manual terapi

59
MANUAL TERAPI Pada ACROMIOCLAVICULAR JOINT OLEH HIMYAR, DIP.PT. DiSAJIKAN PADA PERTEMUAN FISIOTERAPI CAB PADANG DAN BUKITTINGGI TGL 8 MEI 2011 DI RS.SITI RAHMAH PADANG

Upload: umairoh-fadhillah

Post on 27-Dec-2015

132 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

manual terapi

TRANSCRIPT

Page 1: manual terapi

MANUAL TERAPI

PadaACROMIOCLAVICULAR JOINT

OLEH

HIMYAR, DIP.PT.

DiSAJIKAN PADA PERTEMUAN FISIOTERAPI CAB PADANG DAN BUKITTINGGI

TGL 8 MEI 2011DI RS.SITI RAHMAH PADANG

Page 2: manual terapi

Pendahuluan

Sendi acromioclavicular ( AC joint) merupakan pertemuan antara ujung clavicula yang lebih konveks dgn ujung scapula ( acromion ) yang lebih koncaf.

Pada posisi netral (normal) permukaan acromion menghadap ke medial arah ventro –caudal.

Pada gerakan elevasi >>> translasi acromion ke cranial dan clavicula ke caudal.

Page 3: manual terapi

Sendi AC merupakan sendi synovial yang dihubungkan oleh diskus dan diperkuat oleh kapsul dan ligament dgn garis sendi antero-posterior sedikit mediolateral.

LPP yaitu posisi anatomis sedangkan CPP pada posisi abduksi 30 derajad.

Pembatasan gerak pada Ac joint dapat terjadi antara lain oleh : immobilisasi lama, artrosis,

trauma dan arthritis dan dapat juga adanya perubahan gerak digelang bahu yang lain.

Page 4: manual terapi
Page 5: manual terapi

1. Pada gerakan depresi >>> terjadi gerakan acromion ke caudal dan clavicula ke cranial.

2. Pada gerakan protraksi >>> terjadi gerakan acromion ke ventral dan clavicula dorsal.

3. Pada gerakan retraksi >>> terjadi gerakan acromion ke dorsal dan clavicula ke ventral.

Pemeriksaan AC joint

Pemeriksaan yang akan kita lakukan hanya secara sistematik pemeriksaan fungsi regio bahu dan pemeriksaan joint play AC joint.

Page 6: manual terapi

Sebelum melakukan manual terapi pada AC joint tentu kita harus melakukan pemeriksaan untuk menentukan diagnosanya dan sekaligus tentu akan menentukan MT apa yang sesuai. Pemerksaan AC joint artinya kita akan memeriksa fungsi scapula dan clavicula yaitu dgn gerakan elevasi, protraksi,retraksi dan ADD horizontal. Tidak jarang terjadi bahwa sakit pada AC joint menja lar ke arah leher ( dermatom C4 ) . Jadi bila kita pe- riksa pada C4 ada sakit juga,sudah mendukung ada nya kelainan pada AC joint.

Page 7: manual terapi

Pemeriksaan Fungsi 1.Pemeriksaan gerak aktif > Elevasi bahu > Depresi bahu > Protraksi bahu > Retraksi bahu. 2. Pemeriksaan gerak pasif > Elevasi bahu > ABD glenohumorale > Ekso rotasi > Endo rotasi > ADD horizontal

Page 8: manual terapi

Pemeriksaan gerak isometrik melawan tahanan

> ABD glenohumorale > ADD > Ekso rotasi > Endo rotasi > Flexi siku > Extensi siku

Page 9: manual terapi

Pemeriksaan Joint Play Movement Acromioclavicular Joint 1. scapula ; traksi ke lateral Pasien : duduk dgn lengan relaks Terapis : berdiri dibelakang pasien. Fiksasi : tangan yg tdk sesisi memfiksasi clavicula menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yg ditekuk Pelaksanaan : Tangan yg lain memegang acromion menggunakan ibu jari >>

Page 10: manual terapi

dan jari telunjuk ,kemudian melakukan traksi kearah lateral sedikit dorsal.

Page 11: manual terapi

2. Clavicula ; Gliding ke ventro- dorsal Pasien : duduk dgn lengan bawah diatas meja, bahu sedikit abduksi Terapis : berdiri dibelakang pasien Fiksasi : tangan sesisi memfiksasi acro- mion menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Peleksanaan : tangan yg lain memegang clavicula ujung sebelah lateral meng- gunakan ibu jari dan jari telunjuk >>>

Page 12: manual terapi

kemudian melakukan gliding kearah ventral sedikit lateral dan dorsal sedikit medial

Page 13: manual terapi

Treatment ( Terapi ) Sebelum melakukan Manual Terapi ada aturan-aturan yang hrs diketahui oleh te- rapis : 1. Posisi pasien ; pasien diposisikan yang enak dan otot –otot nya relaks. Sendi diposisikan pd posisi istirahat ( MLPP) atau actual resting position( ARP ). Tulang pembentuk sendi difiksasi pd bagian proksimalnya.

Page 14: manual terapi

2. Posisi Terapis Terapis harus berdiri atau memposisikan diri sedekat mungkin dgn pasien. Berdiri yg stabil dan jika memungkinkan gunakan gravitasi atau berat badan utk mendorong atau menarek. 3. Fiksasi Untuk memfiksir dapat digunakan tangan terapis atau menggunakan sabuk atau di bantu orang lain. Fiksasi tdk boleh menim- bulkan nyeri/sakit.

Page 15: manual terapi

4.Tangan Terapis yg bergerak Tangan terapis memegang bagian tubuh sedekat mungkin dgn ruang sendi yang hendak digerakkan. 5. Arah gerakan Arah gerakan translasi selalu tegak lurus atau sejajar dgn bidang terapi.Gerakan tegak lurus terhadap dan kearah bidang terapi disebut traksi.

Page 16: manual terapi

Indikasi Traksi dan Gliding Traksi : Grade I ; untuk mengurangi nyeri sll digunakan pada saat melakukan glide-mobilisasi. Grade II ; untuk tes joint play mov. Grade III; untuk tes joint play mov untuk menambah mobi- litas sendi.

Page 17: manual terapi

Indikasi dan Kontra indikasi

Indikasi manual terapi adalah semua gangguan fungsi alat penggerak tubuh.

Contoh : > joint blockade

> joint hypomobility reversible

> pemendekan otot

> tendinitis

> tendomyositis

> dll

Page 18: manual terapi

Kontra indikasi mutlak manual terapi > TBC tulang > ankylosing > osteomyelitis > kekakuan irreversible > kangker tulang > dll. > osteoporosis > fraktur > invective arthritis > wipllash injury Kontra indikasi relatif manual terapi > Cidera dgn aktualitas tinggi > Spondylolisthesis > Hemi sacralisasi > Kehamilan dll

Page 19: manual terapi

Pelaksanaan Manual Terapi pada AC joint

Scapula ; traksi ke lateral

Pasien : duduk

lengan bawah diletakkan diatas

meja atau tempat tidur.

Sendi bahu sedikit abduksi

Terapis : Berdiri dibelakang pasien.

Fiksasi : Tangan yg tdk sesisi memfiksasi

clavicula menggunakan jari te-

lunjuk yg ditekuk( dari ventral )

dan ibu jari ( dari dorsal)

Page 20: manual terapi

Pelaksanaan : Tangan yg lain memegang acromion menggunakan

jari telunjuk ( dari ventral) dan ibu jari (dari dorsal )

dan melakukan traksi ke arah lateral sedikit dorsal.

Page 21: manual terapi

Clavicula ke ventral

Pasien : Tengkurap

Terapis : Berdiri di sisi yang sehat

Fiksasi : Jari-jari tangan yg sesisi meme-

gang acromion dari ventral dan

memfiksasinya ke tempat tidur

( dgn diganjal kantong pasir )

Pelaksanaan :

Kedua ibu jari diletakkan diujung lateral clavicula sebelah dorsal, kmdn menggerakkan gliding kearah ventral sedikit lateral

Page 22: manual terapi
Page 23: manual terapi

Clavicula ke dorsal

Pasien : Duduk

Terapis : Berdiri di samping sisi yg sakit

Fiksasi :Tangan yg tidak sesisi

memfiksasi scapula dari sebelah dorsal.

Pelaksanaan :

Tangan yg lain diletakkan di ujung lateral clavicula dari sebelah ventral, kemudian melakukan gliding kearah dorsal sedikit medial.

Page 24: manual terapi
Page 25: manual terapi

Daftar Pustaka 1.De Wolf, A.N. , Onderzoek van het bewe gingsaparaat. Samson Stafleu, Brussel,1982 2. Mink,A.J.F et al.,Extremiteiten, Functie- onderzoek en manuele therapie.Bohn,Schel tema Holkema ,Utrecht,1990. 3. Syaitibi Mudatsir,Dipl,PT,Spsi, Mengenal Gerakan Sendi Menuju Manual Terapi,2002.

Page 26: manual terapi

ANALISA PATOLOGI GERAK DAN FUNGSI PADA

NECK and SHOULDER

Oleh

HIMYAR,DIP.PT

Disampaikan pada Seminar Manual Terapi

Neck end Shoulderdi Hotel Padang 17 Juli 2011

Page 27: manual terapi

GERAKAN >>>>>>>> FUNGSI

FISIOTERAPI = PEKERJAAN MENGGERAKAN

Page 28: manual terapi

Pendahuluan Untuk memberikan intervensi Manual Terapi

pada Neck and Shoulder sangat perlu kejelasan

diagnose, dan utk itu harus dianalisa patologi gerak

dan fungsi neck and shoulder tersebut.

Menganalisa gerak dan fungsi neck and shoulder,tdk

bisa hanya lokal saja tetapi harus secara segmental

( quarter analysis ) artinya shoulder ada kaitannya

atau pengaruhnya terhadap cervical dan sendi-sendi

lain pada extremitas yang bersangkutan,begitu pula

sebaliknya.

Page 29: manual terapi

Kemampuan bergerak tulang Neck( leher ) > Diskus intervertebralis dapat dianggap

sebagai pusat pergerakan. > Arah gerakan sangat ditentukan oleh

posisi sendi faset. > Antara C1 dan C2 terdapat dua sendi

faset. > C1 ( atlas ) mempunyai dua buah

lengkungan yang diantara lengkungan tsb terdapat dens

dari C2,se – hingga antara C1 dan C2 hanya ada

gerakan rotasi.

Page 30: manual terapi

Ciri khas tulang leher: 1. Posisi facet joint hampir horizontal dan sedikit miring kebelakang. Posisi ini memungkinkan terjadinya gerakan luas disekitar ketiga po ros utama ; fleksi/ekstensi, latero fleksi dan ro tasi. 2. Dengan adanya processus uncinatus, waktu ge rakan laterofleksi dan rotasi seolah-olah ber- sambung dgn sisi diskus. Bila terjadi degenerasi diskus, maka cepat timbul osteofit-osteofit disekitar foramen intervertebrlalis yang dapat me lukai saraf spinalis.

Page 31: manual terapi
Page 32: manual terapi

Degenerasi Akibat adanya proses degenerasi yaitu semenjak umur 20 thn diskus intervertebralis mengalami: - integritas serabut-serabut colagen berkurang. - bertambah lunak dan lebih mudah berubah bentuk - makin lambat pengembalian ke bentuk semula - terjadi pengecilan diskus yang mengakibatkan mengendornya ligament dan seterusnya akan terjadi instabil sendi. Degenerasi dapat terjadi lebih cepat apabila diskus terus menerus terluka oleh rudapaksa mekanik, bila fleksi leher yang lama( membaca,menulis, bantal yg terlalu tebal.

Page 33: manual terapi
Page 34: manual terapi

Patologi gerakan dan fungsi Neck and Shoulder

Proses proses patologi yang berasal dari leher (neck)memberikan problem / keluhan yang luas/besardaripada keluhan yang berasal dari persendian perifer. Tidak bisa/hampir tidak mungkin untuk menggerakan struktur yang berada didalam atau sekitar cervikal/leher secara tersendiri.Kita tida selalu dapat menunjukan adanya substrat anatomi patologis yang jelas. Maka dari itu kita dapat memberikan secara garis besar saja tentang keluhan –keluhan yang berasal dari leher/ neck yaitu:

Page 35: manual terapi

1. Apakah terdapat petunjuk adanya patologi dari tulang cervikal ? Patologi pada tulang dpt diduga apabila gerakan di dalam bagian tulang yang bersangkutan menimbulkan keluhan bertambah. Membedakan antara gerakan dari tulang dan persendian yang berbatasan sering sulit. 2. Apakah terdapat petunjuk adanya luka artikuler,patologi diacus atau gangguan pada sendi faset? Luka artikuler dapat mengakibatkan pembatasan gerak. Pola capsuler pada Neck yaitu : > pembatasan gerak ekstensi sangat besar > pembatasan rotasi dan lateral fleksi sama besar > gerakan fleksi cukup normal.

Page 36: manual terapi

3. Apakah ada petunjuk adanya tekanan pada dura mater? Bila tekanan pada dura mater terutama fleksi leher biasanya sakit yang sangat. Juga waktu batuk,bersin atau mengejan rasa sakit pada leher akan bertambah. 4. Apakah ada petunjuk adanya penekanan pada akar-akar saraf spinal ? Bila ada penekanan pada saraf spinal mengakibatkan gejala rasa sakit,parestesia kemacetan fungsi sa raf sensorik dan motorik ( dermatom dan myotom)

Page 37: manual terapi

5. Apakah terdapat petunjuk adanya tekanan pada medula spinalis? Bila ada penekanan pada medula spinalis hampir selalu mengakibatkan gejala bilateral: parestesia kekejangan, hiperrefleksi.

6. Apakah ada petunjuk adanya gangguan pada otot atau ligamen ? Bila ada suatu luka atau keadaan patologis pada otot /tendon harus dpt ditunjukan dgn timbul rasa sakit dgn tes isometrik ( pada neck sulit utk dilaksanakan utk setiap otot )

Page 38: manual terapi

Rasa sakit Ada tiga tingkatan rasa sakit pada neck: 1. Sakit pada daerah leher bagian atas , menjalar ke kepala bag belakang dan kadang –kadang sampai kedalam tengkorak. 2. Sakit pada daerah leher bag tengah, biasanya sakit dalam tengkuk dan leher, kadang –kadang ke dalam lengan atau tangan 3. Sakit pada daerah leher bagian bawah,biasanya menjalar kedaerah scapula Rasa semutan Biasanya rasa parestesia tedapat didalam jari tangan dimana lokalisasi disini sangat penting.

Page 39: manual terapi

untuk menentukan lokalisasi pada tingkatan mana struktur saraf teransang: > tekanan pada akar saraf C6 semutan pada ibu jari dan jari telunjuk > tekanan pada akar saraf C7 semutan pada jari te- lunjuk ,jari tengah dan jari manis > tekanan pada akar C8 semutan pada jari manis dan kelingking. > tekanan pada plexus brachialis ,rasa semutan pada kelima jari tangan Rasa pusing Rasa pusing dapat terjadi akibat adanya patologi cer vikal yang berhubungan dgn posisi atupun akibat>>>

Page 40: manual terapi

gerakan-gerakan kepala ,dimana adanya penekanan a. Vertebralis yaitu pada posisi tertentu

Page 41: manual terapi

Gangguan-gangguan pembatasan gerak pada neck ( rasa sakit pada gerakan cervikal) Sebagaimana sudah diterangkan diatas bahwa pola- capsuler pada cervikal yaitu gerakan ekstensi sangat terbatas,lateral fleksi agak terbatas sedangkan fleksi cukup normal. >>>> ARTHROSIS <<<<< Gangguan ini sifatnya simetris apabila semua sendi terkena dalam ukuran yang sama berat.

Bila pembatasan geraknya asimetris,biasanya ditun- jukan salah satu sisi. Gambaran ini biasanya kita ke- nal dgn TORTICOLIS.

Page 42: manual terapi

Torticollis akut > pada umumnya timbul secara mendadak. > timbul sering waktu bangun tidur dimana akibat dari posisi tidur yang kurang baik. > keluhan begitu berat sehingga tidak bisa leher di gerakan ke posisi yang normal/netral > bila rasa sakit sebelah kanan, maka kepala berada dalam posisi laterofleksi dan rotasi ke kiri. > gerakan fleksi aktif masih mungkin sedangkan gerakan ekstensi biasanya terbatas dan sakit. > walaupun para ahli belum sepakat berpendapat mengenai penyebab dari torticllis akut, pendapat>>

Page 43: manual terapi

dari Dr.A.N.de Wolf cs adalah adanya perubahan bentuk dari discus intervertebralis. Yaitu beberapa lapis tipis yang sentral dari annulus fibrosus rusak sehingga sebagian nucleus pulposus didalam batas- batas discus berpindah kearah posterolateral. > biasanya penyembuhan dapat dipercepat dengan menerapkan terapi manual ( hati-hati)

Hipertoni m. Sternocleidomastoideus > gejala hampir bersamaan dengan torticollis,bedanya yaitu gerakan rotasi dan laterofleksi tidak terbatas ke arah yang sama ( misalnya rotasi kekanan dan laterofleksi ke kiri)

Page 44: manual terapi

> ada bentuk konginetal,yaitu suatu luka pada otak dapat mengakibatkan spasme dari m. Sternoclei domastoideus > pada anak kecil antara umur 5 dan 10 tahun pe- nyebabnya kadang-kadang merupakan suatu lymphadenitis colli.

Gejala neck lokal :> keluhan ini tdk gawat dan terdapat pada umur 25 sampai 40 tahun > Juga terdapat keluhan sakit dan pembatasan gerak pada rotasi dan laterofleksi kearah satu sisi,tetapi pasien dapat mempertahankan kepala dalam po sisi netral.

Page 45: manual terapi

Sakit pada neck yang tdk spesifik > Adanya rasa sakit pada berbagai posisi akhir tanpa ada pembatasan gerak yang jelas. > Sakit biasanya bertambah bila neck diposisikan dalam posisi tertentu yang agak lama. misalnya ; - membaca lama ( fleksi ). - mengecat plafon ( ekstensi lama ) - tidur senang dgn menukar bantal tebal dan tipis bergantian. > Perkiraan gambaran ini menunjukan adanya dege- nerasi discus sehingga timbul instabilitas sendi dimana rasa sakit akan dirasakan didalam ligament ligamen dan simpai sendi-sendi faset.

Page 46: manual terapi

SKEMA PEMBAGIAN PATOLOGI GERAK DAN FUNGSI PADA NECK

1. Gangguan –gangguan yang menyolok: a. Arthrosis - pasien usia lanjut - pembatasan gerak yang simetris dgn end feel keras. - keluhan sakit tdk banyak b. Torticolis akut - pasien muda (15 -25 tahun ) - rotasi dan laterofleksi terbatas kesisi yang sama

Page 47: manual terapi

- lokasi sakit disisi lainnya. - penyembuhan spontan dlm waktu 2 minggu. - sering terjadi residif. c. Sindrom servikal lokal - umur 25-40 tahun - gambaran sakit kurang berat. - pada posisi akhir lebih terasa sakit dari pada pembatasan gerak. d. Hipertoni m.sternocleidomastoideus - rotasi dan laterofleksi terbatas kearah yang ber- tentangan - pada anak kecil sering akibat lymphadenitis colli - kadang-kadang kongenital

Page 48: manual terapi

- kadang-kadang akibat luka di otak. e. Sakit pada neck yang tidak spesifik - degenerasi discus dengan instabilitas sekunder.

Gejala-gejala tambahan: 2. Gejala-gejala radiculer - monosegmental, kemacetan fungsi motorik dan sensorik. 3. Gejala-gejala dura. - sakit meningkat waktu batuk,bersin,mengejan,me= nelan, fleksi neck. 4. Gejala-gejala kompresi medula spinalis. - parestesia dalam kedua belah lengan - perasaan ada aliran listrik. - timbul refleks patologis. 5. Gejala-gejala vaskuler ( insufisensi a.vertebralis) - kompresi karena osteofit atau hipermobilitas

Page 49: manual terapi

Shoulder Gilder Gerakan yang terjadi pada gelang bahu (shoulder gilder) dimungkinkan oleh sejumlah sendi yang saling berhu- bungan erat: 1. sendi glenohumerale 2. sendi kostovertebral atas 3. sendia akromioclavikular 4. sendi sternoclavikular 5. sendi skapulotorakal 6. sendi suprahumeral 7. sendi intervertebral Gangguan gerakan pada sendi glenohumerale sering mempunyai pengaruh pada sendi-sendi lain,dan seba- liknya.

Page 50: manual terapi
Page 51: manual terapi

Patologi gerak dan fungsi shoulder 1. Apakah ada petunjuk adanya gangguan pada sendi shoulder/ bahu ? Bila ada gangguan pada sendi bahu, akan terdapat pembatasan gerak dengan pola capsuler,yaitu dgn gerakan pasif eksorotasi lebih terbatas dari abduksi dan abduksi lebih terbatas dari endorotasi. 2. Apakah ada petunjuk adanya painful arc ? Adanya painful arc berarti ada kompresi/penekanan yang sifatnya sementara dari suatu stuktur yang sakit. Sebagai contoh adalah adanya kompresi pada bursa sub acromialis pada abduksi l/k 70 derajat.

Page 52: manual terapi

3.Apakah ada petunjuk adanya terdapat gangguan pada satu atau lebih otot dan /atau tendon? Gangguan pada otot atau tendon akan terasa sakit apabila diberikan tahanan secara isometrik. 4. Gangguan gerak dan fungsi yang perlu juga di ketahui yaitu luka /sakit pada sendi akromioklavi kuler. Pada pemeriksaan fungsi sering terdapat kelainan: - adanya rasa sakit dari adduksi horizontal secara pasif. - adanya rasa sakit satu atau lebih gerakan pasif dalam posisi maksimal (end feel) - kadang-kadang ada rasa sakit pada adduksi yang ditahan ( adanya tegangan pada lig akromioclavikuler)

Page 53: manual terapi

5. Apakah ada petunjuk adanya gangguan pada neck ( cervikal).? Jika gerakan cervikal menimbulkan keluhan pada shoulder,maka analisa kita harus ditujukan pada kelainan yang terdapat pada cervikal. Dalam kenyataan bahwa keluhan pada shoulder dapat timbul secara segmental,dimana rasa sakit daerah deltoid ternyata berasal dari segmen C5. sedangkan rasa sakit pada gerakan sendi AC dan sendi sternoclavikuler marupakan segmen dari C4. ( yang kita kenal dengan Dermatom C5 dan C4 ) dan kemungkinan dermatom yang lain.

Page 54: manual terapi
Page 55: manual terapi

6. Apakah ada petunjuk bahwa keluhan sama se- kali tidak ada hubungannya dengan gerakan? Maka analisa kita adalah adanya patologi yang sama sekali bukan pada alat penggerak tubuh tetapi ditempat lain ( contohnya : angina pectoris, batu empedu dll ) Dalam menganalisa gerak dan fungsi neck and shoulder, keluhan yang kronis akan menyebabkan hiperaktifitas sistem simpatis pada segment terkait. Sehingga kita dapatkan apa yang disebut dgn myofas- cial trigger point syndrome, atau tedomyosis pada otot-otot paravertebralis,interscapula dll.

Page 56: manual terapi

Beberapa patologi gerak dan fungsi yang sering terjadi

pada shoulder 1.Gangguan yang disertai oleh pola kapsuler; - eksorotasi paling terbatas. - abduksi kurang terbatas. - endorotasi paling kurang terbatas Dengan gangguan seperti ini maka timbul

beberapa istilah serta defenisi seperti:

arthritis,arthrose , fro- zen shoulder,capsulitis. Arthitis >>> ada sakit,pola capsuker + ,

foto Rgn _ Arthrose>>> tdk ada sakit,po;a cap +,

foto Rgn + Frozen shoulder >>> tdk ada sakit,pola

cap + foto R _

Page 57: manual terapi

2. Bursitis subacromion akut; - tidak pola capsuler - sangat sakit - abduksi seringan apapun sdh tersa sakit. - eksorotasi dapat dilakukan 3. Bursitis subacromion kronis; - adanya painful arc. - rasa sakit diakhir gerakan pasif. - tidak pola capsuler. 4. Tendonitis pada otot rotator cuff. 5. Ada kelainan pada sendi

akromioclavikuler; -rasa sakit pada horizontal adduksi pasif. - sakit dapat menjalar ke arah leher

(dermatom C4)

Page 58: manual terapi

Daftar Pustaka 1. Wolf,A N .Onderzoek van het bewengingsaparat Samson Stafleu, Brussel 1987.

2. M ink ,A.J Fetal,Extremiteiten Fungsi OndFerzoe, en Manuale Tterapi.Bhon, Scheltema Holkam, Utrecht 1990.

3. Ikatan Fisioterapi Indonesia Cabang Bandung Jawa Barat, ,Kumpulan makalah Pelatihan Fisio terapi dalam bidang Manual Terapi Extremitas Superior dan Elektro terapi,Bandung 1995.

Page 59: manual terapi

SEKIAN

SEMOGA BERMANFAAT