tesis diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar...

36
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) GURU (Studi Multi Kasus di SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad Kabupaten Garut) TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar MAGISTER PENDIDIKAN Oleh: Nunung Siti Hamidah NIM. 21170181000040 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

Upload: others

Post on 18-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

(PKB) GURU

(Studi Multi Kasus di SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad

Kabupaten Garut)

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Oleh:

Nunung Siti Hamidah

NIM. 21170181000040

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

ii

Page 3: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

iii

Page 4: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Pada naskah tesis ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term) yang

berasal dari Bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang

digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

ARAB LATIN

Kons. Nama Kons. Nama

Alif ا

Tidak dilambangkan

Ba B Be ة

Ta T Te د

Tsa س s Es (dengan titik di atas)

Jim J Je ط

Cha h Ha (dengan titik di bawah) ػ

Kha Kh Ka dan ha خ

Dal D De د

Dzal Dh De dan ha ر

Ra R Er س

Za Z Zet ص

Sin S Es س

Syin Sh Es dan ha ش

Shad s Es (dengan titik di bawah) ص

Dlat d De (dengan titik di bawah) ع

Tha t Te (dengan titik di bawah) ط

Dha z Zet (dengan titik di bawah) ظ

Ain „ Koma terbalik di atas„ ع

Ghain Gh Ge dan ha ؽ

Fa F Ef ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ن

Lam L El ي

Mim M Em

Nun N En

Wawu W We

Page 5: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

v

Ha H Ha ـ

Hamzah ‟ Apostrof ء

Ya Y Ye

2. Vokal rangkap atau diftong Bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harakat dengan huruf, transliterasinya dalam tulisan latin dilambangkan dengan

gabungan huruf sebagai berikut:

a. Vokal rangkap (أ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya: al-

yawm.

b. Vokal rangkap ( -dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya: al ( أ

bayt.

3. Vokal panjang atau maddah Bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan huruf,

transliterasinya dalam tulisan latin dilambangkan dengan huruf dan

tanda macron (coretan horisontal) di atasnya, misalnya ( فبرحخ ) ,( - = ا

ؼ خ ) dan ( - = ا .( = ل١

4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,

transliterasinya dalam tulisan latin dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf

yang bertanda syaddah itu, misalnya ( حذ = haddun ), ( سذ = saddun ), (

.( tayyib = ط١ت

5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah dari kata

yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( ج١ذ - = اسآء ) ,( al-bayt = ا

).

6. ah mati atau yang dibaca seperti ber-h transliterasinya dalam

tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan ah yang hidup

dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya ( الي y - atau y = سؤ٠خ ا

).

7. Tanda apostrof (‟) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang terletak

di tengah atau di akhir kata, misalnya ( سؤ٠خ = y ), ( بء .( = فم

Page 6: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

vi

Page 7: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

vii

KATA PENGANTAR

A d Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tesis dengan judul “Implementasi Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) Guru (Studi Multi Kasus di SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah

Musaddad Kabupaten Garut )”. Tak lupa shalawat beserta salam semoga senantiasa

tercurah pada baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya,

atba‟ut taabi‟iin sampailah kepada kita selaku ummatnya mudah-mudahan kelak mendapat

y dz dari Nabi Muhammad SAW. Aamiin

Penyelesaian tesis ini guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar

Magister Manajemen Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penulis menyadari bahwa tidak mudah melewati setiap hambatan dan kesulitan

dalam penulisan tesis ini, namun berkat bimbingan, do‟a dan dukungan dari berbagai

pihak, akhirnya tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Jejen Musfah, MA, selaku ketua program studi Magister Manajemen

Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Sekaligus sebagai pembimbing penulis yang telah memberikan banyak ilmu

pengetahuan, nasehat, bimbingan dan memotivasi penulis selama menyelesaikan tesis.

4. Kepada para penguji Tesis, Ibu Dr. Maftuhah, M.A, Bapak Dr. Salman Tumanggor, M.

Pd, Bapak Dr.H.Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Bapak Jejen Jaenudin,

M.Ed.,Lead.,Ph.D yang telah memberikan arahan dan masukan demi perbaikan tesis

ini.

5. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Kepala Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia beserta jajarannya yang telah

memberikan dana beasiswa bagi penulis, sehingga dapat memberikan kemudahan-

kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.

7. Ketua Yayasan Pendidikan Islam HOS Cokroaminoto, Bapak Drs. H. Dede Alwi

Nurdin, M. Si dan Kepala Madrasah MA Cokroaminoto, Ibu Hj. Een Suhaenah, M, Ag

yang telah memberikan izin penulis untuk melanjutkan pendidikan melalui program

beasiswa Guru Kemenag tahun 2017/2018. Serta guru-guru MA dan MTs

Cokroaminoto yang senantiasa mendo‟akan dan memberikan dukungan penulis dalam

bersungguh-sungguh menyelesaikan perkuliahan ini.

Page 8: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

viii

8. Bapak dan Ibu, bapak Aan Abidin dan Ibu Aah yang senantiasa mendoakan dan

memberikan motivasi dan kasih sayang yang tak terhingga. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan tanpa suatu halangan apapun.

9. Kakak-kakak dan adik tercinta yang senantiasa memberikan motivasi untuk tetap

semangat menjalani pendidikan. Teh Siti Hajar, Teh Siti Zainab, a Musthafa, a Yusuf

effendi dan teh Enok Haerani serta adik tercinta, Muhamad Rijal yang senantiasa

membantu penulis dalam berbagai aktivitas.

10. Kepala Sekolah SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad Kabupaten Garut

beserta guru dan karyawannya yang telah memberikan bantuan dan meluangkan waktu

penulis untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam

penelitian tesis ini.

11. Keluarga besar mahasiswa program Beasiswa Guru Kemenag tahun 2017/2018 kelas

MPI B yang sangat membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan study

program Magister Manajemen Pendidikan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya, hanya kepada Allahlah penulis berharap semoga Allah membalasnya

dengan balasan yang berlipat ganda. Aamiin yaa Rabbal‟aalamiin.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak

kekurangan-kekurangan baik dari substansi ataupun dalam kaidah penulisan. Akhir kata,

semoga tesis ini dapat memberikan kemanfaatn bagi banyak orang.

Jakarta, 28 Mei 2019

Penulis

Nunung Siti Hamidah

Page 9: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

ix

DAFTAR ISI COVER

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………….

PEDOMAN TRANSLITERASI……………………………………………………...

SURAT PERNYATAAN ……………………………………………………………

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………….

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………

DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………………

ABSTRAK …………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………..

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................

B. Permasalahan Penelitian .............................................................................

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………….

D. Signifikansi Penelitian ……………………………………………………

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ………………………………………

F. Sistematika Penulisan …………………………………………………….

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL …………

A. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) …………………….

1. Pengertian PKB ……………………………………………………….

2. Latar Belakang PKB …………………………………………………..

3. Dasar Hukum Program PKB ………………………………………..

4. Tujuan dan Manfaat PKB ……………………………………………..

5. Prinsip Pelaksanaan PKB ……………………………………………..

6. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan PKB ……………………………….

B. Guru ………………………………………………………………………

1. Pengertian Guru ……………………………………………………….

2. Aspek-aspek Kompetensi Guru …………………………………….

3. Urgensitas Profesionalisme Guru ……………………………………..

C. Pengembangan Profesi Guru ………………………………………………

1. Pengertian Pengembangan Profesi Guru ……………………………..

2. Bentuk-bentuk Pengembangan Profesi Guru………………………..

3. Kriteria Guru Profesional ……………………………………………..

D. Kerangka Konseptual ……………………………………………………

BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………………...

A. Objek dan Subjek Penelitian ………………………………………………...

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian …………………………………………….

C. Kehadiran Peneliti …………………………………………………………...

D. Data dan Sumber Data ………………………………………………………

E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………..

F. Metode Analisis Data ………………………………………………………..

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

x

xxi

xii

xiii

1

1

8

9

9

9

12

13

13

13

22

24

25

28

29

32

32

34

41

43

43

45

47

48

51

51

51

52

53

53

54

Page 10: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

x

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .............................................................

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian …………………………………………

B. Implementasi Program PKB Guru …………………………………………

C. Manfaat Program PKB Guru ………………………………………………...

D. Kendala dalam Implementasi Program PKB Guru ………………………….

E. Evaluasi Program PKB Guru ………………………………………………

BAB V PENUTUP ………………………………………………………………….

A. Kesimpulan ………………………………………………………………….

B. Saran-Saran ………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………

LAMPIRAN

PROFIL PENULIS

55

55

72

86

90

97

102

102

103

105

Page 11: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Checklist Dokumentasi

Lampiran 2 Jadwal Penelitian

Lampiran 3 Pedoman Wawancara SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad

Lampiran 4 Hasil Wawancara informan

Lampiran 5 Dokumentasi SDIT Persis Tarogong

Lampiran 6 Dokumentasi SDIT Atikah Musaddad

Page 12: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan……………………………............. 10

Tabel 2.1 Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan …………….. ..... 18

Tabel 2.2 Rerata Hasil UKG 2015, 2016, 2017 untuk setiap jenjang Pendidikan .. 23

Tabel 2.3 Indikator Empat Kompetensi Guru .......................................................... 36

Tabel 3.1 Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDIT Persis Tarogong

menurut Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin .................................... 57

Tabel 3.2 Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDIT Persis Tarogong

menurut Tingkat Pendidikan ................................................................... 58

Tabel 3.3 Perkembangan Jumlah Peserta Didik SDIT Persis Tarogong 4 tahun terakhir 61

Tabel 3.4 Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDIT Atikah Musaddad

menurut Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin .................................... 63

Tabel 3.5 Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDIT Atikah Musaddad

menurut Tingkat Pendidikan .................................................................. 67

Tabel 3.6 Jumlah Peserta Didik SDIT Atikah Musaddad tahun 2018/2019 ............. 67

Page 13: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Komponen PKB Guru .......................................................................... 15

Gambar 2.2. Alur Pengembangan Program Diklat Guru .......................................... 20

Gambar 2.3 Sumber-sumber Kegiatan PKB ………………………………………. 30

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual …………………………………………………. 50

Gambar 4.2. Log In SIM PKB Guru Pembelajar ....................................................... 74

Gambar 4.3. Profil Guru dalam Beranda SIM PKB Guru ......................................... 75

Gambar 4.4.Raport Diklat PKB Guru ....................................................................... 76

Page 14: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Jumlah Guru Peserta PKB SDIT Atikah Musaddad berdasarkan

Jenis Kelamin ....................................................................................... 68

Grafik 4.2. Jumlah Guru Peserta PKB SDIT Atikah Musaddad berdasarkan

Status Kepegawaian Guru ..................................................................... 69

Grafik 4.3. Jumlah Guru Peserta PKB SDIT Atikah Musaddad berdasarkan

Latar Belakang Pendidikan .................................................................. 70

Grafik 4.4. Jumlah Guru Peserta PKB SDIT Persis Tarogong berdasarkan

Jenis Kelamin ....................................................................................... 71

Grafik 4.5. Jumlah Guru Peserta PKB SDIT Persis Tarogong berdasarkan

Status Kepegawaian Guru .................................................................... 71

Grafik 4.6. Jumlah Guru Peserta PKB SDIT Persis Tarogong berdasarkan

Latar Belakang Pendidikan ................................................................... 72

Page 15: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

xv

ABSTRAK

Nunung Siti Hamidah NIM 21170181000040: ” Implementasi Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru (Studi Multi Kasus di SDIT Persis Tarogong dan

SDIT Atikah Musaddad Kabupaten Garut)” Tesis Program Magister Manajemen

Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah.

Penelitian ini dilakukan di SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad Kabupaten

Garut yang bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang Implementasi

program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru. Penelitian ini adalah penelitian

kualitatif dengan rancangan studi dua kasus, pengumpulan data pada penelitian ini

dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

Hasil Penelitian ini adalah Implementasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru

di SDIT Persis Tarogong meliputi tiga komponen kegiatan yaitu pengembangan diri,

publikasi ilmiah dan karya inovatif.

Hasil penelitian menunjukkan implementasi PKB Guru pada komponen pengembangan

diri guru lebih banyak direalisasikan dibanding komponen publikasi ilmiah dan karya

inovatif. Demikian halnya hasil yang sama pada Implementasi PKB Guru di SDIT Atikah

Musaddad Kabupaten Garut. Manfaat dari PKB Guru dapat dirasakan oleh guru, siswa dan

pihak sekolah dari kedua sekolah tersebut.

Kendala yang dihadapi dalam Implementasi PKB guru di SDIT Persis Tarogong berupa

masalah waktu, biaya, kompetensi Instruktur Nasional, tindak lanjut PKB dan beban nilai

KCM yang terus naik setiap tahun. Sedangkan kendala yang dihadapi SDIT Atikah

Musaddad adalah masalah waktu, biaya, singkronisasi data, tindak lanjut PKB dan teknis

pelaksanaan PKB. Berdasarkan dari kendala tersebut, pihak sekolah SDIT Persis Tarogong

dan SDIT Atikah Musaddad mengharapkan pemerintah dapat mengkaji ulang dan

mengevaluasi permasalahan tersebut dan melanjutkan program PKB guru dengan lebih

baik.

Kata Kunci: Implementasi, manfaat, kendala, evaluasi, PKB guru

Page 16: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

xvi

ABSTRACT

Nunung Siti Hamidah NIM 21170181000040: ” Implementation of Teacher Continuing

Professional Development (Multi case study in SDIT Persis Tarogong and SDIT Atikah

Musaddad Garut Regency” Thesis ot the Islamic of Education Management(MPI) Masters

Program in the Faculty Of Tarbiyya and Reacher Training (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah.

This research was conducted at SDIT Persis Tarogong and SDIT Atikah Musaddad, Garut

Regency which aims to find out and obtain an overview of the implementation of the

Teacher's Continuing Professional Development program. This research is qualitative

research with a two-case study design, data collection in this study was conducted by

interview, observation and documentation study.

The results of this study are the Implementation of Teacher Continuing Professional

Development in SDIT Persis Tarogong covering three components of activities namely

self-development, scientific publications and innovative work.

The results showed that the implementation of teachers CPD on the components of

teacher self-development was more dominant than the components of scientific

publications and innovative works. Likewise the same results on the Implementation of

teachers CPD Teachers at SDIT Atikah Musaddad, Garut Regency. The benefits of the

Teachers CPD can be felt by teachers, students and school parties from both schools.

Constraints faced in the implementation of teachers in SDIT Persis Tarogong in the form

of problems of time, cost, synchronization of teacher data, and follow-up teachers CPD at

the teacher's career level. Whereas the obstacles faced by SDIT Atikah Musaddad are in

the form of problems of time, cost, competence of IN, follow-up of PKB and technical

implementation of teachers CPD. Based on these constraints, the SDIT school Persis

Tarogong and SDIT Atikah Musaddad hoped the government could review and evaluate

these problems and continue the PKB teacher program better.

Keywords: Implementation, benefits, constraints, evaluation, teachers CPD

Page 17: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

xvii

اخض

. رف١ز ازط٠ش ا ؼ )دساسخ حبخ زؼذدح ٠١١ظ سز حذ.

ئ١خ إسال١خ ٳلثزذئ١خ إسال١خ زىبخ ف١شسس ربسعظ ذسسخٳلثزذف ذسسخ

خ سذد لبسد س٠غس(. أطشحخ ثشبظ ابعسز١ش ف إداسح ازؼ١ اإلسال زىبخ ػز١م

ثى١خ اؼ ازشث٠خ رذس٠ت اؼ١ ثغبؼخ شش٠ف ذا٠خ هللا احى١خ اإلسال١خ

ئ١خ إسال١خ زىبخ ف١شسس ربسعظ ٳلثزذر إعشاء زا اجحش ف ذسسخ

١مخ سذد لبسد س٠غس از رذف إ اوزشبف ئ١خ إسال١خ زىبخ ػزٳلثزذذسسخ

احظي ػ طس زف١ز اسزش ؼ ثشاظ ازط٠ش ا

زا اجحش اجحش اػ غ اجحش ف احبز١ ، غػخ ػالبد اجحش ب أعش٠ذ

ػ طش٠ك إعشاء امبثالد اشالجخ ازص١ك

ئ١خ ٳلثزذاز١خ اسزذاخ ألػضبء ١ئخ ازذس٠س ف ذسسخزبئظ ز اذساسخ رف١ز

إسال١خ زىبخ ف١شسس ربسعظ از رغط اىبد اضالصخ ألشطز رط٠ش اشساد

ازار١خ اؼ١خ اجحس اجزىشح

د رظش زبئظ اذساسخ ا ازف١ز ف ى ازط٠ش أوضش ١خ افبدح ى اشسا

ئ١خ إسال١خ زىبخ ػز١مخ سذد لبسد ٳلثزذاؼ١خ اجحش اشس. از١غخ ف ذسسخ

س٠غس فس اش١ئ، فائذ ازط٠ش ا ٠حظ ػ١ب اذسس،اطالة اػضبء

اغخ ف اذسسخ

عظ ئ١خ إسال١خ زىبخ ف١شسس ربسٳلثزذام١د احبئ ػ رف١ز ازط٠ش ف١ذسسخ

ض١ك الذ ازىفخ اؼ ، زبثؼخ امضب٠ب ػ سز اؼ١

ئ١خ إسال١خ زىبخ ػز١مخ سذد ض١ك ٳلثزذام١د احبئ ػ رف١ز ازط٠ش ف ذسسخ

الذ ازىفخ اؼ ، ػذ االخزظبص ف ازف١ز اف ػ زا ازط٠ش

ئ١خ إسال١خ زىبخ ف١شسس ربسعظ ٳلثزذخزه وال اذسسز١ ف ذسس

ئ١خ إسال١خ زىبخ ػز١مخ سذد لبسد س٠غس ٠شع احىخ ص٠بدح ٳلثزذذسسخ

االزب ػ لض١خ ازط٠ش ا ؼ١.

اىخ : ازف١ز ، افائذ ، ام١د ، ازم١١ ، ازط٠ش ا اسزش ؼ١

Page 18: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I, merupakan pendahuluan yang menguraikan landasan umum penelitian.

Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah yang menjadi faktor pentingnya

penelitian ini. Disamping itu terdapat pula rincian permasalahan yang dimulai

dengan diidentifikasinya masalah, kemudian dibatasi pada poin tertentu dan

selanjutnya dirumuskan dalam suatu bentuk pertanyaan yang merupakan operasional

dari pembatasan masalah, dilanjutkan dengan tujuan dan Signifikansi Penelitian.

Selanjutnya dipaparkan pula penelitian terdahulu yang relevan sebagai bahan

rujukan dalam penelitian ini. Agar penulisan tesis ini sistematis, terarah, dan setiap

babnya memiliki hubungan yang terkait maka penulisan tesis ini diklasifikasikan

kedalam lima bab yang terangkum dalam sistematika penulisan.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting untuk

diperhatikan. Komponen-komponen dalam pendidikan seperti pendidik, peserta

didik, lembaga pendidikan dan kurikulum pendidikan sangat mempengaruhi

keberhasilan suatu pendidikan. Payong (2011:h.3) mengatakan guru sangat

mempengaruhi belajar siswa. Dari hal itu maka kualitas guru sangat mempengaruhi

keberhasilan suatu pendidikan.

Guru atau tenaga pendidik merupakan salah satu faktor penentu tercapainya

mutu pendidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu dari

Standar Nasional Pendidikan yang memerlukan perhatian khusus dari pemerintah

dan masyarakat. Pendidik dan tenaga kependidikan dalam proses pendidikan

memegang peran strategis terutama membentuk watak bangsa melalui

pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan.

Beberapa fakta menunjukkan bahwa permasalahan pendidikan yang dihadapi

bangsa Indonesia adalah masih rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang

pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses

pembelajaran yang berkualitas. Proses belajar mengajar yang diharapkan seorang

guru adalah adanya perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik peserta

didik, sehingga pekerjaan ini tidak dapat dilakukan selain seorang guru yang

memenuhi standar professional. Hal tersebut bertujuan agar proses dan hasil belajar

mengajar terlaksana secara optimal. Manajemen peningkatan mutu sekolah dapat

dilaksanakan dengan baik apabila didukung oleh keberadaan guru yang profesional

dengan melakukan berbagai pengembangan sesuai dengan kebutuhan sekolahnya

masing-masing.

Mengingat besarnya anggaran pendidikan yang mencapai 20% dari total

APBN atau senilai Rp. 419 triliun, harus diakui, tidak berkontribusi signifikan

terhadap mutu pendidikan. Data UNESCO dalam Global Education Monitoring

(GEM) Report 2016, mutu pendidikan di Indonesia hanya menempati peringkat ke-

10 dari 14 negara berkembang. Sedangkan kualitas guru sebagai komponen penting

dalam pendidikan tergolong memprihatinkan, berada di urutan ke-14 dari 14 negara

berkembang di dunia (Kompasiana: 2018).

Page 19: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

2

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan

Kebudayaan (BPSDMPK) dan Peningkatan Mutu Pendidikan (PMP), Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, Gultom (2015) mengakui masih banyak guru terutama

di daerah-daerah, yang tidak lulus uji kompetensi dan sertifikasi sebagai akibat

rendahnya kualitas mereka. Beliau mengatakan bahwa banyak guru yang tidak

memahami substansi keilmuan yang dimiliki maupun pola pembelajaran yang tepat

diterapkan kepada anak didik. Dari sisi kualifikasi akademik juga masih rendah,

sampai saat ini dari 2,92 juta guru baru sekitar 51% yang berpendidikan S-1.

Kemudian dari program sertifikasi guru untuk menciptakan guru professional dari

persyaratan sertifikasi hanya 2,06 juta guru atau sekitar 70,5% guru yang memenuhi

syarat. Sedangkan 861,67 guru lainnya belum memenuhi syarat sertifikasi.

Begitupun saat dilaksanakan uji kompetensi guru, rata-rata hanya mendapatkan nilai

dibawah 50.

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa rendahnya kualitas guru di

Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari hasil UKG yang masih dalam kategori rendah.

Selain itu tidak meratanya kemampuan guru diberbagai daerah serta tidak ada

peningkatan kompetensi yang signifikan pada guru yang bersertifikasi menjadi

alasan lain rendahnya kualitas guru di Indonesia.

Salah satu bentuk aktualisasi tugas guru sebagai tenaga profesional adalah

diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Undang Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Undang-undang dan peraturan pemerintah ini diharapkan dapat memfasilitasi guru

untuk selalu mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan. Pelaksanaan

program pengembangan keprofesian berkelanjutan ini diharapkan dapat

meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian yang

diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan tugas utama guru untuk memenuhi

kebutuhan dan tuntutan masa depan yang berkaitan dengan profesi guru sebagai

tenaga professional.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah melalui Undang-undang Guru dan

Dosen Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7, mengamanatkan

bahwa pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang

dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak disriminatif, dan berkelanjutan

dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,

kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi. Disamping itu, menurut pasal 20,

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban meningkatkan dan

mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan

yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan

Indonesia cerdas dan kompetitif. Karena itu, profesi guru harus dihargai dan

dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Sebagaimana UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

menempatkan kedudukan guru sebagai tenaga professional sangat urgent karena

berfungsi untuk meningkatkan martabat guru sendiri dan meningkatkan mutu

pendidikan Nasional. Ini tertera pada pasal 4.” Kedudukan Guru sebagai tenaga

Page 20: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

3

professional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat(1) berfungsi untuk

meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk

meningkatkan mutu Pendidikan Nasional.

Selanjutnya pasal 6 menyatakan tujuan menempatkan guru sebagai tenaga

professional yaitu: “kedudukan Guru dan Dosen sebagai tenaga professional

bertujuan untuk melaksanakan Sistem Pendidikan Nasional dan mewujudkan tujuan

Pendidikan Nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

Mengingat pentingnya peran guru dalam meningkatkan mutu pendidikan,

proses pembelajaran di sekolah harus menjadi fokus perhatian yang sangat penting.

Di lembaga pendidikan tentunya dibutuhkan guru yang profesional dalam proses

belajar mengajar, karena guru adalah seorang yang bertanggung jawab dalam

mengantarkan anak didiknya memiliki kualitas keilmuan yang tinggi. Hal ini

sebagaimana diterangkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen, Pasal (1) ayat (1) bahwa :

“Guru adalah Pendidik Profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah.”

Dengan demikian seorang Guru Profesional akan tercermin dalam

penampilan pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik

dalam materi ataupun metode. Keahlian yang dimiliki oleh guru profesional adalah

keahlian yang diperoleh melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan yang

diprogramkan secara khusus untuk itu, keahlian tersebut mendapat perlakuan formal

yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi, dan lisensi dari pihak yang

berwenang ( dalam hal ini pemerintah dan organisasi profesi). Dengan keahliannya

itu seorang guru mampu menunjukkan otonominya, baik secara pribadi maupun

sebagai pemangku profesi (Suyanto, 2012:h.29).

Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Untuk itu, upaya

awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah kualitas guru.

Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan prasyarat minimal yang ditentukan oleh

syarat-syarat seorang guru yang profesional.

Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas,

berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar

serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar peserta didik yang nantinya

akan menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang baik.

Dalam mewujudkan Guru yang profesional, maka Menteri Pendidikan

Nasional mengeluarkan kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No.35 Tahun 2010, Pasal 1 Ayat (2) bahwa Guru yang

mempunyai kinerja rendah wajib mengikuti pembinaan pengembangan keprofesian

berkelanjutan.

Mulyasa (2009:h.5) mengatakan bahwa Guru merupakan komponen paling

menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapatkan

perhatian sentral, pertama dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi

sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait

dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama

Page 21: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

4

dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di

sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam

kaitannya dengan proses belajar mengajar.

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya

proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan

apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan

memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang

professional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus

berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.

Sebagaimana Islam memandang guru sebagai orang yang bertanggung

jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh

potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun kompetensi psikomotorik.

Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan

pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan ruhaninya agar mencapai tingkat

kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba

Allah. Disamping itu, Ia mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk Individu yang

mandiri.Allah berfirman dalam Al-Qur’an :

“Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang yang beriman ketika

Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri yang

membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan

mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum

kedatangan Nabi itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Ali

Imran (3): 164)

Dari ayat diatas dapat ditarik kesimpulan yang utama bahwa tugas

Rasulullah selain sebagai nabi, juga sebagai pendidik (Guru). Oleh karena itu, tugas

utama guru menurut ayat tersebut adalah :

1. Penyucian, yakni pengembangan, pembersihan, dan pengangkatan jiwa pada

pencipta-Nya, manjauhkan diri dari kejahatan, dan menjaga diri agar tetap

berada pada fitrah.

2. Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan akidah kepada akal

dan hati kaum muslim agar mereka merealisasikannya dalam tingkah laku

kehidupan.

Islam megajarkan bahwa tugas guru tidak hanya mengajar dalam kelas,

tetapi juga sebagai norm drager (pembawa norma) agama di tengah-tengah

masyarakat. Guru dalam Islam sebagai pemegang jabatan professional membawa

misi ganda dalam waktu yang bersamaan, yaitu misi agama dan misi ilmu

pengetahuan. Misi agama menuntut guru untuk menyampaikan nilai-nilai agama

kepada anak didik, sehingga anak didik dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan

norma-norma agama tersebut. Misi ilmu pengetahuan menuntut guru menyampaikan

ilmu sesuai dengan perkembangan zaman. (Nurdin, 2017:129)

Islam memerintahkan bahwa suatu urusan atau pekerjaan itu haruslah dilakukan

atau diselesaikan secara professional dalam arti bahwa yang berhak untuk

Page 22: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

5

melakukan pekerjaan adalah orang yang benar-benar ahli dibidangnya. Salah satu

permasalahan pendidikan dan menjadi tugas guru adalah menyadarkan peserta didik

dan mampu mengarahkan peserta didik untuk mensikapi nilai-nilai yang diperoleh di

sekolah, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Oleh karena itu

profesionalisme guru dalam melakukan proses mendidik anak pada lembaga

pendidikan Islam atau pendidikan secara umum, menjadi penting untuk diwujudkan

dalam dunia pendidikan. Apabila tugas tersebut dilimpahkan kepada orang yang

bukan ahlinya maka tidak akan berhasil bahkan akan mengalami kegagalan,

sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:

) البخاري )رواه إذا وسدا ألمر إلى غير أهله فانتظر الساعة

Artinya: “ Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka

tunggulah kehancurannya”. (HR. Bukhari)

Standar Kompetensi Guru sejatinya terus menerus dikembangkan seiring

perkembangan kebutuhan masyarakat. Menurut Sidi (2001) seorang guru disamping

menghadapi tantangan internal juga akan menghadapi tantangan eksternal. Yang

dimaksud tantangan eksternal yaitu Pertama, krisis etika dan moral bangsa, etika

dan tata krama yang dijunjung tinggi selama ini telah berubah menjadi retorika

belaka, sedangkan dalam dunia nyata nilai-nilai itu telah berganti dengan budaya-

budaya anarkis, kekerasan dan amoral. Kedua, tantangan masyarakat global, di era

globalisasi guru dan lulusan pendidikan akan dihadapkan pada kompetisi,

transparansi, efesiensi, kualitas tinggi, dan profesionalisasi. Oleh karena itu

pengembangan kompetensi guru yang berkelanjutan merupakan upaya strategis

dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) pada guru.

Pengembangan Profesional dari Seyfarth (2002:h.122) dalam Musfah

(2016:h.185) yang menyatakan bahwa Pengembangan Profesional diartikan sebagai

setiap aktivitas atau proses yang dilaksanakan untuk memelihara atau meningkatkan

keterampilan, sikap, pemahaman atau perbuatan professional dan mendorong

individu dalam tugasnya saat ini maupun dimasa mendatang.” Pengembangan

individu bisa melalui serangkaian aktivitas seperti pelatihan, seminar, diskusi

kelompok, melanjutkan pendidikan, dan studi banding.

Beberapa hal yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan

kualitas guru antara lain uji kompetensi, penilaian kinerja dan pengembangan

keprofesian berkelanjutan. Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja

guru secara berkelanjutan agar dapat mencapai mutu pendidikan sesuai dengan yang

diharapkan dalam Tujuan Pendidikan Nasional, sehingga kita bisa menjadi bangsa

yang bermartabat yang mampu bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan

Negara-negara lain di dunia (Mulyasa, 2013:h.8).

Kebijakan pemerintah dalam menetapkan jabatan guru sebagai sebuah

profesi merupakan langkah transformatif untuk meningkatkan mutu guru secara

sistemik dan berkelanjutan. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB) merupakan salah satu program pemerintah yang ditujukan sebagai sarana

untuk meningkatkan profesionalitas guru yang dilaksanakan sesuai dengan

kebutuhan, secara bertahap, dan berkelanjutan.

Pengembangan professional guru harus diakui sebagai suatu hal yang

sangat fundamental dan penting guna meningkatkan mutu pendidikan. Secara

khusus guru dituntut untuk memberikan layanan profesional kepada peserta didik

Page 23: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

6

agar tujuan pembelajaran tercapai. Sehingga guru yang dikatakan professional

adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang

keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru

dengan kemampuan maksimal (Saondi dan suherman, 2010:h.7-8).

Seorang professional adalah orang yang senantiasa terbuka dan tanggap

terhadap berbagai perubahan, terutama yang terkait dengan bidang profesinya. Guru

sebagai professional dalam tugasnya juga berhadapan dengan perubahan-perubahan

tersebut. Agar guru dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan itu, maka

salah satu tuntutan profesionalisme guru adalah adanya pengembangan

Profesionalisme berkelanjutan (Continuing Professional Development).

Hal ini berdasarkan pada Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 pasal 11

tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah

menyatakan bahwa:

(1) Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Wajib melaksanakan PKB untuk

pengembangan kapasitas sebagai Guru, Kepala Sekolah atau Pengawas

Sekolah.

(2) Kegiatan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebagai

pemenuhan beban kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja

efektif sebagaimana dimaksud dalam pasal 2.

(3) Kegiatan PKB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilaksanakan di

sekolah atau di luar sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menurut Kepala Bidang Program dan Informasi Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan

Pendidikan Luar Biasa (PPPTK TK dan PLB) Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) merupakan suatu upaya pengembangan kompetensi guru yang

dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk

meningkatkan profesionalitasnya. Merujuk pada Permen PAN RB Nomor 16 Tahun

2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan dapat dilakukan dalam bentuk pengembangan diri,

publikasi ilmiah dan karya inovatif.

Berdasarkan data awal yang peneliti temukan, bahwa menurut data yang

dirangkum Dinas Pendidikan Kabupaten Garut bahwa nilai rata-rata UKG Guru

Kabupaten Garut pada tahun 2017 menunjukkan nilai 48 dari Nilai Standar

Kompetensi Minimum 70, masih dibawah rata-rata nilai UKG Jawa Barat dengan

nilai rata-rata 56 dari target Nilai Standar Kompetensi Minimum 70 (Didin, 2017,

para 1-3). Data ini menunjukkan masih rendahnya kompetensi pedagogik dan

kompetensi professional Guru di Kabupaten Garut sehingga perlunya upaya

pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam meningkatkan kompetensi guru.

Dalam upaya pengembangan keprofesian berkelanjutan, pemerintah dalam

hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memprogramkan

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang diberlakukan diberbagai Sekolah.

Salah satunya adalah di SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad

Kabupaten Garut.

Alasan peneliti menentukan SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah

Musaddad kabupaten Garut sebagai objek penelitian adalah kedua sekolah tersebut

merupakan dua sekolah yang paling aktif mengikutsertakan guru dalam pembinaan

Page 24: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

7

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru baik dalam rangkaian

kegiatan yang dilaksanakan di Sekolah ataupun yang dilaksanakan diluar sekolah.

Berdasarkan studi awal hasil wawancara terhadap Kepala Sekolah SDIT

Persis Tarogong, menunjukkan bahwa selama ini, pengembangan keprofesian

berkelanjutan guru di SDIT Persis Tarogong sudah berjalan dengan cukup baik.

Namun, masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi salah satunya adalah

masih jarang guru SDIT Persis Tarogong yang melakukan penelitian tindakan kelas,

lesson study, mempresentasikan karya ilmiah di forum ilmiah, menulis artikel di

jurnal ilmiah, menciptakan teknologi tepat guna, karya seni, dan pembuatan

peralatan praktik, padahal kegiatan tersebut merupakan bagian dari komponen

pengembangan profesi Guru (Sofi, 04 Februari 2019).

Kemudian berdasarkan observasi awal melalui wawancara dengan kepala

Sekolah SDIT Atikah Musaddad Kabupaten Garut bahwa kegiatan Pengembangan

Keprofesian Guru berjalan baik dalam aspek pengembangan diri, sedangkan

kemampuan guru dalam menghasilkan karya pada aspek publikasi ilmiah dan karya

inovatif guru masih terbilang rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi

dari guru untuk menulis dan menghasilkan karya inovatif. Faktor lain disebabkan

karena tidak ada tuntutan yang bersifat wajib dari pemerintah untuk mewajibkan

guru mempublikasikan karya ilmiah dan karya inovatif sebagai syarat guru

professional.(Suwarso, 11 Februari 2019)

PKB Guru adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang

merupakan kendaraan utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan

berkaitan dengan keberhasilan siswa. Dengan demikian semua siswa diharapkan

dapat mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai keterampilan lebih baik, dan

menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang materi ajar serta mampu

memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu melakukannya.

PKB Guru mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru secara

berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan awal

sebagai guru. PKB mendorong guru untuk memelihara dan meningkatkan standar

mereka secara keseluruhan mencakup bidang-bidang berkaitan dengan pekerjaannya

sebagai profesi. Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan dan

memperluas pengetahuan dan keterampilannya serta membangun kualitas pribadi

yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya.

Melalui kesadaran untuk memenuhi standar kompetensi profesinya serta

upaya untuk memperbaharui dan meningkatkan kompetensi profesional selama

periode bekerja sebagai guru, PKB dilakukan dengan komitmen secara holistik

terhadap struktur keterampilan dan kompetensi pribadi atau bagian penting dari

kompetensi profesional. Dalam hal ini adalah suatu komitmen untuk menjadi

profesional dengan memenuhi standar kompetensi profesinya, selalu

memperbaharuimya, dan secara berkelanjutan untuk terus berkembang. PKB

merupakan kunci untuk mengoptimalkan kesempatan pengembangan karir baik saat

ini maupun ke depan. Untuk itu, PKB harus mendorong dan mendukung perubahan

khususnya di dalam praktik-praktik dan pengembangan karir guru.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka perlu dilakukan

penelitian tentang pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru agar

mencetak guru yang professional. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti

tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru di SDIT Persis

Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad Kabupaten Garut.

Page 25: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

8

B. Permasalahan Penelitian

1. Identifikasi Masalah

a. Kualifikasi, kompetensi dan profesionalisme guru yang masih dibawah

setandar.

b. Kualitas guru yang rendah mempengaruhi kualitas pendidikan

c. Tujuan pendidikan yang belum tercapai secara maksimal.

d. Masih banyak guru yang belum melaksanakan pengembangan kompetensi

keprofesionalannya.

e. Banyak guru yang belum mengetahui manfaat dan tujuan dari PKB bagi guru.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, terdapat beberapa masalah

yang berhubungan dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Akan tetapi,

agar lebih fokus dan terarah, peneliti memberi batasan masalah pada penelitian ini

terkait Implementasi Pengembangan Keprofesian berkelanjutan bagi Guru di SDIT

Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad Kabupaten Garut.

3. Rumusan Masalah

Masalah yang peneliti rumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana Implementasi Pengembangan Keprofesian berkelanjutan Guru di

SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad Kabupaten Garut?

b. Apa saja manfaat Pengembangan Keprofesian berkelanjutan Guru di SDIT Persis

Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad Kabupaten Garut?

c. Apa saja kendala yang dihadapi dalam kegiatan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan Guru di SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad

Kabupaten Garut?

d. Bagaimana Evaluasi Pengembangan Keprofesian berkelanjutan Guru di SDIT

Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad Kabupaten Garut?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Tujuan Akademis

Tujuan akademis dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang

implementasi dan manfaat program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

bagi Guru di SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad Kabupaten

Garut dan berbagai permasalahan yang dihadapi sampai pada tahap evaluasi

program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru.

b. Tujuan Terapan

Secara umum, penelitian ini digunakan untuk menemukan dan

mengungkapkan Implementasi, manfaat, kendala yang dihadapi dan evaluasi

program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru di SDIT Persis

Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad Kabupaten Garu dalam meningkatkan

Profesionalisme Guru.

Page 26: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

9

D. Signifikansi Penelitian

Signifikansi penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Signifikansi Akademis

Menjadi input pengembangan ilmu kependidikan dalam upaya peningkatan

profesionalisme guru melalui program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB).

b. Signifikansi Terapan

Bagi pemerintah dapat dijadikan sebagai masukan dan alat evaluasi

kebijakan dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan bagi guru dengan lebih baik. Bagi pihak Sekolah/Madrasah dapat

dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan bagi guru.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan Peneliti melakukan pencarian terhadap penelitian terdahulu yang relevan, guna

perbandingan dalam penelitian yang berguna menyempurnakan penelitian

sebelumnya terkait tema yang sama. Ada beberapa hasil penelitian terdahulu terkait

masalah Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 1.1

Perbandingan Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Jenis Judul Penulis Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

1 Jurnal

Akuntab

ilitas

Manaje

men

Pendidi

kan

Tahun

2018

Empowerment

of Teachers (A

Case Study of

Teacher

Continuous

Professional

Development At

SMKN Of Art)

Anggita

Laras

Pratama

Kegiatan PKB yang

berkaitan dengan

pengembangan diri

dilakukan dengan cara

mengikuti seminar,

workshop, membuat

rancangan

pembelajaran seperti

RPP, dan modul,

beberapa guru sudah

menjalankan kegiatan

publikasi ilmiah;

kegiatan karya inovatif

lebih banyak

dilaksanakan; manfaat

dari PKB yaitu guru

dapat memenuhi

standar dan

mengembangkan

kompetensinya;

hambatan dalam

pelaksanaan PKB

yaitu masalah waktu,

kurangnya rasa

Penelitian ini

membahas

tentang upaya

Implementasi

PKB Guru,

Manfaat PKB

Guru Kendala

yang dihadapi

dan evaluasi

kegiatan PKB

Guru.

sedangkan,

pada penelitian

Anggita Laras

Pratama

membahas

tentang

pemberdayaan

pendidik

melalui PKB,

Manfaat,

hambatan dan

upaya

penyelesaian

Sama-sama

mengkaji

tentang

PKB guru

dan sama-

sama

menggunak

an

pendekatan

kualitatif.

Page 27: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

10

percaya diri, beban

pekerjaan yang tinggi;

guru lebih banyak

melakukan kegiatan

PKB yang berkaitan

dengan karya inovatif;

upaya untuk mengatasi

hambatan dari segi

waktu, guru dituntut

untuk mampu

memanajemen waktu

dengan baik.

PKB.

Perbedaan lain

adalah pada

tingkat objek

penelitiannya.

2 Journal

of

Educati

on,

Teachin

g and

Learnin

g Tahun

2018

The

Development of

Sustainable

Profession

(PKB) of

Teachers in

Senior High

School

Tibyan

Ravaie,

Aswand

i,

M.Chiar

Usaha yang dilakukan

oleh guru SMA Negeri

1 Pemangkat untuk

pengembangan profesi

berkelanjutan mereka

melalui kegiatan

MGMP yang

dilakukan guru mata

pelajaran secara rutin

setiap 1 bulan;

Sebagian besar guru

SMA Negeri 1

Pemangkat belum

menunjukkan upaya

maksimal dalam

mengembangkan

profesinya, terutama

dalam membuat

publikasi ilmiah /

karya tulis ilmiah dan

karya inovatif; Guru

SMA Negeri 1

Pemangkat yang

mencoba melakukan

kegiatan yang

berkaitan dengan

pengembangan

keprofesian mereka

didorong oleh faktor

internal (keinginan

diri) dan faktor

eksternal yang

merupakan dukungan

moral dari kepala

sekolah; Sebagian

Tujuan dari

penelitian ini

adalah

memperoleh

gambaran

tentang

implementasi

program

Pengembanga

n Keprofesian

Berkelanjutan

bagi Guru

sedangkan

tujuan

penelitian

Tibyan dkk

menjelaskan

Upaya yang

dilakukan

untuk

pengembangan

diri, publikasi

ilmiah dan

karya inovatif

serta faktor-

faktor PKB

guru.perbedaa

n lain terdapat

pada tingkat

objek

penelitian.

Sama-sama

penelitian

deskriftif

dengan

pendekatan

kualitatif

Page 28: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

11

besar guru SMA

Negeri 1 Pemangkat

mengalami kesulitan

dalam

mengembangkan

profesi berkelanjutan

mereka.

3 Jurnal

Kebijak

an dan

Pengem

bangan

Pendidi

kan

Tahun

2015

Pelaksanaan

dan

Pengembangan

Keprofesian

Berkelanjutan

Guru Kelas SD

Negeri 2

Tarakan

Maksum Pelaksanaan PKB

guru kelas SDN di

gugus 2 Tarakan

masih belum

terlaksana secara

menyeluruh. Upaya

meningkatkan

kompetensi dan

profesi guru-gurunya,

semua kepala sekolah

di gugus 2 telah

memberikan

kesempatan atau

dukungan kepada

guru-guru yang

tersertifikasi untuk

mengikuti kegiatan

PKB namun motivasi

dari guru itu sendiri

yang masih kurang.

Penelitian ini

memaparkan

tentang

implementasi

PKB guru,

kendala yang

dihadapi dan

evaluasi

program.

Sedangkan

penelitian

Maksum

memaparkan

tentang

pelaksanaan

PKB guru dan

upaya

peningkatan

kompetensi

dan profesi

guru.

Sama-sama

mengkaji

pelaksaaan

PKB Guru

ditingkat

SD dan

metode

penelitian

sama-sama

menggunak

an metode

deskriptif

dengan

pendekatan

kualitatif.

4 Jurnal

Nasiona

l

Manaje

men

Pendidi

kan

Tahun

2017

Efektivitas

Pengembangan

Keprofesian

Berkelanjutan

untuk Guru

Nurkolis

Yupitha

Sunanda

r

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

implementasi CPD

telah berjalan efektif.

Implementasi CPD di

Kabupaten Demak

dapat

diimplementasikan

dalam bentuk:

kegiatan pelatihan

terstruktur, lokakarya,

seminar, pertemuan

ilmiah lainnya;

pendampingan untuk

guru dan kepala

sekolah yang

dilakukan oleh

fasilitator; kegiatan di

komunitas

pembelajaran

Penelitian ini

menjelaskan

bagaimana

implementasi

PKB Guru

pada cakupan

sekolah tingkat

SD.

Sedangkan

penelitian

Nurkolis dkk

menjelaskan

seberapa

efektif

implementasi

PKB guru

pada cakupan

kabupaten

Demak

Sama-sama

menggunak

an metode

deskriptif

dan

pendekatan

kualitatif.

Page 29: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

12

profesional; dan

program induksi atau

magang pemula untuk

maju. Untuk membuat

implementasi CPD

lebih efektif sehingga

perlu penyempurnaan

peraturan

F. Sistematika Penulisan Agar penulisan tesis ini sistematis, terarah, dan setiap babnya memiliki

hubungan yang terkait maka penulisan tesis ini diklasifikasikan kedalam lima bab.

Bab Pertama pendahuluan, bab II Kajian teori dan Kerangka Konseptual, bab III

Metode Penelitian, bab IV Temuan dan Pembahasan dan bab kelima penutup,

berikut adalah rinciannya:

Bab I, merupakan pendahuluan yang menguraikan landasan umum penelitian

ini. Pada bab ini diuraikan latar belakang yang menjadi faktor pentingnya penelitian

ini. Disamping itu terdapat pula rincian permasalahan yang dimulai dengan

diidentifikasinya masalah, kemudian dibatasi pada poin tertentu dan selanjutnya

dirumuskan dalam suatu bentuk pertanyaan yang merupakan operasional dari

pembatasan masalah, dilanjutkan dengan tujuan dan Signifikansi Penelitian.

Selanjutnya dipaparkan pula penelitian terdahulu yang relevan sebagai bahan

rujukan dalam penelitian ini.

Setelah diuraikan landasan umum dalam Bab I maka pada bab II dibahas

kajian teoritis dan empiris yang dilaporkan dalam jurnal, situs internet, buku teks

atau laporan penelitian terdahulu, sejalan dengan rumusan masalah. Bab II tesis ini

memaparkan mengenai program Pengembangan Keprofesain Berkelanjutan, Guru

dan Urgensitas Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesi Guru.

Selanjutnya pada bab III penelitian ini diuraikan Metode Penelitian meliputi

objek dan subjek penelitian, jenis pendekatan dan metode penelitian yang

digunakan, fungsi kehadiran peneliti dalam penelitian, data dan sumber data

penelitian, teknik pengumpulan data dan metode analisis data.

Berikutnya pada penulisan bab IV berisi tentang temuan dan pembahasan

kaitannya dengan Implementasi dan manfaat Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan Guru terhadap peningkatan kompetensi guru, serta permasalahan yang

dialami dan evaluasi dari kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru.

Isi dari bab IV ini sesuai dengan tujuan penelitian ini sehingga terbuka kesempatan

untuk menarik pengertian dan penafsiran secara tepat dan signifikan.

Akhirnya pada bab V penelitian ini diuraikan secara ringkas kesimpulan

jawaban atas masalah penelitian, dan tindakan yang dapat dilakukan untuk

pemecahan masalah tersebut berupa saran atau tindak lanjut yang diuraikan

berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan dilapangan selama tindakan

dilakukan.

Page 30: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

51

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai objek dan subjek penelitian, jenis

pendekatan dan metode penelitian yang digunakan, fungsi kehadiran peneliti

dalam penenitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data

dan metode analisis data.

1. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian ini adalah SDIT Persis Tarogong dan

SDIT Atikah Musadad Kabupaten Garut yang telah melaksanakan program

Pengembangan Keprofesian berkelanjutan bagi Guru selama lebih dari 3

tahun. Sedangkan, subjek penelitian pada penelitian ini adalah kepala

sekolah, guru, waka kurikulum dan siswa SDIT Persis Tarogong dan SDIT

Atikah Musadad Kabupaten Garut. Subjek penelitian dalam penelitian ini

akan memberikan informasi, pendapat, data dan saran terkait dengan fokus

penelitian.

2. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sugiyono (2008:h.9) menjelaskan

bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci. Sedangkan menurut Sukmadinata (2016:h.60) penelitian kualitatif

adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas, sosial, sikap, kepercayaan,

persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat difahami bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi objek yang alamiah

untuk mendeskrifsikan dan menganalisis berbagai fenomena sosial yang

terjadi di lingkungan masyarakat, lembaga kemasyarakatan dan/atau instansi

pemerintahan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif evaluatif,

pendekatan deskriptif merupakan gambaran atau lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fenomena atau hubungan antar fenomena yang

diselidiki (Supyayogo, 2001:h.136) sedangkan pendekatan evaluatif

merupakan pendekatan penelitian dimana peneliti bermaksud

mengumpulkan data tentang implementasi kebijakan yang telah dilakukan

(Arikunto, 2001:h.37).

Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat bermanfaat

bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan dari program, karena

dari masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan

menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.

Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk

Page 31: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

52

pengambilan keputusan (decision maker). Arikunto (2008:h.22) melihat ada

empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil

evaluasi pelaksananaan program, yaitu:

Pertama, Menghentikan program, karena dipandang bahwa program

tersebut tidak dapat terlaksana sebagimana diharapkan. Kedua, Merevisi

Program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan

(terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit). Ketiga, Melanjutkan program,

karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala sesuatu dengan

harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat. Keempat,

Menyebarluaskan program (melaksanakan program-program di tempat lain

atau mengulangi lagi program dilain waktu), Karena program tersebut

berhasil dengan baik, maka sangat baik jika dilaksanakan kembali di tempat

dan waktu yang lain.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

deskriptif evaluatif merupakan penelitian yang menghasilkan sebuah usulan,

saran dan/atau rekomendasi kepada para pengambil keputusan untuk

menentukan tindak lanjut dari sebuah program dengan kemungkinan

kebijakan yang dapat dilakukan mulai dari menghentikan program, merevisi

program, melanjutkan program sampai pada menyebarluaskan program

untuk direalisasikan di tempat lain.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi

dua kasus. Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif adalah karena

peneliti akan meneliti tentang masalah atau fenomena dengan gambaran

yang lengkap untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam sehingga

menghasilkan sebuah teori.

Penelitian ini menggunakan studi dua kasus,. Menurut Yin, studi dua

kasus disebut juga dengan studi multikasus merupakan penelitian dua atau

lebih subjek, latar atau tempat penyimpanan data. Yin mengatakan bahwa:

“When researchers study two or more subject, settings, or depositories of

date they are usually doing what we call multi-case studies. Multi-case-

studies a variety of forms. Some stars as a single case only to have the

original work serve as the first” (Yin, 2015:h.54)

Peneliti menggunakan studi dua kasus pada penelitian ini untuk

mendekripsikan implementasi Program Pengembanganan Keprofesian

Berkelanjutan Guru di SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad

Kabupaten Garut.

3. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai instrumen utama

dalam pengumpulan data secara langsung. Penelitian ini dimulai dengan

melakukan konfirmasi dengan pihak sekolah terkait jadwal awal penelitian

hingga akhir penelitian dan pengumpulan data yang berhubungan dengan

Pengembangan Keprofesian berkelanjutan guru.

Page 32: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

53

4. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah tentang program

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan guru, implementasi, manfaat dan kendala

PKB guru, sampai pada data tentang evaluasi program PKB Guru di SDIT Persis

Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad Kabupaten Garut sebagai bahan masukan

atau rekomendasi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam program Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan Guru. sedangkan, Sumber data pada penelitian ini

dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian merupakan data yang didapatkan

dari sumber pertama (Moeloeng, 2000:h.157). Data primer pada penelitian ini

berupa data yang didapat dari kepala sekolah, guru, waka kurikulum dan siswa

terkait Implementasi Pengembangan Keprofesian berkelanjutan bagi Guru di

SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musadad Kabupaten Garut melalui

kegiatan wawancara dan observasi.

2. Data sekunder

Moelong (2000:h.158) menjelaskan bahwa data sekunder berupa gambar,

foto dan catatan yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder pada

penelitian ini berupa foto-foto kegiatan guru, gambar, dan dokumen-dokumen

sekolah yang berhubungan dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

guru

5. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk pendekatan data dan sumber data yang akan

digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi :

a. Wawancara (Interview)

Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik

pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif

dan deskriptif kuantitatif (Sukmadinata, 2016:h.216). Wawancara dilakukan

berdasarkan pertanyaan penelitian dalam tahap pelaksanaan Pengembangan

Keprofesian berkelanjutan bagi Guru di SDIT Persis Tarogong dan SDIT

Atikah Musadad Kabupaten Garut. Beberapa informan yang akan diwawancara

adalah Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Guru peserta PKB dan siswa.

b. Observasi

Observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung

(Sukmadinata, 2016:h.220). Dalam penelitian ini, peneliti bertugas untuk

datang ke tempat penelitian tetapi tidak terlibat dalam kegiatan PKB Guru.

dalam tahapan ini peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran di kelas yang

dilakukan guru-guru yang telah mengikuti pelatihan PKB Guru.

c. Studi Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini untuk melengkapi data tentang

Pengembangan Keprofesian berkelanjutan bagi Guru, profil sekolah,

dokumentasi kegiatan PKB Guru baik berupa gambar kegiatan atau dokumen

tertulis, rekaman dan dokumen pendukung lainnya. Hal ini sesuai dengan

Page 33: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

54

pendapat Arikunto (2002:h.131) yang mengatakan bahwa dokumen bisa berupa

gambar, usulan, buku tahunan, karangan dan selebaran berita.

6. Metode Analisis Data Pada prinsipnya analisis dan pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan

secara terus menerus dari awal sampai akhir penulisan laporan penelitian. Cara

yang dilakukan untuk analisis data adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang sesuai dengan fokus

penelitian dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah itu

diedit dan dipilah-pilah. Kemudian dianalisis secara deskriptif.

b. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian,

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari

catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus

selama pengumpulan data berlangsung. Reduksi data merupakan bagian dari

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga

kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi (Hamid

Patimula, 2011: h.100-101).

Data yang diperoleh dari lapangan selanjutnya dianalisis, untuk memudahkan

dalam menganalisis, perlu adanya reduksi data atau merangkum memilih hal-

hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang kemudian disusun secara

sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan.

c. Penyajian data

Penyajian Data merupakan kesimpulan informasi deskripsi dalam bentuk

narasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan, informasi disini termasuk didalamnya matrik, skema.

Tabel dan jaringan kerja berkaitan dengan kegiatan

d. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah keempat dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Dalam penarikan kesimpulan harus longgar, terbuka dan skeptis.

Pemeriksaan kembali tentang kebenaran data yang telah diperoleh (Sugiyono,

2007:h.91). Penarikan kesimpulan dimulai sejak pengumpulan data datang

memahami apa arti dari berbagai hal tentang gejala-gejala yang ditemui

dengan penelitian dengan mencari benda-benda, mencatat keterangan pola-

pola penjelasan atau kofigurasi yang merupakan kesimpulan akhir dari hasil

penelitian.

Page 34: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

102

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan temuan data dan pembahasan, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan dan menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan

adalah kualitas guru sebagai tenaga professional. Guru yang professional dituntut

meningkatkan kompetensinya dan mengembangkan profesi sebagai guru secara

berkelanjutan.

1. Implementasi PKB Guru

Implementasi PKB Guru di SDIT Persis Tarogong meliputi tiga

komponen kegiatan. Diantaranya:

Pertama, Pengembangan Diri, diaplikasikan pada dua kegiatan yaitu :

a) Diklat Fungsional, berupa Pembinaan melalui tatap muka langsung dan In-

On-In. b) Kegiatan Kolektif Guru, berupa lokakarya, workshop, pelatihan,

seminar pendidikan, tutor sebaya dan Sharing guru jenjang, Kelompok Kerja

Guru, Magang dan study banding. Kedua Publikasi Ilmiah berupa buku teks

pelajaran/diktat mata pelajaran yang masih bersifat publikasi lokal sekolah

dikarenakan kurangnya motivasi internal guru dalam menulis karya ilmiah.

Ketiga Karya Inovatif, berupa pengembangan karya seni lukis, seni musik dan

penyusunan soal tingkat Kabupaten.

Sedangkan Implementasi PKB Guru di SDIT Atikah Musaddad

meliputi tiga komponen kegiatan. Diantaranya:

Pertama, Pengembangan Diri, diaplikasikan pada dua kegiatan: a) Diklat

Fungsional, berupa Pembinaan melalui tatap muka langsung dan In-On-In. b)

Kegiatan Kolektif Guru, berupa lokakarya, workshop, pelatihan, seminar

pendidikan, tutor sebaya dan Sharing komunitas guru sesama level,

Kelompok Kerja Guru, Study banding dan kunjungan perpustakaan daerah.

Kedua, Publikasi Ilmiah berupa buku teks pelajaran/diktat mata pelajaran

yang masih bersifat publikasi lokal sekolah disebabkan kurangnya motivasi

guru dalam menulis. Ketiga, Karya Inovatif, berupa pengembangan karya seni

lukis, pembuatan alat peraga/praktikum dan penyusunan soal tingkat sekolah.

Dari kesimpulan diatas dapat dijelaskan bahwa kegiatan PKB Guru di

SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad belum terlaksana dengan

maksimal. Kegiatan PKB Guru yang terlaksana hanya pada komponen

pengembangan diri, sedangkan komponen publikasi ilmiah dan karya inovatif

belum terlaksana dengan baik.

2. Manfaat PKB Guru

Terdapat manfaat yang dirasakan oleh guru, siswa dan sekolah SDIT Persis

Tarogong dalam kegiatan PKB guru Diantaranya: 1) Bagi Guru, bertambahnya

ilmu dan wawasan dalam mengelola pembelajaran, menumbuhkan kesadaran diri

menjadi pribadi pembelajaran, meningkatkan kompetensi sosial, dan menyadarkan

Page 35: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

103

diri guru akan pentingnya menulis dan menciptakan karya .2) Bagi Siswa, Cara

mengajar yang berbeda dari biasanya, lebih kreatif dan menyenangkan sehingga

menumbuhkan motivasi belajar siswa. 3) Sekolah, meningkatnya kemampuan guru

sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik, sehingga berpengaruh terhadap

rasa puas orang tua dalam menitipkan siswanya di sekolah.

Manfaat lain juga dirasakan oleh guru, siswa dan sekolah SDIT Atikah

Musaddad dalam kegiatan PKB guru Diantaranya: 1) Bagi Guru, bertambahnya

ilmu dan wawasan dalam mengajar, mengarahkan guru untuk banyak membaca,

memotivasi guru untuk mengikuti perkembangan dan kemajuan pendidikan dan

menciptakan jangkauan pertemanan yang luas.2) Bagi Siswa, guru mampu

mengelola pembelajaran dengan baik, pembelajaran menyenangkan dengan

metode pembelajaran yang beragam 3) Sekolah, meningkatnya kemampuan dan

kedisiplinan guru.

3. Kendala PKB Guru

Kendala yang dihadapi dalam Implementasi PKB guru SDIT Persis

Tarogong adalah berkenaan dengan waktu, biaya, kompetensi IN dan tidak ada

pengaruh terhadap jenjang karir dan nilai KCM yang setiap tahun naik.

Sedangkan kendala yang dihadapi SDIT Atikah Musaddad adalah berkenaan

dengan waktu, biaya, singkronisasi data, tindak lanjut PKB dan Implementasi

tiga komponen PKB yang belum maksimal.

4. Evaluasi PKB Guru

Evaluasi menjadi bagian yang penting dalam mempertahankan program dan

melanjutkan program. Terdapat beberapa catatan dalam rangka mengevaluasi

kegiatan PKB Guru secara keseluruhan yang disampaikan kepala sekolah dan

Guru-guru SDIT Persis Tarogong dan SDIT Atikah Musaddad Kabupaten Garut

diantaranya evaluasi terhadap pemerintah sebagai pemangku kebijakan, sekolah

sebagai lembaga pendidikan dan guru sebagai pelaksana peserta PKB.

Dari evaluasi tersebut disimpulkan bahwa program Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan Guru atau disingkat PKB guru merupakan program

yang bermanfaat yang banyak dirasakan baik oleh sekolah, guru dan siswa

sebagai komponen dari pendidikan di sekolah. Harapannya program PKB terus

dikembangkan dengan merevisi Program, karena terdapat bagian-bagian yang

tidak sesuai dengan harapan. Dan tetap melanjutkan program, karena

pelaksanaan program PKB menunjukkan hasil yang bermanfaat bagi banyak

pihak khsusunya bagi guru.

B. Saran-saran

Berdasarkan pemaparan kesimpulan diatas, beberapa saran yang dapat

dikemukakan adalah sebagai berikut:

Dalam upaya peningkatan kompetensi guru selayaknya pemerintah

memberikan perhatian lebih terhadap guru dengan memberikan fasilitas terbaik

dalam melaksanakan berbagai program peningkatan kompetensi guru.

1. Pemerintah sebaiknya mengalokasikan dana khusus untuk pengembangan

profesi guru, karena keberhasilan guru akan berimplikasi pada pembangunan

Nasional dan akan menguntungkan Negara.

Page 36: TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46065/1/NUNUNG SITI HAMIDAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

104

2. Sebaiknya guru menyadari akan pentingnya pengembangan profesi bagi

kepentingan dirinya sebagai pengemban profesi professional dengan terus

mengupgrade pengetahuan dan keterampilannya.

3. Bagi pihak guru tidak perlu berkecil hati dengan tidak ada tindak lanjut dari

kegiatan PKB terhadap kenaikan jenjang karir, karena pada dasarnya

pembinaan PKB turut meningkatkan kompetensi guru menjadi tenaga

professional.

4. Bagi pihak sekolah agar memprogramkan kegiatan pengembangan profesi

guru secara khusus di sekolah terutama dalam pengembangan kemampuan

menulis karta tulis ilmiah dan menghasilkan karya inovatif.