bentang alam bawah samudera

30
Bentang Alam Bawah Samudera (Submarine geomorphology)

Upload: dzaki-albiruni

Post on 22-Jun-2015

401 views

Category:

Education


7 download

DESCRIPTION

Bentang Alam Bawah Samudera (Submarine Geomorphology).

TRANSCRIPT

Page 1: Bentang Alam Bawah Samudera

Bentang Alam Bawah Samudera

(Submarine geomorphology)

Page 2: Bentang Alam Bawah Samudera

Dynamic Plate

Page 3: Bentang Alam Bawah Samudera
Page 4: Bentang Alam Bawah Samudera

Macam Bentuklahan Bawah Laut

Heezen dan Wilson (1968, dari Gunter et al., 1980) mengklasifikasikan bentuk lahan dasar samudera menjadi 3 bagian yang paling penting, yaitu :

• Tepi benua (continental margin)• Cekungan laut dalam (deep-sea

basin)• Punggungan tengah samudera (mid-

ocean ridge)

Page 5: Bentang Alam Bawah Samudera

MACAM BENTUK LAHAN BAWAH LAUT / SAMUDERA

Page 6: Bentang Alam Bawah Samudera

Morfologi di Tepi Benua

• Continental Shelf• Continental Slope

Page 7: Bentang Alam Bawah Samudera

Laras Benua (Continental Shelf)

Sekitar 15 % dari bentang lahan bawah samudera merupakan laras benua dan lereng benua (Menard & Smith, 1969, dalam Bloom, 1978). Laras benua didefinisikan sebagai dataran atau teras yang dangkal dari pantai ke arah laut suatu benua yang dibatasi oleh kelerengan yang menjadi curam secara tiba-tiba dengan kedalaman berkisar 20 – 200 m (Shepard, 1973, dalam Bloom, 1978). Lebar rata-rata dari laras benua adalah 75 km dengan kelerengan 0007’ (sekitar 2 m/ km). Akumulasi sedimen pada laras benua 70 % nya merupakan hasil deposisi yang terjadi sewaktu muka air laut mengalami regresi.

Page 8: Bentang Alam Bawah Samudera

Lereng benua (Continental Slope)

Lereng benua adalah kenampakan permukaan topografi yang paling tinggi, paling curam dan paling panjang di dasar laut (Dietz, 1964, dalam Bloom, 1978). Dari batas laras benua, kedalaman sekitar 200 m, lereng benua menunjam sepanjang 1 – 3 km menuju puncak dari jendulan benua pada kedalaman 1500 m dengan kelerengan sekitar 40o (sekitar 75m/km). Gawir yang curam pada lereng benua terjadi oleh kontrol struktur, beberapa lereng benua merupakan gawir patahan.

Page 9: Bentang Alam Bawah Samudera

Continental slope in relation with its processes

Page 10: Bentang Alam Bawah Samudera

Dasar Laut Dalam

• Jedulan Benua (Continental Rise)• Abyssal Plain & Abyssal hill• Punggungan Tengah Samudera (Mid

Oceanic Ridge)• Cekungan Samudera (Ocean Basin)• Seamount & Guyot• Palung (Trench)

Page 11: Bentang Alam Bawah Samudera

Chains of Islands Mediterian Seas

SURFACE OF THE EARTH

CONTINENTS OCEANS

CONTINENTAL MARGINS DEEP-SEA BASINS MID-OCEAN RIDGE

SH

EL

VE

S

CO

NT

INE

NT

AL

SL

OPE

S

CO

NT

INE

NT

AL

RIS

ES

DE

EP

-SE

A T

RA

CH

ES

AB

YS

SAL

HIL

LS

AB

YS

SAL

PL

AIN

S

AB

YS

SAL

SIL

LS

ST

EP

ZO

NE

OR

F

RA

CT

UR

E Z

ON

E

FL

AN

K Z

ON

ES

CR

EST

RE

GIO

NS

OR

F

RA

CT

UR

ED

PL

AT

EA

U

CE

NT

RA

L R

IFT

S

SE

AM

OL

UN

TS

AN

D

OC

EA

NIC

ISL

AN

DS

Klasifikasi bentang lahan dasar samudera (Heezen & Wilson, 1968,

dalam Gunter et al., 1980)

Page 12: Bentang Alam Bawah Samudera

• Jendulan Benua (Continental Rise)Di dasar dari lereng benua, pada kedalaman beberapa km, kelerengan yang curam berangsur-angsur berkurang menjadi 10 atau kurang dari itu, ke arah laut dalam bentuk lahan ini dibatasi perbukitan tubir (abyssal hills) atau dataran tubir (abyssal plain). Jendulan benua mencakup 5 % dari seluruh dasar samudera.

Page 13: Bentang Alam Bawah Samudera
Page 14: Bentang Alam Bawah Samudera

• Punggungan Tengah Samudera (Mid Ocean Ridge)

Punggung tengah samudera merupakan barisan pegunungan bawah samudera pada kedalaman laut kurang dari 4 km, tetapi pada sisi-sisinya merupakan samudera yang lebih dalam. Lebar bentuk lahan ini mencapai ribuan km dengana ketinggian mencapai 2 km, dan agihannya mencapai sepertiga dari bentuk lahan samudera (Bloom, 1978). Punggung tengah samudera adalah bagian paling muda dari kerak samudera yang membentuk dasar samudera, dan hanya memiliki lapisan sedimen yang tipis di atasnya. Bentuk lahan ini dicirikan oleh adanya kompleks sesar geser (transform fault).

Page 15: Bentang Alam Bawah Samudera

• Cekungan Samudera (Ocean Basin) Cekungan samudera berada antara lereng benua dan sistem punggungan tengah samudera dan mempunyai rata-rata kedalaman 4000 – 6000 m. Luas cekungan samudera ini merupakan 30 % dari luas keseluruhan permukaan bumiPada dasar Cekungan samudera ini terdapat ratusan hingga ribuan abyssal hill, juga kadang seamount.

Page 16: Bentang Alam Bawah Samudera

Major morphology

Page 17: Bentang Alam Bawah Samudera

Major morphology -2

Page 18: Bentang Alam Bawah Samudera

• Seamount dan guyot (gunung api bawah samudera) Sebagian kecil dari dasar samudera terdiri dari gunung api, terisolasi atau merupakan pegunungan yang bukan merupakan bagian dari punggung tengah samudera. Elevasi yang menjulang sekitar 3 – 4 km dari dasar samudera sampai beberapa ratus meter di bawah permukaan laut.

Page 19: Bentang Alam Bawah Samudera
Page 20: Bentang Alam Bawah Samudera

• Palung Samudera (trench) dan Busur Kepulauan (Island arc)Bagian paling dalam dari samudera tidak terletak di tengahnya , tetapi pada bagian dekat tepi. Sekitar setengah dari tepi benua dibatasi oleh palung yang ,memiliki kedalaman sampai 2 kali kedalaman dasar samudera. Palung samudera adalah suatu jalur yang terjal, sempit dan memanjang pada dasar samudera yang dapat mencapai kedalaman 10.000 m.

Page 21: Bentang Alam Bawah Samudera

Trench in relation with melange

Page 22: Bentang Alam Bawah Samudera

Simple vertical profile

Page 23: Bentang Alam Bawah Samudera

Morfologi Minor

• Plato• Reef & Atol

Page 24: Bentang Alam Bawah Samudera

Reef dan Atol Di daerah dengan kondisi air laut hangat,

kedalaman dasar laut berkisar 50 m, kondisi air laut jernih, jauh dari delta atau sungai maka akan sangat menguntungkan bagi pertumbuhan koral. Koral ini akan berkoloni membentuk kelompok besar yang disebut reef. Apabila reef ini tumbuh disekitar pulau kecil sisa vulkanik atau suatu plato, maka koloni koral ini akan tumbuh mengelilingi pulau tersebut, sebagai akibat erosi atau mengalami penurunan muka air laut maka yang tersisa hanya koloni koral ini yang berbentuk cincin yang biasa disebut atol.

Page 25: Bentang Alam Bawah Samudera

Fringing reef

Page 26: Bentang Alam Bawah Samudera

Coral reef geomorphology of the world

Page 27: Bentang Alam Bawah Samudera

MINOR MORPHOLOGY : ATOL AND ITS GENETIC

Page 28: Bentang Alam Bawah Samudera
Page 29: Bentang Alam Bawah Samudera

Case study : Hawaii

Page 30: Bentang Alam Bawah Samudera

Indian ocean topography