bab ii tinjauan pustaka a. 1. pengertian karies gigi

25
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karies 1. Pengertian Karies Gigi a. Menurut Armasastra Bahar (2011) Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) karies gigi dapat diartikan sebagai suatu proses patologi pascaerupsi yang terlokalisasi dan disebabkan oleh faktor luar. Proses ini dimulai dengan kerusakan jaringan email yang menjadi lunak dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya kavitas. b. Menurut Edwina A.M.KIDD (1991) Karies gigi adalah penyakit jaringan yang ditandai dengan kerusakan jaringan keras gigi, yaitu email, dentil serta sementum, di sebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. c. Menurut Megananda Hiranya Putri, Dkk(2018) Karies merupakan hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm dan diet sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cuckup waktu untuk kejadiannya. 2. Faktor Penyebab Karies Gigi Menurut Suwelo (1992) karies merupakan penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor (multiple factors) yang saling mempengaruhi.

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Karies

1. Pengertian Karies Gigi

a. Menurut Armasastra Bahar (2011)

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) karies gigi dapat

diartikan sebagai suatu proses patologi pascaerupsi yang terlokalisasi

dan disebabkan oleh faktor luar. Proses ini dimulai dengan kerusakan

jaringan email yang menjadi lunak dan pada akhirnya menyebabkan

terjadinya kavitas.

b. Menurut Edwina A.M.KIDD (1991)

Karies gigi adalah penyakit jaringan yang ditandai dengan

kerusakan jaringan keras gigi, yaitu email, dentil serta sementum, di

sebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang

dapat diragikan.

c. Menurut Megananda Hiranya Putri, Dkk(2018)

Karies merupakan hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi,

plak atau biofilm dan diet sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras

gigi dan memerlukan cuckup waktu untuk kejadiannya.

2. Faktor Penyebab Karies Gigi

Menurut Suwelo (1992) karies merupakan penyakit yang berhubungan

dengan banyak faktor (multiple factors) yang saling mempengaruhi.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

6

Ada 3 (tiga) faktor utama yaitu gigi dan saliva, mikroorganisme

(agen), dan substrat serta suatu faktor tambahan yaitu waktu. Keempat

faktor tersebut di gambarkan sebagai 4 lingkaran, bila keempat lingkaran

tersebut saling berkaitan maka terjadi karies.

Empat faktor tersebut sebaiknya di uraikan dalam gambar 3 dimebsi. Tiga

faktor utama di gambarkan sebagai 3 silinder, ketebalan (tinggi) silinder

menunjukkan faktor waktu. Ketiga faktor utama berada di dalam mulut pada

waktu tertentu. Apa bila silinder tersebut saling memotong terjadilah karies.

Gambar 2.1 Model tiga silinder faktor utama karies (Suwelo, 1992)

(Sumber:buku suwelo,1992 karies gigi pada anak dengan berbagai

factor etiologi)

Faktor resiko di dalam mulut merupakan faktor yang langsung

berhubungan dengan karies. Ada 4 faktor yang berinteraksi:

a. Komposisi Gigi & Saliva

1) Komposisi Gigi

Komposisi Gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah

lapisan di bawah email, struktur email sangat menentukan dalam

Waktu

Karies

Microorganisme

Gigi & Silva

Substrat

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

7

proses terjadinya karies. Permukaan email terluar lebih tahan karies

di banding lapisan di bawahnya, karena lebih keras dan padat.

Permukaan email lebih banyak mengandung mineral dan bahan-

bahan organik dengan air yang relative lebih sedikit. Kuat atau

lemahnya struktur gigi terhadap proses kerusakan karies dapat di

lihat dari warna keburaman dan kelicinan permukaan gigi serta

ketebalan email (Suwelo,1992)

2) Morfologi Gigi

Fariasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi

terhadap karies. Morfologi gigi dapat di tinjau dari dua permukaan

yaitu permukaan oklusal dan permukaan halus.

a) Permukaan Oklusal memiliki pit dan fissure yang bermacam-

macam dengan kedalaman yang beragam pula.

b) Permukaan halus yaitu kontak antar gigi tetap adalah kontak

titik, tetapi kontak antar gigi sulung merupakan kontak bidang.

(Suwelo,1992)

3) Susunan gigi

Susunan gigi yang berjejal dan saling tumpang tindih akan

mendukung timbulnya karies, karena daerah tersebut sulit

dibersihkan. (Suwelo,1992)

4) Saliva

Mulut merupakan pintu masuk kedalam tubuh manusia.

Beraneka makanan dan minuman masuk kedalam tubuh melalui

mulut. Pada keadaan normal gigi selalu dibasahi oleh saliva.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

8

Jumlah, isi, derajat keasaman, kekantalan, dan kemampuan buffer

saliva berpengaruh terhadap proses terjadinya karies. Fungsi saliva

sebagai pelicin, pelindung, penyangga (kemampuan saliva

mempertahankan pH konstan), pembersih, anti pelarut, dan anti

bakteri. Saliva memegang peranan dalam proses terbentuknya plak

gigi. Saliva juga merupakan media yang baik untuk kehidupan

mikroorganisme tertentu yang berhubungan dengan karies gigi.

(Suwelo,1992).

b. Mikroorganisme

Karies gigi tidak akan terjadi tanpa mikroorganisme. Meskipun

begitu tidak semua mikroorganisme didalam mulut dalam hubungan ini.

Ada beberapa mikroorganisme yang berhubungan dengan karies antara

lain:

1) Streptokokus berperan dalam proses awal karies yang lebih dahulu

merusak lapisan luar permukaan email.

2) Laktobasilus mengambil alih peranan itu pada karies yang lebih

dalam dan lebih merusakkan gigi.

c. Substrat

Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang

dimakan sehari-hari yang menempel dipermukaan gigi. Substrat

berpengaruh terhadap karies gigi. Para ahli berpendapat bahwa

karbohidrat yang berhubungan dengan proses karies adalah

polisakarida, disakarida, monosakarida, dan sukrosa. Sukrosa

mempunyai kemampuan yang lebih efesien terhadap pertumbuhan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

9

mikroorganisme asidogenik dibandingkan dengan karbohidrat lain.

(Suwelo,1992)

d. Waktu

Pengertian waktu disini adalah kecepatan terbentuknya karies serta

lama dan frekuensi substrat menempel dipermukaan gigi. Karies gigi

merupakan penyakit kronis kerusakan berjalan dalam periode bulan

atau tahun. Rata-rata kecepatan karies gigi tetap adalah + 6-18 bulan,

sedangkan untuk kecepatan karies pada gigi susu lebih tinggi dari pada

gigi tetap.(Suwelo,1992)

Menurut Edwina A.M.Kidd (1991) proses terjadinya karies

kadang-kadang digambarkan sebagai empat lingkaran yang

bersitumpang. Empat lingkaran yang menggambarkan paduan faktor

penyebab karies. Karies baru akan timbul hanya kalau keempat faktor

penyebab tersebut bekerja simultan.

Gambar 2.2 Lingkaran Yang Menggambarkan Paduan Faktor Penyebab Karies

(sumber:buku Edwina A.M Kidd DKK,1991 dasar-dasar karies penyakit dan

penanggulangannya)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

10

Ada empat faktor yang menyebabkan terjadinya karies gigi:

a. Plak (Peran Bakteri)

Plak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri beserta

produk-produknya yang terbentuk pada semua permukaan gigi.

Akumulasi bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan

terbentuk melalui serangkaian tahapan. Bakteri yang mula-mula

menghuni palikel terutama yang terbentuk kokus, atau yang paling

banyak adalah steptokokus. Organisme tersebut tumbuh berkembang

dan mengeluarkan gel ekstra-sel yang lengket dan akan menjerat

berbagai bentuk bakteri yang lain.

Steptococus mutans dan laktobasilus merupakan kuman yang

kariogenik karena mampu membuat asam dari karbohidrat yang dapat

diragikan, kuman-kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana

asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena

kemampuannya membuat polisakharida ekstra-sel yang sangat lengket

dari karbohidrat makanan.

b. Peran Karbohidrat Makanan

Karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam

dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini

menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa

polisakharida ekstra-sel. Walau demikian tidak semua karbohidrat sana

derajat kariogeniknya. Karbohidrat yang kompleks misalnya pati

relatif tidak berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna didalam

mulut, sedangkan karbohidrat dengan berat molekul yang rendah

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

11

seperti gula akan segera meresap kedalam plak dan dimetabolisme

dengan cepat oleh bakteri.

Makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan

pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan

demineralisasi email, plak akan tetap bersifat asam selama beberapa

waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7. Dibutuhkan waktu 30-

60 menit, oleh karena itu. Konsumsi gula yang sering dan berulang-

ulang akan tetap menahan pH plak dibawah normal dan menyebabkan

demineralisasi email.

c. Kerentaan Permukaan Gigi

1) Morfologi Gigi

Plak yang mengandung bakteri merupakan awal bagi terbentuknya

karies. Oleh karena itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan

plak sangat mungkin diserang karies. Kawasan-kawasan yang

mudah diserang karies tersebut adalah:

a) Pit dan fissure pada permukaan molar dan premolar.

Gambar 2.3 Pit Dan Fissure

(Sumber: http://family-dentistry.clinic/id/component/k2/item/33-

kenali-jenis-gigi-berlubang,-gejala-dan-penanganannya.html)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

12

b) Permukaan halus didaerah aproksimal sedikit dibawah titik

kontak.

c) Email pada tepian didaerah leher gigi sedikit diatas tepi

gingiva.

Gambar 2.4 Email Pada Tepian Gigi

(Sumber:http://noobiedentstud.blogspot.com/2019/04/restorasi-

lesi-karies-servikal-abrasi.html?m=1)

d) Permukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat

melekatnya plak pada pasien dengan resesi gingiva karena

penyakit periodontal.

Gambar 2.5 Permukaan Akar Yang Terbuka

(sumber: http://sanout.ru/id/good-morning/classes-for-the-

black-location-of-carious-cavities-theclassification-of-caries-

clasivication-of-caries-by-degree-of-injury/)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

13

e) Tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper.

f) Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan

jembatan.

2) Saliva

Dalam keadaan normal gigi geligi selalu dibasah oleh saliva,

karena kerentanan gigi terhadap karies banyak bergantung kepada

lingkungannya, maka peran saliva sangat besar. Saliva mampu

meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali

mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam

melakukan remineralisasi meningkat jika ada ion flour. Selain

mempengaruhi komposisi mikroorganisme didalam plak, saliva

juga mempengaruhi pH nya. Oleh karena itu jika aliran saliva

berkurang atau menghilang, maka karies mungkin tidak akan

terkendali.

d. Waktu

Waktu yaitu adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan

kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan

bahwa proses tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan

yang silih berganti. Oleh karena itu, bila saliva ada didalam

lingkungan gigi maka karies tidak menghancurkan gigi dalam

hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.

Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk

menghentikan penyakit ini (karies).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

14

3. Proses Terjadinya Karies Gigi

Proses terjadinya karies gigi dapat digambarkan secara singkat sebagai

berikut:

Substrat + Plak + Gigi Karies

(gula) (bakteri) (email/gigi) (demineralisasi)

(Sumber:buku T.R pitt Ford, 1993.Restorasi gigi )

Gambar diatas adalah gambaran untuk menunjukkan bahwa konsumsi

gula yang tinggi merupakan penyebab terjadinya karies gigi. (Pitt

Ford,1993)

Didalam mulut hidup berbagai macam bakteri. Bakteri-bakteri ini ada

yang berkumpul membentuk suatu lapisan yang lunak dan lengket

bernama plak yang menempel pada gigi. Plak ini biasanya akan sangat

mudah menempel pada permukaan kunyah gigi, sela-sela gigi, serta

tambalan yang tidak sempurna sehingga menyebabkan keretakan pada

gigi, disekitar tambalan gigi dan dibatasi antara gigi dan gusi sehingga

bakteri yang terdapat pada gigi proses hilangnya mineral dan stuktur gigi

dinamakan demineralisasi.

Pada tahap awal kerusakan lubang gigi akan terlihat sebagai suatu

bercak berwarna putih terdapat pada permukaan gigi. Lalu asam yang

berasal dari plak ini akan terus mengkikis permukaan gigi tersebut dan

membentuk suatu titik lubang yag lama-kelamaan akan membesar atau

bertambah dalam dalam karena permukaan gigi yang membesar akan

membuat sisa makanan dan plak akan sangat mudah menempel dan

menumpuk, biasanya sulit dibersihkan menggunakan sikat gigi. Jika tetap

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

15

dibiarkan dan tidak segera dilakukan perawatan, tentunya kerusakan gigi

akan semakin membesar dan parat (Ramadhan, 2010).

Menurut Suryawati (2010) proses terjadinya karies dimulai dengan

adanya plak dipermukaan gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan

bakteri berproses menempel pada waktu tertentu yang berubah menjad

asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang

akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi.

4. Pencegahan Karies Gigi

Untuk mencegah terjadinya karies gigi, dilakukan pengulasan flour, pola

konsumsi makanan dan kunjungan kefasilitas pelayanan kesehatan gigi.

a. Penggunaan fluor

Penggunaan fluor merupakan metode yang paling efektif untuk

mencegah timbul dan perkembangannya karies gigi. Penggunaan fluor

ini perlu didukung oleh sikap perorangan yang positif terhadap

kesehatan giginya (Tarigan,1990).

1) Menurut tarigan, penggunaan fluor yaitu secara:

a) Sistemik

Penggunaan fluor secara sistemik yaitu gigi yang belum erupsi.

Dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

(1) Fluaridasi air minum

(2) Fluaridasi garam dapur

(3) Fluaridasi air susu

(4) Minum tablet atau hisap fluor

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

16

b) Local

Penggunaan fluor secara local yaitu untuk gigi yang sudah

erupsi. Dilakukan dengan beberapa cara:

(1) Topical aplikasi dengan larutan fluor

(2) Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor

(3) Menyikat gigi dengan

(a) Pasta gigi

(b) Larutan fluor

(4) Mengoles gigi dengan pasta propolaksis yang mengandung

fluor.

c) Pola konsumsi makanan

Pola konsumsi makanan gula seperti sukrosa dan glukosa bukan

hanya memiliki kariogenitas saja melainkan kedua zat tersebut

terutama sukrosa sangat efektif dalam menimbulkan karies. (Pitt

Ford, 1993)

2) Pencegahan karies gigi menurut Sri Ramayanti (2013)

Pencegahan karies gigi dapat dilakukan dalam tiga tahap yaitu

tahap primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer bertujuan

untuk mencegah terjadinya penyakit dan mempertahankan

keseimbangan fisiologis. Pencegahan sekunder bertujuan untuk

mendeteksi karies secara dini dan intervensi untuk mencegah

berlanjutnya penyakit. Pencegahan tersier ditujukan untuk

mencegah meluasnya penyakit yang akan menyebabkan hilangnya

fungsi pengunyahan dan gigi.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

17

a) Pencegahan Primer

Pencegahan primer dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(1) Modifikasi diet

Untuk mencegah terjadinya karies gigi maka perlu

dilakukan modifikasi diet yaitu:

(a) Memperbanyak memakan makanan kariostatik seperti

lemak, protein dan fluor.

Lemak dapat meningkatkan pH saliva setelah

mengkonsumsi karbohidrat. Lemak harus dikonsumsi

sebelum memakan makanan yang manis. Mengkonsumsi

makanan tinggi protein setelah makan karbohidrat dapat

mengembalikan pH menjadi 7 dengan cepat, fluor dapat

mencegah terjadinya karies, fluor dari makanan,air atau

minuman melindungi gigi dari serangan asam, fluor

mempunyai efek antibakteri dan antiplak.

(b) Mengganti gula

Gula sintetik seperti saccharine dan aspartame serta gula

alcohol banyak digunakan pada makanan untuk

mengurangi karies.

(c) Mengurangi mengkonsumsi makanan manis dan asam.

(d) Mengurangi konsumsi snack yang mengandung

karbohidrat sebelum tidur.

(e) Mengkombinasikan makanan, seperti memakan

makanan manis setelah makan protein dan lemak atau

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

18

setelah konsumsi keju setelah memakan makanan yang

manis.

(f) Kombinasikan makanan mentah dan renyah yang dapat

menstimulasi saliva dengan makanan yang dimasak.

(g) Buah-buahan yang asam dapat menstimulasi produksi

saliva.

(h) Membatasi meminum-minuman yang manis.

(2) Pemakaian fluor

Fluor berfungsi menghambat enzim pembentukan asam oleh

bakteri, menghambat kerusakan email lebih lanjut, serta

membantu remineralisasi pada lesi awal karies. Fluor dapat

diberikan dalam bentuk fluoridasi air minum, pasta gigi,

obat kumur dan tablet fluor.

(3) Pit dan fissure sealant

Pit dan fissure sealant yaitu penutupan pit dan fissure yang

dalam yang beresiko terhadap karies gigi.

(4) Pengendalian plak

Pengendalian plak dapat dilakukan dengan tindakan secara

mekanis yaitu dengan penyikatan gigi dan penggunaan alat-

alat bantu lainnya seperti benang gigi, tusuk gigi dan sikat

interdental serta tindakan secara kimiawi yaitu dengan

menggunakan antibiotic dan senyawa-senyawa antibakteri

lain selain antibiotic.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

19

b) Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan

pengobatan dan perawatan gigi dan mulut serta penambalan

pada gigi berlubang.

c) Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dilakukan dengan cara perawatan pulpa

(akar gigi) atau melakukan pencabutan gigi.

5. Perawatan Karies Gigi

Pada dasarnya karies gigi dapat dihentikan melalui perawatan.

Misalnya, karies dini dapat dihentikan menggunakan laser, sedangkan

untuk karies ukuran kecil perlu dilihat dengan alat rontgen gigi. Dan untuk

karies ukuran besar yang terlihat oleh mata dapat dilakukan perawatan

dengan alat secara langsung (Pratiwi, 2007).

Jenis perawatan pun dapat dilakukan secara bervariasi, tergantung

tahap kerusakan yang terjadi. Jika lubang gigi mencapai email dan dentin,

maka dilakukan penambalan. Namun, bila kerusakan telah mencapai pilpa,

maka perlu dilakukan perawatan saluran akar (Pratiwi, 2007).

Pencabutan gigi adalah tindakan terakhir apabila kerusakan yang

terjadi terlalu besar dan struktur gigi yang tersisa tidak dapat direstorasi

lagi (Pratiwi, 2007).

6. Indeks Karies Gigi (DMF-T)

Menurut Herijulianti (2001), indeks karies gigi yaitu angka yang

menunjukkan keadaan gigi seseorang atau sekelompok yang pernah

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

20

mengalami kerusakan, hilang, dan perbaikan karena karies. Indeks gigi

yang digunakan untuk penelitian ini adalah DMF-T, dengan rincian sebagai

berikut: menurut herijulianti, DMF-T dipergunakan untuk:

a. Mengetahui keadaan kesehatan gigi masyarakat, misalnya:

1) Mengetahui jumlah karies menurut umur.

2) Mengetahui peningkatan jumlah karies dalam waktu tertentu

3) Mengetahui hubungan antara karies dengan data yang lain.

b. Membuat rencana program

c. Melakukan program evaluasi

Menurut suwelo 1992, indeks karies gigi yaitu angka yang menunjukan

jumlah gigi karies seseorang atau sekelompok orang. Indeks yang

digunakan dalam penelitian ini adalah def-t dan DMF-T.

Penjabaran indeks karies gigi untuk gigi sulung (def-t) yaitu :

d : Decayed (gigi yang berlubang)

e : Extraction (gigi karies yang sudah atau seharusnya dicabut)

f : Filled (gigi yang sudah ditambal)

Penjabaran indeks karies gigi untuk gigi tetap (DMF-T) yaitu:

D : Decayed (gigi yang berlubang)

M : Missing (gigi yang sudah atau seharusnya dicabut)

F : Filled (gigi yang sudah ditambal).

Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T:

D+M+F=DMF-T

DMF-T rata-rata = Jumlah DMF-T

Jumlah Orang Yang Diperiksa

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

21

Tinggi rendahnya karies gigi menurut WHO yaitu:

a. Sangat rendah : 0,0-1+,1

b. Rendah : 1,2-2,6

c. Sedang : 2,7-4,4

d. Tinggi : 4,5-6,6

e. Sangat tinggi : 6,6- lebih

(Sumber : Suwelo, 1992)

Kriteria anak berdasarkan usia sekolah dasar.

a. Anak usia 6 tahun

Anak kadang-kadang merasa khawatir akan perawatan kesehatan gigi

terhadap dirinya, usia 6 tahun merupakan periode transisi terhadap

pemikiran logis, anak mulai berdebat dalam cara yang logis dan

mungkin sulit untuk dibujuk.

b. Anak usia 7 dan 8 tahun

Pada umumnya anak berpikiran sehat dan masuk akal. Gerakan

motoric halus telah berkembang dengan baik pemkiran logis

berkembang dengan cepat sikap egosentris (mementingkan diri sendiri)

mulai lenyap dan anak dapat berfungsi dalam kelompok, mengerti

makna aturan-aturan dan dapat bertanggung jawab secara luas. Anak

dalam usia ini sering dikategorikan secara kaku sebagai anak yang baik

atau nakal.

c. Periode dari usia 9 tahun sampai pre-pubertas dan pubertas

Merupakan periode yang selaras dan aktif, anak menerima ide-ide dan

pandanga orang dewasa, dalam masa ini merupakan waktu yang paling

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

22

cocok untuk mulai mengambil tanggung jawab terhadap prosedur

kebersihan mulutnya (Endang Sariningsih, 2012).

B. Makanan

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap saat

dan memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi

tubuh. produk makanan atau pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari

sumber hayati atau air, baik yan diolah maupun tidak diolah yang

diperuntukkan untuk makanan atau minuman bagi konsumsi manusia

(Saparinto & Hidayati, 2010)

1. Makanan Sehat

Menurut Fitriyani (2011) Makanan yang sehat yaitu makanan yang

higienis dan bergizi. makanan yang higienus adalah makanan yang tidak

mengandung kuman penyakit tidak mengandung racun yang dapat

membahayakan kesehatan. Bahan makanan yang harus kita makan yaitu

mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Di

Indonesia komposisi tersebut dinamakan 4 sehat 5 sempurna.

Menurut Andarini (2008) Makanan sehat adalah makanan yang

mengandung gizi, mengandung serat dan zat-zat yang diperlukan tubuh

untuk proses tumbuh kembang.

Menurut Yuki (2014) Makanan sehat adalah makanan yang

mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan harus memiliki

beberapa syarat, yaitu: higienis, bergizi dan berkecukupan tetapi tidak

harus makanan yang mahal dan enak.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

23

2. Makanan Kariogenik

Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan

terjadinya karies gigi. Sifat makanan kariogenik adalah banyak

mengandung karbohidrat, lengket dan mudah hancur didalam mulut.

(Rahayu,2011). Hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan terjadinya

karies gigi ada kaitannya dengan pembentukan plak pada permukaan gigi.

Plak terbentuk dari sisa-sisa makanan yang melekat disela-sela gigi dan

plak ini akhirnya akan ditumbuhi bakteri yang dapat mengubah glukosa

menjadi asam sehingga pH rongga mulut menurut, pada keadaan

demikian maka struktur email gigi akan terlarut. Pengulangan konsumsi

karbohidrat yang terlalu sering menyebabkan produksi asam oleh bakteri

menjadi lebih sering lagi sehingga keasaman rongga mulut menjadi lebih

asam dan semakin banyak email yang terlarut (Ramadhan, 2010).

Kebiasaan mengkonsumsi makanan manis dan lengket merupakan

faktor paling besar yang mempengaruhi karies gigi. Makanan yang dapat

merusak gigi yaitu makanan yang mengandung karbohidrat antara lain

permen, es krim, coklat, dan biscuit. Makanan tersebut merupakan

makanan yang dapat mempercepat terjadinya karies gigi (Rica, 2018).

Sedangkan pengonsumsi makanan atau minuman cair yang

disebabkan terjadinya karies gigi yaitu seringnya anak tertidur sambil

mengkonsumsi minuman nutrisi dalam dot, seperti susu, jus buah, ASI,

sehingga sering juga disebut karies susu botol. Terendamnya gigi dalam

cairan tersebut merupakan tempat yang sangat ideal bagi bakteri untuk

beerkembang biak dan menghasilkan asam.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

24

Untuk mencegah karies gigi pada anak batasi anak saat

mengkonsumsi biscuit, permen, jus buat, soft drink dan minuman manis

lainnya. Dan anjurkan anak untuk mengkonsumsi buah, keju, sayuran, dan

sandwich kecil. Makanan tersebut akan lebih bermanfaat untuk kesehatan

anak (Susilowati, 2016).

3. Jenis Makanan Kariogenik

Menurut penelitian hana yuan kartikasari (2013) beberapa jenis

makanan kariogenik yang sering dikonsumsi yaitu:

No Nama Makanan

1 Permen

2 Coklat

3 Donat

4 Kue Isi Selai

5 Kue Lapis

6 Dodol

7 Gulali

8 Arumanis

9 Snack

Makan-makanan tersebut bersifat manis dan menarik, sehingga anak-

anak menyukai makanan tersebut.

4. Makanan Kariogenik Yang Menyebabkan Karies Gigi

Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut terutama

makanan yang kariogenik terhadap terjadinya karies gigi, pengaruh

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

25

makanan tersebut dapat dibagi berdasarkan beberapa teori sebagai

berikut:

a. Menurut Edwina A.M.Kidd

Makanan kariogenik mengandung karbohidrat yang menyediakan

substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri, jenis karbohidrat

misalnya sukrosa dan glukosa dapat diragikan oleh bakteri

streptococcus muntans dan laktobasilus. Bakteri tersebut membentuk

asam sehingga pH plak menurun sampai dibawah 5 dalam tempo 1-3

menit. Walaupun demikian tidak semua karbohidrat sama derajat

kariogeniknya. Karbohidrat kompleks misalnya relative tidak

berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna didalam mulut.

Sedangkan karbohidrat dengan molekul yang rendah seperti gula yang

akan meresap kedalam plak dan dimetabolisme secara cepat oleh

bakteri, sintesa polisakarida ekstra sel dari sukrosa lebih cepat

ketimbang glukosa, fruktosa, dan laktosa. Oleh karena itu sukrosa

merupakan gula yang paling kariogenik, wlaupun gula lainnya tetap

berbahaya. Dikarenakan sukrosa merupakan gula yang paling banyak

dikonsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab utama karies gigi.

(M.Kidd, 1991)

b. Menurut Ardyan Gilang Ramadhan

Gigi dan mulut tidak dapat terlepas oleh dari makanan, makanan

yang dikonsumsi sudah pasti ada pengaruh terhadap kesehatan gigi

dan mulut. Waktu konsumsi makanan terutama makanan kariogenik

juga berpengaruh terhadap karies gigi. Konsumsi makanan manis pada

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

26

waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya dari pada saat waktu

makan utama. Penelitian menunjukkan orang yang makan manis pada

waktu jam makan utama memiliki kemungkinan karies gigi lebih kecil

dibandingkan orang yang melakukan diluar jam makan utama

alasannya karena pada waktu jam makan utama, biasanya air ludah

yang dihasilkan cukup banyak sehingga dapat membantu

membersihkan gula dan bakteri yang menempel di gigi. (Ramadhan,

2010).

c. Menurut Megananda Hiranya Putri, Dkk.

Pengonsumsi makanan kariogenik yang sangat merugikan yaitu

seringnya mengkonsumsi makanan yang mengandung sukrosa sangat

berpotensi menimbulkan kolonisasi streptococcus mutans,

meningkatkan potensi karies gigi (Putri, Dkk, 2009)

Makanan yang bersifat kariogenik yang sering dikonsumsi oleh

anak SD yang didapat dari Food Frekuensi Question (FFQ). Frekuensi

makanan yang dikonsumsi dapat diukur dengan cara sebagai berikut:

1) Kategori tinggi jika mengkonsumsi 3-6x atau lebih dalam sehari

(sering)

2) Kategori sedang jika mengkonsumsi 2x dalam sehari (kadang-

kadang)

3) Kategori rendah jika mengkonsumsi 1x dalam sehari(jarang)

(sumber, hana yuan kartikasari, 2013)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

27

C. Kerangka Teori

Ket: tanda panah menekankan point dan bagian yang akan diteliti.

Ket : huruf cetak tebal yang diteliti

Gambar 2.6 Kerangka Teori

Sumber : M.Kidd (1991), Putri,Dkk (2009) Ramadhan, (2010)

Makanan Kariogenik

Menurut Edwina A.M.Kidd

Makanan kariogenik mengandung

karbohidrat yang menyediakan

substrat untuk pembuatan

asam bagi bakteri.

Menurut Ardyan Gilang Ramadhan

Waktu konsumsi makanan terutama makanan

kariogenik juga berpengaruh terjadinya karies

gigi.konsumsi makanan manis pada waktu

senggang jam makan akan lebih berbahaya dari

pada saat waktu makan utama.

Menurut megananda hiranya putri,dkk

Seringnya mengkonsumsi makanan yang

mengandung sukrosa sangat berpotensi

menimbulkan kolonisasi streptococcus

mutans, meningkatkan potensi karies gigi.

Karies gigi

Makanan yang bersifat kariogenik yang sering

dikonsumsi oleh anak SD. (coklat, es krim,

permen, donat, kue isi selai, gulali, dodol,

arumanis, snack)

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

28

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.

(Notoatmodjo, 2010)

Ket: tanda panah menekankan point dan bagian yang akan diteliti

Ket: huruf cetak tebal yang diteliti

Gambar 2.7 Kerangka Konsep

Dari kerangka konsep diatas penelitian ingin meneliti “Hubungan

mengkonsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada siswa/i

kelas IV, V SDN Sumber Agung Suoh Lampung Barat”.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian, biasanya

dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel yang kebenarannya

akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

Ha : Adanya hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian

karies gigi pada siswa/i kelas IV,V SDN Sumber Agung Suoh

Lampung Barat.

Ho : Tidak adanya hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan

kejadian karies gigi pada siswa/i kelas IV, V SDN Sumber Agung

Suoh Lampung Barat.

Karies gigi Frekuensi mengkonsumsi

makanan kariogenik

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Karies Gigi

29

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.

Definisi operasional membantu untuk mengarahkan pengukuran atau

pengamatan tentang variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan

instrument (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 2.1 Definisi Oprasional

Variabel Definisi

operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

Frekuensi

makanan kariogenik

Jumlah berapa

kali siswa/i yang mengkonsumsi

makanan

kariogenik yang menyebabkan

karies gigi dalam

sehari.

Wawancara Kuesioner 1. Kategori tinggi jika

mengkonsumsi 3-6x atau lebih dalam

sehari.

2. Kategori sedang jika mengkonsumsi

2x dalam sehari.

3. Kategori rendah jika mengkonsumsi

1x dalam sehari.

Ordinal

Karies gigi

(def-t dan

DMF-T)

Kerusakan struktur jaringan

gigi yang dimulai

dari lapisan email, dentin, dan

berkelanjutan

kepulpa.

Pemeriksaan Alat OD dan kartu

status

1. Sangat rendah (0,0-1,1)

2. Rendah (1,2-2,6)

3. Sedang (2,7-4,4) 4. Tinggi (4,5-6,6)

5. Sangat tinggi (6,6-

lebih)

Ordinal