akustika buatan

25
AKUSTIKA BUATAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejak zaman dahulu, akustika telah menjadi bagian penting dari ilmu arsitektur dan teknik sipil. Nenek moyang manusia menjadikan suara sebagai bagian penting dari peradaban dan kebudayaan mereka yang tidak hanya digunakan untuk komunikasi saja namun juga untuk kesenangan. Ilmu ini penerapannya jika di bidang arsitektur atau juga teknik sipil adalah pada bangunan-bangunan yang memang dikhususkan untuk suatu acara tertentu, misalnya: bangunan studio music, gedung seni, gedung pertemuan, dll. Ilmu ini berpengaruh pada kualitas bunyi di dalamnya sehingga akan menentukan pula kenikmatan dalam mendengarkan bunyi tadi. Akan tetapi, dalam perkembangan zaman yang semakin modern ini, tentu manusia membutuhkan alat yang lebih untuk mempermudah mereka memperoleh kualitas dan kuantitas dari bunyi tadi dengan sesuai keinginan. Sejauh ini yang ditemukan adalah pengeras suara (loudspeaker) yang dapat memperkeras suara manusia dan bunyi music, sound system, alat music elektronik, dll. Namun bila secanggih apapun 1

Upload: tajri-abadi

Post on 19-Feb-2016

330 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

akustika buatan fisika bangunan

TRANSCRIPT

Page 1: AKUSTIKA BUATAN

AKUSTIKA BUATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejak zaman dahulu, akustika telah menjadi bagian penting dari ilmu

arsitektur dan teknik sipil. Nenek moyang manusia menjadikan suara sebagai

bagian penting dari peradaban dan kebudayaan mereka yang tidak hanya

digunakan untuk komunikasi saja namun juga untuk kesenangan. Ilmu ini

penerapannya jika di bidang arsitektur atau juga teknik sipil adalah pada

bangunan-bangunan yang memang dikhususkan untuk suatu acara tertentu,

misalnya: bangunan studio music, gedung seni, gedung pertemuan, dll. Ilmu

ini berpengaruh pada kualitas bunyi di dalamnya sehingga akan menentukan

pula kenikmatan dalam mendengarkan bunyi tadi.

Akan tetapi, dalam perkembangan zaman yang semakin modern ini,

tentu manusia membutuhkan alat yang lebih untuk mempermudah mereka

memperoleh kualitas dan kuantitas dari bunyi tadi dengan sesuai keinginan.

Sejauh ini yang ditemukan adalah pengeras suara (loudspeaker) yang dapat

memperkeras suara manusia dan bunyi music, sound system, alat music

elektronik, dll. Namun bila secanggih apapun peralatannya, bila memang

akustik bangunan tersebut buruk akan menjadikan kualitas bunyi dalam

bangunan itu buruk juga. Sebaliknya, akustik bangunan yang bagus bias

dirusak oleh system tata suara elektronik yang buruk.

B. RUMUSAN MASALAH

a. ISTILAH-ISTILAH DAN PENGERTIAN DALAM AKUSTIK

b. RINGKASAN PENGETAHUAN DASAR

c. ASPEK PERANCANGAN

d. ASPEK MATEMATIS

e. CONTOH PERHITUNGAN

1

Page 2: AKUSTIKA BUATAN

C. TUJUAN

Dalam hal ini, yang akan kami bahas adalah tujuan, proses dan tata cara

pengaturan dalam hal akustika buatan. Beserta macam-macam kegunaan

dalam kehidupan sehari-hari jika suatu gedung atau bangunan menerapkan

prinsip ini. Tentu akan banyak sekali manfaat-manfaatnya dalam dunia

apapun, baik itu dalam dunia kerja, bisnis, dan lain sebagainya.

2

Page 3: AKUSTIKA BUATAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. ISTILAH-ISTILAH DAN PENGERTIAN DALAM AKUSTIK

System bunyi elektronik (electronic sound system) pada awalnya adalah

untuk memperkuat bunyi asli. Komponennya terbagi atas: mikrofon

(microphone) yang bertugas mengubah gelombang bunyi (energy bunyi)

menjadi sinyal listrik, penguat (amplifier) yang bertugas memperkuat sinyal

listrik dari mikrofon tadi, dan loudspeaker (pengeras suara/pelantang) yang

mengubah sinyal listrik yang telah diperkuat menjadi gelombang bunyi lagi

yang lebih keras daripada bunyi asli.

Bunyi adalah getaran berentang 20 ~ 20 kHz. Ternyata, jika bunyi seluruh

rentang tadi direproduksi oleh loudspeaker tunggal, tidaklah diperoleh hasil

yang bagus. Oleh karena itu, rentang tersebut terbagi menjadi 3 bagian oleh

alat bernama cross-over untuk didistribusikan ke loudspeaker, yaitu:

1. Bunyi nada tinggi (2.000-20.000 Hz, treble) yang akan

dikeluarkan melalui hi-range speaker (high-frequency horn

loudspeaker, tweeter)

2. Bunyi nada tengah (500-2.000 Hz) yang akan dikeluarkan oleh

mid-range speaker (medium-frequency loudspeaker)

3

Page 4: AKUSTIKA BUATAN

3. Bunyi nada rendah (150-500 Hz, bass) yang akan dikeluarkan

oleh low-range speaker (low-frequency loudspeaker, woofer)

Kebanyakan nada rendahlah yang paling disukai kalau keluar dengan

mantap bertenaga melalui low-range speaker terpisah yang sering kita kenal

sebagai sub-woofer (20-150 Hz).

Pada system bunyi elektronik awal, seluruh bunyi yang masuk melalui

mikrofon direproduksi campur menjadi satu yang sering kita kenal dengan

istilah mono. Sedangkan untuk yang memiliki saluran loudspeaker kiri-kanan

sering kita sebut stereo.

Fasilitas yang biasanya menyertai system bunyi elektronik, antara lain:

1. Radio (tunner)

2. Pemutar kaset (cassette player)

3. Pemutar CD (Compact Disk Player)

4. Pemutar VCD/DVD (Video Compact Disk/Digital Video Disk

Player) (Catatan: DVD juga sering disebut Digital Versatile

Disk)

5. Equalizer, yaitu fasilitas untuk mengatur kekuatan bunyi

berdasarkan frequensinya.

4

Page 5: AKUSTIKA BUATAN

6. Synthesizer, yang berguna untuk mengubah warna bunyi atau

meniru bunyi-bunyian.

7. Mixer, yaitu alat untuk mencampur dan mengatur lalu lintas

sumber bunyi pada system bunyi elektronik.

8. Pemutar Piringan Hitam (Phonograph player)

Ada beberapa tipe penempatan loudspeaker pada system bunyi elektronik,

namun pada dasarnya ada 4 tipe:

1. Terpusat (central cluster) yaitu sekelompok speaker yang

diletakkan di atas sumber bunyi asli, setinggi 7-13 m dan agak

ke depan sedikit (manusia tidak terlalu peka terhadap

pergeseran sumber bunyi secara vertical dan lebih peka

terhadap pergeseran secara horizontal). Kumpulan speaker ini

dapat disembunyikan di balik tirai dan masing-masing speaker

diarahkan ke audiens deretan depan, tengah maupun belakang.

Kelebihan: bunyi dari speaker sama arahnya dengan

posisi sumber bunyi (misalnya orang menyanyi atau

berpidato), sehingga terasa begitu alami dan natural.

2. Tersebar (distributed) yaitu peletakan rangkaian speaker di atas

audiens (pendengar). Tipe ini digunakan untuk ruangan yang

langit-langitnya relative pendek sehingga tidak memungkinkan

memakai tipe terpusat. Tipe ini lebih terfokus pada kejelasan

bunyi yang dihasilkan dan tidak terlalu mementingkan arah dari

bunyi tersebut.

Kelebihan: Bunyi yang dihasilkan jelas.

5

Page 6: AKUSTIKA BUATAN

3. Terpadu dengan kursi (seat-integrated) yaitu meletakkan

speaker secara terpadu di belakang kursi. Tipe ini biasa

diterapkan di gereja, ketika bunyi yang pelan tetapi jelas dan

merata diperlukan. Biasanya speaker diletakkan di belakang

sandaran kursi dan bunyinya akan didengar oleh orang yang

duduk di belakang kursi tersebut.

Kelebihan: saat bunyi yang dihasilkan pelan, namun

tetap jelas terdengar.

4. Kombinasi dari tipe-tipe di atas. Untuk kombinasi tipe terpusat

dan tersebar diperlukan alat penunda bunyi (initial time delay)

agar bunyi dari speaker di deretan belakang menunggu

datangnya bunyi dari speaker terpusat di depan.

Kelebihan: deretan depan dan belakang sama-sama

mendengar bunyi dengan jelas.

6

Page 7: AKUSTIKA BUATAN

Perbandingan Sistem Penempatan Loudspeaker tersebut:

SistemKerealistisan

Bunyi

Keterlihatan

Loudspeaker

Penunda

Sinyal

Elektronik

Biaya

Peralatan

Relatif

Terpusat Sangat BaikSangat

Terlihat

Tidak

dibutuhkanRendah

Tersebar Jelek

Tidak terlalu

terlihat bila

ditanam

dalam ceruk,

tetapi sangat

terlihat bila

digantung

Kadang-

kadang

diperlukan

Rendah

hingga

sedang

Terpadu

dengan KursiJelek

Tidak terlalu

menonjolDiperlukan Tinggi

Kombinasi Tergantung dari Ruangan dan Desain Sistem

B. RINGKASAN PENGETAHUAN DASAR

Ukuran dan bentuk permukaan akan mempengaruhi bunyi yang

mengenainya dalam bentuk refleksi (reflection, jika panjang atau lebar

permukaan lebih besar dari empat kali panjang gelombang bunyi, x>4λ), difusi

(diffusion, bila kedalaman ceruk sama dengan panjang gelombang bunyi, x=λ)

dan difraksi (diffraction, bila panjang atau lebar permukaan lebih kecil

daripada panjang gelombang bunyi, x<λ). Gambarnya sebagai berikut:

Permukaan pemantul (reflector) umumnya mempunyai bentuk cekung

(concave), datar (flat) dan cembung (convex). Bentuk cekung (seperti kubah

bangunan ibadah, dinding belakang auditorium yang melengkung) dapat

memfokuskan pantulan bunyinya sehingga menimbulkan titik dengan bunyi

lebih keras (hot spot) dan gaung (echo) di area penonton. Bentuk datar, bila

cukup luas dan diorientasikan dengan baik dapat efektif mendistribusikan

7

Page 8: AKUSTIKA BUATAN

bunyi. Untuk bentuk cembung ini akan mendistribusikan pantulan bunyi secara

baur dan dengan rentang frekuensi yang lebih lebar sehingga bagus untuk

ruang music. Gambarnya sebagai berikut:

Konstruksi dan bahan permukaan ruangan sangat menentukan perilaku

pemantulan bunyinya. Bahan akustik yang sama bias mempunyai koefisien

serap bunyi berbeda bila dipasang dengan konstruksi berbeda. Ada 6 cara

memasang bahan akustik (tipe A, B, C, D, E, dan F) serta 2 cara memasang

tirai (tipe G dan H). Gambarnya sebagai berikut:

Namun hingga saat ini, cara yang paling umum untuk meredam bunyi

adalah dengan cara mencegat atau memutus perambatan bunyi. Salah satu

contohnya adalah dalam bentuk headphone.

C. ASPEK PERANCANGAN

1. Sistem Tata Suara Elektronik yang Efektif

Sistem penguat bunyi (sound-reinforcing system) yang dirancang dengan

baik harus terintegrasi dengan akustik bangunan sehingga akan

mendukung transmisi alami bunyi dari sumber ke pendengarnya. System

8

Page 9: AKUSTIKA BUATAN

tersebut harus menjaga bunyi di dalam ruang terdistribusi dengan baik

dan dengan kekerasan yang cukup. Tidak boleh sama sekali ada

anggapan bahwa system penguat bunyi dapat menggantikan akustik

bangunan yang baik. Dalam banyak kasus, system bunyi bahkan dapat

membuat akustik buatan menjadi lebih buruk.

Bila digunakkan oleh pembicara yang berpengalaman, auditorium

berkapasitas kurang dari 500 tempat duduk jarang memerlukan system

penguat bunyi, antara 500 hingga 1000 tempat duduk mungkin mulai

memerlukan system penguat bunyi, lebih dari 1000 tempat duduk

memerlukan system penguat bunyi meskipun tidak selalu dipakai. Ruang

yang diperlukan oleh pembicara yang tidak berpengalaman seperti ruang

pengadilan dan ruang sidang di perkantoran, tanpa tergantung ukurannya,

selalu memerlukan system penguat bunyi.

Pilihan pertama system penguat bunyi adalah tipe sentral (central) yaitu

loudspeaker atau kumpulan loudspeaker yang diletakkan tepat di atas

sumber bunyi. Cara ini dianggap paling alami karena bunyi datang dari

sumber bunyi.

Pilihan kedua adalah system penguat bunyi tersebar (distributed), yaitu

penempatan sejumlah besar loudspeaker secata tersebar dengan

ketinggian rendah. Setiap loudspeaker mengeluarkan bunyi yang tidak

terlalu kuat untuk melayani area yang tidak terlalu luas di bawahnya.

Cara ini dipakai untuk auditorium yang ketinggian langit-langitnya tidak

mencukupi untuk memakai system sentral dan bila pendengar tidak dapat

melihat langsung ke loudspeaker atau ke kumpulan loudspeaker. System

tersebar ini terutama digunakan bila arah sumber bunyi yang realistis

tidak terlalu penting, misalnya hanya untuk menyampaikan

pengumuman.

Letakkan mikrofon di luar cakupan bunyi loudspeaker untuk

menghindari feedback (kecuali pembicara dekat dengan mik dan mik

tersebut tidak terlalu peka).

2. Pertimbangan Akustika dalam Memilih Rumah

Pilihan pertama adalah rumah tinggal yang berdiri sendiri, pilihan kedua

rumah tinggal townhouse, dan pilihan terakhir adalah lantai paling atas

kondominium.

9

Page 10: AKUSTIKA BUATAN

Kenali dan tentunya berusaha hindari lokasi terdekat dari: jalan raya,

halte bus, rel kereta api, bandara, kantor/garasi dinas pemadaman

kebakaran, station ambulance, diskotik/pub yang mungkin menghasilkan

kebisingan hingga larut malam bahkan sampai pagi.

Cari tahu ke Dinas Tata Kota tentang konsep pengembangan kota dan

jaringannya.

Cobalah berkunjung ke calon rumah anda beberapa kali pada saat yang

berbeda. Sunyi di satu saat belum tentu begitu di saat lainnya. Pesawat

terbang dapat tinggal landas dan mendarat dari arah yang berbeda,

tergantung arah angin.

Rasakanlah kondisi akustik di luar dan di dalam rumah.

Berjalanlah berkeliling rumah dan catatlah keadaan lahan yang

bersebelahan. Jika lahan masih kosong, tanyakan kepada perencana

lingkungan/kota akan difungsikan sebagai apa. Jika ada pepohonan yang

rimbun menutupi pandangan, periksalah ada apa dibaliknya. Bila rumah

anda akan dihuni beberapa keluarga, keadaan lingkungan yang amat

sunyi justru akan menyebabkan gangguan privasi akustik karena setiap

pembicaraan akan terdengar jelas.

Ajaklah orang lain, mintalah berjalan di atas, mengguyur toilet, dan lain-

lain, rasakanlah apakah bunyi-bunyi tersebut dapat ditolerir.

Catatlah letak elevator, letak transformer utama, serta pembuangan

sampah. Dengarkanlah bunyinya dari dalam rumah.

Tanyakan pada kontraktor apakah pipa pembuangan dari besi digunakan.

Mintalah gambar kerja bangunan dari arsitek, anda mungkin akan

memerlukannya jika ingin mengadakan perbaikan-perbaikan.

Jika bertingkat yakinkanlah bahwa denah ruang di atas dan di bawah

rumah anda sama. Itu berarti di atas dan di bawah dapur anda ada dapur

tetangga. Di atas dan di bawah toilet anda ada toilet tetangga. Jadi jangan

sampai di atas kamar tidur ada toilet tetangga.

Mintalah konfirmasi tertulis posisi penghuni terhadap penutup lantai.

Jangan sampai tetangga anda di atas mengubah karpet ke marmer.

Mintalah konfirmasi tertulis posisi penghuni terhadap piano dan organ.

Jika sudah ada tetangga, bicaralah dengan mereka apakah ada masalah

kebisingan, apakah mereka dapat saling mendengar dengan tetangga lain,

dan sebagainya.

10

Page 11: AKUSTIKA BUATAN

Mintalah kopi catatan dewan penghuni tentang adanya complain

beberapa tahun belakangan, adakah keluhan yang berhubungan dengan

kebisingan dan bagaimana masalah tersebut dapat terselesaikan.

Mintalah jaminan tertulis dari wakil penjual atau pengembang mengenai

klaim untuk permasalahan kebisingan.

Untuk kondominium (rumah susun), carilah unit yang paling sedikit

mempunyai dinding yang beradu dengan tetangga (missal di sudut). Di

perumahan, carilah yang di ujung.

Jangan membeli rumah di dekat elevator, lubang pembuangan sampah,

ruang olahraga, atau ruang pesta.

Jangan membeli pemandangan yang tak terlihat.

Jangan hanya mengunjungi rumah pada hari Minggu.

Jangan mau kamar tidur anda bersebelahan dengan dapur dan di atas anda

ada kamar mandi.

Jangan harap anda tidak akan mendengar sama sekali tetangga anda.

Jangan menawar tanpa mempertimbangkan hal-hal di atas.

3. Bangunan Ibadah

Bangunan seperti gereja memiliki akustik yang unik. Di gereja misalnya, ada

aktivitas khotbah dan menyanyi, baik dilakukan oleh jema’at atau paduan

suara. Berbeda dengan di auditorium sekuler, di gereja suara pemimpin

ibadah perlu diberi sentuhan akustik agar lebih berwibawa dan menarik.

Suara pendeta tidak hanya perlu jelas tetapi juga harus mantap berwibawa.

Ada satu rumus yang sering diterapkan sebagai pedoman peletakkan speaker

di gereja, yaitu yang sering disebut sweetspot (dari Joseph De Buglio). Inti

dari rumus ini adalah peletakkan speaker secara terpusat (cluster) pada jarak

(L-W)/2+W dihitung dari dinding belakang ruang gereja (L adalah panjang

ruangan, W adalah lebar ruangan). Secara sederhana kumpulan speaker akan

berada di posisi antara1/3 dan 1/4 panjang ruangan dihitung dari depan

(mimbar) dan tepat di tengah antara dinding kiri dan kanan.

4. Gedung Konser

Adalah termasuk bangunan yang memiliki akustik kritis. Arsitek perlu

didampingi ahli akustik untuk memperoleh desain yang sempurna. Berikut

11

Page 12: AKUSTIKA BUATAN

ini adalah pedoman sederhana bagi arsitek yang dapat digunakan dalam

tahap awal desain (disarikan dari Egan):

Waktu dengung (TR) pada frekuensi tengah (rata-rata untuk 500 dan

1000Hz) di saat ruangan penuh antara 1,6 dan 2,4 detik untuk opera,

symphoni, organ dan paduan suara. Ingat bahwa bunyi music di ruangan

yang memiliki waktu dengung tepat akan sangat hidup, memenuhi

ruangan dan memadu dengan baik. Akan tetapi, jika waktu dengung

berlebihan, akan menyebabkan bunyi music campur aduk, kisruh, tidak

dapat dibeda-bedakan.

Untuk pertunjukan music, rasio bass harus lebih besar dari 1,2. Rasio

bass adalah perbandingan antara wakru dengung frekuensi rendah (rata-

rata untuk 125 dan 250Hz) dan frekuensi tengah (rata-rata 500 dan

1000Hz). Rasio bass yang tinggi akan memberikan kesan kehangatan.

Hindarilah pemakaian panil-panil tipis (misalnya kayu <3/4”) yang akan

meredam bunyi frekuensi rendah.

Keintiman (intimacy) dapat diperoleh dengan cara mengusahakan celah

tunda waktu awal (initial-time-delay gap, ITDG) kurang dari 20 ms

(millisecond, mili-detik, seperseribu detik) untuk bunyi pantulan. (initial

time delay gap adalah waktu selang antara kedatangan bunyi langsung

dan bunyi pantulan pertama yang harus kurang dari 30 ms, yaitu setara

dengan perbedaan jarak tempuh 34ft atau 10,36 m). Ruang music

berbentuk empat persegi panjang sebaiknya mempunyai perbandingan

panjang dan lebar (L/W) kurang dari 2. Secara empiris terbukti bahwa

gedung konser yang baik di Eropa mempunyai perbandingan tinggi dan

lebar (H/W) lebih besar 0,7.

Kekerasan (loudness) ditentukan oleh volume ruangan,peredaman bunyi

dan bentuk sisi depan ruangan. Untuk ruangan berbentuk empat persegi

panjang dengan panggung di depan, volume ruang per orang adalah 8 m3.

Untuk panggung di tengah, volume ruang per orang adalah 13 m3.

Kepadatan tempat duduk 0,6-0,8 m2.

Permukaan dinding samping, langit-langit, dinding balkon, dan dinding

panggung harus dapat memantulkan bunyi secara baur (difus). Hindarilah

permukaan-permukaan yang rata.

12

Page 13: AKUSTIKA BUATAN

Permukaan pemantul bunyi di dekat panggung harus dapat memantulkan

bunyi kembali ke panggung sehingga pemain dapat merasakan respon

ruangan yang memadai.

Hindarilah permukaan-permukaan yang menyebabkan gema (echo),

lecutan (flutter, bunyi seperti lecutan akibat pantulan yang cepat),

rayapan (creep, bunyi yang merambat di permukaan kubah).

Tingkat kebisingan latar belakang (background noise level) harus

mendekati ambang pendengaran, yaitu NC-15. Jadi, boleh dikatakan di

dalam gedung konser yang baik, suasana akan sangat senyap sehingga

pemusik memiliki banyak kebebasan untuk bermain dengan pelan dan

bunyi keras.

5. Ruang Mesin dan Perlengkapan

Ruang mesin merupakan sumber kebisingan. Beberapa cara untuk

menanganinya adalah sebagai berikut (disarikan oleh Egan):

Letakkan ruang mesin jauh dari ruangan yang sensitive terhadap bunyi.

Pakailah mesin atau peralatan yang mengeluarkan kebisingan rendah.

Gunakan konstruksi dinding, lantai dan langit-langit yang mempunyai

nilai kehilangan transmisi (transmission loss, isolasi bunyi) besar. Ingat

bahwa mesin dapat menimbulkan bunyi hingga 100 dBA sehingga

mungkin diperlukan lantai apung, dinding berat, dan langit-langit gantung

untuk meredam penjalaran bunyi tersebut.

Isilah dinding dan langit-langit dengan bahan peredam bunyi yang

banyak untuk mencegah timbulnya kebisingan melalui udara.

Gunakan bahan-bahan yang lembek (seperti pegas) di bawah lantai untuk

mengisolasi rambatan bunyi (mencegah) ke struktur bangunan.

D. ASPEK MATEMATIS

1. Jarak loudspeaker ke pendengar (untuk T < 2dtk)

Dengan : d = Jarak maksimum loudspeaker – pendengar (m)

13

Page 14: AKUSTIKA BUATAN

Q = direktivitas loudspeaker (antara 2 – 15, semakin besar nilai berarti semakin terarah atau fokus, untuk suara orang direktivitasnya adalah 2 pada 500Hz), tanpa unit

V = volume ruang (m³) TR = waktu dengung (dtk)

2. Jarak distribusi Antar Loudspeaker

Dengan :s = jarak antar – loudspeaker (m)h = ketinggian langit langit dari lantai (m)1,2 = rata – rata ketinggian telinga manusia duduk, m (gantilah dengan

angka 1,7 bila ruangan tersebut untuk pendengar berdiri

3. Loudspeaker bunyi latar (background masking)

Dengans = jarak antar – loudspeaker (m)d = ketinggian rongga langit – langit (m)h = ketinggian langit – langit dari lantai (m)1,2 = rata – rata ketinggian telinga manusia duduk, m (gantilah dengan

angka 1,7 bila ruangan tersebut untuk pendengar berdiri

4. Ketinggian langit – langit Auditorium

Denganh = rata – rata ketinggian langit – langit, dengan kursi terbungkus dan

dinding belakang meredam bunyi (m)T = waktu dengung untuk frekuensi tengah (m)

5. Frekuensi Resonansi Panel Getar (Vibrating Panel)

Panel resonan (resonant panels) adalah panel peredam bunyi frekuensi rendah ≤ 250Hz.

14

Page 15: AKUSTIKA BUATAN

DenganFr = frekuensi resonansi panel (Hz)w = berat panel (kg/m³)d = kedalaman udara di belakang panel (m)

E. CONTOH PERHITUNGAN

1. Menghitung Jarak Maksimum Loudspeaker Ke PendengarSoal :

Hitunglah jarak maksimum loudspeaker ke pendengar bila diketahui ukuran ruang panjang 20m, lebar 10m, dan tinggi 4m. Loudspeaker yang digunakan jenis biasadengan direktivitas 6. Waktu dengung ruang, TR,12dtk.

Diketahui : Panjang ruangan 20m Lebar ruangan 10m Tinggi ruangan 4m Direktivitas speaker (Q) 6 Waktu Denggung 12dtk

Ditanya : d (jarak maksimum) loudspeaker – pendengar (m)Jawab : Volume ruang (V) = 20m x 10m x 4m

= 800m³ d = 0,18.(QV/T R ) 0,5 d = 0,18.{(6)(800)/12}0,5

d = 11,38m

2. Menghitung Jarak Antar LoudspeakerSoal :

Hitunglah jarak antar-speaker (sistem terdistribusi di langit – langit) pada ruang kuliah bila ketinggian langit – langit 3,6m !

Diketahui : Ketinggian langit – langit 3,6mDitanya : s (jarak antar-speaker), mJawab : s = 1,4.(h-1,2)m

s = 1,4.(3,6-1,3) s = 3,36m

15

Page 16: AKUSTIKA BUATAN

3. Menghitung Jarak Antar Loudspeaker Untuk Bunyi LatarSoal :

Hitunglah jarak antar speaker (sistem terdistribusi pada langit – langit) untuk bunyi latar untuk ruang kantor bila tinggi langit – langit 3,6m dan rongga (jarak antar speaker dan permukaan diatassnya 0,8m.

Diketahui : tinggi langit – langit / h 3,6m Rongga / d 0,8m

Ditanya : s (jarak antar speaker), mJawab

4. Menghitung Ketinggian Langit – langitSoal :

Hitunglah rata- rata ketinggian langit – langit bila waktu dengung nada tengah 2,2dkt

Diketahui : waktu dengung nada tenggah 2,2dktDitanya : rata – ketinggian langit – langit, mJawab :

5. Menghitung Resonansi Panel GetarSoal :

Hitunglah frekuensi resonansi sebuah panel seberat 50kg/m² yang diletakkan sejauh 0,4m dari dinding, dan hitunglah frekuensi resonansi bila berat panel diganti 10kg/m²

Diketahui : w / berat panel a = 50kg/m² w / berat panel b = 10kg/m² d = 0,4m

Ditanya : frekuensi resonansi dengat berat panel 50kg/m² dan 10 kg/m²Jawab : a.

Jadi panel tadi akan meredeam suara yang cukup rendah yaitu 46,38Hz b.

Ternyata memakai panel lebih ringat dan rongga sama frekuensi yang diredam lebih tinggi yaitu 103,7Hz

16

Page 17: AKUSTIKA BUATAN

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:

Dengan demikian, kita dapat mengetahui tentang detail-detail segala aspek

baik itu perancangan maupun matematis perhitungan yang dibutuhkan seorang

teknik sipil dalam hal mengenai akustika buatan. Dan banyak info dari pengertian

dari setiap-setiap istilah yang ada di dunia teknik sipil bidang akustika buatan ini.

Setelah tahu itu semua kita dapat semakin memperdalam ilmu kita dalam dunia

ketekniksipilan.

17

Page 18: AKUSTIKA BUATAN

DAFTAR RUJUKAN

Satwiko, Prasasto. 2004. Fisika Bangunan 2.Yogyakarta: Andi.

Fakultas Teknik. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:

Universitas Negeri Malang.

18