analisis soal tes buatan guru biologi...

72
ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SE-JAKARTA SELATAN BERDASARKAN ASPEK KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat- syarat meraih gelar sarjana pendidikan Oleh NOPITALIA 103016127097 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H

Upload: vubao

Post on 31-Jan-2018

233 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SE-JAKARTA SELATAN

BERDASARKAN ASPEK KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat-

syarat meraih gelar sarjana pendidikan

Oleh

NOPITALIA

103016127097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M / 1431 H

Page 2: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nopitalia NIM : 103016127097 Jurusan/semester : Pendidikan IPA Biologi / XIV Angkatan tahun : 2003 Alamat : Jl. Thamrin Rt 01/04 No. 34 Kel. Ketapang,

Kec. Cipondoh, Kota Tangerang 15147

Menyatakan dengan sesungguhnya

Bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Soal Tes Buatan Guru Biologi Madrasah

Tsanawiyah Negeri Se-Jakarta Selatan Berdasarkan Aspek Kognitif Taksonomi

Bloom”, adalah benar hasil karya saya sendiri dibawah bimbingan:

1. Nama : Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd

NIP : 196501151987031020

2. Nama : Yanti Herlanti, M.Pd

NIP : 197101192008012010

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya saya

sendiri.

Jakarta, Oktober 2010 Yang menyatakan,

Nopitalia

Page 3: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, maha suci Allah SWT yang jiwaku

ada dalam genggaman-Nya. Alhamdulillah dengan rahmat dan kasih sayang-Nya

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang merupakan syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan. Shalawat dan salam penulis sampaikan

kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing

umat manusia dari jalan jahiliyah ke jalan ilmu pengetahuan, beserta keluarga dan

pada sahabatnya.

Berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi yang berjudul

“Analisis Soal Tes Buatan Guru Biologi Madrasah Tsanawiyah Negeri Se-Jakarta

Selatan Berdasarkan Aspek Kognitif Taksonomi Bloom” ini dapat diselesaikan

oleh penulis. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih,

penghargaan serta rasa hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hanna Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA.

4. Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd., Pembimbing I yang telah membimbing

dan membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Ibu Yanti Herlanti, M.Pd., Pembimbing II yang telah membimbing dan

membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf di UIN Syarif Hidayatullah khususnya di

Jurusan Pend. IPA (Biologi) yang telah memberikan bantuan dan

dukungannya.

Page 4: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

iv

7. Kepala sekolah, Guru dan Staf di MTs Negeri Se-Jakarta Selatan,

khususnya guru Biologi yang telah banyak membantu penulis selama

penelitian.

8. Bapak, ibu, Suami Tercinta (Doni Husein) dan adik-adikku (Ahmad

Fauzan, Zulkifly dan Imam Faidzin), atas dorongan moril dan materil serta

doa yang selalu berlimpah.

9. Sahabat seperjuanga yang tercinta Ika, Tina, Jubet, Zaki, Sarah, Irma,

Anita, Melly, Helly, Sofi, Puroh, Wahyu, Novi, dan Ari, serta teman-

teman biologi, fisika, dan kimia angkatan 2003, terima kasih banyak atas

bantuan, semangat, dan kebersamaan yang diberikan selama ini, yang

takkan pernah terlupakan.

Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas amal

baik.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian.

Jakarta, Oktober 2010

Penulis

Page 5: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

i

ABSTRAK

Nopitalia, Analisis Soal Tes Buatan Guru Biologi Madrasah Tsanawiyah Negeri Se-Jakarta Selatan Berdasarkan Aspek Kognitif Taksonomi Bloom, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas tes buatan guru biologi berdasarkan kesesuaiannya dengan dimensi kognitif taksonomi Bloom . Subjek penelitian ini adalah tujuh MTs Negeri yang berada di Jakarta Selatan. Dari ke tujuh MTs Negeri tersebut, terdapat dua belas orang guru biologi. Data yang berupa soal buatan guru biologi dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu, soal obyektif berbentuk pilihan ganda dan soal berbentuk essay. Topik soal dibatasi pada materi bioteknologi yang telah diajarkan. Data tersebut dianalisis sesuai dengan tingkatan taksonomi Bloom serta mengelompokkan data sesuai topik dan memilih/menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Selain dianalisis sesuai dengan tingkatan taksonomi Bloom, data dianalisis sesuai dengan silabus dan rencana pembelajaran yang dibuat guru. Hasil analisis tersebut menggambarkan bahwa soal-soal tersebut didominasi pada ranah kognitif pengetahuan (C1) dengan persentase 60,26%, pemahaman (C2) 38,46%, dan analisis (C4) 1,28% serta kesesuaian soal buatan guru dengan silabus dan rencana pembelajaran secara keseluruhan mencapai 83,33% dengan persentase 85,3% untuk butir soal pilihan ganda dan 70% untuk butir soal uraian.

Kata kunci: Soal tes buatan guru, Aspek kognitif taksonomi Bloom Revisi.

Page 6: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

ii

ABSTRACT Nopitalia, Problem Analysis Artificial Test of State Islamic Junior High

School Biology Teacher in South Jakarta Based on Cognitive Aspects of Bloom's Taxonomy, Biological Program Study, Majors Education of IPA, Faculty Science of Tarbiyah and Teachership of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This study aims to determine the quality of teacher-made tests for conformance with a biology based on Bloom's taxonomy. The subjects are seven Islamic Junior High Schools in South Jakarta. From the seven schools, there are twelve a biology teachers. The data that form the artificial problem of biology teachers are devided into two parts, namely, about the objective form of multiple choice questions and essay form. Topics about biotechnology is limited to material that has been taught. Data is analyzed according to the levels of Bloom's Taxonomy and classifying of data according to topic and select or sort the data so that only data used just left. Besides, it is analyzed according to the Bloom's taxonomy, the data is also analyzed according to the rules of writing based on the silabus and RPP. The results of the analysis illustrates that the questions focused 60.26% on knowledge aspect of the cognitive (C1), 38,46% on understanding aspect (C2), and 1,28% on analysis aspect (C4) and the result of the analysis illustrates that the question based on the silabus and RPP is 83,33% with specifically 85,3% to multiple choice questions and 70% to essay form. Keywords: teacher-made tests, the cognitive aspect of Bloom's Revised Taxonomy.

Page 7: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ……………………………………………………………..... i

KATA PENGANTAR ………………………………………………. iii

DAFTAR ISI ………………………………………………………. v

DAFTAR TABEL ....…….…………………………….………………… viii

DAFTAR LAMPIRAN .…………………………………….………… ix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………..…… 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ……..…….….. 3

C. Pembatasan Fokus Penelitian ..……………………… 4

D. Perumusan Masalah …....………………….………………. 4

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian .……….……… 4

BAB II. DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR

A. Deskripsi Teoritis

1. Tes…….………….………………..………………………… 5

a. Pengertian Tes……….……………………………..……... 5

b. Fungsi Tes………………………………………………… 10

2. Soal……………………………………………..………….… 15

a. Kaidah Penulisan Soal………………………………….... 15

b. Soal yang Bermutu Baik………...…………....……….… 17

c. Teknik Penulisan Soal….………………………..…….… 18

d. Langkah-langkah Penyusunan Soal ……..….………..… 19

e. Penyusunan Butir Soal yang Menuntut

Penalaran Tinggi………….………………………………… 19

f. Perakitan Butir Soal ………………….……………….. 21

3. Pengertian dan Tugas Utama Guru............………….……. 22

4. Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Benyamin

S. Bloom .…..…………………………………... 29

5. Pengertian Perencanaan Pembelajaran...........………….……. 37

Page 8: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

vi

6. Hakikat Biologi ………………..…………………….. 39

7. Bioteknologi Sebagai Salah Satu

Cabang Ilmu Biologi ………..…………………….. 40

B. Kerangka Berpikir …………………………..………….. 42

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………. 44

B. Metode Penelitian ……………………….…………….... 44

C. Populasi dan Sampel ..……………………………………… 45

D. Objek Penelitian ……………….………..........…...….. 45

E. Teknik Pengumpulan Data ..……………….……………..… 45

F. Instrumen Penelitian ……………….………..........…...….. 46

G. Teknik Analisis Data ………………….………………...….. 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Soal Tes Buatan Guru ...……………..………. 48

2. Tingkat Kesinergian Soal Buatan Guru Dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan ……………………………………….. 49

3. Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes Buatan Guru Biologi

Berdasarkan Tingkatan Kognitif Menurut Taksonomi Bloom….. 50

4. Pengelompokan Topik Berdasarkan Taksonomi Bloom ….. 52

5. Kesesuaian Soal Buatan Guru Biologi MTs Negeri

se-Jakarta Selatan dengan Silabus dan Rencana Pembelajaran……. 53

6. Kesesuaian Soal Buatan Guru Biologi MTs Negeri

se-Jakarta Selatan dengan Kaidah Penulisan Soal Menurut

Departemen Pendidikan Nasional .………………………........ 54

7. H

asil Wawancara dengan Guru Biologi MTs Negeri Se-Jakarta

Selatan............…………….........…….………………...….......... 54

B. Pembahasan……………………..…………………………………..57

Page 9: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

vii

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………….………………61

B. Saran ……………………………………………………….61

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………62 LAMPIRAN

Page 10: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal (1), pendidikan adalah :2

“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara”.

Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan

dalam keberhasilan pembangunan. Hal ini karena manusia bukan semata-mata

menjadi obyek pembangunan, tetapi sekaligus juga merupakan subyek

pembangunan.3 Disinilah peran penting pendidikan dalam menentukan

keberhasilan pembangunan yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Menurut Ahmad Sofyan indikator yang paling mudah dilihat adalah

prestasi belajar atau lebih umum orang menyebutnya dengan hasil belajar siswa di

setiap jenjang dan jalur pendidikan selama ini yang belum memenuhi harapan”.4

Keberhasilan atau kegagalan proses pendidikan sangat tergantung pada

faktor berikut : peserta didik, instrument pembelajaran, instrument penunjang, dan

penggerak proses pendidikan. Keempat faktor tersebut menentukan keberhasilan

pembangunan.

1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung:Remaja Rosda Karya,2004), cet. Ke-9 (revisi), hal. 10 2 Ibid, hal. 1 3 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta:Rineka Cipta,2003), hal. 130 4 Ahmad Sofyan, Jurnal Perilaku Belajar Biologi Siswa MAN, (Jakarta:FITK UIN Syahid, 2003), hal. 63

Page 11: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

2

Instrument pembelajaran utama yang menjadi penentu keberhasilan proses

pendidikan adalah guru. Ukuran keberhasilan guru dalam mengajar dapat dilihat

dari motivasi siswa dalam belajar.

Adams dan Dickley mengemukakan bahwa guru berperan sebagai

instructor (pengajar), counselor (pembimbing), scientist (ilmuan), dan person

(pribadi). Guru sebagai pengajar bertugas memberikan pengajaran di dalam kelas,

mengelola kelas, dan mengevaluasi kemajuan hasil belajar siswa.5

Pengevaluasian belajar siswa berfungsi melihat hasil-hasil belajar yang

dicapai langsung, bertalian dengan penguasaan tujuan-tujuan pembelajaran yang

menjadi target. Selain itu, menilai unsur-unsur yang relevan pada urutan

perencanaan dan pelaksanaan pengajaran.6

Alat evaluasi dalam pengajaran dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : tes

dan non tes. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil

pelajaran yang telah diberikan guru kepada peserta didiknya, dalam jangka waktu

tertentu. Untuk keperluan evaluasi proses belajar mengajar, dapat digunakan tes

yang telah distandardisasikan (Standardized test), maupun tes buatan guru sendiri

(Teacher-made test). Standardized test adalah tes yang telah mengalami proses

standardisasi, yakni proses validitas dan reliabilitas, sehingga tes tersebut benar-

benar valid (shahih) dan reliable (ajeg) untuk suatu tujuan dan bagi kelompok

tertentu. Standardized test oleh pemerintah pusat digunakan dalam Ujian

Nasional. Sedangkan tes buatan guru sendiri adalah suatu tes yang disusun oleh

guru sendiri untuk mengevaluasi keberhasilan proses belajar mengajar. Biasanya

tes buatan guru sendiri banyak dipergunakan di sekolah-sekolah. Tes buatan guru

sendiri ini biasanya terbatas pada suatu kelas atau sekolah.7

Soal-soal yang dibuat guru IPA di Indonesia masih sangat

mengkhawatirkan. Hal ini terbukti dari ketidaksiapan siswa-siswi Indonesia untuk

bersaing di kancah global, pencapaian hasil Ujian Nasional yang memprihatinkan,

5 Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta:2005), hal. 71-72 6 Ibid, hal. 95 7 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,2006), hal. 278-279

Page 12: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

3

dan terus terpuruknya Indonesia diposisi papan bawah dalam berbagai tes

berstandar internasional (International standardized test) yang pernah diikuti.8

Berdasarkan Programme for International Student Assesment (PISA)

tahun 2006, peringkat Indonesia untuk IPA turun dari 36 dari 40 negara (2003)

menjadi 54 dari 57 negara (2006) dengan skor rata-rata turun dari 395 (2003)

menjadi 393 (2006). Hasil yang kurang lebih sama juga terlihat dari kajian Trends

in International Mathematics an Science Study (TIMSS) tahun 2003, dimana

Indonesia berada diurutan 34 dari 45 negara. Untuk IPA, skor rata-rata siswa

Indonesia hanya 395, sementara Thailand 429, Singapura 473, Malaysia 510.

rendahnya skor ini hanya salah satu gambaran dari kualitas pendidikan di

Indonesia yang memprihatinkan.9

Ketidakmampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal seperti yang tersaji

dalam PISA dan TIMSS, tidak lepas dari kebiasaan siswa mengerjakan soal-soal

yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas

bagaimana kualitas soal-soal yang dibuat guru. Selanjutnya masalah tersebut yang

dituangkan dalam penulisan skripsi dengan judul : “Analisis Soal Tes Buatan

Guru Biologi Berdasarkan Aspek Kognitif Taksonomi Bloom (Studi Kasus di

MTs Negeri Se-Jakarta Selatan).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka hal yang ingin diketahui adalah

bagaimana kualitas soal tes buatan guru biologi MTs Negeri di Jakarta Selatan?

apakah sudah memenuhi aspek kognitif taksonomi Bloom? apakah soal yang

dibuat guru sudah sesuai dengan rencana pembelajaran dan silabus ?

8 Sri Hartati Samhadi, (2007). Mengukur Kualitas Tes. (Tersedia online) di www.kompascetak.com. Akses tanggal 7 Mei 2008 9 Ibid

Page 13: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

4

C. Pembatasan Masalah

Untuk lebih fokus dan sistematisnya penulisan skripsi ini, penelitian ini

hanya terbatas pada permasalahan tes buatan guru biologi pada konsep

bioteknologi jika ditinjau dari taksonomi yang dikemukakan oleh Benjamin S.

Bloom pada dimensi kognitif serta ditinjau dari kesesuaian terhadap rencana

pembelajaran dan silabus yang dibuat oleh guru.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah : “Bagaimana soal tes buatan guru biologi MTs Negeri yang ada di Jakarta

Selatan berdasarkan aspek kognitif taksonomi Blooms serta kesesuaiannya

terhadap rencana pembelajaran dan silabus yang telah dibuat?”

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas tes buatan guru biologi

berdasarkan kesesuaiannya dengan aspek kognitif taksonomi Bloom serta

terhadap rencana pembelajaran dan silabus yang telah dibuat.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis

dalam upaya perbaikan pembelajaran biologi, yaitu :

1. Bagi guru, hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan

khususnya guru biologi dalam membuat tes yang sesuai dengan rencana

pembelajaran dan silabus.

2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan peneliti tentang bagaimana kondisi soal-soal yang dibuat

guru MTs Negeri di Jakarta Selatan.

3. Berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada

pembaca serta bermanfaat sebagai bahan acuan untuk penelitian

selanjutnya dan kebijakan pendidikan selanjutnya.

Page 14: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

5

BAB II

DESKRIPSI TEORETIS DAN KERANGKA PIKIR

A. Deskripsi Teoretis

1. Tes

a. Pengertian Tes

Menurut Anas Sudjiono tes merupakan alat untuk mendiagnosis atau

mengukur keadaan individu.10 Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa

Perancis Kuno : testum dengan arti “piring untuk menyisihkan logam-logam

mulia” (maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat

diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi), sedangkan dalam

bahasa inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan

dengan “tes”, “ujian” atau “percobaan”.11

Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan dengan

uraian di atas, yaitu istilah test, testing, tester, dan testee, yang masing-masing

mempunyai pengertian berbeda. Test adalah alat atau prosedur yang dipergunakan

dalam rangka pengukuran dan penilaian; tester artinya orang yang melaksanakan

tes atau eksperimentor, yaitu orang yang sedang melakukan percobaan

(eksperimen); sedangkan testee adalah pihak yang sedang dikenai tes(=peserta

tes=peserta ujian), atau pihak yang sedang dikenai percobaan (=tercoba).12 Tes

dalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak

sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak

tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain

atau dengan nilai standar yang ditetapkan.13

Dengan menekankan syarat kualitas utama, tes pada dasarnya merupakan

suatu pengukuran yang obyektif dan standar terhadap sampel perilaku. Tes

10 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2007), hal. 65 11 Ibid. hal. 66 12 Ibid 13 Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sunartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 2000), hal. 25

Page 15: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

6

merupakan sebuah prosedur yang sistematik guna mengukur sampel perilaku

seseorang.14 Tes hasil belajar atau achievement test ialah tes yang dipergunakan

untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-

muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswanya, dalam jangka waktu tertentu.15

Di dalam pendidikan terdapat bermacam-macam alat penilaian yang dapat

dipergunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan

terhadap anak didik.

Untuk melaksanakan evaluasi hasil mengajar dan belajar, seorang guru

dapat menggunakan dua macam tes, yakni tes yang telah distandarkan

(standardized test) dan tes buatan guru sendiri (teacher-made test). Yang

dimaksud dengan standardized test ialah tes yang telah mengalami proses

standardisasi, yakni proses validasi dan keandalan (reliability) sehingga tes

tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan dan bagi suatu kelompok

tertentu. standardized test pada umumnya dibuat oleh para ahli psikologi dan

banyak dipergunakan di lembaga-lembaga pemerintah yang memerlukannya,

yaitu untuk mengetes para calon pegawai di suatu kantor dan perusahaan,

mengetes orang-orang yang akan masuk tentara, dan sebagainya.16

Tes buatan guru yaitu tes yang disusun sendiri oleh guru yang

mempergunakan tes tersebut.17 Sehubungan dengan pengertian-pengertian tes

yang telah diutarakan di atas, dapat disimpulkan dengan lebih khusus lagi yaitu

bahwa tes merupakan suatu prosedur yang harus dilaksanakan guru dalam

pencapaian tujuan pembelajaran. Achievement test yang biasa dilakukan guru

dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni tes lisan (oral test) dan tes tertulis

(written test). Tes tertulis dapat dibagi atas tes essay atau essay examination dan

tes objektif atau disebut juga short-answer test.18

14 Saifuddin Azwar, Tes Prestasi Edisi II, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2003), hal.3 15 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:Remaja Rosda Karya, 2008), hal. 33. 16 Ibid. hal.33-34 17 Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sunartana. Op.cit. hal .26 18 Ngalim Purwanto, op.cit. hal 35

Page 16: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

7

Ciri-ciri teacher-made test, yaitu :

1. Berdasarkan isi dan tujuan-tujuan khusus untuk kelas atau sekolah di tempat

guru itu mengajar.

2. Dapat menyangkut topic, kecakapan, atau keterampilan khusus dan tertentu,

tetapi dapat juga menyangkut bagian-bagian yang lebih luas dari pengetahuan

dan keterampilan.

3. Biasanya dikembangkan oleh seorang guru dengan sedikit atau tanpa bantuan

dari luar.

4. Menggunakan item-item yang jarang atau tidak pernah di-tryout-kan,

dianalisis, atau direvisi sebelum menjadi bagian dari tes tersebut.

5. Memiliki keandalan yang rendah atau sedang saja.

6. Biasanya terbatas pada suatu kelas atau sekolah sebagai kelompok

pemakainya.19

Bagi sebagian besar pendidik, istilah tes, pengukuran, dan penilaian adalah

istilah yang sering digunakan dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar.

Namun pengertian yang sebenarnya sering dipertukarkan. Dari ketiga istilah

tersebut masyarakat luas lebih banyak memakai istilah penilaian.

Ditinjau dari bentuk pertanyaan yang diberikan, tes hasil belajar yang

biasa dipergunakan oleh guru untuk menilai hasil belajar siswa-siswa di sekolah

dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

2) Tes Obyektif

Tes obyektif terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan jalan

memilih salah satu alternatif yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia atau

dengan mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol.

Kebaikan tes obyektif yaitu dapat dijawab dengan cepat oleh siswa, reliabilitas

skor yang diberikan terhadap pekerjaan siswa dapat dijamin sepenuhnya,

jawaban-jawaban tes obyektif dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat dengan

mempergunakan kunci jawaban. Kelemahan tes obyektif yaitu kemungkinan

untuk menerka dan mencontek jawaban sangat besar, biaya administrasi yang

19 Ibid. hal.34-35

Page 17: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

8

dibutuhkan untuk mencetak tes tersebut cukup besar. Tipe-tipe tes obyektif yaitu

true-false, multiple-choice, completion, dan matching.

3) Tes Essay

Tes Essay adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau

suatu suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif

panjang. Kebaikan tes essay yaitu cocok untuk mengukur hasil dari suatu belajar

yang kompleks yang sukar diukur dengan menggunakan tes obyektif, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan jawaban sesuai dengan jalan

pikirannya sendiri, kemungkinan untuk menerka dan mencontek jawaban sangat

kecil. Kelemahan tes essay yaitu pemberian skor terhadap jawaban tes essay

kurang reliabel, waktu yang diperlukan lebih banyak karena tes essay

menghendaki jawaban-jawaban yang relatif panjang sehingga dalam satu periode

tes hanya dapat diberikan beberapa buah item saja, pengkoreksiannya

memerlukan waktu yang cukup lama.

Berdasarkan uraian-uraian tentang kelemahan dan kebaikan tes obyektif

dan tes essay, guru selaku evaluator hendaknya dapat memilih bentuk tes seperti

apa yang cocok diterapkan pada suatu konsep tertentu agar dapat diukur dengan

mudah seberapa besar pemahaman siswa terhadap konsep yang telah dipelajari.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun tes hasil

belajar adalah sebagai berikut :

1. Menentukan/ merumuskan tujuan tes

2. Mengidentifikasi hasil belajar yang akan diukur dengan tes tersebut

3. Menentukan hasil belajar yang spesifik, yang sesuai dengan tujuan

instruksional khusus

4. Merinci bahan pelajaran yang akan diukur dengan tes itu

5. Menyiapkan table spesifikasi

Page 18: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

9

6. Menggunakan table spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes20

Untuk dapat merumuskan tujuan tes dengan baik, seorang guru atau

pengajar perlu memikirkan apa tipe dan fungsi tes yang akan disusunnya sehingga

selanjutnya ia dapat menentukan bagaimana karakteristik soal-soal yang akan

dibuatnya. Perlu diketahui bahwa tes itu mempunyai beberapa fungsi, bergantung

pada tipe atau kegunaannya. Diagram di bawah ini menunjukkan apa tipe dan

fungsi tes serta bagaimana ciri-ciri soalnya.

Tabel 4.1. Ciri-ciri dari Empat Tipe Achievement Test

Tipe Tes Fungsi Tes Konsiderasi Sampel Ciri-ciri

Placement

Mengukur

prerekuisit entry

skills

Menentukan entry

formance tentang

tujuan pelajaran

Mencakup tiap-tiap

prerekuisit entry

behavior

Memilih sampel yang

mewakili tujuan

pelajaran

Items mudah dan

criterion-

referenced

Items memiliki

range kesukaran

yang luas dan

norm-referenced

Formatif

Sebagai balikan

bagi siswa + guru

tentang kemajuan

belajar

Jika mungkin,

mencakup semua unit

tujuan (yang esensial)

Items memadukan

kesukaran unit

tujuan dan

criterion-

referenced

Diagnostik

Menentukan

kasulitan belajar

yang sering muncul

Mencakup sampel

tugas-tugas yang

berdasarkan sumber-

sumber kesalahan

belajar yang umum

Items mudah dan

digunakan untuk

menunjuk sebab-

sebab kesalahan

yang spesifik

Sumatif Menentukan

kenaikan

Memilih sampel

tujuan-tujuan

Items memiliki

range kesukaran

20 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal .286.

Page 19: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

10

tingkat/kelas atau

kelulusan pada

akhir program

pengajaran

pelajaran yang

representatif

yang luas dan

norm-referenced

Hakikat evaluasi dalam proses belajar mengajar sebenarnya bukan hanya

siswa, tetapi juga system pengajarannya. Karena itu, dalam proses belajar

mengajar terdiri dari rangkaian tes yang dimulai dari tes awal untuk mengatahui

mutu atau isi pelajaran apa yang sudah diketahui oleh siswa dan apa yang belum,

terhadap rencana pembelajaran yang diajarkan.

Ada empat cara untuk menilai tes, yaitu:

a. Meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, kadang-kadang dapat

diperoleh jawaban tentang ketidakjelasan perintah atau bahasa, taraf

kesukaran dan lain-lain keadaan soal tersebut

b. Mengadakan analisis soal (terms analysis). Analisis soal adalah suatu

prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi yang

sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun. Faedah mengadakan analisis

soal yaitu membantu kita dalam mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek,

memperoleh informasi yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan

soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut, dan memperoleh gambaran secara

selintas tentang keadaan yang kita susun.

c. Mengadakan checking validitas.

d. Mengadakan checking realiabilitas.21

b. Fungsi tes

Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu :

a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes

berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai

21 H.M. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta,2004), hal. 177-179

Page 20: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

11

oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam

jangka waktu tertentu.

b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes

tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang

telah ditentukan, telah dapat dicapai.22

Agar tes sesuai dengan fungsinya, maka sebelumnya penyusun tes harus

mengetahui bagaimana ciri-ciri hasil tes belajar yang baik. Setidak-tidaknya ada

empat ciri atau karakteristik yang harus dimiliki oleh tes hasil belajar, sehingga tes

tersebut dapat dinyatakan sebagai tes yang baik, yaitu :

a. Bersifat valid atau memiliki validitas. Kata “valid” sering diartikan dengan;

tepat, benar, shahih, absah; jadi kata validitas dapat diartikan dengan

ketepatan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan dan tes hasil belajar dapat

dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut (sebagai alat pengukur

keberhasilan belajar peserta didik) secara tepat, benar, shahih, atau absah

telah dapat mengukur atau mengungkap hasil-hasil belajar yang telah dicapai

oleh peserta didik, setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam

jangka waktu tertentu.

b. Bersifat reliable. Kata “reliabilitas” sering diterjemahkan dengan keajegan

(=stability) atau kemantapan (=consistency). Apabila istilah tersebut dikaitkan

dengan fungsi tes sebagai alat pengukur mengenai keberhasilan belajar

peserta didik, maka sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan reliable apabila

hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut

secara berulang kali terhadap subyek yang sama, senantiasa menunjukkan

hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Dengan demikian suatu

ujian dikatakan telah memiliki reliabilitas (=daya keajegan mengukur) apabila

skor-skor atau nilai-nilai yang diperoleh para peserta ujian untuk pekerjaan

ujiannya, adalah stabil, kapan saja, dimaa saja, dan oleh siapa saja ujian itu

dilaksanakan, diperiksa dan dinilai.

c. Bersifat obyektif. Dalam hubungan ini sebuah tes hasil belajar dapat

dikatakan sebagai tes hasil belajar yang obyektif, apabila tes hasil belajar 22 Anas Sudjiono. Op.cit. hal. 67

Page 21: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

12

tersebut disusun dan dilaksanakan “menurut apa adanya”. Ditinjau dari segi

isi atau topik tesnya, maka istilah “apa adanya” itu mengandung pengertian

bahwa topik tes tersebut adalah diambilkan atau bersumber dari topik atau

bahan pelajaran yang telah diberikan sesuai atau sejalan dengan indikator

yang telah ditentukan. Bahan pelajaran yang telah diberikan atau

diperintahkan untuk dipelajari oleh peserta didik itulah yang dijadikan acuan

dalam pembuatan atau penyusunan tes hasil belajar tersebut. Ditilik dari segi

pemberian skor dan penentuan nilai hasil tesnya, maka dengan istilah “apa

adanya” itu terkandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi, pemberian skor

dan penentuan nilainya terhindar dari unsur-unsur subyektifitas yang melekat

pada diri penyusun tes.

d. Bersifat praktis (practicability) dan ekonomis. Bersifat praktis mengandung

pengertian bahwa tes hasil belajar tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah,

karena tes itu : (a) bersifat sederhana, dalam arti tidak memerlukan peralatan

yang banyak atau peralatan yang sulit pengadaannya ; (b) lengkap, dalam arti

bahwa tes tersebut telah dilengkapi dengan petunjuk mengenai cara

mengerjakannya, kunci jawabannya dan pedoman scoring serta penentuan

nilainya. Bersifat ekonomis mengandung pengertian bahwa tes hasil belajar

tersebut tidak memakan waktu yang panjang dan tidak memerlukan tenaga

serta biaya yang banyak.23

Setelah mengetahui bagaimana ciri-ciri tes yang baik, penyusun tes harus

mengetahui bagaimana teknik penyusunan kisi-kisi dan naskah soal yang akan

diujikan.

Sebagaimana tertuang dalam Pasal 63 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun

2005, standar penilaian adalah standar penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh

pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Penilaian hasil belajar ini dilakukan

secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil

dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan kenaikan

kelas. Penilaian yang menekankan pada proses ini bertujuan untuk menilai

pencapaian kompetensi peserta didik, yang digunakan sebagai bahan penyususnan 23 Ibid. hal. 93-97

Page 22: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

13

laporan kemajuan belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Standar

penilaian ini memberikan dua hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam

melakukan penilaian, yaitu penilaian menekankan pada proses dan bukan output

semata, dan penilaian perlu dilakukan sesuai dengan standar isi dan standar

kompetensi lulusan yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan dan

proses pembelajaran yang dilakukan.24Penilaian merupakan salah satu kegiatan

utama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran.

Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana

pengajar (guru ) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan

yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan

pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau

tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat

dinyatakan dengan nilai.25

Hasil penilaian digunakan untuk membuat suatu kebijakan atau keputusan,

misalnya, penilaian hasil belajar di sekolah digunakan untuk menentukan

keberhasilan peserta didik dalam menguasai berbagai kemampuan yang dirancang

berdasarkan kurikulum; penilaian suatu projek bermuara pada suatu kepetusan

mengenai keberhasilan mencapai tujuan yang dirancang sejak semula. Dengan

kata lain, pelaksanaan penilaian tidak bias lepas dari tujuan kegiatan yang dinilai.

Petugas penilai sebelum memulai merancang aktivitas penilaian selalu

memelukan informasi tentang tujuan kegiatan yang akan dinilai. Jadi untuk

melakukan penilaian prosedur pertama dan utama yang harus dikerjakan adalah

menentukan tujuan kegiatan dan tujuan sasaran yang akan dinilai. Prosedur

lainnya adalah penentuan alat ukur yang tepat, mengembangkan kisi-kisi,

pengumpulan data, pengolahan data, dan penulisan laporan. 26

24 Baedhowi, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan”Kebijakan Assesment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”, (Jakarta:Balitbang,2006), hal. 816-817 25 Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press,2006), hal.4. 26 Noehi Nasution. Evaluasi pembelajaran Kimia. (Jakarta: Univ.Terbuka, 2007). Hal. 1.47

Page 23: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

14

Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang soal-

soal yang diperlukan oleh suatu tes atau ujian. Kisi-kisi atau Blueprint atau Tabel

of Spesification bermanfaat untuk menjamis sampel soal yang baik, dalam arti

mencakup semua kompetensi secara proporsional. Agar butir-butir tes mencakup

keseluruhan topik secara proporsional maka sebelum menulis butir-butir tes

terlebih dahulu harus dibuat kisi-kisi sebagai pedoman. Sebuah kisi-kisi memuat

jumlah butir yang harus dibuat untuk setiap bentuk soal, untuk setiap kompetensi

atau setiap aspek kemampuan yang akan diukur.

Kriteria kisi-kisi yang baik, yaitu :

a. Dapat mewakili isi kurikulum secara tepat

b. Komponennya banyak dan rinci

c. Komponennya jelas dan mudah dipahami

d. Dapat disusun soalnya

Kriteria pemilihan bahan ajar/topik asensial pada kisi-kisi :

a. Urgensi : yakni secara teoretis kompetensi tersebut merupakan konsep

dasar yang harus dikuasai oleh siswa

b. Kontinuitas : merupakan kelanjutan atau pendalaman dari konsep yang

sudah dipelajari sebelumnya

c. Relevansi : merupakan kompetensi yang terkait dengan pemahaman

terhadap bidang studi lain (kompetensi lintas)

d. Keterpakaian : memiliki nilai aplikasi yang tinggi dalam kehidupan sehari-

hari

Berdasarkan kisi-kisi dalam bentuk tabel spesifikasi yang tersedia, maka

dibuat butir-butir soal atau item-item tes. Banyaknya butir yang harus dibuat

untuk setiap bentuk soal, untuk setiap aspek kemampuan atau kompetensi yang

hendak diukur harus disesuaikan dengan yang tercantum dalam kisi-kisi.

Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dalam membuat butir-butir soal atau

item-item tes, yaitu :

a. Soal yang dibuat harus valid dalam arti mampu mengukur tercapai

tidaknya indikator kompetensi yang dirumuskan

Page 24: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

15

b. Soal yang dibuat harus dapat dikerjakan dengan menggunakan satu

kemampuan spesifik, tanpa dipengaruhi oleh kemampuan lain yang tidak

relevan. Oleh karena itu maka soal yang dibuat harus menggunakan bahasa

yang sederhana dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan salah

tafsir atau tafsir ganda.

c. Soal yang dibuat harus terlebih dahulu dikerjakan atau diselesaikan dengan

langkah-langkah lengkap sebelum digunakan pada tes yang sesungguhnya.

Untuk soal bentuk uraian, dari penyelesaian dengan langkah-langkah

lengkap tersebut dapat dikembangkan pedoman penilaian untuk setiap

soal.

d. Dalam membuat soal, hindari sejauh mungkin kesalahan-kesalahan ketik

betapapun kecilnya, karena hal itu akan mempengaruhi validitas.

e. Tetapkan sejak awal aspek kemampuan yang harus diukur untuk setiap

soal yang dibuat.

f. Berikan petunjuk mengerjakan soal secara lengkap dan jelas untuk setiap

bentuk soal dalam suatu tes.27

2. Soal

a. Kaidah Penulisan Soal

Agar soal yang disusun bermutu baik, maka penulis soal harus

memperhatikan kaidah penulisannya.28 Di bawah ini akan diuraikan kaidah

penulisan soal bentuk uraian dan pilihan ganda.

Adapun kaidah penulisan soal bentuk Pilihan ganda adalah sebagai berikut :

a. Soal harus sesuai dengan indikator

b. Pengecoh harus berfungsi

c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu soal

hanya mempunyai satu jawaban. Maksudnya kunci jawaban benar tidak lebih

dari satu atau kurang dari satu.

27 Ibid. hal. 93-97. 28 Safari. Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi, (Jakarta:Depdiknas,2005), hal. 48.

Page 25: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

16

d. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

e. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang

diperlukan saja.

f. Pokok soal jangan memberi petunjuk kea rah jawaban yang benar

g. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negative ganda.

h. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi topik.

i. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relative sama.

j. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “semua pilihan jawaban di

atas salah/benar”

k. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan

urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya.

l. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus

jelas dan berfungsi.

m. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna

tidak pasti

n. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

o. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia.

p. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah

dimengerti warga belajar/siswa.

q. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.

r. Pilihan jawaban jangan meengulaang kata/frase yang bukan merupakan satu

kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal.29

Adapun kaidah penulisan soal bentuk uraian adalah sebagai berikut :

a. Soal harus sesuai dengan indikator

b. Setiap pertanyaan harus diberikan jawaban yang diharapkan

c. Topik yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan pengukuran

d. Topik yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat

kelas

e. Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai 29 Ibid. hal.55-67

Page 26: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

17

f. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal

g. Ada pedoman penskorannya

h. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan

terbaca

i. Rumusan kalimat soal harus komunikatif

j. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku)

k. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau

salah pengertian

l. Tidak mempergunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

m. Tidak mengandung kata /ungkapan yang menyinggung perasaan siswa30

b. Soal yang Bermutu Baik

Bahan ujian atau soal yang bermutu baik dapat membantu para guru dalam

meningkatkan pelaksanaan proses belajar mengajar. Soal yang bermutu baik dapat

memberikan informasi dengan tepat tentang siswa mana yang belum atau sudah

memahami topik yang telah diajarkan. Salah satu ciri soal yang bermutu baik

adalah bahwa soal itu dapat membedakan setiap kemampuan siswa. Semakin

tinggi kemampuan siswa dalam memahami topik yang telah diajarkan itu.

Semakin rendah kemampuan siswa dalam memahami topik yang telah diajarkan,

maka semakin kecil pula peluang menjawab benar suatu soal yang menanyakan

topik yang telah diajarkan.

Syarat soal yang bermutu baik adalah bahwa soal harus shahih (valid),

handal (reliable), dan adil (fairness). Shahih maksudnya bahwa setiap alat ukur

(butir-butir soalnya hanya mengukur satu dimensi/aspek saja. Handal maksudnya

bahwa setiap alat ukur (tes) harus dapat memberikan hasil pengukuran (skor/nilai)

yang tepat, cermat, dan ajek. Adil maksudnya bahwa alat ukur yang dipergunakan

berlaku sama bagi setiap peserta tes (tidak membeda-bedakan satu sama

lainnya).31

30 Ibid. hal.49-54 31 Ibid. hal.12

Page 27: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

18

Untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas tes perlu dilakukan analisis

butir soalnya karena kegunaan analisis butur soal diantaranya adalah:

a. Dapat membantu para pengguna tes dalam evaluasi atau tes yang diterbitkan,

sangat relevan bagi penyusunan tes-tes informal dan local seperti kuis, ujian

yang disiapkan guru untuk siswa di kelas

b. Mendukung penullisan butir soal yang efektif

c. Secara topik dapat memperbaiki tes-tes di kelas

d. Meningkatkan validitas soal dan reliabilitas32

c. Teknik Penulisan Soal

Ada beberapa langkah penting yang dapat dilakukan dalam penulisan soal, yaitu:

a. Menentukan tujuan penilaian. Tujuan penilaian sangat penting karena setiap

tujuan memiliki penekanan yang berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes

prestasi belajar, diagnostic, atau seleksi.

b. Memperhatikan standar kompetensinya. Standar merupakan acuan/target

utama yang harus dipenuhi atau yang harus diukur melalui setiap kompetensi

dasar yang ada atau melalui gabungan kompetensi dasar.

c. Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau mempergunakan

keduanya. Untuk penggunaan tes diperlukan penentuan indikator/topik

penting sebagai pendukung kompetensi dasar. Syaratnya adalah

indikator/topik yang diujikan harus urgensi (wajib dikuasai siswa),

kontinuitas (merupakan topik lanjutan), relevansi (bermanfaat terhadap mata

pelajaran lain), dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi (UKRK).

Setelah menerapkan topik berdasarkan UKRK, langkah selanjutnya adalah

menentukan jenis tesnya dengan menanyakan apakah topik tersebut tepat

diujikan secara tertulis/lisan? Bila jawabannya tepat, maka topik yang

bersangkutan tepat diujikan dengan bentuk soal apa, pilihan ganda atau

uraian? Bila jawabannya tidak tepat, maka jenis tes yang tepat adalah jenis tes

32 Ibid. hal.15

Page 28: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

19

perbuatan: kinerja (performance), penugasan (project), hasil karya (product),

atau lainnya.

d. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman penskorannya.

Dalam menulis soal, penulis soal harus memperhatikan kaidah penulisan

soal.33

d. Langkah-langkah Penyusunan Soal

Agar soal yang dipersiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan

ulangan/ujian yang sahih dan handal, maka dalam mempersiapkannya harus

dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu:

a. menentukan tujuan tes

b. menentukan kompetensi/indikator sangat essensial yang akan diujikan

c. menentukan topik yang diujikan

d. menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi, topik, dan bentuk

tesnya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda, uraian, tes praktik: kinerja,

penugasan, hasil karya, dan pengamatan sikap/minat)

e. menyusun kisi-kisinya

f. menulis butir soalnya

g. memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif

h. merakit soal menjadi perangkat tes

i. menyusun pedoman penskornya

j. uji coba butir soal

k. analisis butir soal secara kuantitatif dari data empiric hasil uji coba

l. perbaikan soal berdasarkan hasil analisis.

e. Penyusunan Butir Soal yang Menuntut Penalaran Tinggi

33 Ibid. hal.18

Page 29: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

20

Pada penulisan butir soal, penulis soal memilliki kecenderungan untuk

menulis butir-butir soal yang menuntut perilaku “ingatan”. Disamping mudah

penulisan soalnya, topik yang hendak ditanyakan juga mudah diperoleh dari buku

pelajaran. Untuk menuliskan butir soal yang menuntut penalaran tinggi, penulis

soal biasanya agak kesulitan dalam mengkreasinya. Disamping sulit menentukan

perilaku, juga uraian topik yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran

tinggi) tidak selalu tersedia didalam buku pelajaran, sehingga beberapa penulis

soal enggan menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi. Akibatnya siswa

di dalam kelas selalu dikondisikan dengan pola “ingatan”. Artinya siswa selalu

menerima contoh-contoh soal yang berpola ingatan, mengerjakan pekerjaan

rumah, tugas-tugas, ulangan harian, atau lainnya selalu hanya menuntut

berpikir”ingatan”. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat dijadikan

pedoman oleh para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut penalaran

tinggi. Caranya adalah seperti berikut ini:

a. Topik yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku: pemahaman, penerapan,

sintesis, analisis, atau evaluasi (bukan hanya ingatan). Perilaku ingatan juga

diperlukan, namun kedudukannya adalah sebagai langkah awal sebelum siswa

dapat memahami, menerapkan, menyintesiskan, menganalisis, dan

mengevaluasi topik yang diperoleh dari guru. Uraian tentang perilaku ini

dapat dilihat pada perilaku kognitif yang dikembangkan oleh Benjamin S.

Bloom.

b. Setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus). Agar butir soal yang

ditulis dapat menuntut penalaran tinggi, maka setiap butir soal selalu

diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan

seperti: teks bacaan, paragraph, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng,

puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/symbol, contoh,

peta film, atau suara yang direkam.

c. Mengukur kemampuan berpiir kritis. Ada 12 keterampilan berpikir kritis

yang dapat dijadikan dasar dalam menulis butir soal yang menuntut penalaran

tinggi, yaitu: membandingkan, hubungan sebab akibat, memberi alasan

Page 30: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

21

(justifying), meringkas, menyimpulkan, berpendapat(inferring),

mengelompokkan, menciptakan, menerapkan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

d. Mengukur keterampilan pemecahan masalah. Ada 17 keterampilan

pemecahan masalah yang dapat dijadikan dasar dalam menulis butir soal yang

menuntut penalaran tinggi, yaitu: mengidentifikasi masalah, merumuskan

masalah dalam bentuk pertanyaan, memahami kata dalam konteks,

mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai, memilih masalah sendiri,

mendeskripsikan berbagai strategi, mengidentifikasi asumsi, mendeskripsikan

masalah, member alas an masalah yang sulit, memberi alasan solusi, member

alas an strategi yang digunakan, memecahkan masalah berdasarkan data dan

masalah, membuat strategi lain, menggunakan analogi, menyelesaikan secara

terencana, mengevaluasi kualitas solusi, mengevaluasi strategi

sistematikanya.34

f. Perakitan Butir Soal

Merakit soal adalah menyusun soal yang siap pakai menjadi satu

perangkat/paket tes atau beberapa paket tes parallel. Dasar acuan dalam merakit

soal adalah tujuan tes dan kisi-kisinya. Untuk memudahkan pelaksanaannya, para

tutor/guru harus memperhatikan langkah-langkah perakitan soalnya. Pemeriksaan

terhadap jawaban warga belajar/siswa dan pemberian angka merupakan langkah

untuk mendapatkan informasi kuantitatif dari masing-masing warga balajar/siswa.

Pada prinsipnya, penskoran soal harus diusahakan agar dapat dilakukan secara

objektif. Artinya, apabila penskoran dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang

sama tingkat kompetensinya, akan menghasilkan skor atau angka yang sama, atau

jika orang yang sama mengulangi proses penskoran akan dihasilkan skor yang

sama. Agar para tutor/guru dapat merakit soal menjadi satu paket tes yang tepat,

maka para tutor/guru harus memperhatikan langkah-langkahnya seperti berikut

ini:

34 Ibid. hal.120-125

Page 31: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

22

a. Mengelompokkan soal-soal yang mengukur kompetensi dan topik yang sama,

kemudian soal-soal itu ditempatkan dalam urutan yang sama.

b. Member nomor urut soal didasarkan pada nomor urut soal dalam kisi-kisi

c. Mengecek setiap soal dalam satu paket tes apakah soal-soalnya sudah bebas

dari kaidah “setiap soal tidak boleh memberi petunjuk jawaban terhadap soal

yang lain”

d. Membuat petunjuk umum dan khusus dalam mengerjakan soal

e. Membuat format lembar jawaban

f. Membuat lembar kunci jawaban dan petunjuk penilaiannya

g. Menentukan/menghitung penyebaran kunci jawaban (untuk bentuk

objektif)dengn menggunakan rumus berikut:

Penyebaran kunci jawaban = jumlah soal ± 3 Jumlah pilihan jawaban

h. Menentukan soal inti (ancor item) sebanyak 10 % dari jumlah soal dalam satu

paket

i. Menetukan besarnya bobot setiap soal (untuk soal bentuk uraian)

j. Menyusun tabel konversi skor35

3. Pengertian dan Tugas Utama Guru

Pendidikan sejak awal kelahirannya adalah merupakan proses

penyempurnaan manusia sebab pendidikan adalah proses memanusiakan manusia

dan berusaha mengangkat untuk mencapai derajat ketinggiannya secara total.36

Profesi guru tentu tidak terlepas dari kegiatan pengukuran dan penilaian

(mengukur, menakar, dan menimbang) kemampuan peserta didiknya. Seperti

halnya pedagang, guru juga sudah selayaknya menyimak peringatan Allah dalam

Al-Qur’an QS. Al-Isra’ (17) ayat 35 berikut ini :

35 Ibid. hal.131-132 36 Hadi Supeno, Potret Guru, (Jakarta:Pustaka Harapan,1995), hal. 32-33

Page 32: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

23

Artinya: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan

timbanglah dengan neraca yang benar, itulah yang lebih utama bagimu dan lebih

baik akibatnya”

Mengingat betapa pentingnya kegiatan mengukur dan menilai kompetensi

peserta didik, maka sudah seharusnya setiap guru memiliki pengetahuan tentang

konsep dasar penilaian serta keterampilan mengaplikasikannya dalam kegiatan

pembelajaran. Kenyataan yang terjadi selama ini, masih banyak guru yang belum

dapat menampakkan kemampuan tersebut, terlebih lagi dalam menilai kompetensi

pada ketiga ranah.37. Sementara, ranah kognitifnya saja pun belum dapat

dilaksanakan dengan sempurna.

Guru adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam proses

pendidikan. Dalam pendidikan formal, guru bahkan menjadi syarat mutlak bagi

berlangsungnya proses pendidikan. Guru dalam masyarakat kita dianggap sebagai

manusia sumber dan guru adalah inti dari setiap proses pendidikan.38Guru sebagai

pendidik dan Pembina generasi muda harus menjadi teladan, di dalam maupun di

luar sekolah.

Pada zaman sekarang ini, pengertian tentang guru sebagai manusia sumber

sebenarnya sudah tidak diakui, karena sumber belajar pada saat ini tidak hanya

dominan pada guru. Akan tetapi, pendidikan berisikan komponen-komponen

terkait yang apabila kehilangan salah satu komponennya, pendidikan tidak dapat

berjalan dengan sempurna. Walau demikian, guru masih tetap eksis sebagai

sumber belajar di daerah-daerah pelosok yang tidak memiliki keragaman sumber

belajar.

Dalam situasi tertentu tugas guru dapat diwakilkan atau dibantu oleh

unsure lain seperti oleh media teknologi, tetapi tidak dapat digantikan. Mendidik

adalah pekerjaan professional, oleh karena itu guru sebagai pelaku utama

pendidikan merupakan pendidik professional. Sebagai pendidik professional, guru

37 Ahmad Sofyan, dkk. Op.cit. hal 2 38 Hadi Supeno, Op.Cit. . hal. 43

Page 33: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

24

bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara professional, tetapi juga harus

memiliki pengetahuan dan kemampuan professional.39

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1980) telah merumuskan

kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dan mengelompokkannya atas

tiga dimensi umum kemampuan, yaitu:

a. Kemampuan professional, yang mencakup: penguasaan topik pelajaran,

penguasaan landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, dan

penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.

b. Kemampuan social, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan

kerja dan lingkungan sekitar

c. Kemampuan personal, yang mencakup: penampilan sikap yang positif

terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan

situasi pendidikan; pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai

yang seyogianya dimiliki guru; dan penampilan upaya untuk menjadikan

dirinya sebagai anutan dan teladan bagi para siswanya.40

Lebih lanjut Depdikbud (1980) merinci ketiga kelompok kemampuan

tersebut menjadi 10 kemampuan dasar, yaitu:

a. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya

b. Pengelolaan program belajar-mengajar

c. Pengelolaan kelas

d. Penggunaan media dan sumber pembelajaran

e. Penguasaan landasan-landasan kependidikan

f. Pengelolaan interaksi belajar-mengajar

g. Penilaian prestasi siswa

h. Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan

i. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah

j. Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan

untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran.41

39 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 191 40 Ibid. hal 192 41 Ibid. hal193

Page 34: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

25

Guru pada umumnya mengharapkan agar murid-murid mempelajari apa

yang diajarkan dan ditugaskannya. Guru yang baik adalah guru yang dapat

memelihara disiplin dalam kelasnya dan peran guru sangat mempengaruhi

kelakuannya.

Dalam konsep pendidikan klasik, guru berperan sebagai penerus dan

penyampai ilmu, sedangkan dalam konsep teknologi pendidikan, guru adalah

pelatih kemampuan. Dalam konsep interaksional, guru berperan sebagai mitra

belajar, sedangkan dalam konsep pendidikan pribadi, guru lebih berperan sebagai

pengarah, pendorong dan pembimbing.42

Kewajiban yang harus diperhatikan oleh guru menurut pendapat Imam

Gozali, yaitu :

a. Harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid dan memperlakukan

mereka seperti perlakuan anak sendiri.

b. Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terimakasih, tetapi

bermaksud dengan mengajar itu mencari keridhoan Allah dan

mendekatkan diri kepada-Nya.

c. Berikanlah nasehat kepada murid pada setiap kesempatan bahkan

gunakanlah setiap kesempatan untuk menasehati dan menunjukinya.

d. Mencegah murid dari sesuatu akhlak yang tidak baik dengan jalan sindiran

jika mungkin dan jangan dengan cara terus terang dalam arti dengan jalan

halus dan jangan mencela.

e. Perhatikan tingkat akal pikiran anak murid dan berbicara dengan mereka

menurut kadar akalnya.

f. Jangan ditimbulkan rasa benci pada diri murid dengan mengenai suatu

cabang ilmu yang lain.

g. Berikan pelajaran yang jelas dan pantas untuk murid yang masih dibawah

umur.

h. Guru harus mengamalkan ilmunya dan jangan berlain kata dengan

perbuatannya. 42 Ibid. hal 194

Page 35: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

26

Rasulullah SAW. Bersabda :

ŃɆŁǹ łȼŁȶƋȲŁȝŁȿ LjȷǓŃȀNJȪǐȱǟ ŁȴƋȲŁȞŁǩ ŃȸŁȵ ŃȴNJȭłȀ)ȴȲȆȵ Ȼǟȿǿ (

Artinya : “Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Muslim)

Keutamaan profesi guru sangatlah besar sehingga Allah SWT. Menjadikannya

sebagai tugas yang diemban Rasulullah SAW, sebagaimana diisyaratkan lewat

firman-Nya :

Artinya : “Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang

beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan

mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan

(jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan

sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam

kesesatan yang nyata “. (Q.S. Ali Imran : 164)

Dari gambaran ayat di atas, guru memiliki beberapa fungsi, di antaranya :

a. Fungsi penyucian : artinya seorang guru berfungsi sebagai pembersih

diri, pemeliharaan diri, pengembang, serta pemelihara fitnah manusia.

Page 36: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

27

b. Fungsi pengajaran : artinya seorang guru berfungsi sebagai penyampai

ilmu pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada manusia agar mereka

menerapkan seluruh pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah mengetahui tentang siapa guru, apa tugas dan kewajibannya, serta

bagaimana keutamaan profesinya, didapatlah sebuah pernyataan bahwa menjadi

seorang guru ternyata tidak sebatas menjelaskan dan mengevaluasi mata

pelajaran, tetapi juga unsur mendidiknya yang harus ditekankan. Menjadi guru

pun harus profesional dalam segala hal.

Dikarenakan pekerjaan guru adalah pekerjaan professional maka untuk

menjadi guru harus pula memenuhi persyaratan yang berat. Beberapa diantaranya

ialah :

1. Harus memiliki bakat sebagai guru

2. Harus memiliki keahlian sebagai guru

3. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi

4. Memiliki mental yang sehat

5. Berbadan sehat

6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

7. Guru adalah manusia berjiwa Pancasila

8. Guru adalah seorang warga Negara yang baik43

Setiap guru professional harus menguasai pengetahuan yang mendalam dalam

spesialisasinya. Penguasaan pengetahuan baik ilmu-ilmu keguruan pada umumnya dan

didaktik pada khususnya merupakan syarat yang penting disamping keterampilan-

keterampilan lainnya. Oleh sebab dia berkewajiban menyampaikan pengetahuan,

pengertian, keterampilan dan lain-lain kepada peserta didiknya.

Dengan kehadiran kompetensi dalam kurikulum, tugas utama guru dalam

mengajar bukan hanya menuntaskan semua topik pelajaran dan mengajarkan topik

43 Departemen Agama RI. Wawasan dan Tugas Guru. (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam,2005). Hal .66.

Page 37: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

28

kesukaan guru, tetapi sekarang adalah memaksimalkan kemampuan siswa

terhadap topik yang diajarkan agar tercapai target kompetensinya secara tuntas.

Topik yang diajarkan harus berdasarkan indikator/topik yang urgensi, kontinuitas,

relevansi, dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi (UKRK). Oleh

karena itu, tugas utama guru dalam proses belajar mengajar adalah:

a. menyusun silabus

b. menetapkan model pembelajaran

c. menyusun rancangan pembelajaran

d. menyiapkan bahan ajar

e. menyiapkan sarana pembelajaran

f. melaksanakan proses belajar mengajar

adapun tugas utama guru dalam penilaian adalah:

a. menetapkan Standar Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM)

b. menetapkan model penilaian

c. menyiapkan perangkat alat ukur

d. melaksanakan penilaian

e. menganalisis hasil pencapaian kompetensi siswa

f. membuat laporan hasil belajar siswa44

Pengajaran adalah suatu usaha manusia yang bersifat kompleks, oleh

sebab banyaknya nilai-nilai dan faktor-faktor manusia yang turut terlibat

didalamnya. Dikatakan sangat penting, sebab pengajaran adalah usaha

membentuk manusia yang baik. Kegagalan pengajaran dapat merusak satu

generasi masyarakat.

Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya

berhasil. Salah satu faktor yang bias membawa keberhasilan itu, ialah guru

tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis

besarnya, perencanaan mengajar berfungsi sebagai berikut :

1. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah

dan hubungannya dengan pengajaran yang dilaksanakan untuk mencapai

tujuan itu 44 Safari. Op.cit. hal.10

Page 38: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

29

2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya

terhadap pencapaian tujuan pendidikan

3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan

prosedur yang digunakan.

4. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan peserta didik,

minat-minat peserta didik, dan mendorong motivasi belajar.

5. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan

adanya organisasi kurikuler yang lebih baik, metode yang tepat dan

menghemat waktu

6. Para peserta didik akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh

mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka.

7. Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan

perkembangan profesionalnya.45

Dalam membuat rencana pembelajaran, ada guru yang membuat rencana

secara terperinci, tetapi da juga yang hanya menyusun rencana dalam garis

besarnya saja. Bentuk rencana ini menentukan nilai atau fungsi dari suatu rencana.

4. Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Benyamin S. Bloom

Bloom, seperti yang dikutip oleh Donald Clark, mengklasifikasikan

tujuan-tujuan pengajaran (Tujuan Instruksional) menjadi tiga aspek atau bidang

(domain), yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Aspek

kognitif meliputi tujuan-tujuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui

dan memecahkan masalah. Aspek afektif mencakup tujuan-tujuan yang berkaitan

dengan sikap, nilai dan minat. Aspek psikomotor meliputi tujuan-tujuan yang

berhubungan dengan keterampilan manual dan motorik.46

45 Ibid. hal.85 46 Donald Clark, ISD Learning Activities, (www.nwlink.com,1999), p. 2

Page 39: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

30

Ketiga aspek, memiliki hubungan yang kuat antara satu sama lain. Setiap

aspek mendukung aspek lainnya. Dalam satu situasi dan satu tujuan pengajaran,

salah satu aspek akan lebih penting dari yang lain.

Pada aspek kognitif, Bloom dan teorinya membagi enam tingkatan

pembelajaran, dari pengenalan atau daya ingat fakta yang sederhana, yang

merupakan tingkatan yang paling rendah, kemudian terus meningkat menjadi

lebih rumit ke yang paling tinggi seperti evaluasi.

Aspek kognitif berkaitan dengan aspek pengetahuan, pemikiran,

penalaran, pemecahan masalah, dan sebagainya. Hakikat kemampuan belajar

kognitif sebagaimana diungkapkan oleh Mulyati, Bloom menyusun taraf

kompetensi kognitif kedalam enam jenjang atau tingkatan yang paling sukar, yaitu

sebagai berikut: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

a. Pengetahuan

Yang dimaksud dengan pengetahuan hafalan atau yang dikatakan

Bloom dengan istilah knowledge ialah tingkat kemampuan yang hanya

meminta responden atau testee untuk mengenal atau mengetahui adanya

konsep, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat menilai,

atau dapat menggunakannya. Dalam hal ini testee biasanya hanya dituntut

untuk menyebutkan kembali (recall) atau menghafal saja.47

Pengetahuan yang dimaksudkan sebagai ingatan terhadap topik atau

bahan ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Ini mencakup segala hal dari

faktor yang sangat khusus sampai kepada teori yang kompleks. Termasuk

pula pengetahuan yang sifatnya faktual, disamping pengetahuan yang

berhubungan dengan hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan,

peristilahan, pasal, hukum, dan rumus. Pada jenjang pengetahuan ini,

penekanannya adalah pada proses psikologi ingatan.

Dibandingkan dengan tipe hasil belajar atau tingkat kemampuan

berpikir lainnya, tipe pengetahuan hafalan termasuk tingkat yang paling

rendah. Meskipun demikian, pengetahuan yang lebih tinggi. Disesuaikan 47 Ngalim Purwanto. Op.cit. hal. 44

Page 40: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

31

dengan perkembangan tingkat kemampuan berpikir siswa, soal-soal tes yang

banyak menuntut pengetahuan hafalan hanya cocok untuk murid-murid SD

kelas-kelas rendah. Untuk kelas-kelas yang lebih tinggi, seperti kelas V dan

VI SD, siswa-siswa SMP dan SMA, dan untuk para mahasiswa, proporsi

jumlah soal yang mengungkapkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi

harus semakin besar. Rumusan tujuan instruksional khusus yang mengukur

jenjang penguasaan yang bersifat ingatan biasanya menggunakan kata kerja

operasional, antara lain: menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat

kembali, mendefinisikan.48

b. Pemahaman

Yang dimaksud dengan pemahaman atau komprehensi adalah tingkat

kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep,

situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini, testee tidak hanya hafal

secara verbalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang

ditanyakan.49

Pemahaman adalah memahami atau mengerti tentang apa yang

dipelajari serta dapat melihatnya dari beberapa segi. Kemampauan

pemahaman ini umumnya mendapat penekanan proses belajar mengajar.

Siswa dituntut mengerti atau memahami apa yang diajarkan, mengetahui apa

yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa

keharusan menghubungkannya dengan topik lain atau melihatnya didalam

implikasi selengkapnya.

Pengetahuan komprehensi dapat dibedakan dalam tiga tingkatan,

yaitu:

1. Pengetahuan komprehensi terjemahan seperti dapat menjelaskan arti

Bhineka Tunggal Ika dan dapat menjelaskan fungsi hijau daun bagi suatu

tanaman

2. Pengetahuan komprehensi penafsiran seperti dapat menghubungkan

bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, dapat

48 Ibid. hal.44 49 Ibid.

Page 41: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

32

menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, atau dapat

membedakan yang pokok dari yang bukan pokok

3. Pengetahuan komprehensi ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi seseorang

diharapkan mampu melihat di balik yang tertulis, atau dapat membuat

ramalan tentang konsekuensi sesuatu, atau dapat memperluas persepsinya

dalam arti waktu, dimensi, kasus, dan masalahnya.50

Kata kerja operasional yang biasa dipakai dalam rumusan tujuan

instruksional khusus untuk jenjang pemahaman, diantaranya : membedakan,

mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan,

menjelaskan, mendemonstrasikan, member contoh, memperkirakan,

menentukan, mengambil kesimpulan.

c. Aplikasi

Aplikasi adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan.

Penerapan ini dapat berupa penerapan konsep, prinsip-prinsip, rumus, teori,

dan metode. Dalam tingkat aplikasi, testee atau responden dituntut

kemampuannya untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah

diketahuinya dalam suatu situasi yang baru baginya. Dengan kata lain,

aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus.

Abstraksi tersebut dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.51

Siswa dituntut untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-

metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret.

Situasi dimana ide, metode, dan lain-lain yang dipakai itu harus baru, karena

apabila tidak demikian, maka kemampuan yang diukur bukan lagi penerapan

tetapi ingatan semata-mata.

Kata kerja operasional untuk rumusan tujuan instruksional khusus

tingkat penguasaan aplikasi, antara lain : menggunakan, menerapkan,

menggeneralisasikan, menghubungkan, memilih, mengembangkan,

mengorganisasi, menyusun, mengklasifikasikan, mengubah struktur.

Pengetahuan aplikasi lebih tepat dan lebih mudah diukur dengan tes yang 50 Ibid. 51 Ibid. hal 45

Page 42: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

33

berbentuk uraian (essay test) daripada dengan tes objektif. Bloom

membedakan delapan tipe alpikasi sebagai berikut:

1. Dapat menetapkan prinsip atau generalisasi mana yang sesuai untuk situasi

yang baru dihadapi. Dalam hal ini yang bersangkutan belum diharapkan

untuk dapat memecahkan seluruh problem, tetapi sekedar dapat

menetapkan prinsip yang sesuai.

2. Dapat menyusun kembali problemnya sehingga dapat menetapkan prinsip

atau generalisasi mana yang sesuai.

3. Dapat memberikan spesifikasi batas relevansi suatu prinsip atau

generalisasi mana yang sesuai.

4. Dapat mengenali hal-hal khusus yang menyimpang dari prinsip atau

generalisasi tertentu

5. Dapat menjelaskan suatu fenomena baru berdasarkan prinsip atau

generalisasi tertentu seperti melihat adanya hubungan sebab-akibat atau

menjelaskan proses terjadinya sesuatu.

6. Dapat meramalkan sesuatu yang akan terjadi berdasarkan prinsip-prinsip

atau generalisasi tertentu. Dasar untuk membuat ramalan diharapkan

dapat ditunjukkan, mungkin berdasarkan perubahan kuantitatif atau

perubahan kualitatif.

7. Dapat menentukan tindakan atau keputusan tertentu dalam menghadapi

situasi baru dengan menggunakan prinsip atau generalisasi yang sesuai.

8. Dapat menjelaskan alasan penggunaan suatu prinsip atau generalisasi bagi

situasi baru yang dihadapi.52

d. Analisis

Analisis adalah kemampuan untuk dapat menguraikan atau merinci

suatu bahan atau keadaan kedalam bagian-bagian yang lebih kecil

52 Ibid.

Page 43: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

34

(komponen) atau faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami

hubungan antar komponen-komponen tersebut dalam organisasi. Tingkat

kemampuan analisis, yaitu tingkat kemampuan testee untuk menganalisis atau

menguraikan suatu integritas atau suatu situasi tertentu ke dalam komponen-

komponen atau unsure-unsur pembentuknya. Pada tingkat analisis, testee

diharapkan dapat memahami dan sekaligus dapat memilah-milahnya menjadi

bagian-bagian. Hal ini dapat berupa kemampuan untuk memahami dan

menguraikan bagaimana proses terjadinya sesuatu, cara bekerjanya sesuatu,

atau mungkin juga sistematikanya.53

Jenjang kemampuan ini menuntut seorang siswa untuk dapat menguraikan

suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-

komponen pembentuknya. Dengan jalan ini situasi atau keadaan tersebut

menjadi lebih jelas.54 Kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan

instruksional khusus jenjang analisi, antara lain: membedakan, menemukan,

mengklasifikasikan, mengategorikan, menganalisis, membandingkan,

mengadakan pemisahan. Jika analisis telah dikuasai, yang bersangkutan akan

dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif. Untuk membuat

soal tes tentang kecakapan analisis, penyususn tes perlu mengenal berbagai

kecakapan yang termasuk klasifikasi analisis seperti berikut:

1. Dapat mengklasifikasikan kata-kata, frase-frase, atau pernyataan-

pernyataan dengan menggunakan kriteria analitik tertentu

2. Dapat meramalkan sifat-sifat khusus tertentu yang tidak disebutkan secara

jelas

3. Dapat meramalkan kualitas, asumsi, atau kondisi yang implicit atau yang

perlu ada berdasarkan kriteria dan hubungan materinya

4. Dapat mengetengahkan pola atau tata susunan materi dengan

menggunakan kriteria seperti relevansi, sebab-akibat, dan keruntutan atau

sekuensi.

53 Ibid. hal. 46 54 David R. Krathwohl (ed)..et al., A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesing, (New York:Longman Group Limited,2001) Rev, hal. 79

Page 44: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

35

5. Dapat mengenal organisasi prinsip-prinsip atau organisasi pola-pola dari

materi yang dihadapinya

6. Dapat meramalkan dasar sudut pandangan, kerangka acuan, dan tujuan

dari materi yang dihadapinya.

e. Sintesis

Sintesis adalah kemampuan memadukan unsur-unsur atau komponen-

komponen secara logis menjadi suatu bentuk atau pola yang baru secara

keseluruhan. Dalam pengertian lain, yang dimaksud dengan sintesis ialah

penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang

menyeluruh. Dengan kemampuan sintesis seseorang dituntut untuk dapat

menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau menemukan

abstraksinya yang berupa integritas. Tanpa kemampuan sintesis yang tinggi,

seseorang hanya akan melihat unit-unit atau bagian-bagian secara terpisah

tanpa arti. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan

orang lebih kreatif. Dan berpikir kreatif ini merupakan salah satu hasil yang

dicapai dalam pendidikan.55

Pada jenjang ini seorang siswa dituntut untuk dapat menghasilkan

sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada.

Untuk merumuskan tujuan instruksional khusus tingkat penguasaan sintesis

digunakan kata kerja operasional, antara lain: menghubungkan,

menghasilkan, mengkhususkan, mengembangkan, menggabungkan,

mengorganisasi, menyintesis, mengklasifikasikan, menyimpulkan.

Kemampuan berpikir sintesis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe,

yaitu:

1. Kemampuan menemukan hubungan yang unik. Dengan suatu pandangan

yang unik, seseorang dapat menemukan hubungan unit-unit yang tak

berarti menjadi suatu integritas yang berarti dengan menambahkan suatu

unsure tertentu. Termasuk dalam tipe ini ialah kemampuan

mengkomunikasikan gagasan, perasaan, atau pengalamannya dalam

bentuk tulisan, gambar, symbol ilmiah, atau lainnya. 55 Ngalim Purwanto. Op.cit. hal. 46

Page 45: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

36

2. Kemampuan menyusun suatu rencana atau langkah-langkah operasional

dari suatu tugas atau masalah yang diketengahkan.

3. Kemampuan mengabstraksi sejumlah besar fenomena, data, atau hasil

observasi, menjadi teori, proporsi, hipotesis, skema, model, atau bentuk-

bentuk lainnya.56

f. Evaluasi

Evaluasi merupakan jenjang tertinggi dalam daerah kognitif, karena

melibatkan seluruh aspek di atas. Misalnya kemampuan menentukan

keputusan yang benar dan tepat dari masalah yang dihadapi. Dengan

kemampuan evaluasi, testee diminta untuk membuat suatu penilaian tentang

suatu pernyataan, konsep, situasi, dan sebagainya berdasarkan suatu kriteria

tertentu. Kegiatan penilaian dapat dilihat dari segi tujuannya, gagasannya,

cara bekerjanya, cara pemecahannya, metodenya, materinya, atau lainnya.57

Bentuk evaluasi berdasarkan kriteria internal dapat berupa mengukur

probabilitas suatu kejadian; menerapkan kriteria tertentu pada hasil suatu

karya; mengenal ketepatan, kesempurnaan, dan relevansi data; membedakan

valid tidaknya generalisasi, argumentasi, dan semacamnya; mengetahui

adanya pengulangan yang tidak perlu. Bentuk evaluasi yang mendasarkan

kriteria eksternal, antara lain: mengembangkan standar sendiri tentang

kualitas karyaa kontemporer; membandingkan suatu karya dengan karya lain

yang berstandar tinggi; memperbandingkan berbagai teori, generalisasi, dan

fakta suatu budaya.58

Pada tahap ini siswa dituntut kesanggupannya dalam menilai suatu situasi,

keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu.59

Kata kerja operasional yang biasanya dipakai untuk merumuskan tujuan

instruksional khusus jenjang evaluasi, diantaranya: menafsirkan, menilai,

menentukan, mempertimbangkan, membandingkan, melakukan, memutuskan,

56 Ibid. hal 46-47 57 Ibid. 58 Ibid. 59David R. Krathwohl (ed)..et al.,op.cit. hal. 84

Page 46: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

37

mengargumentasikan, menaksir. Kemampuan evaluasi dapat diklasifikasikan

menjadi enam tipe seperti berikut:

1. Dapat memberikan evaluasi tentang ketepatan suatu karya atau dokumen

(ketepatan internal, internal accuracy)

2. Dapat memberikan evaluasi tentang keajegan dalam memberikan

argumentasi, evidensi dan kesimpulannya, logika dan organisasinya

(keajegan internal)

3. Dapat memahami nilai serta sudut pandangan yang dipakai orang dalam

mengambil suatu keputusan (kriteria internal)

4. Dapat mengevaluasi suatu karya dengan membandingkannya dengan karya

lain yang relevan (kriteria eksternal)

5. Dapat mengevaluasi suatu karya dengan menggunakan kriteria yang telah

ditetapkan (kriteria eksternal)

6. Dapat memberikan evaluasi suatu karya dengan menggunakan sejumlah

kriteria yang eksplisit.60

Demikian uraian tentang tingkat-tingkat kemampuan kognitif menurut

Bloom yang sangat diperlukan bagi para guru dalam usaha menyusun tes-tes hasil

belajar yang lebih mengacu kepada tujuan pendidikan.

Dalam pembelajaran Biologi, perbedaan siswa perlu mendapat perhatian

guru. Setiap siswa di kelas sebenarnya merupakan pribadi yang unik. Sedekat

apapun hubungan keluarga tetap memiliki berbagai perbedaan, baik dalam hal

minat, sikap, motivasi, kemampuan dalam menyerap suatu informasi, gaya

belajar, dan sebagainya. Semua faktor siswa tersebut idealnya turut menjadi

perhatian guru dalam perencanaan dan pelaksanaan KBM. Salah satu faktor siswa

yang juga penting untuk diperhatikan guru adalah kognitif. Gaya kognitif

berhubungan dengan cara penerimaan dan pemprosesan informasi seseorang.

Gaya kognitif merupakan cara seseorang dalam menerima dan mengorganisasi

informasi, kecenderungan perseorangan dalam melakukan pemprosesan

60 Ngalim Purwanto. Op.cit. hal. 47-48

Page 47: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

38

informasi, dan gaya kognitif mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan

pembelajaran.

Tahap perkembangan kognitif adalah suatu tahapan perkembangan tertentu

yang harus dilalui individu sejak lahir sampai dewasa. Ada empat tahapan

perkembangan kognitif yang akan dilalui individu, yaitu tahap sensori motor

dengan perkiraan umur 0-2 tahun, tahap praoperasional (2 sampai 7 tahun), tahap

operasional konkret (7 sampai 11 tahun), dan tahap operasional (11 atau 12 tahun

ke atas).

5. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang

akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah

seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan)

diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP

harus mempunyai daya terap (aplicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang

matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi

lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan

profesinya. 61

Sebagaimana rencana pembelajaran pada umumnya, rencana pembelajaran

berbasis kompetensi melalui pendekatan kontekstual dirancang oleh guru yang

akan melaksanakan pembelajaran di kelas yang berisi skenario tentang apa yang

akan dilakukan siswanya sehubungan topik yang akan dipelajarinya. Secara teknis

rencana pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen berikut:

1. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar.

2. Tujuan pembelajaran.

3. Materi pembelajaran.

4. Pendekatan dan metode pembelajaran.

61 Umar Al-Fath, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dapat diakses di

http://umarstain.blogspot.com/2009/10/perencanaan-pembelajaran.html

Page 48: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

39

5. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

6. Alat dan sumber belajar.

7. Evaluasi pembelajaran.

Berbeda dengan rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh paham

objektivis yang menekankan rincian dan kejelasan tujuan, rencana pembelajaran

kontekstual yang dikembangkan oleh paham konstruktivis menekankan pada

tahap-tahap kegiatan (yang mencerminkan proses pembelajaran) siswa dan media

atau sumber pembelajaran yang dipakai. Dengan demikian, rumusan tujuan yang

spesifik bukan menjadi prioritas dalam penyusunan rencana pembelajaran

kontekstual karena yang akan dicapai lebih pada kemajuan proses belajarnya.

Langkah yang patut dilakukan guru dalam penyusunan RPP adalah sebagai

berikut:

1. Ambillah satu unit pembelajaran (dalam silabus) yang akan diterapkan

dalam pembelajaran.

2. Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam

unit tersebut.

3. Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.

4. Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator

tersebut.

5. Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam

pem¬belajaran tersebut.

6. Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan/dikenakan kepada

siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

7. Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan

tujuan pembelajaran.

8. Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan

rumusan tujuan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

9. Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari 2

(dua) jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari

Page 49: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

40

satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan

tujuan pembelajaran atau sifat/tipe/ jenis materi pembelajaran.

10. Sebutkan sumber/media belajar yang akan digunakan dalam

pembelajaran secara konkret dan untuk setiap bagian/unit pertemuan.

11. Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian yang

akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrumen penilaian berbentuk

tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu

penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal, cantumkan soal-soal

tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya dan/atau kunci jawabannya.

Jika penilaiannya berbentuk proses, susunlah rubriknya dan indikator masing-

masingnya.62

6. Hakikat Biologi

Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang dapat

diartikan sebagai kumpulan pengetahuan mengenai gejala alam yang menyangkut

makhluk hidup. Biologi sebagai ilmu dasar berupaya mengungkapkan fenomena

alam dalam memahami dan memanfaatkan keanekaragaman dan kemampuan

hayati, serta meningkatkan produktivitasnya dalam upaya memenuhi keperluan

dasar manusia dan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan. Disamping itu,

dapat berkembangnya kuman kebal antibiotic jika pemakaian antibiotic tidak tepat

dan munculnya sifat alkoholisme pada masyarakat.63

Hakikat belajar ilmu pengetahuan alam berarti belajar untuk lebih

mengenal kehidupan sebenarnya di lingkungan, mengembangkan teknologi yang

berkaitan dengan kebutuhan manusia. Dalam pelajaran biologi yang dipelajari

tidak hanya berupa fakta-fakta yang ada saja tetapi juga berupa prinsip dan konsep

yang merupakan gabungan dari fakta yang semua itu harus benar-benar dapat

dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa besar

62 Ibid. 63 Djoko Arisworo dan Yusa, Op.cit. hal. 129

Page 50: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

41

pemahaman siswa terhadap fakta-fakta, prinsip, dan konsep dalam pelajaran

biologi, guru harus mengukurnya dengan membuat tes sendiri.

7. Bioteknologi Sebagai Salah Satu Cabang Ilmu Biologi

Bioteknologi adalah suatu cara manusia untuk menghasilkan suatu produk

atau jasa menggunakan makhluk hidup atau bagiannya. Pemanfaatan

mikroorganisme untuk mengubah bahan baku menjadi suatu produk atau jasa

merupakan salah satu contoh penerapan bioteknologi.64 Bioteknologi merupakan

salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang pemanfaatan teknologi

terhadap makhluk hidup untuk lebih meningkatkan potensinya.

Tujuan bioteknologi antara lain :

a. Pengembangan pemanfaatan bioteknologi

b. Pengembangan proses biologi dalam bidang industri secara besar-besaran.

Bidang ilmu yang sangat berkaitan dengan bioteknologi yaitu biologi sel,

biokimia, fisiologi, mikrobiologi, genetika molekuler, biorekayasa.

Terdapat dua teknik yang diterapkan dalam bioteknologi, yaitu :

a. Bioteknologi Konvensional, yaitu bioteknologi yang dalam prosesnya

memanfaatkan jasa mikroorganisme. Bioteknologi konvensional

menggunakan metode fermentasi seperti pembuatan tempe, kecap,

yoghurt, tape, dan lain-lain.

b. Bioteknologi Modern, yaitu bioteknologi yang dalam prosesnya

melibatkan manipulasi susunan gen dalam kromosom organisme. Oleh

karena itu, bioteknologi modern juga dikenal dengan istilah rekayasa

genetika. Dalam rekayasa genetika terdapat tiga prinsip dasar yaitu : DNA

Rekombinan(melibatkan bakteri atau virus sebagai perantara) dengan

tahapan pertama mangisolasi DNA, kedua Transplantasi gen/DNA, dan

yang terakhir memasukkan DNA ke dalam sel hidup, Fusi Protoplasma

(penggabungan dua sel dari jaringan yang sama atau dua sel dari

organisme yang berbeda dalam suatu medan listrik, prinsip ini dapat

dilakukan pada sel hewan maupun sel tumbuhan), dan kultur jaringan. 64 Ibid. hal. 120

Page 51: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

42

Contoh-contoh produk hasil bioteknologi, yaitu :

a. Bioteknologi dalam bidang pangan diantaranya yaitu : tempe dengan

bantuan jamur Rhizopus oryzae, tapai ketan dengan bantuan

Sacharomyces, yoghurt dengan bantuan Lactobacillus bulgaricus dan

streptococcus thermophillus, Nata de coco dengan bantuan Acetobacter

xylinum, keju dengan bantuan Penicillium camemberti.

b. Bioteknologi dalam bidang pertanian diantaranya yaitu : biopestisida,

biofertilizer, kultur jaringan.

c. Bioteknologi dalam bidang pertambangan diantaranya yaitu bakteri

Thiobacillus ferooxidans yang digunakan untuk melepaskan tambang dari

bijihnya. Mikroorganisme ini juga dapat digunakan untuk mengekstrak

mineral dan bijih yang berkadar rendah.

d. Bioteknologi dalam bidang kesehatan diantaranya yaitu pembuatan

antibiotic, interferon, antibody monoclonal, dan pembuatan insulin.

e. Bioteknologi dalam bidang lingkungan diantaranya yaitu pemanfaatan

mikroorganisme untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan dan

biogas.

Selain mendatangkan kesejahteraan manusia, bioteknologi juga

menimbulkan berbagai dampak. Dampak tersebut terutama berupa dampak

terhadap lingkungan, dampak dibidang social ekonomi, dan dampak terhadap

kesehatan. Dampak terhadap lingkungan dapat positif maupun negative.

Penemuan tumbuhan yang tahan serangga membuat lingkungan terbebas dari

dampak pestisida. Akan tetapi penanaman tanaman transgenic secara massal

dikhawatirkan mengganggu ekosistem. Dampak negative bioteknologi dalam

bidang social ekonomi yaitu munculnya kecemburuan terhadap penanam modal

besar yang memperoleh tanaman transgenic kualitas unggul, tetapi petani makin

terpuruk karena tidak mendapatkannya. Adapun dampak terhadap kesehatan yaitu

ditemukannya orang-orang yang alergi terhadap penggunaan insulin transgenik.

Dampak lain yang ditimbulkan dari penerapan bioteknologi yaitu

kebiasaan minum-minuman beralkohol yang tidak terkendali sampai melebihi

takaran atau di luar batas kebiasaan pergaulan dalam masyarakat yand disebut

Page 52: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

43

alkoholisme. Alkoholisme merupakan penyakit kronis dengan gejala kelainan

tingkah laku. Selain itu, dampak negative dari produk bioteknologi adalah

pemakaian antibiotic yang tidak tepat. Antibiotic adalah suatu zat yang dihasilkan

oleh mikroorganisme, berfungsi membunuh bakteri patogendi dalam tubuh. Satu

jenis antibiotic hanya dapat menyembuhkan satu jenis penyakit tertentu yang

disebabkan bakteri tertentu. Antibiotic harus digunakan sampai habis, walaupun

sudah tidak merasa sakit. Hal ini bertujuan agar bakteri yang menginfeksi

penyakit tersebut dapat dimatikan sampai tuntas. Menghentikan pemakaian

antibiotic sebelum waktunya, dapat menyebabkan bakteri berkembang biak lagi.

Pemakaian antibiotic yang tidak sesuai dengan aturan dapat menyebabkan bakteri

menjadi kebal. Akibatnya, antibiotic tersebut tidak mampu lagi membunuh

bakteri, sehingga muncullah istilah yang disebut kuman kebal antibiotik.65

B. Kerangka Berpikir

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak dapat dipisahkan satu

sama lainnya, belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai

subjek yang menerima pelajaran (peserta didik), sedangkan mengajar menunjuk

pada apa yang harus dilakukan oleh guru.

Perlakuan siswa di dalam kelas merupakan tanggung jawab guru selaku

pembimbing di sekolah. Guru adalah sosok yang dapat merubah pola pikir siswa

pada suatu pelajaran tertentu. Perkembangan dari apa yang telah diubah pun tidak

boleh diabaikan begitu saja. Semua perkembangan itu harus diukur agar

perkembangan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan pada tujuan awalnya.

Pengukuran yang dilakukan guru dalam mengetahui perkembangan pola

pikir siswa dilakukan dengan membuat tes sendiri, karena hanya gurulah yang

dapat mengetahui seberapa banyak topik yang telah dipelajari, tidak tes yang

terdapat pada buku sumber.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka soal tes buatan guru biologi MTs

Negeri di Jakarta Selatan dianalisis berdasarkan aspek kognitif taksonomi Bloom

65 Djoko Arisworo dan Yusa. Op.cit. hal. 129-130

Page 53: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

44

serta kesesuaiannya dengan rencana pembelajaran dan silabus yang telah dibuat

oleh guru.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Page 54: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

45

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di MTs Negeri se-Jakarta Selatan yang berjumlah

tujuh MTs Negeri, yaitu: MTsN 1 Pela-Mampang, MTsN 2 Ciganjur-Jagakarsa,

MTsN 3 Pd. Pinang- Kebayoran Lama, MTsN 4 Srengseng Sawah-Jagakarsa,

MTsN 13 Petukangan Utara-Pesanggrahan, MTsN 19 Cilandak-Pd. Labu, dan

MTsN 23 Pejaten Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap

tahun pelajaran 2008/2009.

B. Metode Penelitian

M. Mochtar mendefinisikan penelitian sebagai penyelidikan atau

pencarian yang seksama terutama untuk memperoleh fakta baru dalam cabang

ilmu pengetahuan. Penelitian dilakukan secara sistemetis, artinya dilaksanakan

melalui pola tertentu menggunakan metode tertentu sehingga dapat dicapai hasil

secara efektif dan efisien. Selain itu penelitian harus dilakukan secara seksama,

artinya segala langkah yang ditempuh harus dilakukan dengan cermat agar

kemungkinan bias (salah tafsir) dapat dihindari. Penelitian dilakukan secara kritis

artinya harus menggunakan analisis secara tajam dan mendalam,sedang penelitian

bersifat empiric artinya dilakukan berdasarkan fakta yang didapat dari lapangan.66

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non hipotesis dengan

menggunakan pendekatan survey, yaitu penelitian yang bersifat mengumpulkan

data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung tentang kualitas soal

tes yang dibuat oleh guru.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data

kuantitatif. Dengan pengolahan data melalui statistic deskriptif, data kualitatif

nantinya akan digunakan untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang

diperoleh dari analisis data kuantitatif.

C. Populasi dan Sampel

66 M. Mochtar, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta:Instisut Ilmu Pemerintahan,2000), hal.16-17

Page 55: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

46

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi merupakan keseluruhan subyek

penelitian.67 Populasi juga diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang merupakan kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Pada penelitian ini populasi target adalah tujuh MTs Negeri yang berada di

Jakarta Selatan. Dari tujuh MTs Negeri tersebut, terdapat empat belas orang guru

biologi dan yang menjadi sampel adalah guru yang mengajar di kelas IX yang

berjumlah tujuh orang guru dari seluruh MTs Negeri yang ada di Jakarta Selatan.

D. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah soal tes buatan guru biologi dengan

topik yang diambil adalah bioteknologi. Mengingat pentingnya sebuah tes yang

diberikan oleh seorang guru dalam mengembangkan kemampuan berpikir siswa,

maka soal tes buatan guru biologi menjadi objek dalam penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data dikumpulkan melalui teknik survey dengan

mengumpulkan data berupa kumpulan soal tes buatan guru dan non tes dengan

instrument berupa pedoman wawancara. Data hasil survey meliputi 78 soal tes

buatan guru biologi tentang topik bioteknologi. Keseluruhan soal tersebut

dianalisis sesuai dengan tingkatan taksonomi Bloom yang di fokuskan pada

Tingkatan Taksonomi Bloom pada ranah kognitif dan dari 78 soal tersebut yang

gunakan untuk perhitungan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

beda hanya sejumlah 62 soal. Hal ini disebabkan karena sebagian dari soal-soal

yang terkumpul adalah soal yang sama.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrument berupa pedoman wawancara dan

daftar cek untuk mengetahui kesesuaian antara soal tes dengan rencana

67 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta, 2002), hal. 108

Page 56: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

47

pembelajaran yang dibuat guru. Pedoman wawancara berisi tujuh belas

pertanyaan yang diklasifikasikan kedalam empat fokus pertanyaan. Diantaranya

yaitu profil guru, pembuatan soal, pembuatan rencana pembalajaran dan silabus,

dan buku sumber yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini yaitu :

1. Data hasil survey berupa soal tes buatan guru

Data tersebut dianalisis dengan langkah-langkah di bawah ini, yaitu :

1. Mengelompokkan data berdasarkan sumbernya.

2. Menstandarkan soal tes buatan guru dengan taksonomi Bloom seperti

yang terdapat pada tabel 3.1. di bawah ini:

Tabel 3.1. Taksonomi Bloom

Tingkatan Kognitif

Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi

3. Prosentase, yaitu memprosentasekan soal tes buatan guru biologi yang

telah dikelompokkan dalam tabel 3.1 dengan rumus:

Prosentase (%) = Σ soal ditiap kotak tabel taksonomi bloom X 100% Σ soal objek penelitian

4. Mengelompokkan soal-soal yang sesuai dengan silabus dan rencana

pembelajaran dalam sebuah tabel.

5. Melakukan pengecekan kesesuaian antara soal tes dengan rencana

pembelajaran yang dibuat guru dengan pedoman berupa daftar cek

Page 57: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

48

sebagai alat analisis. Format daftar cek yang disajikan sebagai berikut

:

Tabel 3.2. Kesesuaian soal dengan rencana pembelajaran

Kesesuaian No. Soal Sumber

Sesuai Tidak Sesuai

2. Data non tes berupa hasil wawancara

Data tersebut dianalisis berdasarkan pedoman wawancara dalam bentuk

“semi structured”. Selanjutnya, dituangkan pada sebuah tabel untuk

mempermudah dalam membuat interpretasi dalam bentuk narasi.

Page 58: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Soal Tes Buatan Guru

Setelah dilakukan analisis, ditemukan soal yang sama, dengan tingkat

kemiripan berbeda, yaitu:

1. Terdapat soal dengan redaksi sama persis sejumlah 8 soal atau 10,28%

dari 78 butir soal yang terkumpul dan dikelompokkan dalam 4 kelompok

soal (terlampir) dengan prosentase 25 % (2 soal) pada tingkatan kognitif

pengetahuan (C1) dan 75 % (6 soal) pada tingkatan kognitif pemahaman

(C2)

2. Terdapat soal dengan redaksi berbeda tetapi memiliki inti yang sama

persis dengan indikator taksonomi Bloom sama sejumlah 22 soal atau

28,20% dari 78 butir soal yang terkumpul dan dikelompokkan dalam 8

kelompok soal (terlampir) dengan prosentase 22,73 % (5 soal) pada

tingkatan kognitif pemahaman (C2) dan 77,27 % (17 soal) pada tingkatan

kognitif pengetahuan (C1)

Deskripsi analisis tersebut dituangkan dalam Tabel di bawah ini:

Tabel 4.1. Hasil analisis redaksi soal

No Hasil Analisis Jumlah Contoh Tingkatan

Taksonomi Bloom

Page 59: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

50

1 Soal dengan redaksi

sama

8 soal Pemanfaatan mikroba dalam

bentuk minuman dari bahan

susu adalah …

a. Jamu

b. Yogurt

c. Keju

d. Kecap

Pengetahuan

2 Soal dengan redaksi

berbeda, tetapi

memiliki inti dan

tingkatan taksonomi

Bloom yang sama

22 soal Bercocok tanam dengan tidak

menggunakan media tanah

merupakan perbanyakan

tanaman dengan cara …

a. Kultur Jaringan

b. Hidroponik

c. Mutasi

d. Iradiasi

Pengetahuan

2. Pengelompokan Soal Tes Buatan Guru Biologi

Berdasarkan Tingkatan Kognitif Menurut Taksonomi Bloom

Setelah didapat data hasil survey kemudian data tersebut dikelompokkan

berdasarkan tingkatan kognitif menurut taksonomi Bloom dengan merincikan data

berdasarkan sumbernya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2. Perincian Data Menurut Sumbernya Berdasarkan

Tingkatan Kognitif Taksonomi Bloom

Dimensi Kognitif Taksonomi Bloom Sumber

Jumlah

Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6

MTsN A 7 5 2

MTsN B 10 5 4 1

MTsN C 10 8 2

MTsN D 6 2 4

MTsN E 25 15 10

Page 60: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

51

MTsN F 5 4 1

MTsN G 15 8 7

Jumlah 78 soal 47 30 1

Prosentase 60.26% 38.46% 1.28%

Berdasarkan hasil penelitian soal tes buatan guru biologi jika ditinjau dari

aspek kognititf taksonomi bloom didapat bahwa 47 (60,26%) soal buatan guru

biologi didominasi pada tingkatan pengetahuan, 30 (38,46%) soal mencakup

tentang pemahaman, dan 1 (1,28%) soal mencakup tentang analisis.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya variasi soal buatan

guru biologi hal ini terlihat dari 6 pengelompokan hanya 3 pengelompokan atau

50% yang tercakup dalam soal buatan guru biologi, sisanya 3 kelompok atau 50%

tidak tersentuh sama sekali oleh pemikiran guru biologi untuk membuat soal yang

mencakup kelompok tersebut dan terpusatnya soal pada ranah kognitif

pengetahuan.

3. Pengelompokan Topik Berdasarkan Taksonomi Bloom

Mengacu kepada kelengkapan data penelitian, di bawah ini penulis

menyajikan table tentang pengelompokan topik berdasarkan taksonomi Bloom

dengan tujuan untuk memperjelas posisi butir-butir soal yang dibuat guru. (Tabel

terkumpul pada lampiran)

Agar data hasil penelitian ini menjadi sempurna, soal-soal yang telah

dikelompokkan sesuai tingkatan taksonomi bloom kemudian di dikelompokkan

lagi sesuai topik sehingga diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.3. Pengelompokan Topik Berdasarkan Taksonomi Bloom

Topik Dalam Bioteknologi No Tingk. Taks. Bloom

A B C D E Jml soal

1 Pengetahuan 26 6 15 1 1 47

2 Pemahaman 13 5 7 1 2 30

Page 61: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

52

3 Analisis Konseptual 1 1

Prosentase 50% 14,10% 29,49% 2,56% 3,85% 100%

Keterangan :

A : Peranan Bioteknologi dalam meningkatkan nilai tambah bahan pangan

B : Peranan Bioteknologi dalam bidang kesehatan

C : Peranan Bioteknologi dalam peningkatan produksi pertanian dan

peternakan

D : Peranan Bioteknologi dalam bidang lingkungan

E : Dampak negatif yang ditimbulkan dari penerapan bioteknologi

4. Kesesuaian Soal Buatan Guru Biologi MTs

Negeri Se-Jakarta Selatan dengan Silabus dan Rencana Pembelajaran

Hasil analisis kesesuaian butir soal dengan indikator/tujuan pembelajaran

yang terdapat pada silabus dan rencana pembelajaran dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.4. Kesesuaian Butir Soal dengan Indikator/Tujuan

Pembelajaran

Bentuk soal pilihan

ganda Bentuk soal uraian

Sumber

Jumlah Sesuai Tidak

Sesuai

%

Jumlah Sesuai Tidak

Sesuai

%

MTsN A 7 6 1 85.7% - - - -

MTsN B 10 10 - 100% - - - -

MTsN C 10 9 1 90% - - - -

MTsN D 6 6 - 100% - - - -

MTsN E 20 17 3 85% 5 4 1 80%

MTsN F 5 3 2 60% - - - -

MTsN G 10 7 3 70% 5 3 2 60%

Page 62: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

53

Jumlah 68 58 10 85.3% 10 7 3 70%

Silabus dan rencana pembelajaran adalah bagian penting dalam sebuah

kegiatan belajar mengajar. Tanpa keduanya, kegiatan belajar mengajar tidak akan

berjalan secara maksimal. Tetapi pada kenyataannya, yang menjadi pegangan

guru dalam mengajar hanya dominan pada buku sumber sedangkan silabus dan

rencana pembelajaran hanyalah sebagai pelengkap administrasi yang hanya

menjadi dokumen. Sebagian besar guru, mengandalkan teknologi internet dalam

membuat silabus dan rencana pembelajaran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa

isi pembelajaran yang disampaikan guru sudah sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, akan tetapi penggunaan teknologi internet dalam pembuatan silabus

dan rencana pembelajaran menyebabkan tidak berkembangnya pola pikir guru

dalam mengkreasikan metode pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

terdapat di sekolah masing-masing. Hal ini dapat dilihat dari beberapa sekolah

yang memiliki rencana pembelajaran yang sama dan bersumber dari internet.

Demikian halnya dengan pembuatan soal, dari data yang diperoleh di

lapangan, penulis berasumsi bahwa dikarenakan bersumber dari buku dengan

penerbit yang sama dan rencana pembelajaran dari sumber yang sama, akibatnya

terdapat soal-soal yang memiliki redaksi sama. Berdasarkan hasil analisa

kesesuaian soal buatan guru dengan silabus dan rencana pembelajaran, diperoleh

65 soal yang sesuai dan 13 soal yang tidak sesuai dengan rincian soal yang sesuai

yaitu 58 untuk soal pilihan ganda dan 7 untuk soal uraian dengan persentase

85.3%, sedangkan soal yang tidak sesuai yaitu 10 untuk soal pilihan ganda dan 7

untuk soal uraian dengan persentase ketidak sesuaian 14.7%. Ketidak sesuaian

tersebut dikarenakan yang menjadi acuan guru dalam kegiatan belajar mengajar

bukan rencana pembelajaran melainkan buku sumber.

5. Hasil Wawancara dengan Guru Biologi MTs

Negeri Se-Jakarta Selatan

Page 63: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

54

Hasil data non tes berupa hasil wawancara dengan Guru Biologi MTs

Negeri se-Jakarta Selatan dituangkan dalam tebel berikut ini :

Tabel 4.5. Hasil Wawancara

Fokus Pertanyaan Hasil Wawancara

Profil Guru -Pengalaman mengajar rata-rata diatas 10 tahun.

-Sebagian guru menyelesaikan program strata 1 di

perguruan tinggi negeri yaitu sebanyak 5 sampel

(GC,GD,GE,GF,GG) atau sekitar 71.43% dan sebagian

lagi yaitu sebanyak 2 sampel (GA,GB) menyelesaikan

program strata 1 di perguruan tinggi swasta atau sekitar

28.57% dengan program studi pendidikan biologi

sebanyak 6 sampel (GB,GC,GD,GE,GF,GG)) atau sekitar

85.71% dan program studi lain sebanyak 1 sampel (GA)

atau sekitar 14.29%

-Terdapat 1 sampel (GD) atau sekitar 14.29% guru yang

telah menyelesaikan program S2 dibidang pendidikan

Pembuatan soal -Butir soal yang dibuat adalah hasil karya sendiri

(GC,GD,GE,GF) yaitu sebanyak 57,14%

-Butir soal yang dibuat adalah hasil karya sendiri dengan

menyesuaikan dari internet dan buku sumber

(GA,GB,GG) yaitu sebanyak 42,86%

-Butir soal disesuaikan dengan panduan silabus dan

rencana pembelajaran yang telah dibuat

(GA,GB,GC,GD.GE.GF,GG) yaitu sebanyak 100%

-Tidak ada bank soal milik sekolah serta tidak ada soal

yang diulang-ulang untuk setiap tahun pelajaran

(GA,GB,GC,GD.GE.GF,GG) yaitu sebanyak 100%.

-Butir soal yang telah disajikan kepada peserta didik

dikoreksi sendiri oleh guru (GB,GC,GE,GF,GG) yaitu

Page 64: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

55

sebanyak 71,43%

-Butir soal yang telah disajikan kepada peserta didik

dikoreksi oleh mesin computer (GA,GD) yaitu sebanyak

28,57%

-Tidak ada kendala dalam pembuatan soal

(GA,GB,GC,GD.GE.GF,GG) yaitu sebanyak 100%.

-Buku sumber dan LKS berperan sebagai literature dalam

pembuatan soal (GA,GB,GC,GD.GE.GF,GG) yaitu

sebanyak 100%.

Pembuatan RPP dan

Silabus

-Rencana pembelajaran dan silabus adalah hasil karya

sendiri (GC,GD,GE,GF) yaitu sebanyak 57,14%

- Internet dan buku sumber terkadang menjadi bahan

pertimbangan dalam pembuatannya (GA,GB,GG) yaitu

sebanyak 42,86%.

Buku sumber -Sebagian besar menggunakan LKS dari penerbit dalam

kegiatan belajar mengajar (GB,GE,GF,GG) atau sekitar

57,14%.

-Sebagian guru tidak menggunakan LKS dari penerbit

dalam kegiatan belajar mengajar (GA,GC,GD)atau sekitar

42,86%

-Macam-macam buku sumber yang digunakan yaitu

berasal dari penerbit Grafindo (GA, GD, GE), Bumi

aksara (GB), Tiga serangkai (GC,GG),Esis (GF), dan BSE

terbitan Diknas (GC,GF).

Berdasarkan hasil wawancara yang telah disajikan pada tabel di atas,

menunjukkan bahwa guru/tenaga pengajar di MTsN se-Jakarta Selatan telah

memenuhi kualifikasi. Hal ini dibuktikan dengan pengalaman mengajar yang rata-

rata sudah diatas 10 tahun dan pendidikan guru yang seluruhnya telah

menyelesaikan program strata 1 .

Page 65: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

56

Dalam hal pembuatan soal, hasil wawancara menyatakan bahwa soal

dibuat sendiri oleh guru walaupun internet dan buku sumber menjadi literature

didalamnya. Kendala dalam pembuatan soal mencapai 0% sehingga dapat

diartikan bahwa keprofesionalan guru dalam membut soal tidak diragukan lagi.

Dalam hal pengkoreksian butir soal, guru bertanggung jawab terhadap tugasnya

yaitu sebagai penilai. Walaupun pekerjaannya diperbantukan oleh mesin computer

untuk butir soal pilihan ganda. Namun, semuanya dilakukan sendiri dalam arti

tidak melibatkan manusia lain dalam pelaksanaannya baik siswa maupun orang

lain kecuali untuk pengkoreksian LKS ada beberapa guru yang meminta bantuan

siswa.

Rencana Pembelajaran dan silabus merupakan komponen penting dalam

kegiatan belajar mengajar. Hasil wawancara menyatakan bahwa guru di MTsN di

Jakarta Selatan membuat sendiri komponen ini sehingga guru benar-benar

mengetahui apa yang harus disampaikan kepada peserta didik dan hal-hal apa saja

yang harus diketahui oleh peserta didiknya.

Seluruh guru menggunakan buku sumber dalam kegiatan belajar mengajar

karena hal ini dianggap penting dalam kegiatan belajar mengajar. Buku sumber

yang digunakan guru sama dengan buku sumber yang digunakan peserta didik.

Akan tetapi, tidak semua guru menggunakan Lembar Kerja Siswa yang

dikeluarkan oleh sebuah penerbit. Sekitar 42,86% guru membuat lembar kerja

siswa sendiri dan menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan peserta didiknya.

Dari rangkaian hasil wawancara, pemberian evaluasi yang diimplementasi

dalam bentuk soal-soal evaluasi telah dibuat sesuai dengan indicator yang tertuang

dalam rencana pembelajaran yang dibuat guru. Soal-soal tersebut dibuat oleh guru

yang mengadaptasi dari berbagai sumber referensi baik dari internet maupun buku

sumber yaitu sebanyak 42,86% dan yang membuat soal sendiri sebanyak 57,14%,

B. Pembahasan

Semakin meningkatnya ilmu pengetahun dan teknologi, semakin

meningkat pula kebutuhan manusia akan pendidikan yang berkualitas, terutama di

Negara Indonesia, yang merupakan satu dari deretan Negara dengan jumlah

Page 66: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

57

penduduk terbanyak di dunia. Sudah semestinya menerapkan pendidikan yang

berkualitas guna mencegah ketertinggalan dalam hal ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

adalah dengan menerapkan segala bentuk perundang-undangan yang telah

disepakati, tidak hanya diciptakan konsepnya, namun pelaksanaan yang tepat dan

sesuailah yang akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang siap untuk

mengangkat nama Indonesia ke papan atas dalam hal ilmu pengetahuan dan

teknologi. Guru sebagai evaluator merupakan salah satu pencetak generasi

penerus bangsa. Oleh karenanya, agar generasi tersebut dapat mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, evaluator berperan penting di

dalamnya.

Setelah memperoleh data yang tertuang dalam hasil penelitian, dapat

dinyatakan bahwa guru cukup kreatif dalam membuat soal. Hal ini didasarkan

pada temuan soal dengan redaksi sama dengan persentase 10,28%, hal ini

membuktikan bahwa 89,72% butir soal yang dibuat guru bervariasi walaupun

masih ada beberapa guru di MTs Negeri di Jakarta Selatan yang mengutip soal

dari sumber yang sama. Akan tetapi, jika ditinjau dari aspek kognitif taksonomi

Bloom, butir soal yang dibuat guru didominasi pada tingkat pengetahuan (C1)

yang berarti butir soal banyak yang terfokus pada topic yang sifatnya mengingat.

Dari sisi kualitas soal berdasarkan topik, dapat dinyatakan bahwa soal buatan guru

biologi MTs Negeri di Jakarta Selatan tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dari

terfokusnya soal pada satu topic yaitu topic peranan bioteknologi dalam

meningkatkan nilai tambah bahan pangan sekitar 50% atau sebanyak 49 butir soal

sehingga ada beberapa topik yang terabaikan dan mengakibatkan kemampuan

siswa tidak terukur secara sempurna sehingga dapat dinyatakan bahwa evaluasi

tersebut belum dapat mengukur ketuntasan pembelajaran.

Berdasarkan tingkatan kognitif menurut Taksonomi Bloom, soal buatan

guru biologi di MTs Negeri di Jakarta Selatan hanya didominasi pada

pengetahuan (C1) sebanyak 47 soal, tingkat pemahaman (C2) sebanyak 30 soal

dan tingkat analisis (C4) sebanyak 1 soal. Sementara untuk tingkatan Aplikasi

Page 67: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

58

(C3), sintesis (C5) dan evaluasi (C6), tidak tersentuh sama sekali. Dibandingkan

dengan tipe hasil belajar atau tingkat kemampuan berpikir lainnya, tipe

pengetahuan hafalan termasuk tingkat yang paling rendah.68 Pendominasian pada

tingkat pengetahuan (C1) yang hanya pada tahap mengingat, nantinya akan

menyebabkan kemampuan berfikir siswa hanya sebatas ingatan yang dalam

jangka panjang akan berimbas kepada perkembangan otak anak didik untuk

cenderung mengingat saja sehingga upaya untuk memecahkan sebuah

permasalahan atau untuk menemukan hal-hal yang baru sangat kecil

kemungkinannya.

Jika ditinjau dari aspek pengelompokan topik pada butir soal yang

terkumpul, butir soal didominasi pada topik peranan bioteknologi dalam

meningkatkan nilai tambah bahan pangan dengan prosentase 50 % atau 39 soal.

Hal ini menyebabkan topic tidak tersebar secara merata dengan topic lain seperti

peranan bioteknologi dalam bidang kesehatan 14,10 %, peranan bioteknologi

dalam peningkatan produksi pertanian dan peternakan 29,49 %, peranan

bioteknologi dalam bidang lingkungan 2,56 % dan dampak negatif yang

ditimbulkan dari penerapan bioteknologi 3,85 % yang juga terdaftar dalam

rencana pembelajaran. Sehingga mengakibatkan hal-hal yang menjadi target yang

telah tersusun dalam rencana pembelajaran tidak terjangkau. Dalam hal ini, perlu

diadakannya pelatihan yang dapat mengembangkan wawasan guru guna

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dapat dinyatakan bahwa pemanfaatan

teknologi internet dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang

sangat diperlukan, agar informasi yang sampai kepada peserta didik sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan. Akan tetapi bukan berarti seluruh komponen

pembelajaran harus sama dengan internet, guru harus pandai memilih apa saja

yang diperlukan dan tidak diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar serta harus

menyesuaikan dengan kurikulum yang terdapat di sekolah dan yang tidak kalah

pentingnya adalah kekreatifan guru dalam menyusun komponen pembelajaran

yang harus disesuaikan dengan keadaan peserta didik dan kondisi di sekolah 68 Ngalim Purwanto. Op.cit. hal.44

Page 68: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

59

masing-masing sehingga kegiatan belajar mengajar akan lebih berarti dan

diharapkan dapat mencetak generasi penerus bangsa yang kreatif pula.

Pendidikan guru perlu memiliki suatu standar, yang akan menjadi acuan,

baik dalam pengembangan, pelaksanaan, maupun evaluasi program pendidikan

guru.69 Guru MTsN di Jakarta Selatan telah memenuhi kualifikasi sebagai tenaga

pengajar yang professional. Hal ini terbukti dengan pengalaman mengajar yang

rata-rata sudah diatas 10 tahun dan pendidikan guru yang seluruhnya telah

menyelesaikan program strata 1.

Ditinjau dari keterkaitan antara butir soal dengan rencana pembelajaran

yang dibuat guru, terdapat 85.3% untuk kesesuaian pada butir soal pilihan ganda

dan 70% untuk kesesuaian pada butir soal essay. Persentase maksimal seharusnya

ada didalamnya apabila rencana pembelajaran menjadi landasan dalam kegiatan

belajar mengajar maupun penulisan butir soal. Akan tetapi, di lapangan penulis

menemukan bahwa yang menjadi pegangan guru pada saat mengajar adalah buku

sumber yang senantiasa mengiringi langkah guru menuju ruang peserta didik.

Rencana pembelajaran hanya sebagai pelengkap administrasi guru pada saat-saat

tertentu saja. Semestinya telah kita ketahui bahwa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang

akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas dan berdasarkan RPP inilah

seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan)

diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram.70

Fungsi utama evaluasi dalam kelas adalah untuk menentukan hasil-hasil

urutan pengajaran. Hasil-hasil yang dicapai, langsung bertalian dengan

penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi target.71 Pada akhirnya, fungsi utama

dalam evaluasi tidak tercapai karena kegiatan belajar mengajar tidak disesuaikan

dengan rencana akan tetapi kegiatan belajar mengajar disesuikan dengan bab

perbab yang ada dalam buku sumber.

69 Nana Syaodih S. Op.Cit. hal .204. 70 Umar Al-Fath, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dapat diakses di

http://umarstain.blogspot.com/2009/10/perencanaan-pembelajaran.html 71 Departemen Agama RI. Op.Cit. hal. 95

Page 69: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan soal tes buatan guru Madrasah

Tsanawiyah Negeri di Jakarta Selatan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Soal buatan guru biologi MTs Negeri di Jakarta Selatan didominasi pada

aspek kognitif tingkat pengetahuan (C1) dengan persentase 60,26% atau

sebanyak 47 butir soal, tingkat pemahaman (C2) 38,46% atau sebanyak 30

butir soal, dan tingkat analisis (C4) 1,28% atau sebanyak 1 butir soal untuk

soal pilihan ganda dan essay

2. Kesesuaian butir soal dengan indikator yang tertuang dalam rencana

pembelajaran diperoleh sebanyak 63 butir soal yang sesuai atau 83,33%.

dengan 85.3% atau sebanyak 58 butir soal untuk kesesuaian pada soal pilihan

ganda dan 70% atau sebanyak 7 butir soal untuk kesesuaian pada soal essay

B. Saran

Berdasarkan temuan pada penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai

berikut:

1. Perakitan butir soal harus memperhatikan tingkatan taksonomi Bloom

Page 70: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

61

2. Manajemen perakitan butir soal yang baik akan memberikan dampak yang

positif terhadap hasil belajar yang ingin dicapai.

3. Perumusan soal hendaknya mengikuti kaidah penulisan soal yang telah

ditetapkan secara jelas dan terarah, agar kualitas soal semakin baik.

4. Silabus dan rencana pembelajaran harus menjadi pedoman dalam kegiatan

belajar mengajar.

5. Hendaknya para guru berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas

pembelajarannya, dengan menerapkan evaluasi yang sesuai aturan, sehingga

kemampuan siswa terukur secara sempurna dan tercapainya tujuan

pembelajaran.

6. Hendaknya MGMP dijadikan wadah dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Page 71: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Ciri-ciri dari Empat Tipe Achievement Test.......................................... 9

Tabel 3.1. Taksonomi Bloom ................................................................................ 46

Tabel 3.2. Kesesuaian soal dengan rencana pembelajaran...................................... 47

Tabel 4.1. Hasil analisis redaksi soal ..................................................................... 48

Tabel 4.2. Perincian Data Menurut Sumbernya Berdasarkan Tingkatan

Kognitif Taksonomi Bloom ................................................................. 49

Tabel 4.3. Pengelompokan Topik Berdasarkan Taksonomi Bloom ........................ 50

Tabel 4.4. Kesesuaian Butir Soal dengan Indikator/Tujuan Pembelajaran.............. 51

Tabel 4.5 Hasil Wawancara.................................................................................. 52

Tabel 1. Hasil Analisa Soal dengan Redaksi Sama ............................................. 65

Tabel 2. Hasil Analisa Soal dengan Redaksi Berbeda tetapi memiliki inti

dan taksonomi Bloom yang sama.......................................................... 67

Tabel 3. Kesesuaian soal-soal buatan guru MTsN se-Jakarta Selatan dengan

Silabus dan Rencana Pembelajaran .......................................................71

Tabel 4. Kumpulan soal-soal buatan guru MTsN se-Jakarta Selatan ...................89

Page 72: ANALISIS SOAL TES BUATAN GURU BIOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21523/1/NOP... · 4 BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ... Pengelompokan Pengelompokan Soal Tes

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Analisa Soal.............................................................................. 65

Lampiran 2. Kesesuaian soal-soal buatan guru MTsN se-Jakarta Selatan dengan

Silabus dan Rencana Pembelajaran.................................................... 71

Lampiran 3. Kumpulan soal-soal buatan guru MTsN se-Jakarta Selatan.................89

Lampiran 4. Pedoman wawancara ..........................................................................106

Lampiran 5. Hasil Penelaahan Soal ........................................................................107