titrasi permanganometri.ppt

24
TITRASI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS)

Upload: bojes

Post on 26-Dec-2015

1.005 views

Category:

Documents


132 download

TRANSCRIPT

Page 1: Titrasi Permanganometri.ppt

TITRASI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS)

Page 2: Titrasi Permanganometri.ppt

Titrasi redoks merupakan proses titrasi yang dapat

mengakibatkan terjadinya perubahan valensi atau

perpindahan elektron antara zat-zat yang saling bereaksi.

Jenis-jenis Titrasi Redoks

1.Titrasi Oksidimetri

Pada titrasi oksidimetri proses yang terjadi merupakan

reaksi oksidasi reduksi.

Pada proses titrasi oksidimetri , zat oksidator sebagai titran

(larutan standar), zat yang ditentukan (analit) bersifat

reduktor.

Page 3: Titrasi Permanganometri.ppt

Dalam analisis dengan titrasi redoks konsentrasi larutan biasanya dinyatakan

dalam Normalitas (N).Normalitas : Jumlah ekivalen zat terlarut

dalam 1 Liter larutan. N = ek/ L = mek/mL

ek = g/BE g = ek x BE

mek = mg/BE mg = mek x BE

Page 4: Titrasi Permanganometri.ppt

Berat ekivalen (BE) dalam titrasi Redoks

Berat ekivalen adalah berat dalam gram dari zat yang diperlukan untuk menyediakan atau bereaksi dengan 1 mol elektron dalam reaksi redoks.

BE = berat molekul atau ion/ jumlah elektron yg dilepas atau diikat.

Page 5: Titrasi Permanganometri.ppt

Titrasi dengan Oksidator Kuat sebagai Titran

1. KMnO4 (Permanganometri)

KMnO4 (kalium permanganat ) merupakan oksidator kuat dan telah digunakan secara luas, mudah diperoleh dan tidakmemerlukan indikator.

Kalium permanganat dapat mengalami reaksi yang bermacam-macam, karena Mn dapat berada dalam keadaan dengan bilangan oksidasi +2, +3,+4, +6 dan +7.

Reaksi dalam suasana asam: MnO4- direduksi menjadi

Mn2+

MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4 H2O

Page 6: Titrasi Permanganometri.ppt

Reaksi dalam suasana alkalis/basa

MnO4- + 4 H++ 3e MnO2 (s) + 2 H2O

Reaksi yang paling banyak dijumpai di laboratorium

adalah reaksi yang berlangsung dalam suasana

sangat asam.

Dalam suasana asam

1 mol MnO4- memerlukan 5 elektron, sehingga

BE KMnO4 = Mr KMnO4/5 = 1/5 BM KMnO4

Page 7: Titrasi Permanganometri.ppt

Pembuatan Larutan standar KMnO4 0,1 N

Ditimbang ± 3,200 g KMnO4, dilarutkan hingga I

Liter, Kemudian dididihkan selama 15-30 menit,

lalu didinginkan. Kemudian disaring dengan gelas

wool dan disimpan dalam botol berwarna gelap.

Standarisasi larutan KMnO4 dengan natrium

oksalat (Na2C2O4).

Page 8: Titrasi Permanganometri.ppt

Standarisasi larutan KMnO4 0,1 N

±70 oC). Titrasi

dengan KMnO4 sampai timbul warna merah

muda yang tetap selama 30 detik.

Page 9: Titrasi Permanganometri.ppt

Perhitungan V1N1 = V2N2

mek natrium oksalat =mek KMnO4

Misalkan Berat Na2C2O4 = 310 mg

Volume KMnO4 yg dipakai = 20,50 mL

BE Na2C2O4 = ½ BM Na2C2O4 = 1/2x 134

mek Na2C2O4 = mek KMnO4

310/67 = V KMnO4 x N KMnO4

N KMnO4 = 310/(67 x 20,50)

Page 10: Titrasi Permanganometri.ppt

Besi (II) dapat ditentukan kadarnya dengan menggunakan titrasi permanganometri dalam larutan asam. Besi (III) juga dapat ditentukan kadarnya dengan titrasi permanganometri detelah direduksi menjadi besi (II). Titik akhir titrasi terjadi apabila terbentuk warna merah muda yang konstan.

Kadar Fe= (V xN) KMnO4 x BE Fe x 100 % berat sampel

Page 11: Titrasi Permanganometri.ppt

IODOMETRI/IODIMETRI

Iodometri ion iodida sebagai reduktor.

oksidator misalnya ion Fe (III) dan ion Cu(II).

Iodimetri iodium digunakan sebagai oksidator.

Istilah iodometri lebih disukai dari iodometri. Sebagai penggantinya berbicara tentang

proses iodometri secara langsung dan tidak langsung.

Page 12: Titrasi Permanganometri.ppt

Proses langsung Iodium oksidator yang jauh lebih lemah

daripada KMnO4. Zat-zat seperti Na2S2O3 , As2O3, Sb2S3, dapat

dititrasi langsung dengan iodium (I2). Iodium sedikit larut dalam air (0,00134 mol/L

pada suhu 25 oC), tetapi agak larut dalamlarutan yang mengandung ion iodida membentuk kompleks.

I2+ I- I3- ( K = 710 pada 25 oC)

Page 13: Titrasi Permanganometri.ppt

Dalam proses tidak langsung, ada 2 hal yang penting yg harus diperhatikan karena dapat menjadi sumber kesalahan.

1. Iodium bersifat volatil ( I2 dpt berkurang atau hilang).

2. terjadi oksidasi oleh udara terhadap iodium

4I- + O2 + 4H+ 2 I2 + 2H2O

Page 14: Titrasi Permanganometri.ppt

Titik ekivalen (TE) dalam Iodometri dapat ditentukan

dengan indikator larutan kanji (amilum). 1 tetes larutan I2

0,01 N dalam 100 mL aquades memberikan warna

kuning muda, namun demikian warna ini lebih sensitif

jika ditambah larutan kanji, karena kanji dengan iodium

dalam larutan KI bereaksi membentuk kompleks Iodium

yg berwarna biru, meskipun konsentrasi iodium sangat

kecil.

Page 15: Titrasi Permanganometri.ppt

Kekurangan penggunaan larutan kanji dalam iodometri

a. kanji tdk larut dalam air dingin

b. suspensinya dalam air tidak stabil.

c.kanji dengan iodium membentuk kompleks

Iodium-amilum yg tidak larut dalam air. Dan ini akan terjadi bila penambahan larutan kanji dilakukan di awal titrasi (indikator harus ditambahkan saat dekat titik ekivalen).

Page 16: Titrasi Permanganometri.ppt

IODOMETRI (PROSES TAK LANGSUNG) Pada titrasi iodometri digunakan ion iodida sebagai

reduktor. Terdapat banyak oksidator yang dapat bereaksi sempurna dengan ion iodida, misalnya ion Fe (III) dan ion Cu(II). Oksidator yang akan ditentukan ditambahkan kalium iodida berlebih, kemudian iodium I2 yang dibebaskan dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3).

I2 + Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6

Misalnya CuSO4, Ion Cu(II) direduksi secara tidak langsung oleh Na2S2O3 melalui pembentukan iodium, hasil oksidasi ion iodida oleh oksidator tsb.

Page 17: Titrasi Permanganometri.ppt

2 CuSO4 + 4 KI 2CuI2 + K2SO4

2 CuI2 Cu2I2 + I2

I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6

Reaksi tersebut dapat digunakan untuk

menentukan iodium atau menentukan kadar

suatu zat secara tidak langsung.

Page 18: Titrasi Permanganometri.ppt

Perhitungan

I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6

2 S2O3 2- S4O62- + 2 e

2 mol ∞ 2 mol elektron

2 mol = 2 ekivalen

BE S2O3 2- = BM (Mr S2O3 2- )

(Mr Na2S2O3.5 H2O = 248,17 )

Page 19: Titrasi Permanganometri.ppt

Pembuatan larutan standar N2S2O3 0,1 N

Ditimbang ± 25 g N2S2O3 .5 H2O. Dilarutkan dengan akuades yg telah dididihkan dan

sudah dingin. Kemudian masukkan dalam labu ukur 1Liter. Tambahkan Na2CO3 0,200 g. Encerkan sampai tanda garis.

Standarisasi larutan N2S2O3 0,1 N

Page 20: Titrasi Permanganometri.ppt

Standarisasi larutan Na2S2O3 0,1 N

Timbang teliti KIO3 sebanyak 150 mg yang telah dikeringkan pada suhu 120 oC selama 1 jam.

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer bertutup asah, dilarutkan dengan 25mL air yg telah dipanaskan dan didinginkan.

Ditambah 10 mL H2SO4 1 N, dan 2 g KI, tutup dan kocok hingga reaksi sempurna.

Titrasi dg larutan Na2S2O3 0,1 N yang akan distandarisasi sampai warna kuning muda,

Page 21: Titrasi Permanganometri.ppt

Standarisasi larutan Na2S2O3 0,1 N (lanjutan)

Kemudian ditambahkan 2 mL indikator kanji, titrasi dilanjutkan sampai warna biru tepat hilang. Lakukan 3 X penentuan (triplo).

Indikator kanji 0,5 %

0,5 g amilum dilarutkan dalam air, dididihkan kemudian diencerkan sampai 100 mL.

Page 22: Titrasi Permanganometri.ppt

Perhitungan :

IO3- + 5 I- + 6H+ 3 I2 + 3 H2O

3 I2 + 6 e 6 I-

1mol KIO3 ∞ 3 I2 ∞ 6 eBE KIO3 = Mr/6 = 1/6 BM KIO3

Pada saat Titik ekivalen (TE)mek KIO3 = mek Na2S2O3

mg KIO3/BE KIO3 = V Na2S2O3 x N Na2S2O3

N Na2S2O3 = 150/(V Na2S2O3 x 35,67)

Page 23: Titrasi Permanganometri.ppt

Penentuan kadar ion Cu(II) dalam CuSO4

Timbang 2 g CuSO4.5 H2O, masukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan larutkan dengan akuades sampai tanda garis.

Dipipet 25 mL larutan tsb. dimasukkan ke dalam Erlenmeyer bertutup asah, ditambah 10 mL H2SO4 1 N dan 2 g KI.

Tutup Erlenmeyer dan kocok selama 10 menit, diamkan sampai reaksi sempurna pada tempat gelap. Titrasi dengan larutan standar Na2S2O3 0,1 N sampai larutan berwarna kuning muda

Page 24: Titrasi Permanganometri.ppt

Penentuan kadar (lanjutan) Tambahkan 2 mL indikator kanji, titrasi dilanjutkan

sampai warna biru tepat hilang. Lakukan triplo (3 x penentuan). Perhitungan kadar

% Cu =fp x (V x N) Na2S2O3 x BE Cu x 100 berat sampel

fP = faktor pengenceran

2 mol Cu(II) ∞ 1 mol I2 ∞ 2 mol e

2 mol Cu(II) ∞ 2 mol e BE Cu = Ar Cu