tasyaalifasite.files.wordpress.com · web viewsiklus thermodinamika. makalah. disusun untuk...
TRANSCRIPT
SIKLUS THERMODINAMIKA
Makalah
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Thermodinamika
yang diampu oleh Drs Saeful Karim, M.Si
Oleh
Tasya Fitria Alifa (1300614 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
A. MESIN PEMBAKAR
1.1 SIKLUS CARNOT
Pada saat belajar termodinamika kalian akan menemui gabungan proses-proses yang
akan kembali ke keadaan semula atau siklus yang dinamakan siklus Carnot. Siklus Carnot
inilah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat mesin carnot. Siklus Carnot
terdiri atas empat proses yaitu 2 proses adiabatis
dan 2 proses isotermis lihat Gambar berikut.
AB dan CD adalah proses isotermis.
Sedangkan BC dan DA adalah proses adiabatis.
Pada proses AB proses menyerap kalor Q1 dan
saat proses CD melepas kalor sisa Q2. Selama
siklus terjadi dapat menghasilkan usaha.
Dan berlaku hubungan seperti persamaan
berikut.
atau
1.2 Mesin Kalor
Dari siklus Carnot diatas untuk kemudian dapat dibuat suatu mesin yang dapat
memanfaatkan suatu aliran kalor secara spontan sehingga dinamakan mesin kalor. Perhatikan
mesin kalor pada Gambar berikut.
Sesuai dengan siklus carnot maka dapat
dijelaskan prinsip kerja mesin kalor. Mesin kalor
menyerap kalor dari reservois bersuhu tinggi T1
sebesar Q1. Mesin menghasilkan kerja sebesar W
dan membuang sisa kalornya ke reservois bersuhu
rendah T2 sebesar Q2. Hubungan Q1, W dan Q2
sesuai persamaan
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa tidak
ada sebuah mesin yang memanfaatkan semua kalor yang diserap Q1 untuk melakukan kerja
W. Pasti selalu ada yang terbuang. Artinya setiap mesin kalor selalu memiliki efisiensi. Efi-
siensi mesin kalor ini didenisikan sebagai berikut.
%
Jika disubstitusikan nilai W dari persamaan dapat diperoleh persamaan
berikut.
%
%
1.3 Efisiensi Maksimum
Siklus Carnot merupakan model mesin kalor yang ideal. Apakah sifat-sifatnya? Pada
mesin ideal ini kalornya sebanding dengan suhu.
Dari hubungan tersebut dapat ditentukan efisiensi mesin ideal, yang berarti efisiensi
itu merupakan efisiensi maksimum. Efisiensi maksimum dari mesin carnot tersebut sebagai
berikut.
%
2.1 SIKLUS DIESEL (Tekanan Tetap)
Siklus diesel adalah siklus teoritis untuk compression-ignition engine atau mesin
diesel. Perbedaan antara siklus diesel dan Otto adalah penambahan panas pada tekanan
tetap. Karena alasan ini siklus Diesel kadang disebut siklus tekanan tetap. Dalam diagram
P-v, siklus diesel dapat digambarkan seperti berikut:
Gambar 2.1 Siklus Diesel Diagram P-v [Ref.7]
Proses dari siklus tersebut yaitu:
6-1 = Langkah Hisap pada P = c (isobarik)
1-2 = Langkah Kompresi, P bertambah, Q = c (isentropik / reversibel adiabatik)
2-3 = Pembakaran, pada tekanan tetap (isobarik)
3-4 = Langkah Kerja P bertambah, V = c (isentropik / reversibel adiabatik)
4-5 = Pengeluaran Kalor sisa pada V = c (isokhorik)
5-6 = Langkah Buang pada P = c
Motor diesel empat langkah bekerja bila melakukan empat kali gerakan (dua kali
putaran engkol) menghasilkan satu kali kerja. Secara skematis prinsip kerja motor diesel
empat langkah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Langkah hisap
Pada langkah ini katup masuk membuka dan katup buang tertutup. Udara mengalir ke
dalam silinder.
2. Langkah kompresi
Pada langkah ini kedua katup menutup, piston bergerak dari titik TBM ke TMA
menekan udara yang ada dalam silinder. 5ᵒ setelah mencapai TMA, bahan bakar
diinjeksikan.
3. Langkah ekspansi
Karena injeksi bahan bakar kedalam silinder yang bertemperatur tinggi, bahan bakar
terbakar dan berekspansi menekan piston untuk melakukan kerja sampai piston
mencapai TMB. Kedua katup tertutup pada langkah ini.
4. Langkah buang
Ketika piston hampir mencapai TMB, katub buang terbuka, katub masuk tetap
tertutup. Ketika piston bergerak menuju TMA sisa pembakaran terbuang keluar ruang
bakar. Akhir langkah ini adalah ketika piston mencapai TMA. Siklus kemudian
berulang lagi [Ref.3].
Gambar 2.2 Siklus Motor Diesel 4 langkah [Ref.6]
2.2 Siklus Aktual Motor Diesel`
Dalam siklus diesel, kerugian-kerugian lebih rendah daripada yang terjadi pada siklus
otto. Kerugian utama adalah karena pembakaran tidak sempurna dan penyebab utama
perbedaan antara siklus teoritis dan siklus mesin diesel. Dalam siklus teoritis pembakaran
diharapkan selesai pada akhir pembakaran tekanan tetap, tetapi aktualnya after burning
berlanjut sampai setengah langkah ekspansi. Perbandingan efisiensi antara siklus aktual
dan teoritis adalah sekitar 0,85.
Gambar 2.3 Siklus Aktual Motor Diesel 4 Langkah [Ref.4]
2.3 Mesin Diesel
Salah satu penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang
menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau yang mengubah energi
termal menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses
pembakaran, proses fisi bahan bakar nuklir atau proses-proses yang lain. Ditinjau dari
cara memperoleh energi termal ini, mesin kalor dibagi menjadi dua golongan yaitu mesin
pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam.
Pada mesin pembakaran luar proses pembakaran terjadi di luar mesin dimana energi
termal dari gas hasil pembakaran dipindah ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding
pemisah. Sedangkan pada mesin pembakaran dalam atau dikenal dengan motor bakar,
proses pembakaran terjadi di dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran
yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Motor diesel disebut juga motor
bakar atau mesin pembakaran dalam karena pengubahan tenaga kimia bahan bakar
menjadi tenaga mekanik dilaksanakan di dalam mesin itu sendiri.
Di dalam motor diesel terdapat torak yang mempergunakan beberapa silinder yang di
dalamnya terdapat torak yang bergerak bolak-balik (translasi). Di dalam silinder itu
terjadi pembakaran antara bahan bakar solar dengan oksigen yang berasal dari udara. Gas
yang dihasilkan oleh proses pembakaran mampu menggerakkan torak yang dihubungkan
dengan poros engkol oleh batang penggerak. Gerak tranlasi yang terjadi pada torak
menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya gerak rotasi tersebut
mengakibatkan gerak bolak-balik torak [Ref.3]. Konsep pembakaran pada motor diesel
adalah melalui proses penyalaan kompresi udara pada tekanan tinggi. Pembakaran ini
dapat terjadi karena udara dikompresi pada ruangan dengan perbandingan kompresi jauh
lebih besar daripada motor bensin (7-12), yaitu antara (14-22). akibatnya udara akan
mempunyai tekanan dan temperatur melebihi suhu dan tekanan penyalaan bahan bakar.
Hal ini berbeda untuk percikan pengapian mesin seperti mesin bensin yang
menggunakan busi untuk menyalakan campuran bahan bakar udara. Mesin dan siklus
termodinamika keduanya dikembangkan oleh Rudolph Diesel pada tahun 1892.
3. 1 SIKLUS ATKINSON
Sebelum lebih dalam, kita harus tahu dulu dasar dari mesin 4 langkah. Secara umum, piston
di dalam mesin 4 langkah itu naik dan turun sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah ketika piston turun sambil mengisap bahan bakar dan udara.
2. Langkah kedua, piston naik ke atas sambil menekan campuran udara bahan bakar tersebut
hasilnya tekanan makin tinggi, campuran makin padat dan siap dibakar oleh percikan api
busi.
3. Langkah ketiga terjadi setelah busi memercikkan apinya. Ledakan keras yang terjadi
mendorong piston ke bawah. Inilah yang Anda rasakan sebagai tenaga mesin.
4.Setelah itu piston kembali bergerak ke atas. Kali ini untuk mendorong sisa pembakaran
keluar ke knalpot.
Nah, di mesin 4 langkah normal, jarak gerak piston di setiap langkah tersebut selalu sama.
Lantas satu pembakaran terjadi tiap kruk as berputar dua kali.
Sedangkan di siklus Atkinson, setang piston tak terhubung langsung dengan kruk as.
Di antaranya terdapat sambungan mekanikal yang didesain untuk membuat piston bergerak 2
kali lebih cepat sehingga pembakaran terjadi tiap 1 kali putaran. Sepintas mirip 2 langkah,
Namun siklus pembakaran yang terjadi tetap 4 langkah. Bukan hanya itu, sambungan di kruk
as memungkinkan perbedaan gerakan piston di tiap langkah. Alhasil ketika langkah isap dan
kompresi piston bergerak lebih pendek, sedangkan ketika langkah usaha dan buang ia
bergerak lebih panjang. Ini membuat konsumsi BBM seperti mesin lebih kecil, lantas energi
yang dihasilkan bisa tetap diberikan secara efisien untuk gerakan piston ke bawah.
Kelemahannya, mesin ini memiliki rentang tenaga maksimum sempit. Sehingga
fleksibilitasnya kurang baik, kecuali dipadu dengan transmisi CVT serta tenaga dari motor
listrik. Persis seperti yang terjadi di mobil hybrid.
Lexus RC F menghindari mengecilkan kapasitas mesin dan menambahkan turbo
4.1 SIKLUS STIRLING
Siklus Stirling terdiri atas empat tahap termodinamika antara lain;
1. Poin 1-2, Perluasan Isotermal.
Udara berekspansi secara isotermal, pada temperatur konstan T1 dari v1 ke v2. Kalor
yang diberikan sumber eksternal diserap selama proses.
Kerja yang dilakukan selama proses 1-2 :
2. Poin 2-3, Isokhorik.
Udara lewat melalui regenerator dan didinginkan pada volume konstan ke temperatur
T3. Pada proses ini kalor dibuang ke generator.
Kerja ygang dilakukan selama proses 2-3 :
3. Poin 3-4, Kompresi Isotermal.
Udara dikompresi secara isotermal di dalam tabung dari V3 ke V4. Lagi kalor dibuang
oleh udara.
Kerja yang dilakukan selama proses 3-4 :
4. Poin 4-1, Isokhorik.
Udara dipanaskan pada volume konstan ke temperatur T1 dengan melewatkan udara
ke regenerator dalam arah yang berlawanan dengan proses 2-3. Pada proses ini kalor
diserap oleh udara dari regenerator.
Kerja yang dilakukan selama proses 4-1 :
Sehingga kerja total system adalah :
4.2 Mesin Stirling
Mesin Stirling didefinisikan sebagai mesin regenerasi udara panas siklus
tertutup. Dalam konteks ini, siklus tertutup berarti bahwa fluida kerjanya secara
permanen terkurung di dalam system. Mesin stirling adalah mesin kalor yang unik
karena efisiensi teoretisnya mendekati efisiensi teoretis maksimum, yang lebih
dikenal dengan efisiensi mesin carnot. Mesin stirling ditemukan tahun 1816 oleh
Robert Stirling (1790-1878). Saat itu disebut mesin udara dengan model mesin
pembakaran luar siklus tertutup.
Mesin stirling bekerja karena adanya ekspansi gas ketika dipanaskan dan
diikuti kompresi gas ketika didinginkan. Mesin itu berisi sejumlah gas yang
dipindahkan antara sisi dingin dan panas terus-menerus. Perpindahan gas ini
dimungkinkan karena adanya piston displacer yang memindahkan gas antara dua sisi
dan piston power mengubah volume internal karena ekspansi dan kontraksi gas.
Piston yang berpindah disebut sebagai regenerator yang dapat membangkitkan
kembali udara.
Prinsip kerja mesin stirling adalah memanfaatkan adanya perubahan tekanan
dan volume pada gas dalam system tertutup. Gas pada sisitem dikontakan pada
reservoir panas sehingga system menyerap panas. Panas yang dihasilkan disimpan di
dalam sebuah regenerator. Akibat adanya panas ini menyebabkan volume gas
bertambah. Karena system dalam keadaan tertutup maka tidak ada gas yang keluar
sehingga pertambahan volume gas karena pemanasan menimbulkan perubahan
tekanan yang cukup besar. Tekanan yang dihasilkan ini kemudian digunakan untuk
menggerakan piston. Sementara itu gas penggerak menyusup ke ruangan yang dingin,
dengan melepas panas pada saat bersamaan. Karena penurunan suhu ini volume gas
berkurang dan sisitem menerima kerja kompresi yang menyebabkan volume gas
kembali ke keadaan awal. Keadan tersebut terjadi berulang secara periodik sehingga
terjadi gerakan piston yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan
menghubungkannya ke turbin.
B. MESIN PENDINGIN
1.1 Siklus Refrigasi
Penjelasan Siklus Refrigerasi:
A-B : Un-useful superheat (kenaikan temperatur yg menambah beban kompresor) Sebisa
mungkin dihindari kontak langsung antara pipa dan udara sekitarnya dgn cara menginsulasi
pipa suction.
B-C : proses kompresi (gas refrigerant bertekanan dan temperatur rendah dinaikkan
tekanannya sehingga temperaturnya lebih tinggi dari media pendingin di kondenser. Pada
proses kompresi ini refrigerant mengalami superheat yg sangat tinggi.
C-D : Proses de-superheating (temperatur refrigerant mengalami pemurunan, tetapi tdk
mengalami perubahan wujud, refrigerant masih dalam bentuk gas)
D-E : Proses kondensasi (terjadi perubahan wujud refrigerant dari gas menjadi cair tanpa
merubah temperaturnya.
E-F : Proses sub-cooling di kondenser ( refrigerant yg sudah dalam bentuk cair masih
membuang kalor ke udara sekitar sehingga mengalami penurunan temperatur). Sangat
berguna untuk memastikan refrigerant dalam keadaan cair sempurna.
F-G : Proses sub-cooling di pipa liquid (Refrigerant cair masih mengalami penurunan
temperatur karena temperaturnya masih diatas temperatur udara sekitar). Pipa liquid line tdk
diinsulasi, agar terjadi perpindahan kalor ke udara, tujuannya untuk menambah kapasitas
refrigerasi. (Note: dalam beberapa kasus ..pipa liquid harus diinsulasi…nanti dijelaskan
dalam pembahasan khusus)
G-H : Proses ekspansi/penurunan tekanan (Refrigerant dalam bentuk cair diturunkan
tekanannya sehingga temperatur saturasinya berada dibawah temperatur ruangan yg
didinginkan, tujuannya agar refrigerant cair mudah menguap di evaporator dgn cara
menyerap kalor dari udara yg dilewatkan ke evaporator)
Terjadi perubahan wujud refrigerant dari cair menjadi bubble gas sekitar 23% karena
penurunan tekanan ini. Jadi refrigerant yg keluar dari katup ekspansi / masuk ke Evaporator
dalam bentuk campuran sekitar 77% cairan dan 23% bubble gas.
H-I : Proses evaporasi (refrigerant yg bertemperatur rendah menyerap kalor dari udara yg
dilewatkan ke evaporator. Terjadi perubahan wujud refrigerant dari cair menjadi gas. Terjadi
juga penurunan temperatur udara keluar dari evaporator karena kalor dari udara diserap oleh
refrigerant)
I-A : Proses superheat di evaporator: Gas refrigerant bertemperatur rendah masih menyerap
kalor dari udara karena temperaturnya yg masih dibawah temperatur udara. Temperatur
refrigerant mengalami kenaikan). Superheat ini bergua untuk memastikan refrigerant dalam
bentuk gas sempurna sebelum masuk ke Kompresor.
1.2 Mesin Refrigasi
Model mesin pendingin sistem 2 evaporator (multistage)
Komponen pada refrigerator multistage (2 evaporator)
1. Kompressor 9. Capilary tube
2. Kondensor 10. Evaporator I
3. Liquid receiver 11. EVR
4. Filter Drier 12. Thermostat I
5. Sight glass 13. Thermostat II
6. Solenoid valve 14. Pressure Gauge
7. TXV 15. Manual Valve
8. Evaporator II
9. Capilary tube
Komponen utamanya adalah kompressor, kondensor, kapiler (sebagai “throttling device”)
dan evaporator.
Catatan : Sebelum mengisi refrigerant, sistem harus di vakum terlebih dahulu agar tidak ada
gas yang non kondensibel.
Referensi :
- AutoBild.2015.[online] tersedia di : http://autobild/mesinn-otto.html. [diakses: 19
april 2015]
- Hartomo.Unnu.2014.[online] tersedia di : http://unnuhartomo/mesin-atkinson-otto-
diesel.blogspot.com. [diakses: 20 april 2015]
- Wikipedia.2014.[online] tersedia di : http://wikipedia/mesin-carnot.com/. [diakses: 20
aprol 2015]
- Pane.Ali.Advance Learning Program. Modul-thermodinamika-penyelesaian-siklus-
pembangkit-daya.pd