses daripada interaksi antar anggota keluarga. Psikoanalis dan experientialists mencoba mengurangi kekurangan interaksi dan mendorong individu untuk lebih terbuka pikiran dan perasaannya. Komunikasi terapis meningkatkan aliran interaksi dan juga dapat membantu keluarga untuk mengurangi ketidaksesuaian antara tingkat komunikasi antar masing-masing anggota keluarga. Karena lebih menekankan pada proses dan konten, pada pendekatan ini, tidak melihat bagaimana masalah tersebut bermula, namun lebih menekankan pada interaksi antar masing-masing anggota keluarga dan juga kondisi keluarga ketika masalah belum muncul. Model monadic, dyadic, atau triadic. Beberapa ahli terapi, ahli psikologi pendidikan berpendapat bahwa individu sebagai pasien dan anggota keluarganya sebagai tambahan untuk pengobatan sang pasien tersebut. Perlu juga diketahui bahwa terapis psikologi pendidikan bekerja dengan penyakit mental yang serius seperti skizofrenia dan

18

gangguan bipolar, di mana pengaruh keluarga tidak begitu besar perannya dibandingkan dengan kebanyakan kasus ditangani oleh terapis keluarga lainnya. Hampir sama dengan yang dialami oleh terapis naratif, yang juga tidak begitu melibatkan aspek keluarga dalam pekerjaannya. Mereka fokus pada kognisi individu. Terapis naratif lebih menekankan pada membawa individu untuk berkonsentrasi dan mengabaikan tiga karakteristik dalam mendefinisikan terapi keluarga, yaitu mengakui bahwa gejala psikologis seringkali hasil dari konflik keluarga, berpikir tentang masalah manusia sebagai interaksi internasional, dan memperlakukan keluarga sebagai unit. Keluarga Nuklir dalam Konteks Sama seperti terapis keluarga yang paling mendukung ide-ide dari teori sistem, sebagian besar juga menggambarkan keluarga sebagai suatu sistem yang terbuka. Keluarga adalah hubungan terbuka yang anggotanya tidak hanya berinteraksi satu sama lain, tetapi juga dengan sistem lain dalam lingkungan hidupnya. Memang, penekanan utama dalam terapi keluarga kontemporer telah memperluas fokus perhatian untuk menyertakan bagaimana keluarga dipengaruhi oleh ras, jenis kelamin, etnis, kelas, dan orientasi seksual. Namun saat ini, berbicara mengenai konteks sosial dari keluarga bukan lagi hal yang menjadi fokus daripada terapis. Batasan-batasan Bowen mendeskripsikan batas antara diri dan keluarga, sedangkan minuchin mengidentifikasi batas-batas antara berbagai subsistem yang ditemukan dalam keluarga. Pemikiran Bowen mencerminkan penekanan psikoanalitik pada pemisahan dan individuasi (Mahler, Pine, & Bergman. 1975. Minuchin

menawarkan pandangan yang lebih seimbang, dengan memotong masalah yang muncul ketika batasan yang ada dirasa terlalu lemah ataupun terlalu kuat. Perbedaan-perbedaan konseptual juga menyebabkan adanya perbedaanperbedaan dalam pengobatan. Terapis Bowenian mendorong hubungan tetapi menekankan otonomi. Sukses diukur dengan diferensiasi diri. Strukturalis

19

mendorong keaslian tetapi berusaha untuk merestrukturisasi hubungan keluarga baik dengan memperkuat atau melemahkan batas. Sukses diukur dengan fungsi yang harmonis dari seluruh keluarga.

Perkembangan keluarga yang normalSalah satu perbedaan karakteristik terapi keluarga adalah fokus pada konsep here and now (di sini dan sekarang). Kebanyakan terapis memiliki asumsi tentang apa yang dianggap normal oleh banyak pihak, dan ide-ide ini mempengaruhi pekerjaan mereka. Ketika hendak menetapkan tujuan untuk pengobatan keluarga, pilihannya bukanlah antara memiliki atau tidak memiliki model atau standar tertentu daripada sehat, tetapi antara menggunakan model yang telah dijelaskan dan diperiksa sebelumnya atau menggunakan standar pribadi individu tersebut. Terapis keluarga sangat peduli dengan masa lalu klien/individu, meskipun sebagian besar sekolah terapi keluarga tidak peduli dengan bagaimana landasan keluarga tersebut dimulai. Bowenians dan psikoanalis percaya bahwa pemilihan pasangan dalam perkawinan memilki peranan yang penting dalam kehidupan berkeluarga selanjutnya. Bowen menjelaskan tentang perbedaan-perbedaan antar pasangan, sementara psikoanalitik menjelaskan tentang pentingnya saling melengkapi akan kebutuhan yang tidak disadari oleh masing-masing individu.

Perkembangan Gangguan PerilakuSystem Tidak Fleksibel Peneliti awal keluarga skizofrenia menekankan kekakuan mereka. Wynne menciptakan istilah pagar karet untuk drama bagaimana keluarga psikotik menolak pengaruh luar dan pseudomutuality untuk menggambarkan terutama kerukunan mereka. R.D. Laing menunjukkan bagaimana orang tua, tidak dapat mentoleransi individualitas anak-anak mereka, mistifikasi digunakan untuk menyangkal pengalaman mereka. Teori komunikasi menyatakan bahwa gangguan yang paling mencolok dalam keluarga penderita skizofrenia adalah bahwa mereka tidak memiliki mekanisme untuk mengubah aturan mereka, mereka diprogram

20

untuk umpan balik negatif, mengobati hal baru dan perubahan sebagai penyimpangan untuk dilawan. Tradisi ini melihat keluarga pasien sakit mental sebagai keteguhan homeostatik sampai tahun 1980-an oleh Selvini Palazzoli dalam bentuk konsepnya dari "dirty games". Carol Anderson dan Michael White

membandingkan perspektif negatif dengan menyarankan kekakuan yang mungkin merupakan hasil dari hidup dengan masalah serius dan menjadi kesalahan untuk mereka oleh para profesional kesehatan mental. Masalah keluarga infleksibel menjelaskan dalam homeostatik menjadi salah satu pilar dari sekolah strategis. keluarga disfungsional menanggapi masalah dengan rentang yang terbatas dari solusi. bahkan ketika solusi tidak berhasil, keluarga-keluarga dengan keras kepala terus berusaha. behavioris menggunakan ide yang sama ketika mereka menjelaskan gejala sebagai akibat dari upaya yang salah untuk mengontrol perilaku. sering ketika orang tua berpikir mereka menghukum perilaku buruk, mereka benar-benar menguatkannya dengan perhatian. Menurut teori psikoanalitik dan eksperiensial, kekakuan intrapsikis, dalam bentuk konflik, hambatan perkembangan, dan penekanan emosional, adalah kontribusi individu untuk keluarga yang tidak fleksibel. psikoanalis

mempertimbangkan keluarga yang tidak sehat sebagai sistem tertutup yang menolak perubahan. ketika stres, keluarga tidak fleksibel mundur ke tingkat awal perkembangan , di mana konflik yang belum diselesaikan membuat mereka terpaku. Structural terapis menempatkan ketidakfleksibelan dari keluarga-keluarga dalam batasan-batasan antara subsistem. Tetapi masalah-masalah structural tidak menjadi hasil yang penting dari beberapa kekurangan dalam keluarga. Sebaliknya, keluarga-keluarga normal bisa mengembangkan banyak masalah jika mereka tidak mampu mengubah struktur fungsional sebelumnya untuk mengatasi krisis lingkungan atau perkembangan. Terapis keluarga harus benar-benar memahami poin ini: keluarga-keluarga dengan gejala-gejala yang sering didasarkan pada

21

dugaan; mereka membutuhkan bantuan sederhana untuk menyesuaikan perubahan pada keadaan. Solution-focused dan narrative therapist mencegah dugaan-dugaan yang melibatkan anggota keluarga dalam perkembangan masalah-masalah mereka. Kedua-duanya lebih focus pada kekuatan-kekuatan individual dalam keluarga dan ketika pada waktunya mereka menggunakan sumber-sumber untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka. Apa yang model-model ini identifikasi sebagai masalah adalah kebiasaan-kebiasaan dari pikiran yang kaku untuk mengarahkan orangorang mempertimbangkan kekalahan mereka sendiri. Solution focused terapis membiarkan identifikasi tersebut; mereka tidak mempertimbangkan tentang sumber-sumber pikiran orang-orang yang bersifat mengalah. Narrative therapist menekankan pertimbangan sistem yang merusak kepercayaan pada kebudayaan yang diinternalisasikan oleh anggota-anggota keluarga. Ini merupakan masyarakat bukan keluarga yang tidak fleksibel . Fungsi dari Symptom-Symptom Terapis keluarga yang pertama mendiskripsikan identifkasi pasien sebagai bagian fungsi gangguan keluarga pada konflik berkelanjutan dan stabilisasi keluarga. Vogel dan Bell (1960) mendeskripsikan gangguan emosional anak sebagai family scapegoats. Behavioris selalu menentang gagasan bahwa gejala adalah tanda yang mendasari patologi. Terapis keluarga perilaku mengobati masalah seperti keterampilan atau sebagai hasil dari upaya yang salah untuk mengubah perilaku. membatasi fokus mereka untuk gejala adalah salah satu alasan mereka sukses dalam menemukan kontinjensi yang memperkuat mereka, melainkan juga salah satu alasan mengapa mereka tidak sangat sukses dengan kasus di mana masalah perilaku anak berfungsi untuk menstabilkan pernikahan yang konflik atau di mana beberapa argumen yang melindungi mereka dari penanganan konflik yang lebih dalam. Beberapa sekolah terapi keluarga tetap percaya bahwa gejala sinyal masalah yang lebih dalam dapat berfungsi untuk menjaga stabilitas keluarga.

22

dalam keluarga yang tidak bisa mentolerir konflik terbuka, symptom anggota dapat bertindak sebagai pengalihan. dalam formulasi psikoanalitik, bowenian, dan struktural, ketidakmampuan pasangan untuk membentuk ikatan intim dapat dianggap berasal dari fakta bahwa salah satu atau keduanya dari mereka masih terlibat dalam hubungan antara orang tua mereka. dalam perilaku ini mungkin gejala ditransmisikan dari generasi ke generasi dan berfungsi menstabilkan sistem keluarga multigenerasi. Dinamika yang mendasari Dalam tahun 1950 terapis keluarga menantang gagasan psikoanalitik bahwa gejala adalah fenomena luar dan bahwa masalah nyata adalah internal. Saat ini masih banyak terapis keluarga menyangkal bahwa perlu untuk mempertimbangkan dinamika yang mendasari untuk menjelaskan atau mengobati gejala perilaku. Banyak dokter percaya bahwa itu cukup untuk mengamati polapola interaksi dalam keluarga. Beberapa strategis terapis, seperti kelompok MRI, fokus pada interaksi gejala perilaku sekitar: orang lain, seperti kelompok Milan, mengambil pandangan yang lebih luas dari seluruh keluarga. Behavioris berpendapat bahwa untuk menjelaskan perilaku yang tidak diinginkan hanya perlu melihat pada koosekuensi penguatan. Masalah yang mendasar sebenarnya adalah disfungsi keluarga. Structural terapis memberikan perhatian pada keluhan-keluhan keluarga, tetapi berfokus pada structural masalah yang mendasari. Struktur keluarga sekarang adalah salah satu konsep sentral dalam terapi keluarga, dan dapat menjadi wadah bagi mereka yang melakukan atau tidak analisis structur mereka. Haley (1980) dan banyak orang menganggap bahwa dia seorang ahli strategis strukturalis. John Weakland dari kelompok MRI dengan tegas menyangkal kebutuhan untuk mencakup konsep-konsep struktural dalam asesmen keluarga, dan ia menganggap hal tersebut kembali ke teori psikodinamik yang didiskreditkan. Terapis psikoanalitik dan Bowenian memiliki konsep tersendiri tentang dinamika yang mendasarinya. . Psikoanalis mempunyai dinamika yang mendasari: saat ini praktisi psikoanalitik terapi keluarga menggunakan ide dalam konsep

23

konflik intrapsikis struktural (id, ego, superego): hambatan perkembangan; hubungan-hubungan objek internal; dan struktur patologis antara anggota keluarga. . Menurut model psikoanalitik, kesulitan dapat berkembang pada interaksi, tapi individu-individu yang berinteraksi memiliki masalah nyata. Dalam teori Bowen konsep utama yang menggambarkan dinamika keluarga adalah penyatuan. Proses proyeksi keluarga, dan interblocking triangles. Banyak pendapat yang menekankan bahwa bowenian mungkin menghabiskan waktu berhadapan langsung dengan orang lain untuk mempresentasikan symptom. Teori Bowenian menggunakan model diatesis-stress masalah psikologis. Model ini merupakan model dari penelitian genetik, di mana seseorang mengembangkan gangguan ketika sebuah cacat genetik yang dipicu oleh stres di lingkungan. Dalam teori bowenian, orang yang mengembangkan simptom dalam menghadapi kecemasan-membangkitkan stres memiliki perbedaan tingkat rendah dan secara emosional terpisah dari sistem pendukung, terutama dalam keluarga besar. Diatesis mungkin bukan genetik, tetapi akan diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Patologis Triangles Patologis triangles terletak di jantung beberapa penjelasan terapi keluarga gangguan perilaku. Bowen menjelaskan, ketika dua orang berada dalam konflik, orang yang paling mengalami kecemasan akan " triangle in " orang ketiga. Model ini tidak hanya memberikan penjelasan tentang sistem phatology tetapi juga sebagai peringatan: selama terapis tetap terikat pada satu pihak dalam konflik emosional, ia adalah bagian dari masalah, bukan bagian dari solusi. Dalam teori psikoanalitik, konflik oedipal dianggap akar neurosis. Berikut triangle dipicu oleh interaksi keluarga, tapi bersarang dalam jiwa individu. Fiksasi konflik patologis ini dapat disebabkan oleh perkembangan di luar lingkungan keluarga, Tetapi konflik yang tersembunyi di ruang dalam pikiran anak.

24

Teori Struktural keluarga didasarkan pada konfigurasi triangle di mana batas antara dua subsistem disfungsional adalah kebalikan dari batas ketiga. Ayah dan anak terkurung mencerminkan ayah dan ibu bercerai; pelepasan seorang ibu tunggal dari anak-anaknya adalah keluarga. Teori struktural juga menggunakan konsep triangle patologis untuk menjelaskan konflik Detouring triad, dimana orang tua mengalihkan konflik mereka ke anak mereka. Strategis terapis biasanya bekerja dengan model dyiadic, di mana gejala satu orang dipelihara oleh upaya lain untuk mengatasinya. Haley dan Salvini Palazzoli, bagaimanapun, menggunakan model triangle dalam bentuk lintas generasi koalisi " perverse triangles ". Seperti Haley (1977) menyebut mereka, terjadi ketika orang tua dan anak, atau kakek dan nenek dan anak, berkolusi untuk membentuk benteng oposisi rahasia untuk orang tua lainnya. Fungsi triangular kurang sentral untuk model-model baru karena mereka tidak peduli dengan bagaimana keluarga mengembangkan masalah. Bahkan mungkin dikatakan bahwa mengabaikan dinamika keluarga adalah salah satu kekuatan narasi dan solusi yang berfokus pada pendekatan, jika hal itu membantu para terapis zero pada kebiasaan konstriksi mengatakan pemikiran mereka juga mungkin tertarik, bagaimanapun, bahwa mengabaikan dinamika keluarga adalah salah satu kelemahan dari pendekatan ini, terutama dalam kasus di mana konflik dalam keluarga tidak hanya akan hilang karena anggota keluarga bekerja sama untuk memecahkan masalah umum.

Tujuan Dari TerapiTujuan dari psikoterapi semua adalah untuk membantu orang berubah untuk meringankan penderitaan mereka. Hal ini berlaku dari terapi individu, terapi kelompok, dan terapi keluarga. Mengapa kemudian banyak ditulis tentang tujuan dari berbagai sekolah terapi? Beberapa dari itu ada hubungannya dengan perbedaan ide-ide tentang bagaimana orang berubah, sebagian hanya dengan kosa kata alternatif untuk menjelaskan perubahan itu. Ketika Bowenians berbicara

25

tentang "diferensiasi diri" dan psychoanalyss berbicara tentang "kekuatan ego yang meningkat." Mereka berarti cukup banyak hal yang sama. Jika kita menanggalkan perbedaan semantik, model terapi keluarga bervariasi pada dua dimensi utama dari tujuan. Pertama, sekolah berbeda dengan rasa hormat mereka untuk tingkat tujuan: mereka mencari perubahan melalui aspek yang berbeda dari fungsi pribadi dan keluarga. Kedua, sekolah berbeda dalam hal berapa banyak mencoba mengubah mereka. Beberapa konten dengan resolusi gejala, yang lain bercita-cita untuk mengubah sistem seluruh keluarga. Semua terapis tertarik dalam menyelesaikan masalah, tetapi mereka bervariasi dari yang bersangkutan dengan kesehatan sistem seluruh keluarga. Strategis, solusi-terfokus, dan terapis perilaku yang paling tidak peduli dengan mengubah seluruh sistem; terapis psikoanalitik dan Bowenian yang paling prihatin dengan perubahan sistem. Tujuan dari struktural terapi keluarga adalah baik resolusi/pemecahan gejala dan perubahan struktural. Namun, perubahan struktural berusaha memiliki tujuan sederhana yaitu menyusun kembali bagian dari keluarga yang gagal untuk menyesuaikan perubahan keadaan, narasi, komunikasi, dan terapis eksperiensial juga bertujuan menyusun kembali gejala antara keluarga. Praktisi dari sekolahsekolah ini tidak berfokus pada penyajian keluhan maupun system keluarga secara keseluruhan mereka memberikan perhatian khusus terhadap proses-proses yang mereka percaya mendasari gejala: konstruksi kognitif, gambaran dari komunikasi, dan ekspresivitas emosional. Perbaikan proses ini diperkirakan untuk

menyelesaikan gejala dan meningkatkan pertumbuhan. Fokus strategis terapi dan solution-focused pada bagian ini adalah pada pemecahan masalah. Tujuannya adalah hanya untuk menyelesaikan apa pun keluhan klien saat ini. Terapis narative, bertujuan untuk membantu klien dengan memecahkan masalah mereka yang datang, tetapi juga meninggalkan pikiran pribadi yang sehat.

26

Sebuah catatan akhir pada tujuan, Menyelesaikan masalah terapi keluarga ini, simbol dari optimisme praktisi. Sekarang, bagaimanapun, dengan merangkul model penyakit (Yes, Virginia, there is such a thing as schizophrenia) beberapa ahli terapi keluarga, terutama mereka yang praktek psikoedukasi, advokat dengan mengatasi bukan menyembuhkan. Psikopatologis yang serius sebagai tujuan yang layak. Tujuan ini sederhana tapi realistis telah sulit untuk beberapa terapis

keluarga untuk menerima.

Ketentuan Untuk Merubah PerilakuAction atau Insight Salah satu perbedaan pertama antara terapi keluarga dan terapi individu ada hubungannya dengan wawasan. Terapis Indivual menekankan wawasan intelektual dan emosional; terapis keluarga menekankan tindakan. Namun, meskipun mereka menekankan tindakan dalam tulisan mereka. Sebagian besar teknik terapis keluarga awal dirancang untuk mempengaruhi tindakan melalui pemahaman. Sebenarnya, karena orang berpikir, merasa, dan bertindak, tidak ada bentuk terapi dapat berhasil tanpa mempengaruhi semua ada aspek dari kepribadian manusia. action dan insight adalah kendaraan utama perubahan dalam terapi keluarga. Kebanyakan terapis menggunakan kedua mekanisme, tapi beberapa sekolah baik menekankan tindakan (strategis, perilaku) atau wawasan (psikoanalitik, narasi). Seperti behavioris, terapis strategis fokus pada perilaku dan tidak percaya dalam mengembangkan pemahaman dan mereka tidak percaya pada pengajaran: bukannya mereka percaya bahwa cara untuk mengubah perilaku adalah melalui manipulasi. Apa yang beberapa orang menganggap tindakan dapat dianggap oleh psikoanalis sebagai sandiwaara-jalan keluar-hiburan untuk menutupi sinyal konflik kecemasan yang mendasari. Hanya dengan memahami impuls mereka dan

27

mereka yang terlibat dalam pencapaian perubahan yang abadi. Selain itu, karena konflik tidak sadar, hanya interpretasi metodis dari sumber yang tersembunyi dari perilaku membawa perubahan yang abadi. Dalam terapi psikoanalitik, tindakan belum dianalisis diprakarsai oleh terapis dianggap manipulasi. Insight hanya dapat dicapai jika keluarga dengan kata-kata pikiran dan perasaan mereka dibandingkan dengan bertindak pada mereka, dan terapis menafsirkan makna sadar bukan menyarankan atau memanipulasi tindakan. Secara teori sistem Bowen, intervensi juga mempengaruhi tingkat tindakan dan pemahaman, tetapi urutan efek dibalik, Bowenians mulai dengan menenangkan orang, sehingga mereka akan berhenti saling menyalahkan dan mulai merenungkan proses hubungan mereka tertangkap sampai masuk begitu mereka mulai melihat peran mereka dalam triangle dan polarisasi seperti pengejar/jarak dinamis, anggota keluarga didorong untuk melakukan eksperimen hubungan di mana mereka mengubah partisipasi mereka dalam pola-pola ini. Model Milan dan Hoffman mengangkat pentingnya bekerja dengan sistem makna. Dengan demikian sistem terapis keluarga menjadi kurang berorientasi dengan analisis perilaku dan berorientasi pada tindakan intervensi. Penekanan pada makna sangat menarik untuk terapis yang mendukung pendekatan kolaboratif, tapi sementara individu yang membentuk keluarga tentu merasa, berpikir, dan paling kuat bersama-sama dalam menciptakan dan memelihara masalah tindakan mereka dan saling dikoordinasikan. Membantu orang mempertimbangkan kembali cara memahami dilema mereka dapat membantu mereka menemukan cara baru untuk mengatasinya. Tapi semua untuk melihat apa yang perlu kita lakukan. Resistance (Perlawanan) Keluarga terkenal resisten terhadap perubahan. Selain perlawanan dari anggota keluarga individu, sistem itu sendiri menolak perubahan-atau, untuk struktur yang memegang sebuah keluarga bersama-sama didukung oleh kebiasaan setiap orang anggotanya.

28

Sementara itu sebagian benar bahwa perlawanan lebih diharapkan untuk konfrontasi sangat terlihat dari minuchin atau Whitaker, perlawanan, atau keengganan untuk berubah, masih menjadi masalah bahkan untuk pendekatan persuasif saat ini. Terapis narasi tidak berdebat dengan klien atau menghadapi mereka tentang konstribusi mereka untuk konflik keluarga, tetapi apa yang mereka gambarkan sebagai "eksternalisasi" dan "percakapan dekonstruktif" adalah bagian dari upaya untuk memaksakan narasi mereka sendiri bentuk pada cerita-cerita klien. Terapis perilaku mengabaikan perlawanan dan berhasil hanya ketika klien mereka bersedia untuk mengikuti instruksi. Sekolah lain dari terapi keluarga mempertimbangkan resistensi suatu hambatan yang besar dan telah menemukan berbagai cara untuk mengatasinya. . Praktisi psikoanalisis percaya bahwa resistensi dimotivasi oleh pertahanan sadar, diselesaikan melalui interpretasi. Ini adalah model intrapsikis, tetapi tidak mengabaikan resistensi sadar dan interaksional. Sebaliknya, ahli terapi psikoanalitik percaya bahwa interaksional konflik di antara anggota keluarga atau antara keluarga dan terapis-berakar dalam perlawanan bawah sadar untuk driver dasar. Orang akan menghindari hal-hal yang menyakitkan tentang diri mereka sendiri, tetapi yang lebih keras mereka menyembunyikan kebenaran yang menyakitkan dari anggota lain dari keluarga mereka. Itu salah satu hal untuk memberitahu terapis bahwa Anda marah pada pasangan Anda, itu hal lain untuk memberitahu pasangan Anda. Solusi Minuchin untuk masalah resistensi sangat mudah, dia menang atas keluarga dengan bergabung dan akomodatif kepada mereka. Hal ini memberinya pengaruh untuk menggunakan konfrontasi yang dirancang untuk merestrukturisasi interaksi keluarga. Perlawanan dipandang sebagai produk dari interaksi antara terapis dan keluarga, perubahan ini dilakukan dengan bergantian menantang keluarga dan kemudian bergabung kembali dengan mereka untuk memperbaiki pelanggaran dalam hubungan terapeutik.

29

Terapis Strategis menghindari perebutan kekuasaan dengan pergi dengan resistensi daripada menantang. Mereka menganggap bahwa keluarga tidak memahami perilaku mereka sendiri dan akan menentang upaya untuk mengubahnya. Sebagai tanggapan, beberapa praktisi strategis mencoba untuk mendapatkan kontrol dengan sengaja memprovokasi keluarga untuk menolak. Setelah keluarga melawan untuk bereaksi terhadap arahan terapi, terapis dapat memanipulasi mereka untuk mengubah ke arah yang diinginkan. Akhirnya, di bawah judul perlawanan, kita harus mempertimbangkan fenomena induksi. Induksi adalah apa yang terjadi ketika terapis ditarik ke dalam sistem keluarga dan mentaati aturan. Ketika ini terjadi terapis menjadi sekadar anggota keluarga, hal ini dapat menstabilkan sistem, tetapi melemahkan pengaruh terapeutik. Seorang terapis yang dilantik ketika ia digambarkan dalam memenuhi fungsi keluarga yang hilang, seperti mendisiplinkan anak-anak atau bersimpati dengan suami yang istrinya tidak, atau ketika terapis melakukan apa yang orang lain tidak, seperti menghindari menantang patriark atau meminimalkan masalah minum. Family Therapist Relationship Pergeseran pertama terjadi pada 1980-an, ketika model cybernetic ditolak karena ditempatkan terapis luar dan di atas keluarga. Kedua-order cybernetics adalah istilah yang digunakan untuk menekankan bahwa terapis itu adalah bagian dari sistem dalam pengobatan dan karena itu tidak mampu terpisah objektivitas. Sebuah pergeseran yang lebih mendasar terjadi pada 1990-an ketika terapis keluarga mulai menolak peran ahli yang mendukung model yang lebih kolaboratif. Para pendukung model kolaboratif telah memicu reaksi keras dari mereka yang mengatakan bahwa tidak apa-apa untuk meninggalkan otoritarianisme, tetapi tidak begitu baik jika ini berarti kepemimpinan abdicating (misalnya, Nichols, 1993). Tapi sementara gagasan terapi sebagai kolaborasi telah menjadi hampir klise, apa pun lebih banyak dari apakah terapis menggambarkan diri mereka

30

sebagai ahli atau "coparticipants" adalah apakah mereka bertindak untuk memanipulasi atau memberdayakan orang.

TerapiAsesment Setiap sekolah terapi keluarga memiliki teori tentang keluarga yang menentukan di mana mereka mencari masalah dan apa yang mereka lihat. Beberapa mempertimbangkan seluruh keluarga (Milan, struktural, Bowenian), beberapa berkonsentrasi pada individu (psikoanalitik, pengalaman), beberapa fokus sempit pada urutan yang mempertahankan gejala (strategis, perilaku), dan beberapa membayar perhatian yang sangat sedikit untuk apa yang menyebabkan masalah, lebih memilih untuk memobilisasi orang untuk bekerja melawan mereka (solusi-facused, narasi). Terapis Struktural juga menekankan penilaian, tetapi evaluasinya didasarkan pada observasi. Undang-undang memberikan terapis kesempatan untuk mengamati pola keterperangkapan dan pelepasan. Aspek positif dari prosedur penilaian sekolah ini adalah bahwa ia menggunakan pola interaksi antara keluarga mereka sendiri, itu termasuk seluruh keluarga, dan itu diatur dalam hal sederhana yang menunjuk langsung ke perubahan yang diinginkan. Kelemahan potensi untuk asesmen struktural adalah bahwa mungkin melupakan orang sambil memfokuskan pada peran mereka dalam keluarga. Ini tidak selalu terjadi, tapi kesalahan yang sering dibuat oleh pemula. Sekolah Bowenian juga melakukan pekerjaan yang sangat baik mempertimbangkan seluruh keluarga dalam asesmen. Tidak seperti strukturalis, bagaimanapun, Bowenians mengandalkan apa yang diperintahkan, dan mereka tertarik pada masa lalu maupun masa sekarang. Luasnya teori psikoanalitik memungkinkan praktisi untuk berspekulasi dengan baik menjelang data mereka; sedikit informasi menunjukkan banyak.

31

Keuntungannya adalah bahwa teori ini mengatur data dan menyediakan petunjuk berharga untuk mengungkap makna tersembunyi. Bahayanya adalah bahwa teori banyak mendistorsi data, menyebabkan dokter untuk hanya melihat apa yang mereka harapkan untuk melihat. Experientialists tidak memiliki keunggulan maupun kelemahan. Evaluasi mereka dipandu oleh sebuah teori sederhana tentang perasaan dan bagaimana mereka ditekan, mereka cenderung tidak mengungkap banyak hal yang tersembunyi. Tapi mereka juga cenderung untuk tidak melihat hal-hal yang tidak ada. Dua dari sekolah baru, narasi dan solusi-terfokus, menjauhkan diri dari segala bentuk penilaian. Terapis Solus-berfokus percaya bahwa memikirkan

masalah dan penyebabnya merusak berpikir positif mereka berharap untuk menghasilkan. Mereka juga percaya bahwa solusi yang tidak selalu berhubungan dengan cara masalah terjadi. Decisive interventions Dalam terapi psikoanalitik ada dua teknik definitif. Yang pertama, interpretasi, terkenal tapi tidak dipahami dengan baik. . Digunakan dengan tepat, interpretasi mengacu pada mengelusidasi makna sadar. Ini tidak berarti pernyataan pendapat-"Anda perlu untuk mengekspresikan perasaan Anda sebelum Anda benar-benar bisa dekat"; saran-"sebagai selama Anda terus menulis dia, perselingkuhan belum berakhir"; teori-"beberapa alasan Anda tertarik padanya didasarkan pada kebutuhan uncounscious "; atau konfrontasi-" kau bilang ka tidak perawatan, tetapi Anda benar-benar marah "Interpretasi adalah pernyataan tentang makna sadar. "Anda telah mengeluh tentang anakmu itu berdebat dengan Anda sepanjang waktu. . Dia melakukan hal yang sama, tapi Anda takut untuk mengatakan demikian, dan itulah sebabnya Anda mendapatkan begitu marah pada anakmu. " Teknik menentukan kedua dalam pengobatan analitis adalah diam Kesunyian terapis memungkinkan dia untuk menemukan apa yang ada di pikiran pasien dan untuk menguji sumber daya keluarga; Juga meminjamkan kekuatan

32

untuk interpretasi akhirnya. Ketika terapis adalah diam, anggota keluarga berbicara, mengikuti pikiran mereka sendiri daripada menanggapi terapis. Teknik menentukan dalam terapi ekperiensial adalah konfrontasi. Konfrontasi dirancang untuk memprovokasi reaksi emosional dan sering agresif tumpul, tidak biasa bagi terapis ekperiensial untuk memberitahu klien begitu tutup mulut atau mengejek mereka karena tidak tulus. Konfrontasi sering digabungkan dengan pengungkapan pribadi, teknik utama kedua sekolah ini. Experientialists menggunakan dirinya sebagai model emosional ekspresif. Akhirnya, terapis Mose pengalaman juga menggunakan latihan struktural. Kontrol positif penghargaan perilaku diinginkan -adalah salah satu prinsip yang paling berguna dalam terapi keluarga, berharga bagi keluarga, dan untuk terapis. Terapis, seperti orang tua, cenderung mencaci biaya mereka untuk kesalahan, sayangnya, jika Anda diberitahu bahwa Anda menekan perasaan Anda, Anda memanjakan anak-anak, atau menggunakan kontrol koersif, Anda cenderung untuk merasa mengangkat dan meletakkan. Bowen sistem terapis juga guru, tetapi mereka mengikuti kurikulum yang berbeda. Mereka mengajar orang untuk bertanggung jawab atas diri mereka sendiri dan bagaimana dengan demikian mereka dapat mengubah seluruh keluarga mereka. Selain diferensiasi pengajaran, terapis Bowenian

mempromosikan dua pelajaran akibat wajar: menghindari triangulasi dan membuka kembali cut-off hubungan keluarga Secara keseluruhan ketiga pelajaran memungkinkan satu orang untuk mengubah seluruh jaringan nya atau sistem keluarganya. Ringkasan Tema tahun-tahun awal dalam pengembangan terapi keluarga adalah proliferasi sekolah bersaing, masing-masing diiklankan sebagai yang unik dan unik yang efektif. Sekarang, seperti terapi keluarga bergerak ke abad kedua puluh satu, tema adalah integrasi. Terapis berbakat begitu banyak telah bekerja begitu lama bahwa lapangan telah berhasil mengumpulkan sejumlah cara yang berguna

33

untuk melihat dan mengobati keluarga. Di bawah ini, kami menawarkan beberapa komentar sangat subyektif tentang beberapa konsep dan metode yang telah membuktikan dirinya klasik terapi keluarga. Teori fungsi keluarga memiliki kedua tujuan ilmiah dan praktis. Teori yang paling berguna mengobati keluarga sebagai sistem, memiliki konsep untuk menggambarkan kekuatan stabilitas dan perubahan, melihat proses yang mendasari isi dari diskusi keluarga; mengenali sifat triadic hubungan manusia; ingat untuk mempertimbangkan konteks keluarga inti daripada melihatnya sebagai sistem tertutup, dan menghargai fungsi batas-batas dalam melindungi

kekompakan individu, kelompok sub, dan keluarga. Dokter lebih peduli dengan phatology dan perubahan dibandingkan dengan normal, tapi itu berguna untuk memiliki beberapa ide tentang fungsi keluarga yang normal, baik untuk membentuk tujuan pengobatan dan untuk membedakan apa yang bermasalah dan perlu berubah, bentuk apa yang normal dan tidak. Beberapa konsep yang paling berguna dari fungsi keluarga yang normal termasuk model struktural keluarga sebagai sistem terbuka dalam transformasi: model komunikasi langsung, komunikasi tertentu, dan jujur sebuah keluarga, dengan aturan yang jelas cukup untuk memastikan stabilitas dan cukup fleksibel untuk memungkinkan perubahan ; model perilaku pertukaran yang adil biaya interpersonal dan manfaat, penggunaan kontrol positif, bukan paksaan, dan penguatan bersama antara mitra; model strategis fleksibilitas sistemik. Yang memungkinkan penyesuaian dengan perubahan keadaan dan kemampuan untuk menemukan solusi baru ketika yang lama tidak bekerja, dan model Bowenian, yang menjelaskan bagaimana diferensiasi diri memungkinkan orang untuk mandiri di kali, intim pada orang lain. Konsep terapi keluarga Sebagian besar fokus perilaku gangguan pada sistem dan interaksi, tetapi psikoanalitik, Bowenian, narasi, dan model eksperiensial menambah kedalaman psikologis ke tampilan interaksional, menjembatani kesenjangan antara pengalaman batin dan perilaku lahiriah. Fakta bahwa orang bercerai banyak mengulangi kesalahan dari pernikahan pertama

34

mereka mendukung gagasan bahwa beberapa dari apa yang terjadi di dalam keluarga adalah produk dari karakter individu. Beberapa konsep yang paling berharga dari pengaruh yang tertekan dan takut mengambil risiko, dan konsep psikoanalisis penangkapan perkembangan, hubungan-hubungan objek internal, konflik insting, dan kelaparan akan penghargaan. Ini konsep dinamika individu tambahan berarti berguna, tetapi ide-ide besar di bidang menjelaskan gangguan perilaku dalam hal teori sistem. Yang paling berpengaruh ini adalah tentang sistem tidak fleksibel, terlalu kaku untuk mengakomodasi perjuangan individu atau menyesuaikan diri dengan perubahan keadaan; gejala anggota keluarga mempromosikan kohesi dengan menstabilkan keluarga nuklir dan diperpanjang, struktur hirarkis yang tidak memadai; keluarga terlalu ketat atau terlalu longgar terstruktur, dan triangle phatological . Beberapa tujuan dari terapi keluarga praktis universal-clarifing

komunikasi, pemecahan masalah, mempromosikan individu-otonomi dan ada pula yang unik. Beberapa sekolah mengambil menghadirkan masalah pada nilai nominal, sedangkan yang lain memperlakukan mereka sebagai metafora dan tanda-tanda. . Dalam kedua kasus, tujuan seharusnya tidak begitu luas karena mengabaikan resolusi gejala, atau terlalu sempit untuk menjamin stabilitas resolusi gejala. . Kebetulan, nilai-nilai yang jarang dibahas dalam literatur terapi keluarga, pengecualian menjadi Boszormonyi-Nagi. Terlalu sedikit pertimbangan telah diberikan untuk berlatih tanggung jawab etis terapis. Termasuk kemungkinan tanggung jawab yang saling bertentangan untuk individu, keluarga, dan masyarakat yang lebih besar.

35

BAB 16 Advances in Family Therapy Research

Terapi keluarga telah diterapkan untuk hampir setiap jenis gangguan pada anak-anak, remaja, dan dewasa, dan telah menunjukkan keberhasilan dengan masing-masing populasi yang diteliti. (Pinsof & Wynne, 2000). Berbasis keluarga, intervensi melibatkan klien dan anggota keluarganya (e.g., Prinz &Miller, 1994; Sisson & Azrin, 1986) dan menunjukkan tingkat retensi mengesankan dengan klien yang paling sulit (e.g., Henggeler, Pickrel, Brondino, & Crouch, 1996), serta mengurangi gejala dan memfasilitasi pengembangan prososial di sejumlah domain (Lebow & Gurman, 1995). meta-analisis, yang memeriksa besarnya efek terapis di banyak penelitian, mengungkapkan bahwa terapi keluarga umumnya menunjukkan efek unggul dibandingkan dengan tanpa kontrol perlakuan atau pengobatan alternatif (Hazelrigg, Gooper, & Borduin, 1987; Shadish et al., 1993; Shadish, Ragsdale, Glaser, & Montgomery, 1995). Terapi keluarga tampaknya sangat efektif dalam pengobatan penggunaan zat berbahaya terhadap gangguan perilaku anak, hubungan tekanan dan sebagai salah satu unsur intervensi multikomponen pada skizofrenia. Sebagian besar terapi keluarga masih terpisah dari realitasnya, sebagai intervensi dengan dukungan empiris substansial belum diadopsi dan dipraktekkan oleh klinisi di masyarakat. Tanggung jawab atas keadaan ini tidak hanya terletak pada kendala dan realitas praktek sehari-hari dan kesenjangan dalam pernikahan dan program pelatihan terapi keluarga, tetapi juga dalam kompleksitas model yang dikembangkan dalam keadaan uji klinis seni (NIDA, 2002). Banyak praktisi terapis merasa bahwa penelitian berbasis terapi berbias terhadap kepentiangan akademis (e.g., heavy emphasis on behavioral tecniques) dan penelitian ini cenderung untuk dihapuskan dari realita menghadapi terapis dalam setting praktek (Hawley et al., 2000). Sehingga terapis keluarga mungkin memiliki arti bahwa penelitian empiris gagal untuk mengatasi masalah realistis atau praktis

36

menguraikan langkah-langkah untuk menerapkan intervensi dalam praktek (Pinsof & Wynne, 2000)

Hasil Terapi KeluargaGangguan Perilaku pada Anak dan Remaja Risiko Keluarga dan Faktor pelindung untuk Masalah Perilaku. Gangguan perilaku pada anak dan remaja, termasuk Oppositional Defiant Disorder (ODD), Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dan Conduct Disorder (CD), telah kuat dan konsisten terkait dengan sejumlah faktor keluarga seperti konflik dan agresi (Dadds, Sanders, Morrison, & Rebgetz, 1992; Lindahl, 1998). Pada kenyataannya, terbukti bahwa perilaku antisosial dipelajari di usia dini di rumah melalui penguatan negatif pola koersif dan genaralisasi di sekolah dan lingkungan teman sebaya (Patterson, 1995; Snyder & Patterson, 1995). Keluarga Berdasarkan Intervensi untuk Masalah Perilaku Anak. Karena peran pola keluarga koersif dalam memulai dan yang memperparah masalah perilaku yang mengganggu, sejumlah keluarga berdasarkan intervensi telah dirancang untuk mencegah perilaku di kalangan berisiko tinggi anak-anak dan remaja dengan gangguan perilaku. Interaksi keluarga dapat diakses, sebagai terapis keluarga terkenal. Keterlibatan dan Retensi dalam Terapi. Pendekatan berbasis keluarga memiliki keuntungan menghadapi berbagai hambatan yang sangat, sperti ketahanan orangtua untuk berubah, (Stoolmiller, Duncan, Bank, & Patterson, 1993) kesulitan keluarga (Prinz & Miller, 1994). Dirasakan tantangan dari terapi itu sendiri, dan hubungan terputus dengan terapis, yang menjaga anak-anak bermasalah dari mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Parent Management Training (PMT). Dari intervensi berbasis keluarga untuk anak dan masalah perilaku remaja, pelatihan manajemen orangtua telah menerima perhatian yang paling empiris dan didukungan. (Kazdin, 1987: Mabe, Turner, & Josephson, 2001). Pendekatan dasar, bertujuan untuk mengembangkan

37

keterampilan orang tua dan mengoreksi perilaku pengasuhan yang berkontribusi terhadap siklus koersif negatif (Wierson & Forehand, 1994), ditandai dengan :1. Berfokus pada perlakuan orangtua 2. Membantu orangtua untuk mengenali, mengamati, dan menanggapi

masalah perilaku anak dengan cara baru.3. menerapkan

prinsip-prinsip belajar sosial untuk meningkatkan

keterampilan orangtua yang positif.4. memberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan pengasuhan baru

dan menerapkannya di rumah. Fungsi Terapi Keluarga. Fungsi terapi keluarga adalah sebagai pendekatan lain berbasis keluarga untuk pencegahan dan pengobatan anak dan masalah perilaku remaja. Model ini berdasarkan asumsi bahwa masalah perilaku anak-anak menjalankan fungsi dalam sistem keluarga dan diawali dan dikelola oleh proses interpersonal yang maladaptif. Sehingga terapi menargetkan perubahan dalam pola-pola interaksi destruktif dan menggunakan intervensi perilaku untuk memperkuat cara-cara positif menanggapi dan membangun lebih pemecahan masalah yang efektif dalam pendekatan dalam keluarga. Multisistemik Terapi. Di kalangan generasi baru dari intervensi keluarga berbasis multisistemik mungkin adalah pendekatan terapi yang paling

menjanjikan untuk pengobatan kenakalan remaja. Dalam serangkaian uji coba ketat dikontrol diimplementasikan dengan anak pelaku kejahatan serius, Scott Henggeler dan rekan-rekannya telah menunjukkan hasil yang mengesankan dari kemampuan model untuk melibatkan pemuda dan keluarga ke pengobatan. Dibandingkan dengan layanan pengadilan anak-anak sebagai terapi biasa dan individu, MST tidak hanya menunjukkan tingkat signifikansi kepulangan sakit yang lebih rendah dan mengurangi waktu dipenjara, tetapi juga menunjukkan efek positif yang lebih besar pada fungsi keluarga dan agresi dengan teman sebaya. Lebih lanjut, MST telah menunjukkan efek positif ketika dilaksanakan oleh praktisi masyarakat di klinik kesehatan mental, meskipun dampak terapeutik bervariasi tergantung pada kepatuhan terapis untuk model MST. Akhirnya, investigasi yang dilakukan salah satu studi efektivitas biaya hanya intervensi

38

berbasis keluarga. Akhirnya, investigasi yang dilakukan salah satu studi efektivitas biaya hanya intervensi berbasis keluarga. Dibandingkan dengan pengobatan rawat jalan, MST secara signifikan mengurangi keterlibatan anak muda dengan sistem hukum dalam waktu enam bulan setelah perawatan, dan penurunan ini tidak diimbangi oleh peningkatan dari penempatan rumah.

Terapi Keluarga untuk Depresi dan KecemasanRisiko Keluarga dan Faktor pelindung untuk Depresi dan

Kecemasan. Ada bukti untuk proses keluarga khususnya dalam pengembangan dan pemeliharaan kecemasan dan depresi pada anak-anak, remaja, dan dewasa. Misalnya, hubungan kelekatan yang kurang bagus. Meskipun penelitian lebih difokuskan pada peran keluarga dalam perkembangan gangguan kecemasan, ada bukti bahwa karakteristik ibu seperti kehangatan rendah, negatif, sebagai bencana, dan otonomi rendah pemberian, serta psikopatologi, dan alkoholisme bisa meninggalkan anak-anak rentan terhadap kecemasan. Kecemasan juga dikaitkan dengan hal negatif perkawinan dan ketidakpuasan. Jadi konstelasi faktor keluarga telah dikaitkan dengan deppression dan kecemasan di seluruh jangka hidup, dan berpotensi meninggalkan pasien pada risiko kambuh jika tidak ditangani dalam terapi. Pengobatan Keluarga Berbasis untuk Anak dan Masalah Emosional Remaja. Intervensi berbasis keluarga untuk gangguan kecemasan anak hanya memiliki sedikit dukungan. Dadds dan rekan telah melakukan beberapa penelitian pengujian kombinasi CBT dan intervensi berbasis keluarga dengan anak-anak cemas dan orang tua mereka. Misalnya, Dadds et al (1997) menguji sepuluh minggu sekolah berdasarkan perilaku kognitif dan kelompok berbasis intervensi keluarga dini untuk anak-anak diperiksa untuk masalah kecemasan dibandingkan dengan kondisi pemantauan. Kedua perawatan mengurangi gejala kecemasan dari pra-ke pasca tes, namun hanya intervensi berbasis keluarga CBT yang dipertahankan lagi di enam bulan sampai dua tahun setelah intervensi (Dadds et al., 1999).

39

Pengobatan Keluarga Berbasis untuk Depresi dan Kecemasan Dewasa. Perilaku atau terapi belajar sosial perkawinan berbasis fokus depresi pada pasangan pengajaran untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah lebih efektif. sambil meningkatkan positif. menyenangkan interaksi dan mengurangi simpang susun negatif. Terapi perilaku pasangan muncul untuk bekerja sama dengan baik dalam mengurangi ketidakpuasan perkawinan, menghilangkan komunikasi negatif, dan meningkatkan fungsi psikologis bagi pasangan tertekan dan pasangan dengan pasangan tertekan. Jacobson dkk. melaporkan bahwa BMT adalah kurang efektif dibandingkan terapi kognitif dalam mengurangi gejala depresi antara wanita yang tidak maritally tertekan di intake. Family focused psychoeducational (FFT) mirip dengan struktur terapi perilaku. Memasukkan sesi informasi bersifat mendidik tentang gangguan tersebut. Pelatihan komunikasi tambahan, pelatihan keterampilan dan pemecahan masalah, serta teknik perilaku yang dirancang untuk menyediakan peluang untuk berlatih dan mengasah keterampilan baru. Hasil menunjukkan keunggulan FFT dalam meningkatkan pertukaran positif keluarga nonverbal dan mengurangi gejala pasien dalam entri perawatan tahun berikutnya, meskipun interaksi secara verbal tidak membaik secara signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi keluarga psychoeducational perlu penyelidikan lebih lanjut, tetapi menawarkan janji dalam pengobatan pasien bipolar.

Terapi Keluarga Untuk SkizofreniaRisiko keluarga dan faktor pelindung untuk skizofrenia. Peneliti Keluarga telah tertarik dengan dinamika keluarga pasien skizofrenia sejak tahun 1960-an dan 1970-an, ketika pola relasional dikenal sebagai "penyimpangan komunikasi" (Singer & Wynne, 1965) dan "emosi diekspresikan" (Vaughn & Leff, 1976) yang mengemukakan sebagai memiliki kekuasaan unik yang jelas sebagia faktor yang mempengaruhi perkembangan gangguan psikotik. Penelitian selanjutnya sangat mendukung peran dinamika keluarga yang terganggu sebagai faktor penyebabnya, mungkin untuk proses biologis, namun tetap memberikan kontribusi, dalam onset

40

dan kronisitas skizofrenia. Misalnya, sejumlah studi telah menghubungkan keluarga "penyimpangan komunikasi", sebuah label umum untuk jelas, terdistorsi, discontinuos, dan interaksi yang tidak jelas, untuk skizofrenia (Doane et al, 1989; Goldstein, 1987:.. Miklowitz et al, 1991) . Penelitian-penelitian telah dikaitkan dengan skizofrenia penyimpangan komunikasi dari waktu ke waktu dan lintas budaya. Penelitian lain difokuskan pada hubungan antara "mengungkapkan emosi" (EE), pola emosional atas keterlibatan dan criticsm, untuk skizofrenia. Kerabat pasien skizofrenia telah terbukti membuat lebih negatif, pernyataan instrusiva dari keluarga pasien bipolar. Selanjutnya, keluarga skizofrenia dicirikan sebagai tinggi EE cenderung membuat atribusi santai tentang penyakit pasien dengan faktorfaktor internal dan terkendali oleh pasien, dan atribusi keluarga dan kritik pasien adalah penting dalam menentukan perjalanan penyakit. Namun, EE dalam keluarga penderita skizofrenia telah terbukti dua arah dan dampaknya terhadap pasien dan keluarga kemungkinan dimediasi oleh tingkat pasien gejala dan keterampilan sosial. EE tinggi dalam keluarga telah secara konsisten dikaitkan dengan risiko lebih besar untuk kambuh setelah pengobatan, dengan demikian intervensi semakin dikhususkan untuk membantu keluarga mengatasi stres mengurus orang yang mereka cintai dan memodifikasi sikap dan interaksi untuk mendukung pemulihan pasien. Intervensi berbasis keluarga untuk skizofrenia. Munculnya obat psikoaktif pada 1960-an, yang merevolusi pengobatan instituional untuk pasien sakit mental, juga meninggalkan masyarakat dan keluarga dengan banyak beban merawat pasien skizofrenia. Intervensi Keluarga ini kemudian dikembangkan berdasarkan bukti terkumpul faktor risiko keluarga disebutkan di atas di awal skizofrenia dan kambuh dan stres sicnificant merawat anggota keluarga yang sakit mental. Perawatan berbasis keluarga ini telah dirancang untuk meningkatkan intervensi farmakologis, dengan tujuan meningkatkan lingkungan keluarga (termasuk mengurangi kritik dan permusuhan dan meningkatkan stabilitas dan struktur) dan membantu keluarga dengan manajemen penyakit. Intervensi umumnya terdiri dari strategi keterlibatan, psikoedukasi, penanggulangan dan kemampuan memecahkan masalah pelatihan untuk keluarga stres yang lebih rendah, dan intervensi krisis.

41

Dukungan yang cukup besar sekarang ada untuk penggunaan intervensi berbasis keluarga dalam rejimen pengobatan multimodal untuk pasien skizofrenia. Beberapa intervensi berbasis keluarga telah mendokumentasikan keberhasilan dalam mengurangi gejala dari pra-untuk pasca-pengobatan dan menurunkan risiko untuk kambuh pengobatan berikut. Misalnya, dalam studi awal manajemen kombinasi pengobatan dan terapi keluarga. Michael Goldstein dan tim-nya melaporkan angka kekambuhan pada enam bulan serendah 0 persen di antara pasien yang menerima terapi keluarga dan dosis obat moderat, dibandingkan dengan hampir 50 persen tingkat kambuh dengan dosis obat yang rendah saja. Penelitian mendukung efek positif dari manajemen keluarga perilaku (termasuk psikoedukasi dengan komunikasi dan pemecahan masalah keterampilan) dalam meningkatkan keterampilan sosial penderita skizofrenia itu, mengurangi stres keluarga, dan memperbaiki komunikasi keluarga, serta secara signifikan mengurangi tingkat kambuhan dibandingkan dengan perawatan kejiwaan standar sampai dua tahun setelah pengobatan. Tarrier di al. (1989) juga menunjukkan hasil yang mengesankan dengan dua versi terapi keluarga terhadap kondisi pendidikan keluarga singkat dan teratment seperti biasa. Pendekatan terapi keluarga Kedua menunjukkan tingkat kambuhan secara signifikan lebih rendah dari kondisi perbandingan sampai dua tahun setelah perawatan. Penyelidikan terbaru oleh kelompok yang sama diuji model multikomponen terpadu yang terdiri dari wawancara motivasi, CBT, dan terapi keluarga untuk penderita skizofrenia dengan gangguan penggunaan zat komorbid. Pendekatan terpadu lebih unggul daripada perawatan standar dalam hal pengurangan dalam gejala pasien positif serta penggunaan narkoba dari asupan sampai dua belas bulan. Mueser dkk. (2001) dibandingkan manajemen keluarga yang mendukung (terdiri dari dua tahun kelompok dukungan bulanan) dan menerapkan manajemen keluarga (yang melibatkan satu tahun terapi keluarga perilaku dengan kelompok dukungan terus untuk tahun kedua) dengan semua pasien yang menerima manajemen pengobatan. Hasil penelitian mereka menunjukkan keuntungan sedikit menambahkan terapi keluarga perilaku dalam hal penolakan kurang dari pasien dan mengurangi gesekan antara anggota keluarga, namun intervensi tidak berbeda dalam kaitannya dengan fungsi pasien

42

sosial atau beban keluarga pada titik dua tahun tindak lanjut. Tidak ada bukti untuk mendukung hipotesis bahwa intervensi keluarga yang lebih intensif akan memungkinkan pasien untuk dipertahankan pada dosis obat lebih rendah. Akhirnya, William McFarlane dan rekan-rekannya (1995) mengembangkan intervensi multi-keluarga yang mendukung dengan penekanan pada peningkatan dukungan sosial keluarga anggota. Model ini menunjukkan tingkat kekambuhan lebih rendah dari terapi keluarga individu mendekati hingga posttreatment empat tahun. Dengan demikian ada bukti jelas untuk mendukung penggunaan intervensi keluarga sebagai salah satu komponen dari strategi multimodal untuk pengobatan penderita skizofrenia. Pola keluarga tertentu, kritik terutama tinggi dan penolakan, menyulitkan proses pemulihan untuk penderita skizofrenia kembali ke keluarga mereka setelah perawatan. Lebih lanjut, stres mengelola penyakit anggota keluarga membutuhkan dukungan sosial dan pengembangan keterampilan untuk semua anggota keluarga terlibat. Oleh karena itu garis bukti yang mendukung intervensi ini adalah mendorong. Penelitian lebih lanjut yang dirancang untuk menentukan mekanisme perubahan dan bahan penting dari intervensi yang kompleks akan memfasilitasi pengembangan pengobatan di daerah ini. Sebagai advokasi bagi para keluarga pasien kronis meningkat sakit mental, pemanfaatan ini berbasis keluarga model secara empiris didukung ke masyarakat akan menjadi lebih umum dalam praktek standar.

Terapi Keluarga Untuk Gangguan Makanrisiko keluarga dan faktor pelindung untuk makan teratur. Karya klasik Salvador Minuchin dengan makan teratur dan anak perempuan keluarga mereka terinspirasi sebagian besar oleh pengamatan klinis bahwa keluarga pasien ini kekurangan dalam menyediakan pengasuhan dan dukungan untuk mengembangkan remaja dan dewasa muda. Bahkan, penelitian mendukung pengamatan klinis. Orang tua dari makan teratur individu telah ditandai dalam studi empiris sebagai overprotektif, terjerat dan terlalu kritis, dan memiliki batas difus dengan remaja mereka. Pola interaksi dalam keluarga makan pasien teratur cenderung membatasi otonomi dan ekspresi keintiman, mengganggu hubungan keterikatan, dan ditandai

43

dengan hancurnya komunikasi. Penyalahgunaan zat orangtua juga dapat meningkatkan kerentanan untuk gangguan makan. Namun, beberapa bukti menunjukkan bahwa pengaruh disfungsi keluarga terhadap perkembangan gangguan makan tidak langsung; konflik tinggi, kohesi yang rendah, dan pelecehan anak dapat mempengaruhi makan teratur melalui gejala depresi. Namun ada sedikit keraguan bahwa masalah keluarga tidak hanya mempengaruhi perkembangan gangguan makan, tetapi faktor keluarga yang seperti kritik tinggi juga memprediksi prognosis pengobatan yang lebih buruk di antara kedua bulimia dan anoreksia. Intervensi Berbasis Keluarga Untuk Gangguan Makan Sejak aplikasi inovatif Minuchin tentang terapi keluarga struktural untuk pengobatan anoreksia, beberapa percobaan terkontrol meminjamkan supprts untuk keluarga intervensi berbasis untuk kedua pasien penderita bulimia dan anoreksia. Serangkaian studi dari peneliti di rumah sakit Maudsley di london telah menguji traetment berbasis keluarga multimodal yang menekankan kolaborasi dengan keluarga sebagai sumber yang berharga dalam pemulihan pasien dan menghindari menyalahkan orang tua. Model ini banyak meminjam dari Minuchin teknik asli terapi keluarga struktural menggunakan makan keluarga pada tahap pertama terapi dan reorganisasi koalisi orang tua di kemudian bekerja theraupetic, serta aspek pendekatan Milan dalam memeriksa dan mengatasi konteks antargenerasi masalah pasien. Model ini telah menunjukkan hasil yang mengesankan dalam berat badan dan pemeliharaan hingga lima tahun pasca-pengobatan dibandingkan dengan terapi suportif individu terutama bagi remaja dengan onset yang lebih baru masalah. Terapi keluarga sistem perilaku, yang menekankan kontrol orangtua selama makan dan menggabungkan restrukturisasi kognitif dan pemecahan masalah pelatihan, juga telah diuji dibandingkan dengan terapi individu untuk pasien anoreksia. Model ini lebih efektif daripada pendekatan individu berfokus pada membangun kekuatan ego dan memfasilitasi otonomi dalam hal peningkatan berat badan dari pra-ke posttreatment (sekitar enam belas bulan terapi), meskipun perlakuan sama efektif di sebagian besar hasil diukur, termasuk sikap makan, ketidakpuasan tubuh bentuk, dan gejala depresi. Selanjutnya, perbandingan

44

pendekatan terapi keluarga struktural dan psychoeducation pendekatan kelompok keluarga mengungkapkan tidak ada perbedaan statistik yang signifikan dalam penggunaan dua pendekatan untuk pasien anoreksia. Akhirnya, pendekatan keluarga beberapa terapi baru-baru ini telah dikembangkan dan diujicobakan dengan hasil yang menggembirakan. Jenis model memperlakukan keluarga bersama-sama dalam lingkungan rumah sakit menggunakan pendekatan multidisiplin dan secara aktif melibatkan anggota keluarga dalam pengobatan pasien gangguan makan dalam pekerjaan keluarga intensif. Penyelidikan lebih lanjut dari pendekatan ini tentunya diperlukan mengingat temuan yang menjanjikan mereka keberhasilan awal. Secara keseluruhan, dukungan untuk keluarga intervensi berbasis dengan makan pasien teratur tumbuh, meskipun pertanyaan tetap mengenai DOSIS paling efektif kerja keluarga dalam programprogram umumnya multimodal diperlukan untuk mengobati pasien tersebut.

Keberhasilan Perkawinan Dan Terapi PasanganSebagaimana dibahas sebelumnya, perkawinan dan terapi pasangan telah menunjukkan keberhasilan dalam pengobatan gangguan, termasuk kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat, dan depresi. Berbagai pendekatan, termasuk perilaku, kognitif-perilaku, wawasan berorientasi, sistemik, dan model

psikoedukasi, telah menghasilkan temuan positif dalam hasil utama meningkatkan hubungan pasangan '. Selanjutnya kita menyajikan temuan-temuan klinis yang relevan dalam penelitian pada intervensi perkawinan dan pasangan untuk masalah hubungan lebih umum dan mendiskusikan arah baru dalam khusus ini. terapi perilaku pasangan (BCT) telah menjadi paling ekstensif dipelajari dari semua pendekatan terapi pasangan. Sebagaimana dicatat sebelumnya, pendekatan ini didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran sosial dan melibatkan perilaku intervensi berorientasi dirancang untuk memperkuat komunikasi yang efektif, pemecahan masalah, dan interaksi positif, dan untuk mengurangi pertukaran negatif antara pasangan. Teknik perilaku termasuk kontrak untuk tindak lanjut dari tugas-tugas tertentu atau kegiatan dan pekerjaan rumah untuk

menggeneralisasi keterampilan di luar terapi. Konsensus telah dicapai bahwa BCT

45

efektif meningkatkan penyesuaian perkawinan dan kepuasan dibandingkan dengan menunggu daftar kontrol dan menghasilkan perubahan klinis yang signifikan bagi sebagian besar peserta. Menindaklanjuti hasil yang agak mengecewakan dengan keuntungan pengobatan diselenggarakan dalam

kebanyakan studi sampai satu tahun, meskipun persentase yang signifikan (38 persen) dari pasangan bercerai dalam waktu empat tahun menerima BCT. Intervensi BCT telah diperluas dengan menggeser fokus dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, pendekatan baru, integratif terapi perilaku pasangan, alamat beberapa keterbatasan BCT, termasuk mengurangi dampak dari waktu ke waktu. Pendekatan integratif menekankan penerimaan karakteristik mitra yang paling sulit untuk mengubah dan menggunakan kendala sebagai platform untuk membangun keintiman yang lebih besar. Pendekatan integratif telah menunjukkan kemanjuran komparatif awal dibandingkan dengan BCT tradisional menggunakan efek ukuran dan peringkat signifikansi klinis untuk mengukur kepuasan perkawinan, dan juga telah diadaptasi dengan sukses ke dalam format kelompok. Selain itu, peningkatan versi BCT dengan restrukturisasi kognitif dan teknik efek eksplorasi juga diuji dibandingkan dengan BCT standar tetapi ditemukan sama efektifnya dengan pendekatan yang lebih tradisional dalam mengurangi perilaku negatif komunikasi dan kognisi dalam sesi dan di rumah. Singkatnya, Jacobson dan Addis (1993) menegaskan bahwa BCT adalah yang paling mapan dan divalidasi dari setiap pendekatan pasangan. Terapi perilaku kognitif perkawinan (CBMT) dibangun di atas fondasi yang kuat dari BCT tetapi juga berusaha untuk mengubah harapan yang tidak realistis dan keyakinan yang mengganggu hubungan adaptif dan keintiman. Dalam Dunn dan itu Schwebel (1995) meta-analisis dari lima belas percobaan acak metodologis suara terapi perkawinan, CBMT lebih unggul baik BCT dan wawasan berorientasi terapi perkawinan dalam mengubah pasangan hubungan terkait kognisi dari prake posttreatment. Namun, penelitian di mana teknik kognitif diuji terhadap BCT standar atau digunakan untuk menambah terapi perkawinan standar perilaku gagal memberikan bukti bahwa intervensi kognitif lebih efektif daripada BCT atau meningkatkan khasiat BCT itu. Baucom dkk. (1998) menggambarkan CBMT sebagai "mungkin manjur", mengingat ukuran sampel kecil dalam studi ditinjau

46

dan kurangnya bukti yang menunjukkan keuntungan tambahan dari teknik kognitif lebih BCT tradisional. Insight berorientasi pendekatan, termasuk wawasan berorientasi terapi pasangan dan emosional terfokus terapi pasangan juga menjadi sasaran penyelidikan uji klinis dan ditemukan lebih unggul atau tidak ada pengobatan dengan beberapa bukti karena keunggulannya dibandingkan dengan pendekatan didirikan lainnya. Wawasan yang berorientasi pendekatan terapi perkawinan (IOMT) telah meningkat popularitas dan fokus dalam penyelidikan empiris. IOMT memadukan teknik Gestalt dan sistemik untuk meningkatkan wawasan ke dalam intrapersonal pasangan mereka sendiri dan dinamika hubungan dengan fokus pada sifat afektif dari interaksi dan fasilitasi tanggapan mitra untuk kebutuhan emosional diungkapkan oleh pasangan mereka. Dunn dan yang Schwebel