terapi

Upload: jeffrey-perry

Post on 09-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nhsahlisadhlik

TRANSCRIPT

(tambahan masalah desminore)Dismenorea dibagi dua yaitu, dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Dismenorea primer tidak terdapatnya hubungan dengan kelainan ginekologi, sedangkan dismenorea sekunder disebabkan oleh kelainan ginekologi (Purwaningsih & Fatmawati, 2010). Nyeri menstruasi yang paling sering terjadi adalah nyeri menstruasi primer, dimana nyeri tersebut timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Nyeri menstruasi ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah dan kondisi tubuh yang menurun (Lie, 2004). Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalaminya (Lie, 2004). Di Amerika Serikat, prevalensi dismenorea diperkirakan 45-90%. Puncak insiden dismenorea primer terjadi pada akhir masa remaja dan di awal sia 20-an (Anurogo & Wulandari, 2011). Di Indonesia diperkirakan 55% perempuan usia produktif tersiksa nyeri selama haid (Lie, 2004). Penelitian di Swedia, 80% remaja usia 19-21 tahun mengalami dismenorea, 15% membatasi aktifitas harian mereka ketika haid dan membutuhkan obat-obatan untuk mengurangi dismenorea, 8-10% tidak mengikuti atau masuk sekolah (Desfietni, 2012). Segolongan perempuan yang mengalami dismenorea primer mengatasi serta menyembuhkan nyeri haid tersebut dengan mengkonsumsi obat-obatan secara berkala. Namun sifat obat-obatan tersebut hanya menghilangkan rasa nyeri, maka penderita akan mengalami ketergantungan obat dalam jangka panjang. Apabila dikonsumsi terus menerus akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Penggunaan obat farmakologis menimbulkan efek samping seperti gangguan pada lambung, anemia, dan yang lebih parah adalah dampak mental psikologis yang membuat penderitanya tersugesti dan tidak bisa melepaskan diri dari obat-obatan. Mereka merasa bahwa untuk tidak mengalami nyeri haid maka harus minum obat (Anurogo & Wulandari, 2011). Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, pemijatan dan kompres hangat. Selain itu nyeri haid juga bisa diobati dengan menggunakan tumbuhan herbal antara lain tapak liman, temu putih, kunyit dan sidaguri (Leli, Rahmawati & Atik, 2011). Terapi alternative untuk mengatasi gejala PMS yaitu dengan mengkonsumsi vitamin dan mineral sebaai berikut 1. Asa folat (400 mikrogram)2. Kalsium dengan vitamin D Jumlah kalsium yang dibutuhkan setiap hari Umur (tahun)Miligram per hari

9-18 1300

19-50 1000

Lebih dari 511200

Jumlah kalsium yang dibutuhkn pada ibu hamil dan menyusui sama sesuai umur pada wanita yang tidak dalam kondisi tersebut.

3. Magnesium (400 miligram)4. Vitamin B-6 (50-100 miligram)5. Vitamin E (400 satuan internasional) (Premenstrual Syndrome. U.S. Department of Health and Human Services, Office on Womens Health, 2010)

Selain itu beberapa wanita yang mengalami gejala PMS dapat mengkonsumsi beberapa suplemen seperti :1. Pyridoxine Dosis pyridoxine sekitar 100mg per hari memiliki keuntungan untuk mengatasi gejala premenstruasi dan depresi premesntruasi Dosisi yang direkomendasikan adalah 100-200 mg per hari selama 3 hari sebelum gejala sampai 2 hari setelah menstruasi awal , atau50-100 mg per hari selama satu bulan Pasien harus berhati-hati terhadap gejala toksisitas seperti mati rasa pada tangan dan kaki. Toksisitas pada dosisi yang sangat tinggi dapat menyebabkan neuropati. Terapi dihentikan ketika tidak memberikan efek saat penggunaan selama 3 bulan 2. Amonum Cholride

Pada produk yang mengadung ammonium kloridan dan kafein dapat berfungsi sebagai diuretic ringan saat retensi air pada gejala premenstruasi Mekanismenya adalah dengan mengurangi intake natrium dan air selama beberapa hari sebelum masa menstruasi yang efektif dalam mengurangi retensi cairan.3. Agnus castus ( chaste tree) fruit extract Agnus castus merupakan pengobatan tradisional yang digunakan untuk mengatasi gejala PMS atau masalahmenstruasi lainnya, dan senyawa yang terkandung didalamnya setelah diisolasi memiliki struktur yang mirip dengan hormone seks. Pada uji klinis ditemukan bahwa agnus castus efektif dalam menatasi gejala PMS (Nathan, Alan p.208, 2008)- Nathan, Alan. 2008. Managing Symptoms in the Pharmacy. London; Pharmaceutical Press

Selain itu, gejala PMS dapat dikurangi dengan cara memperbaiki lifestyle seperti 1. Olahraga secara teratur, 2. Konsumsi makanan yang sehat seperti buah-buahan, sayur-sayuran, serta biji-bijian.3. HIndari garam, makanan manis, kafein, dan alcohol, pada saat mengalami gejala PMS4. Tidur cukup dan usahakan tidur minimal 8 jam, setiap malam5. Hindari merokok,6. Hindari stress dengan melakukan yoga, pijat, atau terapi relaksasi(Premenstrual Syndrome. U.S. Department of Health and Human Services, Office on Womens Health, 2010)