test hiv

30
TEST HIV DR.Irwan SKM.M.Kes Sekretaris KPA- Provinsi Gorontalo ([email protected])

Upload: abdi-wijaya

Post on 15-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

HIV

TRANSCRIPT

Slide 1

TEST HIVDR.Irwan SKM.M.KesSekretaris KPA-Provinsi Gorontalo([email protected])

PertanyaanJika tes pertama saya dinyatakan positif HIV, lalu setelah minum obat hasil tes negatif, apakah saya sudah bebas HIV? Apakah masih menular jika kelak saya punya istri? Apakah pada saat jendela HIV (masa jendela-pen.) bisa diobati? Saya lihat banyak sekali obat herbal dan bukti-bukti pasien yang sembuh total. Apakah hal itu benar? Bagaimana dengan pasien yang sembuh total dengan tes HIV laboratorium yang tadinya positif lalu setelah melakukan terapi herbal hasil tes negatif setelah dites ulang dua kali? Apakah itu hanya rekayasa? Saya ingin berobat tapi masih sangat takut.

Jawab Banyak orang yang salah kaprah tentang status HIV/AIDS (apakah sudah tertular HIV atau belum tertular HIV) dan pengobatan HIV/AIDS.

Pertama, seseorang berisiko tertular HIV/AIDS jika ybs. pernah melakukan perilaku berisiko, al. pernah atau sering melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK).Seseorang yang karena pekerjaannya kontak langsung dgn sumber penularan.

Kedua, bagi yang pernah melakuka perilaku berisiko, maka dianjurkan segara tes HIV. Tes HIV lebih baik dilakukan di Klinik VCT di rumah sakit umum kerena dilakukan sesuai dengan standar prosedur operasi tes HIV yang baku, al. konseling sebelum dan sesudah tes, informed consent (persetujuan tes HIV setelah memahami HIV/AIDS), anomimitas (contoh darah tidak diberi tanda-tanda yang bisa menunjukkan pemilik darah), dan konfidensial (hasil tes dirahasiakan hanya boleh diketahui konselor, dokter dan ybs.).tes HIV akurat jika dilakukan setelah masa jendela yaitu minimal tiga bulan setelah tertular. Dalam hal ini tiga bulan setelah melakukan perilaku berisiko. Tes HIV dengan reagen ELISA bukan mencari virus HIV dalam darah, tapi mencari antibody HIV yang baru bisa dideteksi ELISA setelah tiga bulan tertular HIV.

Ketiga, Keempat, jika hasil tes positif, maka tidak otomatis meminum obat. Sekarang sudah ada obat HIV/AIDS. Tapi, bukan menyembuhkan. Obat tsb. yaitu obat antiretroviral (ARV) hanya untuk menekan laju pertumbuhan HIV di dalam darah. Obat ARV diminum oleh pengidap HIV/AIDS jika CD4-nya sudah di bawah 350. Ini diketahui melalui tes darah di laboratorium.

Catatan.Jika melakukan tes HIV yang perlu diperhatikan adalah (a) masa jendela yaitu tertular HIV di bawah tiga bulan, (b) reagen yang dipakai untuk tes, (c) tes konfirmasi (setiap hasil tes HIV harus dikonfirmasi dengan tes lain).Tiga hal itu merupakan patokan dalam tes HIV sehingga hasil tes HIV bisa saja negatif palsu (HIV ada di dalam darah tapi tidak terdeteksi) atau positif palsu (HIV tidak ada dalam darah tapi hasil tes positif).

Catatan..Belum ada satu pun jenis virus yang bisa dimatikan di dalam tubuh manusia. Jika seseorang flu, misalnya, yang bisa diobati hanya symptom (gejala yang muncul), seperti deman, pilek, batuk,dll. Sedangkan virus flu obat hanya bisa membuat virus ini pingsan sehingga tidak mengganggu lagi. Tapi, ketika kondisi tubuh jelek virus flu kembali muncul dan mengakibatkan demam, flu, batuk,dll.Pengobatan dengan obat ARV baru dilakukan pada pengidap HIV/AIDS jika CD4-nya di bawah 350. Ini bisa diketahui setelah ybs. menjalani tes HIV dengan hasil positif. Kalau ada gejala-gejala terkait HIV/AIDS setelah dinyatakan positif HIV barulah dilakukan tes darah untuk mengetahui CD4.

CatatanJika seseorang mengaku hasil tes HIV-nya negatif setelah minum obat herbal itu tidak berarti virus HIV tidak ada lagi di dalam darahnya.Dengan meminum obat ARV secara teratur pun pada satu saat hasil tes HIV akan negatif. Tapi, itu artinya HIV tidak bisa dideteksi bukan tidak ada karena HIV bersembunyi di bagian-bagian khusus dalam tubuh, seperti kelenjar, dengan kondisi tidur.

Tapi, ketika seorang pengidap HIV/AIDS berhenti minum obat ARV maka virus HIV akan kembali menggandakan diri yang berakibat banyak sel darah putih yang rusak sehingga sistem kekebalan tubuh rusak. Pada kondisi inilah disebut masa AIDS dan sangat mudah kena panyakit. Penyakit-penyakit yang diderita pengidap HIV/AIDS di masa AIDS, disebut infeksi oportunistik, seperti jamur di mulut, ruam, diare, TBC, dll. akan menjadi penyebab kematian pada pengidap HIV/AIDS.11Diagnosis Infeksi HIV

11Diagnosis HIV dilakukan melalui dengan dua cara : Tes yang mendeteksi bagian .dari virus Antibodi dalam darah orangyang terinfeksiTes yang mendeteksi bagian dari virus Tes yang digunakan adalah :

1. Tes p24 antigen 2. Tes DNA HIV pro-virus.

Tes antigen p24 Test ini mendeteksi protein virus p24, mempunyai spesifitas yang tinggi (>95%)

DNA pro-virusDNA pro-virus mendeteksi adanya DNA HIV yang terintegrasi ke dalam gen host dalam sel limfosit darah perifer. Tes ini berdasarkan pada teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR) dan mempunyai spesifitas tinggi (98%) dan sensitifitas tinggi (>99%). Tes DNA HIV hanya dipakai dalam penelitian. Tes PCR RNA HIV tidak direkomendasi untuk diagnosis infeksi HIV akut sebab tingkat kemaknaan hasil positif palsu (10%). Secara khas, hasil positif adalah lebih besar dari 100.000 copy/ml sebaliknya hasil positif palsu umumnya kurang dari 1.000 copy/ml.

Telah tersedia bermacam-macam tes antibodi HIV . Tes-tes ini dapat digolongkan dalam 3 kelompok (1) Rapid Tests, (2) Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA); (3) Western Blot. Ketiga tes ini menggunakan metode yang berbeda. Kebanyakan tes antibodi yang ada sekarang mampu mendeteksi antibodi HIV-1 dan HIV-2.

Anti Bodi dalam darah HIV

Rapid tests: Bermacam-macam rapid tests telah tersedia dan memakai berbagai teknik termasuk aglutinasi partikel, aliran membran lateral (lateral flow membrane); melalui aliran membran dan comb / sistem tes yang memakai dipstick.ELISA: Antibodi HV dalam serum yang dideteksi dengan menggunakan teknik panangkapan antibodi selipan (sandwich capture technique). Antibodi dalam serum yang di tes membentuk sandwiched diantara antigen HIV (yang terikat pada dasar sumur tes) , dan enzim yang ditambahkan pada sumur tes mengikuti tambahan dari serum yang di tes. Sumur tes dicuci dengan cairan khusus untuk melepaskan enzim yang tidak diikat. Reagen warna ditambahkan pada sumur. Ikatan enzim akan mengkatalisa perubahan warna reagen. Beberapa dari Elisa yang ada saat ini mempunyai kapasitas untuk mendeteksi antibodi HIV dan antigen HIVWestern blot: Antibodi HIV dalam serum dideteksi melalui reaksi dari bermacam-macam protein virus. Awalnya, protein virus dipisahkan ke dalam pita menurut berat molekul pada gel elektroforesis. Protein ini lalu di transfer atau ditandai pada kertas nitroselulosa. Kertas tsb lalu di inkubasi dengan serum pasien. Antibodi HIV yang spesifik akan terikat pada kertas nitroselulosa secara tepat pada titik dimana protein target berpindah. Antibodi yang diikat dideteksi melalui teknik kolorimetriSkema Strategi Testing HIV UNAIDS dan WHO

Ada 3 metode umum labelling sampel darah untuk menjamin kerahasiaan : Linked-anonymous testing Linked testing Unlinked anonymous

linked-anonymous testingtidak ada nama atau identifikasi lain dari klien yang dicatat. Klien menerima nomor unik, tidak dapat dikaitkan dengan catatan medik apapun yang sesuai dengan nomor yang ditempelkan pada sampel darah yang dikirim ke laboratorium. Hasil dari laboratorium untuk nomor khusus dilaporkan kembali ke klinik / tempat konseling. Klien datang ke klinik dengan membawa nomor yang benar dan di informasikan hasilnya. Prosedur ini, tidak ada catatan klien yang disimpan dan tidak ada cara untuk menemukan klien bila ia tidak kembali mengambil hasil.

Linked testing, Sampel darah yang dikirim untuk tes HIV mempunyai identifikasi seperti nama atau nomor klinik, yang dikaitkan dengan sampel kepada klien. Untuk menjamin kerahasian secara maksimal dari klien, sampel yang dikirim untuk tes HIV tidak harus diidentifikasi menurut nama klien, tetapi bisa dengan beberapa petanda lain sehingga petugas laboratorium dan orang lain yang mempunyai akses pada catatan laboratorium tidak akan mampu mengidentifikasi klien. Unlinked, anonymous testing Sering dijalankan pada sampel darah yang diminta untuk alasan lain (mis. serologi sifilis pada klinik antenatal atau darah donor) Prosedur testing ini, semua identifikasi dilepas dari darah yang akan di tes antibodi HIV. Dalam konteks ini, skrining unlinked anonymous berarti bahwa hasil tes tidak dapat dikaitkan dengan klien yang memberikan spesimen darah dan tidak ada catatan klien pada sampel.

Pertanyaan Hari PertamaPelatihan Kader Peduli AIDS Keperawatan Poltekkes Gorontalo;

Bagaimana Resiko penularan HIV terhadap Bayi dari Ibu hamil Yang Positif Penularan dari ibu ke bayiTanpa interfensi 35%Tidak menyusui 15% NVP monoterapi 8% AZT mg 28 +NVP 2.7%Triple terapi 1%

27Risiko penularan HIV dari ibu ke bayiKehamilan5-10 %Persalinan10-20 %Menyusui10-15 %Total25-45 %Perlu antisipasi diniIntegrasi layanan VCT dalam KIA27

7 bayi tertular selama kehamilan15 bayi tertular selama persalinan13 bayi tertular selama menyusui terutama pada minggu minggu awal

Resiko dan waktu penularan29Tujuan Program PMTCTMencegah Penularan HIV dari Ibu ke Bayi Mengurangi dampak epidemi HIV terhadap Ibu dan Bayi

29 II. Mencegah kehamilan yang tidak dikehendakiIII. Mencegah penularan dari Ibu ke Anak (mencegah penularan perinatal)PMTCT( 4 prong)IV. Menyediakan perawatan dan dukungan (MTCT Plus)Wanita usia subur & pasangannyaODHA wanita usia subur I. Mencegah infeksi HIVODHA wanita, anak-anak & keluarganya30Prong I: Primary Prevention of HIV Infection Among Women of Child Bearing AgeBehaviour change interventions in general population and couplesInformation, education and counseling on HIV prevention and care Better STI management Reduction of unsafe transfusionsAddressing contextual factors that increase womens vulnerability, i.e., stigma and discriminationCondom promotion: Safe sex practice

Prong II: Prevention of Unintended Pregnancy Among HIV Infected WomenIncrease the numbers of women who know their HIV sero-statusInformation, education and counseling on HIV prevention and care including approach to MTCT-prevention Counselling of women and their partners to enable informed choice with regard to potential future pregnancyCondom promotion as valuable family planning tool

100 ibu hamil dengan HIV

On average 35 babies will be infected with HIV