tingkat pengetahuan siswi kelas vii · pdf filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala...
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII TENTANG
PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS) DI MTs NEGERI I
SUMBERLAWANG SRAGEN
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Devi Ferryani Yuliana
NIM B11 070
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII TENTANG
PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS) DI MTs NEGERI I
SUMBERLAWANG SRAGEN
TAHUN 2014
Diajukan Oleh :
Devi Ferryani Yuliana
NIM B11 070
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juni 2014
Pembimbing
Ambarsari, SST
NIK 201087048
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII TENTANG
PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS) DI MTs
NEGERI I SUMBERLAWANG SRAGEN
TAHUN 2014
Diajukan Oleh :
Devi Ferryani Yuliana
NIM B11 070
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Pada tanggal Juli 2014
Penguji I Penguji II
Arista Apriani, SST., M.Kes Ambarsari, SST
NIK 201188069 NIK 201087048
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Ka.Prodi
Retno Wulandari, SST
NIK. 200985034
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ” Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre
Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014”.
Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Retno Wulandari, SST selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ambarsari, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya
untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Drs. Nur Kayat, M.S.I, selaku Kepala Sekolah MTs Negeri I Sumberlawang
Sragen yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal
dan melakukan penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
6. Seluruh staff dan guru MTs Negeri I Sumberlawang Sragen yang telah
membantu dalam pengambilan data untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah
7. Seluruh Siswa MTs Negeri I Sumberlawang Sragen yang telah bersedia
mengisi kuesioner dalam pengambilan data dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini.
8. Semua teman-teman angkatan 2011 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Imiaha ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juli 2014
Penulis
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2014
Devi Ferryani Yuliana
B11 070
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII TENTANG
PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS) DI MTs NEGERI I
SUMBERLAWANG SRAGEN
TAHUN 2014
xiv + 47 halaman + 15 lampiran + 7 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup
manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ
reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Peristiwa paling penting
pada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi
pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain yang berhubungan
dengan menstruasi yaitu Pre Menstrual Syndrome (PMS).
Tujuan : mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre Menstrual
Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014 pada tingkat
baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen,
sragen. Sampel dalam penelitian ini adalah 36 siswi, pengambilan sampel.
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal dari
data primer dan Data Sekunder. Variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan siswi
kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS). Analisa menggunakan analisa
univariat dengan rumur persentase.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%),
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (72,2%) dan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (16,7%).
Kesimpulan : tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre Menstrual
Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014 mayoritas
tingkat pengetahuan cukup.
Kata Kunci : Pengetahuan, Pre Menstrual Syndrome
Kepustakaan : 23 literatur (tahun 2005 – 2012)
����MOTTO
Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis
untuk masa lalu
Tanda-tanda orang bijaksana antara lain adalah lidahnya selalu basah dengan
dzikrullah (Utsman bin Affan).
Jarak antara kita dan sukses harus dipupuk dengan jembatan pengembangan yaitu
pembentangan kekuatan yang ada pada diri kita. jangan dirusak secara sengaja
oleh kemalasan, keminderan dan ketakutan menyeberang
PERSEMBAHAN
1. Trimakasih dan sujud syukur kepada Allah
SWT atas Rahmad dan HidayahNya sehigga
KTI ini bisa terselesaikan
2. Trimakasih untuk kedua orang tuaku Papa,
Mama yang selalu memberikan kasih sayang,
do'a, dukungan dan cinta kasih yang tidak
terhingga.
3. Eyang Kakung dan Putri terima kasih atas
kasih sayang, dukungan moral maupun
materiil
4. Penyemangatku Okta Kurniawan terima kasih
dukungan, sayang dan perhatian selama ini.
tunggu hingga saatnya nanti
5. Adikku tersayang, biarpun sesekali nyebelin
6. Teman dan sahabat-sahabatku Putri,
Istiqomah, Nyka, Pita, Eka, Mega semoga
perjalan yang telah kita tempuh menjadikan
kita lebih dewasa
7. Almamater tercinta
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Devi Feryani Yuliana
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 18 Juli 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Wotgaleh RT 07, Ngargosari, Sumberlawang Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri I Ngargosari Lulus tahun 2005
2. SMP Negeri 1 Sumberlawang Lulus tahun 2008
3. SMA N 1 Sumberlawang Sragen Lulus tahun 2011
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vii
CURICULUM VITAE .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 4
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .......................................................................... 7
1. Pengetahuan ......................................................................... 7
2. Remaja Putri ....................................................................... 15
3. Pre Menstrual Syndrome (PMS) .......................................... 22
B. Kerangka Teori .......................................................................... 27
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 29
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 30
D. Variabel Penelitian ................................................................... 32
E. Definisi Operasional ................................................................. 32
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 32
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 36
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 36
I. Etika Penelitian ......................................................................... 39
J. Jadwal Penelitian ...................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................... 41
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 42
C. Pembahasan .............................................................................. 44
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 46
B. Saran ........................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ....................................................................... 27
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 28
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Stadium Pubertas pada Perempuan ............................................ 17
Tabel 2.2 Stadium Pertumbuhan Rambut Pubis ........................................ 18
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................. 32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ................................................................... 33
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ......................................................... 41
Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan umur................................. 42
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang
Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang
Sragen Tahun 2014 ..................................................................... 42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Hasil Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Hasil Penelitian
Lampiran 16. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok remaja yaitu penduduk dalam rentang usia 10 – 19 tahun di
Indonesia memiliki proporsi kurang lebih 1/5 dari jumlah seluruh penduduk.
Sesuai dengan dengan proporsi remaja dunia dimana jumlah remaja
diperkirakan 1,2 milyar atau sekitar 1/5 dari jumlah penduduk dunia
Masa remaja merupakan masa pancaroba yang pesat, baik secara fisik, psikis
dan sosial. Masuknya berbagai yang bebas tidak melalui saringan yang benar
menurut etika dan moral menyebab remaja rentan terhadap pengaruh yang
merugikan (Depkes RI, 2007).
Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup
manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ
reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari
kata pubercere yang berarti menjadi matang, sedangkan remaja atau
adolescence berasal dari kata adolescere yang berarti dewasa. Masa remaja
juga merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa bukan hanya dalam
artian psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang
terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja
(Sarlito, 2010).
Pertumbuhan pesat umumya pada usia 10 – 11 tahun. Perkembangan
payudara merupakan tanda awal dari pubertas dimana daerah putting susu dan
sekitarnya mulai membesar. Pengeluaran sekret vagina terjadi pada usia 10 –
13 tahun keringat ketiak mulai diproduksi pada usia 12 – 13 tahun, karena
berkembangnya kelenjar apokrin yang juga menyebabkan keringat ketiak
mempunyai bau yang kas. Menstruasi terjadi pada usia 11 – 16 tahun
(Suryani dan Widyasih, 2010).
Peristiwa paling penting pada masa pubertas anak gadis adalah gejala
menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual.
Gejala yang sering terjadi dan sangat mencolok pada peristiwa haid pertama
adalah kecemacan atau ketakutan. Jika peristiwa haid tidak disertai dengan
informasi yang benar maka bisa timbul macam-macam gangguan berupa rasa
pusing-pusing, rasa mual, amenorhae (terhentinya menstruasi), dismenorhae,
haid yang tidak teratur (Suryani dan Widyasih, 2010).
Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi yaitu Pre
Menstrual Syndrome (PMS) atau ketegangan pra menstruasi yang terjadi
beberapa hari sebelum menstruasi bahkan sampai menstruasi berlangsung.
Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
menjelang menstruasi. Gejala klinik dari Pre Menstrual Syndrome (PMS)
adalah gangguan emosional, gelisah, sudah tidur, perut kembung, mual serta
payudara tegang, sakit terkadang seperti tertekan
(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
Dampak yang timbul karena Pre Menstrual Syndrome (PMS) bisa
timbul kecemasan-kecemasan, rasa bersalah atau berdosa yang kemudian
menjadi reaksi paranoid (Suryani dan Widyasih, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di MTs Negeri I
Sumberlawang Sragen pada tanggal 17 November 2013 didapatkan jumlah
siswi kelas VII sebanyak 142 siswi dari 8 kelas setelah dilakukan wawancara
terhadap 10 siswi didapatkan 3 siswi sudah cukup mengetahui tentang PMS,
sedangkan 7 siswi belum mengetahui tentang PMS.
Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup
manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ.
Berdasarkan uraian di atas penelitin tertarik mengambil judul penelitian
“Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome
(PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti dapat merumuskan
masalah “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre
Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun
2014?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre
Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun
2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre Menstrual
Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen pada tingkat
baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre Menstrual
Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen pada tingkat
cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre Menstrual
Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen pada tingkat
kurang
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan disiplin ilmu khususnya
kesehatan reproduksi remaja dan dapat menambah wacana kepustakaan
mengenai pengetahuan remaja tentang pre menstrual syndrome.
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan mempunyai pengalaman nyata dalam melakukan
penelitian tentang pengetahuan pre menstrual syndrome.
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya
atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan
kebidanan khususnya kesehatan reproduksi remaja.
b. MTs Negeri I Sumberlawang Sragen
Dapat digunakan sebagai masukan pada MTs Negeri I Sumberlawang
Sragen dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi dan dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini pernah dilakukan yang serupa dengan penelitian yang akan
dilakukan : Dewi Rahmawati (2009), dengan judul ”Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Mengenai Pre Menstrual Sindrome dengan Upaya Mengatasi
Kecemasan Pre Menstrual Syndrome pada Siswa Kelas VIII SLTP N I Tanon
kabupaten Sragen. Jenis penelitian yang digunakan bersifat observasional
analitik, analisis bivariat ini adalah uji kendall tau (�), hasil penelitian
menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang
Pre Menstrual Syndrome dalam kategori baik sebanyak 41 responden (55,4%)
dan kategori cukup baik sebanyak 21 responden (28,4%). hubungan antara
tingkat pengetahuan remaja putri tentang pre menstrual syndrome
menunjukkan ρ=0,000 < 0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara pengetahuan tentang pre menstrual syndrome dengan upaya mengatasi
kecemasan pre menstrual syndrome.
Perbedaan keaslian penelitian dengan penelitan yang dilakukan penulis
yaitu pada jenis dan rancangan penelitian, lokasi, waktu dan variabel serta
analisis serta hasil persamaanya meneliti pengetahuan tentang Pre Menstrual
Syndrome
F. Sistematika Penelitian
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibagi atas 5 (lima) BAB, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian
dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan
diteliti yaitu pengetahuan (pengertian, cara memperoleh
pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan,
tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif, pengukuran
pengetahuan) remaja (pengertian remaja, perkembangan jiwa pada
remaja), pre menstrual syndrome serta kerangka teori dan kerangka
konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang rancangan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi sampel dan teknik pengambilan sampel,alat
penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi
operasional, pengolahan dan analisa data dan etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan gambaran umum penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)
(Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada enam tingkat pengetahuan
yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :
i. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa
seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya
ii. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
iii. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi
ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
iv. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan
dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
v. Sintesa (Syntesis)
Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya
dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
vi. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu:
i. Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua
ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila
kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan
seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah
sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal
atau salah) atau metode coba-salah coba-coba.
ii. Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.
Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari
generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan
tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-
ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima
pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,
tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik
berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal
ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
iii. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah
ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh pengetahuan.
iv. Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia
pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain,
dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi.
v. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian
ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research
methodology).
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin
tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,
maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan
formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
2) Media masa/ informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang
berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya
interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan
aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak
melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak
menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan
intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan
hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
e. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006), pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke
dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang
dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1) Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay.
Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian
untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai,
sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu
dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang
lainnya
2) Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple
choise), bentul salah, dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan
pilihan ganda, betul salah, menjodohkan disebut pertanyaan
obyektif karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti
oleh penilai.
Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif
khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan
sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah
disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya
akan lebih cepat (Arikunto, 2006).
Menurut Riwidikdo (2009), untuk menghitung pengetahuan, maka
digunakan perhitungan sebagai berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
2. Remaja Putri
a. Pengertian remaja
Remaja dalam ilmu psikologi diperkenalkan dengan istilah
puberteit, adolescence, dan youth. Remaja adalah masa peralihan dari
masa kanak-kanak menuju dewasa, dimana pada usia itu terjadi
pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reprodusi sehingga
mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan baik fisik, mental
mapun peran sosial (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
b. Tahap – Tahap Masa Remaja
Tahap – tahap masa remaja menurut Aryani (2010), dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu :
1) Masa Remaja Awal / Dini (Early Adoloscence)
Umur 10 – 15 tahun. Pada masa ini, remaja mengalami
perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual
yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat
besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi
namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya.
Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu,
tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
2) Masa Remaja Pertengahan (Middle Adolescence)
Umur 15 – 18 tahun. Kepribadian remaja pada masa ini masih
kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru
yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.
Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan
perenungan Terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari
perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada
rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri.
3) Masa Remaja Akhir ( Late Adolescence )
Umur 18 – 21 tahun. Pada masa ini remaja sudah mantap dan
stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola
hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai
memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya yang
baru ditemukannya.
c. Perkembangan Remaja dan tugasnya
Menurut Depkes (2007), perkembangan remaja perempuan dan laki-
laki, yaitu:
1) Remaja Perempuan
Anak perempuan mulai tumbuh pesat fisiknya pada usia 10 tahun
dan paling cepat terjadi pada usia 12 tahun. Sedangkan pada laki-
laki, 2 tahun lebih lambat mulainya, namun setelah itu bertambah
tinggi 12 – 15 cm dalam tempo 1 tahun pada usia 13 tahun sampai
menjelang 14 tahun. Pertumbuhan fisik perempuan meliputi:
a) Pinggul membesar
b) Perumbuhan rahim dan vagina
c) Menstruasi awal
d) Pertumbuhan buah dada (payudara)
Saat pubertas, buah dada berkembang. Pertumbuhan buah dada
dapat dipakai sebagai salah satu indikator maturitas perempuan.
Pertumbuhan payudara dapat diurutkan sebagai berikut :
Tabel 2.1 : Stadium Pubertas Pada Perempuan
Stadium Keterangan
Stadium I Hanya berupa penonjolan puting, dan sedikit
pembengkakan jejaring di bawahnya, stadium
ini terjadi pada usia 10 – 12 tahun
Stadium II Payudara mulai sedikit membesar di sekitar
puting dan areola (daerah hitam di seputar
puting), disertai dengan perluasan areola
Stadium III Areola, puting susu dan jejaring payudara
tampak semakin menonjol dan membesar, tetapi
areola dan puting masih belum tampak terpisah
dari jejaring sekitarnya
Stadium IV Stadium matang, papila menonjol, areola
melebar, jejaring payudara membesar dan
menonjol membentuk payudara dewasa
Sumber : (Depkes RI, 2007)
Daerah puting susu merupakan daerah seksual yang sensitif.
pada perempuan yang sudah mempunyai anak, buah dada
memproduksi dan menyimpan Air Susu Ibu (ASI) yaitu
makanan bayi yang paling utama dan seharusnya diberikan
pertama kali ke bayi. Kemampuan memproduksi ASI tidak
dipengaruhi oleh besar kecilnya payudara.
e) Pertumbuhan rambut
Beberapa anak perempuan dapat tumbuh rambut atau tumbuh
kumis yang tipis, hal ini merupakan variasi yang normal.
Rambut yang lepas secara berlebihan dapat terjadi, dan akan
hilang dengan sendirinya. Namun apabila terjadi dalam jangka
waktu lama atau beberapa anak tidak menginginkan tumbuh
rambut yang berlebihan dapat menghubungi dokter.
Tabel 2.2. Stadium Pertumbuhan Rambut Pubis
Stadium Keterangan
Stadium I Bulu halus pubis, tetapi tidak mencapai dinding
abdomen.
Stadium II Pertumbuhan rambut tipis panjang, halus agak
kehitaman atau sedikit keriting, tampak
sepanjang labia
Stadium III Rambut lebih gelap, lebih kasar, keriting dan
meluas sampai batas pubis
Stadium IV Rambut sudah semakin dewasa, terdistribusi
dalam bentuk segitiga terbalik, penyebaran
mencapai bagian medial paha
Stadium V Rambut pubis dewasa, terdistribusi dalam
bentuk segitiga terbalik, penyebaran mencapai
bagian medial paha
Sumber : (Depkes RI, 2007)
2) Remaja laki-laki
Pertumbuhan pesat pada laki-laki terjadi pada 12 -13 tahun, dimana
penis mulai membesar. Usia 11 – 12 tahun testis dan skrotum
membesar kulit skrotum menjadi gelap dan rambut pubis mulai
tumbuh. Rambut ketiak, rambu badan, kumis cambang dan jenggot
tumuh pada usia 13 – 15 tahun dan pertumuhannya pada badan
sangat bervariasi (Depkes, 2007).
Perubahan fisik remaja laki-laki, yaitu:
a) Otot dada dan lengan membesar
b) Kening menonjol, rahang dan dagu melebar
c) Perubahan suara
d) Pertumbuhan kumis dan jambang
e) Ejakulasi awal/mimpi basah
f) Pertumbuhan rambut kelamin, ketiak, dada
g) Pertumbuhan lemak dan keringat
h) Pertambahan berat badan.
3) Perkembangan remaja dan tugasnya
Menurut Kumalasari dan Andyantoro (2012), seiring dengan
tumbuh kembangnya seorang individu, dari masa anak-anak sampai
dewasa, individu memiliki tugas masing-masing pada setiap tahap
perkembangannya. Tugas dan maksud pada setiap perkembangan
adalah:
a) Mampu menerima keadaan fisiknya
b) Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
c) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok
yang berlainan jenis.
d) Mencapai kemandirian ekonomi, remaja sanggup untuk hidup
berdasarkan usaha sendiri.
e) Mencapai kemandirian emosional
f) Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang
sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota
masyarakat
g) Memahami dan mengiternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua
h) Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang
diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
i) Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
j) Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab
kehidupan keluarga.
4) Masalah-masalah yang terjadi pada remaja
Menurut Handoyo (2010), beberapa permasalahan utama yang
biasa dialami oleh remaja yaitu:
a) Permasalahan fisik dan kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh
remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja
sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain atau
idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering
mengakibatkan remaja kurang percaya diri.
b) Permasalahan berkaitan dengan perkembangan kognitif dan
bahasa
Pada mas remaja awal ditandai dengan perkembangan
kemampuan intelektual yang pesat. Namun ketika remaja tidak
mendapatkan kesempatan mengembangkan kemampuan
intelektualnya terutama melalui pendidikan di sekolah, maka
boleh jadi potensi intelektualnya tidak akan berkembang
optimal
c) Permasalahan berkaitan dengan perkembangan perilaku sosial,
moralitas dan keagamaan
Masa remaja disebut pula sebagai social hunger (kehausan
sosial) yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul
dan diterima di lingkungan kelompok sebanyanya. Sejalan
dengan pertumbuhan organ reproduksi hubungan sosial yang
dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya
keinginan untuk menjalin hubungan khusus dengan lain jenis
dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpanan
perilaku sosial dan perilaku seksual.
d) Permasalahan berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan
emosional
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri
(self identity). Usaha pencarian identitas pun banyak dilakukan
dengan menunjukkan perlaku coba-coba, perlaku imitasi atau
identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya
dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion,
sehingga akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan
menggambarkan keadaan dirinya yang sebenarnya.
3. Pre Menstrual Syndrome (PMS)
a. Pengertian
Pre Menstrual Sindrome (PMS) juga biasa disebut dengan Pre
Menstrual Tension adalah ketegangan sebelum menstruasi yang terjadi
beberapa hari sebelum menstruasi bahkan sampai menstruasi
berlangsung (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
b. Penyebab
Penyebab Pre Menstrual Sindrome belum diketahui pasti, tetapi
diduga hormon estrogen, progesteron, prolaktin dan aldosteron
berperan dalam terjadinya sindrom pra haid. Gangguan keseimbangan
hormon estrogen dan progesteron akan menyebabkan retensi cairan dan
natrium sehingga berpontensi menyebabkan terjadi keluhan sindroma
prahaid (Wiknjosastro, 2011).
Menurut Yatim (2004), penyebab Pre Menstrual Sindrome
merupakan gabungan dari faktor–faktor psikologis, sosial dan budaya.
1) Pengaruh faktor Psikologis :
Pre Menstrual Sindrome lebih jelas dikeluhkan oleh seorang
wanita yang sedang mengalami konflik dengan lingkungan
kehidupannya.
2) Pengaruh faktor sosial :
Keluhan Pre Menstrual Sindrome sangat dipengaruhi oleh tata cara
atau kultur keluarga dan kehidupan masyarakat sekitar ketika
datangnya haid. Contohnya, bila seorang wanita mengetahui saat–
saat menjelang haid, maka keluhannya akan lebih banyak dan berat
dibandingkan dengan wanita yang tidak mempedulikan saat–saat
datangnya haid.
3) Pengaruh faktor biologis :
Pre Menstrual Sindrome erat kaitannya dengan pengaruh neuro
endokrin seperti hormon prolactin, meningkatnya hormone
aldosteron atau angiotensin di dalam darah, serta bayak bahan
kimia lain seperti glucocorticoid, androgen, prostaglandin, opium,
dan beberapa asam lemak esensial ikut meningkat pada wanita yang
mengeluhkan Pre Menstrual Sindrome.
c. Keluhan dan gejala
Menurut Yatim (2004), penderita Pre Menstrual Sindrome akan
mengalami hal–hal sebagai berikut :
1) Adanya perubahan emosi dan perasaan seperti mudah tersinggung,
rasa tertekan, pemarah, dan rasa bermusuhan.
2) Adanya perubahan perilaku seperti mengasingkan diri dan
mengurangi bergaul, perubahan dalam pola bekerja, bicara,
menghiba–hiba ingin bepergian, perubahan libido bisa menurun
atau meningkat. Motivasi kerja berubah, dan pengendalian diri
kurang.
3) Adanya perubahan kognitif seperti kesukaran berkonsentrasi, curiga
berlebihan, dan ingin bunuh diri.
4) Timbul keluhan–keluhan pada tubuh seperti sakit punggung, sakit
kepala, payudara bengkak dan sakit, pegal linu, dan mual–mual.
5) Timbul keluhan pada syaraf vegetatif seperti perubahan libido,
banyak tidur, keletihan berlebihan, atau menjadi sangat aktif dan
agresif.
6) Adanya perubahan dalam selera. Berupa menolak atau merindukan
makanan tertentu atau malah nafsu makan hilang sama sekali.
7) Adanya perubahan pada cairan dan elektrolit tubuh seperti perut
gembung, berat badan bertambah, air seni keluar sedikit dan
sembab di beberapa bagian tubuh.
8) Adanya kelainan syaraf otonom seperti mual–mual,mencret,
berkeringat banyak, dan jantung berdebar.
9) Tumbuh jerawat, rambut kering, kulit kering
Menurut Wiknjosastro (2011), gejala fisik penderita Pre
Menstrual Sindrome adalah perut kembung, edema dan kenaikan berat
badan, nyeri kepala, nyeri tekan dan pembengkakan payudara, nyeri
pelvis, dan perubahan pola buang air besar. Sedangkan gejala psikologi
antara lain iritabilitas, anxietas, depresi, perubahan pola tidur, nafsu
makan, gairah sex dan kelelahan.
d. Pencegahan
Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), pencegahan
dengan olah raga teratur seperti jalan pagi selama 30 menit atau latihan
fisik sedang, diet garam, alkohol dan lemak, teknik relaksasi untuk
menetralisasi dan menghilangkan stress, mengkonsumsi suplemen
makanan berupa kalsium, magnesium, Vitamin E da vitamin B6
dimulai hingga hari ketiga menstruasi serta mengkonsumsi
antidepresan bila perlu dan diuretik ringan.
e. Pengobatan Pre Menstrual Sindrome
Menurut Yatim (2004), Pre Menstrual Sindrome biasanya tidak
memerlukan pengobatan kecuali jika kondisinya menjadi sangat berat,
boleh diberikan obat penenang.
Prinsip pengobatan Pre Menstrual Sindrome menurut Yatim
(2004) secara keseluruhan sebagai berikut :
1) Ketegangan Perasaan dan kekacauan pikiran :
a) Perlu konsultasi dan penyuluhan tentang Pre Menstrual
Sindrome
b) Mungkin diperlukan obat – obat penenang
2) Untuk mengatasi masalah berat badan yang bertambah
a) Menjaga pola makan, seperti makan makanan yang berserat
b) Beri obat diuretik untuk mengeluarkan cairan yang menumpuk
(seperti lasix atau HCT).
3) Untuk mengatasi payudara yang bengkak dan sakit
a) Pemberian spironolacton 50 mg
b) Pemberian parlodel 2,5 mg
c) Kurangi minum kopi
d) Pemberian danazol (hormone progesterone) 100 -200 mg
e) Mengkonsumsi makanan tinggi protein kurangi makanan yang
manis – manis
f) Pemberian vitamin B complek dan B6
4) Untuk mengatasi perasaan tertekan (depresi)
a) Pemberian konsultasi mengenai Pre Menstrual Sindrome
b) Kaji riwayat gangguan jiwa
c) Pemberian hormon progesterone
d) Istirahat cukup
Intinya dalam pengobatan penderita Pre Menstrual Sindrome
ditekankan perlunya pengaturan pola makan (seperti menghindari
minum kopi, mengurangi makanan yang manis – manis, perbanyak
makan makanan berserat, makan sayur – sayuran) serta agar berolah
raga secara teratur.
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 : Kerangka teori
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010), Depkes RI (2007),
Wiknjosastro (2010)
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Media masa/ informasi
3. Sosial budaya dan
ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
Siswi Kelas VII
MTs N
Sumberlawang
Pengetahuan Pre Menstrual
Sindrome (PMS) :
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Keluhan dan gejala
4. Pencegahan
5. Pengobatan
C. Kerangka Konsep
Keterangan
= variabel yang diteliti
= variabel yang tidak teliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tingkat pengetahuan Siswi
Kelas VII MTs Negeri
Sumberlawang tentang Pre
Menstrual Sindrome
Baik
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Media masa/ informasi
3. Sosial budaya dan
ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. penelitian
deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa
yang penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara
sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan
(Nursalam, 2008). Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk
mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun
hasil konvensi (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini meneliti tingkat
pengetahuan siswi tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I
Sumberlawang Sragen.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di
MTs Negeri I Sumberlawang Sragen.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian
ini dilaksanakan tanggal 17 November 2013 – 15 April 2014.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti
tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok,
masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang
semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik
(Silalahi, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi
kelas VII MTs Negeri I Sumberlawang Sragen yang berjumlah 142 siswi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi (Silalahi,
2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 maka lebih
baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100, maka dapat
diambil 10 – 15% atau 20-25%. Sampel dalam penelitian ini adalah siswi
kelas VII di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen dengan perhitungan (142
x 25% = 36). Jadi sampel dalam penelitian ini 36 siswi.
3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan
sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2008). Pengambilan sampel
menggunakan simple random sampling. Teknik simple random sampling
atau acak sederhana adalah setiap anggota atau unit dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian pengambilan sampel dengan
dengan mengundi anggota populasi.
Menurut Arikunto (2010), untuk mendapatkan sampel dari tiap kelas
digunakan perhitungan sebagai berikut:
nxN
Fn =
n : Sampel dari masing-masing
N : Jumlah semua populasi
F : Jumlah responden di masing-masing kelas:
a. Kelas VII A == 36142
18x 4,56 dibulatkan 5
b. Kelas VII B == 36142
18x 4,56 dibulatkan 4
c. Kelas VII C == 36142
18x 4,56 dibulatkan 5
d. Kelas VII D == 36142
18x 4,5 dibulatkan 4
e. Kelas VII E == 36142
18x 4,5 dibulatkan 4
f. Kelas VII F == 36142
18x 4,56 dibulatkan 5
g. Kelas VII G == 36142
16x 4,06 dibulatkan 4
h. Kelas VII H == 36142
18x 4,56 dibulatkan 5
Jadi sampel yang digunakan pada penelitian adalah 36 siswi.
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam
penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan
siswi kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I
Sumberlawang Sragen.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.1 Definisi Operasional tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang
Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang
Sragen
Nama
Variabel
Pengertian Kategori Alat
Ukur
Skala
Tingkat Pengetahuan
siswa kelas VII
MTs Negeri I Sumberlawang
Sragen
Kemampuan siswi menjawab dengan
benar tentang Pre
Menstrual Syndrome (PMS),
meliputi:
1. Pengertian2. Etiologi
3. Keluhan dan
gejala
4. Pencegahan5. Pengobatan
1. Baik : Bila nilai responden
yang diperoleh (x)
> mean + 1 SD 2. Cukup : Bila
nilai responden
mean -1 SD � x �mean + 1 SD
3. Kurang : Bila nilai
responden yang
diperoleh (x) < mean – 1 SD
Kuesioner Ordinal
F. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup yang diisi oleh
responden. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-
hal yang di ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010).
Kuesioner diambil dari sumber teori tentang Pre Menstrual Syndrome
(PMS). Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif (favorable)
dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah,
pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan
dengan skor 1 untuk jawaban salah.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Sub Variabel
Pernyataan Jumlah
item
pernyataanFavourable Unfavourable
Tingkat
pengetahuan
Siswi kelas
VII tentang
Pre
Menstrual
Syndrome
1. Pengertian 1,2,4 3 4
2. Penyebab 6,7 5,8 4
3. Keluhan dan
Gejala
9,11,12*,14
15*,17,18
10*,13,16 10
4. Pencegahan 19,21*,22,
23, 25
20,24 7
5. Pengobatan 27,28,30,31
34*,35*
26,29,32,33 10
Jumlah item pernyataan 35
Keterangan: *) = tidak valid
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai
standar adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas
data. Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji
validitas dilakkukan di SMP N 3 Satu Atap Sumberlawang Sragen terhadap
30 siswa dengan 35 item pernyataan.
2. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
product moment.
Menurut Hidayat (2011), rumus product moment yaitu:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Dikatakan valid jika rhitung > rtabel (0,361) dengan taraf signifikan 0,05.
Setelah dilakukan di SMP N 3 Satu Atap Sumberlawang Sragen terhadap
30 siswa dengan 35 item pernyataan setelah dilakukan uji validitas
didapatkan 6 nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 10, 12, 15, 21, 34
dan 35, untuk selanjutnya nomor yang tidak valid tidak digunakan dalam
kuesioner penelitian.
3. Uji Reliabilitas
( ) ( ) }Y - Y{N }XX{
YX. - XY . N
222 2 ΣΣΣ−Σ
ΣΣΣ=
Nrxy
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
��
���
� Σ−��
���
�
−=
t
b
k
kr
2
2
11 11 σ
σ
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
��b2 = Jumlah varian butir
�t2
= Varians total
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)
(Ghozali, 2005). Uji reliabilitas dilakkukan di SMP N 3 Satu Atap
Sumberlawang Sragen terhadap 30 siswa dengan 35 item pernyataan
Setelah dilakukan uji reliabilitas didapatkan nilai alpha cronbach’s 0,863
> (0,60), sehingga instrumen dikatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu tentang Pre
Menstrual Syndrome (PMS), kemudian menjelaskan tentang cara
pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan
kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri
dari:
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009).
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner yang
oleh siswi MTs Negeri I Sumberlawang Sragen.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari bagian
Tata Usaha MTs Negeri I Sumberlawang Sragen yaitu berupa jumlah siswi
Kelas VII.
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2010)
adalah:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban
dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak
sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-
tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya.
c. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden
dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
atau soffware komputer.
e. Pembersihan data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,
kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut
pembersihan data (data cleaning).
2. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2010), analisa univariat yaitu menganalisa
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya
mendeskirpsikan Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre
Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen.
Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai
berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:
Rumus : X = n
x�
Keterangan :
X : Rata-rata ( mean )
� x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya.
Rumus :
SD = 1
)( 2
2
−
−��
n
n
xixi
Keterangan:
x : Nilai responden
n : Jumlah responden
Untuk mendapatkan distribusi persentase Tingkat Pengetahuan
Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I
Sumberlawang Sragen digunakan rumus persentase. Menurut Silalahi
(2012), rumus persentase yaitu:
fi
Persentase = ––– x 100%
n
fi = Frekuensi
n = Total kasus
I. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian
dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti
menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,
lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek
penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek
penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
J. Jadwal Penelitian
Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan
penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan
tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian (Tabel Terlampir).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen yang
beralamat di Jl Solo – Purwodadi KM 32. Kepala sekolah MTs Negeri I
Sumberlawang Sragen Bapak Drs. Nur Hayat, M.Si. Jumlah kelas di MTs
Negeri I Sumberlawang Sragen 3 kelas yaitu kelas VII, VIII dan kelas IX yang
masing masing kelas dibagi menjadi 8 kelas yaitu A, B, C, D, E, F, G dan H.
Fasilitas yang ada di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen antara lain
perpustakaan, laboratorium komputer, bahasa, biologi, kimia, fisika, koperasi,
UKS dan masjid. Untuk menunjang pelajaran di luar jam pembelajaran MTs
Negeri I Sumberlawang Sragen menyelenggarakan kegiatan Pramuka, Drum
Band. Untuk siswi yang berminat untuk meningkatkan keterampilan MTs
Negeri I Sumberlawang Sragen menyelenggarakan keterampilan menjahit.
B. Hasil Penelitian
Sebelum mengetahui tingkat pengetahuan terlebih dahulu mencari nilai
mean dan standar deviasi, setelah dilakukan perhitungan maka hasil dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
a. Mean dan Standar Deviasi
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas
VII tentang Pre Menstrual
Syndrome (PMS))
21,8 3,7
b. Karakteristik responden berdasarkan umur
Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan umur dapat diliht pada
tabel di bawah berikut:
Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan umur
No Umur Frekuensi
Responden
Prosentase
(%)
1
2
13 tahun
14 tahun
22
14
61,1
38,9
Total 36 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel karakteristik berdasarkan umur dapat diketahui sebanyak
22 responden (16,1%) berumur 13 tahun dan sebanyak 14 responden
(38,9%)
c. Tingkat pengetahuan Siswi
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas
VII tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I
Sumberlawang Sragen Tahun 2014”. Responden dalam penelitian ini terdiri
dari 36 siswa. Tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual
Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen
Tahun 2014
No Pengetahuan Frekuensi
Responden
Prosentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
4
26
6
11,1
72,2
16,7
Total 36 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dikategorikan tingkat
pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) yaitu
tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%), tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (72,2%) dan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (16,7%). Jadi Tingkat
Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS)
mayoritas pada tingkat pengetahuan cukup.
C. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian tingkat pengetahuan siswi kelas VII
tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) yaitu tingkat pengetahuan baik
sebanyak 4 responden (11,1%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26
responden (72,2%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6 responden
(16,7%).
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil “tahu”
pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang. Karena
dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian
informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan
yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang
Tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (72,2%), dan
tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (16,7%) faktor yang
mempengaruhi pengetahuan salah satunya informasi yang didapatkan siswi
dan pengalaman, sedangkan untuk mata pelajaran di sekolah tidak
mengajarkan tentang kesehatan reproduksi bagi remaja dan siswi belum
pernah mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan terkait serta siswa
mungkin belum berpengalaman karena baru mengalami haid untuk yang
pertama sehingga pengetahuan mereka sebatas cukup.
Menurut Erfandi (2009), Pengalaman sebagai sumber pengetahuan
adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta
pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan
mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar
secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang
kerjanya.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu :
1. Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat pengisian kuesioner siswi
kurang sungguh-sungguh dan banyak yang menyontek dari teman lain,
sehingga berpengaruh pada jawaban pengetahuan.
2. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah variabel penelitian ini
merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada
tingkat pengetahuan dan penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun
alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden
hanya bisa menjawab benar atau salah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian judul dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang
Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun
2014”. Tingkat pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome
(PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014 tingkat
pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%).
2. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome
(PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014 tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (72,2%) .
3. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome
(PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014 tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (16,7%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu:
2. Bagi Siswa
Diharapkan siswa untuk lebih meningkatkan pengetahuan dengan banyak
membaca artikel-artikel maupun buku tentang kesehatan reproduksi
khususnya Pre Menstrual Syndrome (PMS).
3. Bagi Institusi
a. Institusi Pendidikan
Sebaikanya institusi lebih banyak menambah referensi tentang
kesehatan reproduksi khususnya Pre Menstrual Syndrome (PMS).
b. Bagi MTs Negeri I Sumberlawang Sragen
Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan siswa dengan bekerja
sama dengan instansi kesehatan terkait untuk pelaksanaan penyuluhan-
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang Pre
Menstrual Syndrome (PMS).
4. Peneliti selanjutnya
Diharapkan lebih meningkatkan penelitian yang serupa dengan menambah
variabel penelitian sehingga akan didapatkan hasil penelitian yang lebih
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
–––––––––––––. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Aryani. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba
Medika
Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC
Depkes RI. 2007. Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi
dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Jakarta:
Depkes RI
––––––––––––. 2007 Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Erfandi. 2009. Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,
http://wwww.forbetterhealth.wordpress.com. Diakses tanggal 23 Oktober
2012
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang
: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handoyo, A. 2010. Remaja dan Kesehatan, Permasalahan dan Praktisnya.
Jakarta: PT. Perea
Hidayat, A. A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medik
Kumalasari dan Ardhiyantoro, 2010. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka
Cipta
––––––––––––––––––––. 2010. Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Rahmawati, D. 2009. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Mengenai Pre
Menstrual Sindrome dengan Upaya Mengatasi Kecemasan Pre Menstrual
Syndrome pada Siswa Kelas VIII SLTP N I Tanon kabupaten Sragen.
Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: STIKes Kusuma Husada
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yoyakarta: Mitra Cendikia Press
–––––––––––––––. 2009. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan
SPSS. Yoyakarta: Pustaka Rihana
Sarlito, W S. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Silalahi, U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Sugiyono. 2010. Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta
Suryani dan Widyasih, 2010. Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya
Wiknjosastro, H. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Yatim, F. 2005. Penyakit Kandungan, Myoma, Kanker Rahim/Leher Rahim dan
Indung Telur, Kista, dan Gangguan Lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor