tes standar dan buatan guru

34
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebuah tes yang sudah distandardisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang menjelaskan tenteng pelaksanaan, menskor, dan mengadakan interpretasi. Tes standar sebenarnya bukanlah sesuatu yang istimewa dalam tes prestasi belajar. Tes ini disusun dalam tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru. Guru yang sudah banyak berpengalaman, mengajar dan menyususn soal-soal tes, juga masih sukar menyadari bahwa tesnya masih kurang sempurna. Oleh karena itu cara yang paling baik adalah secara jujur melihat hasil yang diperoleh oleh siswa. Untuk lebih jelasnya makalah ini akan membahas tes standar tes buatan guru dan analisis hasil tes. Tes adalah salah satu bentuk instrumen evaluasi untuk mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai pokok-pokok 1

Upload: dahlia-tambajong

Post on 17-Dec-2015

795 views

Category:

Documents


112 download

DESCRIPTION

op9pp

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSebuah tes yang sudah distandardisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang menjelaskan tenteng pelaksanaan, menskor, dan mengadakan interpretasi.Tes standar sebenarnya bukanlah sesuatu yang istimewa dalam tes prestasi belajar. Tes ini disusun dalam tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru.Guru yang sudah banyak berpengalaman, mengajar dan menyususn soal-soal tes, juga masih sukar menyadari bahwa tesnya masih kurang sempurna. Oleh karena itu cara yang paling baik adalah secara jujur melihat hasil yang diperoleh oleh siswa. Untuk lebih jelasnya makalah ini akan membahas tes standar tes buatan guru dan analisis hasil tes.Tes adalah salah satu bentuk instrumen evaluasi untuk mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai pokok-pokok materi yang sudah diajarkan. Tes ada yang dibuat oleh seorang guru yang kemudian disebut tes buatan guru dan ada tes yang sudah memenuhi standar suatu satuan pendidikan maupun lembaga pendidikan yang kemudian disebut tes terstandar. Dalam menilai, baik tes terstandar maupun tes buatan guru ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan analisis hasil tes tersebut. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang banyak hal yang berkaitan dengan tes standar dan tes buatan guru. Serta dijelaskan juga tentang analisis hasil tes.

B. RUMUSAN MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan TES?2. Apa yang dimaksud dengan Tes Standar?3. Apa yang dimaksud dengan Tes Buatan Guru ?

C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan TES.2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Tes Standar.3. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Tes Buatan Guru.

BAB IIPEMBAHASAN

A. TES1. Pengertian TESSecara harfiah, kata tes berasal dari bahasa Perancis kuno: testum dengan arti: piring untuk menyisihkan logam-logam mulia (maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi), dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesianya diterjemahkan dengan makana tes, ujian atau percobaan. Dalam bahasa Arab Imtihan. Sedangkan Sumadi Suryabrata, mengartikan tes adalah: pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu, penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standar atau testee lainnya. Dari kedua pengertian diatas, diambil pengertian, tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang dutujukan kepada testee unruk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kuantitatif, selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang bersifat kualitatif.

2. Jenis Jenis Teknik Tesa. Tes TertulisTes tertulis adalah sekumpulan item pertanyaan dan atau pernyataan yang direncanakan guru secara sistematis guna memperoleh informasi tentang siswa. Tes ini tidak dapat digunakan secara afektif untuk mengevaluasi ketrampilan psikomotorik siswa. Namum dapat digunakan untuk mengevaluasi prinsip-prinsip yang menyertai ketrampian termasuk ketrampilan kognitif dan psikomotorik. Ada dua macam bentuk tes tertulis yaitu tes objektif dan subjektif. 1) Item Tes ObjektifItem tes dikatakan objektif karena para siswa tidak dituntut merangkai jawaban yang atas dasar informasi yang dimilikinya. Pada umumnya jawaban sudah tersedia atau sudah diarahkan dan lebih bersifat pasti. 2) Item Tes SubjektifSecara ontologi tes esai adalah salah satu bentuk tes tertulis yang susunannya terdiri atas item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan yang menuntut siswa melalui uraian-uraian kata yang nerefleksikan kemampuan berfikir siswa. Tes ini juga disebut sebagai tes dengna pertanyaan terbuka, dimana dalam tes tersebut siswa diharuskan menjasab sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Jika dilihat dari asperk jawaban yang diberikan siswa, tes esai menurut Grounlund (1990) dapat debedakan menjadi dia macam yaitu tes esai dengan jawaban panjang dan tes esai dengan jawaban singkat.Tes esai dikatakan panjang apabila dalam aplikasi tes memerlukan jawaban siswa secara luas. Tes jenis ini direncanakan oelh guru untuk meliahat kemampuan siswa dalam menuangkan ide dalam satu kesatun yang komperhensif, koherensi dan sistematis sehingga memberikan kejelasan jawaban. Tes ini juga digunakan untuk mengukur penguasaan pengetahuan yang mengandung unsur-unsur kedalam dan keluasan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Sedangkan jenis tes esai dengan jawaban pendek biasanya jawaban pertanyaan pengarah pada jawaban yang lebih spesifik dan pasti seperti kunci jawaban.Bentuk pertanyaan tes esai dapat dikonstruksi dengan menggunakan kata bantu pertanyaan tertentu yang mengandung unsur singkat 5 W + 1 H. Dari jenis tes ini medorong siswa agar memiliki kemampuan mengekspresikan ide mereka dengan meggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri bedasarkan pengetahuan dan informasi yang mere miliki. Inilah yang menjadi kelebihan jenis tes esai. Berikut adalah cara-cara dalam menyusun tes esai, diantaranya: Guru hendaknya memfokuskan pertanyaan esai pada materi pembelajaran yang tidak dapat diungkap dengan bentuk tes lain misalnya tes objektif Guru kendaknya memformulasikan item pertanyaan yang mengungkap perilaku spesifik yang diperoleh dari pengalaman hasil belajar. Item-item pertanyaan tes esai sebaiknya jelas dan tidak menimbulkan kebingungan sehingga siswa dapat menjawabnya dengan tidak ragu-ragu Sertakan petunjuk waktu pengerjaan untuk setiap pertanyaan, agar para siswa dapat memperhitungkan kecepatan berpikir, menulis dan menuangkan ide sesuai dengan waktu yang disediakan. Ketika mengontruksi sejumlah pertanyaan essai, para guru hendaknya menghindari penggunaan pertanyaan pilihan. Misalnya pilih empat soal dari lima pertanyaan yang tersedia. Menurut Sukardi (2008) kelebihan dan kelemahan tes esai yaitu:1) Kelebihannya Mengukur proses mental siswa dalam menuangkan ide ke dalam jawaban item secara tepat Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa mereka sendiri. Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan menyatakan pemikiran siswa secara aktif. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat mereka sendiri. Mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas 2) Kelemahan: Dalam memeriksa jawaban pertanyaan tes esai, ada kecenderungan pengaruh subjektif yang selalu muncul dalam pribadi seorang guru. Pertanyaan esai yang disusun oleh seorang guru atau evaluator cenderung kurang bisa mencakup seluruh materi yang telah diberikan Bentuk pertanyaan yang memiliki arti ganda, sering membuat kesulitan pada siswa sehingga memunculkan unsur-unsur menerka dan menjawab dengan ragu-ragu.Untuk menilai hasil tes esai biasanya seorang guru dipengaruhi beberapa faktor yang seperti subjekitvitas, pertimbangan dan pengaruh interaksi antara guru dengan siswa selama proses belajar mengajarn berlangsung. Untuk mengatasi tiga faktor tersebut, berikut beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan para guru diantaranya:a. Menyusun kunci jawaban yang mengandung materi penting yang dapat digunakan sebagai acuan dasar penilaian.b. Menentukan nilai dari setiap pertanyaan berdasarkan bobot permasalahan, kompleksitas jawaban dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan jawaban.c. Memutuskan beberapa poin pengurangan skor penilaian apabila siswa melakukan kesalahan kecil.d. Mengevaluasi satu pertanyaan pada semua lembar jawaban yang sebelum pindah ke pertanyaan lain.e. Cek kesamaan kualitas jawaban dengan mengelompokkan jawaban ke dalam 3 5 tumpukan.f. Usahakan dalam proses penilaian jawaban soal tidak melihat nama siswa penjawab.g. Disarankan untuk sering beristirahat untuk mecegal keleahan dan kejenuhan yang dapat mengakibatkan pemberian skor berubah secara signifikan.

b. Tes LisanTes lisan merupakan sekumpulan pertanyaan dan atau pernyataan yang disusun secara terencana, yang diberikan kepada siswa tanpa melalui media tulis. Pada kondisi tertentu tes ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran seperti ketika melaksanakan kegiatan eksperimen di laboratorim dengan menanya setiap kelompok yang melakukan eksperimen. Tes ini juga dapat digunakan untuk melakukan remidi. Tes lisan ini sebaiknya sebagai tes pelengkap setelah tes utama dalam bentuk tertulis dilakukan.

B. TES STANDAR1. Pengertian Tes StandarPengertian tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara professional. Tes tersebut diketahui memenuhi syarat sebagai tes yang baik. Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama, dapat diterapkan pada beberapa obyek mencakup wilayah yang luas.Istilah standar dalam tes dimaksudkan bahwa semua siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan dikerjakan dengan menggunakan petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang sama pula. Dengan demikian maka seolah-olah ada suatu standar atau ukuran sehingga diperoleh suatu standar penampilan (performance) dan penampilan kelompok lain dapat dibandingkan dengan penampilan kelompok standar tersebut.Istilah standar tidak mengandung arti bahwa tes tersebut mengukur apa yang harus dan dapat diajarkan pada suatu tingkat tertentu atau bahwa tes itu menyiapkan suatu standar prestasi dimana siswa harus dan dapat mencapai suatu tingkat tertentu. Sekali lagi, tes standar dipolakan untuk penampilan prestasi sekarang (yang ada) yang dilaksanakan secara seragam, diusahakan dalam kondisi yang seragam, baik itu diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan perseorangan maupun siswa sebagai anggota dari suatu kelompok.

2. Kegunaan Tes StandarSecara garis besar dan Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan tes standar adalah:a. Jika ingin membuat perbandingan.b. Jika banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak tersedia data tentang calon ini.c. Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individual atau kelompok.d. Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk individual atau kelompok.e. Membandingkan prestasi siswa berbagai sekolah atau kelas.f. Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode atau waktu tertentu.

3. Kelengkapan Tes StandarSebuah tes yang sudah distandarisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunju-petunjuk yang perlu terutama yang menjelaskan tentang pelaksanaan, mengskor, dan mengadakan interpretasi.Secara garis besar manual tes standar ini memuat:a. Ciri-ciri mengenai tes.Misalnya menyebutkan tingkat validitas. Tingkat reliabilitas dan sebagainya.b. Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes. Misalnya yang disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan dan untuk tujuan apa.c. .Proses standarisasi tes. Misalnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel. Besarnya sampel, Teknik sampling, Kelompok mana yang diambil sebagai sampel(sifat sampel).d. Petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes. Misalnya: dilaksanakan dengan lisan atau tertulis, watu yang digunakan untuk mengerjakan setiap bagian, boleh tidaknya tercoba keluar jika sudah selesai mengerjaan soal itu dan sebagainya.e. Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor. Misalnya: untuk beberapa skor tiap-tiap soal/unit, menggunakan sistem hukuman atau tidak, bagaimana cara menghitung nilai akhir dan sebagainya.f. Petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil. Misalnya: Betul nomor sekian sampai sekian cocok untuk jabatan kepala seksi, Betul nomor sekian saja, cocok untuk jabatan guru dan sebagainya.g. Saran-saran lain. Misalnya: siapa pun harus menjadi pengawas, bagaimana seandainya tidak ada calon yang mencapai skor tertentu dan sebagainya.

4. Jenis-jenis Tes StandarTes standar diklasifikasikan menjadi 7 jenis utama dan beberapa contoh dari setiap jenis yang sering digunakan dalam penelitian:a. Tes kecerdasanTes kecerdasan memberikan perkiraan tingkat intelektual umum dengan sampling kinerja seseorang pada berbagai tugas. Tugas-tugas ini dapat mencakup definisi kata, pemecahan masalah matematika, pengetahuan umum, dan memori jangka pendek.Tes kecerdasan sangat dijunjung tinggi oleh para peneliti pendidikan dan personil sekolah karena keberhasilan mereka dalam memprediksi prestasi sekolah. Bahkan sering disebut tes bakat skolastik karena mayoritas dari tes tersebut mengukur spek-aspek kecerdasan yang tampaknya diperlukan untuk suksesd alam belajar di sekolah.

b. Tes bakatTes bakat ditujukan untuk prediksi kinerja siswa dalam perilaku spesifik. Tes yang tersedia untuk mengukur bakat bagi banyak mata pelajaran tertentu seperti bahasa asing, seni, musik, dan matematika. Sebuah kecenderungan utama dalam pengujian pendidikan adalah perkembangan dari pengujian yang mengukur berbagai macam bakat yang berkaitan dengan keberhasilan kejuruan dan skolastik.

c. Tes prestasiTes prestasi banyak tersedia. Beberapa tes dimaksudkan untuk mengukur pengetahuan siswa mengenai fakta yang spesifik, pemahaman siswa dan penguasaan prinsip-prinsip dasar. Meskipun tes prestasi telah dikritik atas dasar sosial, tes tersebut mungkin yang paling valid, dapat diandalkan, dan berguna untuk peneliti pendidikan.Administrasi waktu untuk tes prestasi yang berbeda sangat bervariasi, beberapa tes mengambil sedikitnya 30 menit, sedangkan yang lain memerlukan dua hari pengujian. Tes prestasi juga berbeda dalam subjek-materi cakupan. Dalam memilih suatu tes prestasi untuk proyek penelitian, harus terlebih dahulu memutuskan bidang prestasi yang akan diukur dan kemudian mengevaluasi tes yang dimaksudkan untuk mengukur prestasi di bidang ini.

d. Tes diagnosticTes diagnostik adalah bentuk tes prestasi. Namun, tes prestasi biasanya menghasilkan skor tunggal menunjukkan tingkat umum prestasi siswa dalam mata pelajaran tertentu. Beberapa tes diagnostik digunakan umum adalah Stanford Diagnostic Reading Test, Stanford Diagnostic Mathematics Test, dan Diagnostic Skreening Test.Ada beberapa keuntungan untuk administrasi tes diagnostik dalam program penelitian atau perbaikan. Pertama, siswa yang memiliki kekurangan tertentu dalam subjek dapat diidentifikasi. Kedua, penggunaan tes diagnostik sangat membantu dalam perencanaan perbaikan instruksi individual, pendekatan yang dianjurkan oleh banyak pendidik. Kerugian dari beberapa tes diagnostik adalah bahwa sub scores memiliki reliabilitas yang rendah dan sangat saling berkorelasi dengan satu sama lain.

e. Mengukur kreatifitasCara untuk mengidentifikasi dan melatih kreatifitas seseorang merupakan masalah utama dalam penelitian pendidikan selama dua dekade ini. Sangat mengejutkan bahwa ternyata telah banyak berkembang pula cara untk mengukur kreatifitas pada waktu yang dua dekade ini. Alasan mendasar dalam melakukan penelitian dalam kreativitas adalah meningkatnya ketertarikan para pendidik terhadap factor-faktor non-intelektual, seperti kreatifitas dan personalitas, dalam pencapaian siswa di sekolah.Kebanyakan pengukuran tentang kreativitas ditekankan pada penilaian terhadap kemampuan belajar siswa dan sifat-sifat siswa yang dapat berkontribusi pada pencapaian kreatif siswa. Hal tersebut tidak mengukur secara langsung tingkat krativitas siswa.

f. Self-report dalam pengukuran kepribadianPengukuran ini digunakan secara berkelanjutan dalam penelitian pendidikan untuk menggambarkan karakteristik kepribadian kelompok yang sesuai dengan kebutuhan peneliti; seperti kelompok minoritas, kelompok anak-anak kurang beruntung dsb. Mereka juga menggunakan cara tersebut dalam penelitian yang dilakukannya untuk melihat keterkaitan antara karakteristik seseorang dengan faktor-faktor lainnya, seperti tingkat kecerdasan, prestasi dalam kelompoknya atau popularitas. Keuntungan dari tes tersebut adalah murah dan mudah untuk diatur dan dinilai. Pertanyaan yang dikemukakan pada tes tersebut sebagian besar berupa pertanyaan objektif; seperti pertanyaan ya-tidak atau pertanyaan berbentuk pilihan ganda. Kekurangan dari tes ini adalah tes ini biasanya merupakan self-report dari individu yang dites. Seperti self-report pada umumnya, tes tersebut akan akurat apabila persepsi diri dari individu tersebut juga akurat dan juga terkait dengan kejujuran individu tersebut dalam mengisi tes tersebut. Hal tersebut merupakan masalah bagi banyak penelitian di bidang pendidikan dan psikologi.

g. Teknik proyektifIstilah teknik-teknik proyektif ini dipopulerkan oleh Frank LK. Salah satu keuntungan yang diklaim sebagai teknik proyektif atas diri sendiri-laporan persediaan adalah bahwa mereka kurang tunduk pada berpura-pura. Teknik-teknik proyektif yang paling banyak digunakan adalah Uji Rorschach dan Test Apperception Tematik (TAT). Di Rorschach, subjek menanggapi satu set percikan tinta, sedangkan dalam TAT subjek menanggapi satu set gambar. Terlepas dari popularitas tes proyektif kami akan merekomendasikan bahwa mereka akan digunakan dengan hati-hati dalam proyek penelitian, karena sebagai aturan, ukuran ini membutuhkan pelatihan yang ekstensif dan pengalaman untuk mengelola, skor, dan menafsirkan. Jika Anda memutuskan untuk menggunakan Rorschach atau teknik proyektif serupa dalam proyek Anda, anda harus mempekerjakan orang-orang yang memenuhi syarat untuk mengelola, skor dan menginterpretasikan hasil.

C. TES BUATAN GURU1. Pengertian Tes Buatan GuruSesuai dengan namanya, tes buatan guru adalah tes yang dibuat oleh guru-guru kelas itu sendiri. Tes tersebut dimaksud untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang dikelolah oleh guru kelas yang bersangkutan. Penyusunan soal-soal tes yang dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik tersebut, pada umumnya dilakukan oleh para guru bidang studi yang bersangkutan. Hal itu memang menjadi kewajiban para guru yang mengukur capaian prestasi belajar peserta didik di kelas mata pelajarannya. Para guru itulah yang merumuskan kompetensi dasar dan indikator yang akan dibelajarkan, memilih bahan, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan kamudian menilai capaian peserta didik. Dalam keadaan seperti itum gurulah yang palig tahu apa yang dipelajari dan harus di ukur pada peserta didik di kelasnya sehingga dimungkinkan untuk membuat alat ukur tingkat.Penyusunan butir-butir tes harus mendasarkan diri pada kompetensi dasar, indikator, dan deskripsi bahan yang telah diajarkan. Dalam hal ini mungkin sekali terdapat perbedaan antara guru yang satu dengan yang lain waktu mereka satu mata pelajaran. Seorang guru mungkin saja mengambil bahan pembelajaran yang berbeda dengan guru yang lain walau kompetensi dasar yang diajarkan sama, misalnya sama-sama membelajarkan apresiasi sastra. Oleh karena itu, alat tes yang disusun oleh seorang guru hanya tepat diterapkan pada kelasnya sendiri, dan tidak pada kelas atau bahkan sekolah lain yang diajar oleh guru yang berbeda. Dangan demikian, tes buatan guru hanya mempunyai daya jangkau pakai yang terbatas. Hasil atau skor yang dicapai peserta didik juga terbatas, dalam arti hanya dapat diperbandingkan dengan kawan-kawan sekelompoknya yang satu sekolah. Jika hasil tes itu dibandingkan dengan capaian siswa dari sekolah lain kurang tepat karena mungkin sekali alat ukur dan cara penafsiran yang dilakukan guru yang mengetesnya tidak sama.Pada umumnya, tes buatan guru tidak diujikan terlebih dahulu karena berbagai hal, baik yang menyangkut masalah waktu, kesempatan, tenaga, biaya, dan juga kemampuan guru itu sendiri untuk menganalisisnya. Apa yang disusun guru pada waktu itu, itulah kemudian yang diteskan, bahkan mungkin untuk berkali-kali. Kegiatan analisis dan revisi butir-butir tes jarang (untuk tidak dikatakan tidak pernah) dilakukan. itulah sebabnya taraf kepercayaan tes buatan guru sering dikatakan rendah, atau sebenarnya yang tepat adalah tidak diketahui secara pasti karena memang jarang dilakukan pengujian kadar reabilitas terhadap alat tes, khususnya oleh guru yang bersangkutan. Kondisi yang demikian sebenarnya patut disayangkan.Kelemahan tersebut sebenarnya mudah diatasi jika guru mau memelajari dan menerapkan tekhnik penyusunan dan pengolahan hasil penilaian yang tepat. Untuk tes buatan guru yang paling diutamakan adalah adanya kesesuaian antara tujuan (kompetensi dasar, indikator), deskripsi bahan, dan alat penilaian. Hal ini merupakan persyaratan untuk pemenuhan validitas isi (content validity), sebuah tautan validitas yang mesti terpenuhi dalam sebuah alat tes. Untuk menentukan butir-butir soal mana yang layak atau sebaliknya yang tidak layak, kita bisa melakukan pengetesan (mungkin ulangan umum, ujian semester) yang pertama itu yang dianggap sebagai uji coba alat tes itu. Hasil analisisnya (termasuk pengujian dengan berbagai kriteria dan tekniknya akan dibicarakan di belakang) kemudian dijadikan masukan untuk melakukan revisi. Setelah itu, alat tes tersebut barulah dipergunakan untuk keperluan pengukuran hasil belajar peserta didik.

2. Ciri- Ciri Tes Buatan GuruTes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan pembelajaran untuk kelas tertentu. Kualitas tes dan keandalannya belum menjamin keobjektifannya, sebab hanya di berikan kepada sekelompok peserta didik atau kelas saja. Tes buatan guru juga bersifat sektoral dan tingkat kesukaran itemnya tidak didasarkan pada karakteristik peserta didiknya. Ada beberapa ciri yang dimiliki oleh tes buatan guru. Diantara ciri-ciri tersebut adalah: a. Didasarkan atas bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.b. Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan atau keterampilan yang sempit.c. Biasanya disusun sendiri oleh guru. d. Jarang menggunakan butir tes yang sudah diujicobakan, dianalisis, dan direvisi.e. Mempunyai reliabilitas sedang atau rendah.f. Norma kelompok terbatas kelas tertentu.

3. Kegunaan Tes Buatan GuruTes buatan guru bersifat temporer, artinya hanya berlaku pada saat tertentu dan situasi tertentu pula. Pada kesempatan lain belum tentu tes tersebut dapat digunakan lagi karena mungkin ada perubahan baik bentuk itemnya maupun kapasitas peserta didiknya. Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan tes buatan guru adalah:a. Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu.b. Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai.c. Untuk memperoleh suatu nilai.Bentuk tes buatan guru pun bermacam-macam. Ada tes yang sifatnya hafalan semata, dan ada pula yang bersifat analitis. Seorang guru yang profesional harus mampu menyusun soal yang berimbang antara dua sifat tersebut. Hal ini untuk mengetahui kemampuan peserta didiknya, siapa yang mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mengingatatau menghafal sesuatu dan siswa yang mempunyai daya pikir kritis, analitis, luas, dan asosiatif.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULANTes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang dutujukan kepada testee unruk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Tes standar adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan tes secara professional. Tes standar sangat memperhatikan keobjektifitasnya, realibitasnya, dan validitanya. Tes standar dilaksanakan secara seragam, diusahakan dalam kondisi yang seragam, baik itu diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan perseorangan maupun siswa sebagai anggota dari suatu kelompok. Tes standar dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama dan dapat diterapkan pada beberapa obyek mencakup wilayah yang luas.Tes buatan guru (teacher-made test) adalah tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan memepergunakan tes tersebut. Tes buatan guru adalah tes yang dibuat seorang guru untuk merumuskan bahan dan tujuan khusus untuk kelasnya sendiri dan masih dalam ruang lingkup sekolah tempat dia mengajar. Tes buatan guru bersifat temporer, artinya hanya berlaku pada saat tertentu dan situasi tertentu pula. Pada kesempatan lain belum tentu tes tersebut dapat digunakan lagi karena mungkin ada perubahan baik bentuk itemnya maupun kapasitas peserta didiknya.Penyusunan tes standar dilakukan dengan kelengkapan staf-staf yang profesional. Dalam penyusunannya pun diperlukan waktu yang lama. Berbeda dengan tes buatan guru, tes buatan guru disusun oleh gurur itu sendiri dengan materi yang telah ditentukan hanya dalam lingkup kelas itu sendiri. Dalam penyusunannya tidak memerlukan staf-staf khusus seperti tes standar, karena tes buatan guru tidak memperhatikan validitas, reabilitas, dan keobjektifitasnya.

B. SARANDemikianlah yang dapat penulis paparkan dalam bahasan makalah ini. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan bagi makalah

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya)

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2008)

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

Tabrani Rusyan,Dr.1993.Evaluasi Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung:Refika Ofset

Prof.Dr.S.Eko Putro Widoyoko,M.Pd.2011.Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUANA. Latar belakang1B. Rumusan masalah2C. Tujuan2BAB II PEMBAHASANA. TES 3B. TES STANDAR 7C. TES BUATAN GURU 13BAB III PENUTUP1. Kesimpulan172. Saran18DAFTAR PUSTAKA

ii

KATA PENGANTARDengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini tentang dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.Bengkulu,April 2015

Penyusun

i

MAKALAHPENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI PAI ITes Standard Dan Tes Buatan Guru

Disusun oleh :HERLENA2143020642

DosenDr. H. Mawardi Lubis, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS MAGISTER PENDIDIKAN (S2)INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)BENGKULU 2015

22