topo&analisis bentang alam ii
DESCRIPTION
topografi dan analisis bentang alamTRANSCRIPT
RESUME
PETA TOPOGRAFI DAN ANALISIS BENTANG ALAM II
Perubahan bentuk muka dan kerak bumi yang ditandai dengan perubahan
bentang alam sehingga terjadi keterbentukan seperti gunung dan pegunungan, bukit
dan perbukitan, aliran sungai dengan lembah yang terjal maupun aliran sungai
dengan lembah yang landai, dataran yang luas baik di tempat yang tinggi maupun
ditempat yang rendah, dan bentuk permukaan bumi lainnya.
Perubahan – perubahan yang terjadi pada kerak bumi, antaralain
terbentuknya struktur sekunder seperti lipatan, sesar, dan sebagainya.
Perubahan tersebut disebabkan oleh suatu kekuatan atau kegiatan baik dari
luar (gaya eksogen), maupun pengaruh dari dalam (gaya endogen). Sehingga
menyebabkan permukaan bumi dan kerak bumi akan mengalami perubahan bentuk
seperti contoh perubahan bentuk yang dipaparkan sebelumnya.
Selain karena dua gaya tersebut, bentuk atau rupa muka bumi berkaitan juga
dengan keadaan dibawahnya (penyusunnya), baik dari susunan batuan, maupun
susunan kerak buminya.
A. Bentang Alam
Bentang alam adalah bagian kajian dari geomorfoligi yang membahas
mengenai bentuk muka bumi yang diakibatkan oleh gaya dari dalam bumi (endogen)
dan gaya dari permukaan bumi (eksogen). Bentang alam dibagi menjadi beberaa
bagian, antaralain :
1. Bentang Alam Eolian
Bentang alam eolian merupakan bentang alam yang dibentuk karena adanya
aktivitas angin. Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir karena
adanya pengaruh iklim dan bukan merupakan hasil khusus dari agen geologi
tertentu. Meskipun bukan sebagai agen geomorfik yang sangat penting, namun tetap
tidak dapat diabaikan. Proses-proses yang disebabkan oleh angin meliputi erosi,
transportasi dan deposisi.
Erosi
Erosi oleh angin dibagi menjadi dua bagian, yaitu deflasi dan abrasi.
Deflasi
Adalah proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang
diangkut dan dibawa oleh angin
Abrasi
Merupakan proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-
partikel yang terbawa oleh aliran angin.
Transportasi
Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan cara transportasi
oleh air, yaitu secara melayang (suspension) dan menggeser di permukaan
(traction). Pengangkutan secara traction ini meliputi meloncat (saltation) dan
menggelinding (rolling). Pada umumnya transportasi oleh angin secara melayang
membawa partikel halus (debu), dan yang berukuran pasir dibawa secara
menggeser di permukaan.
Pengendapan oleh Angin
Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun
hujan, maka material-material (pasir dan debu) tersebut akan diendapkan.
2. Bentang Alam Fluvial
Yakni bentang alam yang pembentukannya erat hubungannya dengan
proses fluviatil, yakni semua proses yang terjadi di alam baik fisika maupun kimia
yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang
disebabkan oleh pergerakan air permukaan, baik air yang mengalir secara
terpadu (sungai), maupun air yang tidak terkonsentrasi (sheet water). Proses
bentang alam fluvial terdiri dari :
Proses Erosi
Erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu
quarrying, abrasi, scouring, dan korosi. Berdasarkan arahnya, erosi dapat
dibedakan menjadi, erosi vertikal, erosi yang arahnya tegak dan cenderung
terjadi pada daerah bagian hulu dari sungai. Dan erosi lateral, yaitu erosi yang
arahnya mendatar dan dominan terjadi pada bagian hilir sungai.
Proses Transportasi
Adalah proses perpindahan / pengangkutan material oleh suatu tubuh air
yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai
sebagai efek dari gaya gravitasi. Dalam proses transportasi sungai dikenal istilah,
stream capacity dan stream competance.
Sungai mengangkut material hasil erosinya secara umum melalui 2 (dua
mekanisme, yaitu mekanisme bed load dan suspended load.
Mekanisme Bed Load
Pada proses ini material-material tersebut terangkut sepanjang dasar
sungai.
Mekanisme Suspended Load : material-material terangkut dengan cara
melayang dalam tubuh sungai.
Bentang alam hasil pengendapan oleh air, antara lain meander, dataran
banjir, tanggul alam dan delta.
Meander
Meander merupakan sungai yang berkelok - kelok yang terbentuk karena
adanya pengendapan. Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir,
dimana pengikisan dan pengendapan terjadi secara berturut turut. Proses
pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan kelokan
sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake.
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan
aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air
sungai. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada
bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.
Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat, antaralain
Sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut
atau danau.
Arus panjang di sepanjang pantai tidak terlalu kuat.
Pantai harus dangkal.
Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali
Brantas.
Dataran Banjir dan Tanggul Alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya
terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut, bahan
bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya,
terbentuk suatu dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus
(kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi dibandingkan
dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul alam
B. Klasifikasi Bentang Alam
1. Bentang Alam Pegunungan Sesar
Bentang alam Pegunungan sesar terdiri dari Pegunungan blok sesar,
Perbukitan horst, Perbukitan Zona Sesar, Perbukitan Bancuh, Lembah Graben,
Dataran denudasional struktur patahan.
Gambar 1Bentang Alam Pegunungan Sesar
2. Bentang Alam Pegunungan Gunung Api
Bentang Alam Pegunungan gunung api terdiri dari Perbukitan dinding
kaldera, dataran kaldera, kerucut gunung api, Kubah lava, Perbukitan/Bukit
intrusi, Bukit jenjang gunung api, Perbukitan sisa gunung api, kawah erupsi,
fumarol, solfatar, punggungan korok, punggungan aliran lava, punggungan aliran
lahar, punggungan aliran piroklastik, dataran aliran lava, dataran aliran lahar,
dataran aliran piroklastik, dataran kaki gunung api, dataran antar gunung api,
kubah gunung api perisai.
Gambar 2Bentang Alam Pegunungan Gunung Api
3. Bentang Alam Pegunungan Karst
Bentang Alam Pegunungan karst terdiri dari perbukitan karst,
bukit/kubah/kerucut karst, bukit menara karst, lembah dolina, lembah uvala, lembah
polje, lembah kering, dataran karst.
Gambar 3Bentang Alam Pegunungan Karst
4. Bentang Alam Pegunungan Lipatan
Bentang Alam Pegunungan lipatan terdiri dari punggungan sinklin,
punggungan antiklin, punggungan kuesta, punggungan homoklin, punggungan
hogback, lembah sinklin, lembah antiklin, lembah homoklin, kubah antiklin, kubah
intrusi garam, dataran denudasional struktur sesar.
Gambar 4Bentang Alam Pegunungan Lipatan
5. Bentang Alam Dataran Sungai dan Danau
Bentang Alam Dataran sungai dan danau terdiri dari dataran aluvial, dataran
kulovial, dataran banjir, punggungan tanggul alam, cekungan rawa belakang, dataran
teras sungai, dataran pantai danau, dataran dasar danau.
Gambar 5Bentang Alam Dataran Sungai Dan Danau
6. Bentang Alam Dataran Pantai, Delta, dan Laut
Bentang Alam Dataran Pantai, Delta, dan Laut terdiri dari Dataran Pantai,
Punggungan pantai, Cekungan laguna, punggungan gososng tombolo, punggungan
gosong spit, bukit menara pantai, dataran teras laut, paparan terumbu karang,
dataran teras terumbu, punggungan gemuk pantai, dataran pasang surut.
Gambar 6Bentang Alam Pantai, Delta Dan Laut
.
DAFTAR PUSTAKA
Hadikusna , iwan 201 0 , “ Bentang Alam Akibat Proses Peng e nda p an ” , bumi-my
earth. http://bumi-myearth.blogspot.com/2012/01/fungsi-peta-topografi.html.
Diakses tanggal 8 April 2014 (online)
Satya, Salman, 2011, “Geomorfologi Bentang Alam”, Mining Engineering.
http://tizarwijayanto.blogspot.com/p/blog-page.html. Diakses tanggal 8 April
2014 (online)
Soedomo, Agoes S, 2003, “Surveying & Mapping”, Departemen Teknik Geodesi
Fakultas Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Bandung. Bandung
Sosrodarsono, Suyono Ir., 1980, “Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan”,
PT. Pradnya Paramita. Jakarta
KESIMPULAN
Perubahan bentuk muka dan kerak bumi yang ditandai dengan perubahan
bentang alam sehingga terjadi keterbentukan seperti gunung dan pegunungan, bukit
dan perbukitan, aliran sungai dengan lembah yang terjal maupun aliran sungai
dengan lembah yang landai, dataran yang luas baik di tempat yang tinggi maupun
ditempat yang rendah, dan bentuk permukaan bumi lainnya. Bentang alam sendiri
adalah bagian kajian dari geomorfoligi yang membahas mengenai bentuk muka bumi
yang diakibatkan oleh gaya dari dalam bumi (endogen) dan gaya dari permukaan
bumi (eksogen).
Perubahan bentang alam diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni bentang
alam eolian yang dibentuk karena adanya aktivitas angin, bentang alam fluvial yakni
bentang alam yang pembentukannya erat hubungannya dengan proses fluviatil,
yakni semua proses yang terjadi di alam baik fisika maupun kimia yang
mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh
pergerakan air permukaan, baik air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun
air yang tidak terkonsentrasi (sheet water). Hingga bentang alam hasil pengendapan
oleh air yang dibagi menjadi beberaa bagian, antara lain meander, dataran banjir,
tanggul alam dan delta.