terjemahan jurnal forensik

Upload: avizena-muhammad-zamzam

Post on 09-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

forensik

TRANSCRIPT

PENELITIAN MENGENAI PEMISAHAN SENYAWA CAIRAN PROTEIN SINOVIALABSTRAK Fraksinasi komponen protein pada cairan synovial manusia dilakukan dengan kertas dan piringan elektroforesis, dan juga berfokus pada isoelektrik. Nilai rata-rata kadar protein total dari cairan cairan synovial yang diperoleh pada 30 pasien yang menderita non spesifik dan traumatic sinovitis, osteoarthritis degenerative atau rheumatoid arthritis adalah 3,6 4,6 g/dl. Tidak ada perbedaan yang signifikan diantara masing-masing arthritis. Pola dari fraksinasi protein cairan synovial dengan kertas elektroforesis sama dengan serum protein. Pada cairan elektroforesis, 20 fraksinasi diidentifikasi pada cairan synovial dan yang menjadi fraksi utamanya adalah albumin. Focus isoelektrik pada serum manusia dengan ampholic carrier ampholyte pada lapisan gel polycramide yang tipis menunjukkan 27 fraksi protein dan 5 isoenzim amylase dan dua diantaranya merupakan fraksi utama. Pada cairan synovial 22 fraksi protein dan 2 isoenzim amylase, yang memiliki nilai isoelektrik yang sama dan fraksi serum utama semuanya dikemukakan pada penelitian ini. Ini memberikan kesan bahwa isoamilase pada cairan synovial didialisa pada enzim plasma.

PENDAHULUAN Cairan yang terdapat pada rongga memiliki viskositas yang tinggi dan jernih. Cairan viskos synovial membentuk cairan antar bagian yang sama kuat dengan permukaan kartilago, maka bentuk tersebut bias terjadi dengan fraksi yang tidak bermakna. Analisa dari cairan synovial bias menjadi hal yang sangat penting dalam hal menentukan diagnosis banding pada gangguan arthritis. Beberapa hasil dari makroskopik, biokimia, bakteriologi, dan tekhnik mikroskopik dari kajian cairan synovial harus dikaitkan guna menetapkan diagnosis dari masing-masing penyakit arthritis. Howen dan Jarvis melaporkan bahwa penelitian dari cairan synovial pada pasien yang menderita penyakit reumathoid arthritis sebelum dan setelah menerima injeksi thiotepa menunjukkan suatu titik yang signifikan pada protein total. Tingkat immunoglobulin pada synovial itu sendiri yang diambil dari sendi lutut menunjukkan perbedaan yang signifikan diantara sampel post mortem dari cadaver tanpa perubahan patologis di dalam sendi, cairan synovial dari sendi menunjukkan sumber inflamasi setempat dari pasien dengan rheumatoid arthritis. Analisa cairan synovial dengan elektroforesis telah ditampilkan untuk mengevaluasi suatu efek dari thiotepa pada rheumatoid arthritis oleh zuckner et.alPenelitian terkini yang dilakukan untuk memisahkan komponen protein dengan kertas dan cairan elektroforesis dan juga focus pada isoelektrik, dan juga sebagai tambahan untuk menetapkan apakah ada atau tidak isoenzim amylase pada cairan synovial dari sendi lutut.

METODE DAN MATERICairan synovial didapat dari sendi lutut dari 30 kasus yang berbeda pada penderita arthritis dan kadar protein diukur dengan reaksi biuret.Kertas elektroforesis diujikan pada model spinco R system pada kertas saring whatmann no.1. dengan menggunakan penyaring veronal pH 8,6 (kekuatan ionic 0,075) pada strip 0,05 ml dari cairan diterapkan dan mencapai 1 mA per strip selama 16 jam.Setelah penyelesaian dari elektroforesis strip selanjutnya, strip tersebut diwarnai diwarnai dengan blue bromphenol untuk menentukan tandanya, kemudian fraksi diteliti dengan analytrol.Cakram elektroforesis dilakukan dengan sebuah canalco, model G system untuk memisahkan kandungan protein pada cairan synovial. Sebuah sampel lapisan dari kolom gel polymerycamide disiapkan dengan mengencerkan 0,02 cairan synovial dengan larutan pori yang besar dan memberikannya untuk photopolymerazed, elektroforesis didamkan selama satu jam pada 5 mA per kolom gel dengan menggunakan suatu buffer tryglicyne ph 8,2 mengandung bromphenol blue sebagai pendeteksinya. Kolom gel dibakukan dan diwarnai dengan amilin blue black dan kemudian diwarnai dengan elektroprectically dengan 7% asam asetat.Focus isoelektrik dilakukan pada ampholine carrier ampholyte pH 3-10 dibentuk pada lapisan tipistipis dari gel poliactilamide. 0,4 cairan synovial atau 0,2 serum manusia dicampur masing-masing dengan ampholin carrier ampholite, acrilamide dan pelarut riboflavin. Campuran tesebut secara cepat disalurkan pada ruang diantara 2 piringan kaca yang masing-masing 1,5 mm. gel tersebut dipolimerasikan dibawah pencahayaan florusen selama 75 menit. Gelas pertama secara hati-hati dihapus, dan disisakan lapisan gel yang tipis, begitu pula pada piringan selanjutnya. Piringan tersebut kemudian dibalik sehingga gel tersebut membentuk kontak yang baik dengan grafik elektroda pada ruangan yang dilembabkan. Sebelum masing-masing elektroda negative tersebut direndam pada 0,4% pelarut ethilenediamine dan elektroda positif pada 0,2% asam sulfur. Elektroda-elektroda tersebut ditempatkan dengan jarak 12 cm dan diberi 200 volt. Diatur sampai titik tertentu sampai 0,5 mA, kemudian dinaikkan sampai 30 volts. Jumlah waktu untuk focus isoelektrik adalah 24 jam pada suhu 4 derajat celcius.Aktivitas amylase diungkapkan dengan dengan menempatkan gel pada kontak dengan suatu gel tepung selama 1 jam pada inkkubasi didalam ruangan yang dilembabkan pada suhu 37 derajat celcius dan kemudian mecelupkannya ke dalam pelarut lugol. Gel pati bisa didapatkan dengan cara photoplymerazation dengan 4% pelarut pati, acrylamide dan pelarut riboflavin.

HASILProtein Total :Kandungan protein total cairan synovial pada non spesicifik sinovitis adalah 4,4g/dl, 4,2g/dl pada traumatic sinovitis, 3,8g/dl pada degenerative osteoarthritis, dan 4,6g/dl pada rheumatoid arthritis. Oleh karena itu tidak ada perbedaan yang signifikan diantara kategori arthritis.

Kertar elektroforesis : gambar 1 menunjukkan pola kertas elektroforesis cairan synovial, yang sama dengan serum protein. Fraksi Albumin alfa1, alfa2, beta, dan ghamma globulin diungkapkan dalam penelitian ini dan presentasinya adalah 50,7,4,5,9,7,18,8,dan 16,3 secara respective. Perbandingan albumin globulin adalah 1,06 (gambar 1)

piringan elektroforesis :fraksi albumin dari cairan synovial merupakan zat terwarnai. Tidak ada fraksi tersendiri pada prealbumin. Beta1 dan beta2 yang lebih terwarnai dibandingkan dengan fraksi yang lainnya kecuali albumin. Tiga fraksi pada alfa1 globulin dan 13 rraksi pada immuno dan alfa2 globulin telah diidentifikasi. Total jumlah fraksi adalah 20 pada rata-ratanya.

Focus isoelektrik : Focus isoelektrik pada cairan synovial dengan ampholin carrier ampholyte ph 3-10 pada lapisan gel polycrylamide yang tipis menunjukkan 22 fraksi protein. Lima isoenzim amylase dan 27 fraksi protein pada serum manusia telah diidentifikasi, namun dua amylasenya merupakan fraksi utama. Pada cairan synovial dua isoenzim amylase, yang memiliki nilai isoelektrik sama dengan fraksi utama serum telah diobservasi.

DISKUSIsebaliknya, volume normal cairan sendi seperti pada lutut diperkirakan antara 0,5 sampai 2 ml, ini biasanya menjadi hal yang sulit, dibawah nilai normal, untuk mengambil lebih dari beberapa satu atau titik pada saat yang sama. Demonstrasi dari keberadaan cairan dari beberapa kepentingan klinik biasanya mengindikasikan sebuah keadaan patologis atau nilai abnormal dari cairan yang berada dalam rongga sendi. (sideman dan sideman, 1974 ). Pada penelitian ini, sampel cairan synovial dari sendi lutut dikumpulkan dari pasien dengan berbagai bentuk arthritis. Mekanisme produksi cairan synovial pada sendi yang normal tidak sepenuhnya dimengerti. jaringan vascular yang tinggi menyediakan proses dialysis membrane diantara rongga sendi dan konstituensi darah. Dialisa plasma mengalir kedalam rongga sendi dan mempersiapkan untuk melumaskan sebaik mungkin untuk mensuplai nutrient untuk sendi tulang rawan. Brown et al. 1969 mengemukakan bahwa pertukaran nilai protein serum pada cairan synovial tergantung pada ukuran molekuler, begitu juga sebaliknya, dari cairan synovial menuju plasma, tidak bisa dijelaskan. Pruzanski et al. melaporkan bahwa penelitian mereka pada pasien dengan arthritis menyatakan keduanya secara tidak langsung eksudasi yang berlebihan dai protein plasma menuju cairan synovial dan produksi in situ immunoglobulin. Maka dari itu, Cairan synovial, dalam hal dialysis plasma darah mengandung protein. Ini telah dikemukakan bawha total protein yang terkandung lebih rendah dibandingkan dengan plasma, perbedaannya dari 1 sampai 2g/100ml (sideman dan sideman, 1974 ) atau satu dari tiga serum total protein dengan suatu globulin albumin memiliki rasio 2 : 1 ( yehia dan duhcan, 1975 ). Pada penelitian terkini, total protein yang terkandung dari cairan synovial lebih tinggi dari biasanya dari nilai normal dan menunjukkan kurang lebih tingkat protein yang sama dengan nilai normal (4,4 g/100ml). howes dan jarris (1965) pada rheumatoid arthritis. Tingkat immunoglobulin pada cairan synovial dari arthritis lebih tinggi secara signifikan dari sampel postmortem pada cairan synovial yang diambild ari cadaver tanpa perubahan patologis pada sendinya (Hrncir et al., 1972) data ini memberikan kesan bahwa total protein yang terkandung meningkat pada arthritis. Cairan synovial dari pasien dari rheumatoid arthritis dipisahkan menjadi albumin, alfa1, alfa2, beta, dan gamma-globulin dengan menggunakan kertas elektroforesis dan perbandinganalbumin globulin lebih rendah dibandingkan dengan nilai normal yang telah dikemukakannya (howes dan Jarvis, 1965, zuckner et al., 1966) dan juga bentuk yang sama diobservasi pada penelitian ini. Dengan adanya fakta ini, ini memberikan kesan bahwa fraksi gamma-globulin meningkat pada atritis. Dengan perkembaran yang terus-menerus dari peraltan dan tekhnik elektroforesis, kertas saringan telah digantikan dengan media pendukung, seperti asetat selulosa, pati dan gel polyacrylamide. Gel polyacrilamyde ( piringan ) elektroforesis telah dibentuk dengan mengambil manfaat dari penyesuaian diri dari ukuran pori-pori pada gel sintetis dan resolusi yang tinggi pada pelaporan yang sanngan singkat (orstein,1964). Beberapa penelitian pada piringan elektroforesis telah menyamakan dengan cairan synovial meskipun data yang luas pada cairan biological yang lain. Pada penelitian ini, total fraksi cairan synovial dengan piringan elektroforesis menunjukkan suatu nilai rata-rata yaitu 20 dan albumin merupakan fraksi utamanya. tekhnik terbaru dari focus isoelektrik dikembangkan dan dikenalkan sebagai metode yang paling sensitive untuk memisahkan protein. 22 fraksi protein diungkapkan dengan focus isoelektrik pada sampel cairan synovial manusia.Di sisi lain, kami meneliti dua isoenzim amylase pada cairan synovial dan nilai isoelektrik yang sama dengan fraksi serum utama. Ini memberikan kesan bahwa isoamilase pada cairan synovial di dialisa pada enzim plasma. Kami juga mendemostrasikan isoenzim amylase pada kandung empede (kin dan Hong, 1974) saliva, serum, jus pancreas (Kim dan Hong 1975), cairan serebrospinal, cairan pericardial dan cairan amniotic. Aktivitas dari isoenzym amylase pada cairan bilogis kecuali saliva manusia dan jus pancreas sangatlah rendah, maka dari itu, ini belum tentu bahwa enzim-enzim tersebut memiliki peran bilogis atau peran yang lebih pada proses dialisa.