terali-jiwa

105

Upload: dedi-suryadi

Post on 24-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • TERALI JIWA

    H. Ahmad Heryawan, Lcdr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K).,M.M.

    Editor:Gani Yordani

  • ii Terali Jiwa

    TERALI JIWA

    PenulisH. Ahmad Heryawan, Lc

    dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K)., M.M.

    EditorGani Yordani

    Desain CoverGaN n Box

    Visual Communication

  • Terali Jiwa iii

    SAMBUTAN

    MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

    K e s e h a t a n a d a l a h h a l y a n g terpenting dalam kehidupan manusia. Tentunya kesehatan yang dimaksud tak hanya berkaitan dengan masalah fisik, tetapi juga mencakup kesehatan yang berhubungan dengan kejiwaan atau psikis. Kedua hal tersebut berkaitan erat dengan kesehatan secara keseluruhan.

    Di dalam Lapas, masalah kesehatan fisik dan psikis tersebut tentunya harus mendapat perhatian ekstra. Dengan kondisi ruang yang sangat terbatas, penularan penyakit menjadi sangat mudah. Di samping itu, ketahanan mental yang rapuh sering berakibat pula pada ketidakpedulian terhadap kesehatan diri. Akan menjadi sangat ironis bila seseorang mendapat ujian Allah dengan harus masuk Lapas, kemudian

  • iv Terali Jiwa

    ketika bebas malahan menjadi tidak sehat akibat penyakit yang didapatnya selama pembinaan di Lapas.

    Buku teral i J iwa yang ditul is oleh H. Ahmad Heryawan, Lc dan dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K),M.M. ini pada dasarnya adalah bentuk kepedulian terhadap sesama manusia. Juga memiliki tujuan agar warga binaan dapat menjalani kehidupan di dalam Lapas dengan hal-hal yang bermanfaat, termasuk di dalamnya menjaga kesehatan sebagai modal utama dalam beraktivitas.

    Saya menyambut baik diterbitkannya buku ini sebagai bentuk kepedulian yang sangat tinggi pada warga binaan. Semoga buku ini dapat membuka wawasan, mencerahkan, sekaligus memberikan spirit kepada warga binaan untuk menatap masa depan yang lebih baik. Selain itu, semoga dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat/pihak-pihak lain untuk turut serta dalam proses pembinaan, sehingga warga binaan merasa terayomi.

    Jakarta, Agustus 2008

    Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)

  • Terali Jiwa v

    SAMBUTAN

    Saya menyambut baik diterbitkannya buku Terali Jiwa karya Gubernur Jawa Barat H. Ahmad Heryawan, Lc dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K).,M.M. ini. Buku ini bak oase di tengah padang pasir. Ketika fokus masyarakat lebih tertuju pada ingar bingar kehidupan luar yang glamour dan penuh dengan kebisingan, buku ini membawa kita pada keheningan untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Sang Khaliq. Bagi warga binaan, buku ini merupakan penuntun pada secercah harapan untuk tetap optimis dalam mengharap ampunan Allah swt. dan kembali ke jalan yang benar. Buku ini mencoba memasuki sisi jiwa warga binaan khususnya dan kita umumnya untuk selalu berpegang teguh pada kebenaran dan tetap kembali pada-Nya jika melakukan kekeliruan.

  • vi Terali Jiwa

    Rasulullah saw. bersabda bahwa Al-insaanu mahallu al-khatho wa an-nisyaan, manusia adalah sarangnya khilaf dan salah. Tidak ada manusia sempurna yang luput dari kesalahan, bahkan Nabi sekalipun. Kesempurnaan manusia terbentuk manakala ia berbuat dosa kemudian segera menyadari, memperbaiki, bertaubat mensucikan jiwa dan berikrar untuk tidak mengulangi.

    Manusia dicipta untuk berbuat kebajikan tetapi ia kerap licik; dicipta sebagai pendamai tetapi ia penumpah darah; dicipta untuk patuh tetapi ia menjauh; dicipta dalam ikrar tetapi ia ingkar. Diberi kunci pembuka pintu taubat, tetapi justru mematahkannya. Terkadang sebagai manusia yang pernah melakukan dosa besar berulang-ulang, kita menjadi ragu, akankah Tuhan masih memberi kesempatan pada kita untuk kembali kepada jalan yang benar? Ada sebuah jaminan pasti dari Allah swt. bahwa pintu taubat-Nya selalu terbuka, bahwa kasih sayang-Nya jauh lebih besar daripada amarah-Nya. Sebesar apapun dosa tercipta, selama kembali dan bertaubat pada-Nya, maka Tuhan akan selalu memaafkan. Allah swt. berfirman:

    Katakanlah: hai hamba-hamba-

  • Terali Jiwa vii

    Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. S e s u n g g u h n y a D i a l a h Ya n g M a h a Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Az-Zumar: 53)

    S e b e s a r a p a p u n d o s a k i t a , kesempatan untuk bertaubat pada-Nya selalu ada. Taubat an-nashuha adalah kunci bagi pembersihan jiwa. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang bertakwa. (Q.S. Ali Imran: 133). Tangisan seorang pendosa yang bertaubat lebih Allah cintai daripada tasbih para wali, demikian sabda Nabi saw.

    Ada banyak metode bagaimana cara kita bertaubat. Metode yang dibentuk oleh negara, salah satunya adalah dengan mendirikan lembaga pemasyarakatan sebagai wadah pembinaan bagi warga negara yang pernah melakukan kesalahan. Tentu saja, secanggih apapun sistem lembaga pemasyarakatan, keefektifannya tidak akan pernah bisa berjalan optimal manakala tiadanya dukungan dari masyarakat.

  • viii Terali Jiwa

    S t i g m a y a n g t e r j a d i d a l a m masyarakat bahwa kaum narapidana adalah kelompok parasit dan akan selamanya menjadi sosok penjahat adalah penilaian yang sangat keliru dan harus diluruskan. Penilaian seperti itu justru sangat kontra produktif dengan apa yang telah dilakukan lembaga pemasyarakatan. Dalam banyak kasus, banyaknya warga binaan yang kembali memilih jalan keliru adalah karena lingkungan masyarakat tidak pernah memberikan kesempatan baginya untuk berbenah diri dan selalu ditatap dengan mata curiga.

    Penyebaran buku ini yang dibagikan secara gratis kepada warga binaan adalah bagian dari wujud kepedulian masyarakat kepada warga binaan. Secara materi, isi buku ini disajikan dengan ringan dan t idak menggurui , sehingga mudah dicerna dan enak dibaca. Kecil memang, jika dibandingkan dengan buku-buku keagamaan yang lain. Tetapi layaknya kaum sufi berkata: qoliilun qarr, katsirun far. Lebih baik sedikit tapi mantap daripada banyak tapi mengambang.

    Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para penulis

  • Terali Jiwa ix

    dan juga pihak-pihak yang mau menyisihkan sebagian rizkinya dalam penerbitan buku ini sehingga dapat dibagikan secara cuma-cuma kepada warga binaan. Saya berharap akan ada lebih banyak pihak-pihak di luar lembaga pemasyarakatan yang bersimpati dan berempati terhadap warga binaan sehingga program pemerintah dapat dilaksanakan secara maksimal dan optimal.

    Semoga segala kepedulian kita akan dicatat oleh Allah swt. sebagai amal ibadah yang diridhoi-Nya, Aamiin.

  • x Terali Jiwa

  • Terali Jiwa xi

    SAMBUTANDIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN

    Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh,

    Istilah Pemasyarakatan secara resmi menggantikan istilah kepenjaraan sejak tanggal 27 April 1964 melalui amanat tertulis Presiden Soekarno yang dibacakan pada konferensi Dinas Para Pejabat Kepenjaraan di Lembang Bandung. Di dalam sistem Pemasyarakatan disebutkan bahwa keberhasilan pembinaan warga binaan ditentukan oleh tiga aspek, yaitu warga binaan itu sendiri, peran petugas pemasyarakatan, dan peran serta masyarakat untuk turut ambil bagian dalam membina dan membimbing merek a menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana, sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang bertanggung jawab.

    Buku berjudul TERALI JIWA ini,

  • xii Terali Jiwa

    merupakan salah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap pembinaan warga binaan pemasyarakatan. Untuk itu, saya menyambut baik, sekaligus menyampaikan apresiasi serta ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada H. Ahmad Heryawan, Lc dan dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K).M.M. yang telah tergerak hatinya, di samping kesibukan sehari-hari, namun masih peduli dan menyempatkan diri memberikan sebuah pencerahan bagi warga binaan pemasyarakatan.

    Buku ini pantas dan layak dibaca oleh para warga binaan pemasyarakatan dalam menghadapi hari-hari di balik jeruji serta mempersiapkan masa yang akan datang bila bebas nanti. Makna filosofis di balik judul buku ini, ingin meneguhkan makna religius bahwa sesungguhnya warga binaan pemasyarakatan adalah juga makhluk Tuhan yang perlu mendapat perhatian kita semua. Warga binaan pemasyarakatan adalah mereka yang sedang mengalami keretakan hubungan hidup, kehidupan, dan penghidupan sehingga mereka ditempatkan di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Mereka bukan penjahat, hanya tersesat, belum terlambat untuk bertaubat.

  • Terali Jiwa xiii

    Banyak kisah yang dituangkan dalam buku ini dapat menjadi perenungan bagi para warga binaan bahwa hikmah menjalani kehidupan di balik tembok yang tebal dengan jeruji besi yang kokoh, tersimpan suatu kekuatan semangat untuk selalu introspeksi diri, menjadi manusia yang selalu sabar dan beryukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berpikir positif dan berjiwa besar. Jeruji besi bisa mengurung raga, akan tetapi tidak bisa menjadi terali jiwa.

    Sudah banyak contoh mereka yang pernah menjalani kehidupan dari balik jeruji, namun dalam dirinya tertanam sikap optimis dan mampu menghasilkan karya cipta yang bermanfaat. Sebut saja Nelson Mandela, yang pernah dipenjara puluhan tahun akhirnya tampil sebagai Presiden Afrika Selatan, dan kemudian terkenal sebagai Bapak Perdamaian Abadi. Demikian juga mendiang sastrawan Pramoedya Ananta Toer menciptakan novel legendaris tetralogi Pulau Buru, justru ketika ia berada dalam penjara.

    A k h i r n y a , s e k a l i l a g i s a y a menyampaikan apresiasi yang tinggi serta ucapan selamat atas terbitnya buku ini.

  • xiv Terali Jiwa

    Semoga dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh siapa saja yang berkepentingan, terutama bagi warga binaan pemasyarakatan sebagai bekal hidup hari ini dan hidup di masa-masa mendatang.

    Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh,

    Jakarta, 29 Agustus 2008

    Direktur Jenderal Pemasyarakatan,

    Untung Sugiyono

  • Terali Jiwa xv

    SAMBUTANKEPALA KEJAKSAAN TINGGI

    JABAR

    Adalah menarik bila kita mencermati makna pemasyarakatan. Dari sisi kebahasaan, pemasyarakatan mengandung makna proses menjadik an seseorang atau sekelompok orang menjadi bermasyarakat. Berangkat dari definisi tersebut, lembaga pemasyarakatan memiliki fungsi yang sangat penting dalam membina manusia berkaitan dengan hubungan sosial kemasyarakatan.

    P e m b i n a a n y a n g d i m a k s u d mencakup berbagai aspek dan metode. Kata hukuman yang disandingkan pada para tersangka pada dasarnya memiliki tujuan pembinaan (dalam hal ini yang dikedepankan adalah menciptakan efek jera). Namun, hukuman dalam hal ini berupa hukuman penjara tentunya tidaklah menyelesaikan masalah untuk kedepannya (setelah hukuman tersebut selesai dijalani), bila tidak diiringi dengan pembinaan-pembinaan selama menjalani masa hukuman. Karena itulah narapidana kemudian kita sebut sebagai Warga Binaan.

    Banyak ragam pembinaan yang dilakukan di dalam Lapas. Namun, yang terpenting adalah menanamkan fondasi

  • xvi Terali Jiwa

    bagi para warga binaan dengan melakukan empowering pada diri mereka, yaitu memberikan pemahaman kepada mereka bahwa mereka memiliki masa depan, bahwa diri mereka sangatlah berarti dan dapat memberikan manfaat bagi orang lain.

    Buku ini adalah salah satu upaya empowering tersebut. Karenanya, saya menyambut baik ide pembuatan buku ini. Semoga hal ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi munculnya kreasi-kreasi lainnya dari berbagai pihak dalam rangka turut serta melakukan pembinaan terhadap saudara-saudara kita, warga binaan.

    Bandung, Agustus 2008,

    H. Kamal Sofyan Nasution, S.H.

  • Terali Jiwa xvii

    SAMBUTANKEPALA PENGADILAN TINGGI

    JABAR

    Saat kita berbicara keadilan, artinya kita tengah membahas sesuatu hal yang sangat subjektif bila ditinjau dari sudut manusia sebagai perseorangan ataupun kelompok. Suatu tindakan atau kebijakan boleh jadi dipandang adil oleh seseorang atau suatu kelompok, tapi tidak bagi orang atau kelompok lain. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu manusia.

    Betapa pun inginnya seseorang berbuat adil dalam membuat suatu keputusan, ia tetap akan berbenturan dengan pandangan subjektif dari individu atau kelompok yang merasa bahwa keputusannya tidaklah adil. Meskipun demikian, kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk bertindak seadil-adilnya dengan jalan mengikuti koridor yang telah ditetapkan, sambil mengasah ketajaman nurani tentunya.

    Buku Terali Jiwa yang ditulis oleh H. Ahmad Heryawan, Lc dan dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K).,M.M. ini, berisi hal-hal yang dapat menuntun kita ke arah perenungan-perenungan yang sangat

  • xviii Terali Jiwa

    dalam, tak terkecuali perenungan atas konsep keadilan hakiki yang mungkin selama inilepas dari perhatian kita, yaitu bahwa kondisi apa pun yang kita alami saat ini, bila dilihat dari sisi yang positif, kelak akan memberikan keuntungan kepada kita karena akhirnya kita akan menghadap Sang Penguasa Yang Maha Adil dan Dialah yang kemudian memiliki hak mutlak untuk menentukan di mana tempat kediaman kita kelak di kampung akhirat, apakah di surga atau neraka.

    Karena itulah, saya menyambut baik terbitnya buku ini. Semoga dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin.

    Bandung, Agustus 2008

  • Terali Jiwa xix

    SAMBUTANKAPOLDA JABAR

    Memasyarakatkan istilah warga binaan bagi saudara-saudara kita yang kini tengah berada di Lapas adalah suatu keharusan. Tentunya, upaya yang dilakukan tidak hanya terpaku pada memasyarakatkan istilahnya saja. Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta melakukan pembinaan adalah upaya lanjutan yang harus dilaksanakan sekarang juga.

    Pembinaan merupakan keniscayaan dalam segala hal, juga dalam segala kondisi. Tanpa adanya pembinaan yang berkesinambungan, sesuatu yang lebih baik mustahil dicapai. Bila demikian, yang harus selalu kita pikirkan dan kita lakukan adalah mengupayakan langkah-langkah pembinaan dengan cara dan metode terbaik.

    B u k u i n i m e r u p a k a n b e nt u k kepedulian terhadap warga binaan. Selain sebagai sarana pembinaan mental bagi warga binaan, semoga buku ini dapat menjadi alat pancing bagi tumbuh suburnya kepedulian dari berbagai pihak terhadap warga binaan yang saat ini tengah menghabiskan hari-harinya di dalam Lapas.

    Bandung, Agustus 2008

    Drs. Susno Duadji, S.H., M.Sc.,Inspektur Jenderal Polisi

  • xx Terali Jiwa

  • Terali Jiwa xxi

    SambutanDewan Pimpinan Daerah

    Asosiasi Advokat IndonesiaJawa Barat

    Menilik keadaan saudara-saudara kita warga binaan di dalam Lapas, membuat kita prihatin. Mereka tengah menjalani situasi yang serba sulit. Hari-hari mereka dijalani dengan keterbatasan ruang dan informasi. Dalam keadaan demikian, peluang terjadinya stres dan depresi sangat terbuka. Belum lagi kondisi fisik mereka yang sangat rentan terkena dan tertular berbagai penyakit.

    Adalah tugas kita bersama untuk memperhatikan keadaan mereka, karena mereka adalah saudara-saudara kita yang juga membutuhkan bimbingan, dorongan semangat, serta pengakuan dan apresiasi. Banyak cara yang dapat kita lakukan sebagai bentuk kepedulian dan sikap empati. Buku karya Bapak Gubernur Jawa Barat dan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat ini, adalah salah satu bentuk sikap peduli terhadap saudara-saudara kita warga binaan.

    Buku ini berisi berbagai hal yang dapat diaplikasikan secara praktis oleh saudara-saudara warga binaan, sekaligus mengajak kita semua menemukan makna kehidupan serta berjuta hikmah di balik

  • xxii Terali Jiwa

    cobaan yang telah dan sedang dijalani. S emoga buk u in i dapat k i ta

    manfaatkan sebaik mungkin, mempelajarinya dengan saksama, merenungkannya, serta berupaya menemukan hikmah yang terkandung di dalamnya.

    Bandung, Agustus 2008

    Dr. Djamal S.H., M.HumSekretaris Umum

  • Terali Jiwa xxiii

    Kepedulian dan sikap empati adalah bagian dari kecerdasan emosi dan spiritual yang bila terus diasah akan menciptakan kebahagiaan yang tak bisa diungkap dengan kata-kata. Sebuah kebahagiaan hakiki karena merasakan betapa memberi jauh lebih nikmat daripada meminta. Namun, terkadang sikap tersebut sering terbelenggu oleh keegoisan kita dengan hanya memikirkan diri sendiri, keluarga, atau pun golongan. Celakanya lagi, belenggu tersebut sering kita rawat dengan membuat pembenaran-pembenaran atas tindakan kita yang sangat jarang memperhatikan keadaan saudara-saudara kita. Bila selama ini ada program ESQ Peduli Warga Binaan, yaitu Training ESQ gratis untuk teman-teman Warga Binaan, maka buku ini adalah bentuk Total Action dari saudara kita dalam hal berbagi wawasan dan pencerahan dengan teman-teman Warga Binaan. Dalam buku ini, kita dapat melihat betapa harapan akan masa depan yang lebih baik sangat terbuka bila masa-masa sekarang kita manfaatkan sebaik mungkin. Selain itu, teman-teman Warga Binaan

    SAMBUTANESQ LEADERSHIP CENTER

  • xxiv Terali Jiwa

    pun dapat melihat bahwa sangat banyak perhatian dari saudara-saudara kita kepada teman-teman. Tetap optimis, belajar, berkarya, dan berdoa, adalah benang merah yang dapat ditarik dari untaian kalimat yang mengisi lembar demi lembar buku ini. Karenanya saya sangat menyambut baik penerbitan buku yang kemudian dibagikan secara cuma-cuma kepada teman-teman Warga Binaan. Semoga teman-teman dapat mengambil saripati hikmah, baik yang tersurat maupun tersirat dalam buku ini. Selamat membaca. Agustus 2008,

    Ary Ginanjar Agustian

  • Terali Jiwa xxv

    Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

    Ide pembuatan buku ini berawal dari keprihatinan yang mendalam terhadap keadaan Saudara-Saudara yang kini tengah berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Ide tersebut kemudian segera kami realisasikan dengan menuangkan pemikiran-pemikiran kami dalam untaian tulisan setelah merenungkan makna istilah Warga Binaan. Singkatnya, kami ingin turut andil dalam proses pembinaan tersebut dengan cara berbagi pengetahuan (dengan segala keterbatasan kami) kepada Saudara sekalian.

    S a u d a r a - s a u d a r a y a n g k i n i tengah berada di Lapas bukanlah sampah masyarakat. Saudara sekalian adalah insan-insan yang memiliki potensi yang harus digali dan diarahkan dengan baik sehingga dapat mendatangkan manfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Memberikan pencerahan dan kesadaran tentang besarnya potensi yang ada dalam setiap diri manusia merupakan kewajiban bersama. Adalah sebuah kesalahan fatal bila kita menilai bahwa pembinaan terhadap Saudara sekalian hanyalah tugas Kepala Lapas semata. Setiap kita tentunya memiliki kewajiban

    PRAKATA

  • xxvi Terali Jiwa

    memberikan hal-hal yang bermanfaat.Pembinaan haruslah dilakukan dari

    berbagai aspek. Salah satunya adalah aspek yang berhubungan dengan kesadaran akan hakikat diri. Buku kecil ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman tentang siapa diri kita, mengapa kita berbuat kesalahan, besarnya rahmat dan ampunan Allah, bagaimana menyikapi kondisi yang tak diinginkan, sabar dan syukur, pentingnya memanfaatkan waktu sebaik mungkin, pembelajaran mengkaji diri dan hubungan sosial, pentingnya menjaga kesehatan, pentingnya memahami bahwa penjara yang hakiki bukanlah jeruji besi yang membatasi gerak langkah, melainkan kungkungan nafsu yang membuat nurani menjadi membeku (betapa banyak orang yang gerak langkahnya tidak terbatas oleh ruang yang sempit tetapi batinnya terpenjara oleh nafsu yang telah ia jadikan sebagai tuhan).

    Terima kasih kami ucapkan kepada para guru, ulama, dan tokoh masyarakat yang telah mengirimkan SMS-nya untuk dicantumkan pada lembar-lembar buku ini. Sangat mengharukan. Ternyata, sangat banyak yang bersimpati pada Saudara-Saudara Warga Binaan.

    Kepada Saudara-Saudara Warga Binaan, terima kasih karena telah bersedia mencermati kalimat demi kalimat yang kami

  • Terali Jiwa xxvii

    tulis sebagai bentuk dialog kami kepada Saudara-Saudara sekalian. Untaian kalimat yang kami tulis janganlah diartikan sebagai sebuah pengajaran karena ilmu kami pun masih sangat terbatas, tetapi maknailah rentetan kata tersebut sebagai sebuah obrolan dari hati ke hati.

    Terima kasih kami sampaikan pula kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, hingga buku ini dapat sampai ke tangan Saudara-Saudara kita, warga binaan. Jazakumullaahu khairan katsiraa.

    Marilah kita buka lembar demi lembar buku kecil dan sederhana ini dengan niat yang tulus untuk memahami siapa diri kita, untuk apa kita hidup, dan ke mana kita akan kembali.

    Bandung,

    Penulis Syaban, 1429 HAgustus 2008

  • xxviii Terali Jiwa

  • Terali Jiwa xxix

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Pada kesempatan ini , iz ink an k ami mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Menteri Kesehatan RI, Ibu Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K).,

    2. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Bapak Andi Mattalatta,

    3. Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Bapak Untung Sugiyono,

    4. Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar, Bapak H. Kamal Sofyan Nasution, S.H.,

    5. Kepala Pengadilan Tinggi Jabar, Bapak H. Sofjan Zen, S.H., M.Hum.

    6. Kapolda Jabar, Bapak Inspektur Jenderal Polisi Drs. Susno Duadji, S.H., M.Sc.,

    7. Sekretaris Umum DPD Asosiasi Advokat Indonesia Jawa Barat, Bapak Dr. Djamal, S.H., M.Hum.,

    8. Pimpinan ESQ Leadership Center, Bapak Ary Ginanjar Agustian.

    yang telah berkenan memberikan sambutan pada buku ini.

    Terima kasih pula kami sampaikan kepada :1. Guru-Guru kami, al im ulama,

    cendekia, dan akademisi yang telah turut andil memberikan pencerahan kepada Saudara-Saudara kita Warga

  • xxx Terali Jiwa

    Wassalam,

    H. Ahmad Heryawan, Lc.dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K).,M.M.

    Binaan melalui SMS-SMS-nya.2. Tokoh-tokoh masyarakat yang

    mengirimkan kata-kata bijak penuh hikmah melalui SMS.

    3. Teman-teman yang berkecimpung di dunia entertainment yang juga mengirimkan SMS-SMS yang sangat menyentuh.

    4. Sahabat-sahabat sekalian yang tak dapat kami sebutkan satu per satu di dalam buku ini.

    Jazakumullaahu khairan katsiraa.

    Semoga perhatian dan kepedulian yang tulus dari kawan-kawan semua menjadi amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir hingga hari hisab kelak. Aamiin.

  • Terali Jiwa xxxi

    Kawan-Kawanku Di Sana

    Terpekur aku memandang nasibmuBerlinang air matakumengenangnyaDemikian berat beban hidupmuSepadankah dengan ikhtiarmu?

    Kami bicara Hak Asasi ManusiaApakah kau bukan manusia?Kami bicara soal keadilan sosial bagi masyarakat IndonesiaApakah kau bukan masyarakat Indonesia?

    Adakah daya manusia tuk membantumu?Mungkinkah kumenghiburmu?Sungguh terbatas daya yang Allah serahkan pada kita!Agar kita mengenal batas

    Kau mungkin jujur hingga ke sanaKau mungkin terperosok hingga ke sanaKau mungkin terpedaya hingga ke sanaBahkan mungkin kau difitnah hingga ke sana

    Pasti hati panas membaraPasti nyeri hati di dadaPasti berontak seluruh dayaKebebasan. Sungguh kau digjaya

    Namun,Apakah daya seorang hambaMenghadapi cobaan-NyaMenyikapi Qadha danQadar-Nya

  • xxxii Terali Jiwa

    Sabarlah saudarakuKeadilan akhir nan sempurnaKetidakadilan dunia Pasti diperhitungkan di hari hisab

    Bila ikhlas kau jalaniPasti ampunan kauterimaPantanglah berputus asaDekatlah diri pada-Nya

    Hidup hanya sementara

    Bandung, Agustus 2008

  • Terali Jiwa xxxiii

    DAFTAR ISI

    SambutanMenteri Kesehatan...................................... iii

    SambutanMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia v

    SambutanDirektur Jenderal Pemasyarakatan .... xi

    SambutanKepala Kejaksaan Tinggi Jabar ............. xv

    SambutanKepala Pengadilan Tinggi Jabar ............ xvii

    SambutanKapolda Jabar .............................................. xix

    SambutanDPD Asosiasi Advokat Indonesia Jawa Barat ..................................................... xxi

    SambutanESQ Leadership Center ........................... xxiii

    Prakata ............................................................ xxv

    Ucapan Terima Kasih ................................ xxix

    Daftar Isi ........................................................... xxxiii

    Bagian IManusia ............... ............................................ 1

    Bagian IIMengapa Aku Berbuat Salah? ............... 5

  • xxxiv Terali Jiwa

    Bagian IIIAllah Maha Pengampun ............................. 9

    Bagian IVAku Tak Bersalah ............................................ 17

    Bagian VSabar dan Syukur ......................................... 25

    Bagian VIDemi Waktu ..................................................... 31

    Bagian VIIMengkaji Diri dan Hubungan Sosial .................................... 35

    Bagian VIIIMenjaga Kesehatan ...................................... 41

    Bagian IXJangan Penjarakan Jiwamu ....................... 47

    Bagian XMempersiapkan Kehidupan Mendatang .................................. 50

    Bagian XIMempersiapkan Akhir yang Husnul Khatimah ..................... 59

    Tentang Penulis ............................................... 65

  • Terali Jiwa xxxv

    PERSEMBAHAN

    Untuk :Ayahanda dan Ibunda kami

    K.H. Ali Imran (alm)K.H. Muslim Zaenuddin (alm)

    K.H. Dudung Abdullah M.A, Kawan-kawan

    yang sedang diuji kesabaran oleh Allah swt. Semoga kawan-kawan

    dapat mengambil hikmah dari cobaan ini.

  • xxxvi Terali Jiwa

    Dan sungguh akan Kami berikan cobaan

    kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

    kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.

    Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

    (Q.S. Al Baqarah 2: 155)

  • Terali Jiwa 1

    BAGIAN IMANUSIA

    Pagi hari, saat melihat sekawanan burung mengepak-kepakkan sayapnya terbang lepas di bawah arakan awan perak lalu menukik dan hinggap di ranting-ranting pepohonan sambil berkicau riang, hati kita berbisik, Ah.., kalau saja aku jadi burung Namun, apa yang ada dalam benak kita ketika beberapa saat kemudian kita melihat burung yang tengah meronta-ronta di dalam sangkar? Masihkan kita berandai-andai menjadi seekor burung?

    Rangkaian kalimat di atas dapat kita jadikan sebagai pintu gerbang memasuki perenungan tentang diri kita sebagai manusia, makhluk Allah yang memiliki banyak potensi dan kelebihan bila dibandingkan d e n g a n m a k h l u k- m a k h l u k l a i n nya . Apa saja sih potensi dasar manusia itu?

    Sesungguhnya kejujuran itu adalah sumber kehidupan yang akan membimbing ke arah kebenaran dan kebahagiaan. (Ibnu Khuldun KaLapas Paledang Bogor)

    Dalam hidup kita, semua adalah pilihan. Namun Allah yang mengatur keberhasilan dan kegagalan setiap harinya, untuk mengukur tingkat keimanan kita, bagaimana kita bersyukur dan tak sombong pada keberhasilan serta bersabar dan tak putus asa pada kegagalan. Untuk itu, pilihlah jalan yang lebih dekat dengan keridhoan-Nya, agar keberhasilan senantiasa didekatkan pada kita. (H.Dede Yusuf Wakil Gubernur Jawa Barat)

  • 2 Terali Jiwa

    Pertama, manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Kedua, manusia diberikan nafsu atau kehendak sehingga dapat mengeluarkan dan memanfaatkan potensi berupa bakat dan kemampuan yang telah diberikan Allah sebagai bekal untuk hidupnya di dunia ini. Ketiga, manusia diberikan nurani atau perasaan untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Keempat, manusia diberikan akal untuk dapat mengolah dan mengatur ketiga hal tersebut (keadaan fisik yang baik, nafsu, dan nurani) sesuai dengan kehendak Sang Pencipta.

    Subhanallah. Allahu Akbar. Begitu sempurnanya manusia. Namun sayang, seringkali kita tak menyadarinya sehingga seringkali kita berkeluh kesah. Dan bila sikap keluh kesah itu terus kita rawat, ia akan selalu muncul dalam setiap tarikan napas. Saat itu terjadi, kita akan semakin asing dengan diri kita sendiri untuk akhirnya kita tak mengenal siapa diri kita. Ketika itu pula, kita takkan mengenal siapa Tuhan kita. Maka, tak ada cara lain selain berupaya mengenal diri kita

    Sesungguhnya beserta kesulitan selalu ada kemudahan. Semua dosa akan dimaafkan sepanjang bertaubat dan mohon ampunan. Minta tolonglah kepada Allah dengan sabar dan shalat. Penderitaan yang disikapi dengan sabar menjadi penghapus dosa dan kesalahan. (K.H. Miftah Faridl)

  • Terali Jiwa 3

    dengan cara menggunakan sebaik mungkin potensi yang telah Allah berikan pada kita. Man arofa nafashu fa qod arofa Robbahu, Barangsiapa mengenal dirinya, tentu ia akan mengenal Tuhannya, demikian kata-kata hikmah Ali bin Abi Thalib.

    Benarlah adanya bahwa di samping potensi dan sifat-sifat positif, manusia pun terlahir dengan membawa sifat-sifat negatif seperti tergesa-gesa, sering berkeluh kesah, tamak dan bakhil. Namun, sifat-sifat negatif tersebut bukanlah untuk dirawat sehingga mendarah daging dan menjadi karakter yang melekat dalam diri, melainkan harus diperangi dengan selalu berupaya memelihara dan menonjolkan sifat hanif (cenderung pada kebaikan) dan fitrah iman (keyakinan dan kesaksian bahwa Allah adalah Tuhannya) yang telah tertanam sejak berada di alam rahim. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), Bukankah aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:

    Hidup ini adalah ujian yang akan menentukan nasib kita di kemudian hari. (Ust. Mumuh Muhtadin)

  • 4 Terali Jiwa

    Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan). (Q.S. Al Araaf: 172)

    Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. Ar-Ruum: 30).

    Potensi yang diberikan Allah serta sifat-sifat positif yang telah diberikan Allah tersebut semestinya dapat mengantarkan manusia pada kebahagiaan. Namun, mengapa kita kadang atau bahkan sering terperosok pada kesalahan sehingga membuat kita makin jauh dari kebahagiaan tersebut? Mengapa sifat-sifat negatif malah menjadi lebih menonjol dalam hidup keseharian kita? Kita telusuri jawabannya pada Bagian Kedua buku ini.

    Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung kepada niat. Setiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan niatnya. Persiapkanlah dirimu untuk menghadapi gangguan dari mereka yang memusuhi setiap orang yang memerintahkan kebaikan dan melarang kemunkaran.Kebenaran tidak dapat dipertahankan kecuali dengan kesabaran. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (Prof. Dr. H. Gunarso Darmadi ITB)

  • Terali Jiwa 5

    BAGIAN IIMENGAPA AKU BERBUAT SALAH?

    Allah menciptakan manusia lengkap dengan fitrah keimanan, berbagai potensi, sifat baik dan sifat buruk. Karena itulah manusia diamanahi oleh Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Allah menyediakan surga bagi mereka yang dapat mengemban amanah tersebut dengan baik dan penuh tanggung jawab. Timbul pertanyaan, Mengapa Allah menciptakan sifat buruk di dalam diri manusia? Bukankah manusia takkan berbuat salah bila ditanamkan sifat-sifat yang baik saja? Jawaban atas pertanyaan itu sederhana: justru dengan nafsu dan sifat buruk yang ditanamkan Allah tersebutlah manusia berkesempatan mencapai derajat yang sangat tinggi, melebihi derajat malaikat, bila manusia bisa mengendalikannya.

    Mengapa harus kita bela perasaan dan hawa nafsu, padahal dia tak pernah membela kita? Belalah Allah dengan keimanan, karena Dia membela kita. (K.H. Dudi Muttaqien - Bandung)

    Di antara ciri orang bertaqwa adalah Bila berbuat keji atau berbuat zhalim segera ingat Allah swt. kemudian memohon ampun atas kesalahannya dan tidak secara sengaja mengulangi kesalahan tersebut. (Q.S. Ali Imran: 135)Orang yang bertaqwa dikasihi Allah dan dibimbing Allah dalam mencari solusi berbagai permasalahan kehidupan. (H. Nurmahmudi Walikota Depok)

  • 6 Terali Jiwa

    Begini, di dalam jiwa manusia ada tiga nafsu. Pertama, nafsu muthmainnah, yaitu nafsu yang mengajak pada kebaikan. Kedua, nafsu lawwamah yaitu nafsu yang memberikan peringatan. Ketiga, nafsu amarah, yaitu nafsu yang mengajak pada keburukan. Ketiga nafsu tersebut hidup dalam jiwa manusia sambil memainkan fungsinya masing-masing.

    Kita lihat contoh berikut. Suatu waktu kita berniat berbohong untuk yang pertama kalinya. Nafsu lawwamah mengingatkan: Bohong itu nggak baik, dosa. Kemudian nafsu muthmainnah berkata, Makanya, jangan bohong!. Tapi nafsu amarah berkata sebaliknya: Sekali-sekali mah nggak apa-apa bohong! Maka, terjadilah tarik menarik antara nafsu muthmainnah dengan nafsu amarah.

    Dalam peperangan antara kedua nafsu tersebut, malaikat membantu nafsu muthmainnah dan setan membantu nafsu amarah dengan kekuatan yang sama. Di sinilah akal memainkan perannya. Karena dibantu oleh pertimbangan akal, semestinya

    Semua anak Adam pasti pernah berdosa. Sebaik-baik pendosa adalah yang mau bertaubat. Tatkala manusia jatuh dalam perjalanan hidupnya, cepatlah bangun karenan Allah masih menyediakan karunia yang banyak baginya. (Hj. Lenny Umar - Ustadzah)

  • Terali Jiwa 7

    nafsu muthmainnah yang menang. Namun, akal kita sering tak berfungsi karena kita memperturutkan nafsu amarah. Saat nafsu amarah menang dalam pertempuran tersebut dan kita berbohong untuk pertama kalinya, kita akan menyesal, gelisah, tidak bisa tidur, tidak enak makan, takut ketahuan, dan takut dosa. Perasaan ini dimunculkan oleh nafsu lawwamah yang tadi telah memberi peringatan bahwa bohong itu nggak baik. Namun, bila pada masa-masa selanjutnya nafsu amarah selalu menang dan kita berbohong untuk kedua kalinya, ketiga, keempat, dan seterusnya sampai menjadi kebiasaan, perasaan menyesal dan gelisah semakin berkurang. Saat bohong sudah menjadi karakter, perasaan menyesal akan berubah menjadi rasa bangga karena kita menganggap telah berhasil mengelabui orang. Ini terjadi karena nafsu lawwamah sudah sangat lelah memberikan peringatan pada kita.

    Sekarang kita lihat bagaimana bila nafsu muthmainnah yang menang dalam pertempuran tersebut. Saat nafsu muthmainah menang, hati kita akan merasa

    Setiap muslim itu bersaudara. Nabi bersabda, Tidak dibenarkan seorang muslim memandang saudaranya dengan pandangan yang menyakitkan hatinya. (Mawardi Hasyim SH)

  • 8 Terali Jiwa

    sangat lega dan perasaan menjadi tenang walaupun harus menghadapi risiko dengan berkata jujur. Akal kita pun dapat berfungsi dengan baik sehingga berhasil mengontrol nafsu amarah. Nah, pada saat seperti inillah nilai kita sebagai manusia di hadapan Allah menjadi sangat tinggi, melebihi derajat para malaikat. Mengapa demikian? Karena kita telah bersusah payah bertempur melawan nafsu amarah untuk dapat berjalan di atas rel kebenaran dan patuh terhadap ketentuan dari Sang Pencipta. Sedangkan para malaikat, mereka tidak memerlukan perjuangan sedikit pun untuk patuh kepada Allah karena mereka tidak memiliki nafsu. Artinya, proses perjuangan manusia dalam menekan sifat-sifat buruk yang ada dalam dirinya sangat dihargai oleh Allah, sehingga Ia menjanjikan Surga di alam akhirat, sebuah kenikmatan tak berujung, kebahagiaan abadi.

    Lantas, bagaimana bila kita telanjur memperturutkan nafsu amarah? Masihkah ada kesempatan untuk memperbaikinya? Bagaimana caranya? Mari k ita kupas

    Buat teman-teman yang sedang mendapat cobaan kehidupan, sabar dan cobalah melihat cobaan ini sebagai satu sekolah untuk meningkatkan derajat keimanan pada Allah swt. Ingat, keterbatasan hanya pada fisik, karena akal dan pikiran tidak pernah dapat dibatasi. Tetap berkarya dan wujudkan ketika fisik sudah tak terbatasi. (Lula Kamal - Artis)

  • Terali Jiwa 9

    BAGIAN IIIALLAH MAHA PENGAMPUN

    Hidup yang kita jalani siapa pun kita dan apa pun profesi kita adalah ujian dan cobaan. Nilai kita di hadapan Allah ditentukan oleh bagaimana kita menyikapi ujian dan cobaan tersebut. Saat mengarungi belantara kehidupan yang fana ini, perjalan penuh liku, bersemak, dan terjal harus kita lalui. Dan adakalanya kita salah melangkah, sehingga kaki kita terperosok. Saat ini terjadi, akankah kita menyerah kalah dan semakin menjerumuskan diri ke dalam jurang yang lebih dalam? Tidak! Kita tak boleh menyerah. Kita harus berupaya mengangkat kaki yang terperosok untuk melanjutkan perjalanan sampai Sang Pencipta sendiri yang menentukan akhir perjalanan kita di alam yang fana ini.

    Aku lebih mencintai rintihan para pendosa daripada gemuruh suara tasbih. Gemuruh tasbih memuja kebesaran-Ku. Rintihan pendosa menyentuh kasih sayang-Ku. (Hadis Qudsi) (H. Jalaluddin Rakhmat)

    Melalui kesabaran dan ketaqwaan, jadikan LP sebagai tempat melebur dosa menuju perilaku dan kehidupan yang lebih baik. Janganlah patah semangat, dengan sabar dan shalat, jadilah manusia yang bertobat. Tiada kata terlambat untuk bertobat dan membangun diri agar bisa berguna bagi masyarakat. (H. Dada Rosada Walikota Bandung)

  • 10 Terali Jiwa

    Kalimat Telanjur Basah harus kita coret dari dari buku harian kita. Kata-kata Kepalang Salah atau Kagok Borontok harus kita enyahkan dari benak kita. Kalau kaki kiri kita terperosok ke dalam lumpur, kita harus berupaya mengangkat dan membersihkannya, bukan malah sekalian menceburkan kaki kanan. Bahkan, kalaupun seluruh badan kita telah masuk ke dalam kubangan lumpur, kita harus berupaya berenang ke tepian dan menyirami tubuh kita dengan air bening yang bersih dan sejuk.

    Kalaulah lumpur itu diibaratkan sebagai kesalahan dan dosa, maka upaya kita untuk keluar dari lumpur tersebut adalah taubat, dan air bening yang sejuk itu adalah kasih sayang dan ampunan Allah. Tak ada alasan bagi kita untuk berputus asa dari rahmat dan ampunan-Nya, karena Ia adalah Sang Maha Pengampun. Kasih sayang-Nya jauh lebih besar daripada murka-Nya, ampunan-Nya jauh lebih luas daripada siksa-Nya. Ia membentangkan tangan-Nya di waktu malam untuk menerima taubat hamba-hamba-Nya yang berbuat dosa di

    Seruan kasih sayang Allah bagi yang berbuat dosa: Bertaubatlah, Aku akan mengampuni. Kalau dosamu sekujur badanmu, ampunan-Ku lebih besar dari rumahmu. Kalau dosamu sebesar rumah, ampunan-Ku lebih besar daripada gunung yang paling besar. Walhasil, tidak ada dosa yang melebihi besarnya ampunan Allah. (K.H. Irfan Q)

  • Terali Jiwa 11

    waktu siang, dan Ia pun membentangkan tangan-Nya di waktu siang untuk menerima taubat hamba-hamba-Nya yang berbuat dosa pada waktu malam.

    Berikut kisah menarik tentang upaya seorang hamba menggapai rahmat dan ampunan-Nya.

    Dari Abu Said bin Malik bin Sinan Al Khudriy ra, Nabi saw.bersabda, Sebelum kalian, ada seorang laki-laki membunuh 99 orang. Kemudian ia bertanya kepada penduduk sekitar tentang seorang yang alim. Maka ia ditunjukkan kepada seorang Rahib (pendeta Bani Israil). Setelah mendatanginya, ia menceritakan bahwa ia telah membunuh 99 orang. Kemudian ia bertanya kepada pendeta itu, Apakah saya bisa bertaubat? Pendeta itu menjawab, Tidak. Maka pendeta itu pun dibunuh sehingga genaplah 100 orang yang dibunuhnya.

    Kemudian ia bertanya lagi tentang seseorang yang paling alim di atas bumi ini. Ia ditunjukkan kepada seorang alim. Saat bertemu, laki-laki itu pun bercerita bahwa dirinya telah membunuh seratus

    Sebaik-baik amal adalah yang rutin walau sedikit. Barangsiapa yang rendah hati, akan ditinggikan derajatnya oleh Allah. Sebaliknya, yang sombong akan dihinakan. (Ust. H. Abdul Chobir MT -- Pontren Cipasung)

  • 12 Terali Jiwa

    orang. Kemudian ia bertanya, Bisakah saya bertaubat? Orang alim itu menjawab, Ya, bisa. Siapakah yang akan menghalangi orang yang akan bertaubat? Pergilah kamu ke kota ini (sambil menggambarkan ciri-ciri kota yang dimaksud) sebab di sana terdapat orang-orang yang menyembah Allah Taala. Beribadahlah kepada Allah bersama mereka dan jangan kembali ke kotamu karena kotamu telah jelek.

    Laki-laki itu pun berangkat. Ketika menempuh separuh perjalanan, maut menghampirinya. Kemudian timbullah perselisihan antara Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab tentang siapakah yang lebih berhak membawa roh laki-laki tersebut. Malaikat Rahmat beralasan bahwa orang ini datang dalam keadan bertaubat dan menghadapkan hatinya kepada Allah.

    Tiada dosa tanpa ampunan bagi yang bertaubat. Semua manusia pernah salah. Yang baik adalah yang tidak mengulangi kesalahan. Allah swt. menerima taubat hamba-Nya sebelum ruh sampai di tenggorokan. Rasa bersalah mesti disertai harap akan ampunan. Anda boleh cemas takut siksa, tapi mesti optimis atas rahmat Allah. Jangan putus asa atas rahmat-Nya. Kita sadar banyak dosa, tapi ampunan Allah tidak terbatas. Ujian hidup adalah baik, yang tidak baik adalah yang tidak berhasil menempuh ujian. Kesetiaan bukan menaati perintah yang menyenangkan, tapi taat pada perintah yang kurang disenangi. Penuhilah apa yang dibutuhkan, jangan penuhi segala yang diinginkan (Ust. H. U Saefuddin)

  • Terali Jiwa 13

    Sedangkan Malaikat Azab beralasan bahwa laki-laki tersebut tidak pernah melakukan amal baik. Kemudian Allah swt. mengutus malaikat yang menyerupai manusia mendatangi keduanya untuk menyelesaikan masalah itu. Malaikat yang menyerupai manusia itu berkata, Ukurlah jarak kota tempat ia meninggal antara kota asal dengan kota tujuan. Mana yang lebih dekat, maka itulah bagiannya.

    Para malaikat itu lalu mengukur jaraknya. Ternyata mereka mendapati laki-laki tersebut meninggal pada tempat yang lebih dekat dengan kota tujuan. Maka Malaikat rahmatlah yang berhak membawa roh laki-laki itu. (H.R. Bukhari dan Muslim)

    B e gi t u l a h k a s i h s ay a n g d a n ampunan Allah. Kita lihat, walaupun laki-laki tadi tak pernah berbuat kebaikan, tetapi karena ia telah bertekad untuk bertaubat, Allah mengampuninya dengan memberi ketetapan bahwa ia berada dalam lindungan dan rahmat-Nya. Berikut ayat Al Quran dan hadis qudsi yang menjelaskan betapa besarnya ampunan Allah.

    Allah swt. Mahaluas pintu ampunan-Nya, jangan pernah putus asa dari rahmat-Nya. Sahabat Rasulullah saw., Abu Bakar, Umar, Abdurrahman bi Auf, dan yang lainnya, sebelumnya adalah penyembah berhala, tapi kemudian dijanjikan menjadi ahli surga setelah bertaubat dan menjadi muslim yang taat. (K.H. Shiddiq Amin - Ketua PP Persis)

  • 14 Terali Jiwa

    Katakanlah (wahai Muhammad): Wahai hamba-hamba-Ku yang telah berlebih-lebihan merugikan diri sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa karena Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Az-Zumar: 53)

    Wahai Bani Adam! Apabila engkau mengajukan permohonan dan mengharap kepada-Ku, Ku-ampuni segala yang ada padamu tanpa perduli. Wahai Bani Adam! Sekalipun dosa-dosamu bertumpuk-tumpuk hingga setinggi langit, tapi kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, niscaya Kuampuni dosamu. Wahai Bani Adam! Sekiranya engkau datang dengan dosa setimbang bumi, kemudian engkau menemui Aku dalam keadaan t idak menyekutukan Aku dengan sesuatu pun, niscaya Aku kurniakan ampunan setimbang dosa itu. (HQR Turmudzi yang bersumber dari Anas r.a.)Apa dan Bagaimana Taubat Itu?

    Manusia yang baik buk anlah manusia yang tak pernah berbuat salah,

    Tidak ada kata terlambat untuk bertaubat, asal tinggalkan lingkungan maksiat, tujulah lingkungan taubat. (K.H. Hafid Sayuti)

    Dan orang-orang apabila mengerjakan perbuatan keji/menganiaya diri sendiri, mereka ingat kepada Allah, lalu memohon ampun, siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? (Al Anfal : 45)

  • Terali Jiwa 15

    karena tak seorang pun manusia yang luput dari kesalahan dan dosa. Manusia yang baik adalah manusia yang ketika ia berbuat kesalahan, ia menyesali kesalahannya, bertekad untuk tidak mengulanginya, memohon ampun kepada Allah, dan mengiringi kesalahan tersebut dengan banyak berbuat kebaikan. Bila kesalahan tersebut menyangkut hak orang lain, maka meminta maaf adalah suatu kemestian. Demikianlah Rasulullah saw. memberikan bimbingan kepada kita. Bila hal ini dapat kita laksanakan, maka kita sudah termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bertaubat.

    Apa yang harus kita lakukan setelah bertaubat? Menjaga diri dengan sebaik-baiknya agar tak mengulangi kesalahan yang sama adalah sebuah kemestian agar dosa-dosa kita diampuni Allah. Untuk itu, kita harus semakin mendekat kepada Allah dengan melaksanakan amal-amal saleh, baik yang bersifat hubungan langsung kepada Allah (hablum min Allah) maupun yang bersifat hubungan dengan sesama manusia (hablum min an-naas).Sesungguhnya Aku benar-benar Maha Menyayangi sesama makhluk Allah, salah satu jalan diterima taubat oleh Allah. Seorang wanita pezina mendapat ampunan Allah karena menolong anjing yang kehausan dengan melepas sepatunya untuk mengambil air dari sumur yang tak ada embernya. (K.H. Irfan Q -- Cimahi)

  • 16 Terali Jiwa

    Pengampun bagi orang yang taubat, beriman dan beramal saleh, kemudian ia mengikuti petunjuk. (Q.S. 20 Thaahaa: 82)

    Maka, selama kita masih diberikan napas oleh Allah dan matahari belum terbit dari sebelah barat, kesempatan bagi kita untuk bertobat terbuka lebar. Masalahnya adalah, kita tak tahu sampai kapan kita diberikan kehidupan dan kapan tibanya hari kiamat. Sangat mungkin usia kita tinggal beberapa hari lagi, bahkan mungkin beberapa menit lagi. Karenanya, tak ada alasan untuk menunda-nunda taubat. Sesungguhnya allah Yang Maha Agung akan menerima taubat seseorang sebelum nyawanya sampai di tenggorokan (sebelum sekarat) (H.R. Tirmidzi)Siapa saja yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima

    Tidak setiap orang yang berada di balik terali besi itu bersalah. Bisa jadi mereka tengah menerima musibah, cobaan atau ujian karena khilaf atau terpaksa. Bahkan tak sedikit karena korban fitnah. Nun di luar sana, banyak orang-orang berdosa berkeliaran menikmati alam bebas. Bagi mereka yang yakin dan bertawakal atas keagungan dan kekuasaan Allah swt., serta senantiasa bersujud berserah diri ke hadirat-Nya, pasti akan menerima rahmat, barokah, dan rido, dan maghfiroh-Nya. Jadikan lingkungan terali besi sebagai tempat tadarus dan tarbiyyah untuk menimba ilmu dan mendekatkan diri ke haribaan-Nya. Banyak orang yang keluar dari terali besi menjadi tokoh nasional (Soekarno, Hamka, Natsir, AM Fatwa, dsb.) (H. Idad Soemarta)

  • Terali Jiwa 17

    BAGIAN IVAKU TAK BERSALAH !

    Dalam mengarungi kehidupan di alam fana ini, ada kalanya kita dianugerahi berbagai kemudahan dan kita merasa bahagia karenanya. Namun, adakalanya kita mengalami masa-masa yang sangat sulit. Misalnya saja saat kita dianggap bersalah atas sesuatu hal, padahal kenyataannya tidaklah demikian. Atau mungkin kita memang bersalah, namun ganjaran yang harus kita terima sangat tak sebanding dengan kesalahan yang kita perbuat. Misalnya saja kesalahan yang kita lakukan adalah kesalahan kecil, tetapi mendapatkan hukuman yang sangat berat. Dalam kondisi seperti ini, rasa marah akan merasuki hati, dan perasaan sedih menyelimuti batin.

    Rasa marah dan sedih yang muncul, hendaknya harus segera kita kendalikan dengan bertafakur, merenungkan segala

    Kegagahan sejati adalah saat Anda bisa memaafkan orang lain. (K.H. Ade Bunyamin)

    Pengalaman hidup yang tidak baik ini adalah cobaan dari Yang Maha Kuasa. Bila kita bisa menerima dengan tulus dan memohon ampunan kepada Yang Maha Kuasa, Insya Allah setelah cobaan ini selesai, kehidupan yang lebih baik menanti kita. (Drs. H. Eddy Rakhmat Wakil Walikota Cimahi)

  • 18 Terali Jiwa

    hal yang telah kita perbuat sambil berupaya berpikir positif atas hikmah yang ada di balik musibah tersebut. Bisa jadi, pada masa-masa lalu kita pernah berbuat kesalahan yang menyakitkan atau merugikan orang lain tetapi saat itu kita tak mendapat ganjaran yang setimpal atas kesalahan yang kita perbuat tersebut. Ganjarannya malah menimpa diri kita pada saat kita tak melakukan kesalahan. Kalau toh kita merasa bahwa selama ini pun kita tak pernah berbuat kesalahan yang merugikan orang lain namun kemudian kita diberikan ganjaran hukuman, berpikir positif terhadap rencana Allah di balik semua musibah adalah jauh lebih baik daripada meluapkan rasa marah dan memendam kesedihan berkepanjangan.

    M a r a h d a n s e d i h y a n g berkepanjangan sama sekali takkan mengubah keadaan. Adalah jauh lebih baik dan bermanfaat bila dalam keadan terzalimi, kita makin mendekat kepada Allah, memanjatkan doa dalam setiap kesempatan kepada Allah Al Adlu, Sang Hakim yang paling Adil. Yakinlah, Allah akan mendengar dan menjawab doa yang kita panjatkan. Adapun waktu pengabulannya,

    Perbuatan maksiat yang menimbulkan taubat lebih baik daripada perbuatan baik yang menimbulkan kesombongan. (H. R. Sulaiman Kandepag Cimahi)

  • Terali Jiwa 19

    Allah-lah yang paling mengetahui saat yang paling tepat. Karenanya, berpikiran positif kepada Allah merupakan keniscayaan. Jangan sampai bibir kita berdoa tetapi hati menggerutu karena doa yang kita panjatkan belum dikabulkan-Nya. Ilmu Allah Mahaluas, dan yakinlah ia pasti memberikan yang terbaik untuk hamba-hamba yang dicintai-Nya.

    Yang juga harus kita perhatikan adalah isi doa. Saat kita dizalimi, doakan orang yang menzalimi kita agar menyadari kesalahan dan kekeliruannya sambil berupaya memaafkannya dan menghilangkan rasa dendam yang berkecamuk di dalam dada. Memang, untuk memaafkan dan mendoakan yang baik-baik bagi orang yang menzalimi kita sangatlah sulit. Biasanya kita akan merasa sangat puas bila menyumpah serapah orang tersebut dan mendoakannya dengan keburukan-keburukan. Namun, bila ini yang kita lakukan, secara tak sadar kita telah meminta kepada Allah untuk membalaskan dendam kita. Padahal, Allah lebih menyukai orang yang memaafkan. Adapun bentuk hukuman Allah bagi mereka yang berbuat zalim bukanlah urusan kita. Allahlah yang

    Jiwa yang lapang tak surut dilecut, hati yang teduh tak gersang dikekang, pikiran merdeka melintas batas Lapas. (Prof. DR. Melani Budianta -- UI)

  • 20 Terali Jiwa

    kelak lebih berhak memberikan hukuman tersebut. Kita simak penjelasan Rasulullah (berkaitan dengan orang yang berbuat zalim) berikut.

    Kelak pada hari kiamat, hamba-hamba Allah akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang bulat dan tak beralas kaki, benar-benar dalam keadaan polos. Kami (para sahabat) bertanya: Apakah polos itu? Nabi saw. menjawab: Tidak ada sesuatu pun pada tubuhnya. Dalam keadaan itulah mereka mendengar suara panggilan yang dapat didengar orang-orang yang jauh dan dekat: Akulah Daiyyan, Akulah Raja. Tidak selayaknya ahli neraka masuk neraka selama masih mempunyai hak pada ahli surga sebelum Aku selesaikan haknya. Dan tidak sepantasnya ahli surga masuk surga selama ahli neraka masih mempunyai hak padanya sebelum Aku selesaikan lebih dahulu, sekalipun hanya satu tamparan. Para sahabat bertanya: Bagaimana cara membayarnya sedangkan kita telanjang dan polos? Nabi saw. menjawab dengan ringkas: Pahala kebaikan dan dosa kejahatan. Orang yang disebut muflis (bangkrut/

    Sebuah kesadaran sejati lahir dari kesucian jiwa yang menyadari bahwa kehidupan dunia ini tidaklah abadi. Persiapan diri dengan pengabdian tiada henti itulah perbekalan hakiki untuk menghadap Illahi. (Ust. Abu Robbani)

  • Terali Jiwa 21

    pailit) dari golongan umatku ialah orang yang datang pada hari kiamat membawa amal ibadahnya berupa shalat, shaum dan zakat, tapi di samping itu ia membawa dosa karena pernah memaki, menuduh, memakan harta orang tanpa hak, menumpahkan darah dan memukul. Orang yang pernah dianiaya diberi pahala dari amal perbuatan yang menganiayanya. Demikian seterusnya. Apabila amal kebaikannya telah habis, diambilkan dosa orang yang dianiaya itu dan dibebankan kepadanya sehingga ia berhak dimasukkan ke dalam neraka dan kemudian dilaksanakan hukuman baginya.

    Karenanya, berpikir positiflah selalu kepada Allah. Ia adalah Hakim yang paling baik dan paling adil. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula. (Q.S. Al Zalzalah 99: 7-8)

    K a r e n a n y a , j a n g a n j a d i k a n

    Orang yang baik bukanlah orang yang tak pernah berbuat salah, akan tetapi orang baik adalah orang yang sadar akan kesalahannya dan berjanji untuk memperbaikinya.

    Manusia berada pada dua kutub yang bertolak belakang, antara malaikat yang taat dan iblis yang selalu berbuat dosa. Manusia tak mungkin menjadi malaikat, tapi jangan menjadi iblis. Jadikanlah dirimu sebagai manusia yang baik. (K.H. Muhaimin Lufti -- Kakanwil Depag Jabar).

  • 22 Terali Jiwa

    kesusahan dan penderitaan kita sia-sia. Jadikanlah ia sebagai peluntur dosa, anak tangga mencapai derajat yang lebih tinggi di hadapan Allah Sang Maha Pencipta, serta sarana menggapai surga yang penuh kenikmatan. Sangat mungkin, tanpa ujian ini kita takkan pernah dapat mencium harumnya surga karena amal-amal kita selama ini (baik kepada Allah maupun kepada sesama) tidak mencukupi untuk mendapatkan tiket menuju surga.

    . . .Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S. Al Baqarah 2: 216)

    Kita harus yakin bahwa Allah Maha Melihat. Hakim, jaksa, pengacara, dan polisi hanya memiliki dua mata dengan sedikit ilmu yang terkadang tak cukup tajam untuk melihat suatu kebenaran. Akan tetapi Allah Maha Melihat. Seluruh penderitaan

    Ada tiga kiat menghadapi suatu cobaan: 1. Bertobat, ambil wudhu dan shalat tobat dua rakaat. 2. Menerima, tiada semata-mata cobaan ini diberikan kecuali dengan izin dan kehendak-Nya. 3. Bersabar, karena cobaan diberikan pada orang yang terpilih dan akan ada akhirnya. Man Propose, God Dispose. Manusia berencana, Tuhan yang menentukan. (Prof. Firman F. wirakusumah -- Unpad)

  • Terali Jiwa 23

    Berikut ringkasan kisah Nabi Yusuf a.s. yang mendekam di dalam penjara bukan karena berbuat kejahatan, namun justru karena ia tak mau mengikuti ajakan seseorang yang berpengaruh untuk berbuat tidak benar.

    Setelah dibuang oleh saudara-saudaranya ke dasar sumur dan ditemukan oleh para musafir, Yusuf dijual oleh para musafir tersebut kepada Menteri Raja Mesir yang bernama Qitfir. Qitfir ini memiliki istri bernama Zulaikha.

    Yusuf pun beranjak dewasa . Allah memberinya ketampanan dan ilmu pengetahuan. Karena ketampanan Yusuf, Zulaikha kemudian jatuh hati dan mencintai Yusuf. Ketika suami Zulaikha tengah bertugas ke istana kerajaan, Zulaikha menggoda Yusuf

    akan dicatat di dalam buku amal yang sangat akurat dan akan sangat bermanfaat untuk mensucikan dosa-dosa yang pernah diperbuat.

    Lapas adalah rumah pendidikan untuk mengggali kesadaran nurani untuk bisa menuntun emosi ke arah yang lebih berhati-hati.

    Dalam hening kesendirian, sedih sepi, nyeri dan iri, kumpulkan dalam hati, jadikan potensi agar berani mendekat ke hadirat Ilahi Rabbi.

    Di luar tembok rumah pendidikan, tidak mudah kita merenung mencari jati diri. Manfaatkan sisa waktu Anda untuk yakin bahwa Tuhan selalu ada dengan kasih sayang-Nya. (DR.Terry Sriwana - UIN Bandung)

  • 24 Terali Jiwa

    dengan memperlihatkan tubuhnya dan mengunci semua pintu seraya berkata, Hai Yusuf, kemarilah! Hampir saja Yusuf tergoda, namun Yusuf berhasil mengendalikan dirinya dan berkata, Aku berlindung kepada Allah, dan sesungguhnya tuanku (Qitfir) telah memperlakukan aku dengan baik.

    Zulaikha yang telah dikuasai oleh syahwatnya menjadi sangat marah terhadap penolakan Yusuf. Ia pun menarik baju Yusuf yang berlari menuju pintu hendak keluar, sehingga baju Yusuf pun sobek. Kemudian keduanya mendapati Qitfir di depan pintu dan Zulaikha lantas menghampiri suaminya tersebut dan memfitnah Yusuf. Ia berkata pada suaminya, Apakah balasan terhadap orang yang hendak berbuat serong pada istrimu selain dipenjarakan? Yusuf pun berusaha menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

    Singkat cerita, penolakan Yusuf terhadap ajak an Zula ik ha tersebut menyebabkan Yusuf harus mendekam di dalam penjara. Yusuf berkata, Wahai Tuanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakannya.

    Mengaji adalah modal dari taqwa. Kerjakan sekarang juga, jangan tunggu esok. (Ust. Hari Moekti)

    Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu. (Q.S. 14: 7) (Prof. Rohim Suratman Kopertis IV)

  • Terali Jiwa 25

    BAGIAN VSABAR DAN SYUKUR

    Bagaimana pun kondisi dan keadaan kita, kita harus tetap menyikapinya dengan tegar dan selalu berpikir positif. Sabar dan syukur adalah kuncinya. Cara memperoleh kunci itu adalah dengan memahami bahwa :

    a. Dunia ini hanyalah sementara dan permainan belaka. Yang abadi adalah kehidupan di alam akhirat. Maka, jadikanlah dunia ini sebagai ladang untuk menyemai amal sehingga kita dapat menuai hasilnya di kampung akhirat kelak.

    b. Penderitaan yang dirasakan saat ini harus dijadikan sebagai sarana untuk bermuhasabah/ introspeksi diri. Jangan menambah derita di atas derita dengan keluh kesah berkepanjangan. Peristiwa adalah suatu kepastian, tetapi sikap kita atas peristiwa tersebut adalah pilihan.

    Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukpkan pahala mereka tanpa batas. (Az-Zumar : 10)

    Bagi mereka yang sabar dalam menghadapi penderitaan, surgalah imbalannya. (Ali Imran: 142, Al Baqarah; 214) (H. D.Sukma W Bupati Sukabumi)

  • 26 Terali Jiwa

    Dengan sangat cerdas dan bijak Ali bin Abi Thalib berkata, Jika engkau bersabar, takdir akan tetap berlaku bagimu, dan engkau akan mendapatkan pahala. Jika engkau berkeluh kesah, takdir juga akan tetap berlaku bagimu, dan engkau akan mendapatkan dosa.

    c. Waktu yang kita lalui bukanlah untuk disia-siakan dengan hanya meratapi nasib yang menimpa, tetapi untuk diisi dengan hal-hal yang bermanfaat bagi diri dan untuk sesama. Banyak hal yang dapat kita perbuat untuk mengisi waktu. Membaca adalah salah satu kegiatan yang dapat dilakukan. Dengan banyak membaca, pemahaman kita akan makna kehidupan akan semakin terasah, sehingga kita pun bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat kepada teman-teman kita.

    d. Hukuman yang dijalani adalah untuk

    Sabar sesaat dari godaan melakukan kejahatan, pelanggaran, dan kemaksiatan jauh lebih ringan daripada harus sabar setelah melakukan semua itu yang menuntut kesabaran lebih lama, lebih berat, dan lebih menyakitkan(Ibnul Qoyyim) (K.H. Tajuddin Noor)]

    Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al Baqarah 2: 153)

  • Terali Jiwa 27

    memperbaiki diri, bukan untuk membuat kesalahan-kesalahan baru. Adalah sebuah kerugian yang luar biasa bila kita menjadikan hukuman yang dijalani sebagai ladang tempat menyemai kesalahan.

    e. Hukuman yang dijalani dapat menjadi kifarat (penebus) atas dosa-dosa yang telah diperbuat bila dijalani dengan ikhlas, sehingga pada saat hari hisab kelak dosa-dosa tersebut telah terhapus dari buku catatan amal. Kita simak kisah berikut. Dari Abu Nujaid Imran bin Al Husain Al Khuzaiy r.a., ia berkata: Ada seorang wanita dari Juhainah datang kepada Rasulullah saw. Saat itu ia sedang hamil karena berzina. Ia berkata, Ya Rasulullah, saya telah melakukan kesalahan dan saya harus dihukum, maka laksanakanlah hukuman itu atas diri saya. Kemudian Rasulullah saw.

    Sesungguhnya Allah gembira menerima tobat hamba-Nya, melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian ketika menemukan kembali untanya yang hilang di padang yang luas. (H.R. Bukhari)

    Lepaskan jiwamu dari belenggu, dan bermunajatlah pada Sang Pencipta. Niscaya akan kau rasakan tetes embun pagi merambati palung hatimu. (Asep Tatang, SH. -- Pengacara)

  • 28 Terali Jiwa

    memanggil walinya seraya berkata, Perlakukanlah baik-baik wanita ini. Apabila sudah melahirkan, bawalah ia kemari. Maka dilaksanakanlah perintah itu oleh walinya. Setelah wanita itu melahirkan, dibawalah ia ke hadapan Rasulullah saw. Kemudian, diikatkanlah pakaiannya dan dirajam. Setelah meninggal, Rasulullah saw. menyalatkannya. Umar berkata kepada Rasulullah saw., Ya Rasulullah, mengapa engkau menyalatkan wanita itu, padahal ia telah berzina? Rasulullah saw.menjawab, Wanita itu benar-benar bertaubat, dan seandainya taubatnya dibagi pada tujuh puluh orang penduduk Madinah, niscaya masih cukup. Pernahkan kamu mendapatkan orang yang lebih utama daripada seseorang yang telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung? (H.R. Muslim)

    f. Sikap putus asa hanya akan membuat diri semakin menderita. Banyak hal bermanfaat yang dapat dilakukan.

    Obat yang mujarab untuk orang yang sedang sakit, baik fisik maupun psikis adalah vitamin: 1.Shabar 2.Shalat 3.Semangat dalam menghadapi cobaan/ujian. (Prof. DR. dr. Rully Roesli, Sp.PD(K) RSHS)

  • Terali Jiwa 29

    Kalaulah saat ini badan terkungkung, bukan berarti harapan menjadi musnah dari dalam jiwa. Harapan akan kehidupan yang lebih baik harus selalu menyala, sehingga usia dipenuhi berkah. Lawanlah bisikan-bisikan setan yang dapat membuat pikiran menjadi stres.

    Untuk lebih memantapkan sikap kita yang berkaitan dengan sabar dan syukur, berikut petikan kisah Nabi Ayub a.s.

    Nabi Ayub a.s. adalah hamba Allah yang terkenal sabar dan penyayang. Karenanya Allah membanggakan Ayub kepada segenap makhluknya. Mendengar pujian Allah terhadap Ayub, setan berkata, Allah, Engkau tak perlu membanggakan Ayub. Dia sabar dan baik budi karena hidup serba berkecukupan. Aku sangsi apakah Ayub tetap memperlihatkan sikap terpuji jika Engkau menimpakan ujian kemelaratan dan kenistaan.

    Jatuh bangun kehidupan akan berharga, jika 1. Ketawakalan tumbuhkan cinta bagi sesama, 2. Keikhlasan suburkan hati yang bertaqwa, 3. Kebaikan sinari jiwa, 4. Kesabaran sehatkan jasmani dan rohani. Maka motto kehidupan adalah Kerja keras bagi kemaslahatan sesama dengan ketulusan dan rasa syukur. (Prof. DR. Srihadi Sudarsono -- ITB)

  • 30 Terali Jiwa

    Menanggapi kesangsian setan, Allah lantas membuktikan keutamaan Ayub. Ayub pun kemudian menjadi bangkrut, putra-putranya meninggal, dan ia ditimpa penyakit. Badannya membusuk, belatung pun menempel pada tubuhnya. Satu per satu istri-istrinya meninggalkannya, hanya satu yang setia. Namun, dalam keterpurukan tersebut, Ayub tetap ingat dan patuh kepada Allah. Ia selalu berdoa agar diberi ketabahan dalam menjalani segala ujian dan cobaan.

    Setelah sangat lama berada dalam penderitaan dan telah nyata bahwa Ayub tidaklah menjadi ingkar karena semua ujian itu, Allah pun kemudian memberi kesembuhan padanya.

    Hidup ini pilihan. Terali besi atau kebebasan adalah kondisi yang mengingatkan manusia akan sebuah permainan hidup. Perjalanan tanpa batas yang selalu mengajak manusia untuk berpikir dengan menggunakan akal sebagai proses penemuan jati diri yang sesungguhnya. (Soraya Haque Artis, model)

    Jangan buang waktu untuk berkeluh kesah. Tuhan pasti memberi jalan pada kita yang mau berjuang keras untuk mengubah nasib. Keadaan sulit adalah tempat terbaik untuk kita sekolah. Makin berat pelajarannya, tapi makin berani dan rajin kita menghadapinya, maka kesuksesan dapat diraih. (Prof. Dr. Didi T -- Rektor Unpas)

  • Terali Jiwa 31

    BAGIAN VIDEMI WAKTU

    Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al Ashr 103: 1-3)

    Di negeri ini pernah hidup seorang ulama yang sangat produktif dalam berkarya. Sangat banyak karyanya yang menjadi sumber inspirasi bagi manusia. Di Bawah Lindungan Kabah dan Tenggelamnya Kapal Van der Wijk adalah karyanya yang sangat terkenal di samping seabrek karya lainnya. Mungkin, di antara kita ada yang berkata, Ya jelas dong, beliau kan punya banyak waktu dan kesempatan untuk menghasilkan karya

    Hari ini harus lebih baik daripada kemarin. Besok harus lebih mulia daripada hari ini.

    Orang yang bertaubat dari dosa, tak ubahnya dengan orang yang tak pernah berbuat dosa.

    Orang yang paling mulia bukan yang tidak pernah berbuat dosa dan salah, tetapi yang mau bersegera menuju ampunan Allah swt. (Intisari Q.S. Al Hujuraat: 13, Ali Imran: 133) (K.H. Athian Ali)

    Harta utama manusia adalah kesehatan. Kehancuran utama manusia adalah keputusasaaan. (H. Abubakar Bupati Bandung Barat)

  • 32 Terali Jiwa

    seperti itu! Betul! Beliau memang punya banyak waktu dan kesempatan karena beliau begitu menghargai detik demi detik waktu dalam hidupnya, mengisinya dengan hal-hal bermanfaat. Karena tak ada waktu yang disia-siakannya itulah yang membuatnya seperti memiliki banyak waktu. Terlebih ketika beliau berada di dalam jeruji besi. Di dalam tahanan itulah beliau menulis dan menyelesaikan karya terbesarnya yaitu TAFSIR AL AZHAR. Sebuah karya monumental yang sampai saat ini menjadi rujukan banyak orang. Ulama itu biasa disapa dengan Hamka, singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah.

    Jeruji besi bisa mengurung tubuhnya, tetapi tidak menjadi terali bagi jiwanya. Ia tak mau merugi demi waktu. Waktu akan terus mengalir, takkan surut ke belakang, dan tak dapat diputar ulang. Karenanya, beliau memanfaatkan detik demi detik dengan sebaik-baiknya di dalam ruang sempit yang dibatasi jeruji besi. Hasilnya adalah terciptanya karya yang sangat bermanfaat bagi sesama dan menjadi jariyah yang pahalanya akan terus mengalir, menembus alam barzah, walau saat ini tubuhnya telah

    Jika Allah memerintahkan untuk bersyukur dan bersabar, karena itulah jiwa dari kehidupan. Tapi syukur dan sabar baru bermakna bila dilandasi keikhlasan karena Allah dan tawakal. (Ust. Syakir Jamaluddin, MA)

  • Terali Jiwa 33

    kembali lebur menjadi tanah. Andai kondisi yang serba terbatas

    membuat tak bisa istirahat (tidur), shalat dan bezikirlah kepada Allah. Hanya dengan shalat dan berzikir/ingat kepada Allah-lah hati menjadi tentram. Banyak hal yang dapat kita contoh dari Rasul dan para sahabatnya. Mereka menyengaja mengurangi tidur dan menggantinya dengan melakukan shalat. Dalam sejumlah riwayat diceritakan bahwa Rasulullah saw. sampai bengkak kakinya karena selalu melakukan shalat malam/shalat tahajud. Hal lainnya yang bisa dilakukan adalah membaca dan menghafal ayat-ayat suci. Jangan sampai ada sedetik pun waktu yang dilewati dengan sia-sia. Dengan membaca dan menghafal firman-firman Allah, kelak akan muncul semangat untuk memahaminya lebih dalam lagi untuk selanjutnya berupaya mempraktekkannya dalam setiap gerak langkah.

    Tetesan air mata adalah rahmat yang dikaruniakan Allah Taala ke dalam hati hamba-hamba-Nya. (Al hadits) (Ust. Aang Umansyah, S.Ag -- Kepala Instalasi Binroh RSUD Cibabat)

  • 34 Terali Jiwa

    Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya menjulang

    ke langit. Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan

    seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia

    agar mereka selalu ingat. (Q.S. Ibrahim 14: 24-25)

    Sangat menakjubkan orang mukmin itu. Segala urusannya

    sangat baik baginya. Bila mendapatkan kesenangan ia

    bersyukur, maka yang demikian itu sangat baik baginya. Bila ia tertimpa kesukaran ia bersabar, dan itu pun sangat baik baginya. (H.R. Muslim)

  • Terali Jiwa 35

    BAGIAN VIIMENGKAJI DIRI

    DAN HUBUNGAN SOSIAL

    IQRA! (BACALAH!) adalah perintah pertama dari Allah kepada Rasulullah Muhammad saw. yang disampaikan melalui perantaraan Malaikat Jibril. Membaca pada hakikatnya tidak hanya terbatas pada cara memahami rentetan huruf, tetapi juga meliputi upaya memahami segala sesuatu yang terjadi di sekeliling kita. Bila demikian, kita harus berupaya untuk memahami dan memaknai dengan benar setiap hal yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan, tak terkecuali ketika cobaan dan penderitaan tengah mendera diri kita. Bahkan pada saat-saat seperti inilah kepekaan kita untuk dapat membaca sangatlah tajam. Jangan lewatkan masa-masa ini untuk :

    1. Membaca diri . Kita harus mampu membaca kelemahan-kelemah-an yang ada di dalam diri , sehingga kedepannya kita mampu memperbaikinya.

    Konon, sahabat adalah mereka yang menghampiri kita ketika seluruh dunia menjauh, karena persahabatan itu seperti tangan dengan mata. Saat tangan terluka, mata menangis. Saat mata menangis, tangan menghapusnya. (dr. H. Judi Endjun, Sp.OG)

  • 36 Terali Jiwa

    M i s a l ny a s a j a s e l a m a i n i kelemahan kita terletak pada ketidakmampuan mengendali-kan emosi. Setelah kelemahan i tu terbaca dengan je las, tentunya kita akan berupaya mengubahnya menjadi sikap yang baik. Terlebih Rasulullah saw. telah mengingatkan kita bahwa orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat ototnya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan emosinya. Selain membaca kelemahan-kelemahan, kita pun harus mampu membaca kekuatan/potensi yang ada di dalam diri kita. Biasanya, saat seseorang sedang kepepet, potensi yang tadinya terpendam mendadak keluar. Potensi itu harus terus kita pupuk hingga mendatangkan manfaat. Kita ambil contoh sederhana. Saat kita dikejar seekor anjing, mendadak kita

    Pujian itu bangaikan minyak wangi. Hanya baik untuk dicium dan jika diminum bisa memabukkan. Cacian bagaikan angin busuk. Dengan dibiarkan, akan hilang sendiri. (K.H. Alan Nur Ridwan)

  • Terali Jiwa 37

    dapat berlari dengan sangat cepat dan menempuh jarak yang cukup jauh, padahal kalau dalam kondisi normal, berlari sedikit saja napas kita sudah kembang kempis.

    2 . M embaca k arakter is t ik keluarga dan teman-teman k ita . Ak an sangat banyak orang yang mendekat kepada kita saat kita tengah bahagia dan mendatangkan manfaat bagi mereka. Apalagi kalau kita tengah berada di puncak k e s u k s e s a n , o r a n g - o r a n g yang selama ini tak kita kenal pun mendadak datang dan mengaku sebagai saudara. Nah, saat kita tengah berada dalam kesusahan, kita bisa membaca karakter asli mereka. Kalau kita memiliki istri, kemudian dalam derita yang tengah kita jalani sang istri tetap setia, berarti ia adalah istri sejati. Selain itu, dari sekian banyak teman dan sahabat, kita bisa melihat mana

    Berbuat jahat baiknya hanya sekali. Berbuat baik jangan sekali. Sebaik-baik guru adalah yang sudah tidak terpakai lagi karena hasil didikannya sudah bisa menggantikannya. (K.H. Djaelani M.Pd)

  • 38 Terali Jiwa

    di antara mereka yang tetap setia menjadi sahabat. Benarlah kata pepatah, teman sejati itu ada dalam derita. Lantas, manfaat apa yang dapat kita ambil dari membaca karakteristik keluarga dan teman-teman kita itu? Jelas bukan untuk membenci mereka yang menjauhi kita, tapi sebagai cermin bahwa dunia ini penuh dengan kepalsuan. Saat kita bisa menyelami makna kepalsuan itu dengan pengalaman, artinya kita telah pula memahami dengan baik firman Allah yang mengatakan bahwa dunia ini hanyalah permainan belaka. Pemahaman tersebut tentunya ak an semak in menambah keimanan kita sekaligus menjadi bekal dalam pergaulan hidup pada masa-masa mendatang. Yves Saint Laurent ( YSL) ,

    Lapas bukanlah tempat yang hina. Tidak semua orang yang berada di Lapas bersalah di mata Tuhan. Banyak orang yang sukses berawal dari lapas. Lihat kisah orang-orang terdahulu, para nabi dan para sahabat. Mereka malah memilih penjara untuk menempa keimanan. Anda jangan merasa hina karena Anda ada di dalam Lapas, malah Anda adalah orang yang beruntung karena dosa Anda telah Anda tebus. Mudah-mudahan kelak Anda menghadap Tuhan sudah tanpa dosa. (Ust. Syaban)

  • Terali Jiwa 39

    perancang mode terkenal Perancis, sebelum tutup usia s e m p a t m e n u l i s t e n t a n g kegersangan hidupnya yang bergelimang pujian. Begini k at a nya , S aya m e n g e n a l ketakutan dan kesendirian. Obat-obatan dan teman-teman palsu itu. Penjara depresi dan rumah sakit. Saya berhasil keluar dari itu semua, silau tetapi sadar.Tulisan yang menggambarkan kekecewaan yang sangat dalam pada kepalsuan di sekelilingnya y a n g m e n y e r e t n y a p a d a penderitaan batin.

    Wahai dunia! Berkhidmatlah kepada orang yang telah berkhidmat kepada-Ku, dan perbudaklah orang yang mengabdi kepadamu. (Hadits Qudsi)

    Mengharapkan perubahan tanpa mau mengubah diri adalah kesia-siaan. (Prof. DR. H. Ganjar K Rektor Unpad)

  • 40 Terali Jiwa

    Ya Allah..., perbaikilah urusan dunia kami karena di sinilah kami hidup,

    dan perbaikilah urusan akhirat kami karena ke sanalah kami akan

    kembali. (Al Hadits)

    Sesungguhnya orang yang tunduk patuh berserah diri kepda qodlo-Ku, rido dengan hukum-Ku, dan

    bersabar atas ujian dan cobaan-Ku, niscaya Aku bangkitkan dirinya

    pada hari kiamat kelak bersama-sama dengan orang-orang yang mempunyai martabat Shiddiqin.

    (Hadits Qudsi)

  • Terali Jiwa 41

    BAGIAN VIIIMENJAGA KESEHATAN

    Seburuk apa pun episode kehidupan yang kita jalani, kita harus senantiasa memanfaatkan celah yang mendatangkan manfaat positif untuk jiwa dan raga kita. Berikut kiat-kiat praktis dalam upaya menjaga kesehatan:

    1. Berolahraga setiap pagi di bawah sinar matahari. Kegiatan ini akan membuat otot-otot berfungsi dengan baik, aliran darah akan menjadi lancar, sinar matahari pagi dapat diserap dengan baik, dan merangsang terbentuknya sel-sel baru di dalam tubuh.

    2. Selalu aktif sehingga tak ada waktu untuk melamun. Dengan mengaktifkan diri, kita akan menjadi sehat. Kita lihat saja bagaimana perbandingan air yang mengalir dengan air yang tergenang. Air yang tergenang akan lebih cepat kotor dan menampung berbagai penyakit. Demikian pula dengan diri kita.

    Hiduplah dengan mencontoh teratai. Walaupun di comberan ia tidak tenggelam, bahkan memberikan pemandangan yang indah. (Prof. Dr. Sudigdoadi Komisi X DPR RI)

  • 42 Terali Jiwa

    Bila waktu luang kita isi dengan hanya berdiam diri, berbagai penyakit (baik itu yang sifatnya fisik atau psikis/kejiwaan) akan cepat hinggap di dalam diri kita.

    3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.Kebersihan merupakan pangkal dari kesehatan. Karenanya, upayak an kebers ihan dir i dan lingkungan semaksimal mungkin. Mulailah dari diri sendiri, sehingga orang-orang di sekitar kita akan mencontoh sikap dan perilaku kita.

    4. Buanglah dahak pada tempat yang telah disediakan untuk menghindari penularan penyakit (TBC misalnya).Di dalam dahak terdapat sangat banyak kuman yang bisa terhirup lewat udara. Bila kita sehat, kita tentunya tak ingin tertular penyakit. Karenanya, ketika tengah mengidap penyakit, selain mengupayakan kesem-buhan untuk diri sendiri, kita

    Runtuhnya hidup seseorang adalah ketika dia tidak lagi punya harapan untuk bangkit. Harapan itu dapat dihadirkan dengan mengingat kasih sayang dan pemberian Allah yang mungkin selama ini disia-siakan. (Ust. Asep Dudi -- Unisba)

  • Terali Jiwa 43

    hendaknya memikirkan pula kesehatan orang lain. Bila tidak, penyakit akan terus berputar-putar di lingkungan sekitar dan mengancam hidup kita. Atau bisa juga penyakit tersebut menulari orang-orang yang kita sayangi (keluarga dan sahabat) yang menjenguk kita. Walaupun kita tak divonis sakit, adalah lebih baik untuk membuang dahak pada tempat yang telah disediakan.

    5. Tidak mengenakan pakaian orang lain untuk menghindari terkena penyakit kulit. Penyakit kulit sangat mudah menular. Karenanya, biasakan mengenak an pak aian dan h a n d u k s e n d i r i . J a n g a n meminjam atau meminjamkan pakaian dan handuk kepada orang la in. Penyak it kul i t hendaknya jangan dianggap remeh. Ser ingan apa pun penyakit, tetap harus dihindari.

    6. Melaporkan kepada petugas bila

    Rasul bersabda, Manusia itu ibarat barang tambang. Barang tambang emas atau perak di masa jahiliyah akan dilanjutkan pada masa Islam apabila mereka paham terhadap Al Islam. (Ust. M. Kariem Abdullah)

  • 44 Terali Jiwa

    ada keluhan.Bila merasa sakit, hendaknya langsung melaporkan kepada petugas agar segera dilakukan pemeriksaan. Demikian pula bila kita melihat ada teman yang tengah sakit. Kita harus melaporkan sesegera mungkin kepada petugas.

    7. Tidak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan narkoba. Narkoba itu awalnya dari ramuan Indian, satu keluarga dengan teh, kopi, coklat, dan tembakau. Ramuan tersebut digunakan untuk pengobatan atau bagian dari ritual. Bangsa barat kemudian mengambil kekayaan tradisional bangsa Indian ini tanpa mengetahui efek sampingnya, sehingga kemudian t e r j a d i p e n y i m p a n g a n -penyimpangan, misalnya saja untuk menghilangkan stres. Penggunaan narkoba (apapun

    Hormatilah dia tapi jangan lupa keburukannya. Berilah dia tapi jangan lupa kebaikannya. Raihlah semangat istigfar. Reguklah hangatnya Suhanallah, Alhamdulillah, Allaahu Akbar. Capailah pelukan rido Ilahi. Kepakan sayap rahmat Allah, taburkan benih kesejukan hati. Gapai keridoan Allah duia dan akhirat (K.H. Endang Djadjuli)

  • Terali Jiwa 45

    b e n t u k n y a ) h a n y a a k a n merugikan diri kita. Ingat, bahwa hukuman yang dijalani adalah untuk memperbaiki diri, bukan untuk menambah-nambah kesalahan dan dosa.

    8. Tidak menggunakan jarum suntik atau tato untuk menghindari penularan HIV/AIDS.HIV/AIDS adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Maka, waspada terhadap penyakit ini adalah suatu kemestian yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Penularan tertinggi penyakit ini adalah melalui jarum suntik.

    9. Tidak melakukan anal seks.Selain berdosa, hubungan seks tersebut dapat menyebabkan timbulnya penyakit kelamin dan penularan HIV/AIDS.

    Jangan sia-siakan tubuh kita. Allah masih memberikan kita napas. Artinya, harapan masih terbentang luas. Bila saat ini kita tidak berupaya menjaga kesehatan, berarti kita telah membunuh harapan dan masa depan.

    Kesuksesan seorang manusia hanya satu kata: Ikhlas (Prof. Dr. H.M. Nurhalim Shahib -- FK Unpad)

  • 46 Terali Jiwa

    Ingat, masa depan bukan untuk dibunuh, tetapi dicita-citakan agar dapat lebih baik dan dan kita harus mengupayakannya dengan penuh perjuangan.

    Allah berfirman dalam hadis qudsi, Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya rahmat-Ku telah mendahului murka-Ku. Telah Aku penuhi permintaanmu sebelum kamu meminta. Telah Aku ampuni dirimu sebelum kamu meminta ampun. Barangsiapa di antara kalian menemuiku dalam keadaan ber-saksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba-Ku dan rasul-Ku, niscaya aku masukkan dia ke dalam surga-Ku. (H.R. Abu Nuaim) (Ust. Fathurohman)

    dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri. Berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al Baqarah 2: 195)

  • Terali Jiwa 47

    BAGIAN IXJANGAN PENJARAKAN JIWAMU!

    Penjara yang hakiki bukanlah jeruji besi yang membatasi gerak langkah. Penjara yang hakiki adalah kungkungan nafsu yang membuat nurani menjadi membeku. Betapa banyak orang yang gerak langkahnya tidak terbatas oleh ruang yang sempit tetapi batinnya terpenjara oleh nafsu yang telah ia jadikan sebagai tuhan.

    K e t i k a n a fs u a m a r a h ( n a fs u yang mengajak pada keburukan) selalu memenangk an per tempuran dalam melawan nafsu muthmainnah (nafsu yang mengajak pada kebaikan); ketika akal tak lagi dimanfaatkan untuk mengontrol nafsu; ketika nafsu lawwamah (nafsu yang mengingatkan) telah semakin lemah tak berdaya; ketika fisik yang sempurna digunakan untuk mengelabui sesama, ketika itulah sifat hanif (sifat dasar manusia yang cenderung pada kebaikan) telah dipasung oleh nafsu amarah yang telah menjadi raja di dalam diri. Itulah Terali Jiwa yang kelak akan menjerumuskan manusia pada kesesatan. Bila hal ini terjadi, ruang gerak

    Ruang yang sempit dapat membatasi gerak langkah, tapi tak bisa mengurung jiwa dan pemikiran. (Gani Yordani --editor)

  • 48 Terali Jiwa

    yang luas hanya akan menambah banyak keburukan dalam hidup. Sangat mungkin dari luar seseorang terlihat sangat bahagia dengan gelimang harta, namun sebenarnya sang jiwa tidak tumbuh dengan subur dan baik. Kebebasannya untuk melakukan apa pun dengan tanpa batas pada hakikatnya merupakan terali bagi jiwanya, sehingga sang jiwa menjadi kerdil, terkungkung nafsu yang telah memenjarakannya. Naudzubillaahi min dzalik. Kita berlindung kepada Allah dari keadaan jiwa yang demikian.

    J e r u j i b e s i m e m a n g d a p a t membatasi gerak langkah, namun ia tak dapat memasung jiwa yang merindukan kebenaran dan kebahagiaan hakiki. Mereka yang selalu berupaya untuk menghiasi jiwanya dengan kebaikan, itulah golongan orang-orang yang beruntung. Allah telah menunjukkan jalan kefasikan dan ketakwaan kepada sang jiwa. Tak ada batasan ruang bagi jiwa untuk menempuh kedua jalan tersebut. Semuanya diserahkan pada kita, apakah akan menempuh jalan kefasikan atau ketakwaan.

    Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang

    Kemarin aku bersalah, hari ini aku belajar, esok hari aku turut membangun. Bahagia dunia dan akhirat akan kugapai. (K.H. Iyep N. Thoat -- Cimahi)

  • Terali Jiwa 49

    mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. Asy-Syams 91: 8-10)

    Marilah kita berupaya melepaskan jiwa dari terali yang memenjarakannya berupa nafsu amarah yang menimbulkan keburukan dan kerusakan. Mari kita sucikan jiwa dengan terus memperbaiki diri ke arah yang lebih baik, sehingga kelak kita dapat menghadap-Nya dengan berbekal jiwa yang tenang serta dinaungi oleh rahmat dan cinta-Nya. Kembali ke haribaan-Nya bersama golongan orang-orang yang beroleh ampunan-Nya, memasuki pintu-pintu surga yang dipenuhi kenikmatan dan kebahagiaan.

    Kita bisa cemas karena apa yang orang pikirkan tentang kita daripada yang Allah pikirkan tentang kita. Padahal Allah berfirman, Jika kamu malu terhadap-Ku, Aku akan malu terhadapmu. (H. Harry Suherman Psikolog)

    Seandainya seseorang mempunyai satu lembah emas, niscaya ia ingin mempunyai lembah yang kedua, dan ia tidak akan pernah merasa puas kecuali tanah sudah memenuhi mulutnya. Dan Allah senantiasa menerima taubat orang yang bertaubat. (H.R. Bukhari dan Muslim)

  • 50 Terali Jiwa

    BAGIAN XMEMPERSIAPKAN

    KEHIDUPAN MENDATANG

    Perjalanan panjang menjalani masa-masa hukuman hendaknya tidak dimaknai sebagai sebuah perjalanan yang hampa. Perjalanan ini mesti dimaknai dan disikapi sebagai sebuah proses penempaan mental dan keahlian untuk bekal kehidupan kelak setelah bebas melangkah, mengarungi dunia luar. Perhatian kita harus benar-benar dipusatkan pada persiapan untuk kehidupan setelah menjalani masa-masa hukuman, sehingga kelak kesalahan yang sama tidak terulang kembali. Pengulangan kesalahan lebih disebabkan ketidaksiapan menghadapi kondisi yang akan datang.

    Tidak hanya godaan untuk mengulangi kesalahan, cacian pun harus siap dihadapi. Ketegaran dan ketahanan mental sangat dibutuhkan dalam menghadapi hal-hal

    Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemiskinan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari lilitan utang dan intimidasi orang. (Doa Rasulullah saw.)

    Jatuh bangun adalah biasa. Manusia tiada yang sempurna. Manusia berbuat salah adalah dosa, karenanya jangan sampai terulang kembali, dan mohon ampunlah pada Allah swt. Lapas adalah tempat menempa diri. Belajarlah, dan yakinlah ini adalah musibah. (H. Osin Mantan Wakil Bupati Kabupaten Sumedang)

  • Terali Jiwa 51

    tersebut. Karenanya, menutup celah-celah bagi masuknya pengaruh-pengaruh negatif memang harus dipersiapkan dengan baik. Kebulatan hati untuk benar-benar bertobat dan tidak mengulangi kesalahan adalah modal utama untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Sikap optimis harus selalu hidup di dalam jiwa. Tidak ada istilah Tak ada jalan bagi orang-orang yang mau berusaha. Pepatah klasik di mana ada kemauan, pasti ada jalan haruslah selalu didengungkan di dalam hati dan pikiran. Kita diwajibkan untuk berikhtiar, dan yakinlah Allah akan membukakan jalan, asalkan ikhitar tersebut berada dalam rel yang benar dan menepis rasa putus asa yang seringkali ditiupkan setan saat kita tengah menjalani proses ikhtiar tersebut.

    Berusalaha menciptakan pekerjaan yang mandiri dengan mengembangkan bakat /potensi yang dimiliki, misalnya saja dengan membuka pangkas rambut/salon, membuka bengkel, menekuni pertukangan, membuat kerajinan tangan, membuka reparasi elektronik, melukis, menulis, dan pekerjaan-pekerjaan mandiri lainnya. Janganlah menggantungkan hidup dan nasib pada manusia. Bergantunglah hanya

    Kegagalan itu hal biasa dalam hidup ini, karena setiap orang pasti punya masalah dan masa lalu. (KH. Ade Bunyamin)

  • 52 Terali Jiwa

    pada Allah Ar-Razaq, karena dialah yang mengatur rezeki hamba-hamba-Nya.

    Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. At-Taubah 9: 105)

    Berikut kisah singkat Karl May yang sukses menjadi penulis terkenal justru karena ia banyak membaca ketika di dalam penjara serta kisah Anton Medan yang berhasil membuka lapangan kerja selepas bebas dari penjara.Karl May Karl Friedrich May (Hohenstein-Ernstthal, Chemnitzer Land, 25 Februari 1842 - Radebeul, Meissen, 30 Maret 1912) adalah penulis Jerman yang sangat populer. Ia merupakan penulis Jerman yang karyanya terlaris sepanjang masa. Buku-buku yang ia tulis bertema petualangan, seperti Winnetou, Kara Ben Nemsi, dan Raja Minyak.

    Renungan: Dalam kehidupan, dari satu kesusahan selalu ada kesusahan lain. Maka, jagalah Qolbumu dengan sabar dan ikhlas. Moralnya: Dalam kesusahan, yakinlah bahwa selalu ada harapan, namun jika dalam kesenangan, jangan lupa tujuan hidup. Maka Allah berikan kebahagiaan dan kearifan. (Farida Srihadi)

  • Terali Jiwa 53

    Karl May lahir tahun 1842. Sejak lahir, Karl kecil menderita cacat buta karena kekurangan gizi. Untungnya, saat ia berumur 5 tahun, Karl kecil dioperasi sehingga ia bisa melihat lagi. Kira-kira umur 27 tahun, Karl dipenjara selama 7 tahun karena dituduh mencuri. Hebatnya, selama di penjara, Karl banyak membaca, terutama buku geografis. Dari itulah Karl mendapat ilham untuk menulis buku petualangan. Ia pun menjadi terkenal. Penggemar karyanya antara lain Adolf Hitler, Albert Einstein, Hermann Hesse dan Bertha von Suttner. Konon, remaja Indonesia tahun 30-an (yang kemudian dikenal sebagai perintis kemerdekaan) mengenal arti kemerdekaan setelah membaca buku-buku Karl May. Buku Karl May yang paling populer adalah Winnetou. Buku itu menceritakan orang Eropa yang ingin berpetualang. Tanpa sengaja, ia bertemu Winnetou, seorang kepala suku Indian Apache. Karena kekuatan pukulan tangan orang Eropa tersebut cukup kuat, ia disebut Old Shatterhand (yang mempunyai arti Tangan Menghancurkan).

    (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Karl_May)

    Tatkala banyak orang baik-baik berada dalam penjara, maka yang di luar penjara pastilah banyak orang-orang jahat, dan sebaliknya pula. Maka lebih baik tidak menghukm orang yang salah daripada menghukum orang yang baik-baik. (H. Hasballah M. Saat -- Mantan menteri)

  • 54 Terali Jiwa

    Anton MedanMenyandang status bekas narapidana

    bukan berarti tertutup sudah kesempatan untuk bermasyarakat dan bekerja. Di kawasan Kampung Sawah, Cibinong, Bogor Jawa Barat bekas narapidana Tan Kok Liong alias Anton Medan menempa keterampilan dan kepercayaan diri mereka yang pernah mendekam di penjara alias narapidana. Lewat Rumah karya atau semacam Balai