executive summary renstra

Upload: mansur-sihad-jie

Post on 18-Jul-2015

340 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Daftar Isi Daftar Isi 1 Kata Pengantar 2 Penyatuan Bahasa dan Proses Konsultasi 3 Alur Penyusunan Renstra 5 Misi & Motto Depdiknas 6 Analisis Situasi 7 Visi Depdiknas 2025 9 Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif 2025 10 Tata Nilai Depdiknas 11 Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional 12 Rencana Pembangunan Jangka Panjang 15

Gambaran Kebutuhan dan Rencana Strategis 30Sasaran Jumlah Peserta Didik 31 Pemerataan dan Perluasan Akses 32 Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing 34 Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik 38 Komposisi Pembiayaan Program Diknas 42 Strategi Pembiayaan 43 Sistem Pemantauan dan Evaluasi 44 Landasan Hukum & Prinsip Pelaksanaan 44 Sistematika 45 Mekanisme 46

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 1

Kata Pengantar

Dunia sedang mengalami berbagai pergeseran dan perubahan, mulai dari yang sifatnya kebijakan, kesepakatan, maupun strategi-strategi untuk bertahan dari masing-masing negara. Gelombang perubahan yang terjadi di Indonesia baik yang bersifat politik, ekonomi, sosial dan budaya membawa dampak yang begitu besar bagi semua komponen bangsa ini, tidak terkecuali Departemen Pendidikan Nasional. Tentu saja perubahan ini mendatangkan konsekuensi, terutama dalam bentuk pengujian terhadap kemampuan departemen ini memenuhi harapan-harapan dari seluruh stakeholders-nya. Ketika membangun manusia melalui pendidikan, sistem yang kita bangun dituntut tidak hanya untuk membangun kemampuan intelektual peserta didik. Sistem harus mampu pula membangun kemampuan untuk mengekspresikan dan mengatualisasikan dirinya melalui buah pikiran dan perasaannya dengan tetap memperhatikan moral, etika, dan kaidahkaidah agama. Tidak hanya itu, sistem harus memerhitungkan arena persaingan talenta yang harus dihadapi oleh para lulusan pendidikan nasional di kemudian hari. Dengan menyadari penuh kenyataan itulah, maka Departemen Pendidikan melahirkan visi pembangunan, yaitu Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif 2025. Sebelum rencana strategis 2005-09 ini dikeluarkan dan dijadikan pedoman, Departemen Pendidikan Nasional terlebih dahulu mengadakan pertemuan dengan pemerhati pendidikan Indonesia pada tanggal 29 Desember 2005. Dalam acara curah pendapat tersebut, diundang berbagai kalangan, mulai dari DPR, BAPPENAS, Departemen Keuangan, lembaga pendidikan, organisasi keagamaan, budayawan, dan industrialis. Setelah memperhatikan masukan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan nasional, jajaran Departemen Pendidikan difasilitasi oleh Konsultan Perencanaan ulung AndrewTani & Co. Telah menyusun sebuah Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 200509 bertemakan Peningkatan Kapasitas dan Modernisasi. Dalam metoda Orbex yang diterapkan, rencana strategis tersebut menjadi batu loncatan (stepping stone) untuk

periode-periode pembangunan sistem pendidikan nasional ke depan sampai dengan tahun 2025. Periode pembangunan 2010-2015 bertemakan Penguatan Pelayanan, 2015-2020: Daya Saing Regional, dan 2020-2025: Daya Saing Internasional. Selama kurun waktu pembangunan tersebut, seluruh tenaga dan pikiran dicurahkan dalam rangka mengemban misi yang pada hakikatnya adalah mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global. Misi itulah yang menyemangati motto kami ke depan, yaitu Pendidikan Bermutu Untuk Semua. Tentu pendidikan nasional tidak semata-mata merupakan tugas sendiri Depdiknas, Dinas Pendidikan yang ada di Propinsi/Kabupaten/Kota, serta 250,000 lebih satuan pendidikan yang dinaunginya. Sebutlah legislatif, eksekutif, judisial, para orangtua, para pemimpin agama, para pelaku media massa, para pemerhati pendidikan, kalangan industri dan UKM. Tidak satupun komponen bangsa yang luput dari upaya pencerdasan yang kita hadapi ini. Dokumen ini akan menjadi acuan dasar perencanaan, implementasi, dan pemantauan gerak langkah pendidikan nasional. Harapan kami adalah Renstra ini menjadi pemersatu hati dan gerak laju ke depan, serta menjadi alat koordinasi bagi seluruh instansi dan satuan terkait.

Jakarta, Januari 2006

Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 2

Penyatuan Bahasa dan Proses KonsultasiRPJM merupakan penjabaran visi, misi, dan program kerja Presiden terpilih untuk lima tahun mendatang dan akan menjadi pedoman bagi kementerian negara dalam menyusun Renstra Kementerian/Lembaga, termasuk Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan Renstra melibatkan berbagai pihak yang terkait. Dalam perjalanannya, Departemen Pendidikan Nasional juga meminta masukan dan saran dari para pemerhati pendidikan Indonesia yang terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari perwakilan DPR, BAPPENAS, Departemen Keuangan, perwakilan dunia pendidikan, budayawan, dan industrialis. Terdapat dua hal yang menjadi dasar penyusunan Renstra ini. Pertama adalah keadaan yang diinginkan di masa depan (das sollen) yang disesuaikan dengan rencana dan program Presiden terpilih. Kedua adalah kondisi saat sekarang (das sein). Untuk mencapai kondisi das sollen, juga diperhitungkan tantangan dan hambatan yang akan dihadapi dalam perjalanan tersebut. Diantaranya adalah kondisi politik, ekonomi, sosial-budaya, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pertimbangan lain yang juga sangat mempengaruhi penyusunan Renstra ini adalah adanya kebijakan otonomi daerah. Keputusan terhadap otonomi daerah ini berdampak pada pengelolaan terhadap sistem dan sumber daya yang ada, termasuk mekanisme dan sistem kerja. Otonomi ini juga mempengaruhi masalah pendanaan, karena itu harus ada kesepakan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sehingga program-program yang sudah dirancang dapat dijalankan. Untuk memastikan bahwa Renstra telah disusun dengan baik, Depdiknas menjalin kerjasama dengan konsultan manajemen. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan Depdiknas untuk dapat bertransformasi diri secara terus menerus seiring perubahanParadigma Pengelolaan Organisasi Orbex perubahan yang terjadi yang terjadi di lingkungan. Paradigma yang digunakan dalam proses tersebut adalah Organizing for Business Excellence (Orbex). Orbex menampilkan eksistensi organisasi sebagai suatu entitas konseptual yang terdiri atas tujuh elemen yang mengisi tiga ruang waktu yaitu masa lampau, masa kini dan masa depan. Empat diantara tujuh elemen tersebut mewakili dua sisi organisasi yang harus dikelola dengan cara yang berbeda. Ada sisi teknis yang pengelolaannya menuntut ilmu manajemen dan ada sisi sosial atau manusia yang menuntut seni kepemimpinan. Paradigma Dinamis

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 3

Penyatuan Bahasa dan Proses Konsultasi (lanjutan)Dengan kerangka Orbex, peran pemimpin dibedakan menjadi dua, peran yang bersifat operasional dan peran yang bersifat strategis. Peran tandem tersebut berbagi upaya melakukan artikulasi, eksekusi, dan orkestrasi yang tepat atas ke tujuh elemen untuk menghasilkan kinerja operasi yang sangat baik (operating excellence yang merupakan tanggung jawab operasional) sekaligus menghasilkan keunggulan strategis (strategic excellence yang merupakan tanggung jawab strategis). Dengan demikian organisasi dapat meraih sukses dalam rentang waktu yang panjang. Untuk itu mereka mengandalkan jaringan tim yang dipimpin oleh para manajer-pemimpin yang terlatih dalam membangun dan membina kohesi, kejelasan, koherensi, kompetensi, dan koordisasi yang berhulu pada pengurus-pengurus tertinggi organisasi. Dalam kaitan dengan pelaksanaan kebijakan desentralisasi pemerintahan, Renstra merupakan pedoman penyusunan rencana strategis dan operasional bagi Gubernur, Bupati/Walikota termasuk Kepala Dinas Pendidikan dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan operasional daerah. secara efektif berdasarkan urusan wajib, urusan pilihan, dan sumberdaya pendukung yang tersedia. Implikasinya, pengelolaan pelayanan pendidikan perlu memperkuat mekanisme partisipasi dan akuntabilitas publik di setiap tingkatan manajemen pendidikan. Renstra Depdiknas 2005-2009 yang konsisten dengan prinsip desentralisasi dan otonomi akan menciptakan rasa kepemilikan (ownership) dan pemahaman yang optimal atas peran masing-masing stakeholders dalam pelayanan pendidikan yang efektif bagi masyarakat. Depdiknas perlu memperjelas dan memperkuat fungsi-fungsi barunya dalam pelayanan pendidikan, seperti dalam penetapan kebijakan nasonal, standardisasi nasional pendidikan, pengendalian dan penjaminan mutu berdasarkan penilaian kinerja, serta harmonisasi dan koordinasi sesuai dengan delegasi fungsi, urusan, dan tanggungjawab dari masing-masing tingkat pemerintahan, satuan pendidikan, dan masyarakat. Proses penyelarasan Renstra yang telah disusun oleh Depdiknas telah mencakup kegiatan-kegiatan pokok, antara lain: (a) pembentukan kelompok kerja Renstra oleh Mendiknas pada bulan Februari 2005, (b) analisis komprehensif dan pembahasan oleh para pengambil keputusan di Depdiknas termasuk hasil temuan penelitian operasional, (c) konsultasi regional yang melibatkan unsur pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan mitra-mitra pembangunan pendidikan, (d) diskusi yang intensif dengan instansi terkait seperti Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, BAPPENAS, dan DPR.Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 4

Penyusunan Renstra memerhatikan beberapa masukan dari temuan dalam telaah sektor pendidikan (Education Sector Review, 2004) terutama mengenai penetapan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional, yaitu 1) Pemerataan dan Perluasan Akses; 2) Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing; serta 3) Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik. Renstra Depdiknas merancang strategi dan program pembangunan berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas dan Peraturan-Peraturan Pemerintah yang memuat sejumlah pokok-pokok pembaharuan mendasar dalam sistem pendidikan nasional ke depan. Selain itu penyusunan juga memperhatikan tugas pokok dan fungsi setiap tingkat pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Alur Penyusunan RenstraTerdapat 8 langkah dalam melakukan penyusunan perencanaan strategis organisasi seperti yang ditunjukan pada alur di bawah ini :FORMULASI MISI

4.

Kaji kondisi organisasi; Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan kita bila dibandingkan dengan negara lain? Apa saja faktor kunci keberhasilan dalam menjalankan organisasi ini? Apa yang menjadi tantangan dan hambatan yang dapat kita hadapi dalam mencapai tujuan yang kita inginkan? Apa saja ukuran kunci kinerja untuk mengukur keberhasilan kita dalam mengelola organsiasi ini? Renungkan visi; Kondisi apa saja yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang? Bila diukur, ukuran kinerja kunci yang sudah di-tetapkan pada tahap sebelumnya menunjukkan nilai berapa saja? Secara bertahap, repelita demi repelita, tonggak-tonggak apa yang dapat mengukur kemajuan upaya organisasi mendekatkan ke kondisi yang diinginkan tersebut?

KAJI KINERJA MASA LALU

5.

KAJI KONDISI LINGKUNGAN

KAJI KONDISI ORGANISASI

FORMULASI VOYAGE PLAN

6.

FORMULASI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG FORMULASI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lengkapi rencana pembangunan jangka panjang; Dalam rangka mendekatkan kondisi usaha ke arah yang telah ditetapkan sebelumnya, perubahan apa saja yang perlu diterapkan dalam repelita yang pertama? Perubahan apa yang akan diusahakan?Rumuskan rencana pembangunan jangka menengah; Langkah-langkah besar apa saja yang dituntut dalam situasi yang sedang ditelaah, repelita demi repelita, program, kegiatan, organisasi, dan manusia? Teknologi apa yang akan diusahakan? Rumuskan kegiatan dan program tahunan; Secara rinci, langkah-langkah apa saja yang dituntut untuk dilaksanakan dari tahun ke tahun, di program, kegiatan, organisasi, dan manusia? Khusus untuk tahun pertama, langkah tindakan apa saja yang dibutuhkan? Prioritasnya? Nilai investasinya? Keuntungan apa saja yang dapat membenarkan investasi tersebut? Kapan dapat memastikan bahwa pelaksanaannya berjalan sesuai harapan?

7.

FORMULASI RENCANA TAHUNAN

8.

1.

Renungkan misi; Apa saja yang menjadi tujuan dasar yang melatar-belakangi pendirian organisasi? Misi menguraikan maksud keberadaan usaha. Demi kepentingan siapa, kehadiran organisasi di lapangan. Lengkapi data position audit; Apa yang sudah kita lakukan di masa lalu? Berada di mana organisasi ini sekarang? Cara-cara apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan? Kaji kondisi Lingkungan; Peluang seperti apa yang ada? Ancaman seperti apa yang sedang dihadapi? Bagaimana dengan peluang dan ancaman di masa yang akan datang?

2. 3.

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 5

Misi & Motto Depdiknas C. Hasil-hasilVisi pada halaman sebelumnya diturunkan ke dalam Misi Departemen Pendidikan Nasional untuk dijadikan pedoman kerja kongkrit dalam mencapai sasaran sistem pendidikan nasional. Motto dibuat sedemikian rupa sebagai sumber spirit bagi Departemen Pendidikan Nasional dalam mencapai visi dan misi yang telah dicanangkan.

MISI

MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MAMPU MEMBANGUN INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF, YANG BERKEADILAN, BERMUTU, DAN RELEVAN DENGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT LOKAL DAN GLOBAL.Misi ini dilaksanakan dengan prinsip-prinsip: Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa; Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multi makna; Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat; Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran; Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat; Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. (UU Pendidikan Nasional No. 20 Pasal 4 Tahun 2003 )

MOTTO

PENDIDIKAN BERMUTU UNTUK SEMUADisusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co. Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 6

Analisis Situasi C. Hasil-hasilTabel berikut memuat rangkuman dari gambaran situasi pendidikan di Indonesia yang dibagi ke dalam 3 tema pokok: Akses Pendidikan; Mutu Pendidikan; Tata kelola Departemen Pendidikan nasioal. Tema PokokAkses Pendidikan

Hasil analisa terhadap kondisi pendidikan di Indonesia menjadi salah satu dasar yang digunakan dalam merancang rencana strategis. Data diperoleh dari berbagai sumber yang berlaku pada periode 2002 2005. Penjelasan KeteranganFaktor penyebab utama adalah penurunan kinerja perekonomian Indonesia (krisis 1997) Jumlah ini pada umumnya berasal dari keluarga mampu di daerah perkotaan Alasan utama adalah faktor ekonomi yang diantaranya menyebabkan kekurangan biaya sekolah dan timbulnya pemikiran praktis untuk segera bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup Faktor utama adalah kurangnya biaya sekolah dan pemikiran praktis untuk segera bekerja

VariabelIndeks Pembangunan Manusia (IPM) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Cenderung mengalami penurunan sejak tahun 1995, sedikit membaik pada tahun 2004 2005, dengan naik satu peringkat (peringkat 111 ke 110). Hanya 25.3% anak usia 0-6 tahun memperoleh layanan PAUD, 32.36% anak usia 5-6 tahun memperoleh layanan pendidikan TK Prosentase partisipasi sekolah yang paling besar ada pada tingkatan usaia 7-12 tahun (96.8%) dan usia 13-15 tahun (83.5%) dan cenderung menurun hingga tingkat perguruan tinggi (14.6%) Angka kesenjangan partisipasi pendidikan terkecil (dari sudut golongan ekonomi) adalah pada usia 7-12 tahun (98.7% untuk golongan ekonomi mampu, 94% untuk golongan ekonomi tidak mampu), dan yang terbesar adalah pada usia 1618 tahun (76.1% untuk golongan ekonomi mampu, 32.7% untuk golongan ekonomi tidak mampu). Kesenjangan ini semakin besar untuk partisipasi pendidikan di tingkat menengah dan perguruan tinggi sejak tahun 2002. Kesenjangan berdasarkan jenis kelamin relatif tidak signifikan dibandingkan kondisi 20 tahun yang lalu Kesenjangan pendidikan antar perkotaan dan pedesaan adalah sebesar 15-20% (2004)

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Kesenjangan Angka Partisipasi Pendidikan Antara Golongan Ekonomi, Wilayah, dan Jenis Kelamin

Meningkatnya kesadaran keseteraan gender yang berakibat pada kesetaraan hak (pendidikan) antar laki-laki dan perempuan Akses pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana pendidikan yang tidak seimbang antar kedua wilayah

Melek Aksara

Angka terbesar ada pada tingkatan usia 15-24 tahun (98.7%) Siswa yang mengalami kekurangan gizi mempengaruhi kesiapannya dalam menerima proses pendidikan yang berkualitas (Depkes tahun 2003: 28% balita mengalami kekurangan gizi dan 50% mengalami cacingan) Kuantitas: Tahun 2004 secara keseluruhan rasio ideal ada di tingkat pendidikan dasar sampai menengah, hanya jumlah yang lebih besar masih terkonsentrasi di daerah perkotaan. Kualitas: ketidak sesuaian keahlian tenaga pengajar dengan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya, yang mencapai angka rata-rata 40% (untuk tingkat SD, SMP, SMA, SMK). Kualifikasi tenaga pengajar di tingkat perguruan tinggi yang memiliki pendidikan S2/S3 secara keseluruhan hanya berkisar rata-rata 44.5%

Upaya wajib belajar 9 tahun membantu peningkatan angka melek aksara

Mutu Pendidikan

Kesiapan siswa

Ketersediaan Tenaga Pengajar

Upah guru yang lebih rendah dari negara tenaga tetangga serta perlindungan terhadap hak-hak guru yang belum optimal turut menghambat proses peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar di tingkat SD hingga SMA

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 7

C. Hasil-hasilTema PokokMutu Pendidikan (lanjutan)Anggaran Pendidikan Alokasi anggaran untuk pendidikan masih hanya mencapai 6.6% dari APBN dan sangat rendah dibandingkan dengan negara tetangga lain (1.3% dari PDB)

Analisis Situasi (lanjutan)Variabel Penjelasan Keterangan

Prasarana dan Sarana Pendidikan

Ketersediaan sarana penunjang yang minim dan penyebarannya yang tidak merata. Beberapa contoh kasus adalah ketidaklayakan kondisi ruang belajar yang terbesar ada di tingkat SD sebesar 57.9%., rasio ketersediaan buku dan siswa yang tidak mencapai 1:1 untuk tingkat SD hingga SMA, ketertinggalah penggunaan ICT dibanding negara tetangga Proses belajar mengajar cenderung kurang menarik dan tidak menciptakan kreativitas pada siswa Berorientasi pada teori dan hafalan Penekanan lebih pada otak kiri Pemeringkatan Internasional yang menaruh Indonesia pada peringkat 12 dari 12 menunjukkan sistem pendidikan Indonesia yang kurang relevan dengan kebutuhan pembangunan. Meski kontribusi sektor primer masih memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi (43%) namun sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB justru memiliki daya serap tenaga kerja yang terkecil (14%), sementara sektor pertanian yang memberikan kontribusi terkecil terhadap PDB memiliki daya serap tertinggi

Hal ini terutama mempengaruhi kenyamanan proses belajar mengajar

Metoda pembelajaran

Hal berlaku hampir untuk semua jenjang pendidikan SD SMA

Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan Lapangan Kerja

Penguatan sektor industri tidak diikuti oleh penguatan di sektor pendidikan dan kultur masyarakat yang msih cenderung agraris

Kemampuan Wirausaha

Lulusan PT lebih banyak menjadi pekerja, sementara lulusan SD dan SMP menunjukkan angka tinggi untuk melakukan wirausahaSistem informasi manajemen yang belum terbangun dengan baik menyebabkan proses ini belum berjalan secara optimal dan menyulitkan kendali pemerintah atas kebijakan yang dikeluarkan oleh masingmasing lembaga pendidikan tersebut

Tata Kelola Departemen Pendidikan NasionalModel Pengelolaan Pendidikan

Pengembangan model desentralisasi pengelolaan pendidikan oleh pemerintah untuk lebih menguatkan inisiatif masing-masing lembaga pendidikan guna meningkatkan kualitas layanan pendidikannya terhadap masyarakat

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 8

Visi Depdiknas 2025

C. Hasil-hasil Diagram berikut menunjukkan penjabaran tema sistem pendidikan nasional pada tahun 2025 (Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif) yang tertuang di dalam visi departemen pendidikan nasional tahun 2025.

Makna dari tema tersebut kemudian dijelaskan secara rinci (Insan Indonesia Cerdas dan Insan Indonesia Kompetitif) pada bagian bawah dari diagram.

Visi 2025 VISI 2025Sesuai UU Pendidikan Nasional No. 20 Pasal 3 Tahun 2003, maka pendidikan nasional harus mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada tahun 2025, Sistem Pendidikan Nasional berhasrat menghasilkan:Makna Insan Indonesia Cerdas

INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF (Insan Kamil / Insan Paripurna)

Makna Insan Indonesia Kompetitif

Cerdas spiritual

Gandrung akan olah hati/kalbu untuk menumbuhkan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia

Cerdas emosional & sosial

Gandrung akan olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiativitas terhadap kehalusan dan keindahan, serta meningkatkan kemampuan ekspresi estetis Aktualisasi insan sosial yang mampu membina hubungan timbal balik, empatik dan simpatik, ceria dan percaya diri, menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara, serta berwawasan kebangsaan yang sadar akan hak dan kewajiban warga negara

Kompetitif

Cerdas intelektual

Gandrung akan olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan & teknologi Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif Gandrung akan olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas Aktualisasi insan adiraga

Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan Bersemangat juang tinggi Mandiri Pantang menyerah Pembangun & pembina jejaring Bersahabat dengan perubahan Inovatif dan menjadi agen perubahan Produktif Sadar mutu Berorientasi global Pembelajar sepanjang hayat

Cerdas kinestetik

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 9

Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas & Kompetitif 2025Rencana strategis jangka panjang pemerintah dalam mencapai optimalitas pendidikan di Indonesia tertuang dalam cetak biru yang disebut dengan Cetak Biru Indonesia Cerdas & Kompetitif 2025. Cetak biru tersebut memuat sasaran akhir yang akan dicapai serta bagaimana peran setiap lembaga yang terkait dalam melakukan perencanaan dan menurunkannya ke dalam bentuk implementasi baik dalam kerangka jangka panjang maupun jangka pendek.

INDONESIA YANG MAJU DAN MANDIRI, ADIL DAN DEMOKRATIS SERTA AMAN DAN BERSATU DALAM WADAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Sumber: Visi 2025 - Bappenas

SISTEM PENDIDIKANSUPPLY DESIRED END-STATE Sarana Prasarana Tenaga pendidik

TALENT MARKETSUPPLY .. t eknik . akunt an . dokt er ..perawat ..lain-lain

=

DEMAND Pesert a didik DasMen Dikt i Non Formal

=

DEMAND Dalam Negeri Local hires Onshoring Luar Negeri TKI

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2025

CAKRAWALA PERENCANAAN

PEMERINTAH PUSAT

DEPDIKNAS

DEPARTEMEN TERKAIT & DINAS PENDIDIKAN DAERAH

SATUAN PENDIDIKAN

RPJP Unit Ut ama

20 t ahun

RPJP 2025

RPJP 2025 Depdiknas

RPJP 2025 Depart emen Terkait & Dinas Pendidikan

RPJP 2025 Sat uan Pendidikan

Renst ra Unit Ut ama

PLANNING FRAMEWORK

5 t ahunRPJM 2009

Renst ra 2009 Depdiknas

Renst ra 2009 Depart emen Terkait & Dinas Pendidikan

Renst ra 2009 Sat uan Pendidikan

Tahunan

RKP & APBN

RKAKL & DIPA

RKAKL & DIPA Depart emen Terkait dan APBD

Program dan Anggaran Tahunan Sat uan Pendidikan

Legend: RPJP = Rencana Pembangunan Jangka Panjang; RPJM = Rencana Pembangunan Jangka Menengah; RKP = Rencana Kerja Program; APBN = Anggaran Pendapat an & Belanja Negara; RKAKAL = Rencana Kerja & Anggaran Kement rian & Lembaga; DIPA = Daft ar Isian Proyek dan Anggaran; APBD = Anggaran Pendapat an & Belanja Daerah.

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 10

I P O Values FrameworkDalam menjalankan kerjanya mencapai sasaran Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif, Departemen Pendidikan Nasional perlu memiliki tatanan nilai-nilai yang menjadi dasar dari setiap aktivitas implementasi.

Tata Nilai DepdiknasNilai-nilai tersebut dikategorikan menjadi 3 bagian besar yaitu input, process, dan ouput values dan memiliki indikator nilai yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan dari setiap kategori nilai tersebut,

INPUT VALUES yang tepat dapat mencegah kegagalan dan kekeliruan dalam proses rekrutmen pegawai Depdiknas PROCESS VALUES yang dapat dipahami dan tertanam dengan baik akan meningkatkan mutu interaksi antar manusia dan kinerja OUTPUT VALUES yang dipikirkan dengan baik akan memfokuskan organisasi kepada hal-hal yang diharapkan agar dapat mempertahankan hasil pelayanan yang berkualitas

INPUT VALUES Nilai-nilai yang dapat ditemukan dalam diri setiap pegawai Depdiknas

PROCESS VALUES Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja di Depdiknas, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi keunggulan

OUTPUT VALUES Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh mereka yang berkepentingan terhadap Depdiknas

PEGAWAI DEPDIKNAS

KEPEMIMPINAN & MANAJEMEN YG PRIMA

PEMERATAAN & PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN YANG BERMUTU

Tim Perumus: Agus Dharma Supeno Sutrisno Diah Sujarwo Surya Dharma Muhaswat Dwiyanto

Amanah / Trustworthiness Profesional dan Percaya Diri Antusias dan Bermotivasi Tinggi Bertanggung Jawab Kreatif Disiplin Peduli

Visioner dan Berwawasan Menjadi Teladan Memotivasi (Motivating) Mengilhami (Inspiring) Memberdayakan (Empowering) Membudayakan (Culture-forming) Taat Azas Koordinatif dan Bersinergi dalam Kerangka Kerja Tim Akuntabel

Produktif (Efektif dan Efisien) Gandrung Mutu Tinggi/Service Excellence Dapat Dipercaya (Andal) Responsif dan Aspiratif Antisipatif dan Inovatif Demokratis, berkeadilan, dan Inklusif Pembelajar Sepanjang Hayat

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 11

Kebijakan Pembangunan Pendidikan NasionalPemerataan dan perluasan akses pendidikan diarahkan pada upaya memperluas daya tampung satuan pendidikan sesuai dengan prioritas nasional, serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda baik secara sosial ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal dan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi fisik. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas penduduk Indonesia untuk dapat belajar sepanjang hayat dalam rangka peningkatan daya saing bangsa di era global, serta meningkatkan peringkat IPM hingga mencapai posisi sama dengan atau lebih baik dari peringkat IPM sebelum krisis. Untuk itu, sampai dengan tahun 2009 dilakukan upaya-upaya sistematis dalam pemerataan dan perluasan pendidikan, dengan mempertahankan APM-SD pada tingkat 94%, memperluas SMP/MTs hingga mencapai APK 97,4% atau APM 75,5% serta menurunkan angka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas hingga 5%.

1.9

1.4

Pendidikan Kecakapan Hidup1.10

1.1

Pendanaan Biaya Operasi Wajar Perluasan Akses SMA/SMK dan SM Terpadu

Perluasan Akses Pendidikan Wajar pada Jalur NonFormal1.5

Perluasan Akses Pendidikan Keaksaraan bagi Penduduk usia > 15 tahun

1.11

Perluasan Akses Perguruan Tinggi1.12

PEMERATAAN & PERLUASAN AKSES PENDIDIKAN

1.6

Perluasan Akses SLB dan Sekolah Inklusif1.7

Pemanfaatan ICT sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh1.13

1.2

1.3

Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Perluasan Akses SMA/SMK/SM Terpadu, SLB, dan Perguruan Tinggi

Penyediaan Sarana & Prasarana Pendidikan Wajar

Rekrutmen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pengembangan Sekolah Wajar Layanan Khusus bagi Daerah Terpencil/ Kepulauan yang Berpenduduk Jarang dan Terpencar1.8

Perluasan Akses PAUD

Kebijakan dalam Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 12

Kebijakan Pembangunan Pendidikan NasionalPeningkatan mutu, relevansi, dan daya saing di masa depan diharapkan dapat memberikan dampak bagi perwujudan eksistensi manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup bersama dalam keragaman sosial dan budaya. Selain itu, upaya peningkatan mutu dan relevansi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta daya saing bangsa. Mutu pendidikan juga dilihat dari meningkatnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan iman dan takwa serta berahlak mulia, etika, wawasan kebangsaan, kepribadian tangguh, ekspresi estetika, dan kualitas jasmani. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan diukur dari pencapaian kecakapan akademik dan non-akademik yang lebih tinggi yang memungkinkan lulusan dapat proaktif terhadap perubahan masyarakat dalam berbagai bidang baik ditingkat lokal, nasional maupun global.

2.9

2.4

Pembangunan Sekolah Bertaraf Internasional di setiap Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota2.10

2.1

Implementasi dan Penyempurnaan SNP & BSNP

Pengembangan Guru sebagai Profesi2.5

Mendorong Jumlah Jurusan di PT Masuk dalam 100 Besar Asia2.11

Pengembangan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan2.6

Akselarasi Jumlah Prodi, Kejuruan, Vokasi & Profesi2.12

PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI & DAYA SAING

Perbaikan Sarana dan Prasarana2.7

Peningkatan Jumlah dan Mutu Publikasi Ilmiah dan HAKI2.13

Perluasan Pendidikan Kecapakan Hidup2.2 2.3

Penjaminan Mutu Secara Terprogram dengan Mengacu pada SNP

Perluasan dan Peningkatan Mutu Akreditasi

2.8

Penerapan Telematika dalam Pendidikan

Pengembangan Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal di setiap Kabupaten/Kota

Kebijakan dalam Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 13

Kebijakan Pembangunan Pendidikan NasionalTujuan jangka panjang Depdiknas adalah mendorong kebijakan sektor agar mampu memberikan arah reformasi pendidikan secara efektif, efisien dan akuntabel. Kebijakan ini diarahkan pada pembenahan perencanaan jangka menengah dengan menetapkan kebijakan strategis serta program-program yang didasarkan pada urutan prioritas. Di samping itu, disusun pula pola-pola pendanaan bagi keseluruhan sektor berdasarkan prioritas, baik dari sumber Pemerintah, orangtua maupun stakeholder lain di setiap tingkat pemerintahan. Pengelolaan pendidikan nasional menggunakan pendekatan secara menyeluruh dari sektor pendidikan ( sector-wide approach) yang bercirikan: (a) program kerja disusun secara kolaboratif dan sinergis untuk menguatkan implementasi kebijakan pada semua tingkatan, (b) reformasi institusi dilaksanakan secara berkelanjutan yang didukung program pengembangan kapasitas, dan (c) perbaikan program dilakukan secara berkelanjutan dan didasarkan pada evaluasi kinerja tahunan yang dilaksanakan secara sistematis dan memfungsikan peran-peran stakeholder yang lebih luas.

3.9

3.4

Pelaksanaan Inpres no. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan KKN3.10

3.1

Peningkatan Kapasitas & Kompetensi Manajerial Aparat Peningkatan SPI Berkoordinasi dengan BPKP & BPK Peningkatan Ketaan Aparat pada Peraturan Perundang-undangan3.5

Intensifikasi Tindakan-tindakan Preventif oleh Itjen3.11

Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pemeriksaan oleh Itjen, BPKP & BPK3.12

PENGUATAN TATA KELOLA, AKUNTABILITAS & PENCITRAAN PUBLIK

3.6

Peningkatan Kapasitasn & Kompetensi Pengelola Pendidikan3.7

Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan-temuan Pemeriksaan Itjen, BPKP & BPK3.13

Peningkatan Pencitraan Piublik3.2 3.3

Pengembangan Aplikasi SIM secara terintegrasi (Keuangan, Asset, Kepegawaian, dan Data lainnya)

Penataan Regulasi Pengeloaan Pendidikan

Peningkatan Kapasitas & Kompetensi Aparat dalam Perencanaan dan Penganggaran

3.8

Peningkatan Kapasitas & Kompetensi Pemeriksaan Aparat Itjen

Kebijakan dalam Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 14

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Sekretariat JenderalVisi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN UU & PP Guru & Dosen, BHP, Perbukuan, Bahasa Sosialisasi Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas & Kompetitif 2005 Sisdur Keuangan & SIM Aset dan Keuangan Pelaksanaan aturan PNBP Tata nilai kerja dan gaya kepemimpinan khas Depdiknas Renstra Diknas, Depag, dan Pemda selaras dgn visi Depdiknas 2025 Sistem perencanaan, implementasi dan evaluasi strategi Kompetensi sebagai dasar dalam penempatan pegawai Laporan keuangan Depdiknas wajar tanpa syarat % serapan anggaran ISO di bidang manajemen Perbaikan citra dan peningkatan image Depdiknas dimata publik Kemitraan internasional Penurunan kerugian anggaran negara Pembentukan nilai-nilai serta budaya kerja yang konstruktif Pengembangan sisdur perencanaan, pengelolaan keuangan, pegawai, dan asset Peningkatan akuntabilitas publik dalam pelayanan pendidikan Pengembangan/revitalisasi kelembagaan, termasuk tupoksinya Peningkatan sosialisasi dan publikasi kebijakan dan program Depdiknas Intensifikasi penyelesaian RPP dan RUU Peningkatan standar kompetensi teknis dan manajerial SDM Pengembangan public trust & image Peningkatan kerjasama Depdiknas dengan mitra internasional, baik bilateral maupun multilateral Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Disahkannya UU Guru & Dosen, BHP, Perbukuan, Bahasa Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah tentang Sistem Pendidikan Nasional, Guru & Dosen, BHP, Perbukuan dan Bahasa Terlaksananya sosialisasi Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas & Kompetitif 2005 Sisdur Keuangan & SIM Aset dan Keuangan mulai diaplikasikan

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF Depdiknas menjadi benchmark technocracy (Departemen terbaik) Sistem & prosedur perencanaan, pengelolaan keuangan, pegawai, & asset tlh dpt dioperasikan Citra Depdiknas makin kredibel Sistem kelembagaan dan organisasi Depdiknas berfungsi optimal Kerjasama internasional di bidang pendidikan semakin berkembang Akuntabilitas publik di bidang pendidikan terpelihara Sistem layanan Depdiknas sudah memenuhi standar regional/ ASEAN Citra Depdiknas di mata ASEAN makin kredibel Kerjasama internasional di bidang pendidikan Akunntabilitas publik di bidang pendidikan sudah mapan Sistem layanan Depdiknas sudah memenuhi standar internasional Citra Depdiknas di mata internasional makin kredibel Kerjasama internasional di bidang pendidikan Akunntabilitas publik di bidang pendidikan sudah mapan

SASARAN PEMBANGUNAN

KEGIATAN POKOK PEMBANGUNAN

Memperkuat sistem pengelolaan kelembagaan berbasis kinerja Penguatan Sistem dan prosedur perencanaan, pengelolaan keuangan, pegawai, dan asset Penguatan citra Depdiknas Pemantapan fungsi kelembagaan Penguatan dan perluasan kerjasama internasional di bidang pendidikan Penguatan akuntabilitas publik

Peningkatan/pengembangan layanan pendidikan Pemeliharaan dan peningkatkan citra Depdiknas Pemantapan kerjasama internasional di bidang pendidikan Pemantapan akuntabilitas publik di bidang pendidikan

Pemantapan layanan pendidikan Pemeliharaan dan peningkatkan citra Depdiknas Pemantapan dan peningkatan kerjasama internasional di bidang pendidikan Pemantapan akuntabilitas publik di bidang pendidikan

UKURAN KINERJA KUNCI

Depdiknas menjadi rujukan dalam pengelolaan kelembagaan Tertatanya sistem dan prosedur perencanaan , pengelolaan keuangan, pegawai, dan asset: Laporan keuangan Depdiknas dinilai wajar tanpa syarat oleh BPK (2009) RKAKL tersusun tepat waktu dan akurat Seluruh asset Depdiknas tercatat dan terdokumentasikan dengan lengkap

Sistem layanan pendidikan sudah sejajar dengan negara-negara maju di ASEAN Citra positif Depdiknas sudah mapan Kerjasama internasional di bidang pendidikan makin mantap Sistem dan prosedur kerja sudah berjalan sesuai standar sistem dan prosedur kerja

Sistem layanan pendidikan sudah memenuhi standar pelayanan internasional Citra positif Depdiknas makin mapan Kerjasama internasional di bidang pendidikan makin mantap Sistem dan prosedur kerja sudah berjalan sesuai standar sistem dan prosedur kerja

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 15

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Sekretariat Jenderal (lanjutan)Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Sisdur Keuangan & SIM Aset dan Keuangan mulai diaplikasikan Terlaksananya aturan PNBP yang meningkatkan citra baik Depdiknas Disepakati dan diterapkannya tata nilai dan gaya kepemimpinan khas Depdiknas Selarasnya renstra Diknas, Depag, dan Pemda dengan visi Depdiknas 2025 Diterapkannya sistem perencanaan, implementasi dan evaluasi strategi Digunakannya kompetensi sebagai dasar dlm penempatan pegawai Tercapainya status wajar tanpa syarat terhadap laporan keuangan Depdiknas dinilai oleh BPK Tercapainya 95% serapan anggaran Memperoleh ISO di bidang manajemen Membaiknya citra dan image Depdiknas dimata publik Meningkatkan jumlah program kemitraan internasional Menurunnya % kerugian anggaran negara

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF Sistem pengelolaan kepegawaian berlangsung secara efisien dan efektif Depdiknas memperoleh ISO di bidang manajemen Daya serap anggaran Depdiknas sesuai dengan target dan waktu Anggaran Depdiknas meningkat secara signifikan (di atas 20%) Rating pelayanan Depdiknas terbaik Suplai dan demand pendidikan selaras Makin meningkat dan mantapnya program kemitraan internasional Meningkatnya transparansi dan kepercayaan masyarakat terhadap Depdiknas

UKURAN KINERJA KUNCI

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 16

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Inspektorat JenderalVisi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Pengembangan sistem pengendalian internal (SPI) Peningkatan kompetensi dan kapasitas aparat Itjen Peningkatan ketaatan pengelola pendidikan terhadap peraturan perundang-undangan Penataan organisasi dan tata kerja pengawasan pendidikan Intensifikasi tindakan preventif pengawasan Itjen Intensifikasi dan ekstensifikasi pengawasan Peningkatan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan (aparat pengawasan fungsional, legislatif, dan masyarakat).

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF Perluasan sistem pengendalian internal pada instansi vertikal di daerah dan Dinas Pendidikan Pengukuhan kompetensi dan penyeimbangan kapasitas aparat Itjen Terwujudnya efisiensi, efektifitas, dan sinergi pengawasan pendidikan Intensifikasi tindakan preventif pengawasan Itjen sampai dengan instansi vertikal di daerah dan Dinas Pendidikan Peningkatan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawas Sistem pengendalian internal pendidikan sampai pada tingkat satuan pendidikan. Pengakuan atas kompetensi auditor pendidikan di kalangan auditor di luar Itjen Depdiknas Pengakuan atas pengelolaan organisasi dan tata kerja pengawasan sesuai dengan standarisasi regional Pengakuan atas mutu tindakan preventif pengawasan Itjen oleh pihak pengguna Pengakuan mutu pengawasan Itjen oleh pihak pengguna Para auditan sadar akan pentingnya penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Penerapan sistem pengendalian internal secara menyeluruh di tingkat nasional Pemantapan penerapan ICT dalam pengawasan dini Pemantapan pengawasan kinerja, Modernisasi secara menyeluruh penerapan ICT dalam pengawasan, Pemantapan peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan aparat pengawas internal dan eksternal Penerapan lanjutan penghargaan dan hukuman dalam tindak lanjut hasil pengawasan Sosialisasi standar kompetensi dan etika profesi auditor pendidikan melalui media teknologi informasi dan komunikasi (ICT) Sistem pengendalian internal sesuai dengan standar internasional Pengakuan atas kompetensi auditor pendidikan di dunia Internasional. Dpengakuan pengelolaan organisasi dan tata kerja pengawasan sesuai dengan standar Internasional (ISO atau sertifikat sejenis) Terciptanya citra positif pengawasan pendidikan di mata publik. Terciptanya good governance dan clean goverment di lingkungan pendidikan Terwujudnya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan pendidikan Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Penerapan sistem pengendalian internal sesuai dengan standar internasional Evaluasi standar kompetensi auditor pendidikan oleh lembaga internasional untuk memperoleh pengakuan internasional Pengakuan organisasi dan tata kerja pengawasan kepada lembaga internasional Publikasi keberhasilan pengawasan pendidikan Penerapan bebas dari korupsi di lingkungan Depdiknas. Pemberian peringkat bagi unit kerja yang akuntabel dan transparan.

SASARAN PEMBANGUNAN

KEGIATAN POKOK PEMBANGUNAN

Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Pengembangan sistem pengendalian internal (SPI) Peningkatan ketaatan pengelola pendidikan terhadap peraturan perundang-undangan Penataan organisasi dan tata kerja pengawasan pendidikan Intensifikasi, ekstensifikasi, dan tindakan preventif pengawasan Itjen Peningkatan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan (aparat pengawasan fungsional, legislatif, dan masyarakat). Peningkatan kompetensi dan kapasitas aparat Itjen Sertifikasi kompetensi auditor pendidikan Perbaikan perlindungan auditor dan biaya pelaksanaan pemeriksaan

Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Fasilitasi pembangunan sistem pengendalian internal pada instansi vertikal di daerah dan Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota Sosialisasi ketaatan pada peraturan perundangundangan dan pencapaian kinerja Penerapan ICT dalam pengawasan dini Pengembangan pengawasan kinerja melalui peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan aparat pengawas internal dan eksternal Penerapan penghargaan dan hukuman dalam tindak lanjut hasil pengawasan Pengembangan kualitas dan etika profesi auditor

UKURAN KINERJA KUNCI

Terjaminnya keselamatan kerja bagi para auditor Pembiayaan pemeriksaan berdasarkan biaya aktual Terbentuk dan terlaksananya sistem pengendalian internal di seluruh unit utama Depdiknas Lebih dari 90 % auditor Itjen memiliki sertifikat profesi auditor pendidikan dan mendapat penghargaan yang berkaitan dengan etika profesi Penyimpangan pengelolaan keuangan < 30% anggaran belanja Depdiknas. SPOP audit kinerja dan keuangan selesai disusun.

Terbentuk dan terlaksananya sistem pengendalian internal di seluruh instansi vertikal di daerah dan Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota Rasio auditor dan auditan adalah 1 : 10 (satu tahun seorang auditor melakukan lima kali pemeriksaan terhadap sepuluh sasaran) Penyimpangan pengelolaan keuangan < 15% anggaran belanja Depdiknas. Terlaksananya pembaharuan SPOP audit kinerja dan audit keuangan untuk semua jenjang pendidikan.

Terbentuk dan terlaksananya sistem pengendalian internal secara menyeluruh di tingkat nasional, Adanya auditor di luar Depdiknas yang mengikuti program sertifikasi kompetensi auditor pendidikan Berkurangnya keluhan/pengaduan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan. Meningkatnya citra institusi pengawasan pendidikan Adanya permintaan pengawasan dini dari auditan,

Sistem pengendalian internal telah memperoleh ISO atau sertifikat sejenis. Uji kompetensi auditor pendidikan telah memperoleh sertifikasi internasional Adanya auditor yang mendapatpenghargaan etika dan indenpendensi pada tingkat Internasional Tidak ada keluhan atau pengaduan atas pegelolaan pendidikan Keberhasilan pengawasan pendidikan telah diketahui publik secara luas Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 17

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Inspektorat Jenderal (lanjutan)Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Terselenggaranya administrasi dan pengawasan dengan menggunakan ICT Terselenggaranya kerjasama pengawasan dengan aparat pengawasan internal, eksternal, dan penegak hukum Terwujudnya sinkronisasi jadual pelaksanaan pengawasan dalam bentuk program kerja pemeriksaan tahunan (PKPT) Temuan sebelum tahun 2005, selesai ditindaklanjuti Minimal 50% kasus penyimpangan dapat diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun anggaran berjalan

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015Penguatan Pelayanan

2015 - 2020Daya Saing Regional

2020 - 2025Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF Terlaksananya pembaharuan SPOP audit kinerja dan audit keuangan untuk semua jenjang pendidikan. Penerapan secara intensif pengawasan dini dengan memanfaatkan ICT Adanya kesepahaman dan kesepakatan antar aparat pengawasan internal, eksternal, dan aparat penegak hukum 50 % auditan melaksanakan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan dalam waktu kurang dari 60 hari Adanya permintaan dari lembaga donor untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan pendidikan yang dibiayai dengan loan/grant 70 % auditan melaksanakan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan dalam waktu kurang dari 60 hari Seluruh unit kerja di lingkungan Depdiknas telah bebas dari korupsi. Tidak ditemukan penyimpangan dalam pengelolaan pendidikan

UKURAN KINERJA KUNCI

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 18

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal DIKTIVisi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Tercapainya target partisipasi pendidikan tinggi Kurikulum PT yang relevan dg kebutuhan pasar Setiap PT unggulan memiliki perpustakaan yang memenuhi standar internasional Peningkatan jumlah PT unggulan Peningkatan jumlah dosen PT yg berkualitas Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar Asia Peningkatan publikasi pada jurnal akademis International Tercapainya target jumlah PTN sebagai badan hukum Peningkatan jumlah buku teks yg ditulils oleh dosen Peningkatan jumlah dan kapasitas PT Peningkatan jumlah paten Program perluasan akses PT & Peningkatan peran serta masyarakat Program pengembangan kurikulum PT Program pendirian Polytechnic Program bantuan pengadaan koleksi buku, pelangganaan jurnal ilmiah dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Program datasering, magang & beasiswa bg dosen Program peningkatan jumlah penelitian Program jurusan unggulan perguruan tinggi Program pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Program perubahan status PTN menjadi badan hukum Pemberian insentif riset yang berpotensi paten Angka partisipasi kasar PT 18% Jumlah pengangguran berpendidikan tinggi turun 50% Jumlah Polytechnic meningkat 50% (120 to 180) Persentase PT unggulan yg memiliki perpustakaan berstandar internasional mjd 100% (dari 60%) Persentase dosen berpendidikan S2/S3 mjd 70% (dari 50%)

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional PT unggulan meperoleh akreditasi internasional Peningkatan jumlah PT unggulan Peningkatan jumlah dosen-dosen PT yang berkualitas Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar Asia Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar dunia Peningkatan publikasi pada jurnal akademis International Peningkatan jumlah buku teks yg ditulils oleh dosen Peningkatan jumlah dan kapasitas PTS Peningkatan jumlah paten dunia

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIFTercapainya target partisipasi pendidikan tinggi Kurikulum PT yang relevan dgn kebutuhan pasar PT unggulan meperoleh akreditasi internasional Peningkatan jumlah PT unggulan Peningkatan jumlah dosen PT yg berkualitas Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar Asia Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar dunia Peningkatan publikasi pada jurnal akademis International Tercapainya target jumlah PTN sbg badan hukum Peningkatan jumlah buku teks yg ditulils oleh dosen Peningkatan jumlah dan kapasitas PTS Peningkatan jumlah paten Tercapainya target partisipasi pendidikan tinggi Kurikulum PT yang relevan dgn kebutuhan pasar PT unggulan meperoleh akreditasi internasional Peningkatan jumlah PT unggulan Peningkatan jumlah dosen-dosen PT yang berkualitas Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar Asia Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar dunia Peningkatan publikasi pada jurnal akademis International Peningkatan jumlah buku teks yg ditulils oleh dosen Peningkatan jumlah dan kapasitas PTS Peningkatan jumlah paten

SASARAN PEMBANGUNAN

PROGRAM PEMBANGUNAN

Program perluasan akses PT & Peningkatan peran serta masyarakat Program pengembangan kurikulum PT Program pendirian Polytechnic Program bantuan pengadaan koleksi buku, pelangganaan jurnal ilmiah dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Program datasering, magang & beasiswa bg dosen Program peningkatan jumlah & kualitas penelitian Program jurusan unggulan perguruan tinggi Program pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Program percepatan perubahan status PTN menjadi badan hukum Pemberian insentif riset yang berpotensi paten Angka partisipasi kasar PT 25% Jumlah pengangguran berpendidikan tinggi turun 25% Jumlah Polytechnic meningkat 50% (180 mjd 270) Jumlah PT yang mendapat akreditasi Internasional (10 jurusan) Persentase dosen berpendidikan S2/S3 mjd 100% (dari 70%)

Program perluasan akses PT & Peningkatan peran serta masyarakat Program pengembangan kurikulum PT Program pendirian Polytechnic Program bantuan pengadaan koleksi buku, pelangganaan jurnal ilmiah dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Program peningkatan kualitas penelitian Program datasering, magang & beasiswa bg dosen Program jurusan unggulan perguruan tinggi Program pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Program percepatan perubahan status PTN menjadi badan hukum Pemberian insentif riset yang berpotensi paten Angka partisipasi kasar PT 30% Jumlah pengangguran berpendidikan tinggi turun 25% Jumlah Polytechnic meningkat 25% (270 mjd 330) Jumlah PT yang mendapat akreditasi Internasional (20 jurusan) Prosentase dosen berpendidikan S3 mjd 70%

Program pendirian Polytechnic Program bantuan pengadaan koleks iperpustakaan dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Program peningkatan kualitas penelitian Program detasering, magang, dan beasiswa bagi dosen Program jurusan unggulan perguruan tinggi Program pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Pemberian insentif riset yang berpotensi paten dunia

UKURAN KINERJA KUNCI

Angka partisipasi kasar PT 35% Jumlah pengangguran berpendidikan tinggi turun 25% Jumlah Polytechnic meningkat 20% (330 mjd 396) Jumlah PT yang mendapat akreditasi Internasional (30 jurusan) Prosentase dosen berpendidikan S3 mjd 100%

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 19

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal DIKTI (lanjutan)Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN 5 jurusan perguruan tinggi masuk 100 besar ASIA (seni, manajemen, kedokteran, keperawatan, politeknik) Persentase jumlah buku teks yang ditulis dosen meningkat 50% Jumlah PTN yang telah menjadi badan hukum ,menjadi 50% Jumlah dan kapasitas PTS meningkat 20% Publikasi jurnal akademik internasional naik30% Persentase paten meningkat 100% (dari 30 mjd 60)

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan 10 jurusan perguruan tinggi masuk 100 besar ASIA; 2 masuk 100 besar dunia Persentase jumlah buku teks yang ditulis dosen meningkat 50% Jumlah PTN yang telah menjadi badan hukum ,menjadi 80% Jumlah dan kapasitas PTS meningkat 20% Publikasi jurnal akademik internasional naik 30% Persentase paten meningkat 100% (dari 60 mjd 120)

2015 - 2020 Daya Saing Regional 20 jurusan perguruan tinggi masuk 100 besar ASIA; 5 masuk 100 besar dunia Persentase jumlah buku teks yang ditulis dosen meningkat 50% Jumlah PTN yang telah menjadi badan hukum ,menjadi 100% Jumlah dan kapasitas PTS meningkat 20% Publikasi jurnal akademik internasional naik 30% Persentase paten meningkat 100% (dari 120 mjd 240)

2020 - 2025 Daya Saing Internasional 30 jurusan perguruan tinggi masuk 100 besar ASIA; 10 masuk 100 besar dunia Persentase jumlah buku teks yang ditulis dosen meningkat 50% Jumlah dan kapasitas PTS meningkat 20% Publikasi jurnal akademik internasional naik 30% Jumlah paten dunia min 15

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF

UKURAN KINERJA KUNCI

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 20

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal MPDMVisi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Sarana & prasarana Pendidikan Dasar & Menengah diseluruh Indonesia telah memenuhi syarat (100%) Tercapainya target Pendidikan Dasar 9 tahun (98%) Satu buku untuk setiap 1 siswa. Tersedianyal buku referensi dan bacaan di perpustakaan penciptaan lapangan Kerja, Mendapat pekerjaan, dan melanjutkan Setiap Kabupaten/Kota memiliki sekolah kejuruan berbasis keunggulan lokal Beroperasinya Sekolah Bertaraf Internasional untuk setiap jenjang & jenis di semua provinsi pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pendidikan Peningkatan rata-rata skor ujian nasional Tersedianya ICT di pend. Menengah Terselenggaranya pendidikan jarak jauh Terselenggaranya pendidikan Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pendidikan Layanan khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Peningkatan kemampuan berbahasa asing Inggris, Mandarin, Jepang, Arab SIM-Sistem Informasi Manajemen - Pendidikan (siswa, buku, sarana & sekolah) Program penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah Program rehabilitasi gedung SD, SMP, SMA/SMK Program pembangunan ruang penunjang pendidikan seperti Perpustakaan, lab, dan ruangruang lain Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Program bantuan beasiswa Program pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi serta televisi edukatif untuk mencapai daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009

2010 - 2015

2015 - 2020

2020 - 2025

Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

Penguatan Pelayanan

Daya Saing Regional

Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF Penambahan fasilitas pada sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah Wajib belajar 12 tahun Tersedianya buku referensi dan bacaan di perpustakaan penciptaan lapangan Kerja, Mendapat pekerjaan, dan melanjutkan Setiap Kabupaten/Kota memiliki sekolah kejuruan berbasis keunggulan lokal Beroperasinya Sekolah Bertaraf Internasional untuk setiap jenjang & jenis di semua propinsi pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pendidikan Peningkatan rata-rata skor ujian nasional Tersedianya ICT di pendidikan Menengah Terselenggaranya pendidikan jarak jauh Terselenggaranya pendidikan Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pendidikan Layanan khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Peningkatan kemampuan berbahasa asing Inggris, Mandarin, Jepang, Arab SIM-Sistem Informasi Manajemen- Pendidikan (siswa, buku, sarana & sekolah) Penambahan fasilitas pada sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah Wajib belajar 12 tahun Tersedianya buku referensi dan bacaan di perpustakaan penciptaan lapangan Kerja, Mendapat pekerjaan, dan melanjutkan Setiap Kabupaten/Kota memiliki sekolah kejuruan berbasis keunggulan lokal Beroperasinya Sekolah Bertaraf Internasional untuk setiap jenjang & jenis di semua propinsi Pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pendidikan Peningkatan rata-rata skor ujian nasional Tersedianya ICT di pendidikan Menengah Terselenggaranya pendidikan jarak jauh Terselenggaranya pendidikan Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pendidikan Layanan khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Peningkatan kemampuan berbahasa asing Inggris, Mandarin, Jepang, Arab SIM-Sistem Informasi Manajemen- Pendidikan (siswa, buku, sarana & sekolah) Penambahan fasilitas pada sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah Wajib belajar 12 tahun yang bermutu Tersedianya buku referensi dan bacaan di perpustakaan penciptaan lapangan Kerja, Mendapat pekerjaan, dan melanjutkan Setiap Kabupaten/Kota memiliki sekolah kejuruan berbasis keunggulan lokal Beroperasinya Sekolah Bertaraf Internasional untuk setiap jenjang & jenis di semua kabupaten/kota pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pendidikan Peningkatan rata-rata skor ujian nasional Tersedianya ICT di pendidikan Dasar Terselenggaranya pendidikan jarak jauh Terselenggaranya pendidikan Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pendidikan Layanan khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Peningkatan kemampuan berbahasa asing Inggris, Mandarin, Jepang, Arab SIM-Sistem Informasi Manajemen- Pendidikan (siswa, buku, sarana & sekolah)

SASARAN PEMBANGUNAN

PROGRAM PEMBANGUNAN

Program penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah Program rehabilitasi gedung SD, SMP, SMA/SMK Program pembangunan ruang penunjang pendidikan seperti Perpustakaan, lab, dan ruangruang lain Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Program bantuan beasiswa Program pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi serta televisi edukatif untuk mencapai daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal

Program penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah Program rehabilitasi gedung SD, SMP, SMA/SMK Program pembangunan ruang penunjang pendidikan spt. Perpustakaan, lab, dan ruangruang lain Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Program bantuan beasiswa Program pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi serta televisi edukatif untuk mencapai daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal

Program penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah Program rehabilitasi gedung SD, SMP, SMA/SMK Program pembangunan ruang penunjang pendidikan spt. Perpustakaan, lab, dan ruangruang lain Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Program bantuan beasiswa Program pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi serta televisi edukatif untuk mencapai daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 21

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal MPDM (lanjutan )Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Program kemudahan kepemilikan buku sekolah Program peningkatan peran serta masyarakat pada SMA/SMK/SM terpadu Program peningkatan rasio jumlah lulusan SMK & SMA Program pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal Program pengembangan dan pembinaan sekolah bertaraf internasional Program pengadaan buku, teks, referensi, dan bacaan Program akreditasi sekolah Program peningkatan rata-rata skor ujian nasional Program pendidikan inklusi Program pembinaan olimpiade nasional & internasional Program kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Terselenggaranya program pendidikan bahasa asing Persentase sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah yang layak pakai (100%) Rasio siswa dan guru (SD & SMP - 20:1; SMA/SMK - 25:1) Mencapai 70% unit cost dari Biaya Operasional Sekolah 60% siswa miskin mendapat bantuan beasiswa 20% siswa berbakat mendapat bantuan beasiswa Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan dasar (98%) Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan menengah (70%) ICT Center di setiap kabupaten terutama daerah terpencil Rasio jmlh SMA : SMK = 50% : 50 % Rasio jumlah buku dengan siswa = 1:1 80% dari peseta ujian nasional mencapai rata-rata nilai 6.00 Persentase Sekolah Menengah Swadaya Masyarakat dengan jumlah Sekolah Menengah (40%)

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF Program kemudahan kepemilikan buku sekolah Program peningkatan peran serta masyarakat pada SMA/SMK/SM terpadu Program peningkatan rasio jumlah lulusan SMK & SMA Program pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal Program pengembangan dan pembinaan sekolah bertaraf internasional Program pengadaan buku, teks, referensi, dan bacaan Program akreditasi sekolah Program peningkatan rata-rata skor ujian nasional Program pendidikan inklusi Program pembinaan olimpiade nasional & internasional Program kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Tersedianya TV Edukasi di setiap sekolah Persentase sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah yang layak pakai (100%) Rasio siswa dan guru (SD & SMP - 20:1; SMA/SMK - 25:1) Mencapai 70% unit cost dari Biaya Operasional Sekolah 60% siswa miskin mendapat bantuan beasiswa 20% siswa berbakat mendapat bantuan beasiswa Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan dasar (98%) Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan menengah (70%) ICT Center di setiap kabupaten terutama daerah terpencil Rasio jmlh SMA : SMK = 40% : 60 % Rasio jumlah buku dengan siswa = 1:1 90% dari peseta ujian nasional mencapai rata-rata nilai 6.00 Persentase Sekolah Menengah Swadaya Masyarakat dengan jumlah Sekolah Menengah (40%) 1 sekolah berbasis keunggulan lokal per kabupaten Program kemudahan kepemilikan buku sekolah Program peningkatan peran serta masyarkat pada SMA/SMK/SM terpadu Program peningkatan rasio jumlah lulusan SMK & SMA Program pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal Program pengembangan dan pembinaan sekolah bertaraf internasional Program pengadaan buku, teks, referensi, dan bacaan Program akreditasi sekolah Program peningkatan rata-rata skor ujian nasional Program pendidikan inklusi Program pembinaan olimpiade nasional & internasional Program kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Tersedianya TV Edukasi di setiap sekolah Persentase sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah yang layak pakai (100%) Rasio siswa dan guru (SD & SMP - 20:1; SMA/SMK - 25:1) Mencapai 70% unit cost dari Biaya Operasional Sekolah 60% siswa miskin mendapat bantuan beasiswa 20% siswa berbakat mendapat bantuan beasiswa Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan dasar (98%) Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan menengah (70%) ICT Center di setiap kabupaten terutama daerah terpencil Rasio jmlh SMA : SMK = 30% : 70 % Rasio jumlah buku dengan siswa = 1:1 80% dari peseta ujian nasional mencapai rata-rata nilai 7.00 Persentase Sekolah Menengah Swadaya Masyarakat dengan jumlah Sekolah Menengah (40%) 1 sekolah berbasis keunggulan lokal per kabupaten Program kemudahan kepemilikan buku sekolah Program peningkatan peran serta masyarkat pada SMA/SMK/SM terpadu Program peningkatan rasio jumlah lulusan SMK & SMA Program pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal Program pengembangan dan pembinaan sekolah bertaraf internasional Program pengadaan buku, teks, referensi, dan bacaan Program akreditasi sekolah Program peningkatan rata-rata skor ujian nasional Program pendidikan inklusi Program pembinaan olimpiade nasional & internasional Program kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Wajib belajar 12 tahun yang bermutu Tersedianya TV Edukasi di setiap sekolah Persentase sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah yang layak pakai (100%) Rasio siswa dan guru (SD & SMP - 20:1; SMA/SMK - 25:1) Mencapai 70% unit cost dari Biaya Operasional Sekolah 60% siswa miskin mendapat bantuan beasiswa 20% siswa berbakat mendapat bantuan beasiswa Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan dasar (98%) Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan menengah (70%) ICT Center di setiap kabupaten terutama daerah terpencil Rasio jmlh SMA : SMK = 30% : 70 % Rasio jumlah buku dengan siswa = 1:1 80% dari peserta ujian nasional mencapai rata-rata nilai 7.00 Persentase Sekolah Menengah Swadaya Masyarakat dengan jumlah Sekolah Menengah (40%)

UKURAN KINERJA KUNCI

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 22

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal MPDM (lanjutan)Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN 1 sekolah berbasis keunggulan lokal per kabupaten 1 sekolah bertaraf internasional per provinsi 98% anak usia 13-15 berpendidikan Dasar 9 tahun Tersedianya 500 judul buku referensi dan bacaan di perpustakaan Lulusan SMK menciptakan lapangan kerja (20%), Mendapat pekerjaan (DN 50%, LN 10%, 20% melanjutkan) Pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pendidikan Lab komputer di setiap sekolah Menengah Sekolah terakreditasi: Negeri 100%; Swasta 50% 50% siswa SMP yang mengikuti pendidikan jarak jauh dari kodisi sekarang 20 % sekolah negeri menyelenggarakan pend. Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pendidikan Layanan khusus, pada semua daerah khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Tercapainya standar bahasa Inggris SMA 15 % mempunyai score 400 TOEFL SMK 20 % mempunyai score 400 TOIEC Angka drop-out SD 7%, SMP 3%, SLTA 5%

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 1 sekolah bertaraf internasional per provinsi 105% anak usia 13-15 berpendidikan Dasar 9 tahun Tersedianya 750 judul buku referensi dan bacaan di perpustakaan Lulusan SMK menciptakan lap. Kerja (20%), Mendapat pekerjaan (DN 50%, LN 10%, 20% melanjutkan) Pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pend Lab komputer di setiap sekolah Menengah Sekolah terakreditasi: Negeri 100%; Swasta 50% 75% siswa SMP yang mengikuti pendidikan jarak jauh dari kodisi sekarang 20 % sekolah negeri menyelenggarakan pendidikan Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pendidikan Layanan khusus, pada semua daerah khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pend. Tercapainya standar bhs inggris sma 25 % mempunyai score 400 toefl smk 40 % mempunyai score 400 toiec Angka drop-out SD 5%, SMP 3%, SLTA 3% 1 sekolah bertaraf internasional per provinsi 110% anak usia 13-15 berpendidikan Dasar 9 tahun Tersedianya 1000 judul buku referensi dan bacaan di perpustakaan Lulusan SMK menciptakan lap. Kerja (20%), Mendpt pekrjaan (DN 50%, LN 10%, 20% melanjutkan) Pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pend Lab komputer di setiap sekolah Menengah Sekolah terakreditasi: Negeri 100%; Swasta 50% 30% siswa SMP yang mengikuti pendidikan jarak jauh dari kodisi sekarang 20 % sekolah negeri menyelenggarakan pend. Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pend. Layanan khusus , pada semua daerah khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pend. Tercapainya standar bhs inggris sma 50 % mempunyai score 400 toefl smk 75% mempunyai score 400 toiec Angka drop-out SD 3%, SMP 3%, SLTA 3% 1 sekolah berbasis keunggulan lokal per kabupaten 1 sekolah bertaraf internasional per kabupaten/kota 110% anak usia 13-15 berpendidikan Dasar 9 tahun Tersedianya 1100 judul buku referensi dan bacaan di perpustakaan Lulusan SMK menciptakan lap. Kerja (20%), Mendpt pekrjaan (DN 50%, LN 10%, 20% melanjutkan) Pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pend Lab komputer di setiap sekolah Menengah Sekolah terakreditasi: Negeri 100%; Swasta 50% 20% siswa SMP yang mengikuti pendidikan jarak jauh dari kodisi sekarang 20 % sekolah negeri menyelenggarakan pend. Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pend. Layanan khusus , pada semua daerah khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pend. Tercapainya standar bhs inggris sma 75 % mempunyai score 400 toefl smk 90 % mempunyai score 400 toiec Angka drop-out SD 2%, SMP 2%, SLTA 2%

UKURAN KINERJA KUNCI

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 23

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : BalitbangVisi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Sistem informasi pendidikan berbasis IT dari provinsi s.d. tingkat sekolah. Diperolehnya Standar Nasional Pendidikan: isi, kompetensi, tenaga kependidikan, sarana & prasarana, pengelolaan Kebijakan pendidikan nasional berbasis litbang

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015

2015 - 2020

2020 - 2025

Penguatan Pelayanan

Daya Saing Regional

Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF Pemanfaatan informasi ut penysunan usulan penetapan kebijakan & perencanaan Penggunaan berbagai media dalam sosialisasi standar nasional pendidikan Kebijakan pendidikan provinsi & kab/kota berbasis litbang Peningkatan keakuratan data & kecepatan Mantapnya sistem pendidikan berbasis IT dari pemrosesan provinsi s.d. tingkat sekolah. Pengambil kebijakan pendidikan di tingkat provinsi, Standar nasional yang menjadi benchmark bagi kabupaten, dan pengelola sekolah memahami isi setiap sekolah dalam upaya meningkatkan mutu dan penerapan standar nasional pendidikan pelayanan pendidikan dengan mempertimbangkan equtiy dan equality. Peningkatan mutu implementasi kebijakan Satuan pendidikan tanggap terhadap informasi hasil-hasil penelitian dlm penyelenggaraan pembelajaran A1 Monev & fasilitasi Monef, fasilisati, penyiapan standar internasional Nasional assessment pendidikan jangka panjang & pendek serta UN Litbang 3 tema pokok

SASARAN PEMBANGUNAN

Pengembangan sistem, hardware, software, brainware Pelaksanaan pendataan/updating Analisis & pemanfatan Pengembangan indikator & acuan pencapaian SNP Monev & fasilitasi penerapan SNP Pengembangan model pembelajaran sesuai SNP Nasional assessment pendidikan jangka panjang & pendek serta Ujian Nasional: pengembangan item soal Litbang 3 tema pokok Penyusunan peraturan pemerintah (RUU, RPP, kebijakan, dan peraturan lainnya) Evaluasi pelaksanaan peraturan perundangan pendidikan

Penyediaan sarana dan prasarana pada provinsi, kabupaten/kota, serta sekolah pilot Penyiapan SDM berkualifikasi dlm pendapatan bds. jenjang pend tk prov, kab/kota, & sekolah

KEGIATAN POKOK PEMBANGUNAN

Fasilitasi pembentukan tim ahli ad hoc dalam rangka sosialisasi SNP Penyiapan fasilitator dalam implementasi SNP Pendampingan profesional tk. kab/kota sampai sekolah dlm rangka institutional capacity building Monev & fasilitasi penerapan peraturan perUUan Nasional assessment pendidikan jangka panjang & pendek serta UN Litbang 3 tema pokok Monef & fasilitasi penerapan peraturan perUUan

B1 Mendukung penguatan sekolah untuk menerapkan standar Nasional assessment pendidikan jangka panjang & pendek serta UN Monev & fasilitasi penerapan peraturan perUUan Litbang 3 tema pokok

UKURAN KINERJA KUNCI

90% provinsi, 60% kab/kota per prov, 15% sekolah 100% propinsi & kabupaten/kota, 50% sekolah per kab/kota online dg pusat online dengan pusat Pemanfaatan data di tk prov & kab Selesainya 8 standar SNP Fasiltasi & monev penerapan SNP Piloting sosialisasi SNP di 10 prov (@ 30 SM kota Item soal Ujian Nasional SD/MI, SMP/MTs, SM/MA + 20 SM desa, 50 SMP kota + 30 SMP desa, 100 Diperolehnya tes psikologi dan model evaluasi & SD kota + 50 SD desa) penilaian Item soal UN SD/MI, SMP/MTs, SM/MA Terlaksananya Penilaian Nasional Pendidikan Diperolehnya tes psikologi dan model evaluasi & penilaian Terlaksananya Penilaian Nasional Pendidikan

100% sekolah online dg pusat Pemanfaatan data di tk prov & kab/kota & sekolah Item soal UN SD/MI, SMP/MTs, SM/MA Diperolehnya tes psikologi dan model evaluasi & penilaian

Pemutakhiran teknologi & konten Item soal Ujian Nasional SD/MI, SMP/MTs, SM/MA Diperolehnya tes psikologi dan model evaluasi & penilaian

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 24

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal PMPTKVisi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Tercapainya Standar Pelayanan Minimal Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen P&TK Kebutuhan P&TK untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan terpenuhi sekitar 80% Terbangunnya sistem kesejahteraan P&TK dan terlaksananya sistem kesejahteraan bagi 40% P&TK. Terbangunnya sistem penghargaan dan terlaksananya Sistem SASARAN penghargaan sebesar 60%. PEMBANGUNAN Terbangunnya sistem perlindungan dan terlaksananya Sistem perlindungan sebesar 60%. Pengembangan Standar Kompetensi dan Sistem sertifikasi P&TK Tercapainya 40% P&TK yang mempunyai sertifikat profesi. Pengembangan Sistem dan Terlaksananya Akreditasi satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Akses dan Pemerataan Pembangunan Sistem Informasi Manajemen P&TK Pengembangan Rencana Kebutuhan dan Strategi Rekrutmen P&TK Mutu dan Relevansi Penyusunan Rencana Pengembangan mutu P&TK Sertifikasi Pendidik dan tenaga Kependidikan KEGIATAN Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi P&TK POKOK Pengembangan dan pelaksanaan terbatas Sistem Kesejahteraan P&TK PEMBANGUNAN Pengembangan dan pelaksanaan terbatas Sistem Penghargaan P&TK Pengembangan dan pelaksanaan terbatas Sistem Perlindungan P&TK Pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan Pengembangan sistem akreditasi pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Pengembangan Kemitraan dengan LPTK dalam preservice training dan inservice training

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIFBanchmarking pada Best Practices di Negara-negara Berkembang yang Banchmarking pada Best Practices tingkat Internasional Setara Mantapnya Pelaksanaan dan Pemanfaatan Hasil Sistem Informasi Kebutuhan Pendidik & Tenaga Kependidikan untuk setiap jenis dan Manajemen P&TK Mantapnya Pelaksanaan dan Pemanfaatan Hasil Sistem Informasi jenjang pendidikan terpenuhi 100% Manajemen P&TK Kebutuhan Pendidik & Tenaga Kependidikan untuk setiap jenis dan Terlaksananya sistem penghargaan (finansial dan non-finansial) yang jenjang pendidikan terpenuhi sekitar 90% Kebutuhan Pendidik & Tenaga Kependidikan untuk setiap jenis dan proporsional dan memadai 100%. jenjang pendidikan terpenuhi sekitar 95% Terlaksananya sistem kesejahteraan bagi 70% P&TK. Terlaksananya sistem penghargaan bagi 100% P&TK Terlaksananya sistem kesejahteraan bagi 90% P&TK. Terlaksananya sistem penghargaan dan memadai 80% Terlaksananya sistem penghargaan bagi 100% P&TK. Terlaksananya sistem penghargaan dan memadai 90% Terbangunnya sistem perlindungan dan terlaksananya Sistem Terbangunnya sistem perlindungan dan terlaksananya Sistem perlindungan sebesar 80%. Terbangunnya sistem perlindungan dan terlaksananya Sistem perlindungan sebesar 100%. perlindungan sebesar 90%. Tercapainya 70% P&TK yang mempunyai sertifikat profesi. Tercapainya 100% P&TK yang mempunyai sertifikat profesi. Tercapainya 90% P&TK yang mempunyai sertifikat profesi. Terlaksananya Akreditasi 80% satuan pendidikan dasar dan Terlaksananya Akreditasi 100% satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Terlaksananya Akreditasi 100% satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah menengah serta pendidikan luar sekolah. Akses dan Pemerataan Pemantapan Sistem Informasi Manajemen P&TK Rekrutmen P&TK sesuai dengan Kebutuhan Mutu dan Relevansi Sertifikasi Pendidik dan tenaga Kependidikan Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi P&TK Pemantapan Sistem Kesejahteraan P&TK Pemantapan Sistem Penghargaan P&TK Pemantapan Sistem Perlindungan P&TK Pemantapan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Pemantapan sistem akreditasi pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Pemantapan Kemitraan dengan LPTK dalam preservice training dan Akses dan Pemerataan Pemeliharaan dan Modifikasi Sistem Informasi Manajemen P&TK Rekrutmen P&TK sesuai dengan Kebutuhan Mutu dan Relevansi Sertifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Peningkatan Kompetensi P&TK Pemantapan Sistem Kesejahteraan P&TK Pemantapan Sistem Penghargaan P&TK Pemantapan Sistem Perlindungan P&TK Pemantapan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Pemantapan sistem akreditasi pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Pemantapan Kemitraan dengan LPTK dalam preservice training dan Banchmarking pada Best Practices tingkat Nasional

Akses dan Pemerataan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen P&TK Rekrutmen P&TK sesuai dengan kebutuhan Mutu dan Relevansi Pemantapan peningkatan mutu P&TK Sertifikasi Pendidik dan tenaga Kependidikan Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi P&TK Pemantapan Sistem Kesejahteraan P&TK Pemantapan Sistem Penghargaan P&TK Pemantapan Sistem Perlindungan P&TK Pemantapan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pengembangan sistem akreditasi pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Pemantapan Kemitraan dengan LPTK dalam preservice training dan

inservice training

inservice training

inservice training

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 25

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal PMPTK (lanjutan)Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Governance & Akuntabilitas Kemandirian: Pengembangan kebijakan dan sosialisasi otonomi pedagogik bagi pendidik. Pengembangan sistem dan perintisan selfprofesional development tenaga kependidikan. Pengembangan model kemandirian satuan pendidikan dalam mengelola, mengembangkan, dan membina pendidik dan tenaga kependidikan. Pengembangan organisasi kelembagaan penjaminan mutu dan akreditasi yang mandiri. Transparansi: Pengembangan sistem perencanaan kebutuhan P&TK Pengembangan dan penyelenggaraan Sistem Rekrutmen dan Penilaian Kinerja P&TK Pengembangan dan rintisan Sistem Pengembangan Karir P&TK Pengembangan dan rintisan kesempatan Pengembangan Diri pada P&TK Pengembangan dan rintisan Sistem Pemberian Penghargaan pada P&TK Pengembangan dan rintisan Sistem pemberhentian dan pensiun Kinerja P&TK Akuntabilitas: Pengembangan dan Perintisan Sistem Pelaporan kinerja pelaksanaan tugas dan kinerja P&TK, satuan pendidikan, Dinas Pendidikan dan LPMP. Tanggung jawab: Pengembangan sistem pengendalian kehadiran P&TK (Time on task). Penyusunan kebijakan dan model pemberdayaan institusi dalam menyediakan fasilitas pengajaran dan pengembangan profesi P&TK Pengembangan dan pemberdayaa Dinas dalam menyediakan fasilitas pengajaran dan pengembangan profesi P&TK Pengembangan dan pemberdayaan LPMP dalam pendataan, pemetaan, advokasi dan fasilitasi pengembangan P&TK. Pengembangan dan pemberdayaan LPMP dalam penjaminan mutu institusi pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan luar sekolah.

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF Governance & Akuntabilitas Kemandirian: Penerapan kebijakan otonomi pedagogik bagi pendidik. Penerapan sistem self-profesional development tenaga kependidikan. Penerapan model kemandirian satuan pendidikan dalam mengelola, mengembangkan, dan membina pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan penjaminan mutu dan akreditasi oleh lembaga mandiri. Transparansi: Penyelenggaraan dan Pemetaan kebutuhan P&TK Pelaksanaan Sistem Rekrutmen dan Penilaian Kinerja P&TK Pelaksanaan Sistem Pengembangan Karir P&TK Pelaksanaan Kesempatan Pengembangan Diri P&TK Pelaksanaan Sistem Pemberian Penghargaan P&TK Pelaksanaan Sistem pemberhentian dan pensiun Kinerja P&TK Akuntabilitas: Pelaksanaan Sistem Pelaporan kinerja pelaksanaan tugas dan kinerja P&TK, satuan pendidikan, Dinas Pendidikan dan LPMP. Tanggung jawab: Pelaksanaan sistem pengendalian kehadiran P&TK (