tinjauan karies
TRANSCRIPT
Definisi dan Mekanisme Karies
Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum,
yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat
diragikan. (1) Karies gigi juga merupakan penyakit gigi yang disebabkan oleh kehilangan
mineral di permukaan gigi dan permukaan gigi yang telah terdemineralisasi rusak secara
permanen dan dentin terancam rusak atau sudah rusak. (2) Sedangkan menurut Prof. Dr. B.
Houwink (1994), karies gigi adalah proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu
interaksi antara produk-produk mikroorganisme, saliva, bagian-bagian yang berasal dari
makanan dan enamel.
Etiologi Karies Gigi
Etiologi atau penyebab karies atas faktor waktu penyebab primer yang langsung
mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal dari saliva)
dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm. Karies terjadi bukan
disebabkan karena satu kejadian saja seperti faktor host atau tuan rumah, agen atau
mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu, tetapi merupakan interaksi dari faktor -
faktor tersebut. Pada tahun 1960-an oleh Keyes dan Jordan (cit. Harris and Christen, 1995),
karies dinyatakan sebagai penyakit multifaktorial yaitu :
1. Host atau tuan rumah
2. Agen atau mikroorganisme
3. Substrat atau diet dan
4. Waktu.
Gambar : Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya karies.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies:
1. Keturunan
2. Ras
Ras tertentu dengan mempunyai rahang yang sempit, menyebabkan gigi tumbuh tidak
teratur sehingga menyembabkan sukar untuk membersihkan gigi dan ini akan
mempertinggi prosentase karies pada ras tersebut.
3. Jenis kelamin
Volker. Dkk mengatakan bahwa prevalensi karies gigi tetap wanita lebih tnggi
dibandingkan pria. Demikian juga halnya anak-anak, prevalensi karies gigi sulung
anak wanita lebih tinggi di bandingkan anak-anak laki-laki.
4. Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies pun bertambah. Hal ini
jelas karena factor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi.
5. Vitamin
Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi. Terutama pada periode
pembentukan gigi.
Tabel beberapa vitamin dan pengaruhnya terhadap kerusakan gigi adalah sebagai berikut :
No Vitamin Kebutuhan perhari
Pengaruh
1. A 1-2 mg Merusak pembentukan email dan dentin2. B1 1-2 mg Karies meninggi (perubahan pada lidah, bibir, dan
p”tium)3. B2 2 mg Karies meninggi (perubahan pada lidah, bibir, dan
p”tium)4. B6 2 mg Tidak ada pengaruh5. C 7 5-100 mg Degenerasi odontoblas kerusakan periodontium,
stomatitis, dll6. D 400-600 IU Hipoplasia enamel dantin7. E 10mg Tidak diketahui8. K 1 mg (?) Tidak diketahui
6. Unsur kimia
Unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap tejadinya karies gigi masih dalam
penelitian. Unsur kimia yang paling berpengaruh adalah Flour.
Tabel dibawah ini menunjukan beberapa unsur kimia yang mempengaruhi atau
memperlambat terjadinya karies :
No Unsur Kimia Pengaruh1. Brellium Menghambat2. Flour Menghambat3. Aurium Menghambat4. Cuprum Menghambat5. Magnesium Menghambat6. Platina Menunjang7. Cadmium Menunjang8. Selenium Menunjang
8. Air ludah
1. Campuran bahan-bahan yang terkandung didalamnya
2. Derajat keasaman
3. Jumlah/ volume
4. Faktor anti bakteri
9. Letak geografis
10. Kultur social penduduk
Gejala Karies Gigi
Gejala karies gigi bukan hanya satu gejala saja, adapun gejala –gejalanya sebagai berikut :
1. Gigi sangat sensitif terhadap panas,dingin, manis. Gigi terasa sangant sensitive
terhadap panas, dingin, manis dan asam menandakan karies gigi sudah sampai bagian
dentin
2. Jika suatu kavitasi dekat atau telah mencapai pulpa maka nyeri akan bersifat menetap
bahkan nyeri yang dirasakan bersifat sepontan, meski tidak ada rangsangan.
3. Jika bakteri telah mencapai pulpa. Dan pulpa mati maka nyeri untuk sementara akan
hilang lalu akan timbul lagi dalam beberapa jam atau hari dan gigi akan menjadi peka
karena peradangan dan infeksi telah menyebar keluar dan menyebabkan abses.
Diagnosis
Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan gigi
dengan bantuan pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan eksplorer. Radiografi gigi dapat
membantu diagnosis, terutama pada kasus karies interproksimal. Karies yang besar dapat
langsung diamati dengan mata telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan
menemukan daerah lunak pada gigi dengan eksplorer.
Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer untuk
menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai terjadi
demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan melalui eksplorer dapat merusak
dan membuat lubang.
Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang adalah
dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun, dan
mengganti peralatan optik. Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan mata biasa.
Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosis karies kecil.
Untuk dapat mendiagnosis maka harus mengenali bentuk-bentuk karies lokasi karies.
1. Bentuk-bentuk Karies:
A. Berdasarkan cara meluasnya karies
a. Karies Penetriende
Karies yang meluas dari email kedentin dalam bentuk kerucut perluasannya secara
penetrasi merembes ke dalam
b. Karies Unterminirende
Karies yang meluas dari email ke dentin dimana pada oklusal kecil tetapi di dalam
email atau dentin sudah meluas
B. Berdasarkan dalamnya karies
a. Karies Superfisialis
Karies yang baru mengenai lapisan email, tidak sampai dentin
b. Karies Media
Karies yang sudah mengenai dentin tetapi belum melebihi setengah dentin
c. Karies Profunda
Dimana karies sudah mengenai lebih setengahnya dentin dan kadang -kadang
sudah mengenai pulpa
- Profunda pulpa terbuka
Bila pulpa sudah terbuka/ mengenai pulpa
- Profunda pulpa tertutup
Bila karies belum mengenai pulpa
Gambar : Dalamnya karies karies
C. Berdasarkan Lokasi Karies (Olah G Black)
a. Karies kelas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal (Pits dan fissure ) dari gigi premolar dan
molar. Dapat juga terdapa ada anterior di foramen caecum.
b. Karies kelas II
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi molar atau premolar yang
umumnya meluas sampai bagian oklusal.
c. Karies kelas III
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi anterior tetapi belum
mencapai margo incisal (belum mencapai 1/3 incisal gigi).
d. Karies kelas IV
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi anterior dan sudah mencapai
margo incisal (telah mencapai 1/3 incisal gigi )
e. Karies kelas V
Karies yang terletak di cerviks gigi anterior maupun posterior.
D. Berdasarkan Banyaknya Permukaan Yang Terkena
a. Simple karies
Bila hanya satu permukaan yang terkena.
b. Kompleks karies
Bila lebih dari satu permukaan gigi yang terkena.
E. Berdasarkan Keparahan/ Kecepatan Serangan Karies
a. Rampant karies
b. Karies terhenti
Perawatan Karies Gigi
Penambalan
Gigi layak untuk ditambal bila terdapat salah satu daritanda berikut :
1. Gigi sangat sensitif terhadap panas,dingin, manis.
2. Terbentuk lubang yang rentan perlekatan plak, sisa makanan.
3. Fungsi terganggu.
4. Estetik tergangu.
5. Kecenderungan bergesernya gigi disebelahnya akibat kehilangan kontak dengan gigi
yang berlubang.
Berapa jenis bahan tambal
Selama bertahun-tahun kita hanya kenal bahan tambal logam dan amalgam Namun,
sekarang telah dikembangkan bahan tambal sewarna gigi yaitu resin komposit dan semen
ionomer kaca dan porselen. Berdasarkan metode peletakannya, tambalan terbagi dalam dua
kategori, yaitu tambalan langsung dan tambalan tidak langsung. Tambalan langsung adalah
tambalan yang diletakkan langsung pada gigi, prosedur penambalan selesai dalam sekali
kunjungan. Termasuk dalam kategori ini adalah tambalan amalgam, resin komposit.
Pencabutan gigi
Jika kerusakan gigi telah mencapai dekat pulpa penti atau kebih kedalam lagi, maka
sebaiknya gigi dicabut untuk mencegah infeksi yang lebih lanjut.
Pencegahan Karies
1. Pra erupsi
Tingkat pelayanan kesehatan gigi, dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat
pencegahan (five levels of prevention) dari leavell and clark yang dikutip Herijulianti
(2002) didalam bukunya adalah sebagai berikut :
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion)
2. Perlindungan Khusus (Specific Protection)
3. Diagnosa Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis And
PromptTreatment)
4. Pembatasan Cacat (Disability Limitation)
5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
2. Pasca erupsi
Tindakan yang dilakukan pada masa pasca erupsi ini terdiri dari pencegahan
primer, sekunder dan tertier.
a. Pencegahan Primer
Yaitu pencegahan sebelum gejala klinik timbul yaitu dengan cara peningkatan dan
perlindungan khusus. Peningkatan kesehatan : pendidikan kesehatan,
meningkatkan keadaan sosio ekonomi seseorang, standart nutrisi yang baik,
membatasi frekuensi makanan dan minuman yang manis-manis dan pemeriksaan
berkala (Tarigan, 1991).
b. Pencegahan Sekunder
Diagnosa dini dengan pengobatan yang tepat dan membatasi ketidak
mampuan/cacat yaitu pengobatan yang cepat untuk menghentikan proses penyakit
dan mencegah terjadinya komplikasi. Pada gigi yang terserang karies dan masih
dapat dilakukan penambalan maka dilakukan perawatan gigi/restorasi gigi.
Dengan demikian, lengkung geligi dapat dipertahankan dalam keadaan utuh,
fungsi pengunyahan dipertahankan, infeksi dan peradangan kronis dapat
dihilangkan sehingga kesehatan jaringan mulut yang baik dapat dipertahankan.
Selain itu, mempertahankan gigi anterior dapat mempertahankan fungsi estetik,
membantu fungsi bicara dan mencegah timbulnya efek psikologis bila gigi
tersebut harus dicabut (Tarigan, 1991).
c. Pencegahan Tertier
Gigi dengan karies yang sudah dilakukan pencabutan terhadap rehabilitasi dengan
pembuatan gigi palsu (Tarigan, 1991). Becker (1979) mengajukan beberapa
klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related
Behaviour) salah satu diantaranya adalah perilaku kesehatan (Health Behaviour),
yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan
untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi dan
sebagainya (Herijulianti, 2002).