titrasi dengan indikator gabungan lg 2010
TRANSCRIPT
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN
DUA INDIKATOR
I. TUJUAN
a. Untuk menentukan konsentrasi larutan HCl dengan cara
menstandarisasi dengan larutan Natrium Boraks.
b. Untuk menentukan konsentrasi NaOH dan Na2CO3 dalam
campuran.
c. Memahami prinsip kerja dalam titrasi dengan
menggunakan indikator gabungan dan dua indikator.
II. TEORI
Titrasi adalah suatu metode analisa volumetri untuk menentukan
konsentrasi suatu komponen unsur atau senyawa dengan peniter
atau mereaksikan zat tersebut dengan suatu larutan yang sudah
diketahui konsentrasinya untuk menentukan konsentrasi zat lain
dengan menggunakan buret.(1)
Pada proses titrasi diperlukan suatu indikator yang
fungsinya untuk mengetahui terjadinya titik akhir titrasi dimana
titrasi harus dihentikan pada saat itu yang ditandai dengan
perubahan warna.
Ada kalanya suatu titrasi memiliki titik akhir titrasi pada
range pH yang sangat kecil, atau tidak dapat ditentukan dengan
menggunakan satu jenis indikator saja. Indikator yang baik
digunakan untuk menyatakan titik akhir titrasi yang demikian
adalah dengan menggunakan indikator campuran atau indikator
gabungan.(2)
Suatu indikator gabungan paling tidak terdiri dari dua jenis
indikator, misaslnya metil jingga dan Brom Kresol Green yang
menyatakan perubahan warna dari warna jingga menjadi
bewarna biru hijau dengan pH sebesar 4,3. Suatu indikator
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
gabungan bisa terdiri dari suatu zat warna. Contohnya adalah
metil jingga dengan Xylen Clanol.
Titrasi campuran NaOH dengan Natrium Karbonat
Campuran dua zat ini dapat ditentukan susunannya berdasarkan
titrasi dengan HCl. Jika suatu contoh dititrasi dengan indikator
fenolftalein, maka natrium karbonat telah bereaksi menjadi
NaHCO3. Bila terjadi perubahan warna (warna merah hilang)
disamping itu NaOH juga telah bereaksi sampai praktis habis
(belum 100% tepat pada titik ekuivalen) tetapi sudah sangat
mendekati. Reaksinya adalah sebagai berikut :
NaOH + HCl NaCl + H2O
Na2CO3 + HCl NaCl + NaHCO3
NaHCO3 + HCl NaCl + H2CO3
Jadi hasil titrasi ini menunjukan jumlah kedua komponen
campuran. Kalau setelah warna merah hilang, titran tersebut
ditambahkan indikator jingga metil dan dititrasi kembali, maka
tambahan titran yang terpakai sampai tercapainya perubahan
warna jingga ialah jumlah yang diperlukan untuk mengubah
NaHCO3 menjadi NaCl dan H2O + CO2 (H2CO3). Jumlah ini sama
dengan yang diperlukan oleh Na2CO3 untuk berubah menjadi
NaHCO3 dalam titrasi sebelumnya. Jadi jumlah NaOH didapatkan
sebagai selisih kedua tahap titrasi ini.
Bila jumlah HCl tahap pertama disebut app (volume HCl
dengan penambahan indikator fenolftalein) dan penambahan
kedua kita sebut ajm (volume HCl dengan penambahan indikator
jingga metil), maka :
- Jumlah yang diperlukan NaHCO3 = app
- Jumlah untuk Na2CO3 menjadi NaHCO3 = ajm
- Jumlah yang diperlukan oleh NaOH = app - ajm
Penetapan campuran ini dapat dilakukan dengan dua metode :
1. Metode Warder
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
Alkali total dalam sampel (hidroksida+karbonat) ditentukan
dengan jalan titrasi dengan menggunakan larutan standar
asam. Dalam titrasi ini akan terjadi dua titik ekuivalen. Titik
ekuivalen pertama tercapai pada saat semua garam karbonat
telah menjadi garam bikarbonat. Sedangkan titik ekuivalen
kedua tercapai pada saat semua garam bikarbonat telah
menjadi asam karbonat.
2. Metode Winkler
Alkali total dalam larutan sampel larutan (hidroksida dan
karbonat) ditentukan dengan jalan titrasi dengan
menggunakan larutan standar asam dengan indikator yang
digunakan yaitu jingga metil dan fenolftalein.
Titrasi Campuran NaHCO3 dan Na2CO3
Apabila dalam suatu larutan mengandung campuran natrium
bikarbonat dalam natrium karbonat maka kadar masing-masing
dapat ditentukan dengan mentitrasi larutan tersebut dengan
menggunakan asam klorida dan dua macam indikator. Pada
titrasi seperti ini akan terjadi dua titik ekuivalen. Yang pertama
saat semua garam karbonat telah menjadi garam bikarbonat.
Nilai pH pada titik ekuivalen pertama tercapai setelah 8,31
sehingga guna penentuan titik ekuivalen tersebut digunakan
indikator fenolftalein. Sedangkan titik ekuivalen kedua tercapai
saat semua garam bikarbonat (baik yang berasal dari sampel
bikarbonat maupun dari natrium karbonat) telah berubah
menjadi asam karbonat. Nilai pH larutan pada titik ekuivalen ini
digunakan indikator jingga metil.
Jika campuran NaOH dan Na2CO3 dititrasi dengan asam
maka akan terjadi titrasi :
OH- + H+ H2O
CO32- + H+ HCO3
-
HCO3- +H+ H2O + CO2
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
Dengan indikator fenolftalein yang memberikan perubahan
warna pada pH transisi atau rentang pH 8,2 – 9,8 didapat jumlah
volume asam yang bereaksi dengan OH-- dan yang merubah ion
karbonat menjadi bikarbonat. Kemudian dengan memakai
indikator metil orange titrasi dilanjutkan, terjadi perubahan
warna pada pH 4 dan diperoleh volume asam yang merubah
bikarbonat menjadi karbondioksida.
Asam yang paling sering digunakan sebagai larutan
standar adalah HCl (asam klorida) dan asam sulfat (H2SO4). Basa
yang paling umum digunakan sebagai larutan standar adalah
NaOH. NaOH selalu terkontaminasi oleh sejumlah kecil zat
pengotor yang paling berat adalah Na2CO3.(3)
Syarat zat yang dapat ditentukan konsentrasinya dengan
cara volumetri dengan indikator gabungan ini adalah :
- Reaksi antara peniter dan yang dititer tidak boleh memberikan
hasil sampingan yang mengganggu pengamatan titik akhir.
- Reaksi berlangsung cepat.
- Reaksi antara peniter dengan yang dititer dalam bentuk
sederhana sehingga untuk dikerjakan.
- Menggunakan indikator untuk menentukan titik akhir titrasi.
Keuntungan menggunakan indikator campuran :
- Dapat mengamati titik akhir titrasi
- Mempelajari perubahan warna yang ditunjukan oleh beberapa
indikator karena indikator campuran dapat memperbanyak
range pH.
- Memperbaiki kesalahan titrasi.
- Dapat menentukan konsentrasi dari masing-masing komponen
yang terdapat dalam campuran.(4)
Ada sedikitnya dua macam sumber kesalahan dalam
penentuan titik akhir suatu titrasi dengan menggunakan
indikator visual:
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
1. Terjadi apabila indikator yang digunakan tidak berubah warna
pada pH yang sesuai atau rentang pH tertentu. Ini merupakan
kesalahan tetap dan dapat diatasi dengan penentuan suatu
blangko indikator.
2. Dalam keadaan asam atau basa yang lemah dengan kurva
yang tidak besar sehingga perubahan warna yang terjadi pada
titik ekuivalen tidak tajam / jelas.
Beberapa campuran indikator dan perubahan warnanya :
Campuran Indikator pH Perubahan warna
Hijau Brom Kresol
Jingga metal
4,4 Jingga – Hijau biru
Hijau Brom Kresol Merah
klorofenol
6,1 Hijau pucat – Ungu
kebiruan
Biru Brom Tymol Merah 7,2 Merah muda – Hijau
Biru Brom Tymol Merah
Fenol
7,5 Kuning – Ungu
Biru Tymol Merah Kresol 8,3 Kuning – Ungu
Biru Tymol
Fenolftalein
9,0 Kuning – Ungu
Timol Ftailen
Fenolftalein
9,9 Bening – Ungu
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Buret 25 mL : sebagai alat untuk titrasi
- Erlenmeyer 250 ml : sebagai wadah saat titrasi
berlangsung
- Labu ukur 100 mL : untuk melarutkan
zat/mengencerkan zat
- Pipet gondok 10 mL : untuk memipet zat secara teliti
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
- Standar dan klem : untuk menyangga buret saat
titrasi
- Gelas piala 250 mL : tempat zat sementara
- Gelas ukur 50 mL : untuk mengambil zat
3.1.2 Bahan
- Natrium boraks : sebagai larutan standar primer
- Larutan HCl : sebagai larutan standar sekunder
- Indikator campuran : sebagai indikator
- Indikator pp : sebagai indikator
- Indikator sm : sebagai indikator
- Campuran NaOH dan Na2CO3 : sebagai sampel
3.2 Skema Kerja
a. Standarisasi larutan HCl dengan Natrium Boraks
Larutan standar boraks 0,05N
- dipipet 10 mL ke erlermeyer
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
- ditambahkan 2 tetes indikator gabungan MM dan
BCG
- dititrasi dengan HCl
Warna pink abu-abu
Dihitung konsentrasi larutan HCl
b. Titrasi campuran NaOH dengan Natrium Karbonat
Larutan sampel
- diencerkan dalam labu ukur 100 mL
- dipipet 10 mL ke dalam erlenmeyer
- ditambah indikator pp ± 3 tetes
- dititrasi dengan HCl
Warna hilang
- ditambah indikator sm
- ditirasi kembali
Warna orange
- dicatat pemakai HCl
Konsentrasi NaOH dan Na2CO3
3.3 Skema Alat
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
Keterangan :
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Standar
4. Klem
5. Kertas putih
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data dan Perhitungan
a. Standarisasi larutan HCl dengan Natrium Boraks
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
N Natrium Boraks = 0,05 N
V Natrium Boraks = 10 mL
V HCl = I. 10,00 mL
II. 9,90 mL
V HCl rata-rata = 9,95 mL
N HCl = ?
(VN)HCl = (VN)Natrium Boraks
N HCl =
= 0,0502 mL
b. Titrasi campuran NaOH dan Na2CO3
Volume titrasi
VHCl PP = I. 3,95 mL
II.3,95 mL
Vrata-rata = 3,95 mL
V HCl SM = I. 3,05 mL
II.3,05 mL
Vrata-rata = 3,05 mL
N NaOH =
=
= 0,0045 N
Ncarbonat =
=
= 0,03 N
VNaOH teori = 4 mL
NNaOH teori = 0,5 N
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
Vcarbonat teori = 6 mL
Ncarbonat teori = 0,5 N
Volume NaOH praktikum
(VN)pekat = (VN)encer
Vpekat =
= 0,88 mL
Volume Na2CO3 praktikum
(VN)pekat = (VN)encer
Vpekat =
= 6 mL
% Kesalahan NaOH
% =
=
= 78 %
% Kesalahan Na2CO3
% =
=
= 0%
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
4.3 Pembahasan
Pada percobaan titrasi dengan indikator gabungan dua indikator
titrasi dengan menggunakan indikator ini untuk menitrasi HCl
dengan Natrium Boraks. Saat penambahan indikator gabungan,
warna larutan menjadi hijau tua. Saat titrasi dengan
menggunakan HCl, warna larutan tertiter berubah menjadi hitam
kecoklatan.
Pada titrasi gabungan dimana sampelnya merupakan
campuran antara natrium hidroksida dan natrium karbonat yang
terlebih dahulu dilakukan pengenceran. Tujuan dilakukan
pengenceran yaitu agar konsentrasi larutan tersebut lebih kecil
atau encer. Di dalam praktikum, titrasi yang dilakukan
fenolftalein dan indikator sindur metil. Hal ini dilakukan agar
kesalahan titrasi yang didapatkan kecil. Tapi setelah dilakukan
praktikum terjadi penyimpangan, dimana volume NaOH
praktikum setelah dihitung didapatkan 0,88 mL dengan
konsentrasinya adalah 0,0044 N dan persen kesalahannya 78%.
Sedangkan volume natrium karbonat praktikum didapatkan 6 mL
sama dengan volume teori, dimana konsentrasi Na2CO3
didapatkan setelah dititar dengan HCl adalah 0,03 dan dengan
persen kesalahannya adalah 0%. Hal ini terjadi dikarenakan
natrium hidroksida merupakan larutan standar skunder dimana
konsentrasinya tidak stabil dan sebelum digunakan pada saat
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
praktikum tidak dilakukan pengecekan konsentrasi NaOH terlebih
dahulu.
Pada titrasi HCl dengan campuran NaOH dan Na2Co3
apabila larutan campuran ditambahkan indikator fenolftalein,
terbentuk warna pink keunguan. Lalu apabila dititrasi dengan HCl
warna pink akan hilang membentuk warna bening, maka saat
itulah dilakukan penambahan indikator sindur metil dan akan
terbentuk warna kuning saat praktikum berlangsung. Saat
dititrasi kembali dengan HCl, terbentuk warna orange. Adapun
reaksi yang terjadi adalah :
OH- + H+ H2O
CO32-+ H+ HCO3
-
HCO32- + H+ H2CO3
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan :
- Tujuan digunakan indikator campuran pada saat titrasi disini
adalah untuk memperkecil kesalahan titrasi
- Rendemen NaOH percobaan didapatkan 78%
- Rendemen Na2CO3 percobaan didapatka 0%
5.2 Saran
Agar praktikum untuk kedepannya lebih baik, maka disarankan:
- Memahami prinsip kerja
- Memperhatikan teknik memipet dan menitar yang benar
- Agar konsentrasi sampel yang akan ditentukan oleh praktikum
nanti ditentukan kembali konsentrasinya oleh asisten agar
tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan.
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
JAWABAN PERTANYAAN
1. Keuntungan menggunakan indikator campuran
- Dapat mengamati titik akhir titrasi.
- Mempelajari perubahan warna yang ditunjukan oleh
beberapa indikator karena indikator campuran dapat
memperbanyak range pH.
- Memperkecil kesalahan titrasi
- Dapat menentukan masing-masing apa yang terdapat dalam
campuran.
2. Bentuk kurva titrasi Na2CO3 dan NaOH
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator
Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikSemester Ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
3. Kesalahan titraasi adalah perbedaan volume penitar saat akhir
titrasi dengan volume peniter saat titik ekuivalen dibaca
volume zat peniter dikali 100% dengan artian lain titik akhir
titrasi tidak sama dengan titik akhir titrasi.
4. Indikator yang dapat digunakan pada titrasi HCO3- menjadi CO-
2-
- Brom Cresol Green dengan fenolftalein
- Brom Timol Blue dengan fenolftalein
- Sindur Metil
- Metil Jingga
DAFTAR PUSTAKA
1. Gusti, Eli. 2005. MEMBUAT DAN MENSTANDARISASI LARUTAN ATAU PEREAKSI. SMAK Padang.
2. Rivai, Harizul. 1995. AZAS PEMERIKSAAN KIMIA. Jakarta : Universitas Indonesia.
3. Underwood, Al. 1990. ANALISA KUANTITATIF EDISI KE-4. Jakarta : Erlangga.
4. http://www.chem-is-try.org/indikator_campuran
Titrasi Dengan Indikator Gabungan dan Dua Indikator