bab ii tinjauan pustaka - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/chapter...

24
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Higiene Perorangan 2.1.1. Pengertian Kebersihan diri (personal hygiene) merupakan kebersihan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pengertian personal hygiene atau hygiene persorangan (usaha kesehatan pribadi) adalah upaya dari diri seseorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri. Kesehatan pribadi adalah kesehatan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat membina keluarga dan masyarakat yang sehat, dan kesehatan pribadi merupakan dasar untuk melakukan berbagai kegiatan atau perbuatan yang positif selama hidup. (Rejeki, 2015) Usaha kesehatan pribadi adalah daya upaya dari seseorang demi seorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri. Kebersihan diri yang buruk merupakan cerminan dari kondisi lingkungan dan perilaku individu yang tidak sehat. Pengetahuan penduduk yang masih rendah dan kebersihan yang kurang baik mempunyai kemungkinan lebih besar terkena infeksi cacing. (Entjang, 2000) 2.1.2. Tujuan Personal Higiene Menurut Rejeki (2015), tujuan personal hygiene adalah: 1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Upload: others

Post on 25-Sep-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Higiene Perorangan

2.1.1. Pengertian

Kebersihan diri (personal hygiene) merupakan kebersihan diri sendiri yang

dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.

Pengertian personal hygiene atau hygiene persorangan (usaha kesehatan pribadi)

adalah upaya dari diri seseorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat

kesehatannya sendiri.

Kesehatan pribadi adalah kesehatan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat

membina keluarga dan masyarakat yang sehat, dan kesehatan pribadi merupakan

dasar untuk melakukan berbagai kegiatan atau perbuatan yang positif selama hidup.

(Rejeki, 2015)

Usaha kesehatan pribadi adalah daya upaya dari seseorang demi seorang

untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri. Kebersihan diri

yang buruk merupakan cerminan dari kondisi lingkungan dan perilaku individu yang

tidak sehat. Pengetahuan penduduk yang masih rendah dan kebersihan yang kurang

baik mempunyai kemungkinan lebih besar terkena infeksi cacing. (Entjang, 2000)

2.1.2. Tujuan Personal Higiene

Menurut Rejeki (2015), tujuan personal hygiene adalah:

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

9

2. Memelihara kebersihan diri seseorang

3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

4. Pencegahan penyakit

5. Meningkatkan percaya diri seseorang

6. Menciptakan keindahan

Usaha dalam menjaga kesehatan tubuh yaitu dapat dengan memelihara

kebersihan:

a. Kebersihan badan/kulit, seperti mandi, cuci tangan, dan sebagainya. Ditinjau dari

sudut kesehatan, kebersihan adalah merupakan hal yang paling utama. Berikut ini

dijelaskan beberapa tentang kebersihan badan pribadi:

1) Kebersihan kulit

Kulit sangat penting fungsinya bagi kesehatan seseorang. Oleh karena itu,

kebersihan kulit harus selalu dijaga dan dipelihara, agar kulit dapat menjalankan

fungsinya dengan sebaik-baiknya. Cara membersihkan kulit umumnya dilakukan

dengan mandi.

Mandi berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada kulit,

menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf, melemaskan

otot, memberi kesegaran pada tubuh. Mandi dengan air saja tanpa sabun, membuat

badan seseorang belum cukup bersih, terlebih lagi apabila air yang digunakan mandi

airnya kotor. Oleh sebab itu, apabila mandi seseorang seharusnya menggunakan air

yang bersih dan memakai sabun. (Maryanani, 2013)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

10

Menurut Ratag, dkk (2013) siswa yang tidak memiliki kebiasaan mandi yang

baik dapat terinfeksi cacing 441 kali dibandingkan siswa yang memiliki kebiasaan

yang baik.

2) Kebersihan Tangan dan kuku

Sebagaimana kita ketahui kuku dan tangan yang kotor dapat menyebabkan

bahaya kontaminasi dan menimbulkan beberapa penyakit. Beberapa usaha dapat

dilakukan antara lain:

1. Membersihkan tangan sebelum makan

2. Memetong kuku secara teratur

3. Mencuci kaki sebelum tidur (Rejeki, 2015)

Kuku mempunyai fungsi dan peranan yang amat penting dalam kehidupan kita.

Kuku yang kotor dapat menjadi sarang berbagai kuman penyakit yang selanjutnya

dapat ditularkan kebagian-bagian tubuh yang lain. Ciri-ciri kuku yang baik, antara

lain adalah kuku harus tumbuh dengan baik, kuat, bersih, dan halus. Seharusnya tidak

membiarkan kuku terlalu panjang. Cara merawat kuku, antara lain:

a) Dilakukan dengan memotong ujung kuku sampai beberapa milimeter dari

tempat perlekatan antara kuku dan kulit.

b) Potongan kuku disesuaikan dengan bentuk ujung jari supaya kelihatan lebih

bagus.

c) Pergunakan alat pemotong kuku atau gunting yang tajam agar memberikan

hasil potongan kuku yang rapi.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

11

d) Sebaiknya setelah dipotong kikirlah tepi kuku agar menjadi lebih rapi dan

tidak tajam.

e) Setelah pemotongan selesai dilakukan, harus dilanjutkan dengan pencucian.

f) Agar mendatangkan hasil yang baik, maka kuku sebaiknya dicuci dengan air

hangat, dan pergunakan sikat untuk membersihkan sisa-sisa kotoran yang

kemungkinan masih tertinggal.

g) Kemudian tangan, kaki dan kuku dikeringkan dengan lap atau handuk kering

dan bersih. (Maryanani, 2013)

Kebersihan kuku memberikan pengaruh bermakna terhadap kejadian infeksi

kecacingan dimana siswa yang memiliki kebersihan kuku yang tidak baik berpeluang

25,186 kali terinfeksi kecacingan dibandingkan siswa yang memiliki kebersihan kuku

yang baik. (Fitri, dkk, 2012). Kebiasaan mencuci tangan mempunyai hubungan

dengan kecacingan dimana siswa yang tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan

yang baik berisiko 93 kali dibandingkan siswa yang memiliki kebiasaan mencuci

tangan yang baik. (Ratag, dkk, 2013)

4. Perawatan kaki dan sepatu

Jamur dapat tumbuh di sela-sela kaki, yang meskipun seperti sepele namun dapat

berkembang menjadi luka yang lebih serius. Di luar rumah, hendaknya memakai

sepatu atau sandal dapat mencegah masuknya cacing tambang ke dalam tubuh

melalui telapak kaki, dan untuk memberi keindahan bagi pemakainya. Kaki dapat

membawa kotoran dari jalan ke rumah, oleh sebab itu perlu dibersihkan. (Maryanani,

2013)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

12

Penggunaan alas kaki memberikan pengaruh bermakna terhadap kejadian

kecacingan dimana siswa yang memiliki kebiasaan penggunaan alas kaki yang tidak

baik berpeluang 5,524 kali terinfeksi kecacingan dibandingkan siswa yang memiliki

kebiasaan penggunaan alas kaki yang baik. (Fitri, 2012)

2.2.Infeksi Cacing

Cacingan (atau sering disebut kecacingan) merupakan penyakit endemik dan

kronik diakibatkan oleh cacing parasit dengan prevalensi tinggi, tidak mematikan

tertapi mengerogoti kesehatan tubuh manusia sehingga berakibat menurunnya kondisi

gizi dan kesehatan masyarakat. (Zulkani, 2011)

2.2.1. Ascariasis (Cacing Gelang)

Ascariasis adalah penyakit parasitik yang disebabkan oleh infeksi Ascaris

lumbricoides yaitu sejenis nematoda usus yang tergolong superfamili Ascaroidea,

genus Ascaris. Ascaris lumbricoides ditularkan melalui tanah (soil-transmitted

helminths), ditemukan kosmopolit dengan prevalensi tertinggi di daerah yang

beriklim panas dan lembab, dimana keadaan higiene dan kebersihan lingkungan

kurang memadai. Cacing ini juga ditemukan di daerah beriklim panas dan kering.

Prevalensi lebih rendah. Kebanyakan penderita hidup di daerah Asia (73%),

selanjutnya di Afrika (12%), dan Amerika Latin (8%). Di berbagai daerah di

Indonesia prevalensi lebih dari 70%. (Hadidjaja, 2011)

Cacing dewasa yang jantan berukuran panjang 15-31 cm dengan diameter 2

mm- 4 mm. Sedangkan cacing bentina panjangnya berukuran 20-35 cm, kadang-

kadang sampai mencapai 49 cm, dengan diameter 3-6 mm. Tiap hari dari seekor

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

13

cacing Ascaris betina dapat menghasilkan 200.000 telur. Telurnya berbentuk ovoid

(bulat telur), dengan kulit yang tebal dan transparan yang terdiri dari membrane lipoid

vitelin yang relatif nonpermeabel (tidak ada pada telur-telur yang infertil). Lapisan

tengah tebal transparan dibentuk dari glikogen dan lapisan luar terdapat tonjolan-

tonjolan kasar yaitu lapisan albumin berwarna coklat. Membran vitelin yang

impermeable berguna untuk melindungi embrio. (Irianto, 2013)

Gambar 2.1. Cacing Ascaris lumbricoides

Gambar 2.2. Telur Ascaris lumbricoides

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filim : Nemathelmintes

Kelas : Nematoda

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

14

Sub-kelas : Phasmida

Ordo : Rhabdidata

Sub-ordo : Ascaridata

Familia : Ascarididae

Genus : Ascaris

Spesies : Ascaris limbricoides (Linnaeus, 1758)

Sinonim : Ascaris suum (Goeze, 1782)

Lumbricoides vulgaris Merat (1821)

Ascaris texana Smith and Goeth (1904)

Cara Infeksi

Penularan umumnya dapat terjadi melalui makanan, minuman, dan mainan

dengan perantaraan tangan yang terkontaminasi telur Ascaris yang infektif. Infeksi

sering terjadi pada anak daripada orang dewasa. Hal ini disebabkan anak sering

berhubungan dengan tanah yang merupakan tempat berkembangnya telur Ascaris.

Didapat juga laporan bahwa dengan adanya usaha untuk meningkatkan kesuburan

tanaman sayuran dengan mempergunakan feses manusia, menyebabkan sayuran

merupakan sumber infeksi dari Ascaris. (Irianto, 2013)

Gejala klinik

Ascaris sering tidak bergejala tetapi, jika jumlah cacing di dalam perut

semakin banyak, maka berbagai macam gejala akan muncul.

Gejala infestasi cacing yang masih ringan dapat berupa:

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

15

Ditemukannya cacing dalam tinja

Batuk mengeluarkan cacing

Kurang nafsu makan

Demam

Bunyi mengi saat bernafas (wheezing)

Gejala infeksi cacing yang berat antara lain adalah:

Muntah

Nafas pendek

Perut buncit

Nyeri perut

Usus tersumbat

Saluran empedu tersumbat (Zulkani, 2011)

Patologi dan Patogenesis

Adanya siklus cacing yang melewati paru menyebabkan perdarahan kecil

pada dinding usus dan alveolus. Cacing dewasa di dalam usus menyebabkan gesekan

mekanik pada dinding sehingga dapat menyebabkan kelainan mukosa. Kelainan

mukosa menyebabkan penyerapan zat gizi seperti protein, hidrat arang dan vitamin

berkurang. Juga menyebabkan sakit perut dan mual, sehingga akhirnya menyebabkan

masukan (intake) zat gizi berkurang kalau keadaan demikian berjalan menahun,

akhirnya terjadi kekurangan gizi atau malnutrisi, khususnya pada anak balita yang

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

16

menunjukkan gejala-gejala lebih berat daripada orang dewasa meskipun dihinggapi

sejumlah cacing yang sama banyaknya atau kurang. (Hadidjaja, 2011)

Infeksi ini dapat menimbulkan kematian, baik dikarenakan larva maupun

cacing dewasanya. Larva cacing Ascaris lumbricoides dapat menimbulkan hepatitis,

askariasis pneumonia, juga kutaneus edema, yaitu edema pada kulit, terhadap anak-

anak dapat mengakibatkan nausea (rasa mual), kolik (mulas), diare, urtikaria (gatal-

gatal), kejang-kejang, meningitis (radang selaput otak), juga kadang-kadang

menimbulkan demam, apatis rasa mengantuk, strabismus (mata juling) dan paralysis

(kelumpuhan) dari anggota badan. Terjadi hepatitis dikarenakan larva cacing

menembus dinding usus dan terbawa aliran darah vena ke dalam hati, sehingga dapat

menimbulkan kerusakan pada hati. Ascaris lumbricoides dapat menghasilkan telur

dalam setiap harinya 20.000 butir, atau kira-kira 2-3 buah telur tiap detik. Hal ini

dapat menimbulkan anemia, dan dalam jumlah yang sangat banyak ini dapat juga

menyebabkan toksaemia (karena toksin dari ascaris) dan apendisitis yaitu disebabkan

cacing dewasa masuk ke dalam lumen apendiks. (Irianto, 2013)

Diagnosis

Dengan ditemukan telur di dalam tinja, yang berbentuk khas, berwarna kuning

tengguli, diagnosis askaris dapat ditegakkan. Keluarnya cacing dewasa secara spontan

dari tubuh penderita merupakan diagnosis pasti. Tinja negatif telur ascaris dapat

terjadi bilamana cacing dewasa yang terdapat di dalam usus masih muda dan belum

memproduksi telur, hanya terdapat cacing jantan atau penyakit masih dalam waktu

inkubasi dimana baru ada bentuk larva dalam penderita. (Hadidjaja, 2011)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

17

Epidemiologi

Di Indonesia prevalensi ascaris tinggi, terutama pada anak. Frekuensinya

antara 60-90%. Kurangnya pemakaian jamban keluarga menimbulkan pencemaran

tanah dengan tinja di sekitar halaman rumah, di bawah pohon, di tempat mencuci dan

di tempat pembuangan sampah. Di negara-negara tertentu terdapat kebiasaan

memakai tinja sebagai pupuk. Tanah liat, kelembaban tinggi dan suhu yang berkisar

antara 25-300 C merupakan hal-hal yang sangat baik untuk berkembangnya telur

A.lumbricoides menjadi bentuk infektif. (Gandahusada, dkk, 2000)

Pengobatan

Pengobatan dapat dilakukan secara perorangan atau secara massal pada

masyarakat. Untuk perorangan dapat digunakan bermacam-macam obat misalnya

piperasin, pirantel, mebendazol atau albendazol.

Oksantel-pirantel adalah obat yang dapat digunakan untuk infeksi campuran

A.lumbricoides dan T.trichanus. untuk pengobatan masal perlu beberapa syarat, yaitu:

Obat mudah diterima masyarakat

Aturan pemakaian sederhana

Mempunyai efek samping yang minim

Bersifat polivalen, sehingga dapat berkhasiat terhadap beberapa jenis

cacing

Harganya murah (Gandahusada, dkk, 2000)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

18

Pencegahan

Penularan Ascaris dapat terjadi secara oral, maka sebagai pencegahannya

menghindarkan tangan dalam keadaan kotor, karena kemungkinan adanya

kontaminasi dari telur-telur Ascaris, dan membiasakan mencuci tangan sebelum

makan. Menghindarkan sayuran yang mentah yang tidak dimasak terlebih dahulu dan

jangan membiarkan makanan terbuka begitu saja, sehingga debu-debu yang

berterbangan dapat mengkontaminasi makan tersebut ataupun dihinggapi serangga di

mana terbawa telur-telur tersebut.

Mengingat prevalensi yang tinggi pada golongan anak-anak maka perlu

diadakan pendidikan di sekolah-sekolah mengenai cacing Ascaris ini. Dan dianjurkan

untuk membiasakan mencuci tangan sebelum makan, mencuci makanan dan

memasaknya dengan baik, memakai alas kaki terutama di luar rumah. Ada baiknya di

desa-desa diberi pendidikan dengan cara peragaan secara audio visual, sehingga

dengan cara ini mudah dapat dimengerti oleh mereka. (Irianto, 2013)

2.2.2. Trikuriasis (Cacing Cambuk)

Trikuriasis adalah penyakit kosmopolit yang disebabkan Trichuris trichiura,

salah satu cacing yang termasuk kelompok cacing yang ditularkan melalui tanah dan

terutama ditemukan di daerah tropis pada anak usia 5-15 tahun. Prevalensi di

Indonesia bervariasi antara 60-90% tergantung beberapa faktor antara lain daerah

pemeriksaan misalnya apakah perdesaan, kota, kumuh, bersih dan sebagainya. Variasi

prevalensi juga tergantung umur kelompok yang diperiksa, teknik pemeriksaan,

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

19

pekerjaan seseorang, kebiasaan penduduk setempat seperti tempat buang air besar,

cuci tangan sebelum makan, tidak beralaskan kaki, dll. (Hadidjaja, 2011)

Cacing betina panjangnya kira-kira 5 cm, sedangkan cacing jantan kira-kira 4

cm. Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang

seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada cacing betina

bentuknya mambulat tumpul dan pada cacing jantan melingkar dan terdapat satu

spikulum. Cacing dewasa ini hidup di kolon asendens dan sekum dengan bagian

anteriornya yang seperti cambuk masuk ke dalam mukosa usus. Seekor cacing betina

diperkirakan menghasilkan telur setiap hari antara 3000-10.000 butir. (Gandahusada,

dkk, 2000)

Gambar 2.3. Trichuris trichiura

Gambar 2.4. Telur Trichuris trichiura

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

20

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filim : Nemathelmintes

Kelas : Nematoda

Sub-kelas : Aphasmidia

Ordo : Enoplida

Sub-ordo : Trichurata

Super Famili : Trichurioidea

Famili : Trichuridae

Genus : Trichuris

Spesies : Trichuris trichiura Linnaeus (1771)

Sinonim : Trichocephalus trichurus, Blanchard (1895)

Trichuris dispar, Rudolphi (1802)

Trichochepalus hominis Schrenk (1788)

Ascaris trichiura Linne (1771)

Cara Infeksi

Infeksi terjadi jika manusia menelan makanan yang mengandung telur parasit

Trichuris trichiura yang telah mengeram di dalam tanah selama 2-3 minggu. Larva

akan menetas di dalam usus halus lalu berpindah ke usus. Setiap larva akan tumbuh

sepanjang 12,5 cm. (Zulkani, 2011)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

21

Gejala Klinik

Pada infeksi ringan tidak ditemukan gejala. Gejala gastrointestinal yang

nonspesifik dapat dikeluhkan seperti mual, muntah, nyeri abdomen, diare, dan

konstipasi, yaitu pada infeksi yang lebih berat. Kemudian dapat ditemukan disentri

yang bilamana menahun mengarah ke anemia defisiensi besi. Pada kasus berat

ditemukan juga prolapsus rekti. Rektum tampak keluar anus pada waktu mengejan

dan pada permukaannya ditemukan sejumlah cacing yang banyak sekali. (Hadidjaja,

2011)

Patologi dan Patogenesis

Cacing yang dewasa di dalam kolon dan rektum memasukkan kepalanya ke

dalam mukosa usus sehingga menimbulkan iritasi dan luka. Cacing dewasa

menghisap darah dan karena menyebabkan luka pada mukosa usus lama kelamaan

terjadi anemia. Bakteri dan amuba dapat masuk ke dalam luka sehingga

menyebabkan infeksi sekunder bakteri dan infeksi protozoa. (Hadidjaja, 2011)

Cacing menghisap darah tuan rumah dan perdarahan dapat terjadi pada daerah

penyerangan. Trichuris dapat menyerang mukosa apendiks dan disertai penyerangan

bakteri ppathogen sehingga dapat menyebabkan proses imflamatori subkutan. Infeksi

ringan biasanya asimtomatik, sedangkan infeksi berat dapat dikacaukan dengan

penyakit cacing tambang, emeobiasus atau apendiksitis. Pada infeksi berat dapat

terjadi prolapsis rectal yang terjadi karena ketegangan yang disebabkan sering buang

kotoran. (Irianto, 2013)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

22

Diagnosis

Diagnosis pasti ditegakkan dengan penemuan telur Trichuris di tinja. Gejala

klinik tidak spesifik dan menyerupai berbagai penyakit gastrointestinal lain.

(Hadidjaja, 2011)

Epidemiologi

Infeksi pada manusia sering terjadi tapi intensitasnya rendah. Di daerah tropis

tercatat 80 persen penduduk positif, sedangkan di seluruh dunia tercatat 500 juta yang

terkena infeksi. Infeksi banyak terdapat di daerah curah tinggi, iklim subtropis dan

pada tempat yang banyak populasi tanah. Anak-anak lebih mudah terserang daripada

orang dewasa. Infeksi berat terhadap anak-anak yang suka bermain di tanah dan

mereka mendapat kontaminan dari pekarangan yang kotor. Infeksi terjadi karena

menelan telur yang telah berembrio melalui tangan, makanan, atau minuman yang

telah terkontaminasi, langsung melalui debu, hewan rumah atau barang mainan.

(Irianto, 2013)

Pengobatan

Pengobatan Trichuris sukar dilakukan karena letak cacing di dalam mukosa

usus di luar jangkauan daya anthelmintika. Dianjurkan pemakaian preparat enzim

yang zat putih telur, dengan demikian substansi badan parasit akan hancur,

selanjutnya pemberian zat warna Dithiazanin dalam kapsul yang larut dalam usus

halus. Obat ini per oral sangat toksis, tapi praktis dapat dilakukan sebagai berikut.

0,5-1 gram dilarutkan dalam 300 ml akuades dengan dosis 30 mg per kg berat badan.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

23

Hal ini dilakukan supaya cacing dapat berubah posisi kepalanya dalam waktu

daya kerja obat. Doenges (1996) menganjurkan pemakaian Piperazin (1,8 g dalam

500 ml larutan garam fisiologis). Harapan besar dapat digantungkan pada preparat

baru Diklorovos bendazol (Minzolum R) bekerja baik pada telur-telurnya, tapi tidak

mempan terhadap cacingnya sendiri. Sekarang Mebendazol sudah dikenal cukup

ampuh untuk trichuriasis, dengan dosis 2 kali sehari, selama 3 hari berturut-turut.

(Irianto, 2013)

Pencegahan

Pencegahan yang utama adalah kebersihan, sedangkan infeksi di daerah yang

sangat endemik dapat dengan:

Pengobatan bagi yang terserang cacing Trichuris.

1. Membuang tinja pada tempatnya sehingga tidak membuat pencemaran

lingkungan oleh telur cacing.

2. Mencuci tangan sebelum makan

3. Pendidikan terhadap masyarakat terutama anak-anak tentang sanitasi dan

higiene.

4. Mencuci bersih sayur-sayuran atau memasaknya sebelum dimakan. (Koes,

2013)

2.2.3. Ankilostomasis dan Nekatoriasis (Cacing Tambang)

Ankilostomasis atau nekatoriasis, penyakit yang disebabkan cacing tambang

kadang-kadang disebut anemia pekerja tambang atau penyakit terowongan. Cacing

diberi nama Ancylostoma karena bentuk bagian depan melengkung seperti kait

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

24

(dalam bahasa Yunani ancylo) ditemukan Ancylostomata duodenale dan/atau Necator

americanus, tergantung dari daerah tempat tinggal penderita A. duodenale lebih

banyak ditemukan di dunia lama, sedangkan N. americanus banyak di Dunia baru.

(Hadidjaja, 2011)

Cacing dewasa hidup di rongga usus halus, dengan mulut yang besar melekat

pada mukosa dinding usus. Cacing betina N.amaricanus tiap hari mengeluarkan telur

kira-kira 9000 butir, sedangkan A.duodenale kira-kira 10.000 butir. Cacing betina

berukuran panjang kurang lebih 1 cm, cacing jantan kurang lebih 0,8 cm. Bentuk

badan N.americanus biasanya menyerupai huruf S, sedangkan A.duodenale

menyerupai huruf C. Rongga mulut mulut kudua jenis cacing ini besar. N.americanus

mempunyai kitin, sedangkan pada A.duodenale ada dua pasang gigi. Cacing jantan

mempunyai bursaa kopulatriks. (Gandahusada, dkk, 2000)

(a) (b)

Gambar 2.5 (a) Ancylostomata duodenale, (b) Necator americanus

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

25

Gambar 2.6. Telur cacing tambang

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filim : Nemathelmintes

Kelas : Nematoda

Sub-kelas : Phasmidia

Ordo : Rhabditida

Sub-ordo : Strongylata

Superfamilia : Srongyloidea

Familia : Ancylostomatidae

Genus : Ancylostoma

Spesies : Ancylostoma duodenale.,

Sinonim : Srongylus quadridentatus Siebold, 1851

Dochmius ankylostomum Molin, 1861

Scelerostoma duadenale Cobboold, 1864

Strongylus duodenale Scheider, 1866

Dochmius duodenale Leuckart, 1867

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

26

Uncinaria duodenalis Railliet, 1885

Kingdom : Animalia

Filim : Nemathelmintes

Kelas : Nematoda

Sub-kelas : Phasmidia

Ordo : Rhabditida

Sub-ordo : Strongylata

Superfamilia : Srongyloidea

Familia : Ancylostomatidae

Genus : Necator

Spesies : Necator americanus

Sinonim : Uncinaria Americana Stiles, 1902

Ancylostoma americanus Siccardi, 1905

Ancylostoma Americana Verdun, 1907

Cara infeksi

Membuang air besar di sembarangan tempat menyebabkan penyebaran telur

secara luas dan terus menerus. Telur cacing tambang setelah beberapa hari menjadi

larva infektif di tanah gembur yang menembus kulit manusia yang teduh dan larva

yang disebut larva filariform kemudian akan menembus kulit manusia yang bekerja

atau main di lingkungan tersebut. A. duodenale selain dapat menembus kulit juga

dapat menembus selaput lendir mulut, sedangkan N. amaricanus hanya dapat

menembus kulit. Setelah menembus kulit larva masuk ke dalam aliran darah dan

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

27

akhirnya mencapai paru setelah melewati kapilar alveoli paru. Kemudian naik ke

trakea, ke faring, tertelan masuk ke esofagus dan akhirnya sampai di usus halus

dimana menjadi dewasa. (Hadidjaja, 2011)

Patogenesis

Larva di dalam paru menyebabkan lesi berupa bercak-bercak hemoragi. Di

dalam usus cacing dewasa dengan mulutnya yang dilengkapi dengan lempeng khitin

pada N. americanus di bagian dorsal dan dua pasang gigi pada A. duodenale

menancapkan diri pada vili mukosa usus, yang dihisap ke dalam mulut sehingga

kapiler pecah, usus terluka dan keluar darah yang kemudian masuk ke dalam mulut

cacing. Ada 2 pendapat yaitu cacing menggunakan darah itu untuk pertumbuhannya

atau hanya mengambil zat asam untuk keperluan hidupnya. Luka yang dibuat cacing

akan terus mengeluarkan darah dengan dikeluarkan zat-zat anti beku oleh cacing.

Pada waktu melakukan kopulasi cacing-cacing jantan meninggalkan lokasinya di

usus, mencari betina, sehingga terdapat luka di mana-mana yang mengeluarkan darah.

Semakin banyak cacing dewasa semakin banyak luka yang ditimbulkannya. Hal

tersebut mengakibatkan anemia yang sifatnya hipokhrom normositer. (Hadidjaja,

2011)

Gejala klinik

Pada tempat larva filariform cacing tambang menembus kulit terjadi kelainan

yang disebut ground-itch, berupa kemerahan kulit yang gatal sekali sebagai reaksi

alergi. Biasanya kelainan ini ditemukan pada tungkai kaki atau tungkai bawah dan

terjadi selama kira-kira seminggu. Setelah masuk ke dalam kulit larva meneruskan

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

28

perjalanan di dalam badan manusia dan di dalam paru menembus alveolus masuk ke

dalam trakea. Perjalanan larva ini disertai batuk dan pneumonitis. Akhirnya bila

sudah sampai di usus dan menjadi dewasa penderita dapat mengalami nausea, diare

dan sakit perut. Kadang-kadang ada gejala yang disebut pica yaitu penderita makan

kotoran seperti tanah dan pasir. (Hadidjaja, 2011)

Diagnosis

Ditemukan gejala kulit berupa grounditch atau anemia dapat mengarah ke

diagnosis infeksi dengan cacing tambang bilamana dilakukan anamnesis secara

cermat yaitu dengan memperhatikan misalnya pekerjaan, lingkungan, sosial-ekonomi

penderita. Gejala klinik oleh cacing dewasa baru timbul pada infeksi sejumlah cacing

yang banyak yaitu kira-kira melebihi 200 cacing dewasa. Infeksi dengan beberapa

cacing tambang tidak akan menimbulkan gejala klinik. Di dalam tinja segar

ditemukan banyak telur dengan ciri-ciri khas, sedangkan di dalam spesimen tinja

yang lama dapat ditemukan larva rabditiform atau filariform. Telur berbentuk bulat,

berukuran 40µm x 60µm, tidak berwarna dengan dinding hialin, tipis, transparan

berisi 4-8 sel embrio. (Hadidjaja, 2011)

Epidemiologi

Telur cacing ini untuk pertumbuhannya memerlukan temperatur terendah

sekitar 180C dan tanah yang lembab. Dengan demikian suatu kenyataan, bahwa

daerah-daerah panas merupakan tempat penyebarannya. Telur akan rusak bila

temperaturnya turun dibawah 100C. Migrasi orang-orang juga merupakan faktor

penyebaran. Cacing tambang terdapat di daerah tropika dan subtropika di antara 450

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

29

Lintang Utara dan 300 Lintang selatan, kecuali Ancylostoma duodenale terdapat di

daerah pertambangan Eropa Utara. Necator americanus tersebar di separuh belahan

bumi sebelah barat, Afrika tengah dan selatan, Asia Selatan, Indonesia, Australia dan

Kepulauan Pasifik.

Penyebaran disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.

1. Pembuangan kotoran orang-orang yang terinfeksi di tempat-tempat yang

dilewati orang lain

2. Tanah atau pasir tempat pembuangan kotoran yang merupakan medium yang

baik bagi larva

3. Suhu panas dan lembab

4. Populasi yang miskin dengan orang-orang tanpa sepatu

Di Cina perpindahan terjadi karena pemakaian pupuk dari kotoran manusia. Di

Indonesia ankilostomasis banyak terdapat pada karyawan perkebunan karet. Orang

Negro lebih resisten dari orang kulit putih terhadap Necator americanus. (Irianto,

2013)

Pengobatan

Pengobatan massal dapat dilakukan bila frekuensinya melebihi 50%, jumlah

cacing rata-rata melebihi 150 ekor dan bila fasilitas untuk memeriksa seluruh

penduduk setempat tidak ada. Di perdesaan, bila sistem pengairan air selokan tidak

baik untuk sanitasi, defekasi di sembarang tempat dapat dihindari dengan pembuatan

lubang-lubang kakus. (Koes, 2013)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

30

Pengobatan massal meskipun ada obat yang ampuh, sulit dilaksanakan, karena

dilakukan 3-4 kali setahun dan harga obat tidak terjangkau. Maka penyuluhan kepada

masyarakat menjadi penting sekali dan dititik beratkan pada perubahan kebiasaan

yang mempertinggi prevalensi infeksi cacing dan mengembangkan sanitasi

lingkungan yang baik. (Gandahusada, dkk, 2000)

Pencegahan

Pencegahan infeksi cacing tambang dapat dihindarkan dengan cara sebagai

berikut.

1. Pembuangan tinja pada jamban-jamban yang memenuhi syarat kesehatan

2. Memakai sepatu untuk menghindari masuknya larva melalui kulit

3. Mengobati orang-orang yang mengandung parasit (Irianto, 2013)

2.3. Kerangka Teori

(Neafie RC, Margono SS, Piggott J, Spillmann RK, Hadidja P, Khuroo MS, NgKK,

Wong HF, Kong MS, Ismid IS, Goldsmith RS, Muttalib MA, Sasongko A, dalam

Hadidjaja, 2011)

1. Higiene Perorangan

2. Kebersihan

Lingkungan

Kecacingan

Tanah

Daerah Tropis

Iklim panas

dan lembab

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.sari-mutiara.ac.idrepository.sari-mutiara.ac.id/58/3/CHAPTER II.pdf · Bunyi mengi saat bernafas (wheezing) Gejala infeksi cacing yang berat antara

31

2.4. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

2.5. Hipotesis Penelitian

1) Ada hubungan pemakaian alas kaki dengan kejadian kecacingan Soil-

transmitted helminths pada siswa SDN 060952 Kelurahan Martubung,

Kecamatan Medan Labuhan tahun 2016.

2) Ada hubungan kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian kecacingan Soil-

transmitted helminths pada siswa SDN 060952 Kelurahan Martubung,

Kecamatan Medan Labuhan tahun 2016.

3) Ada hubungan kebersihan kuku dan tangan dengan kejadian kecacingan Soil-

transmitted helminths pada siswa SDN 060952 Kelurahan Martubung,

Kecamatan Medan Labuhan tahun 2016.

4) Ada hubungan kebiasaan mandi dengan kejadian kecacingan Soil-transmitted

helminths pada siswa SDN 060952 Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan

Labuhan tahun 2016.

Higiene Perorangan

Pemakaian Alas Kaki

Kebiasaan Mencuci

Tangan

Kebersihan Kuku dan

Tangan

Kebiasaan Mandi

Kecacingan Soil-

transmitted

helminths

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA