terapi igduhg

8
ANAMNESIS Pasien By.SNA laki-laki usia 9 bulan datang ke IGD RSUD Tugurejo, dengan keluhan BAB cair selama 2 hari dengan frekuensi >5x/hari. BAB nyemprot @ ¼ gelasbelimbing, berwarna kuning, tidak ada darah maupun lendir. Muntah 2x isi cairan sesuai yang dimakan. Demam 2 hari, terus menerus, tidak mengalami kejang, mimisan maupun gusi berdarah. Anak tampak kehausan dan rewel. Riwayat sebelumnya dan lingkungan rumah sekitar pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum : Baik 2. Kesadaran : Compos mentis 3. GPCS : E 4 M 6 V 5 4. Tanda Vital Nadi : 130 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup Respirasi : 30 x/menit Suhu : 38,1° C (aksiler) 5. Status Gizi : BB : 6,8 kg CDC Score : BB/Umur : 7/9 = 77 % (gizi kurang) 6. Status Generalis a) Kulit Turgor kulit : menurun 1

Upload: ibowl-deewee

Post on 07-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hjg

TRANSCRIPT

Page 1: terapi IGDuhg

ANAMNESIS

Pasien By.SNA laki-laki usia 9 bulan datang ke IGD RSUD Tugurejo,

dengan keluhan BAB cair selama 2 hari dengan frekuensi >5x/hari. BAB

nyemprot @ ¼ gelasbelimbing, berwarna kuning, tidak ada darah maupun lendir.

Muntah 2x isi cairan sesuai yang dimakan. Demam 2 hari, terus menerus, tidak

mengalami kejang, mimisan maupun gusi berdarah. Anak tampak kehausan dan

rewel. Riwayat sebelumnya dan lingkungan rumah sekitar pasien tidak ada yang

mengalami keluhan serupa.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Compos mentis

3. GPCS : E4M6V5

4. Tanda Vital

Nadi : 130 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup

Respirasi : 30 x/menit

Suhu : 38,1° C (aksiler)

5. Status Gizi :

BB : 6,8 kg

CDC Score :

BB/Umur : 7/9 = 77 % (gizi kurang)

6. Status Generalis

a) Kulit

Turgor kulit : menurun

b) Mata

Mata cekung (+/+),

c) Abdomen

Auskultasi : Bising usus meningkat

Palpasi : turgor sedikit menurun

1

Page 2: terapi IGDuhg

DIAGNOSA : Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang

PENATALAKSANAAN :

Infus RL guyur 70cc 10 tpm

Inj. Ondansentron 2 x 1 mg

Paracetamol Syrup 3 x ¾ cth

L bio 2 x ½ sachet

Zinc syrup 1 x ¾ cth

Cek darah rutin

Darah Rutin

Jenis Hasil Satuan Nilai normal

Leukosit 10.08 103/ul 5.0 – 14.5

Eritrosit 4.56 106/ul 3.8 – 5.8

Hemoglobi

n11.30 g/dl 10.8 – 15.6

Hematokrit L 32.80 % 33 – 45

Trombosit 325 103/ul 184 – 488

MCV L 71.90 fL 74 – 108

MCH 24.80 Pg 22 – 34

MCHC H 34.56 g/dl 28 – 33

RDW H 15.30 % 11.5 – 14.5

Eosinofil

absolute0.00 103/ul 0.045 – 0.44

Basofil

absolute0.01 103/ul 0 – 0.2

Netrofil

absolute5,98 103/ul 1.8 – 8

Limfosit

absolute3.14 103/ul 0.9 – 5.2

Monosit

absolute0.81 103/ul 0.16 – 1

Eosinofil L 0.00 % 2 – 4

2

Page 3: terapi IGDuhg

Basofil 0.10 % 0 – 1

Neutrofil 59.30 % 50 – 70

Limfosit 31.20 % 25 – 50

Monosit 9.40 % 1 – 6

PROBLEM

1. Apakah penyebab diare yang dialami pasien?

2. Apakah di IGD dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis

pasien?

3. Apakah terapi penanganan awal IGD yang diberikan sudah tepat untuk kondisi

pasien ini?

ANALISIS PROBLEM

Pasien diare 2 hari SMRS, frekuensi BAB cair > 5 x/ hari, sehingga pasien

ini dapat digolongkan menjadi diare akut. tiap kali BAB ± ¼ gelas belimbing

berwarna kuning, keluar nyemprot (+). Tampak haus (+) dan rewel.

Dari pemerikasaan fisik ditemukan keadaan umum : baik, suhu : 38,2 oC

(aksiler), Nadi 130x/menit, irama regular, respiratory rate 30x/menit. Pada

abdomen didapatkan bising usus meningkat (+) turgor sedikit menurun (+). Dari

pemeriksaan fisik dan anamnesis dapat ditentukan derajat dehidrasi yaitu

dehidrasi ringan sedang.

Symptom

Tanpa dehidrasiDehidrasi ringan

sedang/ tak beratDehidrasi berat

kehilangan cairan

< 5% BB

kehilangan cairan

5-10% BB

kehilangan cairan

>10% BB

KesadaranTidak ada tanda dan

gejala yang cukup

untuk

mengelompokkan ke

dalam dehidrasi

berat atau tak berat.

Normal, lelah,

gelisah, irritable

Apatis, letargi, tidak

sadar

Mata Sedikit cekung Sangat cekung

Cubitan kulit Kembali lambat Kembali>2detik

Minum HausMalas/ tidak bisa

minum

3

Page 4: terapi IGDuhg

Dari pemeriksaan darah rutin didapatkan hasil dalam batas normal dan

tidak ada tanda-tanda infeksi, sehingga diagnosa banding penyebab diare akut

kali ini yaitu malabsorbsi lemak, rotavirus dan intoksikasi. Pemeriksaan feses

rutin sebaiknya juga diusulkan agar dapat mengetahui penyebab diare yang lebih

jelas.

Pada pasien ini memiliki status gizi yang kurang. Dalam keadaan tersebut

akan menyebabkan atrofi vilus usus halus. Atrofi ini akan menyebabkan absorbsi

air dan zat-zat lain yang harusnya diabsorbsi dan diedarkan ke dalam sirkulasi

darah dan pembuluh limfe menjadi tidak terabsorbsi. Oleh karena itu, chyme yang

terbentuk masih mengandung banyak air dan zat-zat lain sehingga feses yang

dikeluarkan menjadi encer. Selain itu, malnutrisi juga dapat menyebabkan

berkurangnya fungsi imunitas pada tubuh dan perubahan struktur mukosa usus.

Jika sistem imun pada tubuh terganggu, maka tubuh akan mudah sekali terkena

infeksi. Jika keadaan imun normal, maka sistem imun tubuh dapat menangkal

bakteri patogen tersebut sehingga tidak akan terjadi diare.

Penatalaksanaan rehidrasi awal pada kasus ini dengan mengguyur 70ml

dilanjutkan tetesan maintenance 10 tpm. Menurut penulis terapi tersebut kurang

sesuai dimana sebaiknya pemberian cairan RL sebanyak 20 tpm dengan

kebutuhan cairan pasien (6,8 kg) yaitu 200ml/kgBB/hari. Apabila sudah tidak

tampak adanya tanda dehidrasi atau kelebihan cairan, barulah dilanjutkan dengan

terapi cairan maintenance yang mengandung elektrolit dan glukosa untuk

mengganti cairan, elektrolit dan glukosa yang hilang selama diare dengan tetesan

makro 10 tpm. Pemilihan cairan kristaloid RL dimungkinkan karena :

Kebutuhan rehidrasi cepat karena osmolaritas yang rendah untuk pengisian

cairan intravaskuler.

Komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang

dikandung cairan ekstraseluler. (Na = 130 mEq, K = 4 mEq, Cl = 109 mEq,

Ca = 3 mEq, basa = 30 mEq)

Tidak menyebabkan reaksi anafilaktik

Biaya lebih murah

4

Page 5: terapi IGDuhg

Diare cair akut, darah (-), lendir (-), darah rutin (N) belum indikasi

pemberian antibiotic. Pemberian antibiotik yang tidak sesuai dapat memperburuk

diare karena membunuh flora normal dalam usus. Injeksi ondansetron 0,1

mg/kgBB/12jm 0,7-1mg untuk mengatasi mual dan muntah sudah sesuai. L bio

sachet bermanfaat meningkatkan jumlah flora normal dalam usus sebagai

antimikroba terhadap beberapa patogen dengan dosis yang digunakan usia <2th

1sachet/hari. Sejumlah mikroorganisme seperti L.Bulgarius, S.thermophilus dan

L.acidophilus mempunyai aktivitas laktase in vivo dan membantu mempercepat

digesti laktosa sehingga dapat mengobati diare akibat intoleransi laktosa. Dosis

Zinc syrup sebaiknya ditingkatkan dengan dosis 20 mg/hari (usia > 6 bulan) atau

1 x I cth untuk reepitelisasi usus dan meningkatkan respon imun. Pemberian

paracetamol sebagai obat penurun panas dengan dosis 10-15mg/kgBB/kali 70-

105 mg ( ½ - ¾ cth) sudah sesuai.1,2.3

5

Page 6: terapi IGDuhg

DAFTAR PUSTAKA

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Panduan Pelayanan Medis Ilmu Kesehatan

Anak. Jakarta : Penerbit IDAI

2. Departemen ilmu kesehatan anak FK UNDIP. Diare akut. Buku ajar ilmu

kesehatan anak. Semarang : badan penerbit UNDIP; 2011. Hal 124- 133

3. Staf Pengajar ilmu kesehatan anak FKUI. Diare pada bayi dan anak. Buku kuliah

ilmu kesehatan anak. Vol 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.hal.283-294.

6