hiv sw.pptx
TRANSCRIPT
TATA LAKSANA TERKINI KEHAMILAN DAN PERSALINAN PADA PENDERITA
DENGAN HIV
Dr. ASIH ANGGRAENI, SpOG.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
2
Pendahuluan
• Baru dikenal th 1981• Menginfeksi > 42 juta orang diseluruh dunia (th
2000) 21,8 juta meninggal.• Paling banyak di negara2 miskin & berkembang,
tu di Afrika.• ± 90.000 – 130.000 penderita HIV (+) di
Indonesia (DepKes RI Agustus 2004).
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
3
• HIV adl virus dg target organ sistem imun tubuh mudahnya tubuh terinfeksi oleh mikroorganisme lainnya.
• Prevalensi HIV pd ♀ hamil ~ prevalensi HIV pd seluruh populasi.
• Thailand : 0,3-1% (Kotsawang, 1995)• Virus HIV punya 2 tipe: HIV tipe 1 dan 2.• HIV tipe 1 penyebab AIDS• HIV tipe 2 jarang ditemukan
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
4
• WHO : diduga menderita AIDS apabila memenuhi min 2 gejala mayor plus 1 gejala minor.
• Apabila laboratorium tersedia kriteria menderita AIDS menjadi berubah yaitu uji thd antibodi HIV (+) plus minimal satu gejala.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
5
Kriteria Dugaan Seseorang (usia >12tahun) Menderita
AIDSGejala Mayor:
Penurunan berat badan ≥10% dari berat badanDiare kronik >1 bulanDemam lama >1 bulan (intermiten atau konstan)
Gejala Minor:Batuk Kronis >1 bulanDermatitis pruritus generalisataRiwayat herpes zosterKandidiasis orofaringealInfeksi herpes simpleks yang kronik progresifLimfadenopati generalisata
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
6
Kriteria Dugaan Seseorang (usia >12tahun) Menderita AIDS Pada
Negara Yang Dapat Melaksanakan Tes HIV
Hasil tes antibodi HIV positif ditambah dg minimal gejala dibawah ini :Penurunan berat badan ≥10 dari berat badan, dengan diare atau demam, atau keduanya, >1 bulan, etiologi tidak jelas.Kriptokokus meningitis Tuberkulosis paru dan ekstraparu
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
7
Sarkoma Kaposi Kelainan neurologi Kandidiasis esofagus Pneumonia episode rekuren atau life threatening, dengan atau tanpa etiologiKanker serviks invasif
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
8
Staging HIV Menurut WHO
Stage I1. Asimtomatik
2. Limfadenopati generalisata
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
9
Stage II3. Penurunan berat badan <10 dari berat
badan
4. Manifestasi mukokutaneus minor seperti dermatitis seboroik, prurigo, ulserasi oral rekuren
5. Herpes zoster selama 5 tahun
6. Infeksi saluran pernafasan atas rekuren seperti sinusitis bakterial
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
10
Stage III7. Penurunan berat badan >10 dari berat
badan
8. Diare kronik yang tidak dapat dijelaskan >1 bulan
9. Demam lama yang tidak dapat dijelaskan (intermiten atau konstan) >1 bulan
10.Kandidiasis oral
11. Hairy leukoplakia oral
12.Tuberkulosis paru
13. Infeksi bakterial berat seperti pneumonia, pyomyositis
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
11
Stage IV14.HIV wasting syndrome15.Pneumocysitis carinii pneumonia16.Toxoplasmosis otak17.Kriptosporidiosis dengan diare >1 bulan18.Kriptokokosis ekstrapulmonal19. Infeksi sitomegalovirus yang melibatkan
satu organ selain hati, limpa dan kelenjar limfe seperti retinitis
20. Infeksi virus herpes simpleks, mukokutaneus (>1 bulan) atau visceral
21.Leukoensefalopati multifokal progresif
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
12
Lanjutan Stage IV• Mikosis endemik• Kandidiasis esofagus, trakea, dan bronkus• Mikobakteriosis atipikal• Salmonela non-tifoid septikemia• Tuberkulosis ekstraparu• Limfoma• Sarkoma Kaposi• HIV Ensefalopati
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
13
Masalah HIV dari segi perinatologi
Dengan makin meningkatnya prevalensi pengidap HIV di masyarakat maka prevalensi HIV pada ibu hamil juga akan meningkat.
Penularan vertikal/perinatal HIV memegang peranan penting terhadap tingginya prevalensi HIV di masyarakat.
Sampai sekarang belum didapatkan adanya vaksin untuk pencegahan HIV.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
14
Menyusui bayi merupakan salah satu cara penularan perinatal, sehingga perlu dilarang.
Skrining HIV pada ibu hamil belum dilaksanakan.
Penularan parenteral dari pasien ke petugas rumah sakit perlu menjadi perhatian.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
15
Pengaruh HIV terhadap kehamilan
Jika sudah terjadi AIDS :• Terdapat pengaruh besar dengan terjadinya
Prematuritas
Kematian janin dalam kandungan• Blm ada bukti HIV mjd bertambah progresif pd
kehamilan.• Dilaporkan tidak adanya hubungan antara
infeksi HIV dengan makin meningkatnya cacat bayi.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
16
Penularan HIV
Penularan Parenteral→ Transfusi darah→ Tertusuk jarum suntik
Penularan Seksual→ Wanita tertular HIV dari laki-laki pengidap HIV 20 kali > dari kemungkinan seorang laki-laki tertular dari wanita pengidap HIV
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
17
Penularan perinatal→ penularan HIV dari ibu ke bayi yang dapat terjadi in-utero atau intra uterin, perinatal / saat persalinan dan pasca persalinan melalui air susu ibu → Resiko transmisi pada ibu yang tidak menyusui ke anak 15-30%, jika menyusui mjd 20-45%
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
18
Faktor yang berpengaruh terhadap penularan perinatal
Faktor virus-> makin tinggi titer virus, makin infeksius.
Faktor Host (ibu hamil); sistim kekebalan tubuh, nutrisi, anemia.
Faktor Obstetrik; lama dan cara persalinan.
Faktor bayi; aterm/prematur dan adanya lecet pada bayi.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
19
Penanganan pasien hamil dengan HIV
• Penanganan ante partum• Penanganan intra partum• Penanganan pasca persalinan
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
20
Penanganan ante partum
a. Konseling
Pada kehamilan trimester pertama, konseling perlu dilakukan dengan intensif untuk memutuskan apakah kehamilan akan diteruskan atau tidak.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
21
b. Pemeriksaan ante natal
-Dilakukan pemeriksaan ante natal seperti
biasa, tetapi perlu dilakukan eksplorasi
mengenai partner hubungan seksual.
- Pemberian zidovudin tab 400 mg 4x1, sejak
kehamilan 14 – 34 minggu
- Pemberian tab kombinasi lamivudin 150 mg
dan zidovudin 400 mg ( 2x1) sampai kehamilan
38 minggu
- direncanakan terminasi usia kehamilan 38
minggu
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
22
ANC
Rencana terminasi :
A. idealnya SC elektif dengan profilaksis
B. Pervaginam dengan profilaksis
Paradigma saat ini : dipilih cara A
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
23
Profilaksis : Pemberian tab kombinasi lamivudin 150 mg dan zidovudin 400 mg ( 2x1) sampai kehamilan 38 minggu
Dosis Lamivudine yang dianjurkan 150mg 1kali/hari pada saat hari kelahiran sampai 4 minggu
Dosis Zidovudine yang dianjurkan adalah 400 mg 4 kali/hari mulai dari kehamilan 14-34 minggu.
ANC
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
24
Pada persalinan diberikan secara bolus 2mg/kgBB, diteruskan infus 1 mg/kg/BB/hari sampai terjadi persalinan
Bayi yang baru lahir diberikan syrup zidovudin 2mg/kgBB 12 jam post partum, setiap 6 jam sampai umur 6 minggu
Sedangkan ibu diberikan juga sampai 4 minggu
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
25
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang umum dilakukan pada ibu hamilPemeriksaan untuk mengetahui adanya infeksi
oportunisPemeriksaan imunologik
Pemeriksaan yang perlu dilakukan :Thorak foto untuk mengetahui adanya pneumonia, Pemeriksaan imunologik; Th,Tc, IgA, Pemeriksaan; TOCH, Lues, GO, Candida.Chlamydia, VHB.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
26
Pemberian obat anti virus kombinasi Lamivudine+Zidovudine pada ibu hamil dengan HIV akan menurunkan jumlah virus sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya penularan perinatal.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
27
Kemajuan penyakit secara klinis dimonitor dengan jumlah sel CD4
1.Jumlah CD4>500/mL → tidak menunjukan bukti klinis immunosupresion
2.Jumlah CD4 200-500/mL→ gejala dan memerlukan intervensi daripada jumlah yg banyak.
3.Jumlah CD4<200/mLdisertai sariawan atau demam selama 2 minggu atau lebih → resiko yang meningkat untuk mengembangkan penyakit yang komplikasi
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
28
Meminimalkan resiko transmisi
Ibu hamil mendapat terapi Highly Active Antiretroviral Therapy (HAART)
Harus dilakukan dengan operasi cesar elektif disertai profilaksis
Bayi tidak boleh disusui
4 tahun lalu WHO masih merekomendasikan pemberian ASI sekarang tidak dianjurkan
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
29
VAKSIN HIV
Meskipun cukup banyak penelitian yang memperlihatkan titik terang namun hambatan pada perkembangan vaksin HIV tetap saja ada, diantaranya sifat mutabilitas virus HIV yang tinggi dan sulitnya mengukur tingkat respon imun yang adekuat sebagai proteksi terhadap HIV.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
30
Multivitamin
Progresivitas kelompok ibu hamil yang mendapat multivitamin lebih rendah
Kelompok multivitamin juga memiliki nilai CD4+, CD8+ dan CD3+ yang lebih tinggi dengan viral load yang rendah.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
31
Penanganan intra partum
Hindari memecah ketuban pada awal persalinan
Terjadinya partus lama
Laserasi pada ibu maupun bayi
Penolong persalinan harus memakai kaca mata pelindung, masker, baju operasi yang tidak tembus air
Jika persalinan pervaginam terjadi desinfektan yang dianjurkan adalah klorin, antiseptik yang dipilih adalah klorheksidin, dibilas dengan klorin yang diencerkan
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
32
Persalinan dengan Secsio Caesarea terbukti dapat menurunkan resiko terjadinya transmisi pada beberapa penelitian.
Secsio Caesarea elektif dapat menurunkan resiko sebesar lebih dari 50%.
wanita hamil dan mendapat terapi antiretroviral long-course dan persalinan SC elektif maka resiko terjadinya transmisi hanya sebesar 0,8% sedangkan bila persalinan secara pervaginam sebesar 6,6%.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
33
• Resiko penularan vertikal dapat ditekan dengan optimal jika terminasi kehamilan dilakukan dengan SC elektif dan pemberian antiretroviral selama kehamilan dan perinatal dibandingkan pervaginam atau SC yang tidak terjadwal, serta pemberian ASI tidak dilakukan.
• Pengobatan menggunakan obat kombinasi bukan single drug.
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
34
• Tim pengendali adalah pokja yang ditunjuk pemerintah ( RSCM,
RSUP Dr. Sardjito,RSUP Dr. Soetomo) • Anti retro viral diberikan secara gratis dengan
syarat: hasil ELISA positif, gejala infeksi oportunistik, jumlah CD4 <200, limfosit total <1200
Kuliah Tata Laksana Terkini Kehamilan & Persalinan dg HIV
35