tingkat pengetahuan remaja putri tentang · pdf filedesa jekawal pada tanggal 28 oktober 2012...
TRANSCRIPT
i
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG RISIKO
PERNIKAHAN DINI DI DESA JEKAWAL TANGEN SRAGEN
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir
Pendidikan D III Kebidanan
Disusun Oleh :
PUTRI LESTARI
NIM : B10.160
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “ Tingkat pengetahuan remaja putri tentang
risiko pernikahan dini di Desa Jekawal, Tangen, Sragen “. Karya Tulis Ilmiah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapakan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada.
3. Ibu Desy Handayani, S.ST ,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Agus Setiawan, selaku Kepala Desa Jekawal, Tangen, Sragen yang
telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
5. Remaja putri di Desa Jekawal, Tangen, Sragen yang telah bersedia untuk
menjadi responden.
6. Orang Tua saya yang selalu memberi dukungan.
v
7. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mebuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013
Putri Lestari
10.160
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG RISIKO
PERNIKAHAN DINI DI DESA JEKAWAL TANGEN SRAGEN
TAHUN 2013
xiv + 41 halaman +16 lampiran + 3 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Pernikahan dini menyebabkan komplikasi pada kehamilan dan
persalinan antara lain anemia, prematur, panggul sempit, perdarahan dan kematian
bagi ibu dan bayi. Pernikahan dini juga berakibat stres pada remaja karena belum
memiliki kesiapan secara mental, fisik dan ekonomi. Hasil studi pendahuluan di
Desa Jekawal pada tanggal 28 Oktober 2012 terhadap 10 remaja putri dengan
hasil 7 (70%) remaja putri tidak mengetahui tentang risiko pernikahan dini dan 3
(30%) remaja putri sudah mengetahui tentang risiko pernikahan dini.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko
pernikahan dini.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deksriktif kuantitatif, lokasi penelitian
diambil di Desa Jekawal Tangen Sragen pada tanggal 20-27 Maret 2013. Jumlah
responden sebanyak 50 orang, dengan teknik pengambilan sampel yaitu sampling
jenuh. Alat pengumpulan data yaitu dengan kuesioner, sedangkan untuk analisa
data dilakukan menggunakan univariat.
Hasil penelitian : Pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini
sebanyak 35 responden (70%) berpengetahuan cukup, 8 responden (16%)
berpengetahuan kurang, serta 7 responden (14%) berpengetahuan baik.
Kesimpulan : Dari penelitian didapatkan pengetahuan remaja putri di Desa
Jekawal Tangen Sragen berpengetahan cukup, dipengaruhi oleh pendidikan yang
masih rendah dan pengetahuan yang masih minim.
Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja Putri, Dampak Pernikahan Dini.
Kepustakaan : 17 literatur (Tahun 2003 s/d 2012
vii
MOTTO
√ Kesalahan adalah jalan mencapai keberhasilan, bermula dari kesalahan maka
sesungguhnya seseorang akan belajar untuk menjadi yang lebih baik di kemudian
hari (penulis).
√ Manusia tidak merancang untuk suatu kegagalan, tetapi dari kegagalan manusia
dapat merancang sesuatu yang bermanfaat (penulis).
√ Satu kepastian beribu kebahagiaan (Handayani).
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah
ini penulis persembahkan untuk :
1. Ayah dan Ibu tercinta terimakasih atas doa
dan cinta kasihnya selama ini.
2. Kakakku & dedek faiz tersayang yang
selalu mendukung dan memberikan suport.
3. Seseorang yang selalu memberikan
semangat “Maz Bhete”.
4. Teman-teman terbaikku yang membantu
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
“erra, elsa, nurul, laila, isti, helpita, elvi,
mbak lala, rina, mifta,maria”.
5. Teman – teman seperjuangan di STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
6. Almamater tercinta
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK................................................................................................... . vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................. vii
CURICULUM VITAE................................................................................. xi
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
E. Keaslian Studi Kasus ............................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ............................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................ 8
x
1. Pengetahuan ..................................................................... 8
a. Pengertian ..................................................................... 8
b. Cara memperoleh pengetahuan ................................... 8
c. Faktor-faktor yang mepengaruhi pengetahuan ............. 10
d. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif........... 12
2. Remaja ……………………………………………. ........ 13
a. Pengertian ..................................................................... 13
b. Perubahan fisik remaja ................................................ 13
c. Perkembangan jiwa remaja............................................ 16
3. Pernikahan ...................................................................... 19
a. Pengertian pernikahan .................................................. 19
b.Pengertian pernikahan dini ……………………… ....... 20
c. Dampak pernikahan dini…………….. ........................ 20
B. Kerangka Teori....................................................................... 24
C. Kerangka Konsep ................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 25
C. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel .................... 26
D. Instrumen Penelitian............................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 29
F. Variabel Penelitian ................................................................. 30
G. Definisi Operasional............................................................... 30
xi
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................... 31
I. Etika Penelitian ...................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum................................................................... .. 35
B. Hasil Penelitian....................................................................... .. 35
C. Pembahasan.............................................................................. 36
D. Keterbatasan............................................................................. . 39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 40
B. Saran ........................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner …………………………………… 29
Tabel 3.2 Definisi Operasional…...……………………………... 31
Tabel 4.1 Hasil Penelitian............................................................... 36
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 23
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 23
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Dari Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Responden
Lampiran 9. Informed Consent
Lampiran 10. Kuesioner dan Kunci Jawaban
Lampiran 11. Data Tabulasi Kuesioner
Lampiran 12. Hasil Uji Validitas
Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 14. Hasil Penelitian Pengetahuan Remaja Tentang Pernikahan Dini
Lampiran 15. Penghitungan Hasil Penelitian
Lampiran 16. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu isu tentang kesehatan reproduksi yang dibacakan dalam
konferensi kependudukan sedunia Internasional Conference Population and
Development (ICPD), di Kairo tahun 1994, adalah tentang seksual dan
kesehatan reproduksi. Isu ini diangkat sebagai salah satu pokok bahasan
karena adanya berbagai masalah reproduksi yang dihadapi di masa kini. Saat
ini sering dihadapkan dengan umur rata-rata remaja yang menikah di bawah
usia antara 14-19 tahun (Widyastuti dkk, 2009).
Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau
mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan dalam 3 hal, yaitu kesiapan fisik,
kesiapan mental/emosi/psikologis dan kesiapan ekonomi. Secara umum
seorang perempuan dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan
pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuh berhenti tumbuh) yaitu sekitar umur 20
tahun, sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik.
(Romauli, 2012).
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,
Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup,
penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklamsi (10%),
infeksi (11%), partus lama (5%), abortus (5%). Dampak risiko kesehatan yang
harus dihadapi perempuan pada pernikahan usia kurang dari 20 tahun antara
2
lain : kesulitan saat melahirkan, sakit/cacat/kematian pada bayi/ibu, aborsi,
anemia ibu hamil yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah,
prematur, kekerasan seksual, masa reproduksi yang belum matang dapat
menyebabkan kontraksi uterus lemah, kesempatan melakukan seks semakin
panjang sehingga berisiko terjadinya cancer servik, selain itu juga dapat
menimbulkan masalah peningkatan angka perceraian dan berdampak juga
pada sosial ekonomi. (Sarwono, 2003).
Resiko kesehatan yang harus dihadapi perempuan saat persalinan antara
lain dapat terjadi Disproporsi Sefalo Pelvik yang akan berdampak pada ibu,
yaitu: persalinan lebih lama, ketuban pecah dini, serta kepala tidak mau turun
padahal ketuban sudah pecah maka bisa bisa terjadi tali pusat menumbung,
sedangkan dampak yang terjadi pada bayi, yaitu : persalinan lama dapat
meningkatkan kematian bayi, fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang
hebat (Mochtar, 2008).
Masa remaja yang perlu perhatian adalah pada usia 13-15 tahun
(Widyastuti, 2009). Usia remaja menimbulkan berbagai persoalan dari
berbagai sisi seperti remaja yang selalu ingin coba-coba, pendidikan rendah,
pengetahuan minim, pekerjaan semakin sulit didapat yang berpengaruh pada
pendapatan ekonomi keluarga. Terlebih jika mereka menikah di usia muda
karena keterlanjuran berhubungan seksual yang menyebabkan suatu
kehamilan. Adanya penolakan keluarga yang terjadi akibat malu, hal ini dapat
menimbulkan stres berat. Ibu hamil usia muda memiliki risiko bunuh diri lebih
tinggi (Manuaba, 2008).
3
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal
28 Oktober 2012 di desa Jekawal, Tangen, Sragen didapatkan data jumlah
remaja putri bulan Oktober sebanyak 85 orang, diantaranya ada 60 orang
yang belum menikah dan ada 25 orang yang sudah menikah. Selanjutnya
dilakukan wawancara terhadap 10 remaja putri dengan hasil 7 (70%) remaja
putri tidak mengerti tentang dampak pernikahan dini dan 3 (30%) remaja putri
sudah mengerti tentang dampak pernikahan dini. Berdasarkan keterangan yang
diperoleh dari remaja putri di desa Jekawal, Tangen, Sragen ada anggapan
ataupun persepsi dari masyarakat setempat apabila menikah pada usia lebih
dari 20 tahun dianggap sebagai perawan tua.
Berdasarkan kondisi di atas maka penulis dalam penelitian, ingin
mengetahui lebih lanjut mengenai pengetahuan remaja tentang risiko
pernikahan dini di desa Jekawal, Tangen, Sragen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis ingin meneliti “Bagaimana
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini di desa
Jekawal, Tangen, Sragen?”
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko
pernikahan dini di desa Jekawal, Tangen, Sragen.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko
pernikahan dini di desa Jekawal dengan kategori baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko
pernikahan dini di desa Jekawal dengan kategori cukup
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko
pernikahan dini di desa Jekawal dengan kategori kurang
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan menambah wawasan yang lebih luas khususnya
mengenai risiko pernikahan dini.
2. Bagi Penulis
Melatih kemampuan penulis untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang
telah didapat di institusi pendidikan yaitu metodologi penelitian statistik
sebagai wahana penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko
pernikahan dini.
5
3. Bagi Institusi
a. Masyarakat
1) Penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi remaja
putri di desa Jekawal, Tangen, Sragen sehingga mereka menyadari
pentingnya pengetahuan tentang risiko pernikahan dini.
2) Memberikan masukan dalam program peningkatan pengetahuan
tentang risiko pernikahan dini.
b. Institusi akademik
Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang
risiko pernikahan dini.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang berhubungan dengan “Tingkat pengetahuan remaja putri
tentang pernikahan dini”pernah dilaksanakan oleh :
1. Ayu Dewi Listyorini (2010), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Risiko Pernikahan Dini pada Kehamilan dan Proses
Persalinan Siswi Kelas XI di SMA Negeri Colomadu”. Penelitian ini
menggunakan survey deskriptif kuantitatif dengan simple random sampling.
Hasil penelitian dari 60 responden menunjukkan bahwa pengetahuan remaja
tentang risiko pernikahan dini sebagian besar masuk dalam kategori baik
sebanyak 16 responden (26,67%), kategori cukup sebanyak 35 responden
(58,33%), dan kategori kurang sebanyak 9 responden (15%).
6
2. Ira Damayanti (2012) dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri
tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi kelas XI di
SMK Batik 2 Surakarta”. Penelitian ini menggunakan survey deskriptif
kuantitatif dengan simple random sampling. Hasil penelitian dari 60 responden
menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang risiko pernikahan dini
sebagian besar masuk dalam kategori baik sebanyak 16 responden (26,6%),
kategori cukup sebanyak 35 responden (58,33%), kategori kurang sebanyak 9
responden (15%).
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada subyek, waktu, lokasi serta
hasil penelitian, penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh, sedangkan
persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan survey deskriptif kuantitatif.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dar 5 Bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan
sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang diteliti,
kerangka teori, dan kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan
7
sampel,instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel
penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data,
dan etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum, hasil
penelitian, pembahasan, dan keterbatasan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra pengeliatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menuurut Wawan (2011), ada beberapa cara untuk memperoleh
pengetahuan,yaitu:
1) Cara coba-salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang
lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga
gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini
9
disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau
metode coba salah coba-coba.
2) Cara Kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang,
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun
dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan
tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima
pendapat yang dikemukakann oleh orang yang mempunyai
otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan
kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan
penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima
pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakan adalah
benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,
pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
10
4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.
Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi
maupun deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian
ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research
methodology).
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Wawan, A, (2011), umur mempengaruhi pengetahuan
di mana umur 15 tahun merupakan tahap remaja madya di mana
belajar menerima informasi tetapi belum mampu menerapkan
informasi tersebut secara maksimal dan sering kali mencoba-coba
tanpa memperhitungkan konsekuensinya, sedangkan umur 16-18 tahun
merupakan remaja akhir di mana mulai memahami dirinya dan lebih
mudah menerima informasi sehingga mempengaruhi pengetahuan
mereka terutama pernikahan dini. Selain berpengaruh pada umur,
pengetahuan berpengaruh juga pada :
11
1) Pendidikan
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan
mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang
akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-
nilai baru yang diperkenalkan.
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan
bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara
mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak
tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang
menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga.
3) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
4) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
12
d. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif
Menurut Notoadmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaitan
dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir,
berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang
berjenjang sebagai berikut :
1) Tahu (knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya.
Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau
mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di
himpun atau dikenali (recall of facts).
2) Memahami (Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding)
tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal
yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi
meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini
misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang
sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisa (Analysis)
Analisa adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi
rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang
13
berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk
susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-
bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang
mengandung arti tertentu.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal
yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya,
sehinggan diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang
hal yang sedang dinilainya (Notoadmodjo, 2010).
2. Remaja
a. Pengertian Remaja
Remaja (Adolescence) yang berati tumbuh ke arah kematangan.
Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik,
tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Masa remaja adalah
masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik emosi dan
psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode
masa pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa
pubertas (Widyastuti dkk, 2009).
Masa Remaja dibedakan dalam :
1) Masa remaja awal : 10-12 tahun
2) Masa remaja tengah : 13-15 tahun
14
3) Masa remaja akhir : 16-19 tahun
(Widyastuti dkk, 2009).
Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam
hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal
kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa
pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercece yang berarti menjadi
matang, sedangkan remaja atau adolescence yang berarti dewasa
(Romauli, 2012).
Masa remaja juga merupakan suatu peralihan dari anak-anak
menuju dewasa. Pada masa ini banyak terjadi perubahan baik dalam
fisik, psikis dan sosial. Perubahan-perubahan tersebut dapat
mengganggu batin remaja. Kondisi ini menyebabkan remaja dalam
kondisi rawan dalam menjalani proses pertumbuhan dan
perkembangannya. Kondisi ini diperberat dengan adanya globalisasi
yang ditandai dengan makin derasnya arus informasi
(Depkes RI, 2008).
b. Perubahan Fisik Remaja
Bila pubertas terjadi sebelum usia 9 tahun, atau belum juga
terjadi sampai usia 13-15 tahun, harus dikonsultasikan ke dokter untuk
memastikan ada tidaknya kelainan. (Manuaba, 2008).
1) Tanda-tanda seks primer
Sebagai tanda kematangan organ reproduksin pada perempuan
adalah datangnya haid. Ini adalah permulaam dari serangkaian
15
pengeluaran darah,lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus
secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini
berlangsung terus sampai menjelang menopause.
(Widyastuti, dkk 2009).
2) Tanda-tanda seks sekunder
a) Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya laki-
laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul
dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada
kulit wajah mulai tampak setelah haid.
b) Pinggul
Pinggul berkembang, membesar dan membulat .Hal ini sebagai
akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak
di kulit.
c) Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga ikut membesar
dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis
sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar
susu sehingga payudara menjadi besar.
d) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar
keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
16
e) Otot
Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
f) Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada
wanita.
c. Perkembangan Jiwa Pada Remaja
Pada usia 12-15 tahun, pencarian identitas diri masih berada
pada tahap permulaan. Dimulai pada pengukuhan kemampuan yang
sering diungkapkan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat
dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang
lain. Bila kemauan itu ditentang, mereka akan memaksa agar
kemauannya dipenuhi.
Psikososial merupakan manifestasi perubahan faktor-faktor
emosi, sosial dan intelektual. Depkes RI (2007), menyatakan, bahwa
akibat perubahan tersebut, maka karakteristik psikososial remaja dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1) Remaja Awal (10-13 tahun)
a) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada
meningkatnya kesadaran diri (self consciousness).
b) Perubahan hormonal berdampak sebagai individu yang mudah
berubah-ubah emosinya seperti mudah marah, mudah
tersinggung atau menjadi agresif.
17
c) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam
berpakaian, berdandan trendi dan lain-lain.
d) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan
lingkungannya.
e) Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan
dengan sebayanya.
f) Perasaan memiliki terhadap teman sebaya berdampak punya
gang/kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan
teman sebayanya.
g) Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangannya sendiri dengan
membandingkan segala sesuatu sebagai buruk/hitam atau
baik/putih berdampak sukit bertoleransi dan sulit berkompromi.
2) Remaja Pertengahan (14-16 tahun)
a) Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang, sabar dan
lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.
b) Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri berdampak
menolak mencampur tangan orang lain termasuk orang tua.
c) Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa
nyaman berdampak baju, gaya rambut, sikap dan pendapat
berubah-ubah.
18
d) Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun
beresiko berdampak mulai bereksperimen dengan merokok,
alkohol, seks bebas dan mungkin NAPZA.
e) Tidak lagi terfokus pada diri sendiri berdampak lebih
bersosialisasi dan tidak lagi pemalu.
f) Membangun nilai, norma dan moralitas berdampak
mempertanyakan kebenaran ide, norma yang dianut keluarga.
g) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas
berdampak ingin banyak menghabiskan waktu untuk
berkumpul dengan teman-teman.
h) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak
berpacaran tetapi tidak menjurus serius.
i) Mampu berfikir secara abstrak mulai berhipotesa berdampak
mulai peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin
mendiskusikan atau berdebat.
3) Remaja Akhir (17-19 tahun)
a) Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik
termasuk agama.
b) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan di luar stress
yang keluarga berdampak mulai belajar mengatasi dihadapi dan
sulit diajak berkumpul dengan keluarga.
19
c) Belajar mencapai kemandirian secara finansial maupun
emosional berdampak kecemasan dan ketidak pastian masa
depan yang dapat merusak keyakinan diri.
d) Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan
jenis berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan
banyak menyita waktu.
e) Merasa sebagai orang dewasa berdampak cenderung
mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang
tuanya.
f) Hampir siap menjadi orang dewasa yang mandiri berdampak
mulai ingin meninggalkan rumah atau hidup sendiri.
3. Pernikahan
a. Pengertian
Pernikahan merupakan suatu penyatuan jiwa dan raga dua
manusia berlawanan jenis dalam suatu ikatan yang suci dan mulia di
bawah lindungan hukum dan Tuhan Yang Maha Esa (Suryani, 2010).
Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan
wanita yang didalamnya terdapat unsur keintiman, pertemuan,
persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat seksual dan menjadi
lebih matang. Pernikahan merupakan awal dari terbentuknya keluarga
dengan penyatuan dua individu yang berlainan jenis serta lahirnya
anak-anak (Depkes RI, 2007).
20
b. Pernikahan Dini
Pernikahan dini adalah sebuah bentuk ikatan/pernikahan yang
salah satu atau kedua pasangan berusia di bawah 18 tahun atau sedang
mengikuti pendidikan di sekolah menengah atas. Jadi sebuah
pernikahan di sebut pernikahan dini, jika kedua atau salah satu
pasangan masuk berusia di bawah 18 tahun/masih berusia remaja
(Depkes RI, 2007).
Perkawinan dini adalah perkawinan yang telah terjadi pada
seseorang wanita dengan status umur dibawah 20 tahun. Pada
tipe orang usia dibawah 20 tahun keadaan organ reproduksi
belum sepenuhnya matang dan masih dalam tahap pertumbuhan
(Manuaba, 2008).
c. Dampak Pernikahan Dini
Perubahan perilaku remaja yang makin dapat menerima hubungan
seksual pranikah sebagai cerminan fungsi rekreasi, ketika hubungan
seksual telah menghasilkan janin dapat mempengaruhi psikologi dan
fisik (Manuaba, 2008).
1) Dampak Psikologi
Pada usia pernikahan dini yang terjadi dibawah usia 20 tahun
dalam keadaan belum matangnya mental seseorang remaja akan
mempengaruhi penerimaan kehamilannya, dimana alat reproduksi
remaja yang belum siap menerima kehamilan, merasa tersisih dari
pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri,
21
terkadang perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari
keluarga, teman atau lingkungan masyarakat (Sarwono,2003).
Sejatinya, anak berusia di bawah umur belum paham benar
mengenai hubungan seks dan tujuannya. Mereka hanya melakukan
apa yang diharuskan pasangan terhadapnya tanpa memikirkan hal
yang melatarbelakanginya melakukan itu. Jika sudah demikian,
anak akan merasakan penyesalan mendalam hidupnya
(Sarwono, 2003).
Akibatnya, remaja sering murung dan tidak bersemangat.
Bahkan remaja akan merasa minder untuk bergaul dengan anak-
anak seusianya mengingat statusnya sebagai istri. Hal ini biasa
disebut depresi berat atau neoritis depresi akibat pernikahan dini.
Dimana terdapat dua jenis depresi kepribadian yaitu pribadi
introvert dan ekstrovert (Manuaba, 2008).
Pada sisi lain, pernikahan dini juga berdampak negatif pada
keharmonisan keluarga. Hal ini disebabkan oleh kondisi psikologis
yang belum matang, sehingga cenderung labil dan emosional. Pada
usia yang belum matang ini biasanya remaja masih kurang mampu
untuk bersosialisasi dan adaptasi, dikarenakan ego remaja yang
masih tinggi serta belum matangnya sisi kedewasaan untuk
berkeluarga sehingga banyak ditemukan kasus perceraian yang
merupakan dampak dari mudanya usia untuk menikah
(Sarwono, 2003).
22
2) Dampak Fisik
Dampak fisik dalam pernikahan dini memang sangatlah besar
baik dalam melakukan hubungan seksual ataupun dalam persalinan
Perkawinan Dini yang berlanjut menjadi kehamilan sangat
berdampak negatif pada status kesehatan reproduksinya. Proses
kehamilan yang dapat terjadi anemia yang berdampak berat badan
bayi lahir rendah, intra uteri fetal death, premature, abortus
berulang, perdarahan, untuk proses bersalin terkadang belum
matangnya alat reproduksi membuat keadaan panggul masih
sempit dan sebagainya untuk itu perlu pemantauan dan
pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap (Manuaba, 2008).
Menurut Manuba (2008), dampak fisik dari pernikahan usia
muda dapatdigolongkan menjadi 2 yaitu :
1) Dampak bagi ibu
a) Intra Uterin Fetal Death
Intra Uterin Fetal Death atau kematian janin dalam
kandungan adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda
kehidupan janin dalam kandungan. Keadaan ini sering di
jumpai pada kehamilan di bawah 20 minggu dan sesudah
20 minggu, yaitu ditandai kematian janin ibu tidak
merasakan gerakan janin, biasanya berakhir dengan
abortus.
23
b) Premature
Persalinan premature adalah suatu proses kelahiran bayi
sebelum usia kehamilan 37 minggu atau sebelum 3 minggu
dari waktu perkiraan persalinan. Resiko terjadinya
kehamilan premature, antara lain :
(1) Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun
(2) Wanita dengan gizi yang kurang atau anemia
(3) Lemahnya servik
c) Perdarahan
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan
karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi.
d) Kematian ibu
Kematian ibu saat melahirkan disebabkan oleh perdarahan
dan infeksi.
2) Dampak bagi bayi
a) Kemungkinan janin lahir belum cukup usia kehamilan atau
kurang dari 37 minggu, pada umur kehamilan tersebut
pertumbuhan janin belum sempurna.
b) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu, bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Kebanyakan
hal ini dipengaruhi oleh umur ibu saat hamil kurang dari 20
tahun dan ibu kurang gizi (Manuaba, 2008).
24
B. Kerangka Teori
Gamba 2.1. Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010), Wawan (2011) dan
Widyastuti dkk, (2009)
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Pengetahuan remaja
putri tentang risiko
pernikahan dini
Remaja putri
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Faktor lingkungan
4. Sosial Budaya
Remaja putri tentang
pernikahan dini
1. Pengertian remaja
2. Perubahan fisik
remaja
3. Perkembangan jiwa
remaja
4. Pengertian
pernikahan dini
5. Dampak pernikahan
Pengetahuan remaja
putri tentang
pernikahan dini
Baik
Cukup
Kurang
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya
bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang
terjadi di dalam suatu populasi tertentu dengan pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data dan bersifat kuantitatif.
Menurut Riduwan (2012), kuantitatif adalah data yang berwujud angka-
angka.
Penelitian yang akan digunakan ini merupakan penelitian yang
paling sederhana, karena peneliti tidak melakukan apapun terhadap objek
yang diteliti. Peneliti tidak mengubah, menambah, atau memanipulasi objek
yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis mendiskripsikan pengetahuan
remaja putri tentang risiko pernikahan dini.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk mengambil data
selama kasus berlangsung (Budiarto, 2007). Penelitian ini dilakukan di
Desa Jekawal, Tangen, Sragen.
26
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis
untuk memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2007).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jekawal, Tangen, Sragen pada
tanggal 20-27 Maret 2013.
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
remaja putri di Desa Jekawal, Tangen, Sragen sebanyak 50 orang.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2010), sampel adalah sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan
adalah semua remaja putri di Desa Jekawal, Tangen, Sragen. Apabila
subjek penelitian < 100, maka dapat diambil semua, jika populasi > 100
dapat diambil 10 – 15 % nya. Dalam penelitian ini, mengambil sampel
sebanyak 50 orang.
3. Tehnik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan
tehnik sampling jenuh . Menurut Hidayat (2007) yaitu tehnik penentuan
sampel dengan cara mengambil semua anggota populasi menjadi sample.
Cara ini dilakukan bila populasinya kecil.
27
D. Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar kuesioner. Kuesioner diartikan sebagai daftar pernyataan yang sudah
tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden hanya memberikan
tanda-tanda tertentu (Notoadmojo, 2010).
Kuesioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup mengenai pengetahuan remaja putri tentang risiko
pernikahan dini. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Responden hanya tinggal
member tanda chek (√) saja pada jawaban yang dipilih. Untuk pernyataan
favourable (+) jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.
Untuk pernyataan unfavourable (-) jawaban jawaban benar diberi nilai 0 dan
jawaban salah diberi nilai 1 (Arikunto, 2010).
Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas di desa Ngepringan, Jenar,
Sragen pada 30 orang remaja putri, dengan karakteristik yang sejenis di luar
lokasi penelitian.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat –
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2010).
Rumus kolerasi yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh person
yaitu rumus kolerasi product moment dengan angka kasar sebagai
berikut :