thermodinamika untuk tl

11
1 Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan 1 Bab I Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan Termodinamika adalah studi tentang energi yang terjadi pada proses reaksi (baik fisika maupun kimia), dan transformasi energi dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain. Dua kata yang sangat penting dalam termodinamika adalah panas dan kerja, yang berhubungan dengan bentukbentuk energi. Panas dapat melakukan (menimbulkan) kerja, dan kerja dapat menghasilkan panas. Dua hal prinsip berkenaan dengan energi (panas dan kerja) dan materi adalah sistem (adalah bagian yang terpilih untuk dipelajari) dan lingkungan (adalah semua bagian yang melingkupi sistem). Suatu batas (real atau imaginer) memisahkan sistem dari lingkungan. Suatu contoh kasus mudah untuk memahami termodinamika adalah green house effect yang terjadi di atmosfer bumi dengan keberadaan sistem energi matahari dan gasgas rumah kaca. Suatu ilustrasi hubungan antara suatu sistem dengan lingkungan dengan batas yang bisa dipelajari dengan jelas, dalam kasus ini diperankan oleh adanya gasgas rumah kaca seperti CO 2 , CH 4 ,O 2 O 3 ,H 2 O dan sebagainya, seperti pada Gambar 1.1. Gambar 1.1 Ilustrasi Greenhouse effect dan gasgas rumah kaca Ada tiga macam sistem yang berlaku dalam teori termodinamika, yaitu sistem terbuka (dapat terjadi pertukaran materi maupun energi antara sistem dan lingkungan), sistem tertutup (dapat terjadi pertukaran energi, dan tidak terjadi perubahan (pertukaran) materi), dan sistem terisolasi (tidak terjadi pertukaran keduanya, baik materi maupun energi). Satu

Upload: julius-alex-fernando-silitonga

Post on 24-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Thermodinamika Untuk TL

  1 Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

 

1  

Bab I  Thermodinamika  

untuk Teknik Lingkungan Termodinamika  adalah  studi  tentang  energi  yang  terjadi  pada  proses  reaksi  (baik 

fisika maupun kimia), dan transformasi energi dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang 

lain.  Dua  kata  yang  sangat  penting  dalam  termodinamika  adalah  panas  dan  kerja,  yang 

berhubungan  dengan  bentuk‐bentuk  energi.  Panas  dapat melakukan  (menimbulkan)  kerja, 

dan  kerja dapat menghasilkan panas. Dua hal prinsip berkenaan dengan  energi  (panas dan 

kerja) dan materi adalah sistem (adalah bagian yang terpilih untuk dipelajari) dan lingkungan 

(adalah semua bagian yang melingkupi sistem). Suatu batas (real atau imaginer) memisahkan 

sistem dari lingkungan. 

Suatu  contoh  kasus mudah  untuk memahami  termodinamika  adalah  green  house 

effect yang terjadi di atmosfer bumi dengan keberadaan sistem energi matahari dan gas‐gas 

rumah kaca. Suatu  ilustrasi hubungan antara  suatu  sistem dengan  lingkungan dengan batas 

yang bisa dipelajari dengan jelas, dalam kasus ini diperankan oleh adanya gas‐gas rumah kaca 

seperti CO2, CH4, O2‐O3, H2O dan sebagainya, seperti pada Gambar 1.1.  

 

Gambar 1.1 Ilustrasi Greenhouse effect dan gas‐gas rumah kaca 

Ada tiga macam sistem yang berlaku dalam teori termodinamika, yaitu sistem terbuka 

(dapat  terjadi  pertukaran  materi  maupun  energi  antara  sistem  dan  lingkungan),  sistem 

tertutup  (dapat  terjadi pertukaran energi, dan  tidak  terjadi perubahan  (pertukaran) materi), 

dan  sistem  terisolasi  (tidak  terjadi pertukaran keduanya, baik materi maupun energi). Satu 

Page 2: Thermodinamika Untuk TL

  1 Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

 

2  

lagi  sistem  dalam  termodinamika  adalah  sistem Adiabatik:  Tidak  ada  panas  yang  dapat dipertukarkan, tetapi suatu kerja dapat diterapkan pada sistem (yaitu PV work). Contoh sistem 

ini pengambilan dan pengeluaran panas oleh kerja alektrik ekspansi dan kompresi pada lemari 

pendingin (kulkas). 

 

Gambar 1.2 Sistem thermodinamika terbuka dan terutup  

Prinsip dasar  termodinamika antara  lain sifat‐sifat sebagai berikut:  (1) Sifat Keadaan 

Thermodinamis, yaitu Extensive (Variabel atau sifat ini tergantung pada jumlah material yang 

ada (e.g. mass or volume)) dan Intensive (Variabel atau sifat ini tidak tergantung pada jumlah 

material  (e.g. density, pressure,  and  temperature)).  (2) Proses  Ideal  Thermodinamika,  yaitu 

Irreversible –Keadaan  sistem awal tidak stabil atau metastabil dan perubahan spontan dalam 

sistem  menghasilkan  sistem  baru  dengan  energi  keadaan  akhir  yang  lebih  rendah‐  dan  

Reversible –Keadaan   sistem awal maupun akhir dalam keadaan kesetimbangan, keadaan ini 

berlangsung  secara  kontinyu  dan  kenyataannya  sulit  didapati  di  alam.  Ilustarasi  perubahan 

spontan mengikuti perubahan energi seperti pada Gambar 1.3 berikut. 

 

Gambar 1.3 Profil energi perubahan (reaksi) spontan 

Page 3: Thermodinamika Untuk TL

  1 Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

 

3  

1.1  Temperatur, Panas (Heat), dan Kerja (Work) 

Hukum  ke‐nol  Termodinamika,  dapat  dinyatakan  sebagai  berikut  :  sistem‐sistem 

dalam  kesimbangan  termal  mempunyai  temperatur  yang  sama.  Jika  dua  sistem  dalam 

kesetimbangan  termal  kemudian ada  sistem  ketiga, dan  terjadi  kesetimbangan  termal  yang 

baru antara  satu dengan  yang  lain, maka  ketiga  sistem mempunyai  temperatur  yang  sama. 

Panas adalah bentuk energi yang mengalir dari  satu benda ke benda  lain  sebagai hasil dari 

perbedaan temperatur. Jika temperatur dari sistem dijaga konstan (tetap), dT = 0, dinamakan 

dalam  keadaan  isotermal.  Dan  jika  suatu  proses  dimana  tidak  ada  transfer  panas  antara 

sistem dan lingkungannya, dq = 0, dinamakan proses adiabatis. 

Satuan  dasar  untuk  panas  adalah  kalori,  yaitu  panas  yang  dibutuhkan  untuk 

menaikkan  temperatur  1  gram  air  sebesar  1oC.  (satuan  lain  adalah  Btu  untuk menaikkan 

temperatur  1  pound  air  sebesar  1oF,  =  252  kalori).  Sangat  dimungkinkan  untuk melakukan 

kerja  sistem,  sebagai  kerja  tekanan‐volume.  Dalam  sistem  tertutup  kerja  ekivalen  dengan 

tekanan dikalikan dengan perubahan volume 

dw = P dV                         (i) 

Hukum ke‐satu Termodinamika, atau hukum konservasi energi menyatakan bahwa 

energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, secara matematis 

ΔE  = q – w              (ii) 

dimana, ΔE  adalah perubahan dalam energi internal dari sistem, dengan panas yang mengalir 

ke dalam sistem sebesar q, dan kerja oleh sistem adalah w. Nilai q positif  jika panas diserap 

oleh sistem dan sebaliknya, dan w positif jika sistem melakukan kerja untuk lingkungan. 

Dalam pengertian termodinamika, maka suatu sistem reaksi dapat dijalankan dengan 

empat macam cara yaitu  isobarik,  isokhorik atau  isometrik,  isotermal dan adiabatis.  Isobarik 

jika  reaksi  dijalankan  pada  suatu  sistem  yang  dijaga  tekanan  tetapnya,  sehingga  sistem  ini 

memberikan perubahan volume.  Isokhprik atau  isometrik  jika  sistem  reaksi dijalankan pada 

reaktor  dengan  volume  tertentu  dan  tetap.  Isotermal  jika  reaksi  dibuat  sedemikian  rupa 

sehingga suhu reaktor terjaga selalu sama mulai awal hingga akhir. Dan adiabatis  jika dalam 

sistem reaksi tidak ada transfer panas antara sistem dan lingkungan. 

Dalam sistem kimia, jika volume sistem selalu konstan maka kerja ekspansi adalah nol 

ΔE   = qv ( V=konstan)            (iii) 

Sebagian  besar  sistem  kimia  yang  ditangani,  dalam  teknik  lingkungan,  terbuka  ke  atmosfer 

sehingga  lebih  memungkinkan  bekerja  pada  tekanan  yang  relatif  konstan  daripada  pada 

volume konstan. Pada sistem seperti ini, entalphy (panas/energi pada tekanan konstan), lebih 

berperan, dimana : 

Page 4: Thermodinamika Untuk TL

  1 Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

 

4  

H = E + PV               (iv) 

Jika  diasumsikan  dalam  reaksi  kimia  tekanan  dan  temperatur  konstan,  perubahan  energi 

internal sistem menjadi  

ΔE  = E2 – E1 = qp – w = qp – PdV = qp – P(V2 – V1)     (v) 

dimana qp adalah panas yang diserap pada tekanan tetap (konstan), dengan penataan ulang 

secara matematis didapatkan :

(E2 + PV2) – (E1 + PV1) = qp = H2 – H1        (vi) 

ΔH = qp ( T, P = konstan)          (vii) 

Hukum ke‐dua Termodinamika menyatakan secara teori bahwa semua proses di alam 

cenderung terjadi hanya dengan peningkatan enthropy (derajat ketidakteraturan) dan bahwa 

arah perubahan selalu menuju ke enthrophy yang lebih tinggi. Konsep enthropy merujuk pada 

kriteria ke‐spontan‐an perubahan kimia atau  fisika, dan arah dari  transformasi energi, yang 

didefinisikan sebagai : 

S = k ln Ω              (viii) 

Dimana  k  adalah  konstanta  Boltzmann  dan  Ω  adalah  probabilitas  termodinamik 

derajat kebebasan. Pada umumnya enthropy juga didefinisikan sebagai 

dS = dqrev / T               (ix) 

untuk perubahan yang spontan, selalu diperoleh nilai dS positif. Perhitungan entropi 

dapat membantu kita untuk menentukan apakah transformasi fisika atau kimia dapat terjadi. 

Jika  S  >  0  perubahan  akan  terjadi  spontan,  S  <  0  perubahan  akan  terjadi  spontan  ke  arah 

sebaliknya, dan  jika S = 0 sistem dalam kesetimbangan. Jika hukum pertama mengisyaratkan 

bahwa  energi  alam  raya  ini  konstan,  maka  hukum  kedua  mengindikasikan  bahwa  energi 

mempunyai  kualitas/bentuk  yang  berbeda‐beda  dan  entropi  alam  raya  menuju  kearah 

maximum.  Dengan  makin  meningkatnya  entropi  maka  sistem  akan  menuju  kearah  grade 

energi  yang  lebih  rendah  (terpecah‐pecah hal  ini  karena energi  tidak dapat diciptakan atau 

dimusnahkan) dalam derajat ketidak teraturan yang tinggi antar anggota sistem yang bersifat 

irreversibel, sehingga sistem akan menuju pada krisis energi, atau polusi entropi. 

Energi bebas. Dalam sistem alam entropi alam adalah 

ΔSuniverse =   ΔSsistem +   ΔSlingkungan          (x) 

= ΔSsistem  +  Tqlingkungan

 > 0          (xi) 

 karena,                 ΔΗ = qsistem =  ‐q lingkungan                                                  (xii) 

 

Page 5: Thermodinamika Untuk TL

  1 Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

 

5  

ΔSuniverse   = ΔSsistem ‐   T

H sistemΔ> 0        (xiii) 

dengan mengalikan –T pada persamaan, didapat 

0≤Δ=Δ−Δ=Δ− sistemsistemsistemuniverse GSTHST     (xiv) 

ΔGsistem  didefinisikan  oleh  persamaan  (xiv)  dan  dikenal  sebagai  perubahan  energi 

bebas Gibbs dari sistem. Sehingga jika ΔG < 0, reaksi akan berlangsung spontan; dan jika ΔG = 

0  sistem  berada  dalam  kesetimbangan.  Dengan  persamaan  (iv)  dan  (xiv),  dapat  diperoleh 

persamaan energi bebas gibbs dalam bentuk :  

ΔG = ΔH  + PΔV ‐ TΔS            (xv) 

dan dengan persamaan (ii) diperoleh 

ΔG = q – w   + PΔV ‐ TΔS          (xvi) 

Jika  sistem  hampir  reversibel,  q  menjadi  qrev  dan  w  menjadi  wmax    dan  kualitas 

maximum kerja dapat didapat dengan  

ΔG = qrev – wmax   + PΔV ‐ qrev          (xvii) 

dan           ‐ ΔG = wmax   ‐ PΔV                             (xviii) 

Hukum  ke‐tiga  termodinamika.  Pada  kajian  entropi  sifat  keteraturan  kristal  akan 

makin  bagus  jika  suhu  sistem  diturnkan.  Dalam  perhitungan  kristal  akan  berada  dalam 

keadaan  sangat  teratur  dan  fix  jika  suhu mendekati  nol  absolut  (0  K),  dan  pada  suhu  0  K 

entropi  sistem  nol  dan  bahkan  elektron  dalam  atom  akan  berada  pada  tempat  yang  fix 

(elektron akan berhenti berputar). Secara prinsip tidak mungkin dapat dicapai temperatur nol 

absolut  di  sistem  alam  dan  tidak mungkin  pula  didapatkan  efesiensi  proses  (mesin  carnot) 

yang mencapai 100 %. Siklus Carnot sampai saat  ini dipercaya sebagai siklus  termodinamika 

yang paling efisien untuk operasi panas mesin, merupakan siklus reversibel yang terdiri atas 2 

isotermal dan 2 adiabatis. Efisiensi Carnot dinyatakan:  

                                                                                         (xix) 

                                 

 

1.2 Sifat‐sifat Termodinamika 

Sistem  termodinamika mungkin  terdiri atas  satu atau beberapa bagian yang disebut 

fasa.  Satu  fasa  zat  harus  bersifat  homogen  baik  secara  fisik  maupun  kimia.  Sifat‐sifat 

termodinamika  system  dibagi  dalam  dua  jenis  yaitu  sifat  extensive,  yang  tergantung  pada 

jumlah  substansi  yang  ada  seperti  massa‐volume‐dan  energi,  dan  sifat  intensive,  yang 

memiliki  harga  tidak  tergantuing  dari  jumlah  substansi  seperti  tekanan‐temperatur‐volume 

1 1 100%c cC

h h

Q TeQ T

= − = − <

Page 6: Thermodinamika Untuk TL

  1 Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

 

6  

molar‐potensial kimia. Beberapa fungsi termodinamika  dapat diturunkan  dari beberapa kode 

kalimat berikut : 

The Gibbs Potensial Has Shown Endless Valuable Applications atau, 

T=  temperatur  ,  G=energi  bebas  Gibbs,  P=  tekanan,  H=  entalpi,  S=entropi,  E=energi,  V= 

volume dan A=luas area kerja 

 Beberapa prinsip formula aplikasi dalam termodinamika : 

SdTPdVdATdSVdPdHSdTVdPdG

TdSPdVdE

−−=+=−=+−=

 

 

Expressi kerja termodinamik, dw pada sistem 

 

Ekspansi  Tekanan, P      Volume,V      ‐PdV 

Listrik    Potensial, E      Muatan, de      ‐Ede 

Gravitasi  Gaya, mg      Tinggi, dh      mg dh 

Kimia    Potensial kimia,μ    mol, dn                 μ dn 

Permukaan   Gaya antar muka,γ    Luas area, dA      γ dA 

                                  

                                     +  T                  G      P – 

 

                  A                         H  

 

             + V      E      S – 

 

PVE

S

−=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛∂∂

       TSE

V

=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛∂∂

    SPG

P

−=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛∂∂

 , dan seterusnya    (xx) 

Type    Sifat Intensif      Variasi Extensif    Expressi 

Page 7: Thermodinamika Untuk TL

  1 Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

 

7  

Perubahan  energi  yang  berhubungan  dengan  reaksi  kimia  sangat  penting  diketahui  dalam 

teknik  lingkungan, karena beberapa  sistem  terutama dalam pengolahan air  limbah,  sampah 

dan bidang‐bidang lainnya. 

Panas  spesifik  (C)  adalah  panas  yang  dibutuhkan  untuk meningkatkan  suhu  suatu 

material atau bahan dengan berat 1 gram, sebesar 1 kelvin.  

C = q/(m x ΔT)            (xxi) 

dimana : 

C  : panas spesifik (kal/mol K atau J/mol  K) atau kal/gram K q  : panas (kalori, joule). m  : berat dalam gram atau dalam mol ΔT  : perubahan suhu yang terjadi selama proses dalam kelvin 

Dalam  ilmu  lingkungan  pengetahuan  panas  sangat  penting,  baik  pemanasan  itu 

sendiri, evaporasi, pengeringan, panas yang digunakan untuk melebur banyak dimanfaatkan 

dalam pengolahan sampah, reaksi sistem lingkungan industri dan sebagainya. 

   Dalam sistem kimia energi dapat diartikan interaksi dari tiga hal yaitu : 

Kerja yang dilakukan sistem. 

Aliran panas dalam sistem. 

Energi yang disimpan dalam sistem. 

ΔE = q – w            (xxii) 

dimana : 

ΔE  : perubahan energi dalam sistem. 

q  : aliran panas dalam sistem. 

w  : kerja yang dilakukan. 

Pada suhu dan tekanan konstan perubahan entalpi sama dengan panas yang diserap 

oleh suatu sistem. Perubahan kimia dalam entalphi bisa bernilai positif bisa negatif. Bila nilai + 

maka proses menyerap panas dinamakan  sistem endotermik,  sedangkan bila – melepaskan 

panas sistem eksotermik.  

Standard untuk perhitungan entalpi biasanya dilakukan pada  tekanan 1 atm dengan 

suhu 25oC  (298 K),  karena  itu untuk  standard entalpi dilambangkan dengan  : ΔHo298  satuan 

dalam  kcal/mol.  Gross  heat  :  adalah  panas  yang  terbentuk  jika  uap  air  dari  pembakaran 

dikondensasikan menjadi air. Net heat  : adalah panas yang tercipta  jika air berubah menjadi 

uap. 

Entropi merupakan kriteria yang  sangat umum dan  sukar untuk menentukan proses 

berlangsung  secara  spontan  atau  tidak.  Karena  itu  ada  tambahan  fungsi  untuk mengukur 

Page 8: Thermodinamika Untuk TL

  1 Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

 

8  

spontan  tidaknya  suatu  rekasi  adalah  Energi  bebas.  Energi  bebas  adalah  energi  yang 

ditentukan oleh entalphi dan entropi dalam suatu rekasi sehingga dapat diketahui reaksi mana 

yang berlangsung secara spontan.  

G = H – T . S 

Pada temperatur dan tekanan konstan perubahan energi bebas akan mengikuti : 

ΔG = ΔH – T .ΔS 

Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bah perubahan energi bebas sama dengan kerja 

berguna maksimal yang dapat diperoleh sistem bila perubahan dilakukan secara reversible. 

ΔG standard pada tekanan dan suhu konstan dinyatakan dengan : ΔGo298 satuan dalam 

kcal/mole. Dalam persamaan reaksi kimia: 

aA + bB     cC + dD  

maka : 

ΔG = ΔGo + RT ln ({C}c{D}d)/({A}a{B}b) 

dimana :  ΔG  : perubahan energi bebas reaksi sataun kalori. ΔGo   : standard perubahan energi bebas satuan dalam kalori. R  : konstanta gas = 1.99 cal/deg‐mol. T  : suhu absolute dalam oK. 

Jika rekasi di atas mengalami keseimbangan maka ΔG = 0, dan persamaan akan menjadi : 

ΔGo   = ‐ RT ln ({C}c{D}d)/({A}a{B}b) 

= ‐ RT ln K 

Bila   nilai dari ΔG negatif berarti proses berlansung secara spontan, bila positif tidak spontan 

dan bila = 0 proses dalam keadaan setimbang. 

1.3 Sifat Larutan 

TEKANAN UAP PADA ZAT CAIR 

Zat  cair  tidak  mempunyai  bentuk  tetap  dan  molekulnya  bergerak  bebas  tapi 

volumenya tetap. Di alam dalam sistem terbuka kebanyakan partikel tidak akan kembali dan 

zat cair dikatakan menguap. Dalam sistem tertutup bagaimanapun juga partikel akan kembali 

ke dalam phase cair ke konsentrasinya pada phase gas. 

Tekanan uap pada semua zat cair bertambah dengan bertambahnya suhu. Persamaan 

untuk menghitung tekanan uap adalah Formula Rankine : 

Log P = [A/T] + B log T + C 

dimana : P    : tekanan uap T    : suhu A, B dan C   : konstanta 

Page 9: Thermodinamika Untuk TL

  1 Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

 

9  

Pada  saat  zat  cair  dipanaskan,  tekanan  uap  dari  zat  cair  akan  naik  dan  setelah 

mencapai 1 atm, maka cairan akan mulai mendidih. Temperatur pada saat tekanan air sama 

dengan 1 atm disebut titik didih normal. Pada tekanan rendah, zat cair dapat mendidih pada 

temperatur yang  jauh  lebih rendah daripada titik didih normalnya. Penggunaan tekanan uap 

pada  teknik  lingkungan  terutama  dalam  proses  wet  oxidation  untuk  pembakaran  organic 

sludge.  

Hukum Tekanan parsial dinyatakan dengan hukum Dalton untuk gas  ideal, diberikan 

sebagai berikut: 

Pa   = Ya P  

dimana: 

Ya   = fraksi mol komponen a dalam campuran gas, dan P  = Tekanan total sistem gas dalam campuran 

Dan  hukum  Amagat  menyatakan  volume  komponen  gas  dalam  sistem  campuran  akan 

sebanding dengan prosentase kadar gas tersebut dalam campuran. 

Suatu contoh, jika dalam sistem tertutup 10 ft 3 campuran gas dengan tekanan total 2 

atm berisi 30% CO2, 5% CO, 5% H2O, 50% N2, and 10% O2, dalam perbandingan volume. Maka 

secara sederhana keadaan campuran ini bisa dihitung sebagai berikut: 

Tekanan parsial CO2 = 0.30(2) = 0.60 atm Tekanan Parsial CO = 0.05(2) = 0.10 atm Tekanan Parsial H2O = 0.05(2) = 0.10 atm Tekanan Parsial N2 =0.50(2) = 1.00 atm Tekanan Parsial O2 =0.10(2) = 0.20 atm Tekanan Total (P) =2.00 atm

 

VolumeCO2 = 0.30(10) = 3.00 ft3 Volume CO = 0.05(10) = 0.50 ft3 Volume H2O = 0.05(10) = 0.50 ft3 Volume N2 =0.50(10) = 5.00 ft3 Volume O2 =0.10(10)= 1.00ft3 Volume total = 10.00 ft3

  

HUKUM GAS IDEAL 

Suatu gas ideal adalah gas imaginer yang digambarkan secara sederhana oleh hukum 

Boyle, hukum Charels dan hukum gas  ideal. Tidak ada gas nyata yang memenuhi hukum gas 

ideal secara tepat, meskipun gas‐gas yang sangat encer pada kondisi ambient mendekati sifat 

asumsi ini. Seluruh perhitungan terhadap gas akan mendapati deviasi yang nyata dari hukum 

gas  ideal,  namun  demikian  hukum  gas  ideal  ini  digunakan  untuk  pendekatan  perhitungan 

teknis  karena memberikan  gambaran  hasil  yang  cukup memadai.  Hukum  gas  ideal  secara 

sederhana dinyatakan: 

PV = nRT  dimana,    P = tekanan absolut sistem gas 

V = volume T = absolute temperature n = jumlah mol gas R =konstanta hukum gas ideal 

Page 10: Thermodinamika Untuk TL

  1 Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

 

10  

Nilai konstanta gas dapat digunakan yang sesuai antara lain sebagai berikut:  

R = 10.73 psia • ft3/(lbmol • 0R) = 1545psfa‐ft3/(lbmol‐°R) = 0.73 atm • ftVObmol • 0R)  

= 555 mm Hg • ft3/(lbmol • 0R) = 82.06 atm • cm3/(gmol • K) = 8.314kPa • m3/(kgmol • K)  

= 1.986cal/(gmolK) = 1.986 Btu/(lbmol‐ 0R) 

Densitas gas menggunakan cara pendekatan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus ρ = 

P(MW)/RT; dengan MW untuk gas ambient (udara ambient) diasumsikan rata‐rata 29 g/mol 

 

TEGANGAN MUKA ZAT CAIR 

Tegangan permukaan zat cair : gaya yang bekerja pada permukaan cairan sepanjang 1 

cm, sejajar dengan permukaan cairan. 

Tegangan permukaan ditetapkan melalui kenaikan kapiler, dimana : 

γ = 0.5 h d g r. 

γ  : tegangan permukaan (dyne/cm). h  : tinggi cairan  d  : rapat cairan. g  : percepatan gravitasi. r  : jari‐jari kapiler. 

Tegangan  permukaan  zat  cair  biasanya  dihitung  dengan  Du  Nuoy  Tensiometer. 

Tegangan muka  zat  cair  dipengaruhi  beberapa  faktor  antara  lain  jenis  cairan,  temperatur 

dimana  bila  temperatur makin  tinggi maka    γ makin  turun.  Selain  itu  adanya  zat  lain  juga 

berpengaruh  terhadap  γ  dimana  zat  seperti  sabun,  alkohol  atau  asam  (Surfactant)  dapat 

menurunkan tegangan permukaan zat cair. 

Hukum  Poiseuille's  : Apabila  zat  cair melalui  tabung  kapiler  biasanya  berhubungan 

erat dengan viskositas zat cair dan hukum Poiseuille's. Viskositas adalah   gaya  tahan  lapisan 

zat cair dengan lapisan lainnya. Viskositas dapat menyatakan kecepatan aliran zat cair.  

V = (π P r4/ 8 μ l) 

dimana : 

P  : tekanan. r  : radius kapiler. μ : viskositas cairan. l  : panjang kapiler. 

Pengetahuan  mengenai  hukum  Poiseuille's  sangat  penting  untuk  membantu 

menjelaskan bagaimana mekanisme proses filtrasi. 

OSMOSIS 

Osmosis  adalah  proses  perpindahan  suatu  larutam  melalui  membran  yang 

impermiable dari larutan dengan konsentrasi yang rendah atau lebih encer menuju ke larutan 

Page 11: Thermodinamika Untuk TL

  1 Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

 

11  

konsentrasi lebih tinggi yang lebih pekat. Peristiwa osmosis ini adapat dilihat dari lewatnya air 

garam melalui selaput semipermiable. Persamaan dari tekanan osmosa adalah : 

π = ((R.T) /(Va)) x ln (Pa0/Pa) 

dimana : 

π  : tekanan osmotik (atm) R  : 0.082 dalam 1 am/mol T  : suhu (kelvin) Pa0/Pa   : tekanan uap larutan pada konsentrasi encer atau pekat. Va   : volume larutan per mol (0.018 liter untuk air). 

Hukum Raoult, menyatakan bahwa bila dari larutan encer menuju larutan pekat maka 

dapat dinyatakan : 

π = c RT 

dimana c adalah konsentrasi partikel‐partikel yang terdapat dalam larutan (molar). 

Pengetahuan  tentang  osmosis  ini  sangat  penting  untuk  proses  demineralisasi  yaitu 

untuk  penyediaan  air  bersih  bagi  penduduk  terutama  di  daerah  yag  sebagian  besar 

menggunakan air payau  sebagai  sumber air utama. Proses  tersebut adalah  reverse osmosis, 

pemanfaatan  teknologi membran  dalam  proses  pengolahan  air  bersih. Membran  bertindak 

hampir  sama dengan  filter untuk menahan partikel‐partikel  yang  tidak diinginkan dalam  air 

bersih.