tinjauan pustaka - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/chapter...

13
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tablet Menurut Farmakope Indonesia Edisi V, tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet adalah sediaan padat dibuat secara kempa berbentuk cakram pipih atau gepeng, bundar, segitiga, lonjong, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan pada tablet biasanya berfungsi sebagai berikut: 1. Zat pengisi, berfungsi untuk memperbesar volume tablet, biasanya digunakan amilum manihot, kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan zat lain yang cocok. 2. Zat pengikat, berfungsi agar tablet tidak pecah atau retak dan dapat merekat. Biasanya digunakan adalah mucilago 10-20%, larutan metil selulosa 5%. 3. Zat penghancur, berfungsi agar tablet dapat hancur didalam saluran pencernaan. Biasanya digunakan amilum manihot kering, gelatin, natrium alginat. 4. Zat pelicin, yaitu agar tablet tidak melekat pada cetakan dan membuat permukaan tablet mengkilap. Biasanya digunakan talcum 5%, magnesium stearat, asam stearat(Anief, 1997). Berdasarkan cara pemakaiannya tablet diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Tablet kunyah (Chewable tablet), bentuknya bulatpipih, cara pakainya dikunyah terlebih dahulu dimulut kemudian ditelan, umumnya tidak pahit.

Upload: tranmien

Post on 13-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tablet

Menurut Farmakope Indonesia Edisi V, tablet adalah sediaan padat

mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet adalah sediaan

padat dibuat secara kempa berbentuk cakram pipih atau gepeng, bundar, segitiga,

lonjong, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat

tambahan pada tablet biasanya berfungsi sebagai berikut:

1. Zat pengisi, berfungsi untuk memperbesar volume tablet, biasanya digunakan

amilum manihot, kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan zat lain yang cocok.

2. Zat pengikat, berfungsi agar tablet tidak pecah atau retak dan dapat merekat.

Biasanya digunakan adalah mucilago 10-20%, larutan metil selulosa 5%.

3. Zat penghancur, berfungsi agar tablet dapat hancur didalam saluran

pencernaan. Biasanya digunakan amilum manihot kering, gelatin, natrium

alginat.

4. Zat pelicin, yaitu agar tablet tidak melekat pada cetakan dan membuat

permukaan tablet mengkilap. Biasanya digunakan talcum 5%, magnesium

stearat, asam stearat(Anief, 1997).

Berdasarkan cara pemakaiannya tablet diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Tablet kunyah (Chewable tablet), bentuknya bulatpipih, cara pakainya

dikunyah terlebih dahulu dimulut kemudian ditelan, umumnya tidak pahit.

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

5

2. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles), adalah sediaan padat mengandung satu

atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis,

yang membuat tablet melarut dan hancur perlahan-lahan dalam mulut. Tablet

ini dibuat dengan cara tuang (dengan bahan dasar gelatin dan atau sukrosa

yang dilelehkan atau sorbitol) yang disebut pastiles, atau dengan cara kempa

menggunakan bahan dasar gula yang disebut trochisi. Dihisap didalam rongga

mulut, digunakan sebagai obat lokal pada infeksi dirongga mulut atau

tenggorokan. Umumnya mengandung antibiotik, antiseptik, dan dstringensia.

3. Tablet sublingual, tablet yang disisipkan dibawah lidah, biasanya berbentuk datar

ditujukan untuk obat-obat yang diabsorbsi melelui mukosa oral. Cara ini

berguna untuk penyerapan obat yang rusak oleh cairan lambung dan sedikit

sekali diabsorpsi oleh saluran pencernaan. Tablet ini dibuat segera melarut

untuk memberikan efek yang cepat.

4. Tablet Implantasi (Implan) adalah sediaan dengan masa padat steril berisi

obat, yang dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan.

Implandimaksudkan untuk ditanam didalam tubuh (subkutan) dengan tujuan

memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu

lama. Implan ditanam dengan bantuan injektor khusus atau dengan sayatan

bedah. Implan biasanya mengandung hormon seperti testosterone atau

estradiol yang dikemas dalam vial atau lembaran kertas timah steril.

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

6

2.1.2 Evaluasi Tablet

Untuk menjamin mutu tablet maka dilakukan pengujian yaitu sebagai berikut:

a. Uji keseragaman bobot

Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot. Pengujian ini ditetapkan

untuk menjamin keseragaman bobot tiap tablet yang dibuat. Tablet yang bobotnya

seragam diharapkan akan memiliki kandungan bahan obat yang sama. Keseragaman

bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung bobot

rata-rata tiap tablet. Kemudian timbang tablet satu per satu, tidak boleh lebih dari 2

tablet bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari yang ditetapkan

pada kolom A dan tidak boleh satu tablet pun bobotnya menyimpang dari bobot rata-

rata lebih besar dari yang ditetapkan pada kolom B. Jika perlu gunakan 10 tablet yang

lain dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari

bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B.

b. Uji kekerasan

Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui kekerasannya, agar

tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Kekerasan tablet erat hubungannya

dengan ketebalan tablet, bobot tablet, dan waktu hancur tablet. Alat yang digunakan

untuk pengukuran kekerasan tablet adalah hardness tester.

c. Uji keregasan (friability)

Cara yang dilakukan untuk menentukan kekuatan tablet adalah dengan

mengukur keregasannya. Gesekan dan goncangan merupakan penyebab tablet

menjadi hancur. Untuk menguji keregasan tablet menggunakan alat friabilator tester.

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

7

Sebelum tablet dimasukkan kedalam alat friabilator, tablet ditimbang terlebih dahulu.

Kemudian tablet dimasukkan kedalam alat, lalu alat dioperasikan selama 4 menit

dengan 100 kali putaran. Tablet ditimbang kembali dan dibandingkan dengan berat

mula-mula.Selisih berat dihitung sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan

tablet harus lebih kecil dari 0,8 % (Ansel,2005).

d. Uji waktu hancur

Uji ini dilakukan untuk menentapkan kesesuaian batas waktu hancur yang

tertera pada masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet

atau kapsul digunakan sebagai tablet hisap atau dikunyah atau dirancang untuk

pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau

melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas

diantara periode pelepasan tersebut.Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa

sediaan atau bahan aktifnya larut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila

sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan massa lunak yang tidak

mempunyai inti yang jelas (Ditjen POM, 2014).

e. Uji disolusi

Obat yang telah memenuhi persyaratan waktu hancur, kekerasan, keregasan,

keseragaman bobot, dan penetapan kadar belum dapat menjamin bahwa suatu obat

memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi

tablet. Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat kedalam

bentuk larutan pada suatu medium. Disolusi menunjukkan jumlah bahan obat yang

terlarut dalam waktu tertentu.Uji ini digunakan untuk memenuhi kesesuaian dengan

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

8

persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi (Ditjen POM,

2014).

2.2 Kalsium

Kalsium adalah mineral yang banyak berperan dalam tubuh

manusuia.Diperkirakan 2% berat badan orang dewasa terdiri dari kalsium.Sebagian

besar kalsium berada dalam tulang rawan dan gigi, sisanya terdapat dalam cairan

tubuh dan jaringan lunak. Kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan,

tetapi kalsium masih dibutuhkan meskipun sudah mencapai usia dewasa (Winarno,

1997). Sebanyak 99% kalsium terdapat dalam tulang kerangka dan sisanya dalam

cairan antar sel dan plasma. Kekurangan kalsium menimbulkan penyakit antara lain

melunaknya tulang (osteomalasia) serta mudah terangsangnya saraf dan otot akibat

serangan kejang (tetania). Dalam kebanyakan kasus kekurangan kalsium disebabkan

oleh kekurangan vitamin D dan terhambatnya resorpsi Ca, atau karena penyakit

hipoparatirosis dan insufisiensi ginjal (Tan dan Rahardja, 2007).

2.2.1 Farmakologi Kalsium

Ion kalsium mengatur sejumlah proses fisikologi dan biokimia yang penting.

Proses ini mencakup eksitabilitas neuromuscular, koagulasi darah, proses sekresi,

integritas membran serta transport membran plasma, reaksi enzim, pelepasan hormone dan

neurotransmitter, dan kerja intraseluler sejumlah hormone. Selain itu, diperlihatkan

konsentrasi Ca2+ dan Po43- di dalam perioustum serta cairan ekstrasel (ECF) yang

tepat bagi proses mineralisasi tulang. Kalsium terutama terdapat di dalam tulang

mamalia, tetapi dalam presentase yang sangat kecil dari jumlah keseluruhan kalsium

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

9

ditemukan dalam cairan ekstrasel. Kalsium dalam cairan ekstrasel terbagi dalam

bagian yang kurang lebih sama antara bentuk yang terikat (protein) dan bentuk bebas

atau yang terionisasi (Ca2+). Bentuk yang belakangan ini merupakan bentuk yang

biologis aktif terdapat pada sebagian besar spesies. Pengendalian ini dipertahankan

oleh (hati, kulit, ginjal, tulang, usus, dan paratiroid, dan system multihormon

(hormone paratiroid [PTH], 1,25(OH)2-D3 serta kalsitonin).

2.2.2 Peranan Kalsium dalam Tubuh

Peranan kalsium dalam tubuh dapat dibagi dua, yaitu membantu membentuk

tulang dan gigi dan mengukur proses biologis dalam tubuh. Kebutuhan kalsium terbesar

pada waktu pertumbuhan, tetapi kebutuhan-kebutuhan kalsium masih dibutuhkan

meskipun sudah mencapai usia dewasa. Pada pembentukan tulang, bila tulang baru

terbentuk, maka tulang yang tua dihancurkan secara simultan. Kalsium yang berada

dalam sirkulasi darah dan jaringan tubuh berperan dalam berbagai kegiatan,

diantaranya untuk transmisi implus syaraf, kontraksi otot, penggumpalan darah,

pengaturan permeabilitas membran sel, serta keaktifan enzim(Winarno,2004).

2.2.3 Sumber-sumber Kalsium

Kalsium dapat diperoleh dari makanan dan minuman. Beberapa makanan

yang mengandung kalsium seperti: sayur-sayuran hijau contohnya: brokoli, sawi

hijau, bayam, buah-buahan, kacang-kacangan, sereal, dan lainnya. Sedangkan pada

minuman kebutuhan kalsium dapat diperoleh dari susu.

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

10

2.3 Obat

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua

mahluk hidup untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan,

maupun menyembuhkan penyakit (Syamsuni,2005).

Berdasarkan namanya obat terbagi atas 2, yaitu obat generik dan obat paten.

2.3.1 Obat Generik

Obat Generik adalah obat dengan nama obat yang sama dengan zat aktif

berkhasiat yang dikandungnya, sesuai yang ditetapkan Farmakope Indonesia.

Contohnya : Parasetamol, Antalgin, Asam Mefenamat, Amoksisilin, Cefadroxyl,

Ketoconazole, Acyclovir, dan lain-lain. Obat generik memiliki harga yang lebih

murah dari pada obat paten untuk jenis yang sama dan efek pengobatan yang sama

pula. Perbedaan harga obat generik dan obat paten terdapat pada perbedaan promosi

dan kemasannya.Obat generik juga memiliki mutu terjamin, pengawasan mutu

dilakukan secara ketat pada industri farmasi yang memproduksinya dengan

menerapkan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) sepenuhnya.Obat generik yang

mutunya dikendalikan secara ketat ini menggunakan logo khusus sebagai sarana

pengenal. Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan tentang penggunaan obat generik

yang tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan RINo.085/MENKES/PER/1989

tentang Kewajiban Menuliskan Resep dan/atau Menggunakan Obat Generik difasilitas

Pelayanan Kesehatan Pemerintah, serta Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik

No.0428/YANMED/RSKS/SK/1989 tentang petunjuk pelaksanaan Peraturan Mentri

Keshatan RI tentang Kewajiban Menuliskan Resep dan/atau Menggunakan

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

11

ObatGenerik di Rumah Sakit Pemerintah. Kebijakan ini dibuat untuk lebih

meningkatkan dan meratakan pelayanan kesehatan dimasyarakat, oleh karena itu

perlu menyediakan obat-obatan yang bermutu secara merata dengan harga yang

terjangkau seluruh lapisan masyarakat. Di lain pihak ada kecenderungan masyarakat

menganggap bahwa obat yang bermutu adalah obat yang harganya mahal dengan

kemasan mewah (obat paten).

2.3.2 Obat Paten

Obat paten adalah obat dengan nama dagang, yaitu nama pemberian pabrik

yang membuatnya. Obat paten memiliki hak paten yang diberikan kepada industri

farmasi pada obat baru yang baru ditemukan berdasarkan riset industri farmasi dan

diberi hak paten untuk memproduksi dan memasarkannya, setelah melalui tahapan uji

klinis. Obat yang telah diberikan hak paten tidak boleh diproduksi dan dipasarkan

dengan nama generik oleh industri farmasi tanpa izin pemilik hak paten selama masih

dalam masa hak paten. Masa hak paten pada umumnya adalah 20 tahun sesuai UU

No.14 tahun 2001 pasal 8 tentang hak paten, dan tidak dapat diperpanjang.

2.3.3 Perbedaan Obat Generik dan Obat Paten

Obat generik hanya menggunakan nama yang sesuai dengan zat berkhasiat

yang dikandungnya, walaupun diproduksi pabrik yang berlainan. Kemasannya

sederhana dan tidak dipromosikan.

Obat paten menggunakan nama dagang yang bermacam-macam, tergantung

pabrik yang memproduksinya walaupun jenis obatnya sama. Kemasannya dibuat mewah

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

12

untuk menarik pembeli dan tiap pabrik mempromosikannya dengan nama dagang masing-

masing secara gencar melalui berbagai cara.

2.4 Kalsium Laktat (Calcii Lactas)

2.4.1 Tinjauan umum tentang kalsium laktat

1. Rumus Molekul : C6H10CaO6.xH2O

2. Berat Molekul : 308,30 dan 218,22

3. Kalsium Laktat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari

101,0% : C6H10CaO6, duhitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

4. Pemerian : serbuk atau granul putih; praktis tidak berbau.

5. Kelarutan : kalsium laktat pentahidrat larut dalam air, praktis tidak larut

dalam etanol.

6. Susut pengeringan : pentahidrat antara 22,0% dan 27,0%; trihidrat antara 15,0%

dan 20,0%; monohidrat antara 5,0% dan 8,0%; dan bentuk anhidrat tidak lebih

dari 3,0%. Lakukan penetapan susut pengeringan menggunakan 1g sampai 2g

zat dengan ketebalan obat tidak lebih dari 3mm, dipanaskan pada suhu 20°

selama 4 jam.

2.4.2 Tablet Kalsium Laktat

Kalsium laktat merupakan salah satu bentuk garam yang berasal dari asam

laktat yang digunakan untuk memenuhi kalsium dalam tubuh. Tablet Kalsium laktat

adalah obat dengan fungsi untuk mencegah atau mengobati rendahnya kadar kalsium

dalam darah.Menurut Farmakope Indonesia tablet kalsium laktat

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

13

mengandungC6H10CaO6.5H2O tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih dari 106,0%

dari jumlah yang tertera pada etiket.

2.4.3 Efek samping Tablet Kalsium Laktat

Gangguan saluran pencernaan, dapat terjadi hiperkalsemia dengan gejala

anoreksia, nausea, konstipasi, nyeri perut, mulut kering, dan poliuria.Dalam kasus

yang lebih umum, dapat terjadi ketegangan, delirium, stupor dan koma.

2.5 Metode Penetapan Kadar Kalsium Laktat

2.5.1 Titrasi Kompleksometri

Penetapan kadar kalsium pada sediaan tablet kalsium laktat dilakukan dengan

cara titrasi kompleksometri. Cara titrimetri ini didasarkan pada kemampuan ion-ion

logam membentuk senyawa kompleks yang mantap dan larut dalam air.Titran yang

digunakan yaitu ligan multidentat (bergigi banyak) yaitu etilen diamin tetra asetat

(EDTA).Reaksi pembentukan senyawa kompleks yang dimaksud adalah suatu reaksi

asam basa lewis dimana ligan bertindak sebagai basa, menyumbangkan sepasang

elektronnya kepada kation yang merupakan asamnya.Ligan dalam kompleks dapat

berupa anion atau molekul netral yang mengandung sebuah atom atau lebih dengan

paling sedikit mempunyai sepasang elektron yang dapat diberikan pada ion logam

(Day dan Underwood, 1986).

Prinsip titrasi kompleksometri adalah larutan yang mengandung ion logam

dititrasi dengan EDTA menghasilkan kompleks yang stabil dan larut dalam air.Titik

akhir titrasi ditunjukkan dengan adanya perubahan warna yang terjadi akibat

terbentuknya senyawa kompleks sebagai hasil dari reaksi yang terbentuk antara ion

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

14

logam dengan ligan (EDTA).Kestabilan dari senyawa kompleks tergantung dari sifat

kation (ion logam) dan pH dari larutan.Agar kestabilan senyawa kompleks tetap

terjaga maka titrasi harus dilakukan pada pH tertentu dan untuk menjaga agar pH

tidak turun ditambahkan suatu larutan penyangga/dapar. Titrasi pada pH larutan 1-3

tidak memerlukan dapar, untuk titrasi untuk pH larutan 4-6 memerlukan dapar/buffer

Asam Asetat dan Amonium Asetat, dan untuk pH larutan 8-10 diperlukan dapar

amoniak ataupun dapar salmiak tujuannya agar pH tidak turun dibawah 8, sedangkan

untuk pH larutan ≥12 tidak diperlukan penyangga tetapi selalu dilakukan pengecekan

pH dengan menggunakan indikator universal(Basset, dkk, 1994).

2.5.2 Metode Kompleksometri

1. Titrasi Langsung

Larutan yang mengandung ion logam yang akan ditetapkan kadarnya, dibufferkan

atau ditambahkan larutan penyangga sampai pH yang dikehendaki dan ditambahkan

indikator logam yang sesuai kemudian dititrasi langsung dengan larutan baku EDTA.

Untuk mencegah pengendapan hidroksida logam (garam basa) dengan menambahkan

zat pengkompleks pembantu seperti tartrat atau sitrat atau trietanolamina (basset,

dkk.,1994).

2. Titrasi Tidak Langsung

Karena berbagai alasan, ada beberapa logam yang tidak dapat dititrasi langsung,

mungkin ini dikarenakan terjadinya pengendapan dari dalam larutan dalam jangkauan

pH yang perlu dititrasi, atau mungkin membentuk kompleks-kompleks yang inert

atau indikator logam yang digunakan tidak sesuai.Dalam hal ini ditambahkan larutan

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

15

EDTA berlebih, kemudian larutan dibuffer pada pH yang diinginkan. Kelebihan

pereaksi dititrasi kembali dengan larutan baku dan ion logam : ZnCl2/ZnSO4 atau

MgCl2/MgSO4. Titik akhir titrasi dideteksi dengan bantuan indikator logam yang

member respon terhadap ion logam yang terdapat dalam titrasi kembali

(Basset,dkk.,1994).

2.5.3 Indikator Logam

Indikator logam adalah suatu zat yang dengan ion logam tertentu dapat

membentuk suatu senyawa kompleks yang warnanya berbeda dari pada indikator

logam dalam keadaan bebas. Jika dititrasi dengan dinatrium edetat (EDTA) maka

kompleks logam indikatorakan diperoleh dan terbentuk kompleks ion logam dengan

dinatrium edetat (EDTA) dan warna indikator akan kembali pada aslinya. Pada titrasi

kompleksometri indikator yang digunakan adalah indikator logam.Indikator logam

yang digunakan ditentukan oleh pH larutan yang diinginkan.Pembagian indikator

berdasarkan pH larutan dalam titrasi kompleksometri sebagai berikut:

Tabel 2.5.3Indikator yang digunakan dalam titrasi kompleksometri

pH MinimumPembentukan

Kompleks

Ion Logam Keterangan Indikator

1-3

4-6

8-10≥ 12Zn4+ , Bi3+, Fe3+

Pb2+, Cu2+, Co2+, Ni2+

Mn2+, Mn3+, Fe2+, Al3+,Cd2+

Ba2+, Mg2+, Zn2+, Ca2+

zingga xylenol, ungupirokatekolzingga xylenol, ditizon

eriokhrom black T,calmagitecalcoon, biru hidroksi naftol

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/271/5/CHAPTER II.pdf · bobot tablet dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, lalu dihitung

16

Dari tabel diatas dapat dilihat penggunaan indikator sangat berperan dalam

proses titrasi kompleksometri, penggunaan indikator harus disesuaikan dengan pH

larutan yang akan dititrasi. Titik akhir titrasi merupakan hasil reaksi antara indikator

dengan ligan sehingga menghasilkan perubahan warna.