terjemahan summary

4
Tumbuhan biduri (Calotropis gigantea) merupakan tumbuhan semak yang mengandung protease. Protease tumbuhan Biduri memiliki potensi sebagai bahan pengempuk daging. Penggunaan protease tumbuhan biduri diharapkan mampu mengempukan tekstur daging itik petelur afkir yang alot dan keras, sehingga semakin meningkatkan minat konsumen terhadap daging itik petelur afkir sebagai sumber protein hewani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan aras getah biduri yang berbeda terhadap kualitas fisik dan kimia daging itik petelur afkir. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2014 di Laboratorium Pusat MIPA sublab Biologi Universitas Sebelas Maret Surakarta, Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Laboratorium Che-Mix Pratama, Bantul, D. I. Yogyakarta. Materi yang digunakan adalah bagian paha kanan daging itik petelur afkir yang berasal dari peternakan di daerah Gatak, Sukoharjo dan getah biduri hasil penyadapan di daerah Ngoresan, Jebres, Surakarta. Parameter yang diuji meliputi keempukan (metode Wartner-blazer), pH (pH meter), daya ikat air (Hamm), susut masak, kadar protein terlarut (Biuret), dan kadar lemak kasar (Soxhlet). Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan disain rancangan acak lengkap (RAL) pola searah yang terdiri atas 4 perlakuan aras penggunaan getah biduri (0, 3, 6, dan 9% dari bobot sampel) dengan 6 ulangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA), bila sidik ragam menunjukkan perbedaan mean, dilanjutkan uji beda duncan’s new multiple range test (DMRT). Penggunaan getah biduri tidak berpengaruh terhadap nilai susut masak, daya ikat air, dan kadar lemak daging itik petelur afkir (P>0,05), namun berpengaruh nyata terhadap kadar protein terlarut (P<0,05), dan berpengaruh sangat nyata terhadap nilai pH dan keempukan (P<0,01). Penambahan getah biduri pada aras 6% dapat meningkatkan keempukan daging dan pada aras 9% dapat meningkatkan kadar protein terlarut serta nilai pH daging itik petelur afkir. Kata kunci: daging itik petelur afkir, aras getah biduri, kualitas fisik, kualitas kimia. Biduri Plant (Calotropis gigantea) is a shrub that contains proteases. Proteases Biduri plants have potentiality as a meat tenderizer. The aplication of protease Biduri can be expected to tenderizing culled laying duck meat which have tough and hard texture, so it can be prefer consumer to consume culled laying duck meat as a source of animal proteins. This study aims to determine the effect of using different level the sap of Biduri plant against

Upload: ragil-adi-prasetyo

Post on 11-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

terjemahan

TRANSCRIPT

Tumbuhan biduri (Calotropis gigantea) merupakan tumbuhan semak yang mengandung protease. Protease tumbuhan Biduri memiliki potensi sebagai bahan pengempuk daging. Penggunaan protease tumbuhan biduri diharapkan mampu mengempukan tekstur daging itik petelur afkir yang alot dan keras, sehingga semakin meningkatkan minat konsumen terhadap daging itik petelur afkir sebagai sumber protein hewani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan aras getah biduri yang berbeda terhadap kualitas fisik dan kimia daging itik petelur afkir. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2014 di Laboratorium Pusat MIPA sublab Biologi Universitas Sebelas Maret Surakarta, Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Laboratorium Che-Mix Pratama, Bantul, D. I. Yogyakarta. Materi yang digunakan adalah bagian paha kanan daging itik petelur afkir yang berasal dari peternakan di daerah Gatak, Sukoharjo dan getah biduri hasil penyadapan di daerah Ngoresan, Jebres, Surakarta. Parameter yang diuji meliputi keempukan (metode Wartner-blazer), pH (pH meter), daya ikat air (Hamm), susut masak, kadar protein terlarut (Biuret), dan kadar lemak kasar (Soxhlet). Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan disain rancangan acak lengkap (RAL) pola searah yang terdiri atas 4 perlakuan aras penggunaan getah biduri (0, 3, 6, dan 9% dari bobot sampel) dengan 6 ulangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA), bila sidik ragam menunjukkan perbedaan mean, dilanjutkan uji beda duncans new multiple range test (DMRT). Penggunaan getah biduri tidak berpengaruh terhadap nilai susut masak, daya ikat air, dan kadar lemak daging itik petelur afkir (P>0,05), namun berpengaruh nyata terhadap kadar protein terlarut (P